Evi Eviyanti
Abstract: The objective of this action research is to find out how to increase the
students’ speaking proficiency in French by using games. Games represent one of
the teaching techniques which can be used in teaching Expression Orale II. This
research was conducted at French Language Study Programme of Language and
Arts Faculty, State University of Medan. The participants of this research were
students of the 2007/2008 academic years joining Expression Orale II. The research
method used was action research which was conducted in 2 cycles. The procedures
of this action research were planning, acting, observing, reflecting, replanning.The
result of this research indicates that after being given the action at cycles 1 and 2,
the students’ speaking competence in using French increase step by step.Based on
the research, it can be concluded that the use of game in teaching Expression Orale
II can increase the students’ French speaking competence.
109
110 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
memahami apa yang disampaikan oleh Menurut Bellenger, ungkapan lisan a-
pembicara. dalah suatu yang sangat pokok di dalam
Chomsky dalam Nababan (1993) kehidupan : mutu hubungan antarmanusia,
membedakan antara kemampuan (compe- peningkatan tentang keahlian profesional
tence) dan kinerja (performance). Kemam- kita, pengembangan pribadi kita sendiri
puan ialah pengetahuan seorang penutur sebagai pertimbangan kekuatan batin kita,
mengenai suatu bahasa dalam arti kaidah- yang mempengaruhi kita dan pancaindera
kaidah bahasa itu, sedangkan kinerja ialah yang kita miliki.
penggunaan bahasa itu dalam situasi-situasi Dalam pengajaran berbicara yang sesuai
yang kongkret. Dari pengertian tersebut dengan pendekatan komunikatif ini dapat
dapat dikemukakan bahwa dengan kata lain digunakan berbagai teknik penga-jaran,
yang dimaksud dengan kemampuan tersebut diantaranya yaitu permainan (jeu). Ersöz
adalah suatu pengertian yang dinyatakan (http://itelslj.org/Lessons/Ersoz-Games.ht-
sebagai kemampuan komunikatif (commu- ml.2000) mengemukakan bahwa permainan
nicative competence). Kemampuan komuni- sebagai salah satu pilihan yang baik untuk
katif menurut Hymes dalam Pride dan memotivasi siswa dalam mempraktekkan
Holmes (1972) adalah penguasaan secara kemampuan berbahasa. Jeux
naluri yang dimiliki oleh seorang penutur (Thém@doc,2003) didefinisikan seperti
asli untuk memahami dan menggunakan dalam kamus merupakan kegiatan fisik atau
bahasa secara wajar di dalam proses mental, cuma-cuma, umumnya berdasarkan
berkomunikasi dengan orang lain dan dalam atas kesepakatan atau fiksi, secara sadar dan
hubungannya dengan konteks sosial. adanya kesenangan yang berusaha
Dengan demikian bahwa seseorang dapat memberikan sesuatu yang berguna dan
dikatakan memiliki kemampuan komuni- menyenangkan. Melalui permainan yang
katif bila telah memahami secara naluri cuma-cuma dan ada unsur kesenangan,
aturan-aturan budaya dan makna-makna kegiatan ini nampaknya jauh dari kewajiban
ujaran atau kalimat sehingga mampu kehidupan sosial. Dengan adanya kese-
menggunakan bahasa dalam konteks komu- nangan, hal itu berlawanan dengan paksa-
nikasi seutuhnya, termasuk di dalam-nya aan. Permainan merupakan motivasi paling
penguasaan terhadap sistem kaidah suatu tinggi ketika permainan dapat memberikan
bahasa yang mendasari kinerja berbahasa. suasana yang menyenangkan dan kesem-
Berbicara merupakan salah satu komu- patan. Melalui permainan dapat dijadikan
nikasi yang penting di dalam kehi-dupan sebagai salah satu alternatif untuk memiliki
sehari-hari manusia karena manusia lebih kemampuan berbicara bahasa Prancis
banyak melakukan komunikasi mela-lui sebagai salah satu kompetensi bahasa.
berbicara untuk berinteraksi dengan Jeux (permainan) adalah kesenangan
manusia lainnya daripada menulis. Hal ini dan anak-anak menyukainya (Mei dan Yu-
pun dikemukakan oleh Bellenger (1996) Jing, 2000). Permainan merupakan variasi
bahwa : tambahan pada pelajaran dan untuk mening-
“l’expression orale est un aiguillon katkan motivasi dalam menggunakan
capital de plusieurs enjeux de la vie : la bahasa sasaran (bahasa Prancis). Permainan
qualité de nos relations humaines, la menjadikan alasan untuk berbicara pada
mise en valeur de notre compétence setiap kegiatan (Lewis dalam Mei dan Yu-
professionnelle, notre propre développe- Jing,2000). Jeux (permainan) dapat mencip-
ment personnel comme notre équilibre takan suasana santai dan menyenangkan
psychique, notre ascendant et notre sehingga dapat memotivasi mahasiswa
aptitude à persuader”. untuk selalu berbicara bahasa Prancis
Eviyanti, Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis | 111
sehingga sedikit demi sedikit rasa malu dan semua mahasiswa mendapat giliran.
takut salah mengucapkan yang ada pada diri Walaupun permainan ini hanya untuk
mereka dapat dihilangkan secara perlahan- kesenangan tapi diharapkan dapat memo-
lahan. tivasi mahasiswa untuk berbicara bahasa
Peneliti hanya menerapkan beberapa Prancis di dalam kelas.
permainan sebagai berikut : 4. Le Remue-Méninges (Weiss,1983)
1. Qui suis-je ? (Weiss, 1983) adalah adalah permainan dengan cara mem-
permainan yang dilakukan secara kelom- berikan tugas kepada mahasiswa untuk
pok dengan cara salah satu anggota memecahkan suatu masalah yang sedang
kelompok sebagai seorang tokoh (artis, dihadapi. Baik masalah yang nyata atau
penyanyi, pemain sepak bola Prancis, masalah yang berupa imajinasi. Permai-
dan sebagainya. Tapi mahasiswa tersebut nan diawali dengan dosen mengajukan
tidak tahu tokoh yang sedang dia suatu masalah yang nyata atau khayalan.
perankan. Mahasiswa tersebut harus Kemudian setiap mahasiswa diberikan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada kesempatan untuk mengemukakan solusi
teman-temannya yang terdapat dalam masalah tersebut. Permainan ini dapat
satu kelompok untuk menebak siapa dilakukan secara kelompok.
dirinya ?. 5. Jeu de Rôle adalah salah satu kegiatan
2. Ce que j’aime (Weiss, 1983) adalah yang dilakukan oleh mahasiswa secara
permainan yang dapat dilakukan oleh kelompok. Setiap anggota kelompok
individu atau kelompok. Pada kegiatan harus memerankan tokoh sesuai dengan
individu : dosen meminta mahasiswa tema dialog.
untuk menuliskan kata kunci tentang 6. Pourqoui/parceque adalah permainan
sesuatu yang disukai dalam hidup yang dilakukan secara kelompok. Setiap
(minimum 10 pilihan) misalnya maka- anggota kelompok harus mempersiapkan
nan, olah raga, musik, hobi, dan satu pertanyaan dan satu jawaban dengan
sebagainya. Kegiatan kelompok : selama menggunakan kata parceque.
± 5 menit, dosen meminta mahasiswa Permainan-permainan tersebut di atas
membentuk kelompok yang masing- dilaksanakan untuk memotivasi berbicara
masing kelompok terdiri dari 3-4 bahasa Prancis mahasiswa. Sehingga ke-
mahasiswa. Kemudian mereka diminta mampuan berbicara bahasa Prancis maha-
untuk membandingkan daftar yang siswa dapat meningkat. Aspek kemampuan
disukai dalam hidup secara lisan. Selan- berbicara yang dimaksud terdiri dari pengu-
jutnya mahasiswa dalam kelompok lain capan, kosakata, tata bahasa, kelancaran,
mengajukan pertanyaan tentang alasan dan pemahaman.
menyukai sesuatu secara lisan dan Pengucapan kata-kata bahasa Prancis
bergiliran. merupakan salah satu aspek belajar bahasa
3. Match dan Catch the Riddle (Ersoz, Prancis yang paling sulit dialami oleh
http://iteslj.org/Lessons/Ersoz-Games.ht- sebagian besar mahasiswa. Oleh karena itu
ml,2000) adalah permainan yang dibagi mahasiswa harus banyak melakukan latihan
2 kelompok yaitu kelompok yang melafalkan bahasa Prancis dengan tepat,
bertanya dan kelompok yang menjawab. jika benar-benar ingin dapat berbicara ba-
Setiap mahasiswa mengajukan pertanya- hasa Prancis, pengucapan kata-kata dengan
an secara lisan dan mahasiswa dari baik adalah penting. Tingkat penguasaan
kelompok yang menjawab harus mahasiswa di dalam menyempurnakan
menjawab pertanyaan tersebut secara pengucapan kata-kata nampak banyak
lisan juga. Demikian seterusnya sampai tergantung pada sikap mereka, bagaimana
112 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
mereka berbicara dan seberapa baik mereka berbeda sebab orang-orang yang berbicara
mendengar. Di dalam masalah sikap ada menggunakan bunyi yang berbeda dan
sejumlah isu psikologis yang mempenga- menulis kata-kata untuk mengatakan apa
ruhi bagaimana seseorang mendengar bunyi yang mereka maksud.
asing ketika mereka berbicara. Sebagai Jadi menurut kedua pendapat di atas
contoh, terutama banyak mahasiswa tidak dapat dikemukakan bahwa kosa kata meru-
ingin mempunyai suara seperti penutur asli. pakan kata-kata bagian dari suatu bahasa.
Para pembicara ingin mempertahankan Setiap bahasa mempunyai kosa kata yang
aksen mereka sendiri ketika mereka berbeda-beda. Kosa kata adalah suatu
berbicara bahasa asing sebab menjadi ba- komponen bahasa yang penting dipelajari
gian dari identitas mereka (Harmer, 2001). yang dapat membantu mahasiswa lebih
Misalnya orang batak ketika ia mengu- efektif di dalam keterampilan mendengar-
capkan kata-kata dalam bahasa Prancis kan, berbicara, membaca, dan menulis.
dengan aksen batak. Hal ini juga menunjuk- Menurut segi pandangan kosa kata, ada
kan adanya pengaruh budaya dalam dua alasan mengapa mahasiswa tidak mam-
mempelajari suatu bahasa asing. Pertim- pu mengatakan apa yang mereka ingin
bangan budaya telah menjadi hal yang katakan yakni : (1) mahasiswa tidak
biasa untuk dosen bahasa dan mempertim- mengetahui kosa kata yang cukup.
bangkan kejelasan sebagai tujuan utama Beberapa guru bahasa menyarankan bahwa
pengajaran pengucapan kata-kata. Hal ini hasil berbicara tidak harus mendorong
menunjukkan bahwa mahasiswa harus sampai siswa mempunyai banyak kesem-
mempunyai pengucapan kata-kata yang patan untuk mendengarkan bahasa dan
cukup baik agar selalu dapat dipahami. mengembangkan hipotesis mereka sendiri
Dengan demikian pengucapan mempunyai tentang itu. Ketika siswa merasa siap untuk
peranan penting di dalam komunikasi lisan berbicara, kemudian mereka dapat meng-
agar pesan yang ingin disampaikan oleh gambarkan pelajaran sebelumnya, dan (2)
pembicara dapat mudah dipahami oleh mahasiswa memiliki kosa kata yang cukup
lawan bicara. Semua mahasiswa dapat tetapi mereka tidak mampu meletakkan
melakukan belajar pengucapan kata-kata kosa kata pada penggunaan yang produktif
suatu bahasa asing dengan baik jika dosen (Nation,1990).
dan mahasiswa mengambil bagian bersama- Bahasa yang berbeda mempunyai
sama di dalam proses belajar secara total. aturan berbeda. Sebagai contoh, di dalam
Tréville dan Duquette (1996) bahasa Prancis, bahasa Itali dan bahasa
mengemukakan le vocabulaire d’une Spanyol, kata sifat mengikuti kata benda :
langue est un sous-ensemble du lexique de la maison rouge, la casa rossa, la casa roja.
cette langue. Kosa kata suatu bahasa Tetapi di dalam bahasa Inggris dan bahasa
merupakan bagian dari leksik suatu bahasa. Jerman biasanya kata sifat letaknya sebelum
“Vocabulary means "words". Different kata benda : the red house; das rote Haus.
languages have different vocabulary Menurut strukturalis segi pandang tata
words because people who speak it use bahasa adalah studi aturan yang mengatur
different sounding and written words to penggunaan suatu bahasa. Satuan aturan
say what they mean, “ (Http://fixedrefere- disebut juga tata bahasa suatu bahasa, dan
nce.org/gnu.fre-documentation masing-masing bahasa mempunyai tata
license.html.). bahasa yang berbeda sendiri. Tata bahasa
Kosa kata berarti "kata-kata". Bahasa menjadi bagian dari studi bahasa yang
yang berbeda mempunyai kosa kata yang umum disebut linguistik.
Eviyanti, Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis | 113
Pengertian tata bahasa lainnya berhubungan dengan kamus: berhubungan
dikemukakan sebagai berikut : erat dengan kata-kata dan unsur sintaktik,
Grammar is a collection of the rules dan 3) kelancaran artikulasi berhubungan
about how to speak and write well in a erat dengan segmen berbicara.
language. Spanish grammar is different Jadi kelancaran merupakan kemampuan
from English, they have different rules, menjawab pertanyaan dengan jelas di dalam
for example in English we say "I like fast percakapan, menghubungkan kata-kata, dan
cars" but in Spanish the order of the ungkapan pertanyaan, melafalkan bunyi
words changes according to Spanish dengan jelas dengan intonasi, sesuai teka-
language rules of grammar and it's nan, dan semua dilakukan dengan cepat di
written as "Me gustan los carros dalam waktu yang sebenarnya.
rapidos". Not only is vocabulary, the
Rabbe dan Bouskila dalam http://
words, spelled differently, but the order
of the words is different because of the www.etni.org.il/red/etninews/issues3/featur
different rules of grammar in the two es.htm. mengemukakan terdapat dua corak
languages ( Http://fixedreferen- pelajaran bahasa kedua menetapkan pen-
ce.org/gnu.free-documentation- tingnya perhatian pemahaman lisan
license.html). dengan baik sebagai berikut : 1) Kecakapan
Tata bahasa adalah suatu koleksi aturan di dalam pemahaman lisan membuat suatu
tentang bagaimana cara berbicara dan pusat kontribusi kepada pengembangan
menulis suatu bahasa dengan baik. Tata keseluruhan kemampuan pelajar di dalam
bahasa bahasa Spanyol berbeda dengan tata bahasa kedua/asing. 2) Pengembangan pe-
bahasa bahasa Inggris, setiap tata bahasa mahaman lisan yang sistematis menjadi arti
mempunyai aturan berbeda, sebagai contoh kritis yang penting tidak hanya ketika
di dalam bahasa Inggris "I like fast cars" masuk untuk belajar berbicara bahasa, tetapi
tetapi di dalam bahasa Spanyol peraturan juga sebagai keterampilan pertama di dalam
tentang tata bahasa ditulis seperti "Me memperoleh kebenarannya.
gustan los carros rapidos". Tidak hanya Pengembangan kecakapan di dalam
kosa kata, kata-kata, dieja dengan cara yang komunikasi bahasa lisan adalah penting
berbeda, pesan kata-kata berbeda, oleh bagi mahasiswa untuk benar-benar mengha-
karena peraturan yang berbeda tentang tata dapi dan memproses berbicara penutur asli.
bahasa di dalam kedua bahasa. Dalam rangka memahami dan menghasil-
Istilah kelancaran berhubungan dengan kan komunikasi penuh arti, mahasiswa
produksi bahasa dan itu secara normal harus menemukan arti dan fungsi bahasa
disediakan untuk berbicara. Itu adalah yang digunakan, dan menguatkan apa yang
kemampuan untuk menghubungkan unit mereka pelajari di dalam percakapan yang
ucapan dengan fasilitas dan tanpa kete- sebenarnya.
gangan atau tidak sesuai, atau keraguan Kemampuan untuk memahami bahasa
yang tak pantas. Faerch, Haastrup, dan percakapan disebut "menyimak" dan selalu
Phillipson dalam Hedge (2000) mengemu- mendahului produksi kata yang diucapkan
kakan kelancaran meliputi kemampuan di dalam proses belajar bahasa. Valerian
pembicara untuk menggunakan kemampuan Postovsky dalam http:// www.etni.o-
pragmatis dan ilmu bahasa apapun juga rg.il/red/etninews/issues3/features.htm. me-
yang mereka miliki. Mereka mengemu- nekankan bahwa kelancaran berbicara itu
kakan tiga jenis kelancaran sebagai berikut lebih dikembangkan secara alami setelah
1) kelancaran semantik : berhubungan erat menyimak cukup dibentuk. Jadi lawan bi-
dengan tindak tutur , 2) kelancaran sintaktik cara dapat memahami isi pembicaraan jika
114 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
ia sudah mampu menyimak isi pembicaraan puan awal berbicara bahasa Prancis ma-
yang disampaikan oleh pembicara. hasiswa sebelum diberi tindakan
Yang dimaksud dengan kemampuan Berdasarkan hasil observasi dan
berbicara dalam penelitian ini adalah mam- evaluasi, peneliti dapat merefleksi diri
pu mengemukakan ide, pendapat, perasaan dengan melihat data observasi apakah
seseorang kepada orang lain secara lisan kegiatan yang telah dilakukan sudah dapat
dengan menggunakan bahasa Prancis sesuai meningkatkan kemampuan berbicara bahasa
dengan konteks. Mahasiswa mampu mengu- Prancis mahasiswa atau belum. Artinya jika
capkan kata atau kalimat dengan tepat, hasil tes kemampuan berbicara bahasa
pemilihan kosa kata, penggunaan tata Prancisbelum mencapai indikator keber-
bahasa, kelancaran, dan pemahaman terha- hasilan yang sudah ditentukan oleh peneliti
dap pesan atau informasi yang disampaikan yaitu 70% mahasiswa sudah memperoleh
oleh pembicara kepada lawan bicara. nilai 80 ke atas maka penelitian tindakan
Sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun
jika hasil tes kemampuan berbicara bahasa
METODE PENELITIAN Prancis secara lisan sudah mencapai indi-
Penelitian ini dilaksanakan di Program kator keberhasilan yang sudah ditentukan
Studi Pendidikan Bahasa Prancis FBS oleh dosen (peneliti) yaitu 70% mahasiswa
UNIMED. Subjek penelitian ini adalah ma- sudah memperoleh nilai 80 ke atas menurut
hasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa penilaian KBK UNIMED maka penelitian
Prancis Jurusan Pendidikan Bahasa Asing tindakan dihentikan. Sumber data dalam
FBS UNIMED tahun akademik 2007/2008 penelitian ini adalah kemampuan berbicara
yang mengikuti mata kuliah Expression bahasa Prancis mahasiswa yang mengikuti
Orale II. Disain penelitian Tindakan Kelas mata kuliah Expression Orale II pada tahun
ini menggunakan disain model siklus akademik 2007/2008.
sebagai berikut : The Action Research Cycle Instrumen pengumpulan data yang
dalam penelitian tindakan kelas ini yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
langkah-langkahnya tercakup di dalam :1)Tes, 2) angket, 3)lembaran observasi, 4)
“refleksi diri” action research yaitu catatan harian dosen, dan 5) foto.
planning, acting, observing, reflecting Analisis data penelitian tindakan
(Kemmis dan Taggart, 1988). mengandung arti mengidentifikasi dan
Perencanaan yang dilakukan adalah menyetujui kriteria yang digunakan untuk
sebagai berikut : a) Melakukan praob- menerangkan apa yang telah terjadi atau
servasi, b)Membuat skenario pelaksanaan menunjukkan bahwa perbaikan telah terjadi
tindakan pada pengajaran expression orale (Hardjodipuro,1997). Analisis data yang
II dengan menggunakan jeux, c) Membuat dilakukan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi untuk mengamati bagai- analisis kualitatif yang meliputi data yang
mana proses belajar mengajar mata kuliah diperoleh melalui angket mahasiswa,
expression orale II dengan menggunakan pengamatan yang dilakukan pada setiap
jeux, d) Membuat instrumen tes kemam- pertemuan di dalam kelas, catatan harian
puan berbicara bahasa Prancis, e) Membuat dosen, untuk melihat proses peningkatan
angket, f) Melaksanakan uji coba instrumen kemampuan berbicara bahasa Prancis
tes kemampuan berbicara bahasa Prancis, g) mahasiswa pada mata kuliah Expression
Memberikan pretes kemampuan berbicara Orale II dengan menggunakan jeux.
bahasa Prancis untuk mengetahui kemam-
Eviyanti, Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis | 115
HASIL jeux (permainan) selama 3 pertemuan dan
Sebelum peneliti memberikan tindakan, masing-masing pertemuan berlangsung
peneliti memberikan pretes kemampuan selama 3 sks. Pertemuan keempat, peneliti
berbicara bahasa Prancis untuk mengetahui memberikan tes kemampuan berbicara
kemampuan berbicara bahasa Prancis bahasa Prancis. Hasil tes kemampuan
mahasiswa. Hasil pretes berbicara bahasa berbicara bahasa Prancis pada siklus 1
Prancis diperoleh rata-rata skor adalah mengalami peningkatan jika dibandingkan
69.40. Menurut hasil pretes tersebut dengan hasil pretes kemampuan berbicara
diketahui skor terendah adalah 50 (2 bahasa Prancis mahasiswa yaitu skor
mahasiswa) dan skor tertinggi 80 (2 terkecil mahasiswa adalah 60 (1 orang) dan
mahasiswa). skor tertinggi adalah 90 (3 orang). Pada
Pada siklus 1, Peneliti memberikan umumnya skor mahasiswa yang dicapai
tindakan yaitu mengajar mata kuliah pada siklus 1 sudah di atas skor 60. Skor ini
expression orale II dengan menggunakan termasuk nilai C menurut penilaian KBK.
Diagram 1. Hasil tes kemampuan berbicara bahasa Prancis pada siklus 1 dan 2
Siklus 1
Siklus 2
Jumlah soal yang diberikan pada tes Rata-rata skor kemampuan berbicara bahasa
kemampuan berbicara bahasa Prancis pada Prancis mahasiswa menurut skala penilaian
siklus 1 dan 2 masing-masing 6 soal. Échelle de Haris dalam Tagliante (1991)
Berdasarkan diagram tersebut di atas ,setiap aspek mempunyai rentangan
menunjukkan secara terperinci bahwa penilaian 1-5, pada siklus 1 : aspek
kemampuan berbicara bahasa Prancis pengucapan 3,35, tata bahasa 2,77,
mahasiswa sudah meningkat secara kosa kata 2,99, kelancaran 3,32, dan
bertahap pada aspek pengucapan, pemahaman 3,75. Kendala-kendala yang
tatabahasa, kosakata, kelancaran, dan dialami mahasiswa pada siklus 1 yaitu
pemahaman pada siklus 1 dan siklus 2. pengucapan, pemilihan kosa kata, dan tata
Adapun rata-rata skor kelima aspek bahasa. Hasil tes kemampuan berbicara
kemampuan berbicara bahasa Prancis pada bahasa Prancis mahasiswa pada siklus 1
siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada belum mencapai indikator keberhasilan.
diagram 2 di. Maka peneliti dan kolaborator sepakat
Pada umumnya kemampuan berbicara melajutkan ke siklus 2 untuk melanjutkan
bahasa Prancis mahasiswa sudah lebih baik pengajaran Expression Orale II dengan
dibandingkan sebelum diberi tindakan. menggunakan jeux pada materi berikutnya.
116 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
Namun ada tindakan perbaikan yaitu kosa kata, dan tata bahasa di dalam bahasa
peneliti memberikan kata kunci pada dialog Prancis. Selanjutnya pada siklus 2 rata-rata
yang dibuat oleh mahasiswa. Sehingga skor kemampuan berbicara bahasa Prancis
mahasiswa dapat dengan mudah membuat mahasiswa sudah mengalami peningkatan
dialog singkat pada setiap pertemuan. dibandingkan dengan rata-rata skor
Selama tindakan dilaksanakan pada kemampuan berbicara bahasa Prancis pada
siklus 2, peneliti dan kolaborator menge- siklus 1, sebagai berikut : pengucapan
tahui bahwa masih ada 1-2 mahasiswa yang 3,75, tata bahasa 2,93, kosa kata 3,39,
masih melakukan kesalahan pengucapan, kelancaran 3, 67, dan pemahaman 4,20.
Diagram 2. Rata-rata skor per aspek kemampuan berbicara bahasa Prancis pada siklus 1
dan 2