mengembangkan teori berdasarkan empiri. Strategi dasar metode ini, seperti diungkapkan
The basic strategy of the method is to do just what its name implies-constantly
compare. The researcher begin with a particular incident from an interview, field
notes, or document and compares it with another incident in the same set of data or
in another set. These comparisons lead to tentative categories that are then
compared to each other and to other instances. Comparisons are constantly made
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa strategi dasar metode itu adalah cukup mengerjakan
tepat seperti yang dimaksud oleh namanya yaitu membandingkan secara tetap. Peneliti mulai
dengan kejadian tertentu dari suatu wawancara, catatan atau dokumen dan
membandingkannya dengan kejadian lain dalam kumpulan data yang sama atau dalam
kumpulan data yang lain. Pembandingan ini mengarah pada kategori-kategori sementara,
yang kemudian dibandingkan dengan kategori lainnya dan dengan kejadian-kejadian lain.
Perbandingan dikerjakan secara konstan di dalam dan antara tingkat konseptualisasi sampai
suatu teori dapat dirumuskan. Secara sistematis langkah metode tersebut adalah:
dengan kejadian-kejadian lain dalam kumpulan data yang sama atau dalam kumpulan
data yang lain. Kejadian tertentu merupakan bagian data yang mempunyai pengertian
khusus, dalam penelitian ini berupa aspek berpikir kreatif, yaitu kefasihan, fleksibilitas,
lain dan dengan kejadian lain. Kategori adalah konsep yang merepresentasikan
dalam penelitian ini adalah suatu karakteristik tingkat berpikir kreatif siswa yang
bersifat sementara.
Pembandingan secara tetap dibuat di dalam dan antar tingkat konseptualisasis ampai
suatu teori dapat dirumuskan. Teori dalam pengertian ini adalah pola-pola yang
lain. Teori dalam penelitian ini adalah keseluruhan karakteristik tingkat berpikir kreatif
dalam matematika.
Pada bagian lain Merriam (1998) lebih menegaskan penjelasan tentang metode
data with another to determine similarities and differences (for example, one quote
tentatively given a name; it then becomes a category. The overall object of this
analysis is to seek patterns in the data. These patterns are arranged in relationship
satu segmen data dengan segmen data yang lain untuk menentukan kesamaan dan
perbedaannya (sebagai contoh, satu kutipan tentang kembali ke sekolah sebagai orang
dewasa dengan kutipan lain oleh partisipan yang sama atau lainnya). Data dikelompokkan
bersama- sama pada suatu dimensi yang serupa. Dimensi ini secara tentatif (sementara)
diberi nama,
yang kemudian menjadi suatu kategori. Tujuan keseluruhan analisis ini adalah mencari pola-
pola dalam data. Pola-pola tersebut diatur saling berhubungan dalam membangun teori dasar
Membandingkan segmen data dengan segmen data lain untuk memperoleh kesamaan
dan perbedaannya. Segmen data adalah suatu bagian data yang spesifik atau yang
menjadi pusat perhatian peneliti. Segmen data pengertiannya semakna dengan kejadian-
kejadian yang bersumber dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini segmen data
tersebut berupa aspek fleksibilitas, kefasihan, dan kebaruan yang diungkap dari masing-
Mengelompokkan data pada satu dimensi yang serupa dan dimensi tersebut diberi nama,
Dimensi merupakan kategori yang bersifat sementara yang kemudian menjadi kategori
Mengatur pola-pola yang saling berhubungan dalam sebuah bangunan dari teori dasar,
karena tujuan keseluruhan analisis ini adalah mencari pola-pola dalam data. Dalam
penelitian ini, pola-pola yang terdapat pada kategori-kategori diatur untuk mendapatkan
teori berupa penjenjangan tingkat berpikir kreatif dalam matematika. Pola adalah suatu
keteraturan dari data yang mengarah pada teori dasar, seperti kesamaan aspek-aspek
Proses teorisasi merupakan proses yang lengkap untuk penyusunan teori dengan langkah-
merupakan bagian data yang mempunyai pengertian khusus atau yang menjadi pusat
khusus dalam sebuah kumpulan kejadian-kejadian aplikatif. Pada tahap ini dilakukan
pengkodean setiap data yang muncul dan cocok dengan kategori. Kemudian
kelompok berbeda, yang dikode pada kategori yang sama. Perbandingan tetap ini akan
mengarahkan pada penyusunan kawasan teoretis (ruang lingkup dari aneka karakteristik
tingkat berpikir kreatif) dari kategori yang dikode. Pemberian kode diteruskan dan
pengetahuan yang berkaitan dengan suatu kategori yang sudah siap diintegrasikan.
kawasan atau ruang lingkupnya berkaitan dengan beberapa hal yang menghasilkan suatu
kesatuan yang utuh. Integrasi juga dilakukan terhadap satu kategori dengan kategori
cenderung terintegrasi.
Pembatasan teori yang dilakukan dengan cara mengeluarkan kawasan yang tidak
yang saling terkait. Kemudian dilakukan reduksi. Melalui reduksi terminologi akan
ditemukan teori yang muncul dan dapat berlaku pada situasi tertentu yang lebih umum.
Reduksi ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan hasil penelitian
terdahulu, kepustakaan atau pendapat ahli. Pada tahap ini, karakteristik yang sama
kategori menjadi tambahan karakteristik kategori tersebut, sedang yang berbeda menjadi
sebagai hasil tahap sebelumnya. Pernyataan tersebut dapat disusun dalam bentuk
kerangka yang dapat digunakan oleh peneliti lain dalam bidang yang sama. Pada tahap
ini disusun teori yang utuh tentang penjenjangan tingkat berpikir kreatif dalam
matematika.
Tahap pertama dan kedua metode perbandingan tetap dari Moleong (1993) masing-
masing sesuai dengan langkah pertama dan kedua yang dijelaskan Merriam (1998) dalam
dua kutipan sebelumnya. Jadi pada tahap pertama, peneliti mulai memperhatikan kejadian-
kejadian aplikatif (dalam hal ini fleksibilitas, kefasihan, dan kebaruan siswa dalam
kategori tertentu (suatu tingkat berpikir kreatif siswa yang bersifat sementara). Kemudian
membandingkan dengan mencari kesamaan dan perbedaan dari setiap kategori yang
mengarah pada kawasan teoretis dari kategori yang dikode, yaitu berupa suatu tingkat
berpikir kreatif. Tahap kedua, peneliti mengintegrasikan kategori yang berupa suatu tingkat
berpikir kreatif tertentu sekaligus karakteristik masing-masing menjadi suatu teori yang
utuh. Kedua tahap akhir dari Moleong (1993) yaitu pembatasan teori dan penulisan teori,
keduanya sesuai dengan penjelasan Merriam (1998) pada langkah ketiga. Pada tahap ini
dilakukan pengaturan sekaligus pembatasan melalui reduksi pola-pola yang terdapat pada
dalam matematika.
Perbedaan langkah atau tahap metode perbandingan tetap dari Moleong (1993)
maupun dua kutipan dari Merriam (1998) sebenarnya tidak ada, karena keduanya berdasar
pada sumber yang sama, yaitu dari Glaser dan Strauss untuk mengembangkan teori
berdasarkan empiri. Perbedaannya hanya pada istilah-istilah yang digunakan, seperti pada
incident), pada kutipan kedua dikatakan segmen data, sedang pada Moleong (1993) disebut
Dalam penelitian ini berdasar uraian sebelumnya, maka analisis dengan metode
suatu kawasan teoretis dari kategori tertentu (suatu tingkat berpikir kreatif tertentu).
Mengintegrasikan kategori dengan ciri-cirinya. Pada tahap ini kategori tertentu (suatu
tingkat berpikir kreatif) yang sama diintegrasikan sekaligus ciri-ciri atau karakteristiknya
sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh dari suatu tingkat berpikir kreatif tertentu.
Merumuskan atau membatasi teori. Tahap ini dilakukan pemisahan karakteristik yang
tidak relevan atau berbeda dan integrasi karakteristik yang sama. Kesamaan suatu
karakteristik masing- masing subjek pada suatu tingkat menjadi temuan samping
penelitian.
Menuliskan teori tentang tingkat berpikir kreatif siswa. Menuliskan secara lengkap
simpulan dari hasil penelitian berupa tingkat maupuan karakteristik berpikir kreatif.
2. METODE MENURUT SPRADLEY
memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan informan kunci “key informant” yang
merupakan informan yang berwibawa dan dipercaya mampu “membukakan pintu” kepada
peneliti untuk memasuki obyek penelitian. Proses peneliti berangkat dari yang luas,
kemudian memfokus dan meluas lagi. Terdapat tahapan analisis yang dilakukan dalam
penelitian kualitatif yaitu, analisis domain, taksonomi, dan komponensial, analisis tema
analysis. In later steps we will consider taxonomi analysis, which involves a search
for the way cultural domains are organize, the componnetial analysis. Which
involves a search for the attributes of therms in each domain. Finally, we will
consider theme analysis, which involves a search for the relationship among
domain and for how they are linked to the cultural scene as a whole”.
yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek
penelitian. Data diperoleh dari ground tour dan minitour question. Hasilnya berupa
gambaran umum tentang obyek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah
diketahui. Dalam analisis ini informasi yang diperoleh belum mendalam, masih
Suatu domain adalah merupakan kategori budaya terdiri atas tiga elemen
yaitu: cover term, included term, dan semantic relationship. Dapat dilihat hubungan
meliputi sembilan tipe. Tipe hubungan ini bersifat universal yang dapat digunakan
rasional, lokasi untuk melakukan sesuatu, fungsi, cara mencapai tujuan, urutan dan
atribut. Pada tabel 1 berikut ini diberikan contoh analisis hubungan semantik untuk
sembilan domain yang terkait dengan perguruan tinggi, yaitu: tugas perguruan
Pada gambar 4 dan 5 berikut ini diberikan contoh lembaran analisis domain
b. Analisis Taksonomi
yang telah
ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti dapat diurai secara lebih rinci dan
mendalam melalui analisis taksonomi ini. Hasil analisis taksonomi dapat disajikan
dalam bentuk diagram kotak (box diagram), diagram garis dan simpul (lines and
node diagram) dan out line yan dapat digambarkan seperti gambar berikut.
Sebagai contoh kalau domain yang menjadi fokus penelitian adalah jenjang
pendidikan formal, maka melalui analisis taksonomi untuk pendidikan dasar akan
terdiri atas Sekolah Dasar (SD/MI) dan Sekolah Lanjutan Pertama (SMP/MTs);
Universitas)
c. Analisis Komponensial
domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yan memiliki perbedaan
atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi
yang terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat triangulai tersebut,
sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda disetiap elemen akan ditemukan.
Sebagai contoh, dalam analisis taksonomi telah ditemukan jenjang pendidikan dan
dicari
elemen yang spesifik dan kontras pada tujuan sekolah, kurikulum, peserta didik,
dan jenis sekolah, dan analisis komponensial yang diharapkan diperoleh data yang
spesifik dan kontras pada tujuan sekolah, kurikulum, peserta didik, tenaga
Gambar 10. Contoh analisis data kualitatif (Analisis domain, taksonomi, dan
komponensial)
d. Analisis Tema Kultural
merah” yang mengintegrasikan lintas domain yang ada. Dengan ditemukan benang
merah dari hasil analisis domain, taksonomi, dan komponensial tersebut, maka
penelitian yang sebelumnya masih gelap atau remang-remang, dan setelah dilakukan
tiang, pintu, kerangka atap, genting dan pada akhirnya dapat dikonstruksikan
menjadi rumah jenis tertentu, sehingga rumah tersebut dapat diberi nama. Jadi inti
dari analisis tema kultural ini adalah bagaimana peneliti mampu mengkonstruksi
barang yang masih berserakan menjadi sebuah rumah, dan rumah itu jenis rumah
apa.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis dirasa belum memuaskan, maka peneliti akan
melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.
Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar 11
berikut.
pengumpulan data, maka peneliti melakukan antisipatory sebelum melakukan reduksi data.
Anticipatory data reduction is occurring as the research decides (often without full
awareness) which conceptual frame work, which sites, which research question, which data
Data yan diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke
lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu
segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yan pentin, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik
kompleks, rumit dan belum bermakna. Catatan lapangan berupa huruf besar, huruf kecil,
angka dan simbol-simbol yang masih semerawut, yang tidak dipahami. Dengan reduksi,
maka peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, membuat
kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Data yang tidak pentingn
Dalam situasi sosial tertentu, penelitit dalam mereduksi data mungkin akan
memfokuskan pada orang miskin, pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan, dan rumah
tinggalnya. Dalam bidang, manajemen, dalam mereduksi data mungkin peneliti akan
memfokuskan pada bidang pengawasan, dengan melihat perilaku orang-orang yang jadi
pengawas, metode kerja, tempat kerja, interaksi antara pengawas yang diawasi, serta
hasil
pengawasan. Dalam pendidikan, setelah peneliti memasuki setting sekolah sebagai
tempat penelitian, maka dalam mereduksi data peneliti akan memfokuskan pada, murid-
murid yang memiliki kecerdasan tinggi dengan mengategorikan pada aspek, gaya
belajar, perilaku sosial, interaksi dengan keluarga dan lingkungan, dan perlaku di kelas.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan
keleluasaan serta ke dalam wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam
melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang
dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga
dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang
signifikan.
Display data akan memudahkan data untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. “looking
disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat
Dalam praktiknya, tidak semudah yang diberikan pada ilustrasi karena fenomena
sosial bersifat kompleks dan dinamis, sehingga apa yang ditemukan pada saat memasuki
lapangan dan setelah berlangsung agak lama di lapangan akan mengalami perkembangan
data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat
memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah
lama memasuki lapanan ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung oleh data
pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan akan
berkembang menjadi teori grounded. Teori grounded adalah teori yan ditemukan secara
mellaui pengumpulan data yang terus-menerus. Berikut ini beberapa contoh data display
ketupat.
Gambar 15. Profil tenaga kerja industri modern bidang teknologi. Bentuk kerucut
terbalik.
Gambar 16. Data display menggunakan diagram tulang ikan, tentang beberapa
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
menjawab rumusan yang telah dikemukakan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di
lapangan.
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.
Sumber bacaan:
http://samparona.blogspot.co.id/2014/08/pendapat-para-ahli-tentang-
metode.html (diakses pada tanggal 24 September 2017)