Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA PRANCIS

DENGAN MENGGUNAKAN JEUX

Evi Eviyanti

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Abstract: The objective of this action research is to find out how to increase the
students’ speaking proficiency in French by using games. Games represent one of
the teaching techniques which can be used in teaching Expression Orale II. This
research was conducted at French Language Study Programme of Language and
Arts Faculty, State University of Medan. The participants of this research were
students of the 2007/2008 academic years joining Expression Orale II. The research
method used was action research which was conducted in 2 cycles. The procedures
of this action research were planning, acting, observing, reflecting, replanning.The
result of this research indicates that after being given the action at cycles 1 and 2,
the students’ speaking competence in using French increase step by step.Based on
the research, it can be concluded that the use of game in teaching Expression Orale
II can increase the students’ French speaking competence.

Key Word : competence, speaking french, games

Abstrak:Penelitian tindakan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana


meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Prancis dengan menggunakan jeux.
Jeux merupakan salah satu teknik pengajaran yang dapat digunakan di dalam
pengajaran mata kuliah Expression Orale II. Penelitian ini dilaksanakan di Program
Studi Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan Pendidikan Bahasa Asing FBS
Universitas Negeri Medan. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa semester II
tahun akademik 2007/2008 yang mengikuti mata kuliah Expression Orale II.
Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan. Tindakan
dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang langkah-langkahnya tercakup di dalam
“Refleksi diri” Action Research, yaitu : planning, acting, observing, reflecting,
replanning. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa penggunaan Jeux
pada pengajaran mata kuliah Expression Orale II dapat meningkatkan kemampuan
berbicara bahasa Prancis mahasiswa.

Kata-kata Kunci : kemampuan, berbicara bahasa Prancis, permainan

Komunikasi merupakan suatu aktivitas berbicara sangat penting untuk dikuasai


dalam keterampilan bahasa yang dapat ber- oleh setiap orang agar dapat menyampaikan
langsung secara tertulis maupun lisan. pesan, informasi, keinginan kepada lawan
Komunikasi lisan terjadi apabila dua orang bicara dengan menggunakan kata-kata yang
atau lebih terlibat dalam suatu pembicaraan, dapat dimengerti oleh lawan bicara, se-
dengan alasan ingin menyampaikan atau hingga lawan bicara dapat menerima dan
menerima suatu informasi. Kemampuan

109
110 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
memahami apa yang disampaikan oleh Menurut Bellenger, ungkapan lisan a-
pembicara. dalah suatu yang sangat pokok di dalam
Chomsky dalam Nababan (1993) kehidupan : mutu hubungan antarmanusia,
membedakan antara kemampuan (compe- peningkatan tentang keahlian profesional
tence) dan kinerja (performance). Kemam- kita, pengembangan pribadi kita sendiri
puan ialah pengetahuan seorang penutur sebagai pertimbangan kekuatan batin kita,
mengenai suatu bahasa dalam arti kaidah- yang mempengaruhi kita dan pancaindera
kaidah bahasa itu, sedangkan kinerja ialah yang kita miliki.
penggunaan bahasa itu dalam situasi-situasi Dalam pengajaran berbicara yang sesuai
yang kongkret. Dari pengertian tersebut dengan pendekatan komunikatif ini dapat
dapat dikemukakan bahwa dengan kata lain digunakan berbagai teknik penga-jaran,
yang dimaksud dengan kemampuan tersebut diantaranya yaitu permainan (jeu). Ersöz
adalah suatu pengertian yang dinyatakan (http://itelslj.org/Lessons/Ersoz-Games.ht-
sebagai kemampuan komunikatif (commu- ml.2000) mengemukakan bahwa permainan
nicative competence). Kemampuan komuni- sebagai salah satu pilihan yang baik untuk
katif menurut Hymes dalam Pride dan memotivasi siswa dalam mempraktekkan
Holmes (1972) adalah penguasaan secara kemampuan berbahasa. Jeux
naluri yang dimiliki oleh seorang penutur (Thém@doc,2003) didefinisikan seperti
asli untuk memahami dan menggunakan dalam kamus merupakan kegiatan fisik atau
bahasa secara wajar di dalam proses mental, cuma-cuma, umumnya berdasarkan
berkomunikasi dengan orang lain dan dalam atas kesepakatan atau fiksi, secara sadar dan
hubungannya dengan konteks sosial. adanya kesenangan yang berusaha
Dengan demikian bahwa seseorang dapat memberikan sesuatu yang berguna dan
dikatakan memiliki kemampuan komuni- menyenangkan. Melalui permainan yang
katif bila telah memahami secara naluri cuma-cuma dan ada unsur kesenangan,
aturan-aturan budaya dan makna-makna kegiatan ini nampaknya jauh dari kewajiban
ujaran atau kalimat sehingga mampu kehidupan sosial. Dengan adanya kese-
menggunakan bahasa dalam konteks komu- nangan, hal itu berlawanan dengan paksa-
nikasi seutuhnya, termasuk di dalam-nya aan. Permainan merupakan motivasi paling
penguasaan terhadap sistem kaidah suatu tinggi ketika permainan dapat memberikan
bahasa yang mendasari kinerja berbahasa. suasana yang menyenangkan dan kesem-
Berbicara merupakan salah satu komu- patan. Melalui permainan dapat dijadikan
nikasi yang penting di dalam kehi-dupan sebagai salah satu alternatif untuk memiliki
sehari-hari manusia karena manusia lebih kemampuan berbicara bahasa Prancis
banyak melakukan komunikasi mela-lui sebagai salah satu kompetensi bahasa.
berbicara untuk berinteraksi dengan Jeux (permainan) adalah kesenangan
manusia lainnya daripada menulis. Hal ini dan anak-anak menyukainya (Mei dan Yu-
pun dikemukakan oleh Bellenger (1996) Jing, 2000). Permainan merupakan variasi
bahwa : tambahan pada pelajaran dan untuk mening-
“l’expression orale est un aiguillon katkan motivasi dalam menggunakan
capital de plusieurs enjeux de la vie : la bahasa sasaran (bahasa Prancis). Permainan
qualité de nos relations humaines, la menjadikan alasan untuk berbicara pada
mise en valeur de notre compétence setiap kegiatan (Lewis dalam Mei dan Yu-
professionnelle, notre propre développe- Jing,2000). Jeux (permainan) dapat mencip-
ment personnel comme notre équilibre takan suasana santai dan menyenangkan
psychique, notre ascendant et notre sehingga dapat memotivasi mahasiswa
aptitude à persuader”. untuk selalu berbicara bahasa Prancis
Eviyanti, Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis | 111
sehingga sedikit demi sedikit rasa malu dan semua mahasiswa mendapat giliran.
takut salah mengucapkan yang ada pada diri Walaupun permainan ini hanya untuk
mereka dapat dihilangkan secara perlahan- kesenangan tapi diharapkan dapat memo-
lahan. tivasi mahasiswa untuk berbicara bahasa
Peneliti hanya menerapkan beberapa Prancis di dalam kelas.
permainan sebagai berikut : 4. Le Remue-Méninges (Weiss,1983)
1. Qui suis-je ? (Weiss, 1983) adalah adalah permainan dengan cara mem-
permainan yang dilakukan secara kelom- berikan tugas kepada mahasiswa untuk
pok dengan cara salah satu anggota memecahkan suatu masalah yang sedang
kelompok sebagai seorang tokoh (artis, dihadapi. Baik masalah yang nyata atau
penyanyi, pemain sepak bola Prancis, masalah yang berupa imajinasi. Permai-
dan sebagainya. Tapi mahasiswa tersebut nan diawali dengan dosen mengajukan
tidak tahu tokoh yang sedang dia suatu masalah yang nyata atau khayalan.
perankan. Mahasiswa tersebut harus Kemudian setiap mahasiswa diberikan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada kesempatan untuk mengemukakan solusi
teman-temannya yang terdapat dalam masalah tersebut. Permainan ini dapat
satu kelompok untuk menebak siapa dilakukan secara kelompok.
dirinya ?. 5. Jeu de Rôle adalah salah satu kegiatan
2. Ce que j’aime (Weiss, 1983) adalah yang dilakukan oleh mahasiswa secara
permainan yang dapat dilakukan oleh kelompok. Setiap anggota kelompok
individu atau kelompok. Pada kegiatan harus memerankan tokoh sesuai dengan
individu : dosen meminta mahasiswa tema dialog.
untuk menuliskan kata kunci tentang 6. Pourqoui/parceque adalah permainan
sesuatu yang disukai dalam hidup yang dilakukan secara kelompok. Setiap
(minimum 10 pilihan) misalnya maka- anggota kelompok harus mempersiapkan
nan, olah raga, musik, hobi, dan satu pertanyaan dan satu jawaban dengan
sebagainya. Kegiatan kelompok : selama menggunakan kata parceque.
± 5 menit, dosen meminta mahasiswa Permainan-permainan tersebut di atas
membentuk kelompok yang masing- dilaksanakan untuk memotivasi berbicara
masing kelompok terdiri dari 3-4 bahasa Prancis mahasiswa. Sehingga ke-
mahasiswa. Kemudian mereka diminta mampuan berbicara bahasa Prancis maha-
untuk membandingkan daftar yang siswa dapat meningkat. Aspek kemampuan
disukai dalam hidup secara lisan. Selan- berbicara yang dimaksud terdiri dari pengu-
jutnya mahasiswa dalam kelompok lain capan, kosakata, tata bahasa, kelancaran,
mengajukan pertanyaan tentang alasan dan pemahaman.
menyukai sesuatu secara lisan dan Pengucapan kata-kata bahasa Prancis
bergiliran. merupakan salah satu aspek belajar bahasa
3. Match dan Catch the Riddle (Ersoz, Prancis yang paling sulit dialami oleh
http://iteslj.org/Lessons/Ersoz-Games.ht- sebagian besar mahasiswa. Oleh karena itu
ml,2000) adalah permainan yang dibagi mahasiswa harus banyak melakukan latihan
2 kelompok yaitu kelompok yang melafalkan bahasa Prancis dengan tepat,
bertanya dan kelompok yang menjawab. jika benar-benar ingin dapat berbicara ba-
Setiap mahasiswa mengajukan pertanya- hasa Prancis, pengucapan kata-kata dengan
an secara lisan dan mahasiswa dari baik adalah penting. Tingkat penguasaan
kelompok yang menjawab harus mahasiswa di dalam menyempurnakan
menjawab pertanyaan tersebut secara pengucapan kata-kata nampak banyak
lisan juga. Demikian seterusnya sampai tergantung pada sikap mereka, bagaimana
112 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
mereka berbicara dan seberapa baik mereka berbeda sebab orang-orang yang berbicara
mendengar. Di dalam masalah sikap ada menggunakan bunyi yang berbeda dan
sejumlah isu psikologis yang mempenga- menulis kata-kata untuk mengatakan apa
ruhi bagaimana seseorang mendengar bunyi yang mereka maksud.
asing ketika mereka berbicara. Sebagai Jadi menurut kedua pendapat di atas
contoh, terutama banyak mahasiswa tidak dapat dikemukakan bahwa kosa kata meru-
ingin mempunyai suara seperti penutur asli. pakan kata-kata bagian dari suatu bahasa.
Para pembicara ingin mempertahankan Setiap bahasa mempunyai kosa kata yang
aksen mereka sendiri ketika mereka berbeda-beda. Kosa kata adalah suatu
berbicara bahasa asing sebab menjadi ba- komponen bahasa yang penting dipelajari
gian dari identitas mereka (Harmer, 2001). yang dapat membantu mahasiswa lebih
Misalnya orang batak ketika ia mengu- efektif di dalam keterampilan mendengar-
capkan kata-kata dalam bahasa Prancis kan, berbicara, membaca, dan menulis.
dengan aksen batak. Hal ini juga menunjuk- Menurut segi pandangan kosa kata, ada
kan adanya pengaruh budaya dalam dua alasan mengapa mahasiswa tidak mam-
mempelajari suatu bahasa asing. Pertim- pu mengatakan apa yang mereka ingin
bangan budaya telah menjadi hal yang katakan yakni : (1) mahasiswa tidak
biasa untuk dosen bahasa dan mempertim- mengetahui kosa kata yang cukup.
bangkan kejelasan sebagai tujuan utama Beberapa guru bahasa menyarankan bahwa
pengajaran pengucapan kata-kata. Hal ini hasil berbicara tidak harus mendorong
menunjukkan bahwa mahasiswa harus sampai siswa mempunyai banyak kesem-
mempunyai pengucapan kata-kata yang patan untuk mendengarkan bahasa dan
cukup baik agar selalu dapat dipahami. mengembangkan hipotesis mereka sendiri
Dengan demikian pengucapan mempunyai tentang itu. Ketika siswa merasa siap untuk
peranan penting di dalam komunikasi lisan berbicara, kemudian mereka dapat meng-
agar pesan yang ingin disampaikan oleh gambarkan pelajaran sebelumnya, dan (2)
pembicara dapat mudah dipahami oleh mahasiswa memiliki kosa kata yang cukup
lawan bicara. Semua mahasiswa dapat tetapi mereka tidak mampu meletakkan
melakukan belajar pengucapan kata-kata kosa kata pada penggunaan yang produktif
suatu bahasa asing dengan baik jika dosen (Nation,1990).
dan mahasiswa mengambil bagian bersama- Bahasa yang berbeda mempunyai
sama di dalam proses belajar secara total. aturan berbeda. Sebagai contoh, di dalam
Tréville dan Duquette (1996) bahasa Prancis, bahasa Itali dan bahasa
mengemukakan le vocabulaire d’une Spanyol, kata sifat mengikuti kata benda :
langue est un sous-ensemble du lexique de la maison rouge, la casa rossa, la casa roja.
cette langue. Kosa kata suatu bahasa Tetapi di dalam bahasa Inggris dan bahasa
merupakan bagian dari leksik suatu bahasa. Jerman biasanya kata sifat letaknya sebelum
“Vocabulary means "words". Different kata benda : the red house; das rote Haus.
languages have different vocabulary Menurut strukturalis segi pandang tata
words because people who speak it use bahasa adalah studi aturan yang mengatur
different sounding and written words to penggunaan suatu bahasa. Satuan aturan
say what they mean, “ (Http://fixedrefere- disebut juga tata bahasa suatu bahasa, dan
nce.org/gnu.fre-documentation masing-masing bahasa mempunyai tata
license.html.). bahasa yang berbeda sendiri. Tata bahasa
Kosa kata berarti "kata-kata". Bahasa menjadi bagian dari studi bahasa yang
yang berbeda mempunyai kosa kata yang umum disebut linguistik.
Eviyanti, Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis | 113
Pengertian tata bahasa lainnya berhubungan dengan kamus: berhubungan
dikemukakan sebagai berikut : erat dengan kata-kata dan unsur sintaktik,
Grammar is a collection of the rules dan 3) kelancaran artikulasi berhubungan
about how to speak and write well in a erat dengan segmen berbicara.
language. Spanish grammar is different Jadi kelancaran merupakan kemampuan
from English, they have different rules, menjawab pertanyaan dengan jelas di dalam
for example in English we say "I like fast percakapan, menghubungkan kata-kata, dan
cars" but in Spanish the order of the ungkapan pertanyaan, melafalkan bunyi
words changes according to Spanish dengan jelas dengan intonasi, sesuai teka-
language rules of grammar and it's nan, dan semua dilakukan dengan cepat di
written as "Me gustan los carros dalam waktu yang sebenarnya.
rapidos". Not only is vocabulary, the
Rabbe dan Bouskila dalam http://
words, spelled differently, but the order
of the words is different because of the www.etni.org.il/red/etninews/issues3/featur
different rules of grammar in the two es.htm. mengemukakan terdapat dua corak
languages ( Http://fixedreferen- pelajaran bahasa kedua menetapkan pen-
ce.org/gnu.free-documentation- tingnya perhatian pemahaman lisan
license.html). dengan baik sebagai berikut : 1) Kecakapan
Tata bahasa adalah suatu koleksi aturan di dalam pemahaman lisan membuat suatu
tentang bagaimana cara berbicara dan pusat kontribusi kepada pengembangan
menulis suatu bahasa dengan baik. Tata keseluruhan kemampuan pelajar di dalam
bahasa bahasa Spanyol berbeda dengan tata bahasa kedua/asing. 2) Pengembangan pe-
bahasa bahasa Inggris, setiap tata bahasa mahaman lisan yang sistematis menjadi arti
mempunyai aturan berbeda, sebagai contoh kritis yang penting tidak hanya ketika
di dalam bahasa Inggris "I like fast cars" masuk untuk belajar berbicara bahasa, tetapi
tetapi di dalam bahasa Spanyol peraturan juga sebagai keterampilan pertama di dalam
tentang tata bahasa ditulis seperti "Me memperoleh kebenarannya.
gustan los carros rapidos". Tidak hanya Pengembangan kecakapan di dalam
kosa kata, kata-kata, dieja dengan cara yang komunikasi bahasa lisan adalah penting
berbeda, pesan kata-kata berbeda, oleh bagi mahasiswa untuk benar-benar mengha-
karena peraturan yang berbeda tentang tata dapi dan memproses berbicara penutur asli.
bahasa di dalam kedua bahasa. Dalam rangka memahami dan menghasil-
Istilah kelancaran berhubungan dengan kan komunikasi penuh arti, mahasiswa
produksi bahasa dan itu secara normal harus menemukan arti dan fungsi bahasa
disediakan untuk berbicara. Itu adalah yang digunakan, dan menguatkan apa yang
kemampuan untuk menghubungkan unit mereka pelajari di dalam percakapan yang
ucapan dengan fasilitas dan tanpa kete- sebenarnya.
gangan atau tidak sesuai, atau keraguan Kemampuan untuk memahami bahasa
yang tak pantas. Faerch, Haastrup, dan percakapan disebut "menyimak" dan selalu
Phillipson dalam Hedge (2000) mengemu- mendahului produksi kata yang diucapkan
kakan kelancaran meliputi kemampuan di dalam proses belajar bahasa. Valerian
pembicara untuk menggunakan kemampuan Postovsky dalam http:// www.etni.o-
pragmatis dan ilmu bahasa apapun juga rg.il/red/etninews/issues3/features.htm. me-
yang mereka miliki. Mereka mengemu- nekankan bahwa kelancaran berbicara itu
kakan tiga jenis kelancaran sebagai berikut lebih dikembangkan secara alami setelah
1) kelancaran semantik : berhubungan erat menyimak cukup dibentuk. Jadi lawan bi-
dengan tindak tutur , 2) kelancaran sintaktik cara dapat memahami isi pembicaraan jika
114 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
ia sudah mampu menyimak isi pembicaraan puan awal berbicara bahasa Prancis ma-
yang disampaikan oleh pembicara. hasiswa sebelum diberi tindakan
Yang dimaksud dengan kemampuan Berdasarkan hasil observasi dan
berbicara dalam penelitian ini adalah mam- evaluasi, peneliti dapat merefleksi diri
pu mengemukakan ide, pendapat, perasaan dengan melihat data observasi apakah
seseorang kepada orang lain secara lisan kegiatan yang telah dilakukan sudah dapat
dengan menggunakan bahasa Prancis sesuai meningkatkan kemampuan berbicara bahasa
dengan konteks. Mahasiswa mampu mengu- Prancis mahasiswa atau belum. Artinya jika
capkan kata atau kalimat dengan tepat, hasil tes kemampuan berbicara bahasa
pemilihan kosa kata, penggunaan tata Prancisbelum mencapai indikator keber-
bahasa, kelancaran, dan pemahaman terha- hasilan yang sudah ditentukan oleh peneliti
dap pesan atau informasi yang disampaikan yaitu 70% mahasiswa sudah memperoleh
oleh pembicara kepada lawan bicara. nilai 80 ke atas maka penelitian tindakan
Sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun
jika hasil tes kemampuan berbicara bahasa
METODE PENELITIAN Prancis secara lisan sudah mencapai indi-
Penelitian ini dilaksanakan di Program kator keberhasilan yang sudah ditentukan
Studi Pendidikan Bahasa Prancis FBS oleh dosen (peneliti) yaitu 70% mahasiswa
UNIMED. Subjek penelitian ini adalah ma- sudah memperoleh nilai 80 ke atas menurut
hasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa penilaian KBK UNIMED maka penelitian
Prancis Jurusan Pendidikan Bahasa Asing tindakan dihentikan. Sumber data dalam
FBS UNIMED tahun akademik 2007/2008 penelitian ini adalah kemampuan berbicara
yang mengikuti mata kuliah Expression bahasa Prancis mahasiswa yang mengikuti
Orale II. Disain penelitian Tindakan Kelas mata kuliah Expression Orale II pada tahun
ini menggunakan disain model siklus akademik 2007/2008.
sebagai berikut : The Action Research Cycle Instrumen pengumpulan data yang
dalam penelitian tindakan kelas ini yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
langkah-langkahnya tercakup di dalam :1)Tes, 2) angket, 3)lembaran observasi, 4)
“refleksi diri” action research yaitu catatan harian dosen, dan 5) foto.
planning, acting, observing, reflecting Analisis data penelitian tindakan
(Kemmis dan Taggart, 1988). mengandung arti mengidentifikasi dan
Perencanaan yang dilakukan adalah menyetujui kriteria yang digunakan untuk
sebagai berikut : a) Melakukan praob- menerangkan apa yang telah terjadi atau
servasi, b)Membuat skenario pelaksanaan menunjukkan bahwa perbaikan telah terjadi
tindakan pada pengajaran expression orale (Hardjodipuro,1997). Analisis data yang
II dengan menggunakan jeux, c) Membuat dilakukan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi untuk mengamati bagai- analisis kualitatif yang meliputi data yang
mana proses belajar mengajar mata kuliah diperoleh melalui angket mahasiswa,
expression orale II dengan menggunakan pengamatan yang dilakukan pada setiap
jeux, d) Membuat instrumen tes kemam- pertemuan di dalam kelas, catatan harian
puan berbicara bahasa Prancis, e) Membuat dosen, untuk melihat proses peningkatan
angket, f) Melaksanakan uji coba instrumen kemampuan berbicara bahasa Prancis
tes kemampuan berbicara bahasa Prancis, g) mahasiswa pada mata kuliah Expression
Memberikan pretes kemampuan berbicara Orale II dengan menggunakan jeux.
bahasa Prancis untuk mengetahui kemam-
Eviyanti, Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis | 115
HASIL jeux (permainan) selama 3 pertemuan dan
Sebelum peneliti memberikan tindakan, masing-masing pertemuan berlangsung
peneliti memberikan pretes kemampuan selama 3 sks. Pertemuan keempat, peneliti
berbicara bahasa Prancis untuk mengetahui memberikan tes kemampuan berbicara
kemampuan berbicara bahasa Prancis bahasa Prancis. Hasil tes kemampuan
mahasiswa. Hasil pretes berbicara bahasa berbicara bahasa Prancis pada siklus 1
Prancis diperoleh rata-rata skor adalah mengalami peningkatan jika dibandingkan
69.40. Menurut hasil pretes tersebut dengan hasil pretes kemampuan berbicara
diketahui skor terendah adalah 50 (2 bahasa Prancis mahasiswa yaitu skor
mahasiswa) dan skor tertinggi 80 (2 terkecil mahasiswa adalah 60 (1 orang) dan
mahasiswa). skor tertinggi adalah 90 (3 orang). Pada
Pada siklus 1, Peneliti memberikan umumnya skor mahasiswa yang dicapai
tindakan yaitu mengajar mata kuliah pada siklus 1 sudah di atas skor 60. Skor ini
expression orale II dengan menggunakan termasuk nilai C menurut penilaian KBK.
Diagram 1. Hasil tes kemampuan berbicara bahasa Prancis pada siklus 1 dan 2

Siklus 1
Siklus 2

Soal 1 Soal 2 Soal 3


Soal 4
Soal 5
Soal 6

Jumlah soal yang diberikan pada tes Rata-rata skor kemampuan berbicara bahasa
kemampuan berbicara bahasa Prancis pada Prancis mahasiswa menurut skala penilaian
siklus 1 dan 2 masing-masing 6 soal. Échelle de Haris dalam Tagliante (1991)
Berdasarkan diagram tersebut di atas ,setiap aspek mempunyai rentangan
menunjukkan secara terperinci bahwa penilaian 1-5, pada siklus 1 : aspek
kemampuan berbicara bahasa Prancis pengucapan 3,35, tata bahasa 2,77,
mahasiswa sudah meningkat secara kosa kata 2,99, kelancaran 3,32, dan
bertahap pada aspek pengucapan, pemahaman 3,75. Kendala-kendala yang
tatabahasa, kosakata, kelancaran, dan dialami mahasiswa pada siklus 1 yaitu
pemahaman pada siklus 1 dan siklus 2. pengucapan, pemilihan kosa kata, dan tata
Adapun rata-rata skor kelima aspek bahasa. Hasil tes kemampuan berbicara
kemampuan berbicara bahasa Prancis pada bahasa Prancis mahasiswa pada siklus 1
siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada belum mencapai indikator keberhasilan.
diagram 2 di. Maka peneliti dan kolaborator sepakat
Pada umumnya kemampuan berbicara melajutkan ke siklus 2 untuk melanjutkan
bahasa Prancis mahasiswa sudah lebih baik pengajaran Expression Orale II dengan
dibandingkan sebelum diberi tindakan. menggunakan jeux pada materi berikutnya.
116 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
Namun ada tindakan perbaikan yaitu kosa kata, dan tata bahasa di dalam bahasa
peneliti memberikan kata kunci pada dialog Prancis. Selanjutnya pada siklus 2 rata-rata
yang dibuat oleh mahasiswa. Sehingga skor kemampuan berbicara bahasa Prancis
mahasiswa dapat dengan mudah membuat mahasiswa sudah mengalami peningkatan
dialog singkat pada setiap pertemuan. dibandingkan dengan rata-rata skor
Selama tindakan dilaksanakan pada kemampuan berbicara bahasa Prancis pada
siklus 2, peneliti dan kolaborator menge- siklus 1, sebagai berikut : pengucapan
tahui bahwa masih ada 1-2 mahasiswa yang 3,75, tata bahasa 2,93, kosa kata 3,39,
masih melakukan kesalahan pengucapan, kelancaran 3, 67, dan pemahaman 4,20.

Diagram 2. Rata-rata skor per aspek kemampuan berbicara bahasa Prancis pada siklus 1
dan 2

Berdasarkan data tersebut di atas bahasa Indonesia, 9 mahasiswa (30%)


menunjukkan bahwa pengajaran Expres- membaca buku bahasa Prancis, 5 maha-
sion Orale II dengan menggunakan jeux siswa (16,67%) belajar dan diskusi dengan
telah memotivasi mahasiswa untuk berbi- teman , 4 mahasiswa (13.33%) berusaha
cara bahasa Prancis. Hal ini pun didukung untuk percaya diri agar tidak takut dan
oleh hasil angket yang diberikan kepada belajar dengan baik, 2 mahasiswa (6,67%)
mahasiswa bahwa 30 orang (100%) menga- latihan pengucapan, membaca teks, dan
lami kendala dalam kemampuan berbicara mempelajari tata bahasa dan menambah
bahasa Prancis, kendala yang dialami oleh kosa kata, dan 1 mahasiswa (3,33%)
30 mahasiswa (100%) pada umumnya mendengarkan dialog-dialog bahasa
adalah perbendaharaan kosa kata, penguca- Prancis. Jadi mahasiswa telah berusaha
pan, dan tata bahasa (struktur bahasa) mengatasi kendala-kendala dalam kemam-
mahasiswa berusaha mengatasi kendala- puan berbicara bahasa Prancis dengan cara
kendala tersebut dengan berbagai cara masing-masing.
sebagai berikut : 9 mahasiswa (30%) Hasil tes kemampuan berbicara bahasa
dengan membaca kamus bahasa Prancis- Prancis pada siklus 2 diketahui rerata skor
Eviyanti, Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis | 117
kemampuan berbicara bahasa Prancis français?. Selanjutnya kelompok
mahasiswa 86.20 atau nilai B menurut mahasiswa yang menjawab pertanyaan
penilaian KBK. Sedangkan hasil tindakan dengan mengatakan “je suis type …………
yang diberikan pada siklus 2 mahasiswa parceque ……………………,
sudah mengetahui cara menyatakan rasa je fais ………………………,
suka atau tidak suka, ungkapan perasaan, d’après moi, ………………
terkejut, memberitahukan suatu informasi Jeux (Permainan) yang dilakukan oleh
yang telah diketahui kepada orang lain mahasiswa pada pertemuan kedua adalah le
dalam bahasa Prancis. Ungkapan-ungkapan remue-méninges. Dalam permainan ini, ma-
yang telah dipelajari tersebut dapat hasiswa mendapat tugas untuk memecahkan
digunakan dalam kehidupan sehari-hari suatu masalah nyata atau berupa imajinasi.
sesuai dengan konteks. Permainan diawali masalah yang diberikan
Hasil tes kemampuan berbicara bahasa oleh dosen kepada mahasiswa untuk dicari
Prancis sudah mencapai indikator keber- solusi masalah tersebut. Mahasiswa harus
hasilan yang telah ditentukan oleh peneliti mengemukakan pendapat atau opini untuk
yaitu 70% kemampuan berbicara bahasa memecahkan masalah yang dihadapi secara
Prancis mahasiswa sudah memperoleh nilai lisan. Permainan ini dilakukan secara
80 ke atas. Maka penelitian dihentikan kelompok. Setiap kelompok harus mela-
sampai siklus 2. kukan diskusi terlebih dahulu untuk mene-
PEMBAHASAN mukan solusi pemecahan masalah yang
Kemampuan berbicara bahasa Prancis dihadapi. Setelah itu peneliti memberikan
mahasiswa sebelum diberikan tindakan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
adalah kurang kompeten. Kemudian pene- mengemukakan solusi pemacahan masalah.
liti melaksanakan tindakan yaitu mengajar Hal ini dilakukan secara bergiliran,
mata kuliah expression orale II dengan kelompok yang belum mendapat giliran
menggunakan jeux (permainan : match dan harus memperhatikan dan menanggapi
catch the riddle, le remue-menings, jeu de solusi yang dikemukakan oleh kelompok
rôle). Permainan yang harus dilakukan oleh yang sedang mendapat giliran.
mahasiswa pada pertemuan pertama adalah Contoh exprimer une opinion :
match dan catch the riddle. Permainan ini a) Que pensez-vous d’apprendre le français?
disesuaikan dengan materi yang diajarkan. b) Quel est votre avis?
Permainan dilakukan secara kelompok yang c) Je pense que ......................................
terdiri dari kelompok mahasiswa yang d) Je crois que ........................................
e) J’apprécie ..........................................
mengajukan pertanyaan dan kelompok
(Chamberlain, 1985))
mahasiswa yang menjawab pertanyaan
secara lisan. Kelompok mahasiswa yang Pada pertemuan ketiga, permainan yang
mengajukan pertanyaan dan kelompok dilakukan oleh mahasiswa adalah jeux de
mahasiswa yang menjawab pertanyaan se- rôle (bermain peran). Kegiatan berlangsung
cara bergantian sehingga semua mahasiswa seperti pada pertemuan sebelumnya yaitu
harus mempersiapkan jawaban yang mahasiswa bekerja secara kelompok yang
diajukan oleh kelompok penanya. terdiri dari 3-4 orang. Setiap kelompok
Mahasiswa yang mengajukan pertanya- memerankan tokoh imajinasi. Setiap ke-
an dapat mengajukan dengan kata tanya lompok mempersiapkan dialog singkat yang
“quel type d’étudiant (e) êtes-vous?”, berisi ajakan atau usulan, nasihat atau saran.
pourquoi?, qu’est-que vous faites?, Bermain peran dapat melatih mahasiswa
comment d’après vous d’apprendre le untuk berbicara dan berperan sebagai tokoh
118 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
sesuai dalam dialog yang telah mereka buat. ada dua alasan mengapa mahasiswa tidak
Mahasiswa harus mampu memerankan to- mampu mengatakan apa yang mereka ingin
koh dengan gaya, mimik, ritme sesuai katakan yakni : (1) mahasiswa tidak menge-
dengan konteks. Hal ini seperti dike- tahui kosa kata yang cukup. Beberapa guru
mukakan oleh PACTHOD dan ROUX bahasa menyarankan bahwa hasil berbicara
(1998) yaitu “le jeu de rôle invite un tidak harus mendorong sampai siswa
comportement communicatif global (...) : mempunyai banyak kesempatan untuk
l’expression d’un rôle est non seulement mendengarkan bahasa dan mengembangkan
verbale, mais gestuelle, mimique, spatiale, hipotesis mereka sendiri tentang itu. Ketika
rythmique. Les comportements prennent siswa merasa siap untuk berbicara,
tout leur sens dans ce contexte.” Bermain kemudian mereka dapat menggambarkan
peran mengundang tindak tanduk komu- pelajaran sebelumnya, dan (2) mahasiswa
nikatif global, ekspresi dalam peran tidak memiliki kosa kata yang cukup tetapi
hanya secara verbal tetapi juga melalui mereka tidak mampu meletakkan kosa kata
gerak, mimik, jeda intonasi. Kemampuan pada penggunaan yang produktif. Walaupun
menjiwailah yang sebenarnya berperan demikian kegiatan permainan dapat
penting sesuai dengan konteks. Contoh berlangsung dengan baik dan menyenang-
kalimat untuk menyatakan imajinasi sebagai kan karena setiap anggota kelompok dapat
berikut : bekerjasama dengan baik.
Expression de l’hypothèse Pada umumnya kemampuan berbicara
1. Si + présent → indicatif (présent ou futur) bahasa Prancis mahasiswa sudah menga-
2. Si + imparfait conditionnel présent lami peningkatan tahap demi tahap. Penga-
jaran expression orale II dengan menggu-
Proposer nakan teknik permainan telah memotivasi
Contoh :
mahasiswa untuk berbicara bahasa Prancis.
1. On va au cinéma ce soir?
2. On pourrait aller au restaurant … Hal ini dikemukakan juga oleh Lee (1995)
3. Je vous propose de faire une promenade bahwa “games can involve all the basic
language skills (listening, speaking,
Conseiller reading, writing), and a number of skills are
Contoh :
often involved in the same game. Permainan
1. Tu devrais te reposer
2. Si j’étais à ta place,.. dapat mendukung semua keterampilan
3. Si j’étais toi, berbahasa (menyimak, berbicara, membaca,
(Girardet, 2002) menulis) dan beberapa keterampilan dapat
Pada akhir siklus 1,peneliti memberikan didukung dalam permanan yang sama.
tes kemampuan berbicara bahasa Prancis Tetapi berdasarkan hasil tes kemampuan
dan diketahui bahwa pada umumnya berbicara bahasa Prancis pada akhir siklus 1
pengajaran expression orale II dengan belum mencapai indikator keberhasilan
menggunakan jeux sudah mampu memoti- yang sudah ditentukan oleh peneliti maka
vasi mahasiswa untuk mau berbicara bahasa tindakan dilanjutkan pada siklus 2.
Prancis dalam kelas. Namun beberapa Kendala-kendala yang dialami mahasis-
mahasiswa masih mengalami kesulitan wa pada siklus 1 yaitu pengucapan, pemili-
ketika mereka membuat dialog karena han kosa kata, dan tata bahasa.Berdasarkan
adanya keterbatasan kosa kata yang mereka kendala-kendala yang ditemui pada siklus 1
miliki. Hal ini seuai dengan yang dike- maka peneliti dan kolaborator sepakat
mukakan oleh Corson dalam Nation pada siklus 2 melanjutkan pengajaran
(1990) menurut segi pandangan kosa kata, expression orale II dengan menggunakan
jeux pada materi berikutnya. Kemampuan
Eviyanti, Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis | 119
berbicara bahasa Prancis mahasiswa dapat setiap kelompok terdiri dari 3-4 mahasiswa
meningkat sedikit demi sedikit melalui (mahasiswa yang aktif dan pasif berbicara
jeux. bahasa Prancis).
Pada siklus 2 , permainan yang dila- Setiap anggota kelompok mengajukan
kukan oleh mahasiswa pada pertemuan per- pertanyaan kepada anggota kelompok lain
tama siklus 2 adalah ce que j’aime. Perma- tentang sesuatu yang disukai dan tidak
inan ini dilakukan secara kelompok yang disukai serta memberikan alasannya.
terdiri dari 3-4 kelompok. Setiap kelompok Permainan ini dilakukan secara bergiliran.
terdiri dari mahasiswa yang aktif berbicara Jadi setiap anggota kelompok mempunyai
dan pasif berbicara bahasa Prancis. Peneliti tugas untuk mengajukan pertanyaan kepada
melakukan pengelompokkan seperti ini agar kelompok lain dan menjawab pertanyaan
dialog berjalan lancar, mahasiswa yang dari kelompok lain. Adapun obyek yang
pasif berbicara menjadi termotivasi oleh ditanyakan misalnya tentang makanan, jenis
mahasiswa yang selalu aktif berbicara musik, olah raga, atau kegiatan pada hari
bahasa Prancis. Peneliti memberikan kata libur.
kunci pada setiap kelompok agar dapat Berdasarkan hasil pengamatan yang
memudahkan mereka dalam membuat telah dilakukan oleh peneliti, kemampuan
dialog. berbicara bahasa Prancis mahasiswa menga-
Pada pertemuan kedua, permainan yang lami peningkatan. Mahasiswa dapat mela-
dilakukan oleh mahasiswa yaitu qui suis- kukan semua kegiatan dalam proses belajar
je. Peneliti menjelaskan permainan yang mengajar dengan baik. Bahkan mahasiswa
harus dilakukan oleh mahasiswa yaitu merasa termotivasi dalam melakukan dialog
menebak « siapakah saya ? ». Sebelum singkat dengan menggunakan bahasa
permainan dimulai, peneliti menjelaskan Prancis dalam melakukan kegiatan jeux
yang harus dilakukan oleh mahasiswa yang digunakan dalam pengajaran Expres-
dalam permainan ini. Peneliti memper- sion Orale II.
siapkan nama-nama presiden Negara Permainan selanjutnya yaitu pou-
Prancis, artis, pemain sepakbola Prancis , rqoui/parceque. Sebelum melakukan per-
nama penyanyi terkenal, misalnya Nicolas mainan peneliti membagi mahasiswa 2
Sarkozy, Zinedine Zidane, Anggun kelompok besar yang terdiri 1 kelompok
C.Sasmi, dan sebagainya, yang dituliskan “pourquoi”, kelompok ini mengajukan
pada selembar kertas. Kemudian kertas pertanyaan dengan menggunakan kata tanya
terse-but ditempelkan dipunggung salah pourquoi dan 1 kelompok “parceque”,
satu mahasiswa dalam setiap anggota ke- kelompok yang menjawab pertanyaan dari
lompok. Mahasiswa yang ditempeli kertas kelompok penanya dengan menggunakan
dipunggungnya, tidak mengetahui nama kata parceque. Permainan ini dilakukan
tokoh tersebut tetapi anggota kelompok secara bergiliran. Adapun materi yang
lainnya sudah mengetahuinya. Kemudian ditanyakan sesuai dengan tema materi ajar.
mahasiswa yang ditempeli kertas dipung- Permainan ini berlangsung cukup meriah
gungnya harus dapat menebak “siapakah karena setiap anggota kelompok harus
saya?” dengan cara mengajukan beberapa mengajukan pertanyaan dan langsung dija-
pertanyaan kepada anggota kelompoknya wab oleh kelompok lainnya. Setelah semua
dan anggota kelompoknya harus menjawab mahasiswa mendapat giliran, selanjutnya
semua pertanyaan yang diminta oleh terjadi pertukaran peran yaitu kelompok
mahasiswa tersebut sampai “siapakah penanya sebelumnya menjadi kelompok
dirinya”? dapat ditebak. Pada permainan ini penjawab, begitu pula dengan kelompok
mahasiswa dibentuk dalam kelompok,
120 | BAHASA DAN SENI, Tahun 40, Nomor 1, Februari 2012
penjawab sebelumnya menjadi kelompok Berbicara Bahasa Prancis Siswa SMA
penanya. Negeri 2 Medan”
Berdasarkan hasil tes kemampuan Topik–topik permainan yang digunakan
berbicara bahasa Prancis pada setiap siklus dalam penelitian tersebut antara lain :
menunjukkan bahwa kemampuan berbicara Kategori kata (Vocabulaire), media gambar
bahasa Prancis mahasiswa mengalami (l’image), pertanyaan jawaban pendek
peningkatan secara bertahap. Kemampuan (questions-reponses), cerita berantai, peker-
berbicara bahasa Prancis mahasiswa sudah jaan dan profesi (profession), cerita
semakin baik. Hal ini seperti yang dikemu- pendek(petite histoire), pengamatan angka
kakan oleh Ersoz ( http://iteslj.org/Les- (observer les chiffres), mencari seseorang
sons/Ersoz-Games.html. 2000) bahwa (chercher quelqu’un), angka – angka (les
“Games are highly motivating because they chiffres), katakan dengan jumlah (dire le
are amusing and interesting. They can be nombre). Mengajukan pertanyaan (poser
used to give practice in all language skills des questions), mengurutkan nama (quest –
and be used to practice many types of ce que peut faire avec), pertanyaan
communication”. mengapa - karena (Pourquoi – Parceque).
Permainan sangat memotivasi karena Hasil penelitian tersebut menunjukkan
mereka lucu dan menarik. Mereka dapat bahwa secara umum teknik permainan
digunakan untuk mempratekkan semua memberikan perkembangan hasil belajar
keterampilan berbahasa dan digunakan unt- yang signifikan dalam pembelajaran
uk melatih berbagai jenis komunikasi. berbicara.
Pada umumnya mahasiswa sudah jarang
SIMPULAN
melakukan kesalahan di dalam pengucapan,
Pengajaran mata kuliah expression
tata bahasa, kelancaran, dan kosa kata.
orale II dengan menggunakan jeux telah
Mahasiswa dapat melakukan dialog dengan
mampu meningkatkan kemampuan berbi-
lawan bicaranya dengan baik dan tidak
cara bahasa Prancis mahasiswa secara
malu-malu lagi karena mereka mulai
bertahap. Permainan yang digunakan pada
percaya diri untuk berbicara bahasa Prancis
pengajaran mata kuliah expression orale II
dalam kelas. Kemampuan berbicara bahasa
disesuaikan dengan materi ajar. Kemam-
Prancis mahasiswa sudah mencapai skor
puan berbicara bahasa Prancis mahasiswa
86.20 atau nilai B menurut penilaian KBK.
setelah diberi tindakan pada siklus 1
Selanjutnya mahasiswa dapat menggu- diperoleh rata-rata skor 77.83 atau nilai C
nakan bahasa yang bermakna dan berarti menurut penilaian KBK yang digunakan di
sesuai dengan konteks nyata dalam perma- Universitas Negeri Medan (UNIMED). Hal
inan tersebut. Selain itu permainan dapat ini berarti kemampuan berbicara bahasa
memotivasi mahasiswa untuk melakukan Prancis mahasiswa belum mencapai
kerja sama di antara mahasiswa dalam
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
kelas. Oleh karena itu dosen harus mampu
oleh peneliti yaitu 70% kemampuan berbi-
menemukan jenis permainan yang tepat
cara bahasa Prancis mahasiswa sudah
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
memperoleh nilai 80 ke atas. Pada Siklus 1,
ingin dicapai dan sesuai dengan kemam-
mahasiswa masih mengalami kendala pada
puan bahasa mahasiswanya.
pengucapan, pemilihan kata, dan tata
Penelitian tentang permainan sudah
bahasa. Selanjutnya pada siklus 2 yaitu
dilakukan oleh Mahriyuni (2005) dengan
peneliti memberikan kata kunci pada setiap
judul penelitian ”Penggunaan Teknik
tema dialog yang harus dibuat oleh setiap
Permainan Dalam Pengembangan Kosa
kelompok maka kemampuan berbicara
Kata Untuk Meningkatkan Keterampilan
Eviyanti, Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Prancis | 121
baha-sa Prancis mahasiswa pada siklus 2 Mahriyuni. 2005. ”Penggunaan Teknik
mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Permainan Dalam Pengembangan Kosa
tes akhir siklus diketahui rata-rata skor Kata Untuk Meningkatkan Keterampilan
86.20 atau nilai B menurut KBK Unimed. Berbicara Bahasa Prancis Siswa SMA
Negeri 2 Medan” Unimed.
Rata-rata skor tersebut sudah mencapai
indikator keberhasilan yaitu 70% kemam- Mei, Yin Yong dan Yu-Jing, Jang.2000.
puan berbicara bahasa Prancis mahasiswa Using Games in an EFL Class for
sudah memperoleh nilai 80 ke atas . Children. Daejin Univesity ELT
Mahasiswa sudah mampu melakukan Research Paper. Fall.
komunikasi lisan sesuai dengan konteks. Nababan, Sri Utari Subyakto. 1993.
Kendala-kendala yang dialami oleh Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta
mahasiswa seperti pengucapan, pemilihan : PT. Gramedia Pustaka Utama.
kata dan tata bahasa sudah dapat Nation, I.S.P. 1990. Teaching and Learning
diminimalisir secara bertahap. Vocabulary. United States of America:
Newbury House Publishers.
DAFTAR RUJUKAN PACTHOD , Alain et Pierre-Yves ROUX.
BELLENGER, Lionel. 1996. L’Expression 1998.“Les Activité Expression Orale En
Orale : Une approche nouvelle de la Classe de Langue 3e partie : le jeu de
parole expressive. Paris : ESF éditeur. rôle”. Connaissance du Français - N° 32 -
CHAMBERLAIN, Alain et STEELE, Ross. 01.
1985. Guide Practique de la Pride, J.B. and J.Holmes. 1972.Socio-linguistic.
Communication. Paris : Les Éditions Didier. Hammondsworth :Penguin.
Ersöz, Aydan. 2000. Six Games for the Rabbe, Laureen and Gail Shuster-Bouskila.
EFL/ESL Classroom. Tersedia pada Ways to Help the Learner Succeed in
http://iteslj.org/Lessons/Ersoz- Listening Comprehension. (http://
Games.html. www.etni.org.il/red/etninews/issues3/feature
Girardet, Jacky et Pécheur, Jacques.2000. s.htm).
Campus 1 : Méthode de Français. Paris : TAGLIANTE, Christine. 1991. L’ Évalua-
CLE International tion. Paris : CLE Internationale.
Grammar. http://fixedreference.org/gnu.fre- Thém@doc.2003. Le jeu dans la Classe
documentation license.html. Diakses de Langue.
pada tanggal 18 April 2005. Them@doc.2003.Le jeu dans la Classe de
Hardjodipuro, Siswojo. 1997. Action Research : Langue : Qu'est -ce que le
Sintesis Teoritik. Jakarta : IKIP Jakarta. jeu? http://www.cndp.fr/crdp-
Harmer, Jeremy.2001. The Practice of English limoges/ressources/cddp23/cddp_eile/the
Language Teaching. England : Pearson ma/reperes2.html
Education Limited. Tréville, Marie-Claude and Duquette, Lise.
Hedge, Tricia. Teaching and Learning in 1996. Enseigner le Vocabulaire en
the Language Classroom. New York : Classe de Langue. Paris : Hachette
Oxford University Press, 2000. Livre..
Http://fixedreference.org/gnu.fre- Weiss, François. 1983. Jeux et Activité
documentation license.html Communicatives dans la Classe de
Kemmis, Stephen and Robin Mc.Taggart. Langue. Paris : Hachette.
1988. The Action Research Planner. Vocabulary.http://fixedreference.org/gnu.fre
Victoria : Deakin University. -documentation license.html. Diakses pada
Lee, S.K. 1995. “Creative games for language tanggal 18 April 2005.
class”. Forum, 33 (1),35. Retrieved February
11.2006.
122

Anda mungkin juga menyukai