Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN KOMPREHENSIF

MANAJEMEN KASUS DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN :


GASTRITIS DI RUANG INAP RA II
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H ADAM MALIK
MEDAN 2017

DISUSUN OLEH :

LUKMANUL HAKIM, S.Kep


NIM : 1605020

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2 0 17

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 1
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat

rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan PBLK ini

denganJudul “Manajemen Kasus Dengan Gangguan Sistem Pencernaan :

Gastritis Di Ruang Inap Ra Ii Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik

Medan 2017”.

Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar profesi Ners pada Program Profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Sumatera Utara.

Proses penyusunan ini dapat terwujud berkat dukungan, bimbingan dan

arahan serta bantuan moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karenanya

penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga kepada :

1. Bapak Drs.Asman R.Karo-karo, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr . Paul Sirait,SKM,MM,M.Kes, selaku Ketua sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

3. Ibu Srimalem indirawati ,SKM,M.Si, selaku Wakil Ketua I Bidang Pendidikan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

4. Ibu Diana,SKM.M.Kes, selaku Wakil Ketua II Bidang Administrasi Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

5. Bapak Dian Fajariadi,S.Kep.Ners, selaku Wakil Ketua III Bidang

Kemahasiswaan Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Sumatera Utara

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 3
6. Bapak Arlis, S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing Institusi yang telah

menyediakan waktu dan memberikan pengetahuan kepada penulis untuk

perbaikan laporan ini.

7. Ibu Nurlela Petra,S.Kep,Ns,M.Kep, selaku Ketua Jurusan Program Studi

Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

8. Ibu Fadillah, S.Kep, Ners, yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian di rumah sakit tersebut.

9. Kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan dorongan bagi penulis

untuk terus melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

10. Kepada suami dan anak-anak tercinta yang senantiasa memberikan dukungan

pada penulis sehingga selesainya pendidikan profesi ners ini.

11. Seluruh teman mahasiswa Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Sumatera Utara yang selalu memberikan dukungan dalam

menyelesaikan pendidikan ini.

12. Seluruh teman sejawat di RSUD Pidi Jaya, yang telah memberikan dukungan

moril dan material pada peneliti dalam menyelesaikan PBLK ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah banyak membantu dalam penulisan dan penyusunan PBLK ini. Semoga

Allah SWT, memberikan rahmat dan kebahagiaan bagi kita semua. Amin.

Medan, Agustus 2017

Lukmanul Hakim, S.Kep


Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 4
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................i


KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
1.1. Latar Belakang ....................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ...............................................................4
1.3. Tujuan PBLK ......................................................................4
1.3.1. Tujuan Umum ..........................................................4
1.3.2. Tujuan Khusus .........................................................4
1.4. Manfaat Praktek Belajar Lapangan Komperhensif .............5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................6
2.1. Teoritis Kasus ......................................................................6
2.1.1. Defenisi Gastritis .....................................................6
2.1.2. Etiologi Gastritis......................................................7
2.1.3. Patofisiologi Gastritis ..............................................10
2.1.4. Manifestasi Klinik....................................................12
2.2. Penatalaksanaan Gastritis di rumah .....................................13
2.3. Terapi pengobatan Medis Penyakit gastritis........................13
2.4. Cara pencegahan penyakit gastritis......................................14
2.5. Diet penyakit gastritis...........................................................16
2.6. Pemeriksaan penunjang .......................................................17
2.7. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.....................17
2.8. Perencanaan..........................................................................28
BAB III MANAJEMEN KASUS ................................................................21
3.1. Identitas Klien .....................................................................21
3.2. Pengkajian Awal ..................................................................21
3.2.1. Keluhan utama..........................................................21

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 5
3.2.2. Riwayat kesehatan sekarang.....................................21
3.2.3. Riwayat kesehatan masa lalu....................................22
3.2.4. Riwayat kesehatan keluarga.....................................22
3.2.5. Genogram.................................................................23
3.2.6. Riwayat kesehatan Psikososial.................................23
3.2.7. Pemeriksaan Fisik.....................................................25
3.2.8. Pemeriksaan Pola Fungsional...................................29
3.3. Pemeriksaan Penunjang .......................................................32
3.4. Penatalaksanaan Terapi........................................................32
3.5. Analisa Data ........................................................................33
3.6. Diagnosa Nanda, Nic dan Noc ............................................35
3.7. Perencanaan Keperawatan....................................................36
3.8. Catatan Perkembangan Pasien .............................................40
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................
4.1. Tahap Pengkajian.................................................................50
4.2. Tahap Diagnosa Keperawatan..............................................51
4.3. Tahap Intervensi...................................................................52
4.4. Tahapan Implementasi.........................................................52
4.5. Tahapan Evaluasi.................................................................53
BAB V KESIMPULAN...............................................................................54
5.1. Kesimpulan...........................................................................54
5.2. Saran.....................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 6
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Resume Kasus dan Evaluasi


Lampiran II : Satuan Acara Penyuluhan Gastritis
Lampiran III : Jurnal
Lampiran IV : Lembar Konsultasi

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap

beberapa Negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian

gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada

35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari

jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara

sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang

dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang

secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan

bersifat asimptomatik. Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh

namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan

kita Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah

40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi

dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452 jiwa penduduk. (Rahmi,2011)

Berdasarkan data dari profil dinas kesehatan nasional pada tahun 2010

gastritis merupakan 10 besar penyakit dengan posisi peringkat ke 5 pasien rawat

inap dan posisi ke 6 rawat jalan di rumah sakit. Rata-rata pasien yang datang ke

unit pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit mengalami

keluhan yang berhubungan dengan nyeri ulu hati.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 8
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang

paling sering terjadi. Sekitar 10% orang yang datang ke unit gawat darurat pada

pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri tekan di daerah epigastrium. Hal ini

mengarahkan para dokter kepada suatu diagnose gastritis, dimana untuk

memastikannya dibutuhkan suatu pemeriksaan penunjang lainnya seperti

endoscopi

Penyakit gastritis yang terjadi di Negara maju sebagian besar mengenai usia

tua. Hal ini berbeda dengan di negara berkembang yang banyak mengenai usia

dini. Menurut Zhaoshen L dkk (2010), kasus gastritis umumnya terjadi pada

penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun.

Tipe gastritis kronis sering tidak memperlihatkan tanda atau gejala. Namun,

gastritis kronis merupakan faktor risiko ulkus peptikum, polip lambung, serta

kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada

dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung. Menurut data

WHO (2005), kanker lambung merupakan jenis kanker penyebab kematian

terbanyak kedua setelah kanker paru yaitu mencapai lebih dari 1 juta kematian

pertahun. Selain itu, gastritis juga memberikan merupakan penyakit yang sangat

mengganggu aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapat juga berakibat

fatal.

Secara garis besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu

adanya kondisi yang memicu pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan zat

eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi. Beberapa faktor risiko gastritis

adalah menggunakan obat aspirin atau antiradang non steroid, infeksi kuman

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 9
Helicobacter pylori, memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol, memiliki

kebiasaan merokok, sering mengalami stres, kebiasaan makan yang tidak teratur,

serta terlalu banyak makan makanan yang pedas dan asam.

Penyakit gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari semua

tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi dari beberapa survey menunjukkan

bahwa gastritis paling sering menyerang usia produktif. Pada usia produktif

masyarakat rentan terserang gejala gastritis, dari tingkat kesibukan serta gaya

hidup yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang mudah terjadi akibat

pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bisa menyebabkan munculnya gejala

gastritis. Meskipun itu tidak jarang masyarakat masih beranggapan bahwa gastritis

timbul hanya karena faktor asupan makanan atau telah makan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam Medis Rumah Sakit Umum

Pusat H Adam Malik Medan pada tanggal 8 juni 2017 sampai 01 Agustus 2017.

di RSUP H Adam Malik diperoleh rata-rata 10 Pasien gastritis perbulan serta

termasuk 10 penyakit terbesar yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam

Malik Medan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik mengangkat

judul Manajemen Kasus Pada sistem pencernaan dengan Gastritis Di Rumah Sakit

Umum Pusat H Adam Malik Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah

bagaimana penerapan Manajemen Sistem Pencernaan Dengan Kasus Gastritis di

Ruang Inap RA II Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 10
1.3 Tujuan Praktek Belajar lapangan Komprehensif (PBLK)

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum yang dilakukannya PBLK ini adalah untuk

mengetahui bagaimana menerapkan manajemen keperawatan pada sistem

reproduksi dengan kasus Gastritis di Ruang Inap RA II Rumah Sakit Umum

Pusat H Adam Malik Medan.

Tujuan Khusus

Praktek Belajar Lapangan Komprehensif (PBLK) ini mempunyai tujuan

khusus untuk:

a. Mahasiswa mampu menerapkan pengkajian pada kasus gastritis di Ruang

Inap RA II Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan.

b. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa keperawatan pada kasus gastritis

di Ruang Inap RA II Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan.

c. Mahasiswa mampu menerapkan intervensi pada kasus gastritis di Ruang

Inap RA II Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan.

d. Mahasiswa mampu menerapkan implementasi kasus gastritis di Ruang

Inap RA II Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan

e. Mahasiswa mampu menerapkan evaluasi pada kasus gastritis di Ruang

Inap RA II Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan

1.4 Mahasiswa mampu mendokumentasikan kasus gastritis di Ruang Inap RA II

Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 11
2.4 Manfaat PBLK

a. Bagi Mahasiswa/i Keperawatan STIKes SUMUT

Manfaat PBLK ini bagi Mahasiswa/i adalah sebagai wadah latihan dan

gambaran menjadi perawat profesional yang memberikan asuhan

keperawatan komprehensif pada pasien.

b. Bagi Lahan Praktek PBLK

Manfaat PBLK ini bagi Ruang Inap RA II Rumah Sakit Umum Pusat H

Adam Malik Medan yaitu sebagai bahan referensi bagi tenaga kerja

perawat dan dapat menggunakan tenaga mahasiswa sebagai perawat

tambahan, dan dapat meningkatkan mutu pelayanan di lahan praktek

dengan melakukan penerapan intervensi kasus asuhan keperawatan pada

pasien secara komprehensif.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi dan bahan bacaan bagi Mahasiswa/I STIKes Sumatera

Utara sehingga dapat lebih memahami tentang keperawatan Gastritis.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gastritis

2.1.1 Defenisi Gastritis

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.

Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai

terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam

gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya

proses inflamasi pada lambung ( Sukarmin, 2012:147 ).

Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang akut

dengan kerusakan-kerusakan erosi. Dan erosi itu sendiri adalah kerusakan yang

terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. Pada pemeriksaan

mikroskopik menunjukan mukosa merah, erosi kecil dan perdarahan (Doengus,

2008).

Gastritis kronik merupakan peradangan bagian permukaan mukosa

lambung yang menahan dan ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopalogi

biopsi mukosa lambung. Dan ditandai dengan atropi progresif epitel kelenjar

disertai dengan kehilangan chief cell. Akibat produksi asam klorida pepsin dan

faktor intrinsik menurun, dinding lambung menjadi tipis sehingga fungsi sebagai

absorbsi menurun( Mansjoer, 2001:493 ).

2.1.2 Etiologi

a. Pemakaian obat NSAIDS ( Non Steroid Anti Inflamasi Drugs )

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 13
Pemakaian obat anti inflamasi non steroid seperti aspirin, asam

mefenamat, aspilet dalam jumlah besar. Obat antiinflamasi non steroid dapat

memicu kenaikan produksi asam lambung yang berlebihan sehingga mengiritasi

mukosa lambung karena terjadinya difusi balik ion hidrogen ke epitel lambung.

Selain itu jenis obat ini dapat mengakibatkan kerusakan langsung pada epitel

mukosa karena dapat bersifat iritatif dan siftnya yang asam dapat menambah

derajat keasaman pada lambung.

b. Konsumsi alkohol berlebihan

Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar pada

mukosa lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi pada mukosa

lambung.

c. Faktor makanan

Pola kebiasaan makan yang tidak teratur, kebiasaan mengkonsumsi

makanan dan minuman seperti cuka, cabe, asam, kopi, alkohol,porsi makan terlalu

banyak dan sering terlambat makan.karena tidak ada makanan yang masuk

d. Rokok

Asam nikotin pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombus yang

berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah ke

lambung mengalami penurunan. Penurunan ini dapat berdampak pada penurunan

produksi mukus yang salah satu fungsinya untuk melindungi lambung dari iritasi.

Selain itu CO yang dihasilkan oleh rokok lebih mudah di ikat oleh Hb daripada

O2 sehingga memungkinkan penurunan perfusi jaringan pada lambung. Kejadian

gastritis pada perokok juga dapat di picu oleh pengaruh asam nikotinatyang

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 14
menurunkan rangsangan pada pusat makan, perokok menjadi tahan lapar sehingga

asam lambung dapat langsung mencerna mukosa lambung bukan makanan karena

tidak ada makanan yang masuk.

e. Pemberian obat kemoterapi

Obat kemoterapi mempunyai sifat dasar meruak sel yang pertumbuhannya

abnormal, perusakan ini ternyata dapat juga mengenai sel inang pada tubuh

manusia. Pemberian kemoterapi dapat juga mengakibatkan kerusakan langsung

pada epitel mukosa lambung.

f. Stres

Stres psikologi akan meningkatkan aktifitas saraf simpatik yang dapat

merangsang peningkatan produksi asam lambung. Peningkatan hcl dapat di

rangsang oleh mediator kimia yang dikeluarkan oleh neuron simpatik seperti

epinefrin.

g. Infeksi sistemik

Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh mikroba akan

merangsang peningkatan laju metabolik yang berdampak pada peningkatan

aktifitas lambung dalam mencerna makanan. Peningkatan HCL lambung dalam

kondisi seperti ini dapat memicu timbulnya perlukaan pada lambung.

h. Iskemia dan syok

Kondisi iskemia dam syok hipovolemia mengancam mukosa lambung

karena penurunan perfusi jaringan lambung yang dapat mengakibatkan nekrosis

lapisan lambung.

i. Trauma mekanik

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 15
Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan saat

kecelakaan yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab ganggguan keutuhan

jaringan lambung. Kadang kerusakan tidak sebatas mukosa, tetapi juga jaringan

otot dan pembukuh darah lambung sehingga pasien dapat mengalami perdarahan

yang hebat. Trauma juga bisa disebabkan tertelanyabenda asing yang keras dan

sulit dicerna.

j. Infeksi mikroorganisme

Koloni bakteri yang menghasilkan toksikdapat merangsang pelepasan

gastrin dan peningkatan sekresi asam lambung.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 16
2.1.3 Patofisiologi

OBAT-OBATAN (NSIAD, H. PHYLORI KAFEIN AUTOANTIBODI STRESS


ASPIRIN, SULFANOMIDA
STEROID, DIGITALIS

Infeksi mukosa lambung Atrofi sel parietal


Menurun produksi dan sekresi asam IF Merangsang
hipotalamus
bikoarbonat (HCO3-)
Sekresi asam normal
Mengganggu pembentukan meningkat
sawar mukosa lambung Pengaktifan N.
Menurun kemampuan Menghambat Sekresi gastrin
Vagus
kobalamin meningkat
Melekat pada epitel protektif terhadap asam
lambung
Hipertrofi Melepaskan asetil
Defisiensi
pembentukan kollin yang bekerja
Menghancurkan lapisan kobalamin
gastrin pada sel-sel kelenjar
mukosa sel lambung fundus
Anemia
pernisiosa karsinoid

me barrier lambung terhadap


asam dan pepsin

Menyebabkan difusi kembali asam


lambung & pepsin
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 17
Menyebabkan difusi kembali asam
lambung dan pepsin

Erosi mukosa lambung


Inflamasi

Nyeri epigastrium Mukosa lambung kehilangan Menurun tonus dan peristaltic


integritas jaringan lambung

MK : gangguan rasa Perdarahan Refluks isi duodenum ke


nyaman : nyeri lambung
Menurun senseori untuk
makan

Mual Dorongan ekspulsi isi


lambung ke mulut
Anoreksia
Dx : Nyeri
NOC : Perilaku mengendalikan Muntah
nyeri
NIC : Penatalaksanaan nyeri

MK : Perubahan nutrisi kurang MK : Defisit volume cairan dan


dari kebutuhan elektrolit
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 18
Dx : Defisit volume cairan dan
DX : perubahan nutrisi kurang dari
elektrolit
kebutuhan
NOC : status gizi; Asupan makan dan
NOC : status gizi; Asupan makan dan
cairan
cairan
NIC : Pengelolaan Hipovolemi
NIC : Pengelolaan nutrisi

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 19
2.1.4. Manifestasi klinik

a. Gastritis Akut

1. Hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai

terjadi renjatan karena kehilangan darah

2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.

Keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati.

3. Mual-mual dan muntah.

4. Perdarahan saluran cerna.

5. Pada kasus yang amat ringan perdarahan ber-manifestasi sebagai darah

samar pada tinja dan secara fisis akan di jumpai tanda-tanda anemia

defesiensi dengan etiologa yang tidak jelas.

6. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka

yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga tanda dan gejala gangguan

hemodinamika yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, sampai

gangguan kesadaran.

b. Gastritis Kronis

1. Gejalanya bervariasi antara satu orang dengan yang lain dan kadang tidak

jelas.

2. Perasaan penuh, anoreksia.

Perasaan cepat penuh diakibatkan sekresi yang berlebihan pada lambung

ketika ada makanan yang masuk. Sehingga kapasitas makanan menjadi

menurun karena sebagian besar telah diisi mukus dan cairan hasil sekresi.

3. Distres epigastrik yang tidak nyata.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 20
Distres epigastrik yang tidak nyata sering berkaitan dengan perasaan gaster

seperti penuh kalau dilakukan pengecekan secara detail lambung tidak

mengalami peningkatan intralumennya. Respon ini terkait dengan adaptasi

psikologi yang berlangsung lama, jadi penderita seolah-olah terbawa emosi

lambung terasa penuh.

4 Cepat kenyang

Penjelasan mengenai cepat kenyang prosesnya seperti lambung terasa cepat

penuh (Sukarmin, 2012).      

2.2 Cara Perawatan Gastritis Dirumah

a. Makan dengan perlahan-lahan, usahakan makanan dalam bentuk lunak

dan hangat. Kurangi makanan yang berbumbu pedas, bergas seperti kol,

nangka dan lain-lain.

b. Bila selesai makan, beristirahatlah sebentar, berilah lambung anda

waktu untuk menurunkan atau mengurangi rasa nyeri.

c. Pada penderita gastritis disarankan jangan terlalu banyak berfikir untuk

menghindari stress, faktor stres ini dihindari secepat mungkin tanpa

obat seperti meditasi atau menekuni hobi.

2.3 Terapi Pengobatan Medis Penyakit Gastritis.

Secara medis obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala

sakit lambung adalah antasid, karena antasid dirancang untuk membantu melawan

pengaruh merusak yang begitu kuat dari asam hidroklorida yang diproduksi di

dalam lambung. Antasid, seperti halnya obat-obat yang lainnya, dapat

menimbulkan efek samping.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 21
Antasida yang berisi aluminium dan magnesium dan karbonat kalsium dan

magnesium. Dengan pemberian antasid tadi maka suasana asam dalam lambung

dapat dikurangi. Obat-obat ini dapat menghasilkan efek samping seperti diare atau

sembelit karena dapat mempengaruhi penurunan rangsangan peristaltik usus.

Obat-obat untuk gastritis umumnya dimakan 2jam sebelum dan sesudah

makan. Adapun tujuan obat tersebut di minum 2 jam sebelum makan adalah untuk

menetralisir asam lambung karena pada saat tersebut penumpukan asam di dalam

lambung sudah cukup banyak dan pada orang yang menderita maag di dalam

lambungnya telah terjadi luka-luka kecil di dinding lambung yang apabila terkena

asam dalam jumlah yang cukup banyak akan menimbulkan keluhan perih

sedangkan obat yang diminum 2 jam sesudah makan bertujuan untuk melindungi

dinding lambung dari asam yang terus diproduksi. Selama 2 jam sesudah makan

asam yang ada di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan shingga

ternetralisir dan tidak melukai dinding lambung namun setelah 2 jam lambung

akan segera kembali memproduksi asam padahal makanan yang telah di cerna

lambung sudah mulai kosong dam masuk ke usus

2.4 Cara Pencegahan Penyakit Medis Gastritis.

a. Biasakan makan secara teratur dan sesuai jadwal, makanlah dengan tenang

dan tidak terburu-buru, jangan makan makanan yang terlalu panas atau

dingin karena dapat menimbulkan rangsangan pada lambung,

mengkonsumsi makanan yang mudah di cerna, jangan biarkan lambung

kosong terlalu lama dan jangan makan berlebihan, kurangi makanan yang

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 22
pedas dan asam seperti acar, kari lada, kafein dan makanan yang dapat

merangsang sekresi lambung seperti kangkung, kol dan nangka.

b. Hindari Rokok

Ada banyak sekali metode yang biasa dipakai untuk mendorong perokok

agar dapatmenghilangkan kebiasaan itu. Misalnya buatlah catatan harian

untuk mengetahui berapa banyak uang yang anda habiskan untuk membeli

sebuah rokok sehingga kita atau pengeluaran sehari-hari. Yakinkanlah diri

anda untuk dapat berhenti merokok.

c. Hindarilah minum minuman yang berakohol, kopi, teh kental.

d. Berolah Raga teratur.

e. Kendalikan stress dam emosi dengan baik. Stres dan ketegangan kini

menjadi suatu bagian integral dari kehidupan agar dapat mengatasi secara

efektif, harus mahami ambisi, rasa takut dan kecemasan. Suatu kesadaran

pribadi akan membuat anda mempunyai bekal yang jauh lebih untuk

menghadapi perubahan dan stres.

f. Pola tidur yang teratur dan usahakan dapat beristirahat yang cukup, pada

malam hari usahakan dapat tidur minimal 8 jam dan siang hari dapat

beristirahat dengan rilek selama 1 jam.

g. Mengkonsumsi obat sakit maag yang biasanya bersifat antasid yang

dimana dapat menurunkan keasaman cairan dilambung dengan cara

menaikan Ph, sehingga untuk sementara gejala sakit akan hiang. Namun

kesembuhan tersebut bersifat sementara karena lambung masih lemah

akibat erosi, serta belum seimbangnya produksi kelenjar-kelenjar lambung.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 23
h. Dianjurkan minum susu, karena selain bisa menetralkan asam lambung

yang berlebihan, susu juga banyak mengandung protein dan kalsium yang

sangat berguna dalam pergantian sel-sel jaringan tubuh.

2.5 Diet Penyakit Gastritis/Penyakit Lambung

Diet penyakit gastritis adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya

yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung

yang berlebihan. Syarat-syarat diet penyakit gastritis adalah:

a. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan.

b. Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk

menerimanya.

c. Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan

secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

d. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.

e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara

termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya tahan terima

perorangan).

g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak dianjurkan

minum susu terlalu banyak.

h. Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang.

i. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam

untuk memberi istirahat pada lambung.

Toleransi pasien terhadap makanan sangat individual, sehingga perlu dilakukan

penyesuaian, frekuensi makan dan minum susu yang sering pada pasien tertentu dapat

merangsang pengeluaran asam lambung secara berlebihan. Perilaku makan tertentu dapat

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 24
menimbulkan gastritis misalnya porsi makan terlalu besar, makan terlalu cepat atau

berbaring/tidur segera setelah makan (Almatsier, 2010).

2.6 Pemeriksaan diagnostik / penunjang

a. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi.

Hasil pemeriksaan akan ditemukan gambaran mukosa sembab, merah,

mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang

bervariasi

b. Histopatologi.

c. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak

begitu memberikan hasil yang memuaskan.

2.7    Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

  a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ( peradangan pada

mukosa lambung )

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan factor biologis

c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

(muntah), intake tidak adekuat

d. Hipertermi berhubungan dengan penyakit

e. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik

2.8    Perencanaan

NOC NIC

Pain Control : Pain Management :


1.  Observasi reaksi nonverbal dari
1. Mengenali faktor penyebab
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 25
2. Mengenali onset (lamanya ketidaknyamanan
sakit) 2.  Kaji nyeri secara komprehensif
meliputi ( lokasi, karakteristik, dan
3. Menggunakan metode
onset, durasi, frekuensi, kualitas,
pencegahan untuk mengurangi intensitas nyeri )
nyeri 3.   Kaji skala nyeri
4.   Gunakan komunikasi terapeutik
4. Menggunakan metode
agar klien dapat mengekspresikan
nonanalgetik untuk mengurangi nyeri
nyeri 5.  Kaji factor yang dapat menyebabkan
nyeri timbul
5. Mengunakan analgesik sesuai
6.   Anjurkan pada pasien untuk cukup
dengan kebutuhan istirahat
6. Mencari bantuan tenaga 7.   Control lingkungan yang dapat
kesehatan mempengaruhi nyeri
8.  Monitor tanda tanda vital
7. Melaporkan gejala pada 9.  Ajarkan tentang teknik
petugas kesehatan nonfarmakologi (relaksasi) untuk
8. Mengenali gejala gejala nyeri mengurangi nyeri
10. Jelaskan factor factor yang dapat
9. Melaporkan nyeri yang sudah
mempengaruhi nyeri
terkontrol 11. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat

Nutritional Status Nutrion Management

1.      Intake nutrisi baik 1.   Monitor catatan masukan kandungan


2.      Intake makanan baik nutrisi dan kalori.
3.      Asupan cairan cukup 2.     Anjurkan masukan kalori yang tepat
4.      Peristaltic usus normal sesui dengan tipe tubuh dan gaya hidup.
5.      Berat badan meningkat 3.    Berikan makanan pilihan.
4.   Anjurkan penyiapan dan penyajian
makanan dengan teknik yang aman.
5.    Berikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara
memperolehnya
6.  Kaji adanya alergi makanan
7.  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 26
nutrisi yang dibutuhkan pasien
8.  Yakinkan diet yang dimakan
mengandungtinggi serat untuk
mencegah konstipasi
9.   Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian
10.  M o n i t o r a d a n y a p e n u r u n a n
B B d a n g u l a darah
11.  Monitor lingkungan selama makan
12. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidakselama jam makan
13.  Monitor turgor kulit
14.  Monitor kekeringan, rambut
kusam, totalprotein, Hb dan kadar
Ht
15.  Monitor mual dan muntah
16.  Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
17.  Monitor intake nuntrisi

Fluid Balance Fluid Management


1.  Timbang berat badan tiap hari
1. Tekanan daran rentang normal 2.     Jaga keakuratan catatan intake dan output
2. Denyut nadi kuat 3.    Monitor status hidrasi (kelembapan
3. Intake dan output dalam 24 mukosa membran, denyut nadi, tekanan
darah ortostatikl)
jam seimbang
4.    Monitor vital signs
4. Berat badan stabil 5.    Monitor status nurtrisi
5. Mata tidak cowong 6.     Berikan cairan
7.     Berikan terpai intravena jika diresepkan
6. Mukosa bibir lembab
8.      Tingkatkan masukan oral
7. Hidrasi kulit baik 9.      Berikan snack
10.    Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Thermoregulation Temperature regulation


1.      Tidak menggigil 1.  Monitor suhu min tiap 2 jam
2.      Nadi dbn ( 60-100 x/ menit) 2.   Rencanakan monitoring suhu secara
3.      RR dbn ( 16-24 x/ menit) kontinyu
4.      Suhu dbn (36-37°C) 3.  Monitor TD nadi dan RR
4.  Monitor tanda tanda hipertermi

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 27
5.  Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
6.  Berikan anti piretik bila perlu
7.  Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu
8.  Berikan kompres hangat
9.  Monitor TTV

Sleep Sleep enhancement

1.      Jam tidur labih cepat. 1.  Instruksikan pasien untuk tidur pada
2.      Kebiasan tidur kembali seperti waktunya
semula. 2.  Monitor waktu tidur pasien
3.      Kualitas tidur 7 – 8 jam. 3.  Identifikasi penyebab kekurangan
4.      Tidur nyenyak. tidur pasien.
5.      Tidak gelisah 4.  Menambah waktu tidur pasien.
6.      Tidur teratur setiap malam secara 5.   Diskusi dengan pasien dan keluarga
konsisten. pasien untuk meningkatkan tekhnik
tidur.
6.  Menentukan pola tidur pasien

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 28
BAB III
MANAJEMEN KASUS

3.1 Identitas Pasien

Biodata pasien
Nama : Tn.M
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : laki- laki
Alamat : Desa batu Karang Kab. Karo
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Kristen
Pekerjaan : Petani
No.RM : 71.59.75
Ruangan : RA II RSUP H Adam Malik
Tgl masuk : 05 Agustus 2017
Tgl pengkajian : 05 Agustus 2017
Dx medis : Gastritis

Penanggung jawab
Nama : Ny.N
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Desa batu Karang Kab. Karo
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen
Hubungan dengan klien : Istri

3.2 pengkajian awal

3.2.1 Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri perut sebelah kiri

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 29
3.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang

a) Provocative/palliative

Klien Merasakan nyeri akibat terlambat makan

b) Quality

Klien merasakan nyeri di bagian perut sebelah kiri

c) Region

Pada bagian perut kiri

d) eferity

Penyakit Klien sangat mengganggu aktifitas

e) Time

Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien

sering merasa nyeri pada perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyerinya

itu seperti diremas-remas serta terasa panas.

3.2.3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

a. Penyakit yang pernah dialami

gastritis

b. Pengobatan / tindakan yang dilakukan

Tidak spesifik

c. Pernah dirawat

Pernah, di Rumah Sakit Umum Daerah Kebanjahe

d. Lamanya di rawat

4 Hari

e. Alergi

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 30
Tidak ada riwayat alergi

f. Imunisasi

Tidak Jelas

3.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit

seperti yang pasien alami.

3.2.5 Genogram

Keterangan :

= Laki-laki = Pasien

= Perempuan = Serumah

= Meninggal

3.2.6 Riwayat atau Keadaaan Psikososial

a. Bahasa yang digunakan

Bahasa Indonesia dan bahasa daerah Karo

b. Persepsi pasien tentang penyakitnya


Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 31
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh

c. Konsep diri

1. Body image :

Pasien/Keluarga sangat menyukai bagian tubuh ekstremitas atas

dextra

2. Ideal diri :

Pasien / Keluarga ingin cepat sembuh dan kembali ke rumah

3. Harga diri :

Pasien/ Keluarga tidak malu dengan penyakitnya/ menerima

penyakitnya

4. Peran :

Pasien/ Keluarga mengatakan dia merupakan kepala rumah tangga.

5. Personal identity :

Pasien/ Keluarga mengatakan dia merupakan kepala rumah tangga.

d. Keadaan emosi

Pasien tampak terasa tenang

e. Perhatian terhadap orang lain / lawan bicara

Pasien melakukan kontak mata dengan perawat

f. Hubungan dengan keluarga

Pasien mengatakan hubungan dengan keluarganya harmonis

g. Hubungan dengan saudara

Pasien mengatakan hubungannya dengan saudara harmonis

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 32
h. Hubungan dengan oranglain

Pasien mengatakan hubungan dengan orang lain baik

i. Kegemaran

Pasien mengatakan kegemarannya menonton

j. Daya adaptasi

Pasien mampu beradaptasi dengan lingkungannya dengan baik

k. Mekanisme pertahanan diri

Pasien mengatakan aktif ke persekutuan gereja.

3.2.7 Pemeriksaan Fisik

A. Keadaan umum

Pasien tampak lemah, meringis kesakitan, memegang perut bagian kiri

dan bicara pelan

B. Tanda-tanda vital

Suhu : 37 C; TD 120/90 mmHg: ; TB/BB : 165 cm/50 kg; Nadi :

83x/i ; RR : 24x/i

C. Pemeriksaan head to toe

1. Kepala dan rambut

a. Kepala

Bentuk : bulat, simetris

Kebersihan : bersih

b. Rambut

Penyebarandan keadaan rambut : merata

Kebersihan : bersih, tidak ada ketombe

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 33
Jenis dan struktur rambut :rambut lembut, Tipis Wajah

: Oval

c. Warna kulit : sawo matang

d. Struktur wajah : simetris

2. Mata

a. Bentuk : simetris

b. Palpebra : menutup

c. Pupil : refleks cahaya (+)

d. Konjungtiva : kemerahan

e. Kornea : tidak ada kelainan

f. Visus : Ada

g. Tekanan bola mata : Ada

3. Hidung

a. Tulang hidung dan

posisi septum : simetris, septum berada di

tengah –tengah kedua

lubang hidung, tidak ada

kelainan

b. Lubang hidung : simetis, tidak ada kelainan

c. Cuping hidung : tidak ada

4. Telinga

a. Bentuk telinga : Normal, tidak ada kelainan

b. Ukuran telinga : simetris

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 34
c. Lubang telinga : serumen (-)

d. Ketajaman pendengaran : Normal

5. Mulut dan faring

a. Keadaan bibir : Lembab

b. Keadaan gusi dan gigi : gusi merah muda , gigi

kurang bersih

c. Mulut : Normal

d. Orofaring : tidak ada kelainan

6. Leher

a. Posisi trakea : medial

b. Thyroid : tidak teraba

c. Suara : tidak ada

d. Kelenjar limfe : tidak teraba

e. Vena jugularis : tidak teraba

f. Denyut nadi karotis : teraba

D. Pemeriksaan integumen

1. Kebersihan : bersih

2. Kehangatan : hangat

3. Warna : sawo matang

4. Turgor :<1”

5. Kelembaban : lembab

6. Kelainan pada kulit : tidak ada

E. Pemeriksaan thorak / dada

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 35
1. Inspeksi thorak

a. Bentuk thorak : simetris, tidak ada kelainan

b. Pernafasan

Frekuensi : 24x/i

Irama : reguler

c. Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada

2. Pemeriksaan paru

a. Palpasi getaran suara : normal

b. Perkusi : sonor

c. Auskultasi : vesikuler

3. Pemeriksaan jantung

a. Inspeksi : denyut jantung tampak

b. Palpasi : denyut jantung teraba

c. Perkusi : sonor

4. Auskultasi

Bunyi jantung I : lub

Bunyi jantung II : dub

Bunyi jantung tambahan : tidak ada

Murmur : tidak ada

Frekuensi : 83x/i

F. Pemeriksaan abdomen

1. Inspeksi

Bentuk abdomen : Simetris

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 36
Benjolan masa : tidak ada

Bayangan pembuluh darah : tidak tampak

2. Auskultasi

Peristaltik usus : 8x/i

3. Palpasi

Tanda nyeri tekan : tidak ada

Benjolan massa : tidak ada

Tanda ascites : tidak ada

Hepar : tidak teraba

Lien : tidak teraba

Titik Mc Burney : tidak ada reaksi

4. Perkusi

Suara abdomen : timpani

Pemeriksaan ascites : tidak ada

G. Pemeriksaan genitalia

1. Genitalia

Rambut pubis : merata

Lubang uretra : normal

Kelainan pada genitalia : tidak ada

2. Anus perineum

Lubang anus : normal

Kelainan pada anus : tidak ada

Perineum : normal

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 37
3.2.8 Pemeriksaan pola fungsional

a. Pola tidur

1. Waktu tidur : siang, pkl 15.00-16.00;

malam pkl 21.00 - 06.00

2. Waktu bangun : pagi pkl 06.00

3. Masalah tidur : sering terbangun pada

malam karna suasana panas

4. Hal-hal yang

mempermudah tidur : tidak ada

5. Hal-hal yang

mempermudah bangun : suasana panas

b. Pola eliminasi

1. BAB

Pola BAB : 1 x/hari

Karakteristik feses : padat

Riwayat perdarahan : tidak ada

Penggunaan obat : tidak ada

Keluhan BAB : tidak ada

2. BAK

Pola BAK : 3-6x/hari

Karakter urin : kuning

Riwayat gangguan : tidak ada

Inkontinensia : tidak ada

Penggunaan obat : tidak ada

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 38
Keluhan : tidak ada

Masalah eliminasi BAK : tidak ada

c. Pola makan

Diit : MB

Pola diit : 3x/ hari

BB sebelum MRS : 62 kg

BB setelah MRS : 50 kg

Jumlah dan jenis diit : porsi sedang, nasi putih dan

lauk pauk

Kesulitan mengunyah : tidak ada

Masalah pola makan : kurang nafsu makan, Mual,

muntah

Upaya mengatasinya : makan sering tapi dalam

porsi kecil

d. Pola minum

Jenis minuman : air putih, teh manis

Pola minum : 4-6x/hari

Kesulitan minum : tidak ada

Upaya mengatasinya : tidak ada

e. Kebersihan diri : mandi 2x/hari, menggosok

gigi 2x/.hari

f. Pola kegiatan aktivitas : Klien bekerja sebagai

petani

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 39
3.3 pemeriksaan penunjang

Jenis Pemeriksaan Hasil

WBC (SEL DARAH PUTIH) 9,51 . 103m/l (4,00 – 10,00)


RBC (eritrosit) 5,39 . 106m/l (3,50 – 5,50)
HGB (hemoglobin) 14,3 g/dl (11,0 – 16,0)
HCT (hemotokrit) 42,8% (37,0 – 50,0)
MCV (Volume Korpuskular rerata) 79,4 fl (80,0 – 50,0)
MCH 26,5 pg (27,0 – 100,0)
MCHC 33,0 g/dm (32,0 – 31,0)

RDW 12,9% (1,5 – 36,0)

PLT 207 . 103m/l (150 – 450)

MPV 7,0 fl (7,0 – 11,0)

PDW 16,1 (15,0 – 17,0)

3.4 Penatalaksanaan terapi

No
Nama Obat Dosis Indikasi
.

1 IUVD RL 20 gtt/menit Terapi cairan

2 Ketorolac 1 amp/12 jam Analgesik

3 Cefodroxil 1 amp/12 jam Antibiotik

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 40
Menetralkan asam
4 Ranitidine 1 amp/ 8 jam
lambung

Menetralkan asam
5 Antasida 3x500mg
lambung

3.5 Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: Peningkatan asam Gangguan

1.    Tn. “M” mengatakan kalau lambung rasa nyaman

daerah ulu hatinya terasa panas (Nyeri)

dan terbakar Inflamasi mukosa

2.    Tn.“M” mengatakan kalau lambung

nyerinya hilang timbul jika

perutnya di tekan Distensi gaster

DO:

1.    Diagnosa medis dari Tn.“M” Peradangan pada

adalah gastritis dinding mukosa

2.    Skala nyeri klien 7 dari skala (0- lambung (gaster)

10)

3.    Nyeri tekan pada daerah ulu hati Nyeri Epigastrium

(epigastrium)
DS : Inflamasi mukosa Pemenuhan

1.    Tn.“M” mengatakan kalau dia lambung nutrisi kurang

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 41
hilang selera makan dari

2.    Tn.“M” sering merasa kenyang Erosi mukosa lambung kebutuhan

DO : tubuh

1.    Diagnosa Medis dari Tn.M” Menurun tonus dan

adalah Gastritis peristaltik lambung

2.    Tn.“M” tampak lemah dan

tidak  berenergi Refluks isi duedenum

3.    Kesadaran Tn.“M” kelambung

Composmentis

Mual/muntah

Pemenuhan nutrisi tidak

adekuat
DS: Inflamasi mukosa Kekurangan

1.    Tn. “M”  mengatakan lebih lambung Volume

banyak berbaring di tempat cairan

2.    Tn.“M” sering merasa mual dan Erosi mukosa lambung

muntah

DO: hemoragik

1.    Auskultasi pada

abdomen: peristaltik ± 4x/mnt hematemesis dan

3.    Tn. “M” tampak lemah melena

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 42
syok hipovolemik

Volume cairan Kurang

3.6 Diagnosa keperawatan


a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa

lambung

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.

c. gangguan keseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.

3.7 Perencanaan Keperawatan

NOC NIC
DIAGNOSA
NO KEPERAWATAN ( NURSING ( NURSING
(NANDA) OUTCOME INTERVENTION
CLASIFICATION) CLASIFICATION )

Gangguan rasa Setelah melakukan 1. Kaji nyeri meliputi


nyaman nyeri tindakan keperawatan lokasi, karakteristik,
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam kualitas, dan derajat
inflamasi mukosa diharapkan gangguan nyeri sebelum
lambung rasa nyaman nyeri dapat pemberian obat
teratasi 2. Observasi reaksi
( Nyeri ) nonverbal dari
Kriteria Hasil : ketidaknyamanan
1. Mampu mengontrol 3. Anganjurkan pasien
nyeri (tahu untuk melakukan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 43
penyebab nyeri,
mampu
menggunakan
tehnik
nonfarmakologi teknik distraksi
untuk mengurangi 4. Ajarkan pasien
nyeri, mencari untuk melakukan
bantuan) tekhnik relaksasi
2. Melaporkan bahwa 5, Berkolaborasi
nyeri berkurang dengan dokter
dengan dalam pemberian
menggunakan analgetik untuk
manajemen nyeri mengurangi nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam   
rentang normal

Gangguan Setelah melakukan 1.Timbang berat badan


pemenuhan tindakan keperawatan sesuai indikasi
kebutuhan nutrisi selama 3 x 24 jam
kurang dari diharapkankebutuhan 2.Aukultasi bising usus
kebutuhan tubuh nutrisi klien terpenuhi 3.Berikan makanan
berhubungan dengan dalam jumlah kecil dan
intake yang tidak Kriteria Hasil:
dalam waktu yang
adekuat, anorexia. 1.Klien mempunyai sering dan teratur
(Pemenuhan nafsu makan
4.Tentukan makanan
nutrisi) 2.BB klien meningkat yang
Tidak membentuk gas.
3.Tidak ada penurunan
berat badan 5.Berikan perawatan
oral teratur, sering dan
teratur

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 44
termasuk minyak
untuk bibir 

Manajemen Cairan :

  Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat

Setelah melakukan   Monitor status hidrasi


tindakan keperawatan (kelembaban mukosa)
selama 3 x 24 jam
  Monitor status nutrisi.
diharapkan volume
cairan pasien terpenuhi Atur kemungkinan
transfusi
kriteria hasil:

gangguan 1) Tekanan darah, suhu,


keseimbangan nadi dalam batas
volume cairan kurang normal
dari kebutuhan tubuh
2)  Tidak ada tanda
berhubungan dengan
tanda dehidrasi
intake yang tidak
adekuat, muntah 3)  Elastisitas turgor
baik
(Kekurangan volume
cairan). 4)  Membrane mukosa
lembab

5) Tidak ada tanda


tanda kehausan yang
berlebihan

6) tidak mual dan


muntah

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 45
3.8 Catatan Asuhan Keperawatan

Hari / Tanggal Dx Jam Implementasi Evaluasi


Senin 07 Agustus I 10.00 WIB 1. Melakukan pengkajian nyeri yang S : Pasien mengatakan masih nyeri
2017 komprehensif meliputi lokasi,
frekuensi, dan kualitas. O : Pasien tampak meringis
10.15 WIB 2. Mengobservasi syarat non verbal  Td: 140/80 mmhg
ketidaaknyamanan  Hr : 83 x/i
10.20 WIB 3. Menganjurkan pasien untuk  RR : 24 x/i
melakukan teknik distraksi  Skala nyeri 5
10.35 WIB 4. Mengajarkan pasien untuk
melakukan tekhnik relaksasi A : Masalah sebagian teratasi
10.50 WIB 5. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgesik P : Intervensi Dilanjutkan

- Memantau TTV
Senin 07 Agustus II 11.00 WIB 1. Timbang berat badan sesuai indikasi
2017 11.10 WIB 2. Aukultasi bising usus S : Pasien mengatakan masih belum
11.30 WIB 3.Berikan makanan dalam jumlah kecil nafsu makan
dan dalam waktu yang sering dan O : keadaan cukup
teratur       Makan / minum : 1/4 porsi /5-6
11.40 WIB 4.Tentukan makanan yang gelas
Tidak membentuk gas. A : masalah teratasi sebagian
11.50 WIB 5.Berikan perawatan oral teratur, sering P : intervensi dilanjutkan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 46
dan teratur termasuk minyak untuk     Infus RL 20 tpm
bibir     Injeksi  :
Cefo (1gr)
Ranitidin(2x1mg)
Ketorolac(1x1mg)
    Oral :
    Antasid (3x500mg)
Senin 07 Agustus III 13.00 WIB 1.  Pertahankan catatan intake dan
2017 output yang akurat S : Os mengatakan
mengatakan masih mual dan
13.05 WIB 2.  Monitor status hidrasi (kelembaban muntah
mukosa) O : Os terlihat lemas
13.15 WIB A : masalah teratasi sebagian
3.  Monitor status nutrisi.
P : intervensi dilanjutkan
14.00 WIB
5. Atur kemungkinan transfusi

Hari / Dx Jam Implementasi Evaluasi


Tanggal

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 47
Selasa 08 Agustus I 10.00 WIB 1. Melakukan pengkajian nyeri yang S: Pasien mengatakan nyeri
2017 komprehensif meliputi lokasi, berkurang
10.15 WIB frekuensi, dan kualitas.
2. Mengobservasi syarat non verbal O: Pasien tampak sedikit meringis
10.20 WIB ketidaaknyamanan  Td: 130/80 mmhg
3. Menganjurkan pasien untuk  Hr : 80 x/i
10.30 WIB melakukan teknik distraksi  RR : 24 x/i
4. Mengajarkan pasien untuk  Skala nyeri 3
10.45 WIB melakukan tekhnik relaksasi A: Masalah sebagian teratasi
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam P: Intervensi Dilanjutkan
pemberian analgesik

II 11.00 WIB S : Pasien mengatakan


Selasa 08 Agustus 11.10 WIB 1. Timbang berat badan sesuai indikasi mengatakan masih belum nafsu
2017 11.30 WIB 2.Aukultasi bising usus makan
3.Berikan makanan dalam jumlah kecil O : keadaan cukup
11.40 WIB dan dalam waktu yang sering dan       Makan / minum : 1/3 porsi /5-6
11.50 WIB teratur gelas
4.Tentukan makanan yang       T : 110/70 mmHg
Tidak membentuk gas.       N : 84x/menit
5.Berikan perawatan oral teratur, sering       RR: 20x/menit
dan teratur termasuk minyak untuk      S : 37,5  C
bibir  A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 48
    Infus RL 20 tpm (tetes per
menit)
   Injeksi  :
   Cefo (1gr)
Ranitidin(2x1mg)
Ketorolac(1x1mg)
    Oral :
    Antasid (3x500mg)

S : Pasien mengatakan kurang


III 13.00 WIB merasa mual dan muntah
O : Pasien terlihat lemas
Selasa 08 Agustus 13.05 WIB       T : 110/70 mmHg
2017 13.15 WIB       N : 84x/menit
14.00 WIB 1.  Pertahankan catatan intake dan       RR: 20x/menit
output yang akurat      S : 37,5  C
2. Monitor status hidrasi (kelembaban A : masalah teratasi sebagian
mukosa) P : intervensi dilanjutkan
    Infus RL 20 tpm (tetes per
3.  Monitor status nutrisi. menit)
   Injeksi  :
4. Atur kemungkinan transfusi
   Cefo (1gr)
Ranitidin(2x1mg)
Ketorolac(1x1mg)

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 49
    Oral :
    Antasid (3x500mg)

Hari / Dx Jam Implementasi Evaluasi

Tanggal
Rabu 09 I 09.30 WIB 1. Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif S: Pasien mengatakan nyeri

Agustus 2017 meliputi lokasi, frekuensi, dan kualitas. berkurang

09.30 WIB 2. Mengobservasi syarat non verbal


Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 50
ketidaaknyamanan O: Pasien tampak tenang

09.30 WIB 3. Menganjurkan pasien untuk melakukan teknik  Td: 120/80 mmhg

distraksi  Hr : 83 x/i

09.30 WIB 4. Mengajarkan pasien untuk melakukan tekhnik  RR : 20 x/i

relaksasi  Skala nyeri 3

09.30 WIB 5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian A: Masalah sebagian teratasi

analgesik
P: Intervensi Dilanjutkan

- Memantau TTV

Rabu 09 II 10.05 WIB 1. Timbang berat badan sesuai indikasi S : Pasien mengatakan

Agustus 2017 10.15 WIB 2.Aukultasi bising usus mengatakan sudah nafsu makan

11.35 WIB 3.Berikan makanan dalam jumlah kecil dan dalam O : keadaan cukup

waktu yang sering dan teratur       Makan / minum : 1/2 porsi /5-7

12.10 WIB 4.Tentukan makanan yang Tidak membentuk gas. gelas

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 51
12.20 WIB 5.Berikan perawatan oral teratur, sering dan teratur A : masalah teratasi

termasuk minyak untuk bibir  P : intervensi dihentikan

Rabu 09 III 13.00 WIB 1.  Pertahankan catatan intake dan output yang

Agustus 2017 akurat S : Pasien mengatakan tidak mual

13.05 WIB dan muntah


2. Monitor status hidrasi (kelembaban mukosa)
O : Pasien terlihat segar
3.  Monitor status nutrisi.
13.20 WIB       T : 120/80 mmHg

      N : 80x/menit

      RR: 20x/menit

     S : 36,7  C

A : masalah teratasi

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 52
P : intervensi di hentikan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 53
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada tahap pendahuluan telah diuraikan mengenai tujuan teoritis dan tujuan

kasus, dari hasil tinjauan teoritis yang dikaitkan secara langsung di Ruang inap

RA II RSUP H Adam Malik 3 hari, maka penulis mendapatkan kesenjangan dan

kesamaan. Untuk lebih jelas penulis akan menguraikan didalam pembahasan

dibawah ini melalui tahap proses keperawatan antara lain :

4.1. Tahap Pengkajian

Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan dasar dalam proses

keperawatan. Kemampuan mengidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi

pada tahap ini akan menentukan diagnosis keperawatan (Rohmah, 2012).

Pengkajian dilakukan dengan cara anamnese, mulai dari identitas klien, keluhan

utama, riwayat kesehatan, pengkajian pola kesehatan, pengkajian fisik, dan

didukung dengan hasil pemeriksaan penunjang.

Pengkajian keperawatan (anamnese) telah di lakukan terhadap Tn. M pada

tanggal 06 Agustus 2017 dengan gangguan sistem pencernaan dengan kasus

gastritis di inap RA II RSUP H Adam Malik. Setelah mendapatkan data dari

pengkajian, selanjutnya data tersebut diinterpretasikan dan dianalisa untuk

mengetahui masalah keperawatan dan menentukan diagnose keperawatan yang

muncul.

Pada tahap pengkajian penulis tidak mengalami kesulitan dalam mengkaji

dikarenakan sikap keluarga pasien yang kooperatif dan adanya kerjasama antara

penulis dan keluarga pasien sehingga memudahkan penulis dalam mengkaji.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 54
4.2. Tahap Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,

keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan

aktual ataupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk

mencapai hasil tempat perawat bertanggung jawab (Rohmah, 2012).

Pada landasan teoritis terdapat 5 diagnosa keperawatan yaitu :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ( peradangan pada

mukosa lambung )

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan factor biologis

c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

(muntah), intake tidak adekuat

d. Hipertermi berhubungan dengan penyakit

e. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik

Pada kasus Tn M terdapat 3 diagnosa keperawatan :

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa

lambung

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.

c. gangguan keseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 55
4.3 Tahap Intervensi

Rencana keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang

diharapkan dari klien, atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi

dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan (Deswani,

2009). Perencanaan keperawatan yag dibuat oleh penulis sesuai dengan masalah

keperawatan yang timbul pada pasien, dimana penulis juga menambah jangka

waktu, pencapaian tujuan dan rasional dari rencana tindakan keperawatan yang

dilakukan.

4.4 Tahap Implementasi

Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi

pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah

pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah, 2012).

Proses keperawatan sebagai ciri dari tindakan keperawatan profesional adalah

mutlak dilaksanakan. Tujuan pelaksanaan keperawatan adalah membantu pasien

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencangkup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelaksanaan dilakukan

sesuai dengan yang telah disusun dalam rencana keperawatan.

Beberapa hal yang mendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

diantaranya adalah sikap pasien dan keluarga yang kooperatif sehingga

memudahkan penulis dalam memberikan asuhan keparawatan. Selain itu adanya

kerja sama perawat diruangan dengan dokter dalam pemberian terapi sesuai

dengan hasil kolaborasi.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 56
4.5 Tahap Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan

perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil

yang dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah, 2012).

Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai

setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam

perencanaan. Dimana hasil evaluasi yang didapat pada kasus gastritis a/n Tn…..

ini mengalami perubahan setelah dilakukan implementasi.

Pada manajemen kasus gastritis di inap RA II RSUP H Adam Malik dari 3

diagnosa keperawatan yang muncul setelah dilakukan implementasi keperawatan

selamat 3x24 jam masalah keperawatan yang teratasi yaitu gangguan pemenuhan

nutrisi dan gangguan keseimbangan volume cairan dan kemudian di evaluasi,

penulis memantau tanda-tanda vital pasien dalam rentang normal ( TD : 120/80

mmHg, HR : 80 x/i, RR : 20 x/i, T : 36,7 0C). Sedangkan 1 masalah keperawatan

lainnya yaitu nyeri masih teratasi sebagian dimana pasien masih mengalami nyeri

pada daerah perutnya sebelah kiri, sehingga intervensi dilanjutkan.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 57
BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan manajemen kasus pada Tn. M dengan diagnosa medis

gastritis didapatkan 3 diagnosa keperawatan yaitu :

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa

lambung

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia.

c. gangguan keseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah.

5.2. Saran

a. Bagi Mahasiswa/I Keperawatan STIKes SUMUT

Dapat mengetahui bagaimana melaksanakan identifikasi dan analisa data

dasar pada pasien dengan kasus gastritis

b. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan bahan masukan bagi proses penelitian selanjutnya

terutama yang berhubungan dengan gastritis dan menambah

pembendaharaan bahan perpustakaan yang telah ada.

d. Bagi Lahan Praktek

Dapat bermanfaat bagi pihak rumah sakit Sebagai bahan informasi dan

masukan, serta menambah wawasan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan rumah sakit terhadap gastritis

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 58
DAFTAR PUSTAK

Anderson, Sylvia Price. Pathofisiologi: Konsep Klinis proses-proses penyakit


Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Jakarta: EGC
Deswani, 2009 : Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika.
edisi 6 volume II. ECG. Jakarta : 2006
Herdman, Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
Kementerian Kesehatan. 2008. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta. (Online) http://depkes.go.id/
Diakses 23 Februari 2016
Mansjoer, arif. Dkk.2009, kapita selekta kedokteran . Jakarta. Media aesculapius
Mc Closkey Dochterman, Joanne. 2004. Nursing Interventions Classification
(NIC). America : Mosb
Morhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). America : Mosb
Nanda Internasional.2011.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-
2011.Jakarta:EGC.
Rahmi, 2011 : “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis
Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Gulai Bancah Kota
Bukit tinggi” dari : repository.unand.ac.id/17045/1/17-
JURNAL_PENELITIAN.pdf [diakses 5 Februari 2016]
Rohma, dkk 2012 : Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media.
Syaifudin.2006.Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan,edisi 3. Jakarta :
Penerbit buku kedokteran EGC
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria NOC. Jakarta : EGC

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 59
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR KLINIK


FORMAT PENGKAJIAN

NAMA MAHASISWA : Lukmanul Hkim, S.Kep


TEMPAT PRAKTIK :Ruang Inap RA II RSUP H Adam Malik
TANGGAL PRAKTIK : 31 Juli-14 agustus 2017

Manajemen Kasus I

A. Pengkajian
1. Identitas klien

Nama : Tn. M

Tanggal lahir : 11 November 1960

Jenis kelamin : Laki-laki

Klien ke : 2 dari 2 bersaudara

Umur : 56 tahun

Agama : Kristen

Suku bangsa : Karo -Indonesia

Tanggal masuk : 05 agustus 2017

No RM : 71.59.75

Alamat : Desa Batu Karang Kab. Karo

Ruang rawat : Ruang Inap RA II RSUP H Adam Malik


Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 60
B. Kedudukan anak dalam keluarga dan keadaan saudara

N Kehamila A Lahi Lahir Jenis Umu Keadaan sekarang


o n b r hidu kelami r
mati p n
Saki Mat Seha
t i t

1 Pertama - - √ P 8 thn - - √

2 Kedua - - √ L 6 thn √ - -

C. Alasan dirawat

a. Keluhan utama

Demam panas perlahan-lahan mulai 7 hari yang lalu, sakit

kepala mulai 7 hari yang lalu, nafsu makan mulai berkurang mulai 4 hari

yang lalu, muntah mulai 4 hari yang lalu frekuensi 3-6 kali sehari, timbul rasa

nyeri diperut kanan ata mulai 4 hari yang lalu, kulit/mukosa mulai

kekuningan mulai 5 hari yang lalu.

b. Riwayat penyakit

Didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti

yang diderita klien, kedua orang tua klien masih hidup dank lien mempunyai

2 orang bersaudara, penyakit ini pertama muncul saat klien sering muntah

kekuningan pada kulit yang dialami klien dalam waktu kurang lebih satu

mingggu ini, kemudian klien dibawa ke RSUP Haji Adam Malik dan setelah

diperiksa ternyata klien menderita hepatitis.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 61
c. Eliminasi

Sebelum masuk rumah sakit klien BAB 1-2 kali sehari dengan warna

biasa, setelah masuk rumah sakit klien BAB dengan frekuensi 1-2 dengan

warna kuning kecoklatan, dirumah klien BAK sebanyak 3-4 kali dalam sehari

warna kuning jernih, setelah masuk runmah sakit BAK sebanyak 3-4 kali

dalam sehari dengan warna kecoklatan.

d. Tidur

Kebiasaan klien tidur siang pukul 11:00 s/d 13:00 dan tidur malam

pukul 19:30 klien dapat tidur nyenyak tidak ada gangguan tidur, setelah

masuk rumah sakit klien mengalami sulit tidur dikarenkan klien sering

mengeluh kesakitan paa perut kanannya.

e. Kebersihan diri

kebiasaan dirumah klien mampu mandi dan gosok gigi sendiri dang anti

pakaian 1 kali sehari, keadaan sekarang klien madi ditolong sepenuhnya oleh

orang tua, mulut cukup bersih, kulit cukup bersih, kuku pendek, pakaian

bersih tidak rapi.

f. Hubungan anak dengan ayah/ibu dan keluarga lain-lain.

Hubungan anak dengan ayah erat sekali, dengan ibu juga erat sekali,

dengan saudaranya rukun, tingkah laku anak dirumah sukar diatur, punya

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 62
permainan dirumah dan jarang rekreasi bila pergi rekreasi ke tempat pemandian

dengan orang tua.

g. Imunisasi

imunisasi yang diberikan kepada klien cukup lengkap dari BCG,DPT I,

DPT II, DPT III, Polio, dan Campak.

h. Penyakit yang pernah diderita

Klien belum pernah masuk rumah sakit dan tidak pernah dirawat dirumah

sakit

D. Analisa data

No DATA ETIOLOGI MASALAH


.

1 Data subjektif Peningkatan asam Perubahan


lambung, mual, kebutuhan ntrisi
-    Ibu klien mengatakan muntah kurang dari
anaknya tidak selera kebutuhan
makan/tidak nafsu makan tubuh
dan mual
Perubahan
Data objektif kebutuhan nutrisi
kurang dari
-    Klien tampak lemah kebutuhan tubuh
¼
-    Diet hanya habis porsi
setiap kali makan
-    Jenis makan diet M II

2 Data subjektif Nyeri pada perut Gangguan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 63
bagian kanan istirahat tidur.
-    Ibu klien mengatakan
anaknya susah tidur
Data objektif
-    Muka klien kusam
-    Klien tidur siang hanya
1 jam
- Tidur malam hanya 7-8
jam dan sering
terbangun mata merah,
tampak resah dan selalu
gelisah

3 Data subjektif Kelemahan fisik Intoleransi


aktivitas
-    Ibu klien mengatakan
anaknya badannya terasa
lemas dan letih
Data objektif
-    Pada ekstreminitas atas
sebelah kanan
terpasang infuse
-    Aktivitas di Bantu
Orang tua dan keluarga
dan perawat, seperti
klien ingin mandi, BAK
dan BAB
-    Ekstremitas bawah 2
(gerakan otot penuh
melawan gravitasi
dengan topangan)
-    Skala nyeri 6 (sedang)
-    HR : 88
x/i

4 Data subjektif Muntah dan diare Resiko tinggi


terhadap
-    Ibu klien mengatakan kekurangan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 64
anaknya lemas, mual, volume cairan
muntah, dan sering ke
kamar mandi
Data objektif
-    Klien tampak pucat
-    Klien tampak sering BAK
lebih kurang 3-4 kali /hari,
muntah dan diare

5 Data subjektif Tidak mengenal Kurang


sumber informasi informasi
-    Ibu klien mengatakan
sakit anaknya tidak
sembuh-sembuh
Data objektif
-    Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
-    Klien tampak gelisah

E  Diagnosa keperawatan

No Dx Noc Nic

1 1 -    Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan makanan terpilih


keperawatan manajemen nutrisi 2. Kaji kemampuan klien untuk
selama 3 x 24 jam diharapkan tidak
mendapatkan nutrisi yang
ada masalah nutrisi dengan skala 4
sehingga ketidakseimbangan nutrisi dibutuhkan
dapat teratasi. 3. Berikan makanan sedikit tapi sering
- Adanya peningkatan berat 4. Berikan makanan selagi hangat
badan sesuai tujuan
- Berat badan sesuai tinggi
badan
- Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 65
- Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi

Skala :

1. Tidak pernah dilakukan


2. Jarang dilakukan
3. Kadang-kadang dilakukan
4. Sering dilakukan Selalu
dilakukan

2 II -     Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara


keperawatan manajemen nyeri konprehensif termasuk lokasi, durasi,
selama 3 x 24 jam diharapkan tidak
frekuensi, kualitas dan factor
ada masalah dalam nyeri dengan
skala 4 sehingga nyeri dapat hilang presipitasi
atau berkurang. 2. Ajarkan teknik non farmakologi

- Mengenali factor penyebab dengan distraksi/latihan nafas dalam

- Mengenali serangan nyeri 3. Berikan analgesic yang sesuai

- Tindakan pertolongan non 4. Observasi reaksi non verbal dari

analgetik ketidaknyamanan

- Mengenali gejala nyeri


- Melaporkan control nyeri
Skala :
1. Ekstrim
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 66
Berdasarkan pengkajian dan analisa data masalah keperawatan yang

timbul pada tn. m berdasarkan prioritas masalah actual dan potensial adalah

sebagai berikut :

1.     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

2.     Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian

kanan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 67
F. Perencanaan Tindakan Keperawatan

Evaluasi

No
Tanggal Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi
Dx
2 agustus 12.00 1. memberikan S:
1
2017 makanan terpilih - Klien
12.10 2. mengkaji kemampuan mengatakan
klien untuk nyeri telan
mendapatkan nutrisi - Klien tidak
12.15 yang dibutuhkan nafsu makan
3. memberikan makanan - Klien
12.20 sedikit tapi sering mengatakan
4. memberikan makanan lemas
selagi hangat O:
- Klien Lemas
- Klien tidak
menghabiskan
makanan
- BB : 47 Kg
TD : 100/70 i

2 agustus 13.00
2.
2017 - Mengkaji tingkat
13.05 nyeri S:
(nyeri skala 3) - Klien
- Kolaborasi
13.30 mengatakan
pemberian analgetik
masih nyeri
dan antibiotic
pada
- Memberikan teknik
tenggorokkan
relaksasi (nafas
- Klien kelihatan
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 68
dalam) gelisah
O:
- K/U lemah
- RR : 25x/i
- HR : 84 x/menit

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan

- mmhg
- HR : 84x /i

3 agustus 12.00 1. memberikan S:


1
2017 makanan terpilih - Klien
12.05 2. mengkaji kemampuan mengatakan
klien untuk nyeri telan
mendapatkan nutrisi - Klien tidak
12.10 yang dibutuhkan nafsu makan
3. memberikan makanan - Klien
12.15 sedikit tapi sering mengatakan
4. memberikan makanan lemas
selagi hangat O:
- Klien Lemas
- Klien tidak
menghabiskan
makanan
- BB : 47 Kg
TD : 100/70 i

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 69
13.00 - Mengkaji tingkat
S:
nyeri
(nyeri skala 3) - Klien
- Kolaborasi mengatakan
13.10
2. pemberian analgetik masih nyeri
dan antibiotic pada
13.20
- Memberikan teknik tenggorokkan
relaksasi (nafas - Klien kelihatan
3 agustus
dalam) gelisah
2017
O:
- K/U lemah
- RR : 25x/i
- HR : 84 x/menit

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan

- mmhg
- HR : 84x /i

A: Masalah tidak
teratasi

P: Lanjutkan Intervensi

4 agustus 12.00 1. memberikan S:


1
2017 makanan terpilih - Klien
12.05 2. mengkaji kemampuan mengatakan
klien untuk nyeri telan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 70
mendapatkan nutrisi - Klien tidak
12.15 yang dibutuhkan nafsu makan
3. memberikan makanan - Klien
12.20 sedikit tapi sering mengatakan
4. memberikan makanan lemas
selagi hangat O:
- Klien Lemas
- Klien tidak
menghabiskan
makanan
- BB : 47 Kg

4 agustus TD : 100/70 i
2. 2017 - Mengkaji tingkat
13.00 nyeri
(nyeri skala 3)
S:
- Kolaborasi
13.07 pemberian analgetik - Klien
dan antibiotic mengatakan

13.14 - Memberikan teknik masih nyeri


relaksasi (nafas pada
dalam) tenggorokkan
- Klien kelihatan
gelisah
O:
- K/U lemah
- RR : 25x/i
- HR : 84 x/menit

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 71
dilanjutkan

- mmhg
- HR : 84x /i

A: Masalah tidak
teratasi

P: Lanjutkan Intervensi

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 72
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR KLINIK


FORMAT PENGKAJIAN

NAMA MAHASISWA : Lukmanul Hakim, S.Kep


TEMPAT PRAKTIK : Ruang Inap Pria RSUP H Adam MAlik
TANGGAL PRAKTIK : 01- 11 agustus 2017

MANAJEMEN KASUS III

A.    Pengkajian

1.      Identitas Klien

Nama                      :   Tn. p

Jenis kelamin         :   Laki-laki

Umur                      :   53 Tahun

Agama                    :   islam

Suku/bangsa        :   aceh/Indonesia

Gol. Darah              :   -

Alamat                    :   Jln Jamin Ginting Simpang Selayang

Tgl. Pengkajian     :   7 agustus 2017

Diagnosa Medis   :   Diare

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 73
2.      Identitas Penanggung jawab

Nama                      :   Ny M

Jenis kelamian      :   Perempuan

Umur                      :   65 tahun

Agama                    :   islam

Pekerjaan                :   Petani

Alamat                    :   Jln Jamin Ginting Simpang Selayang

Hub. Dgn klien      :   Istri

B.     Keluhan utama

Klien mengatakan klien mencret ± 5 x/hari

C.    Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada tanggal 7 agustus 2017 pasien datang ke RSUP H Adam dengan

keluarga klien mengatakan klien panas, lemah, BAB berlebihan ± 5 x/hari,

kemudian klien di berikan obat oleh pihak Puskesmas,

D.    Riwayat Kesahatan Masa Lalu

Keluarga klien mengatakan belum pernah mengalami yang dialami sekarang.

E.     Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menular dan penyakit

yang dialami klien saat ini.

F.      Keadaan Umum

1.      Tingkat kesadaran : composmentis

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 74
Eye (mata) membuka tidak sepontan    : 5

Verbal                                                      : 4

Motorik                                                     : 6

                                                                  : 15

2.      Tanda – tanda vital :             

      Suhu          :   37,5oC

      Nadi          :  90

      Respirasi  :   30Xmnt

      TD              :   130/90 mmHg

3.      Penampilan umum : Klien tampak lemah

G.    Pemeriksaan Fisik

a.      Pemeriksaan umum

1.      Kepala             :  Bentuk simetris, rambut Beruban.

2.     Mata              :  Bentuk simetris, cekung, tidak ikterik, funsi

penglihatan baik.

3.     Hidung           :  Bentuk simetris, tidak ada lesi, mukosa merah, fungsi

penciuman baik ditandai dengan dapat membedakan

bau terasi dengan balsem.

4.      Mulut             : Bibir merah, bentuk simetris, mukosa lembab.

5.     Telinga       : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, fungsi

pendengaran baik ditandai klien masih dapat

merespon pertanyaan perawat dengan baik.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 75
6.     Leher            : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada

pembesaran KGB.

7.     Dada                :  Tidak sesak, paru sonor, vesikuler, tidak terdengan

ronci, bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar

bising

8.     Abdomen         :  Bentuk simetris, tidak ada lessi, hepar tidak teraba.

9.      Ektremitas       : 

a. Ekstremitas atas : Tidak ada keluhan

b. Ektremitas bawah : Tidak ada keluhan

10.  Integumen :Warna kulit putih, turgor kulit baik.

H.    Aspek Sosial, Psiko dan spiritual

1.      Konsep Diri

a.  Body image

Keluarga klien mengatakan menyukai semua anggota kliennya

b. Ideal diri

Keluarga klien mengatakan mempunyai keinginan agar klien cepat

sembuh

c.  Peran diri

Selama di rawat di rumah sakit keluarga klien mengatakan kurang

nyaman

d.  Identitas diri

Selama dikaji klien mampu menjawab pertanyaan dari perawat

e. Perasaan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 76
Klien tampak lemah, cemas dan takut pada saat perawat mengkaji

f. Mekanisme pertahanan diri

Setiap klien merasa sakit klien istirahat

2.      Aspek Sosial

a.  Hubungan Sosial

Klien mengatakan bahwa orang yang terdekat dengan klien adalah

suaminya

b.  Intraksi selama pengkajian

Klien sangat kooperatif dengan perawat pada saat pengkajian

c.   Aspek Spiritual

1. Nilai keyakinan

Klien memandang penyakit yang diderita klien adalah cobaan

dan kurang potensi dari keluarga klien terutama dalam

mengatur pola makan.

2. Kegiatan ibadah

Klien tidak bisa beribadah, selama klien sakit.

I.       Pemeriksaan penunjang

1.      Pemeriksaan diagnostik

a.      Tes darah:         

HB                    : 9,5 g/dl

Leukosit          :  10,300/mdl

Trombosit       :  38,6000/ml

Limfosit           :  32 %

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 77
Monosit           :  0 %

Haemotokrit   :  28,3

b.      Tes urin

Warna              :  Kuning

BD                    :  I,036

pH                    :  6,0

Keton               :  1 mg

Albumin          :  +

Reduksi           :  -

2.      Pemberian Terapi

a. Ranitidine injeksi 1 gr/6jam

b. Parasetamol 0,5 drof

c. Infus Rl 60 tetes per menit

d. metronidazol 3x1

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 78
Analisa Data

Data Fokus Kemungkinan Penyebab Masalah Keperawatan

DS:Keluarga kelien Bakteri masuk ke dalam Gangguan kese-


mengatakan klien BAB intestinal imbangan cairan &
mencret ± 5 x/hari elektrolit
¯

Iritasi usus
DO:
¯
- Konsistensi feces cair
- Konsistensi Kulit jelek Paristaltik usus meningkat
- Mata cekung ¯

Sari makan sulit diserapi

Sehingga air & garam mineral


terbawa ke dalam usus

Cairan & elektrolit terbuang


melalui feces

DS: Masuknya bakteri dalam Gangguan pemenuhan


intestinal nutrisi
- Keluarga mengatakan,
Klien susah makan ¯
- Keluarga klien
mengatakan klien Fungsi intestinal terganggu
badanya lemas ¯
DO:
Terjadi p paristaltik usus
- Pasien tampak lemah
- Pasien muntah

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 79
- Bising usus > BAB ¯
menurun
Sari makanan banyak
terbuang karena teransit time
absorbsi berkurang

Sari-sari makanan terbuang


melalui feces

Kebutuhan nutrisi terganggu

Diagnosa Keperawatan

a.       Gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit b.d dehidrasi dan diare

b.     Gangguan perubahan nutrisi b.d kurang dari kebutuhan tubuh

Rencana Tindakan

NIC
NOC
DX.
No ( NURSING
( NURSING OUTCOME
INTERVENTION
CLASIFICATION)
CLASIFICATION )

1. I  Setelah dilakukan asuhan - Observasi TTV


keperawatan selama 3x24 jam - Kaji kebutuhan cairan
sehari
Kesiembangan cairan dan elektrolit - Anjurkan banyak
dapat dipertahankan dalam batas minum
normal - menganjurkan keluarga
Kriteria Hasil: mengompres pasien
dengan air hangat
- Mencret dapat berkurang dalam - kolaborasi dalam
jangka waktu 1x 24 jam pemberian terapi
- Konsistensi BAB  lunak
- Turgor kulit baik
2. II  Setelah dilakukan asuhan - Pemberian susu

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 80
keperawatan selama 3x24 jam - Beri makanan tambahan
kebutuhan nutrisi dalam keadaan - Observasi TTV
normal - Kaji Input dan output
cairan
Kriteria Hasil: - kolaborasi dalam
- Nafsu makan pasien kembali pemberian terapi
normal
- Kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam
waktu 4 hari

K.    Pelaksanaan

CATATAN PERAWATAN

Hari/Tangga Jam
Dx Implementasi Evaluasi
l

7 agustus I 12.00 wib - Kaji kebutuhan cairan S : Pasien


2017 sehari Mengatakan
- Anjurkan banyak minum Masih Merasa
12.15 wib - mengobservasi TTV Panas
untuk mengetahui suhu
12.30 wib normal klien
- menganjurkan keluarga O:
mengompres pasien
dengan air hangat Temp: 37,9oc
- kolaborasi dalam
12.37 wib pemberian terapi
A:Masalah
Belum
Teratasi

12.55 wib P:Intervensi


Dilanjutkan

7 agustus II 11.50 wib - memberikan susu S:   Keluarga


2017 - memberikan makanan klien
12.00 wib tambahan mengatakan
- mengobservasi TTV klien masih
- mengkaji Input dan output mencret ± 4 x

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 81
12.30 wib cairan
- kolaborasi dalam
12.35 wib pemberian terapi O: Konsistensi
masih cair

12.55 wib
A:Masalah
belum
teratasi

P:lanjutkan
intervensi
dilanjutkan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 82
Hari/Tangga Jam
Dx Implementasi Evaluasi
l

8 agustus I 12.00 wib - Kaji kebutuhan cairan S : Pasien


2017 sehari Mengatakan
- Anjurkan banyak minum Masih Merasa
12.20 wib - mengobservasi TTV Panas
untuk mengetahui suhu
12.30 wib normal klien
- menganjurkan keluarga O:
mengompres pasien
dengan air hangat Temp: 36,5oc
- kolaborasi dalam
12.40 wib pemberian terapi
A:Masalah
Teratasi

12.55 wib
P:Intervensi
dihentikan

8 agustus II 11.50 wib - memberikan susu S:   Keluarga


2017 - memberikan makanan klien
12.00 wib tambahan mengatakan
- mengobservasi TTV klien masih
- mengkaji Input dan output lemah 
12.30 wib cairan
- kolaborasi dalam
12.35 wib
pemberian terapi O: Klien
tampak
lemah
12.55 wib

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 83
A: Masalah
belum
teratasi

P:   Lanjutkan
intervensi

Hari/Tanggal Dx Jam Implementasi Evaluasi

9 agustus 2017 II 11.50 wib - memberikan susu S:   Keluarga


- memberikan makanan klien
12.00 wib tambahan mengatakan
- mengobservasi TTV tidak mencret
- mengkaji Input dan lagi
12.30 wib output cairan
- kolaborasi dalam
12.35 wib
pemberian terapi O:
Konsistensi
BAB normal 
12.55 wib

A:Masalah
teratasi

P:Intervensi
dihentikan  

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 84
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 85
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTRITIS

1. TOPIK PENYULUHAN : Keperawatan Medikal Bedah


2. POKOK BAHASAN           : Sistem pencernaan
3. SUB POKOK BAHASAN   : Gastritis
4. SASARAN                          : Pasien Gratitis dan keluarga pasien di inap
pria RSUD Pidi Jaya
5. WAKTU : 09.00-10.00 WIB
6. PELAKSANAAN : Kamis, 10 agustus 2017

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit diharapkan pasien dan


keluarga mampu ikut berpartisipasi dalam penanganan serta memiliki
pengetahuan tentang penyakit gastritis

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit pasien dan keluarga dapat


mengetahui tentang :
1. Defenisi gastritis
2. Etiologi gastritis
3. Manifestasi klinik
4. Cara perawatan gratistis di rumah
5. Cara pencegahan gastritis
6. Diet penyakit gratistis

III. POKOK MATERI


1. Defenisi gastritis
2. Etiologi gastritis

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 86
3. Manifestasi klinik
4. Cara perawatan gratistis di rumah
5. Cara pencegahan gastritis
6. Diet penyakit gratistis

IV. METODE

1.  Ceramah
2. Tanya jawab

V. MEDIA

 Leaflet

VI. PENGORGANISASIAN

Penyaji : Lukmanul Hakim, S.Kep

 VII. KEGIATAN PENYULUHAN

N Pembicaraan Peserta Waktu


o

1 Pembukaan

a.Mengucapkan salam a. Menjawab salam

b.Menanyakan perasaan peserta b. Peserta


mengungkapkan
c.Memperkenalkan diri 5
perasaannya menit
d.Menjelaskan kontrak topik,waktu, dan tujuan
penyuluhan c. Mendengarkan

d.Menyetujui kontrak

2 Inti

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 87
a. Menjelaskan materi penyuluhan tentang:

1. Defenisi gastritis a. Mendengarkan


2. Etiologi gastritis
3. Manifestasi klinik b.Mengajukan
4. Cara perawatan gratistis di rumah
5. Cara pencegahan gastritis pertanyaan
6. Diet penyakit gratistis
b. Memberikan kesempatan kepada komunikan c. Mendengarkan
25
untuk bertanya tentang materi yang disampaikan
menit
c. Menjawab pertanyaan peserta mengenai materi
yang telah di sampaikan

3 Penutup

a. Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi a. Menjawab 10
b. Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam b. Menjawab menit
salam

Kerangka Konsep

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 88
Gastritis

Pengertian Manifestasi klinik Cara perawatan Diet penyakit


gastritis gratistis di rumah gratistis

Etiologi Cara
pencegahan
gastritis

MATERI
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 89
Defenisi Gastritis

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.

Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai

terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam

gangguan dalam saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya

proses inflamasi pada lambung ( Sukarmin, 2012:147 ).

Etiologi

a. Pemakaian obat NSAIDS ( Non Steroid Anti Inflamasi Drugs )

Pemakaian obat anti inflamasi non steroid seperti aspirin, asam

mefenamat, aspilet dalam jumlah besar. Obat antiinflamasi non steroid dapat

memicu kenaikan produksi asam lambung yang berlebihan sehingga mengiritasi

mukosa lambung karena terjadinya difusi balik ion hidrogen ke epitel lambung.

Selain itu jenis obat ini dapat mengakibatkan kerusakan langsung pada epitel

mukosa karena dapat bersifat iritatif dan siftnya yang asam dapat menambah

derajat keasaman pada lambung.

b. Konsumsi alkohol berlebihan

Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar pada

mukosa lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi pada mukosa

lambung.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 90
c. Faktor makanan

Pola kebiasaan makan yang tidak teratur, kebiasaan mengkonsumsi

makanan dan minuman seperti cuka, cabe, asam, kopi, alkohol,porsi makan terlalu

banyak dan sering terlambat makan.karena tidak ada makanan yang masuk

d. Rokok

Asam nikotin pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombus yang

berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah ke

lambung mengalami penurunan. Penurunan ini dapat berdampak pada penurunan

produksi mukus yang salah satu fungsinya untuk melindungi lambung dari iritasi.

Selain itu CO yang dihasilkan oleh rokok lebih mudah di ikat oleh Hb daripada

O2 sehingga memungkinkan penurunan perfusi jaringan pada lambung. Kejadian

gastritis pada perokok juga dapat di picu oleh pengaruh asam nikotinatyang

menurunkan rangsangan pada pusat makan, perokok menjadi tahan lapar sehingga

asam lambung dapat langsung mencerna mukosa lambung bukan makanan karena

tidak ada makanan yang masuk.

e. Pemberian obat kemoterapi

Obat kemoterapi mempunyai sifat dasar meruak sel yang pertumbuhannya

abnormal, perusakan ini ternyata dapat juga mengenai sel inang pada tubuh

manusia. Pemberian kemoterapi dapat juga mengakibatkan kerusakan langsung

pada epitel mukosa lambung.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 91
f. Stres

Stres psikologi akan meningkatkan aktifitas saraf simpatik yang dapat

merangsang peningkatan produksi asam lambung. Peningkatan hcl dapat di

rangsang oleh mediator kimia yang dikeluarkan oleh neuron simpatik seperti

epinefrin.

g. Infeksi sistemik

Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh mikroba akan

merangsang peningkatan laju metabolik yang berdampak pada peningkatan

aktifitas lambung dalam mencerna makanan. Peningkatan HCL lambung dalam

kondisi seperti ini dapat memicu timbulnya perlukaan pada lambung.

h. Iskemia dan syok

Kondisi iskemia dam syok hipovolemia mengancam mukosa lambung

karena penurunan perfusi jaringan lambung yang dapat mengakibatkan nekrosis

lapisan lambung.

i. Trauma mekanik

Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan saat

kecelakaan yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab ganggguan keutuhan

jaringan lambung. Kadang kerusakan tidak sebatas mukosa, tetapi juga jaringan

otot dan pembukuh darah lambung sehingga pasien dapat mengalami perdarahan

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 92
yang hebat. Trauma juga bisa disebabkan tertelanyabenda asing yang keras dan

sulit dicerna.

j. Infeksi mikroorganisme

Koloni bakteri yang menghasilkan toksikdapat merangsang pelepasan

gastrin dan peningkatan sekresi asam lambung.

Manifestasi klinik

a. Gastritis Akut

1. Hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai

terjadi renjatan karena kehilangan darah

2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.

Keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati.

3. Mual-mual dan muntah.

4. Perdarahan saluran cerna.

5. Pada kasus yang amat ringan perdarahan ber-manifestasi sebagai darah

samar pada tinja dan secara fisis akan di jumpai tanda-tanda anemia

defesiensi dengan etiologa yang tidak jelas.

6. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka

yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga tanda dan gejala gangguan

hemodinamika yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, sampai

gangguan kesadaran.

b. Gastritis Kronis

1. Gejalanya bervariasi antara satu orang dengan yang lain dan kadang tidak

jelas.
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 93
2. Perasaan penuh, anoreksia.

Perasaan cepat penuh diakibatkan sekresi yang berlebihan pada lambung

ketika ada makanan yang masuk. Sehingga kapasitas makanan menjadi

menurun karena sebagian besar telah diisi mukus dan cairan hasil sekresi.

3. Distres epigastrik yang tidak nyata.

Distres epigastrik yang tidak nyata sering berkaitan dengan perasaan gaster

seperti penuh kalau dilakukan pengecekan secara detail lambung tidak

mengalami peningkatan intralumennya. Respon ini terkait dengan adaptasi

psikologi yang berlangsung lama, jadi penderita seolah-olah terbawa emosi

lambung terasa penuh.

4 Cepat kenyang

Penjelasan mengenai cepat kenyang prosesnya seperti lambung terasa cepat

penuh (Sukarmin, 2012).      

Cara Perawatan Gastritis Dirumah

a. Makan dengan perlahan-lahan, usahakan makanan dalam bentuk lunak

dan hangat. Kurangi makanan yang berbumbu pedas, bergas seperti kol,

nangka dan lain-lain.

b. Bila selesai makan, beristirahatlah sebentar, berilah lambung anda

waktu untuk menurunkan atau mengurangi rasa nyeri.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 94
c. Pada penderita gastritis disarankan jangan terlalu banyak berfikir untuk

menghindari stress, faktor stres ini dihindari secepat mungkin tanpa

obat seperti meditasi atau menekuni hobi.

Cara Pencegahan Penyakit Medis Gastritis.

a. Biasakan makan secara teratur dan sesuai jadwal, makanlah dengan tenang

dan tidak terburu-buru, jangan makan makanan yang terlalu panas atau

dingin karena dapat menimbulkan rangsangan pada lambung,

mengkonsumsi makanan yang mudah di cerna, jangan biarkan lambung

kosong terlalu lama dan jangan makan berlebihan, kurangi makanan yang

pedas dan asam seperti acar, kari lada, kafein dan makanan yang dapat

merangsang sekresi lambung seperti kangkung, kol dan nangka.

b. Hindari Rokok

Ada banyak sekali metode yang biasa dipakai untuk mendorong perokok

agar dapatmenghilangkan kebiasaan itu. Misalnya buatlah catatan harian

untuk mengetahui berapa banyak uang yang anda habiskan untuk membeli

sebuah rokok sehingga kita atau pengeluaran sehari-hari. Yakinkanlah diri

anda untuk dapat berhenti merokok.

c. Hindarilah minum minuman yang berakohol, kopi, teh kental.

d. Berolah Raga teratur.

e. Kendalikan stress dam emosi dengan baik. Stres dan ketegangan kini

menjadi suatu bagian integral dari kehidupan agar dapat mengatasi secara

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 95
efektif, harus mahami ambisi, rasa takut dan kecemasan. Suatu kesadaran

pribadi akan membuat anda mempunyai bekal yang jauh lebih untuk

menghadapi perubahan dan stres.

f. Pola tidur yang teratur dan usahakan dapat beristirahat yang cukup, pada

malam hari usahakan dapat tidur minimal 8 jam dan siang hari dapat

beristirahat dengan rilek selama 1 jam.

g. Mengkonsumsi obat sakit maag yang biasanya bersifat antasid yang

dimana dapat menurunkan keasaman cairan dilambung dengan cara

menaikan Ph, sehingga untuk sementara gejala sakit akan hiang. Namun

kesembuhan tersebut bersifat sementara karena lambung masih lemah

akibat erosi, serta belum seimbangnya produksi kelenjar-kelenjar lambung.

h. Dianjurkan minum susu, karena selain bisa menetralkan asam lambung

yang berlebihan, susu juga banyak mengandung protein dan kalsium yang

sangat berguna dalam pergantian sel-sel jaringan tubuh.

Diet Penyakit Gastritis/Penyakit Lambung

Diet penyakit gastritis adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya

yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung

yang berlebihan. Syarat-syarat diet penyakit gastritis adalah:

a. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan.

b. Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk

menerimanya.

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 96
c. Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan

secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

d. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.

e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara

termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya tahan terima

perorangan).

g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak dianjurkan

minum susu terlalu banyak.

h. Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang.

i. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam

untuk memberi istirahat pada lambung.

Toleransi pasien terhadap makanan sangat individual, sehingga perlu dilakukan

penyesuaian, frekuensi makan dan minum susu yang sering pada pasien tertentu dapat

merangsang pengeluaran asam lambung secara berlebihan. Perilaku makan tertentu dapat

menimbulkan gastritis misalnya porsi makan terlalu besar, makan terlalu cepat atau

berbaring/tidur segera setelah makan (Almatsier, 2010).

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 97
KESIMPULAN DAN SARAN

A.        Kesimpulan

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.

Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai

terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam

gangguan dalam saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya

proses inflamasi pada lambung

Dari pembahasan diatas diperoleh kesimpulan yaitu masyarakat kurang

menyadari akan kelakuan / gaya hidup mereka tiap hari yang akan membahayakan

diri mereka sendiri tetapi juga persoalan budaya atau perilaku masyarakat.

B.        Saran

Dengan adanya SAP ini maka disarankan kepada pembaca agar memahami

lebih banyak lagi tentang pentingnya kelakuan hidup tiap hari/ gaya hidup tiap

hari yang akan mengundang berbagai penyakit termasuk penyakit gastritis

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 98
SATUAN ACARA Gastritis i. Trauma mekanik
PENYULUHAN ( SAP ) merupakan j. Infeksi
GASTRITIS
peradangan yang mikroorganis
mengenai mukosa me
lambung.
O L E H: Cara Perawatan
Gastritis Dirumah
Lukmanul Hakim, S.Kep
a. Makan dengan
NIM : 1605020 perlahan-lahan,
usahakan
makanan dalam
bentuk lunak dan
hangat. Kurangi
makanan yang
berbumbu pedas,
bergas seperti
Etiologi kol, nangka dan
a. Pemakaian obat lain-lain.
NSAIDS
b. Bila selesai makan,
b. Konsumsi
SEKOLAH TINGGI beristirahatlah
alkohol
sebentar,
ILMU KESEHATAN berlebihan
SUMATERA UTARA c. Faktor makanan c. Jangan terlalu
d. Rokok banyak berfikir
PROGRAM STUDI e. Pemberian obat untuk
kemoterapi menghindari
PROFESI NERS
f. Stres stress,
g. Infeksi sistemik
2017
h. Iskemia dan
Defenisi Gastritis syok

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 99
bersifat
antasid
h. Dianjurkan
minum susu,

SEKIAN
Cara Pencegahan TERIMA KASIH
Penyakit Medis
Gastritis.
a. Biasakan
makan secara
teratur dan
sesuai jadwal,
b. Hindari Rokok
c. Hindarilah
minum
minuman yang
berakohol,
kopi, teh
kental.
d. Berolah Raga
teratur.
e. Kendalikan
stress dam
emosi dengan
baik.
f. Pola tidur yang
g.
Mengkonsums
i obat sakit
maag yang
biasanya
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 100
LEMBAR KONSULTASI PBLK

Nama : Lukmanul Hakim, S.Kep


NIM : 1505020
Judul : Manajemen Kasus Pada Sistem Pencernaan Dengan
Gastritis Dirumah Sakit Umum Pusat h Adam Malik
Medan 2017
Pembimbing Utama :Arlis, S.Kep, Ns. M.kes

No Hari/Tanggal Materi Konsul Saran Paraf


1 Kamis/ BAB, I, II, III Lanjut BAB IV, V
21/05/2018
2 Kamis/ BAB, IV, V Buat Resume
21/05/2018
3 Kamis/ Resume I, II, Perbaiki Resume
21/05/2018 III
4 Jum’at/ Resume, SAP Lanjut SAP
23/05/2018
5 Jum’at/ Lampiran Lampirkan Semuanya
23/05/2018
6 Jum’at/ ACC PBLK
23/05/2018

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017 101

Anda mungkin juga menyukai