Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2017

ISSN: 2442–2525

PENERAPAN METODE JEUX DE RÔLE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN


KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA PERANCIS

Lineke Vrida Lensun


SMA Negeri 1 Manado, Jalan Pramuka No. 192 Manado
E_mail: lineke.le.sun@yahoo.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan


berbicara Bahasa Perancis siswa dengan penerapan metode pembelajaran
bermain peran (Jeux De Rôle) di kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Manado. Jenis
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Manado tahun ajaran
2014/2015, yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui kegiatan berupa: (a)observasi, (b)wawancara, (c)tes, dan
(d)dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a)perencanaan tindakan,
(b)pelaksanaan tindakan, (c)observasi dan interprestasi, dan (d)analisis dan
refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ketertarikan
siswa terhadap Bahasa Perancis mulai meningkat, termasuk kemampuan
berbicara siswa dalam berbahasa Perancis. Hal ini ditunjukkan dari hasil
observasi melalui pengamatan visual maupun hasil perekaman. Dengan Jeux De
Rôle perbendaharan kosakata siswa meningkat, begitu juga dengan penggunaan
tatabahasanya. Semakin banyak kosakata yang dimiliki, dan semakin terampil
menggunakannya dalam kalimat, maka mereka akan semakin terampil
berbicara.

Kata Kunci: Capacité de parler, Jeux de Role

PENDAHULUAN kan siswa dapat belajar secara aktif


Salah satu tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat meraih hasil
Bahasa Perancis di SMA adalah belajar dan prestasi yang optimal.
mengembangkan kemampuan berkomu- Sehingga diharapkan setiap guru harus
nikasi dalam bahasa Perancis baik dalam memiliki pengetahuan yang cukup
bentuk lisan maupun tertulis. mengenai konsep dan cara-cara
Kemampuan berkomunikasi ini meliputi penerapan metode tersebut dalam
mendengarkan (écouter), berbicara proses pembelajaran (Priastiani, 2016).
(capacité de parler), membaca (lire), dan Pengalaman peneliti menunjuk-
menulis (écrire). Untuk mencapai tujuan kan bahwa pembelajaran Bahasa
pembelajaran Bahasa Perancis tersebut, Perancis di SMA Negeri 1 Manado masih
maka harus diupaya keefektifan dan bersifat konvensional, yaitu pembelajar-
efisiensi proses belajar mengajar di kelas an hanya barpusat pada guru (teacher
sesuai dengan karakteristik masing- centered). Pembelajaran konvensional
masing kelas. menyebabkan siswa kurang berpartisi-
Penerapan motode pembelajaran pasi aktif dalam proses kegiatan belajar
yang tepat bertujuan untuk menciptakan mengajar. Guru menjelaskan materi dan
kondisi pembelajaran yang memungkin- siswa mencatat apa yang disampaikan

421
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2017
ISSN: 2442–2525

guru. Kesempatan siswa untuk Dalam pengajaran berbicara yang sesuai


mengembangkan kreativitas dan dengan pendekatan komunikatif ini
pengalaman belajar sangat sedikit, dapat digunakan berbagai teknik
termasuk dalam hal kemampuan pengajaran, diantaranya yaitu permainan
berbicara (capacité de parler) Bahasa (jeu) (Eviyanti, 2007). Jeux (permainan)
Perancis. Kondisi ini dapat terlihat dari adalah kesenangan dan anak-anak
sedikitnya jumlah siswa yang bisa menyukainya (Mei dan YuJing, 2000).
bertanya dan menjawab pertanyaan yang Permainan merupakan variasi tambahan
diberikan guru dengan menggunakan pada pelajaran dan untuk meningkatkan
Bahasa Perancis. motivasi dalam menggunakan bahasa
Peneliti mencoba memberi variasi sasaran (bahasa Prancis). Permainan
lain untuk menumbuhkan ketertarikan menjadikan alasan untuk berbicara pada
siswa untuk meningkatkan kemampuan setiap kegiatan (Lewis dalam Mei dan
Bahasa Perancis-nya, melalui metode YuJing,2000).
Jeux de Role (permainan peran) agar Teknik bermain peran banyak
mereka merasa senang dengan dipakai dalam pengajaran bahasa karena
pembelajaran Bahasa Perancis. kegiatan belajar dan mengajar dengan
teknik ini sangat menyenangkan (Azies
Jeux de Role dan Alwasilah, 1996 : 95-101 dalam
Jeux de Role artinya bermain Adiputra, 2012). Pembelajaran Bahasa
peran atau yang dalam bahasa Inggrisnya Perancis akan lebih menarik jika dikemas
dikenal dengan Role Playing. Jeux de Role dalam pembelajaran bermain peran (Jeux
(bermain peran) merupakan salah satu de Role) yaitu siswa dapat mengalami
metode pembelajaran yang efektif langsung situasi pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan belajar terkait dengan materi. Dengan cara ini
mengajar. Metode bermain peran adalah diharapkan akan meningkatkan
suatu cara penguasaan bahan-bahan kemampuan Berbicara (capacité de
pelajaran melalui pengembangan parler) siswa yang pada akhirnya dapat
imajinasi dan penghayatan siswa. Dalam tercapainya prestasi belajar sesuai
metode ini penyampaian materi dengan standar ketuntasan.
pembelajaran dengan menghadirkan Melalui proses belajar seperti ini
peran-peran yang ada dalam dunia nyata diharapkan peserta didik mampu
ke dalam suatu pertunjukan peran di menghayati tokoh yang diperankannya.
dalam kelas yang kemudian dijadikan Sehingga peserta didik akan belajar:
sebagai bahan refleksi agar siswa (1)mengeksplorasi perasaannya;
memberi penilaian (Adiputra, 2012). (2)memperoleh wawasan tentang sikap,
Melalui bermain peran, peserta nilai, dan persepsinya; (3)mengem-
didik mencoba mengeksploitasi masalah- bangkan keterampilan dan sikap dalam
masalah hubungan antar manusia memecahkan masalah yang dihadapi;
dengan cara memperagakannya. dan (4)mengeksplorasi inti permasalah-
Hasilnya didiskusikan dalam kelas. an yang diperankan melalui berbagai

422
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2017
ISSN: 2442–2525

cara. Keberhasilan dalam penghayatan subjek penelitian, dengan jumlah siswa


peran menentukan berkembangnya sebanyak 20 orang. Data penelitian
pemahaman, penghargaan dan dikumpulkan melalui observasi dengan
identifikasi diri terhadap nilai (Komara, menggunakan instrumen yang berupa
2012 dalam Pranowo, 2012). lembar observasi, lembar rubrik
Permasalahannya adalah “Apakah penilaian dan dokumentasi. Kegiatan
penerapan metode pembelajaran observasi ini dilakukan pada saat
bermain peran (Jeux de Role) pada mata pelaksanaan tindakan. Tim peneliti
pelajaran Bahasa Perancis dapat mengisi rubrik yang telah disediakan dan
meningkatkan kemampuan berbicara mencatat kejadian-kejadian selama
siswa kelas XI Bahasa di SMA Negeri 1 tindakan berlangsung. Selain itu tim
Manado?”. peneliti juga mengambil dokumentasi
Tujuan penelitian ini untuk untuk merekam suara siswa dengan
meningkatkan kemampuan berbicara menggunakan audiocasette. Hal ini
siswa dengan penerapan metode ditujukan agar siswa mempunyai
pembelajaran bermain peran (Jeux de kesempatan untuk mendengarkan hasil
Role) pada mata pelajaran Bahasa tampilannya dan merenungkan bahasa
Perancis kelas XI Bahasa di SMA Negeri 1 yang telah digunakan. Mereka mungkin
Manado. dengan mudah memeriksanya.
Kegiatan observasi ini dilakukan
METODE PENELITIAN dengan 3 siklus. Pada siklus pertama
Penelitian ini dilaksanakan di peneliti bersama tim pengamat
SMA Negeri 1 Manado dengan subjek melakukan sesuai rencana pelaksanaan
penelitian ini adalah siswa kelas XI tindakan. Hasil observasi yang telah
Bahasa di SMA Negeri 1 Manado yang dihimpun, didiskusikan bersama yang
berjumlah 20 orang tahun ajaran selanjutnya direfleksikan pada siklus
2014/2015. Penelitian ini mulai dari berikutnya yakni perbaikan atas
persiapan sampai penyusunan laporan kendala-kendala yang telah dilakukan
dilaksanakan mulai bulan Januari 2015 siswa selama proses penelitian.
sampai bulan Maret 2015. Analisis data yang digunakan
Menurut Arikunto (2006: 129) dalam penelitian ini menggunakan
“yang dimaksud dengan sumber data statistik diskripsi. Adapun diskripsi yang
dalam penelitian adalah subjek dari dipakai untuk mengetahui kemampuan
mana data dapat diperoleh. Sumber data berbicara Bahasa Perancis dengan
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, menggunakan Jeux de Role adalah
(1)sumber data berupa orang, (2)sumber sebagai berikut: 1)Pemahaman,
data berupa tempat, dan (3)sumber data 2)Komunikasi Interaktif, 3)Pelafalan,
berupa simbol”. 4)Isi cerita, 5)Sikap, dan 6)Struktur.
Sumber data dalam penelitian ini Teknik analisisnya menggunakan analisis
diperoleh dari Siswa kelas XI Bahasa di kualitatif dan kuantitatif. Analisis
SMA Negeri 1 Manado yang merupakan kualitatif dipergunakan untuk mengolah

423
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2017
ISSN: 2442–2525

data hasil pengamatan selama proses mengolah data hasil belajar. Adapun
pembelajaran, sedangkan analisis kriteria penilaian dituangkan dalam
kuantitatif dipergunakan untuk sebuah rubrik penilaian sebagai berikut:

Tabel 1. Rubrik Penilaian Jeux de Role


Kategori Kriteria Skor Bobot Nilai
1. Pemahaman Dalam setiap kali pembicaraan, siswa dapat
1. Dapat mengungkapkan 4 - 5 kalimat dan 4 25 25
saling terkait
2. Dapat mengungkapkan 2- 3 kalimat dan 3 18
saling terkait
3. Dapat mengungkapkan 1 kalimat dan 2 11
terkait 1 4
4. Tidak dapat mengungkapkan kalimat
2. Pelafalan 1. Sangat jelas dan mendekati penutur asli 4 20 20
2. Sangat jelas walaupun dengan aksen 3 15
bahasa ibu 2 10
3. Kurang jelas dan mempengaruhi makna 1 5
4. Tidak jelas dan tidak bermakna
3.Komunikasi 1. Percaya diri dan lancar dalam mengambil 4 20 20
Interaktif giliran bicara serta mampu mengoreksi
diri jika melakukan kesalahan
2. Percaya diri meskipun ada pengulangan 3 15
dan keraguan
3. Lebih banyak merespon dan berinisiatif 2 10
4. Tidak mampu merespon dan berinisiatif 1 5
4. Isi cerita 1. Sesuai tema 4 15 15
2. Sesuai tema tetapi sedikit ada 3 11
penyimpangan 2 7
3. Kurang sesuai dengan tema 1 3
4. Tidak sesuai dengan tema
5. Sikap 1. Ekspresi dan suara penuh penjiwaan dan 4 10 10
menarik perhatian
2. Gaya dan suara kadang kadang kurang 3 8
penjiwaan
3. Gaya dan suara kurang menarik serta 2 5
terkesan menghafal
4. Tidak ada ekspresi serta suara tidak jelas 1 3
6. Struktur 1. Tatabahasa dan kosakata tepat 4 10 10
2. Tatabahasa dan kosakata kadang kadang 3 8
kurang tepat
3. Tatabahasa dan kosakata kurang tepat 2 5
dan mempengaruhi makna
4. Tatabahasa dan kosakata sulit dipahami . 1 3
Jumlah Nilai Keseluruhan

424
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2017
ISSN: 2442–2525

Untuk menilai kemampuan Struktur, tatabahasa dan kosakata


berbicara Bahasa Perancis, peneliti kadang-kadang kurang tepat.
menggunakan pedoman penilaian yang Untuk kategori tatabahasa,
diadopsi dari pedoman penilaian peneliti tidak memberikan bobot yang
pelaksanaan ujian praktik berbicara dari tinggi, mengingat tujuan dari penelitian
Departemen Pendidikan Nasional. ini adalah mengembangkan kemampuan
Dari hasil perolehan data, peneliti berbicara. Jika siswa dalam
memberikan batasan-batasan memproduksi kalimat masih ditemukan
ketuntasan, untuk masing-masing tatabahasa yang belum benar, sejauh
kategori, yaitu: 1) Pemahaman, siswa tidak mengubah makna dan pesan yang
dapat mengungkapkan 2 sampai 3 mau disampaikan dapat dipahami, maka
kalimat dalam setiap kali pembicaraan, mereka akan ditoleransi dalam
2) Pelafalan, sangat jelas walaupun pencapaian ketuntasan minimal.
dengan aksen bahasa ibu, 3) Komunikasi Berdasarkan batasan–batasan
Interaktif, siswa percaya diri meskipun ketuntasan minimal yang harus dicapai
ada pengulangan dan keraguan, 4) Isi oleh siswa untuk masing-masing
cerita, sesuai tema walau ada sedikit kategori, maka dapat diperoleh skor dan
penyimpangan, 5) Sikap, gaya dan suara nilai minimal sebagai berikut:
kadang kurang penjiwaan, dan 6)

Tabel 2. Bobot dan Nilai Ketuntasan Minimal


Kategori Kriteria Skor Nilai
1. Pemahaman Dalam setiap kali pembicaraan, siswa dapat
dapat mengungkapkan 2- 3 kalimat dan saling 3 18
terkait
2. Pelafalan Sangat jelas walaupun dengan aksen bahasa 3 15
ibu
3.Komunikasi Percaya diri meskipun ada pengulangan dan 3 15
Interaktif keraguan
4. Isi cerita Sesuai tema tetapi sedikit ada penyimpangan 3 11
5. Sikap Gaya dan suara kadang kadang kurang
3 8
penjiwaan
6. Struktur Tatabahasa dan kosakata kadang kadang
3 8
kurang tepat
Jumlah Nilai Keseluruhan 18 75

Dari tabel 2 dapat disimpulkan puluh lima). Jadi, Kriteria Ketuntasan


bahwa siswa dikatakan tuntas adalah Minimal (KKM) pada pembelajaran
siswa yang telah memenuhi kriteria Bahasa Perancis dengan menggunakan
minimal dari masing-masing kategori, Jeux de Role, adalah 75. Hal ini juga
dengan memperoleh bobot minimal sudah sesuai dengan standart Kriteria
sejumlah 18 (delapan belas) yang dikon- Ideal Ketuntasan Minimal dari Badan
versikan ke dalam nilai, yakni 75 (tujuh Standar Nasional Pendidikan.

425
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2017
ISSN: 2442–2525

HASIL PENELITIAN Perancis siswa perlu diberikan solusi


Kondisi Awal untuk memperbaikinya. Peneliti
Observasi awal sebelum menawarkan metode pembelajaran aktif
dilaksanakan metode pembelajaran Jeux yang dapat meningkatkan kemampuan
de Role, proses pembelajaran di kelas Berbicara (capacité de parler) siswa yaitu
masih bersifat konvensional yaitu dengan penerapan metode pembelajaran
pembelajaran hanya barpusat pada guru Jeux de Role. Metode pembelajaran
(teacher centered ). Pembelajaran bermain peran (Jeux de Role) membantu
konvensional menyebabkan siswa siswa untuk dapat mengalami langsung
kurang berpartisipasi aktif dalam proses situasi pembelajaran yang terkait dengan
pembelajaran. Guru menjelaskan materi materi, selain itu dapat membantu siswa
dan siswa mencatat apa yang untuk berpikir kritis dalam mencari
disampaikan guru. Kesempatan siswa jawaban atas permasalahan yang ada
untuk mengembangkan kreativitas, serta mempermudah siswa menerapkan
pengalaman belajar dan kemampuan materi yang dipelajari lebih mendalam
berbahasa sangat sedikit, hal ini dalam kehidupan nyata. Cara ini
mengakibatkan kurangnya minat siswa diharapkan akan meningkatkan
pada pelajaran Bahasa Perancis. Kondisi kemampuan Berbicara (capacité de
ini dapat terlihat dari sedikitnya jumlah parler) siswa yang pada akhirnya dapat
siswa yang bertanya dan berpartisipasi tercapainya prestasi belajar sesuai
aktif dalam menjawab pertanyaan yang dengan standar ketuntasan.
diberikan guru dengan menggunakan
Bahasa Perancis. Siklus I.
Siswa yang kurang aktif dalam Suasana kelas saat tindakan
pembelajaran menyebabkan rendahnya dimulai, siswa nampak tenang dan
prestasi belajar dan kemampuan sedikit agak tegang. Hal ini mungkin
berbahasa siswa, termasuk kemampuan adanya beberapa guru dan tamu yang
berbicara bahasa Perancis (capacité de ikut hadir dalam pelaksanaan tindakan.
parler). Siswa yang pasif tidak dapat Keseriusan siswa juga nampak pada
mengembangkan kemampuan dalam penampilan berperan mereka. Rasa
memecahkan suatu permasalahan yang percaya diri siswa mulai terbangun, hal
mencerminkan keterampilan berbahasa ini nampak pada penampilan mereka.
Perancis masih rendah. Kondisi Tak satupun kelompok yang tidak tampil.
pembelajaran tersebut berpengaruh Hasil dari keseluruhan kategori
pada pencapaian prestasi belajar siswa yang harus dipenuhi, hampir semua
yang belum mencapai batas ketuntasan kategori kurang optimal, terutama
yang ditetapkan sekolah yaitu 70. kategori pelafalan dan struktur yang
Berbagai permasalahan yang masih perlu diperbaiki. Pada penampilan
dihadapi terutama yang berkaitan kelompok pertama yang terdiri dari 4
dengan peningkatan kemampuan siswa, mereka bermain peran dengan
berbicara (capacité de parler) Bahasa Judul “cadeau d'anniversaire pour mon

426
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2017
ISSN: 2442–2525

ami”. Kelompok ini dapat bermain peran akan kendala ini, oleh karenanya tidak
dengan bagus, hanya bagaimana memberikan bobot yang tinggi pada
pelafalan dan juga penyusunan kalimat kategori ini. Jika kategori tatabahasa ini
kurang dapat dipahami karena diberi bobot yang tinggi, maka akan
tatabahasa yang tidak benar. Pada banyak siswa yang tidak tuntas, dan hal
penampilan kelompok kedua yang ini membuat siswa kurang termotivasi
beranggotakan 4 orang siswa, kesulitan dengan model pembelajaran ini.
lebih banyak mereka lakukan dalam
penyusunan kalimat, dimana pakem kata Siklus 2
kerja dalam kalimat yang selalu Hasil pengamatan selama proses
menempati posisi kedua kurang mereka pelaksanaan tindakan berlangsung pada
perhatikan, sehingga hampir semua siklus kedua ini, memang ada
penempatan kata kerja dalam kalimat peningkatan walaupun belum semua
tidak sesuai dengan tatabahasa Perancis. siswa tampil sesuai dengan kriteria,
Kendala–kandala ini juga terjadi pada terutama kategori isi cerita. Pada
kelompok 3, maupun 4. Namun demikian umumnya masing-masing kelompok
kelompok lima melaksanakannya dengan sudah dapat menceritakan dengan baik.
baik. Dalam setiap tampilan, setiap Yang masih perlu diperbaiki adalah
kelompok rata-rata membutuhkan waktu bagaimana mereka mengekspresikan
selama kurang lebih 5 menit. dialognya dengan suara yang keras, gaya
Dari data yang terkumpul di atas, yang penuh penjiwaan serta tampil
dapat diketahui bahwa untuk kategori percaya diri. Kemampuan menarik
pertama yakni kategori pemahaman perhatian masih perlu diperbaiki.
yang berupa pengungkapan kalimat yang Disamping itu masalah utama siswa pada
saling terkait, siswa hanya mampu pertemuan siklus kedua ini, yakni pada
mengungkapkan 1 sampai 2 kalimat dan pelafalan dan tatabahasa. Kedua kategori
tidak banyak siswa yang ini memang perlu mendapat perhatian
mengungkapkan satu kalimat. Kategori lebih.
pelafalan merupakan kategori yang Ada kedekatan yang terjalin
paling sulit bagi siswa. Kebanyakan siswa antara guru dan siswa, yakni pada saat
melafalkan seperti bahasa ibu, dan siswa sedang berkoordinasi mengenai
beberapa orang siswa melafalkan ujaran hal-hal yang perlu diperbaiki saat
yang kurang jelas sehingga mereka bermain peran ataupun
mempengaruhi makna. Sedangkan untuk sebelumnya, saat penyempurnaan narasi.
kategori yang meliputi isi cerita dan Siswa dengan perasaan tanpa takut,
bagaimana mengkomunikasikan rata– terkesan santai tapi serius
rata siswa cukup baik. Kategori menyampaikan pertanyaan–pertanyaan
penyusunan kalimat dengan tatabahasa mengenai penampilan mereka.
yang benar merupakan kategori yang Suasanapun nampak terkesan akrab.
paling sulit dialami siswa. Peneliti Dari enam kategori yang dinilai
sebelumnya sudah dapat memprediksi pada penampilan jeux de role siklus

427
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2017
ISSN: 2442–2525

kedua ini, baik melalui pengamatan bagaimana memposisikan kata kerja


secara langsung saat tampil maupun dari dalam kalimat juga sudah benar.
hasil perekaman suara telah peneliti
temukan data, antara lain: 1)Kategori Siklus 3
Pemahaman, ada empat orang siswa Dari enam kategori yang harus
yang berhasil mengungkapkan lebih dari dipenuhi oleh siswa, ada peningkatan
tiga kalimat setiap kali berbicara, untuk masing-masing kategori pada
nampak dalam tabel hanya ada dua siswa siklus ketiga ini. Pada kategori A, yakni
yang memperoleh skor maksimal, yakni kategori pemahaman sudah ada
25. Sedangkan yang lain, masih beberapa siswa memperoleh skor
memperoleh skor 18 yang artinya siswa maksimum yakni 25, yang berarti siswa
baru mampu mengungkapkan 2 sampai 3 dapat mengungkapkan lebih dari tiga
kalimat setiap kali mendapat giliran kalimat untuk setiap kali mendapat
berbicara, bahkan masih ada yang giliran berbicara, sedangkan yang
memperoleh skor 11, 2)Kategori lainnya mendapat skor 18, yang artinya
Pelafalan, hampir semua siswa masih siswa dapat mengungkapkan lebih dari
terpangaruh dengan bahasa ibu, satu kalimat, dan tak satupun siswa tidak
3)Kategori Komunikasi Interaktif, menjawab. Ada peningkatan ujaran pada
hampir semua siswa sudah memiliki setiap tampilan mereka. Untuk kategori
kepercayaan diri tetapi kadang masih pemahaman siswa mampu
mengulang-ulang ujaran, 4)Kategori Isi mengungkapkan ujaran- ujarannya
Cerita, sudah sesuai dengan tema dengan tiga sampai 5 kalimat bahkan ada
walaupun masih ada unsur–unsur yang yang lebih, yakni pada kelompok satu.
tidak perlu disampaikan dalam Pada kategori B (Pelafalan), ada 8
dialognya. 5)Kategori Sikap, pada orang yang sudah bisa melafalkan kata
umumnya cukup baik, hanya kadang atau frase seperti penutur asli, pengaruh
mereka masih tampil dengan gaya dan bahasa ibu memang begitu besar
suara yang kurang penjiwaan. Untuk terhadap pemerolehan bahasa asing,
tampil seperti layaknya pemain sinetron namun mereka berhasil mengembangkan
memang perlu banyak pembinaan, tetapi kemampuannya. Siswa masih perlu
karena terbatasnya kemampuan guru banyak belajar untuk kategori ini.
juga menjadi kendala, maka dari itu Untuk kategori C (Komunikasi
peneliti tidak menuntut bermain seperti Interaktif), rasa percaya diri siswa saat
seorang artis melainkan cukup menjiwai penampilan di siklus ke tiga ini jauh lebih
sudah dikategorikan tuntas, 6)Kategori baik. Mereka nampak sungguh-sungguh
Tatabahasa, ada pengembangan dalam bermain peran seperti tontonan di
pemilihan kosakata, begitu pula dengan televisi. Mereka sudah tidak malu-malu,
tatabahasa yang digunakan dalam hal ini nampak tanpa dipanggil
kalimat. Mereka sudah banyak yang gilirannya, siswa berinisiatif sendiri
memahami pembentukan kalimat, untuk segera tampil. Namun demikian,
masih ada yang belum mampu

428
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2017
ISSN: 2442–2525

mengoreksi kesalahan yang mereka siswa atau 90 %. Batas minimal


perbuat, sehingga skor maksimum yang ketuntasan sebesar 75 sesuai dengan
mereka peroleh hanya 15, sedang skor standar Kriteria Ideal Ketuntasan
maksimum untuk kategori ini adalah 20, Minimal dari Badan Standar Nasional
dimana siswa mampu mengoreksi diri Pendidikan tahun 2006.
jika melakukan kesalahan, dan percaya Kendala pada siklus pertama yang
diri serta lancar. ditindaklanjuti di siklus kedua telah
Pada kategori D (isi cerita), sudah menunjukkan peningkatan yang berarti
tiga kelompok atau 12 siswa yang telah dalam perolehan skor. Hal ini nampak
mendapatkan skor maksimum yakni 15, pada perolehan data pada tabel 4,
yang artinya semua unsur yang diberikan dimana siswa yang tuntas mengalami
telah didapatkan dalam dialog. Sisanya kenaikan, dari 2 siswa di siklus I menjadi
mendapat skor 11. 10 siswa yang tuntas di siklus II, jadi
Sedangkan pada kategori E sekitar 50 % telah tuntas. Kendala yang
(Sikap), 10 siswa telah memperoleh skor dialami siswa masih terkait pada
maksimum, 10, artinya mereka telah masalah pemahaman, pelafalan,
tampil baik, menarik perhatian, penuh komunikasi interaktif, sikap dan
penjiwaan dan suara cukup keras. penyusunan kalimat sesuai dengan
Sisanya mendapat skor 8. tatabahasa Perancis yang benar.
Pada kategori F (Tatabahasa), Perbaikan kesalahan yang dilakukan
masalah tatabahasa masih merupakan dalam kelompok kecil ternyata lebih
problem bagi siswa, terutama pada efektif dibandingkan penjelasan secara
kelompok tiga dan empat. Hal ini wajar klasikal.
karena waktu yang relatif pendek belum Pada umumnya siswa kurang
cukup untuk menguasai seluruh variatif dalam mengembangkan isi cerita
perubahan bentuk kalimat, sehingga skor yang sesuai dengan tema yang diberikan.
maksimum belum dapat diraih. Pendampingan guru pada saat ini sangat
diharapkan, agar ide–ide, pendapat
PEMBAHASAN ataupun daya kreatifitas siswa
Pada awal penelitian di siklus terbangun. Pada siklus ketiga, siswa
pertama, siswa nampak kurang diberi beberapa unsur yang harus masuk
termotivasi untuk melakukan penelitian dalam percakapan mereka, ternyata
tindakan ini. Ada kesan bahwa siswa mereka mampu mengembangkan ide-
kurang berminat dengan kegiatan ini. Hal idenya yang telah dituangkan dalam
ini terlihat pada penampilan mereka naskah ceritanya.
yang terkesan asal – asalan, walaupun Menurut hasil perolehan data
tidak semuanya. Dari data yang terakhir pada siklus ketiga ini, dari
diperoleh, hanya 2 (10%) siswa dari 20 semua kategori yang harus dipenuhi
siswa yang memenuhi kriteria dalam bermain peran, siswa yang telah
ketuntasan minimal (KKM) sebesar 75, berhasil melampaui batas minimal nilai
siswa yang belum tuntas sebanyak 18 ketuntasan, yakni 75 sebanyak 17 orang

429
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2017
ISSN: 2442–2525

atau sebanyak 85%. Dalam hal pelafalan pembelajaran yang tepat, karena siswa
masih perlu ditingkatkan dalam bentuk termotivasi untuk meningkatkan kualitas
latihan–latihan agar ketercapaian pembelajaran Bahasa Perancis. Hal ini
ketuntasan bisa 100%. dapat kita lihat pada saat siswa
Penggunaan model pembelajaran menyusun kalimat, banyak materi
ini telah meningkatkan rasa percaya diri tatabahasa yang seharusnya mereka
siswa, hal ini nampak pada saat mereka peroleh pada kelas berikutnya, oleh
memerankan beberapa peran yang harus karena diperlukan maka mereka harus
mereka mainkan. Memang belum semua mempelajarinya, sehingga guru
siswa tampil percaya diri, tetapi sudah hendaknya membantu memfasilitasi.
ada perkembangan dengan suara dan 2)Dengan terampilnya siswa menyusun
sikap yang cukup menjiwai, bahkan ada kalimat, maka perbendaharaan kosakata
yang mirip dengan karakter tokoh yang siswa bertambah, serta pemahaman akan
diperankan. tatabahasa akan lebih baik Selain
Pembelajaran dengan pemahaman tatabahasa yang semakin
menggunakan model Jeux de Role ini meningkat. Semakin terampil siswa
akan bermanfaat bagi peningkatan menyusun kalimat dengan kosakata yang
kemampuan siswa dalam pemerolehan tepat, maka mereka akan semakin
bahasa asing, karena pemahaman terampil berbicara. 3)Ada peningkatan
melalui pengalaman visual dapat dalam hal keberanian dan kepercayaan
tersimpan lama dalam benak siswa. diri untuk tampil didepan kelas atau
Disamping itu ada kerja sama ataupun forum karena Jeux de Role
koordinasi yang terjalin baik antara guru mengkondisikan siswa untuk bermain
dan siswa, tentunya hal ini dimaksudkan peran dihadapan umum sehingga secara
agar tujuan akhir pembelajaran Bahasa tidak langsung rasa percaya diri dapat
Perancis tercapai. ditumbuhkan dan perasaan takut
Koreksi bersama dari hasil cenderung berkurang. 4)Dengan adanya
perekaman maupun pengamatan koordinasi yang intens ternyata juga
memang baik, jika dilaksanakan setelah memberi manfaat baik bagi guru dan
pelaksanaan tindakan selesai. Siswa siswa untuk menjalin hubungan yang
masih segar dalam ingatannya dengan harmonis. Hal ini terjadi pada saat proses
segala sesuatu yang baru saja mereka pelaksanaan tindakan berlangsung,
lakukan. Koreksi bersama kadang juga khususnya dalam persiapan pembuatan
membawa dampak yang tidak narasi maupun persiapan tampilan.
diinginkan. Hubungan yang harmonis antara guru
dan siswa, dapat mengurangi rasa takut
PENUTUP siswa pada guru. 5)Suasana kelas
Dari hasil penelitian tindakan nampak lebih hidup dan siswa sentris,
kelas tentang penggunaan Jeux de Role, sehingga pembelajaran lebih bermakna
dapat disimpulkan sebagai berikut: dan menyenangkan. 6)Pada pelaksanaan
1)Jeux de Role merupakan model tindakan, ada dua kategori dari enam

430
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2017
ISSN: 2442–2525

kategori yang masih perlu ditindak Pranowo, Dwiyanto Djoko. 2012.


lanjuti, yakni masalah pelafalan, sikap Implementasi Pendidikan Karakter
dan ketatabahasaan. Pengaruh bahasa Kepedulian Dan Kerjasama Pada
Matakuliah Keterampilan
ibu begitu besarnya sehingga siswa sulit
Berbicara Bahasa Prancis Dengan
melafalkan ujaran–ujaran seperti Metode Bermain Peran.
penutur aslinya. Walau demikian, dengan file:///C:/Users/HP/Downloads/
adanya Jeux de Role setidaknya siswa Documents/JURNAL+PENDIDIKA
lebih terlatih mengungkapkan dan N+KARAKTER.pdf
melafalkan kalimat dengan intonasi yang Priastiani, Henni. 2016. Peningkatan
benar. Keterampilan Berbicara Bahasa
Prancis Menggunakan Metode
Pembelajaran Snowball Throwing
DAFTAR RUJUKAN: Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Adiputra, Sofwan. 2012. Role Play Dalam Sanden. Skripsi. Yogjakarta: Tidak
Bimbingan Kelompok. diterbitkan.
https://bkpemula.wordpress.com
/2012/10/19/role-play-dalam-
bimbingan-kelompok/
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Standar Nasional
Pendidikan.2006. Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta:BSNP
Eviyanti, Evi. 2007. Peningkatan
Kemampuan Berbicara Bahasa
Prancis Dengan Menggunakan
Jeux. file:///F:/10-Eviyanti-
layout.pdf.
Mei, Yin Yong dan Yu-Jing, Jang.2000.
Using Games in an EFL Class for
Children. Daejin Univesity ELT
Research Paper. Fall.

431

Anda mungkin juga menyukai