Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Menentukan efisiensi ekstraksi, dan
2. Mempelajari pengaruh waktu tinggal dan temperatur pelarut pada ekstraksi mode
batch.

I.2. Dasar teori


Prinsip kerja dari proses leaching adalah pelarut akan melarutkan sebagian bahan
padatan sehingga bahan terlarut yang diinginkan diperoleh setelah itu dilakukan proses
pemisahan larutan yang terbentuk dari padatan sisa. Pemisahan fasa padat dari cair dapat
dilakukan dengna operasi sedimentasi, filtrasi, ataupun sentrifugasi. Operasi leaching dapat
dilakukan dengan sistem batch, semibatch, ataupun continue. Operasi ini biasanya dilakukan
pada suhu tinggi untuk meningkatkan kelarutan solut di dalam pelarut. Untuk meningkatkan
performance, sistem aliran dapat dibuat secara co-current ataupun counter current. Setelah
operasi leaching selesai, pemisahan fasa padat dari fasa cair dapat dilakukan dengan operasi
seddimentasi, filtrasi atau sentrifugasi. Pemisahan sempurna hampir tidak mungkin dilakukan
karena adanya kesetimbangan fasa, di samping secara mekanis sangat sulit untuk
mencapainya. Oleh karena itu akan selalu ada bagian yang basah atau air yang terperangkap
di dalam padatan.
Perhitungan dalam operasi ini melibatkan 3 komponen, yaitu padatan, pelarut dan solut.
Asupan umumnya berupa padatan yang terdiri dari bahan pembawa tak larut dan senyawa
dapat larut. senyawa dapat larut inilah yang biasanya merupakan bahan atau mengandung
bahan yang diinginkan. Bahan yang diinginkan akan larut sampai titik tertentu dan keluar dari
ekstraktor pada aliran atas, sementara padatan keluar pada aliran bawah. Sebagaimana
disebutkan di atas, aliran bawah biasanya basah karena campuran pelarut/solut masih terbawa
juga. Bagian atau persentase solut yang dapat dipisahkan dari padatan basah/kering disebut
sebagai rendemen.
(Geankoplis, hal. 727)

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-2

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses leaching adalah sebagai berikut:


a. Ukuran partikel
semakin kecil ukuran partikel menyebabkan luas permukaan partikel menjadi semakin
besar sehingga kecepatan pelarut yang berdifusi masuk ke dalam partikel bertambah
besar.
b. Jenis pelarut
Jenis pelarut yang digunakan harus selektif untuk  pemisahan solut yang dikehendaki
dan viskositasnya rendah supaya lebih mudah tersikulasi
c. Suhu
Semakin tinggi suhu akan meningkatkan kelarutan solut dalam pelarut dan
menyebabkan viskositas liquid menjadi rendah serta meningkatkan difusi yang terjadi
di dalam partikel.
d. Pengadukan
Semakin cepat pengadukan maka difusi akan meningkat dan tahanan perpindahan
massa pada permukaan partikel selama proses leaching berlangsung akan semakin
berkurang.
(www.academia.edu)
Ada beberapa jenis metode operasi leaching, yaitu :
1. Operasi kontinu dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan
(countercurrent).
Dalam sistem ini aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan. Operasi ini
dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat, yang merupakan
aliran atas tahap kedua, dan padatan baru, operasi berakhir pada tahap ke n (tahap
terakhir), dimana terjadi pencampuran antara pelarut baru dan padatan yang berasal
dari tahap ke-n (n-1). Sistem ini memungkinkan didapatnya perolehan solute yang
tinggi, sehingga banyak digunakan didalam industri.
2. Operasi dengan sistem bertahap tunggal.
Metode ini merupakan proses pengontakan antara padatan dan pelarut dilakukan
sekaligus dan kemudian disusul dengan pemisahan larutan dari padatan sisa. Cara ini
jarangditemui dalam operasi industri, karena perolehan solute yang rendah. Gambar1.
Pross Leaching dengan sistem tunggal
3. Operasi secara kontinu dengan aliran berlawanan.
Dalam sistem ini, aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan. Operasi dimulai
pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat yang merupakan aliran atas

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-3

tahap kedua, dan padatan baru. Operasi berakhir pada tahap ke-n (tahap terakhir),
dimana terjadi pencampuran antara pelarut baru dan padatan yang berasal dari tahap
ke-n (n-1).
4. Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan.
Di dalam sistem ini, padatan dibiarkan stationer dalam setiap tangki dan dikontakkan
dengan beberapa larutan yang konsentrasinya makin menurun. Padatan yang hampir
tidak mengandung solut meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan pelarut
baru, sedangkan larutan pekat sebelum ke luar dari rangkaian terlebih dahulu
dikontakkan dengan padatan baru di dalam tangki yang lain.
(www.akademik.che.itb.ac.id)
Pilihan Solvent Pelarut yang dipilih akan menawarkan keseimbangan terbaik dari
sejumlah karakteristik yang diinginkan : batas saturasi tinggi dan selektivitas untuk zat
terlarut yang akan diekstrak , kemampuan untuk menghasilkan bahan diekstraksi dari kualitas
terganggu oleh pelarut , stabilitas kimia dalam kondisi proses , viskositas rendah , tekanan
rendah uap , toksisitas rendah dan mudah terbakar , kepadatan rendah , tegangan permukaan
rendah , kemudahan dan ekonomi dari pemulihan dari aliran ekstrak , dan harga . Faktor-
faktor ini tercantum dalam rangka perkiraan penurunan penting , tetapi secara spesifik dari
setiap aplikasi menentukan interaksi mereka dan signifikansi relatif , dan siapa saja bisa
mengontrol keputusan di bawah kombinasi yang tepat dari kondisi proses.
Suhu Suhu ekstraksi harus dipilih untuk keseimbangan kelarutan , tekanan uap pelarut , zat
terlarut difusivitas , selektivitas pelarut , dan sensitivitas produk . Dalam beberapa kasus ,
sensitivitas suhu bahan konstruksi terhadap korosi atau serangan erosi mungkin signifikan .
(Perry, hal. 58)
Buah jeruk ditutupi dengan kulit untuk melindungi pulp, atau bagian yang dapat
dimakan. Kulit ini terdiri dari kutikula pada bagian luar, iris meliputi lapisan epidermis
(flavedo) mengandung banyak kantung minyak, atau kelenjar, diisi dengan minyak esensial
aromatik memiliki nilai komersial. Selain itu untuk kantung minyak ini, flavedo mengandung
pewarna materi, yang tidak terdistribusi secara merata

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS


BAB I PENDAHULUAN I-4

Gambar I.2.1 Bagian-bagian Buah Jeruk (a) kantong minyak di flavedo; (b) biji; (c) kantung
jus; (d) inti ; (e) albedo; (f) segmen; (g) membran segmen
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa kulit jeruk mengandung albedo. Albedo
merupakan spon putih pada parenkim sel yang terletak di bawah flavedo. Sel-sel lapisan
spons ini longgar diatur dengan spasi yang besar dan tidak teratur bentuknya. Lapisan ini
mengandung sekitar 20 persen zat pectineus, yang dapat dipulihkan dalam bentuk jeruk
pektin.
(Agricultural Research Service, hal 2-3)

Laboratorium Teknik Kimia FTI-ITS

Anda mungkin juga menyukai