Anda di halaman 1dari 5

NERACA PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT)

Adalah suatu neraca pembukuan tentang semua transaksi ekonomi luar negeri, antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnnya, dalam jangka waktu tertentu
biasanya jangka waktu satu tahun. (Sukirno).
Atau
Catatan statistik (ringkas) tentang transaksi ekonomi internasional yang dilakukan oleh
penduduk suatu Negara (perekonomian) dengan penduduk Negara (perekonomian)
lainnya. (Rahardja).
Atau
Merupakan ringkasan yang disusun secara sistematis untuk seluruh transaksi ekonomi dari
suatu negara dengan negara lainnya selama periode tertentu, biasanya dalam kurun waktu
satu tahun.

Neraca pembayaran disusun berdasarkan sistem pencatatan ganda, atau double entry-bookkeeping.
Setiap transaksi yang dicatat sebagai kredit diimbangi dengan transaksi yang dicatat sebagai debit
atau sebaliknya.

Dengan memakai sistem pencatatan ganda, maka jumlah antara kredit dan debit akan sama
dengan nol. Walaupun pada kenyataannya neraca pembayaran mungkin tidak sama dengan nol.

Neraca perdagangan dan neraca pembayaran sering menjadi faktor yang dapat mendorong naik
atau turunnya kurs mata uang suatu negara. Kenaikan atau surplus dari neraca perdagangan dan
neraca pembayaran akan diinterpretasikan sebagai indikasi awal kemungkinan terjadinya
apresiasi suatu mata uang. Sebaliknya penurunan atau defisit neraca perdagangan dan neraca
pembayaran akan diterjemahkan sebagai indikasi awalnya terjadi depresiasi mata uang suatu
negara.

Dengan adanya neraca pembayaran ini dapat diketahui kapan suatu negara mengalami surplus
maupun defisit.

Laporan neraca pembayaran terdiri dari beberapa komponen utama. Adapun komponen neraca
pembayaran yang banyak menjadi perhatian para pelaku perdagangan mata uang asing adalah
rekening berjalan, rekening modal dan rekening cadangan resmi.

Defisit dan Surplus Dalam Neraca Pembayaran

Neraca Pembayaran defisit, terjadi apabila jumlah pembayaran lebih besar daripada jumlah
penerimaan (transaksi kredit < transaksi debet).

Suatu Negara jika mengalami kelebihan impor, dan kelebihan impor tersebut ditutup dengan
menambah pinjaman akomodatif dan mengurangi cadangan (stok) nasional, maka Negara tersebut
sedang mengalami defisit total.

Neraca pembayaran surplus, adalah apabila jumlah penerimaan lebih besar daripada jumlah
pembayaran/ utang (transaksi kredit> transaksi debet).

Jika BOP (Balance Of Payment)=Neraca Pembayaran surplus, bank sentral dapat membayar
utang luar negerinya atau memperoleh aset cadangan tambahan dari luar negeri.

Neraca Pembayaran seimbang, adalah apabila jumlah pembayaran atau utang sama dengan
jumlah penerimaan (transaksi kredit = transaksi debet).

1
Neraca pembayaran atau Balance Of Payment (BOP) dibedakan atas 2 bagian :
1. Passiva
Mencatat transaksi yang menyebabkan negara itu melakukan pembayaran ke negara-negara
lain
2. Aktiva
Mencatat transaksi yang menyebabkan negara itu menerima pembayaran dari negara lain.

Neraca Pembayaran atau BOP juga dibedakan atau terdiri dari :


1. Transaksi Berjalan (Neraca Lancar =Current Account)
2. Lalu Lintas Modal (Neraca Modal = Capital Account)

Neraca Transaksi Berjalan (Current Account) dibedakan atas tiga :


1. Neraca perdagangan (balance of trade)
2. Neraca jasa (services)
3. Neraca non balas jasa (transfer payment)

-Neraca Perdagangan (balance of trade) . Dalam neraca perdagangan dicatat transaksi ekspor
dan impor barang-barang selama satu periode.
Suatu Negara dikatakan mengalami defisit perdagangan bila nilai ekspor barang lebih kecil
daripada nilai impor barang. Sebaliknya Negara tersebut dikatakan mengalami surplus
perdagangan bila nilai ekspor barang lebih besar daripada nilai impornya.
-Neraca Jasa (services), mencatat ekspor dan impor jasa selama satu periode tertentu.
Impor jasa misalnya penggunaan jasa transportasi Negara lain untuk mengirim barang atau
kegiatan lain. Indonesia mungkin menggunakan jasa transportasi perusahaan asing, Misalnya
ketika akan mengekspor minyak mentah dalam skala besar, atau untuk memperlancar transportasi
naik haji, maka Indonesia melakukan impor jasa.

2
Ekspor jasa terjadi bila ada pembelian jasa-jasa dalam negeri oleh pihak asing. Misalnya turis
Belanda yang berlibur ke Indonesia menikmati jasa hotel, restoran dan jasa-jasa lainnya,
merupakan ekspor jasa bagi Indonesia, sekaligus impor jasa bagi Belanda.

Suatu Negara mengalami defisit neraca jasa, bila impor jasa lebih besar daripada ekspornya.
Sebaliknya bila ekspor lebih besar daripada impor jasa, dikatakan mengalami surplus neraca jasa.
-Neraca Nonbalas Jasa (transfer payment) mencatat transaksi-transaksi yang bukan sebagai
akibat balas jasa. Misalnya bila pemerintah Amerika memberikan hibah kepada pemerintah
Negara lain. Hal tersebut akan dicatat dalam neraca nonbalas jasa. Contoh lain adalah bila orang
tua di Indonesia mengirim uang saku untuk anaknya yang kuliah di Amerika.
Suatu Negara dikatakan mengalami surplus neraca lancar bila total ekspor barang dan jasa lebih
besar daripada impor barang dan jasa.
Defisit neraca lancar menunjukkan bahwa pembayaran-pembayaran jangka pendek suatu Negara
lebih besar daripada peneriman-penerimaanya.

Lalu Lintas Modal (Neraca modal = Capital Account)


Neraca modal mencatat arus masuk modal(capital inflow) dan arus keluar modal (capital outflow)
selama periode tertentu.
Atau mencatat arus pembayaran dan penerimaan jangka panjang.
Mencatat pembelian dan penjualan asset-aset finansial seperti surat-surat berharga, deposito
perbankan dan juga investasi langsung.
Neraca Modal dibedakan dua :
-neraca modal pemerintah (official capital) yang mencatat arus keluar masuk modal di sektor
pemerintah
-neraca modal swasta (private capital) yang mencatat arus keluar masuk modal sektor swasta.
Suatu Negara dikatakan mengalami deficit neraca modal bila arus masuk modal lebih kecil
daripada arus keluar. Dan sebaliknya surplus terjadi bila arus masuk lebih besar daripada arus
keluar.

Neraca Penyeimbang (Settlement Account)


Saldo neraca pembayaran adalah sama dengan nol. Maksudnya hasil penjumlahan antara surplus
dan atau defisit neraca lancar (current account) dengan surplus dan atau deficit neraca modal
(capital account) adalah sama dengan nol.
Jika neraca lancar mengalami deficit 100, maka neraca modal harus surplus 100. Atau sebaliknya
bila neraca lancar mengalami surplus 100, seharusnya neraca modal mengalami deficit 100.
Tetapi seringkali terjadi bahwa saldo neraca pembayaran adalah deficit (<0) atau surplus (>0).

Saldo neraca pembayaran mempunyai konsekuensi terhadap nilai tukar mata uang.
-Jika saldo neraca pembayaran defisit, maka permintaan terhadap mata uang asing meningkat atau
penawaran terhadap mata uang domestik meningkat.
Hal ini dapat menyebabkan melemahnya nilai tukar mata uang domestik.
-Sebaliknya surplus neraca pembayaran akan memperkuat nilai tukar domestik.

Jika pemerintah ingin menjaga stabilitas nilai tukar, maka saldo neraca pembayaran harus dibuat
sama dengan nol.

3
Apa yang dilakukan pemerintah untuk membuat saldo neraca pembayaran menjadi sama dengan
nol dapat dilihat dalam neraca penyeimbang (settlement account). Sehingga dapat dikatakan
bahwa neraca penyeimbang adalah bagian dari BOP yang menjelaskan bagaimana surplus atau
deficit BOP dibiayai. Tercakup dalam bagian ini antara lain adalah arus keluar masuk emas,
pembelian dan atau penjualan mata uang domestic serta valuta asing oleh pemerintah.

Misalnya Indonesia mengalami surplus BOP (saldo BOP > 0 ).


Hal ini berarti pertambahan permintaan terhadap rupiah lebih besar daripada pertambahan
penawarannya. Bila dibiarkan di satu sisi akan memperkuat nilai tukar rupiah, tetapi di sisi lain
dapat memperlemah ekspor karena harga jual komoditas Indonesia dalam mata uang asing akan
lebih mahal.

Lalu Lintas Moneter (Monetary Movement)


Bila pemerintah ingin mempertahankan nilai tukar yang berlaku, maka salah satu yang mungkin
dilakukan adalah membeli mata uang asing, agar kelebihan mata uang asing ternetralisir. Dalam
BOP Indonesia tindakan pemerintah menetralisir surplus atau deficit BOP terlihat dalam bagian
lalu lintas moneter (monetary movement).

Selisih Perhitungan
Salah satu factor lain yang menyebabkan saldo BOP tidak sama dengan ketidaklengkapan
informasi dan atau adanya transaksi-transaksi yang tidak tercatat (unrecorded transaction). Dalam
BOP transaksi-transaksi yang tidak tercatat ini dimasukkan ke dalam bagian selisih perhitungan.

Struktur dan Unsur BOP Internasional

A. Transaksi Berjalan (Neraca Lancar =Current Account)


1. Barang (Neraca Perdagangan / Balance of Trade)
- Ekspor
- Impor
2. Jasa-Jasa (Service)
- terima
- Bayar
B. Lalu lintas Modal (Neraca Modal = Capital Account)
1. Pemerintah
- Masuk
- Keluar
2. Swasta
- Masuk
- Keluar
C. Spesial Drawing Right (SDR)
D. Jumlah (A + B + C )
E. Selisih perhitungan
F. Lalu Lintas Moneter atau Cadangan devisa

4
Bentuk Suatu Neraca Pembayaran
(dalam triliun Rupiah)

Passiva (Pembayaran) Aktiva (Penerimaan)


A. Transaksi Berjalan
1. Barang Impor Rp. 270 1. Ekspor Barang Rp. 320
2. Impor Jasa Rp. 40 2. Ekspor Jasa Rp. 30
Jumlah Rp. 310 Jumlah Rp. 350
Jumlah Transaksi berjalan : Rp. +40
B. Lalu Lintas Modal
1. Modal Pemerintah Rp. 20 1. Modal Pemerintah Rp. 50
2. Modal Swasta Rp. 20 2. Modal Swasta Rp. 40
Jumlah Rp. 40 Jumlah Rp. 90
Jumlah Lalu Lintas Modal Rp. +50
C. Gabungan Transaksi Berjalan dan Lalu Lintas Modal Rp. +90
D. Selisih Perhitungan Rp. +2
E. Lalu Lintas Moneter (Neraca Keseluruhan) Rp. -92
Sumber : Sukirno
Dalam setiap BOP akan selalu terjadi perbedaan antara penerimaan atau pembayaran yang
sebenarnya diterima, (yang disebut neraca keseluruhan) dengan catatan yang sebenarnya dalam
pembukuan BOP. untuk menyeimbangkan (membuat nilainya sama) dalam setiap BOP akan
terdapat item : selisih perhitungan (Sukirno).

Contoh BOP diatas, negara mengalami surplus nilainya Rp. 92,

Anda mungkin juga menyukai