Anda di halaman 1dari 9

makalah tentang ” PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT “

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis ucapkan  kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

       ” PANCASILA SEBAGAI SISTEM  FILSAFAT “

            Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan, sampai penulisan,
penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak baik secara
langsung  maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih  dan kepada
teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.

            Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan
di masa yang akan datang, dan penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

                                                                                                      Binjai ,    April  2014

                                                                                                                              Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii   

BAB IPENDAHULUAN........................................................................................................... 1

A.     Latar Belakang................................................................................................................ 1

B.     Rumusan  Masalah........................................................................................................... 1

C.     Tujuan.............................................................................................................................. 2

D.    Manfaat............................................................................................................................ 2

E.     Kerangka berfikir............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 3

A.    Pengertian filasat............................................................................................................... 3

B.     PPancasila  Sebagai suatu system filsafat......................................................................... 4

BAB III PENUTUP................................................................................................................... 8

A.    Kesimpulan ..................................................................................................................... 8

B.     Saran................................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 9

BAB I

A.    Latar Belakang

Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud
dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama
untuk satu tujuan tertentu dan keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Pancasila sebagai system filsafat adalah merupakan kenyataan pancasila sebagai kenyataan yang
obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau
terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang ada dan terletak pada pancasila, sehingga
pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khas dan berbeda dalam system-sistem filsafat yang
lain. Hal ini secara ilmiah disebut sebagai filsafat secara obyektif. Dan untuk mendapatkan makna
yang lebih mendalam dan mendasar, kita perlu mengkaji nilai-nilai pancasila dari kajian filsafat secara
menyeluruh,
B.       Perumusan Masalah

               Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis
memperoleh hasil yang diinginkan, maka  penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah.
Rumusan masalah itu adalah:

1.       Apakah pengertian Filsafat dan Filsafat Pancasila?

2.       Apa yang dimaksud Pancasila sebagai suatu sistem filsafat ?

3.       Apakah fungsi utama filsfat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia?

C.    Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:

1.      Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila.

2.      Untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila dari aspek filsafat.

3.      Untuk mengetahui pengertian filsafat dan filsafat Pancasila.

4.      Untuk mengetahui fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia.

D. Manfaat

               Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah:

1.      Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang Pancasila dari aspek filsafat.

2.      Mahasiswa dapat mengetahui pengertian filsafat dan filsafat pancasila.

3.      Mahasiswa dapat mengetahui fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia.

E.     Kerangka Berfikir

            Dilihat dari sejarah bahwa Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia pada tanggal 18
Agustus 1945, penulis menggunakan kerangka berfikir melalui pendekatan filsafat Pancasila dan
sejarahnya.
            Di bentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Bung Karno diangkat jadi ketua PPKI dan
Bung Hatta menjadi wakil ketua. Cepat dan tindaknya kemerdekaan Indonesia sangat tergantung
pada bangsa Indonesia sendiri setelah bekerja keras tanpa mengenal lelah dan dukungan seluruh
rakyat Indonesia khususnya pemuda – pemuda kita, pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 di dalam
rapat terbuka gedung pegangsaan 56 Jakarta, kemerdekaan indonesia di proklamasikan oleh Bung
Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Filsafat

Dari segi etimologi istilah “filsafat” dalam bahasa Indonesia mempunyai padanan “falsafah” dalam
kata Arab. Sedangkan menurut kata inggris “philosophy”, kata latin “philosophia”, kata belanda
“philosophie”, yang kesemuanya itu diterjemahan dalam kata Indonesia “Filsafat”. “Philosophia” ini
adalah kata benda yang merupakan hasil dari kegiata “philosophien” sebagai kata kerjanya.
Sedangkan kegiatan ini dilakukan oleh philosophos atau filsuf sebagai subjek yang berfilsafat.
Menurut Dr. Harun Nasution, istilah “falsafah” berasal dari bahasa yunani “philein” dan kata ini
mengandung arti “cinta” dan “sophos” dalam arti hikmah (wisdom) (Nasution, 1973).

Istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani, bagsa Yunani-lah yang mula-mula berfilsafat seperti
lazimnya dipahami oleh orang sampai sekarang. Kata ini bersifat majemuk, berasal dari kata “philos”
yag berarti “sahabat” dan kata “Sophia” yang berarti “pengetahuan” yang bijaksana (wished) dalam
bahasa Belanda, atau wisdom kata inggris, dan hikmat menurut kata Arab. Maka philosophia menurut
arti katanya berarti cinta pada pengetahuan yang bijaksana, oleh karena itu mengusahakannya. (Sidi
Gazalba, 1977). Jadi terdapat sedikit perbedaan arti, disatu pihak menyatakan bahwa filsafat
merupakan bentuk majemuk dari “philein” dan “sophos”, (Dr.Harun Nasution,1973) di lain pihak
filsafat dinyatakan dalam bentuk majemuk dari “philos” dan “Sophia” (Sidi Gazalba, 1977) namun
secara sistematis memiliki makna yang sama.

Dengan demikian “filsafat” yang dimaksudkan sebagai kata majemuk dari philein dan sophos
mengandung arti menintai hal-hal yang sifatnya bijaksana, sedangkan filsafat yang merupakan bentuk
majemuk dari philos dan Sophia berkonotasi teman dari kebijaksanaan.

Jadi istilah filsafat merupakan suatu istilah yang pada mulanya secara umum dipergunakan untuk
menyebutkan usaha kearah keutamaan mental (the persuit of mental exellance) (Ali mudhofir, 1980).
B.     Pancasila sebagai suatu sistem filsafat

Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud
dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama
untuk satu tujuan tertentu dan keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat
formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistimologis, serta dasar
aksiologis dari sila Pancasila.

a.      Dasar Ontologis

Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki hakekat mutlak. Subyek
pendukung pokok-pokok Pancasila adalah manusia, hal ini dijelaskan sebagai berikut :

“Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah permusyawaratan/perwakilan, serta
yang berkeadilan social adamah manusia (Notonegoro, 1975:23). Demikian juga jikalau kita pahami
dari segi filsafat Negara, adapun pendukung pokok Negara adalah rakyat, dan unsure rakyat adalah
manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakekat dasar
ontopologis sila-sila pancasila adalah manusia.

Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologism memiliki hal-hal yang mutlak,
yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta kedudukan kodrat manusia sebagai pribadi berdiri
sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu kedudukan kodrat manusia
sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan inilah maka secara hirarkis sila
pertama Ketuhanan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai keempat sila-sila pancasila lainnya
(notonegoro, 1975-53).

b.      Dasar Epistemologis

Dasar epistimologis Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakekatnya juga merupakan suatu
system pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi
bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan Negara
tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi
dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian yang demikian ini telah menjadi suatu
system cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena dijadikan landasan
bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideology (Abdul Gani, 1998). Sebagai suatu
ideology maka panasila memiliki 3 unsur pokok agar dapat menarik loyalitas dari para pendukungnya
yaitu :

1.                  Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya

2.                  Pathos, yaitu penghayatannya

3.                  Ethos, yaitu kesusilaannya (Wibisono, 1996:3)

Sebagai suatu system filsafat atau ideology maka pancasila harus memiliki unsur rasional terutama
dalam kedudukannya sebagai suatu system pengetahuan.

c.       Dasar Aksiologis

Sila-sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya,
sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakekatnya juga merupakan satu kesatuan.
Pada hakekatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana
hubungan nilai tersebut dengan manusia.

Nilai-nilai pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang mengakui nilai
material dan vital. Dengan demikian nilai-nilai pancasila tergolong nilai kerohanian, yang juga
mengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai material, nilai vital, nilai
kebenaran, nilai keindahan, atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral ataupun nilai kesucian yang
secara keseluruhan bersifat sistematik hierarkhis, dimana sila pertama sebagai basisnya sampai sila
kelima sebagai tujuannya (Darmo diharjo).

3.      Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia

a.      Filsafat Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.

Pancasila dirumuskan oleh The Founding Fathers dan lahir dari ways of life bangsa Indonesia, melalui
penelitian dan penyelidikan kesepakatan yang ada pada siding BPUPKI.

Dalam pidatonya Bung Karno 1 juni 1945 mengatakan, bahwa mengenai pentingnya satu
weltanschauung (alat pemersatu bangsa) lebih kurang beliau mengatakan :” we want to estabilished a
state not for a single individual or for onr group even not for aristocration, but we want to
estabilished a state one for all and all for all”. Demikian pula dengan berbagai masukan dari para The
foundings Fathers kita yang lain seperti Mr. Mohammad Yamin, Ki Hadi Bagoes Koesoemo, Mr.
Soepomo, dan lain-lain juga menghendaki adanya satu Philloosophy Groundslag / filsafat dasar
sebuah Negara, hingga diberikanlah nama mengenai philosophy Grounslag / filsafat dasar Bangga dan
Negara Indonesia adalah PANCASILA.

b.      Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.

Prinsip-prinsip dasar kehidupan bangsa Indonesia ditemukan oleh para peletak dasar Negara tersebut
yang diangkat dari dasar filsafathidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi
prinsip dasar filsafat Negara, yaitu pancasila. Hal inilah sebagai suatu alasan ilmiah rasional dalam
ilmu filsafat bahwa salah satu lingkup pengertian filsafat adalah fungsinya sebagai suatu pandangan
hidup suatu masyarakat atau bangsa tertentu (Harold Titus, 1984).

Berdasarkan suatu kenyataan sejarah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat pancasila
sebagai suatu pandangan hidup bangsa Indonesia, merupakan suatu kenyataan obyektif yang hidup
dan berkembang dalam suatu masyarakat Indonesia.

c.       Filsafat Pancasila Sebagai Sumber dari hukum dasar Indonesia.

Sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alenia IV, susunan tersebut menunjuk bahwa
pancasila merupakan dasar, kerangka dan pedoman bagi Negara dan tertib hokum Indonesia, yang
pada hakekatnya tersimpul salam asas kerohanian Pancasila. Dengan demikian konsekuensinya
pancasila asas yang mutlak bagi adanya tertib hokum Indonesia yang pada akhirnya perlu
direalisasikan dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara.

Dalam pengertian inilah maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari hokum dasar Indonesia,
atau dengan kata lain perkataan sebagai sumber tertib hukum Indonesia yang tercantum dalam
ketentuan tertib hukum tertinggi. Yaitu pembukaan UUD 1945.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya adalah sebagaimana nilai-nilainya
yang bersifat fundamental menjadi suatu sumber dari segala sumber hukum dalam negara Indonesia,
menjadi wadah yang fleksibel bagi faham-faham positif untuk berkembang dan menjadi dasar
ketentuan yang menolak faham-faham yang bertentangan seperti Atheisme dan segala bentuk
kekafiran tak beragama, Kolonialisme, Diktatorisme, Kapitalis, dan lain-lain.

Istilah filsafat dipergunakan dalam berbagai konteks tapi kita harus tahu dulu apa itu filsafat dan
fungsi filsafat serta kegunaan filsafat dengan uraian yang singkat ini saya mengharapkan agar timbul
kesan pada diri kita bahwa filsafat adalah suatu yang tidak sukar dan dapat di pelajari oleh semua
orang di samping itu saya menghrapkan agar kita tak beranggapan filsafat sebagai suatu hasil potensi
belaka dan tidak berpijak realita dengan cara ini saya mengharapkan dapat menggunakan sebagai
modal untuk mempelajari pancasila dari sudut pandang filsafat.

Dan kita mengenal filsafat pancasila dari sejarah pelaksanaannya diantara bangsa – bangsa barat
tersebut bangsa belandalah yang akhirnya dapat memegang peran sebagai penjajah yang benar –
benar yang menghancurkan rakyat Indonesia mengingat keadaan perjuangan bangsa Indonesia kita
harus mengetahui perjuangan sebelum tahun 1900.

Sebenarnya sejak waktu itu pula mempertahankan kemerdekaan dengan cara bermacam – macam
perlawanan rakyat Indonesia untuk menentang kolonialisme, belanda telah berjalan dengan hebat.
Akan tetapi masih berjalan sendiri – sendiri dan belum ada kerja sama melalui organisasi yang
teratur .Dan kita harus mengetahui unsur – unsur Pancasila yang menjiwai perlawanan terhadap
kolonialisme jika perjuangan bangsa Indonesia mengetahui dan teliti dengan seksama maka unsur –
unsur pancasila merupakan semangat dan jiwa perjuangan tersebut kita harus menganalisa dalam
pembahasan seperti:

1. Apa unsur – unsur keTuhanan dalam penjajahan belanda.

2. Unsur kemanusiaan dalam penjajahan belanda yang menghancurkan rakyat indonesia dengan tidak
ada perikemanusiaan, suatu siksaaan yang di derita rakyat Indonesia.

3. Unsur persatuan terhadap penjajahan belanda yang memecah belah persatuan.

4. Unsur kerakyatan terhadap penjajahan belanda tentang kebebasan untuk mendapatkan pendidikan
dan seolah olah rakyat kecil tidak ada artinya.

5. Unsur yang terakhir yaitu keadilan tentang penjajahan belanda tidak ada keadilan untuk
mendapatkan kebutuhan kebebasan hak.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik kesimpulan sebagai
berikut:
1.      Filsafat Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia
yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang
paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.

2.      Fungsi utama filsafat Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu:

a)      Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

b)      Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia

c)      Pancasila sebagai sumber hukum dasar bangsa Indonesia

B.       Saran

Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di negara Indonesia
Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini atau mempercayai,
menghormati, menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan
oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar
falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Sumedang: STKIP Sebelas April Press.  

Hamid Darmadi, (2010), Pendidikan Pancasila, Konsep Dasar dan Implementasi, Alfabeta; Bandung.
144-163

Jalaludin ,dkk. FilsafatPendidikan . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

http://novisariansyah.wordpress.com.filsafat pendidikan nasional.

http://mariamah-sulaiman.blogspot.com . pancasila sebagai falsafah hidup bangsa

Anda mungkin juga menyukai