Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK SENI BUDAYA

MATERI : TEKNIK SENI RUPA

NAMA KELOMPOK : TULIP

ANGGOTA

1. ELSA NANDA SARI


2. FEREL ARI BASO P.
3. FITRIA MAHARANI
4. INDRY HANDAYANI

SMA NEGERI 2 PALU


2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur tak henti-hentinya kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga penulis berhasil
menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“SENI RUPA”.
Makalah ini berisikan tentang informasi seputar seni atau yang lebih
khususnya membahas masalah Seni Rupa. Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang seni rupa.
Penulis menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah saya ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita semua. Aamiin.

Penulis, Juli 2018

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................i

Daftar Isi ............................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan .......................................................................................1

1. Latar Belakang..............................................................................1

2. Rumusan Masalah ........................................................................2

3. Tujuan Penulisan .........................................................................2

4. Manfaat Penulisan .......................................................................2

Bab II Pembahasan .......................................................................................3

1. Pengertian Seni Rupa ...................................................................3

2. Macam-Macam Seni Rupa ..........................................................3

3. Sejarah Seni Rupa Pada Zaman Klasik .......................................5

4. Pengertian Seni Lukis ..................................................................7

5. Sejarah Umum Seni Lukis ...........................................................7

6. Sejarah Seni Lukis di Indonesia ..................................................9

7. Aliran-Aliran Seni Lukis .............................................................10

Bab III Penutup ..............................................................................................15

1. Penutup ........................................................................................15

2. Saran ............................................................................................15

Daftar Pustaka ....................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni
yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa, yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur,
ruang dan warna. Unsur-unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah
pola tertentu. Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa
yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna. Unsur-unsur
rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak
bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk karya
seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang
membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas
keseluruhan sebuah karya seni lebih penting dari jumlah bagian-bagiannya.
Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua, yaitu: karya seni rupa dua
dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Karya seni rupa dua dimensi adalah
karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang
hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja.
Contoh: seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya. Karya
seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki dimensi panjang,
lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang. Contoh:
seni patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk.
Seni Rupa jika dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni pakai / terapan (applied art). Seni murni
adalah karya seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
artistik. Orang mencipta karya seni murni umumnya berfungsi sebagai sarana
untuk mengekspresikan cita rasa estetik. Kebebasan berekspresi dalam seni murni
sangat diutamakan. Yang tergolong dalam seni murni, yaitu: seni lukis, seni
patung, seni grafis dan sebagian seni kerajinan. Seni Terapan atau seni pakai
(applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan
praktis. Contoh: seni terapan, yaitu: arsitektur, poster, keramik, baju, sepatu, dan
lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih
diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni
terapan tampak lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin
karena membuat karya seni murni terasa lebih bebas dibanding membuat karya
seni terapan karena tidak memperhitungkan fungsi. Akan tetapi sering pula terjadi
sebaliknya, melukis bisa lebih sulit daripada membuat rumah tinggal.
Dari pembahasan di atas dapat saya simpulkan bahwa saya mengambil
tema “Seni Rupa” yang akhir-akhir ini banyak diminati masyarakat luas

1
khususnya dibidang seni lukis yang memiliki banyak keunikan. Hal ini dapat
dilihat dari berbagai media yang digunakan.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:
1) Apa yang dimaksud dengan seni rupa?
2) Apa saja macam-macam seni rupa?
3) Bagaimana sejarah seni rupa pada zaman klasik?
4) Apa yang dimaksud seni lukis?
5) Bagaimana sejarah umum seni lukis?
6) Bagaimana sejarah seni lukis di Indonesia?
7) Apa saja aliran-aliran seni lukis?

3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pengertian seni rupa.
2) Untuk mengetahui apa saja macam-macam seni rupa.
3) Untuk mengetahui sejarah seni rupa pada zaman klasik.
4) Untuk mengetahui pengertian seni lukis.
5) Untuk mengetahui sejarah umum seni lukis.
6) Untuk mengetahui sejarah seni lukis di Indonesia.
7) Untuk mengetahui apa saja aliran-aliran seni lukis.

4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut:
Untuk memperluas wawasan pembaca mengenai seni rupa terutama di bidang
seni lukis agar dapat mengembangkan minat dan bakat dalam bidang tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Seni Rupa


Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni
yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur,
ruang dan warna. Unsur-unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah
pola tertentu.Bentuk karya seni rupa merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa
yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi yang bermakna. Unsur-unsur
rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-bagian yang tidak
bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk karya
seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang
membentuknya, tetapi dari sifat struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas
keseluruhan sebuah karya seni lebih penting dari jumlah bagian-bagiannya.

2. Macam-macam Seni Rupa


Beberapa macam seni rupa sebagai berikut :
1) Seni Rupa Murni
a. Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar
pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih
utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua
dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan
tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas,
papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media
lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat
bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
b. Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya
menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik
Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam
jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya
dikenal sebagai “impression”. Lukisan atau drawing, di sisi lain,
menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari
permukaan sebuah bahan, secara teknis disebut dengan matrix. Matrix
yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng
untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu
untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan
dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai
karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari
sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern masing-

3
masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa
karya tersebut adalah edisi terbatas.
c. Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga
dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya
dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan).
d. Seni instalasi (pemasangan) adalah seni yang memasang, menyatukan, dan
mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu
konteks kesadaran makna tertentu. Biasanya makna dalam persoalan-
persoalan sosial-politik dan hal lain yang bersifat kontemporer diangkat
dalam konsep seni instalasi ini. Seni instalasi dalam konteks visual
merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga dimensional yang
memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, suara, cahaya, gerak dan
interaksi spektator (pengunjung pameran) sebagai konsepsi akhir dari olah
rupa.
e. Seni pertunjukan (Performance art) adalah karya seni yang melibatkan
aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. performance
biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan
hubungan seniman dengan penonton. Meskipun seni performance bisa
juga dikatakan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni mainstream
seperti teater, tari, musik dan sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan seni
tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan istilah 'seni pertunjukan'
(performing arts). Seni performance adalah istilah yang biasanya mengacu
pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan kini
mulai beralih ke arah seni kontemporer.
f. Seni Keramik adalah cabang seni rupa yang mengolah material keramik
untuk membuat karya seni dari yang bersifat tradisional sampai
kontemporer. Selain itu dibedakan pula kegiatan kriya keramik
berdasarkan prinsip fungsionalitas dan produksinya. Venus of Dolni
Vestonice adalah karya keramik tertua yang pernah ditemukan.
g. Seni film
h. Seni koreografi
i. Seni fotografi

2) Desain
a. Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun
keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan
kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro

4
yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut
b. Disain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan
gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin.
Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil
abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan
dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain
grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang,
produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang
digunakan (disain). Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan
keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi,
pengolahan gambar, dan tata letak
c. Desain industri (Industrial design) adalah seni terapan di mana estetika
dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang) suatu barang
disempurnakan. Desain industri menghasilkan kreasi tentang bentuk,
konfigurasi, atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna atau
gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang memberi kesan
estetis, dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas
industri atau kerajinan tangan. Sebuah karya desain dianggap sebagai
kekayaan intelektual karena merupakan hasil buah pikiran dan kreatifitas
dari pendesainnya, sehingga dilindungi hak ciptanya oleh pemerintah
melalui Undang-Undang No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri.
Kriteria desain industri adalah baru dan tidak melanggar agama, peraturan
perundangan, susila, dan ketertiban umum. Jangka waktu perlindungan
untuk desain industri adalah 10 tahun.
d. Desain Interior.
e. Desain Busana.
3) Kriya
a. Kriya tekstil
b. Kriya kayu
c. Kriya keramik
d. Kriya rotan
3. Sejarah Seni Rupa Pada Zaman Klasik
Perkembangan seni rupa zaman klasik didasari atas berkembangnya
kebutuhan dan kepercayaan. Kepercayaan yang hidup pada zaman prasejarah
berkembang pesat pada zaman klasik. Kepercayaan awal pemujaan terhadap
arwah (roh nenek moyang) berkembang menjadi kepercayaan kepada para
dewa. Kebutuhan sarana ibadah baik bentuk dewa maupun tempat peribadatan
menjadi alasan mereka menciptakan karya seni rupa, berupa kuil, candi, vihara,
dan patung-patung perwujudan dari dewa dan dewi, serta piramid. Didorong oleh

5
perkembangan ilmu dan teknologi, serta ditemukannya bahan logam, menjadikan
karya-karya mereka mencapai tahap perkembangan yang dapat mencapai puncak
(klasik).
Seni rupa pada zaman klasik ini di seluruh dunia hampir mengalaminya,
di Yunani, Romawi, Mesir, India, Mesopotamia, dan Indonesia. Perbedaanya
hanya terletak pada waktu. Bisa diambil Seni Klasik di Mesir dengan didasari
pada pemujaan terhadap dewa.
Fir’aun sebagai raja yang dipercaya turunan dewa, maka setelah
meninggal dipatungkan dalam wujud dewa. Pemujaan terhadap Fir'aun setelah
mati bukan sekedar dipatungkan, tetapi juga dibuat mummi (mayat yang
diawetkan). Mummi ini didasari atas kepercayaan bahwa manusia setelah mati
rohnya akan bersemayam melindungi manusia yang hidup asalkan jasadnya
diawetkan. Kebutuhan kepercayaan itulah maka dibuat mummi. Karya seni
bentuk lain adalah piramid. Piramid adalah tempat makam Fir'aun. Piramid ini
merupakan karya klasik dan monumental.
Pada bagian tempat menyimpan mummi, di dalam piramid dibuat kamar
(cela): Pada Dinding cela ini digambarkan si mati ketika semasa hidupnya dan
kendaraan kapal sebagai kendaran roh si mati menuju nirwana. Karya seni rupa
yang lahir adalah relief. Di depan piramid dibangun pintu gerbag (pylon) yang
diapit oleh dua tugu (obelix), yang terbuat dari batu utuh dengan ketinggian
puluhan meter. Dibelakangnya dibuat patung yang berbadan singa berkepala
manusia (sphink), yang mengandung makna simbolis.
Piramid, patung, tugu, dan sphink, serta mummi adalah karya seni
rupa yang mencapai tahap klasik (puncak) karya seni rupa mesir. Itu semua
didasari oleh kebutuhan kepercayaan. Contoh lain seni rupa klasik yang lahir di
Yunani dan Romawi. Karya seni rupa mereka mencapai klasik sebab menciptakan
karya-karya yang monumental seperti kuil, patung dewa dewi, dan tempat
olahraga olimpiade. Karya-karya mereka pun lahir didasari oleh kebutuhan
kepercayaan kepada para dewa. Dewa-dewa diciptakan dalam bentuk patung
manusia yang sempurna dalam bentuk fisik (idial). Lahirlah patung dewa Zeus,
Dewa Appolo, Dewa Olahraga, dan dewa - dewa lainnya dalam bentuk patung
yang menggunakan bahan batu, logam dan emas. Ketelitian, keuletan,
kesungguhan dalam membuat patung sangat telliti dan tinggi, sehingga
melahirkan karya-karya patung yang sempurna (klasik).
Selain patung seni rupa yang didasari kepercayaan terhadap dewa ini
berupa sarana ibadah atau kuil. Kuil-kuil ini mencapai tahap klasik sebab
didukung oleh tiang-tiang yang indah dan dihiasi dengan patung-patung dewa dan
relief yang agung. Karena teknik yang tinggi dan kecermatan yang luar biasa,
maka terciptalah kuil-kuil yang monumental (klasik). Seni klasik yang lahir di
Indonesia, didasari oleh kepercayaan agama Hindu dan Budha. Ajaran agama

6
Hindu yang percaya kepada para Dewa melahirkan perwujudan dewa-dewa dalam
bentuk patung, dewa syiwa, dan brahma. Raja dianggap sebagai turunan dewa,
maka raja biasanya dipatungkan dalam wujud dewa. Tempat pemakaman
para raja biasanya dibuatkan bangunan candi asal kata dari Candika (Dewa
Kematian). Dinding bangunan candi dihias dengan relief yang berisi ajaran
agama. Patung, relief dan candi yang dibangun untuk kebutuhan kepercayaan di
Indonesia mencapai tahap klasik dan monumental seperti Candi Prambanan,
Borobudur dan Penataran.

4. Pengertian Seni Lukis


Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar
pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh
dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau
permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium
lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di
dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga
bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada
media yang digunakan.

5. Sejarah Umum Seni Lukis


 Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-
peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu,
nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding
gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan.Sebuah lukisan
atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana
seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar
prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan
tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau
batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di
dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini
memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih
cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti
dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di
Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi
datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah
manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung,
sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan

7
aslinya.Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis
terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi
tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli.
Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap
tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu,
citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari
pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok
masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk
menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat
gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila
diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada
biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam
kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin
ahli.Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada
saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi
kegiatan seni.
 Seni Lukis Zaman Klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
 Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama).
 Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii).
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin
bentuk-bentuk yang ada di alam.Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu
pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu
berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
 Seni Lukis Zaman Pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan,
seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan.Ilmu pengetahuan
dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada
Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan
realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa
dikategorikan "bagus". Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat
propaganda dan religi.Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan
dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk
yang "benar" dari benda).
 Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali
ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium
menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga

8
deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern
dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan
terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam
kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap
sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang
dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar
ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.

6. Sejarah Seni Lukis di Indonesia


Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan
Belanda di Indonesia.Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke
aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan
aliran ini. Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup
beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis
Belanda.
Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga
berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis
istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui
perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga
perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia
membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi
cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan
alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab
dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi
komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan
kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke
bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan
pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih
memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu,
sehingga era ekspresionisme dimulai.Lukisan tidak lagi dianggap sebagai
penyampai pesan dan alat propaganda.Perjalanan seni lukis Indonesia sejak
perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing
oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran
keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang
membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni
konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah
menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian
muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997.

9
Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-
galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi
merupakan bisnis alternatif investasi.

7. Aliran-Aliran Seni Lukis


a) Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir
dari kekuasaan feodalisme di Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke
bagian-bagian dunia lainnya. Revolusi ini tidak hanya perubahan tata politik
dan tata social, tetapi juga menyangkut kehidupan seni. Para seniman menjadi
bebas dalam memperturutkan panggilan hati masing-masing, dimana mereka
berkarya bukan karena adanya pesanan, melainkan semata-mata ingin melukis
saja.
Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam
sejarah yang ditandai dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis
David adalah pelukis pertama dalam babakan modern. Pada tahun 1784,
David melukiskan “SUMPAH HORATII”. Lukisan ini menggambarkan
Horatius, bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat sumpah
tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri, sementara anak
perempuannya menangis di sebelah kanan.
Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk
mendidik, menanamkan kesadaran anggota masyarakat atas tanggung
jawabnya terhadap Negara. J.L. David merupakan pelopor aliran Neo-Klasik,
dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional, objektif, penuh dengan disiplin
dan beraturan serta bersifat klasik.
 Ciri-cirinya Lukisan Neo-Klasik :
a. Lukisan terikat pada norma-norma intelektual akademis.
b. Bentuk selalu seimbang dan harmonis.
c. Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.
d. Raut muka tenang dan berkesan agung.
e. Berisi cerita lingkungan istana.
f. Cenderung dilebih-lebihkan. Tokoh penerus J.L. David dalam Neo-
Klasik adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE INGRES (1780-
1867).
b) Aliran Romantik
Aliran Romantik merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik,
dimana Jean Jacques Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia
yang tidak hanya memiliki pikiran tetapi juga memiliki perasaan dan emosi.
Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :

10
 Hal yang berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam
aliran Neo- Klasik).
 Eksotik, kerinduan pada masa lalu.
 Digunakan untuk perasaan dari penontonnya.
 Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan.
Ciri-ciri aliran Romantis sebagai berikut :
 Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
 Penuh gerak dan dinamis.
 Warna bersifat kontras dan meriah.\
 Pengaturan komposisi dinamis.
 Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
 Kedahsyatan melebihi kenyataan.
Tokoh-tokhnya antara lain:
a) Eugene Delacroix
b) Theodore Gericault
c) Jean Baptiste
d) Jean Francois Millet
Tokoh yang betul-betul pemberontak dan pertama kali menancapkan
panji-panji romantisme adalah Teodore Gericault (1791-1824) dengan
karyanya yang berjudul “RAKIT MENDUSA”. Romantisme berasal dari
bahasa Perancis “Roman” (cerita), sehingga aliran ini selalu melukiskan
sebuah cerita tentang perbuatan besar atau tragedy yang dahsyat.
c) Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi,
mereka menggunakan penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang
tokoh Realisme yang bernama “Courbet” dari Perancis mengatakan:
“TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN
MELUKISNYA, artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan
kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata). Aliran Realisme selalu melukiskan
apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada idealisasi,
distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet (1819-1877)
memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit.Lukisan-
lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti
“Lukisan Pemecah Batu” dll.
Tokoh: Jean Francois, Millet dan Honore Daumier.
d) Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam
dengan segenap isinya.Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan
keadaan alam, khususnya dari aspek yang menarik, sehingga lukisan
Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya.Monet merupakan

11
salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya mendekati
Realisme.Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang mendekati Realisme,
tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbert sebagai tokoh
realisme.
Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup
tinggi, sedangkan realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-
indah dan amoral, karena prinsip Monet adalah “seni untuk kepentingan seni,
bukan untuk apapun.Para pelukis Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis
pemandangan.Tokoh Naturalisme yang berasal dari Inggris adalah Thomas
Gainsbrough (1727-1788).
Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.

e) Aliran Impresionis
Apabila ada orang mendengar istilah Impresionisme, maka asosiasi
mereka biasanya tertuju pada lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan
yang agak kabur dan tidak mendetail. Claud Monet bukan tokoh
impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak diilhami oleh penemuan-
penemuan Claud Monet dalam setiap lukisannya. Seorang tokoh
impresionisme dari Prancis bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919).
Pelukis ini sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi
berpakaian maupun tanpa busana. Lukisan impresionis sangat dipengaruhi
oleh keadaan cuaca, karena melukis dilakukan di luar studio. Lukisan
impresionis biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas dan nampak hanya
efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu.
Tokohnya: Eduard Manet, Claude Monet,Auguste Renoir, Edward
Degas dan Mary Cassat.
f) Aliran Ekspresionisme
Pada tahun 1990-an, para pelukis mulai tidak puas dengan karya yang
hanya menonjolkan bentuk-bentuk objek. Mereka mulai menggali hal-hal
yang berhubungan dengan batin, sehingga muncullah aliran ekspresionisme.
Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang menjadi tonggak kemunculan
aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah Paul Cezanne,
Paul Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi. Ekspresionisme
merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan ke arah
suasana kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin.
Pelopornya adalah Vincent Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W .
Kandinsky, dan Edvard Munch.
g) Aliran Fauvisme
Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis “Les Fauves”, yang artinya
binatang liar.Aliran fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi,

12
sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya seperti
pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya.Lukisan-lukisan fauvis betul-betul
membebaskan diri dari batasan-batasan aliran sebelumnya.
Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa
memikirkan isi dan arti dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De
Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang banyak terinspirasi oleh goresan
warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata; Saya lebih mencintai
Van Gogh dari pada Ayah saya.
Tokoh-tokohnya Antara lain Henry Matisse, Andre Derain, Maurice de
Vlaminc.
h) Aliran Kubisme
Aliran kubisme dilatar belakangi oleh konsep Paul Cezanne yang
mengatakan bahwa bentuk dasar dari segala bentuk adalah silinder, bola,
balok dan semua bentuk yang ada di dalam di pengaruhi oleh perspektif,
sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso menjadi insfirasi
kemunculan karya- karya kubisme, karena motif geometris digunakan oleh
Picasso.
Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh
kubisme yang sangat terkenal adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di
samping kedua tokoh ini masih banyak tokoh lain yg menganut Kubisme
seperti Juan Gris dll.
i) Aliran Abstraksionisme
Aliran Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari
sensasi-sensasi atau asosiasis figuratif suatu obyek.Aliran Abstraksionis di
bedakan menjadi dua, yaitu:
 Abstrak kubistis, yaitu abstrak dalam bentuk geometrik murni seperti
lingkaran kubus dan segi tiga. Tokoh aliraran ini berasal dari Rusia yaitu
Malivich [1913].
 Abstrak Nonfiguratif, yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni
sebagai ugkapan perasaan, di mana garis mewakili garis, warna mewakili
warna dan sebagainya. Bentuk alami ditinggalkan sama sekali. Tokohnya
adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.

13
j) Aliran Futuris
Aliran Futuris muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai reaksi terhadap
aliran kubisme yang dianggap dinamis penuh gerak, karena itu temanya
cenderung menggambarkan kesibukan-kesibukan seperti, pesta arak-arakan,
perang dll. Tokoh aliran ini antara lain Carlo Carra, Buido Severini, Umbirto
Boccioni dan F.T Marineti.
k) Aliran Dadaisme
Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep aliran
sebelumnya. Aliran ini mepunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-
hukum seni yang telah berlaku. Ciri aliran ini sinis, nihil dan berusaha
meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh perang dunia pertama yang
tak kunjung berhenti.
Perang yang tak kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial
dari nilai estetika di muka bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada
estetika dalam karya seni. Tokoh Dadisme adalah Paul klee, Scwitters Tritan
Tzara, Maron Janco dll.

14
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka kita dapat
mengetahui bahwa, Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu
cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang,
bentuk, tekstur, ruang dan warna. Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua yaitu:
karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Seni Rupa jika
dilihat dari segi fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni
(fine art) dan seni pakai / terapan (applied art).
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar
pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh
dari menggambar. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas,
papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan.
Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan
imaji tertentu kepada media yang digunakan.

2. Saran
Jangan hanya terfokus dengan hal-hal yang sudah dilakukan. Carilah
inspirasi yang baru demi kemajuan karya seni di Indonesia khusunya seni lukis.
Pemerintah juga harus mendukung dan memfasilitasi berbagai kegiatan seni agar
masyarakat lebih inspiratif.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_rupa
http://desxripsi.blogspot.com/2012/07/aliran-aliran-seni-rupa-tokoh-dan.html

16

Anda mungkin juga menyukai