Anda di halaman 1dari 19

DÉVELOPPEMENT DU MATÉRIEL PÉDAGOGIQUE POUR LA

COMPÉTENCE DE LA PRODUCTION ORALE EN FRANÇAIS À L'AIDE


DE L'APPLICATION BLENDSPACE À SMA N 11 MEDAN

Oleh:

PEBRINI GINTING
Universitas Negeri Medan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengembangkan materi


pembelajaran pada materi Se Présenter di SMA Negeri 11 Medan (2) Untuk
menjelaskan kelayakan bahan bahan ajar untuk Keterampilan Berbicara Bahasa
Perancis dengan menggunakan media pembelajaran berbasis BlendSpace di SMA
Negeri 11 Medan. Penelitian ini berbasis penelitian dan pengembangan (research
and development/ R&D). Penelitian ini menggunakan model ADDIE (Analysis,
Desaign, Developpment, Implementation, Evaluation) dari Dick and Carey (2001)
yang terdiri dari 5 tahap yang disederhanakan menjadi 3 tahapan yaitu Analysis,
Desaign, dan Developpment. Pada tahap Analysis yang dilakukan yaitu
menganalisis kebutuhan siswa, menganalisis materi dan karakteristik siswa
berdasarkan data yang didapat dari wawancara dengan guru Bahasa Perancis,
penyebaran angket analisis kebutuhan, dan observasi. Pada tahap Desaign yaitu
penyusunan materi dan pembuatan design materi dan media agar menjadi produk
yang layak digunakan dalam pembelajaran. Pada tahap Developpement, dilakukan
pengembangan produk berupa video pembelajaran pada materi “Se Présenter”.
Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah data mengenai kelayakan bahan
ajar yang diambil dari wawancara dengan guru, buku dan juga jurnal. Bahan ajar
yang dikembangkan akan divalidasi oleh ahli materi dan ahli media pembelajaran.
Data penelitian yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari uji
validasi oleh ahli materi adalah 72,5% sedangkan hasil dari validasi oleh ahli
media adalah 90,7%. Hasil validasi materi termasuk dalam kategori “baik” dan
hasil dari validasi media termasuk kategori “sangat baik”. Maka dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan berbentuk video pembelajaran
untuk keterampilan berbicara Bahasa perancis dengan menggunakan aplikasi
Blendspaces dinyatakan valid untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa
Perancis di SMA Negeri 11 Medan.

Kata kunci: Bahan Ajar, Production Orale, Video, Blendspaces


A. PENDAHULUAN
Bahasa perancis adalah salah ajar yang dapat membantu kegiatan
satu mata pelajaran Bahasa asing proses belajar mengajar di kelas.
yang diajarkan di tingkat Sekolah Bahan ajar sangat menentukan
Menengah Atas (SMA). Terdapat keberhasilan suatu pembelajaran.
empat keterampilan yang harus Keberhasilan pembelajaran secara
dikuasai oleh para siswa, yakni keseluruhan sangat bergantung pada
keterampilan menyimak keberhasilan guru dalam merancang
(compréhension orale), berbicara dan mengembangkan bahan ajar.
(expression orale), membaca Pengembangan bahan ajar pada
(compréhension écrite), dan menulis hakekatnya merupakan bagian yang
(expression écrite). Keempat tak terpisahkan dengan silabus dan
keterampilan tersebut pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
hakekatnya tidak dapat dipisahkan (RPP), yakni perencanaan tentang
satu sama lain dan mempunyai apa yang akan dilakukan pada saat
perananan penting dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena
pembelajaran bahasa Perancis. itu, bahan ajar yang dirancang harus
Begitupula dengan keterampilan sesuai dengan apa yang telah
berbicara. Dengan kemampuan tercantum pada Rencana Pelaksanaan
berbicara yang baik, siswa Pembelajaran (RPP) dan mencakup
diharapkan mampu berkomunikasi pencapaian indikator dan kompetensi
dengan teman maupun guru dengan dasar yang telah tertulis di dalam
menggunakan bahasa Perancis yang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
sederhana dengan benar. Selain itu, (RPP).
siswa menjadi lebih berani untuk Berdasarkan pada hasil
mengutarakan pendapatnya observasi yang dilakukan oleh
mengenai suatu topik atau teks peneliti di SMA Negeri 11 Medan,
sederhana yang diberikan oleh guru. peneliti menemukan beberapa
Untuk mengembangkan kendala yang dialami oleh siswa
keterampilan berbicara bahasa dalam pembelajaran Bahasa
perancis tersebut, diperlukan bahan Perancis, yaitu siswa kesulitan
didalam mengucapkan Bahasa X IPA II. Hasil angket menunjukkan
Perancis, dan ketika guru bahwa siswa belum termotivasi
memberikan kesempatan kepada belajar karena metode belajar yang
siswa untuk mengutarakan digunakan oleh guru belum sesuai,
pendapatnya mengenai suatu topik, dan terbukti bahwa 100% siswa
hampir seluruh siswa mengalami memerlukan bahan ajar tambahan
kesulitan untuk mengutarakan yang lebih interaktif sehingga siswa
pendapatnya. Hal tersebut mampu menguasai materi pelajaran
dikarenakan penguasaan kosakata dengan baik. Hasil angket juga
Bahasa Perancis siswa masih terbatas menunjukkan bahwa siswa
sehingga berpengaruh terhadap mengalami kesulitan di dalam
rendahnya kemampuan berbicara berbicara bahasa Perancis pada
siswa. Kemudian guru yang materi Se Présenter.
mengajar bahasa Perancis di sekolah Berdasarkan hasil analisis
tersebut lebih sering menggunakan yang dilakukan oleh peneliti pada
metode belajar ceramah dalam buku bahasa Perancis yang ada di
pembelajaran dikelas. Kemudian sekolah tersebut, buku teks yang
pada saat proses belajar mengajar, digunakan terutama dalam materi Se
peneliti melihat bahwa guru lebih Présenter masih kurang dalam
fokus mengajar menggunakan buku memaparkan atau menjelaskan
pembelajaran bahasa Perancis. Media materi pembelajaran. Selain itu,
yang digunakan oleh guru juga masih materi pembelajaran tentang Se
sangat terbatas, yaitu guru hanya Présenter yang terdapat didalam
menggunakan papan tulis saja untuk buku tersebut, cakupan materinya
menjelaskan materi pembelajaran. kurang terstruktur dan penjelasan
Oleh karena itu, siswa menjadi dari materinya masih sangat terbatas.
kurang tertarik dalam belajar bahasa Untuk mendalami hasil
Perancis. angket dan observasi tersebut, maka
Untuk memperkuat hasil dilakukan wawancara dengan guru
observasi tersebut dilakukan bahasa Perancis SMA N 11 Medan,
pemberian angket kepada siswa kelas guru mengatakan bahwa siswa
kesulitan didalam berbicara bahasa nya tidak dibaca. Kemudian pada
Perancis. Hal itu terjadi karena apa saat mengucapkan profesi yang
yang dituliskan tidak sama dengan Masculin dan feminin, siswa sangat
apa yang diucapkan. Guru sulit untuk membedakan nya yang
mengatakan bahwa siswa kesulitan mana yang masculin dan yang mana
dalam menyebutkan umur, yaitu yang feminin. Guru juga mengatakan
pada pronom sujet Je (J’ai), Siswa bahwa kalau untuk Production Orale
mengucapkan nya menjadi Je ai. pada materi “Se Présenter”, materi
Selanjutnya pada saat mengatakan dan latihan nya tidak terlalu banyak
tempat tinggal pada pronom sujet Je karena terbatas nya waktu untuk
(J’habite), siswa mengucapkan nya menggerakkan masing-masing siswa.
“Je habit”. Pada pronom sujet Tu Guru tersebut juga mengatakan
(Tu habites) siswa mengucapkannya bahwa dalam 1 kelas itu lebih banyak
“Tu habit”. Pada pronom sujet yang tidak minat dalam belajar
Il/Elle (Il/Elle habite), siswa bahasa Perancis. hal itu terlihat dari
mengucapkannya “Il/ Elle habit”. nilai yang diberikan oleh guru
Pada pronom sujet Nous (Nous kepada siswa, yaitu yang bisa nilai
habitons), siswa mengucapkannya nya diatas 90 hanya sekitar 6 orang,
“Nous habitons”. Pada pronom sujet yang nilai nya 80 hanya sekitar 10
Vous (Vous habitez), siswa orang, Sisanya itu nilai yang tidak
mengucapkannya “Vous habitez”. mencapai KKM, yaitu nilai 75 dari
Pada pronom sujet Vous (Vous 34 siswa dalam 1 kelas.
habitez) siswa mengucapkannya Hal itu juga sejalan dengan
“Vous habitez”. Pada pronom sujet wawancara yang dilakukan oleh
Ils/Elles (Ils/Elles habitent) siswa peneliti kepada salah satu siswa kelas
mengucapkannya “Ils/Elles XI yang baru belajar bahasa
habitent” (kadang huruf “s” nya Perancis. Hasil wawancara
dibaca pada pronom sujet “Ils dan menunjukkan bahwa bahan ajar yang
Elles” jamak. Siswa sering digunakan oleh guru masih sangat
mengucapkan huruf “h” pada kata terbatas, yaitu guru hanya
kerja “habiter”, padahal huruf “h” berpedoman pada buku pembelajaran
bahasa Perancis saja. Menurut siswa mengasah keterampilannya dalam
tersebut, jika hanya menggunakan berbicara bahasa Perancis melalui
buku saja tidak cukup untuk tampilan bahan ajar berbentuk video
memahami materi pelajaran, dan yang disediakan dalam bahan ajar
pembelajaran akan sangat monoton. tersebut. Sehingga siswa bisa
Kemudian untuk materi termotivasi belajar bahasa Perancis
pembelajaran yang ada didalam buku dan lebih aktif dikelas.
pembelajaran bahasa Perancis Maka seiring dengan
tersebut, sangat sulit untuk dipahami perkembangan teknologi saat ini,
oleh siswa. Oleh karena itu, Siswa banyak media pembelajaran
tersebut membutuhkan sumber interaktif berupa aplikasi
belajar atau media lain supaya lebih pembelajaran yang diciptakan untuk
bisa mengusai materi tersebut. Siswa mempermudah peserta didik untuk
tersebut juga mengatakan bahwa mengakses pembelajaran melalui
dalam belajar bahasa Perancis yang aplikasi yang telah diciptakan. Oleh
paling sulit itu adalah pengucapan, karena itu, dalam penelitian ini,
karena apa yang diucapkan sangat peneliti akan memanfaatkan aplikasi
berbeda dengan yang dituliskan. berbasis web yaitu “BlendSpace”
Berdasarkan hal tersebut, sebagai media pembelajaran yang
penelitian pengembangan yang bisa digunakan untuk
menghasilkan bahan ajar untuk membangkitkan minat dan motivasi
pembelajaran bahasa Perancis pada belajar peserta didik . BlendSpace
materi Se Présenter penting adalah sebuah aplikasi web yang
dilakukan. Pengembangan bahan ajar dapat digunakan sebagai media
ini digunakan untuk keterampilan pembelajaran. BlendSpace dapat
berbicara siswa dalam pembelajaran digunakan untuk membuat bahan
bahasa Perancis. Bahan ajar ini ajar/materi ajar, menyampaikan
diharapkan dapat menjadi bahan ajar materi pembelajaran seperti
pendukung pembelajaran yang dapat dokumen pdf atau dokumen
menjelaskan materi Se Présenter. ms.word, membuat kuis ataupun
Sehingga peserta didik dapat belajar video untuk pembelajaran yang dapat
diputar seperti slide share pada dengan menggunakan media
power point pada umumnya yang pembelajaran berbasis
BlendSpace di SMA Negeri 11
bisa diputar secara langsung berupa
Medan.
video, gambar, kuis, dokumen, dll.
3. Kajian Teori
Dengan menggunakan BlendSpace
a. Pengembangan Bahan
diharapkan peserta didik dapat lebih
Ajar
memahami materi pembelajaran dan
Bahan ajar adalah segala
pengajar dapat mencapai tujuan
sesuatu yang digunakan oleh guru
pembelajaran yang diinginkan.
atau peserta didik untuk
1. Rumusan Masalah
memuudahkan proses pembelajaran.
1. Bagaimana Pengembangan
Bentuknya bisa berupa buku
Bahan Ajar Untuk
bacaan, buku kerja (LKS), maupun
Keterampilan Berbicara Bahasa
tayangan. Menurut National Center
Perancis Dengan Menggunakan
For Competency Based Training
Aplikasi BlendSpace di SMA
oleh Prastowo (2012:16), bahan ajar
Negeri 11 Medan?
adalah segala bentuk bahan yang
2. Bagaimana kelayakan bahan
digunakan untuk membantu
ajar Untuk Keterampilan
pengajar atau instruktur dalam
Berbicara Bahasa Perancis
melaksanakan proses kegiatan
dengan menggunakan media
belajar mengajar di kelas. Hal itu
pembelajaran berbasis
sejalan dengan pendapat Majid
BlendSpace di SMA Negeri 11
(2011:173) yang menjelaskan
Medan ?
bahwa bahan ajar adalah segala
2. Tujuan Penelitian
bentuk bahan yang digunakan untuk
1. Mengembangkan Bahan Ajar
untuk Keterampilan Berbicara membantu guru atau instruktur
Bahasa Perancis Dengan dalam melaksanakan kegiatan
Menggunakan Aplikasi belajar mengajar.
BlendSpace di SMA Negeri 11
Medan. Berdasarkan pendapat dari
2. Menjelaskan kelayakan bahan
para ahli tersebut, maka dapat
ajar untuk Keterampilan
Berbicara Bahasa Perancis disimpulkan bahwa bahan ajar
merupakan seperangkat materi berkualitas. Menurut Furqon
pelajaran yang mengacu pada (2009:34), bahan ajar yang baik
kurikulum untuk membantu guru harus memenuhi beberapa kriteria
dalam melaksanakan tugasnya dalam sebagai berikut: (1) Substansi yang
kegiatan belajar mengajar demi dibahas harus mencakup sosok tubuh
terciptanya suasana belajar yang dari kompetensi atau sub kompetensi
kondusif dan pembelajaran yang yang relevan dengan profil
lebih efektif. kemampuan tamatan, (2) Substansi
Pusat perbukuan (2005:4) yang dibahas harus benar, lengkap
memaparkan bahwa dengan dan aktual, meliputi konsep fakta,
kehadiran bahan ajar, para peserta prosedur, istilah dan notasi serta
didik menjadi lebih terbantu didalam disusun berdasarkan hirarki/step
mencari informasi ataupun didalam penguasaan kompetensi, (3) Tingkat
membekali dirinya dengan sejumlah keterbacaan, baik dari segi kesulitan
pengalaman dan latihan. Dengan bahasa maupun substansi garus
keberadaan bahan ajar tersebut, para sesuai dengan tingkat kemampuan
peserta didik memungkinkan untuk pembelajaran (4) Sistematika
mempelajari suatu bahan sesuai penyusunan bahan ajar harus jelas,
dengan kecepatan masing-masing. runtut, lengkap dan mudah dipahami.
Mereka memiliki kesempatan yang Berdasarkan uraian diatas,
luas untuk mengulangi atau dapat disimpulkan bahwa untuk
meninjaunya kembali, serta menjadi bahan ajar yang baik maka
memberikan kemudahan untuk bahan ajar tersebut harus memnuhi
membuat catatan-catatan bagi kriteria yang telah ada, misalnya
pemakaian selanjutnya. Bahan ajar bahan ajar tersebut harus sejalan
yang diberikan kepada peserta didik dengan tujuan pembelajaran, berisi
haruslah bahan ajar yang berkualitas. informasi sesuai dengan kebutuhan
Bahan ajar yang berkualitas dapat peserta didik, menarik dan disusun
menghasilkan peserta didik yang secara sistematis. Dengan adanya
berkualitas, karena peserta didik bahan ajar yang berkualitas maka
mengkonsumsi bahan ajar yang pembelajaran akan berlangsung
dengan baik dan tujuan pembelajaran mengumpul, mencatat nota, dan
dapat tercapai. berkongsi bahan digital. BlendSpaces
b. Aplikasi Blendespace digunakan untuk menghasilkan
Mohamed Amin (2015), bahan pembelajaran, boleh
mendefinisikan blendspace adalah digunakan untuk mengumpulkan
cara paling mudah untuk plattform untuk mengumpulkan
menggabungkan kelas dengan semua bahan pengajaran, dan
kandungan digital. Guru dan menjadikan proses pembelajaran dan
pengajar menggunakan blendsapaces pengajaran menjadi lebih interaktif
sebagai salah satu platform untuk dan menarik.

B. METODE PENELITIAN pertama adalah model ADDIE adalah


Model pengembangan yang model yang dapat beradaptasi dengan
digunakan dalam penelitian sangat baik dalam berbagai kondisi,
pengembangan ini adalah model yang memungkinkan model tersebut
ADDIE (Analysis, Design, dapat digunakan hnggga saat ini.
Development, Implementation, and tingkat fleksibilitas model ini dapat
Evaluation). Alasan dalam penelitian menjawab permasalahan cukup
pengembangan ini menggunakan tingggi. Meski memiliki tingkat
model ADDIE karena memiliki fleksibilitas cukup tinggi, model
tahapan-tahapan yang sistematis dan ADDIE merupakan model yang
mudah dipelajari. Model ADDIE efektif untuk digunakan dan banyak
Merupakan model pengembangan orang familiar dengan singkatan
yang memiliki tahapan-tahapan yang ADDIE tersebut. Selain itu, model
sistematis dan sederhana. Menurut ADDIE juga menyediakan kerangka
Angko dan Mustaji (2013:4) kerja umum yang terstruktur untuk
menyatakan bahwa: pengembangan intervensi
“Terdapat beberapa alasan instruksional dan adanya evaluasi
mengapa ADDIE masih sangat dan revisi dalam setiap tahapan nya”.
relevan untuk digunakan. Alasan
Analyze yang digunakan dalam penelitian ini
antaralain sebagai berikut:
a. Analisis Materi
Implémentation Évaluation Design
Berdasarkan UU No. 20
Tahun 2003 Pasal 36 Ayat 2
Développement menyebutkan bahwa kurikulum pada
semua jenjang dan jenis pendidikan
Prosedure pengembangan model ADDIE dikembangkan dengan prinsip
difersifikasi sesuai dengan satuan
Prosedur pengembangan pendidikan, potensi daerah, dan
ADDIE meliputi 5 tahapan yaitu: peserta didik. Dari yang telah
Analyze, Design, Development, diuraikan maka setiap sekolah dalam
Implementation, Evaluation. Model proses pelaksanaan pembelajarannya
ADDIE biasa digunakan dalam menyesuaikan pada kondisi dan
penelitian pengembangan karena potensi siswa. Artinya kurikulum
memiliki tahapan-tahapan yang yang digunakan harus sesuai dengan
sistematis. Dalam pengembangan keadaan satuan pendidikan dan
bahan ajar untuk keterampilan keadaan siswa. Hal ini harus sesuai
berbicara bahasa perancis ini, dengan keadaan daerah, keadaan
langkah-langkah penelitian yang satuan pendidikan dan peserta didik.
dilakukan dibatasi hanya sampai Maka penerapan bahan ajar
tahap ketiga, yaitu pengembangan berbentuk video untuk keterampilan
(Development). Adapun berbicara bahasa perancis berbasis
penjelasannya adalah sebagai blendspaces dianggap lebih efektif
berikut: saat ini untuk meningkatkan motivasi
1. Analisis (Analyze) siswa dalam belajar baik dirumah
Kegiatan utama pada tahap maupun disekolah untuk saat ini.
analysis adalah menganalisis Maka dalam pemilihan materi
perlunya pengembangan bahan ajar harus dilakukan identifikasi
untuk keterampilan berbicara bahasa kompetensi dasar kelas X. Materi
Perancis siswa. Adapun analysis pelajaran yang digunakan adalah
Tema II (Se présenter). Materi memerlukan bahan ajar tambahan
tersebut merupakan salah satu materi
yang lebih interaktif sehingga siswa
awal yang sulit dipahami oleh siswa
mampu menguasai materi pelajaran
terutama dalam hal mengucapkan
kata dan kalimat dalam bahasa dengan baik. Hasil angket juga
Perancis karena baru belajar dan baru
menunjukkan bahwa siswa
mengenal bahasa tersebut. Kemudian
mengalami kesulitan di dalam
berdasarkan hasil analisis peneliti
terhadap buku pembelajaran bahasa berbicara bahasa Perancis pada
Perancis di SMA N 11 Medan pada
materi Se Présenter.
materi “Se presenter”, cakupan
Hal itu sejalan dengan hasil
materinya masih kuarang luas.
b. Analisis kebutuhan peserta wawancara bersama Ibu Liwanna Br.
didik
Sembiring yang mengatakan bahwa
Analisis kebutuhan dilakukan
siswa kesulitan didalam berbicara
untuk mendapatkan informasi
bahasa Perancis. Hal itu terjadi
mengenai sumber ketersediaan media
karena apa yang dituliskan tidak
pembelajaran atau bahan ajar yang
sama dengan apa yang diucapkan.
digunakan oleh guru dan peserta
Guru mengatakan bahwa siswa
didik dalam proses pembelajaran
kesulitan dalam menyebutkan umur,
bahasa Perancis di SMA N 11 Medan
siswa kesulitan didalam
kelas X. Hasil angket analisis
mengucapkan tempat tinggal, dan
kebutuhan menunjukkan bahwa
siswa kesulitan didalam
siswa belum termotivasi belajar
membedakan profesi yang masculin
karena metode pembelajaran yang
dan feminin sehingga siswa sering
digunakan oleh guru belum sesuai,
salah didalam mengucapkan nya.
dan terbukti bahwa 100% siswa
Kemudian hasil wawancara (sumber belajar/ media

menunjukkan bahwa bahan ajar yang pembelajaran) baru yang dapat

digunakan yaitu berupa buku bahasa memudahkan peserta didik dalam

Perancis saja, dan untuk memahami dan mengusai materi

pengembangan bahan ajar, guru pembelajaran terutama dalam

belum pernah melakukan nya. Guru berbicara bahasa Perancis.

hanya menyiapkan dan memberikan


c. Analisis karakteristik
buku bahasa Perancis kepada peserta
peserta didik
didik dan siswa disuruh oleh guru
Analisis kebutuhan peserta
untuk mencari sumber bahan lain didik digunakan untuk melihat
seberapa dibutuhkan bahan ajar
dari internet sehingga sulit untuk
berbentuk video berbasis blendspace
dipahami oleh peserta didik. Hal
dalam proses pembelajaran.
tersebut juga dibuktikan oleh peneliti Berdasarkan hasil observasi/ studi
pendahuluan yang dilakukan oleh
ketika peneliti melakukan observasi
peneliti di SMA N 11 Medan,
langsung ke sekolah. Guru hanya
peneliti menemukan bahwa dalam
menjelaskan dengan menggunakan proses belajar mengajar dikelas,
siswa lebih tertarik belajar jika
buku dan papan tulis saja, sehingga
pembelajaran dipadukan dengan
siswa cenderung bosan. Kemudian
menggunakan media pembelajaran
untuk materi pembelajaran yang ada lain seperti gambar, audio, dan
termasuk video. Hal tersebut
didalam buku pembelajaran bahasa
memang wajar terjadi, karena pada
Perancis tersebut, sangat sulit untuk
zaman digital dengan perkembangan
dipahami oleh siswa. Oleh karena teknologi informasi dan komunikasi
yang semakin pesat siswa secara
itu, perlu adanya inovasi bahan ajar
keseluruhan sudah bisa dan mahir
dalam mengoperasikan teknologi a) Bahasan materi. Berisi
seperti Handphone, komputer, dan materi berbentuk video “Se
lain lain. Siswa lebih banyak Présenter” yang didesain
menghabiskan waktu seperti dengan bantuan aplikasi
berinteraksi dengan media gadged Canva, dan Inshot.
(telepon seluler, laptop dan video b) Berisi gambar penunjang
games). Semua aktivitas yang yang yang menarik berkaitan
bersentuhan dengan teknologi lebih dengan materi “Se
mewarnai kehidupan para pembelajar Présenter”.
saat ini. Oleh karena itu, peneliti
memperoleh kesimpulan bahwa 3. Development (pengembangan)
bahan ajar berbentuk video ini Pada tahap ini, peneliti
penting untuk dikembangkan. melakukan pembuatan produk
berupa video pembelajaran dari
2. Desain (Design) materi “Se Présenter” dengan
Setelah tahap analisis berbagai tahapan yang dilalui mulai
dilakukan, langkah selanjutnya dari analisis, desain dan sampai pada
adalah peneliti melakukan tahap pengembangan produk berupa video
perencanaan (Design) mengenai pembelajaran.
bahan ajar berupa video Dalam tahap pengembangan,
pembelajaran yang akan dibuat. adapun kegiatan yang akan dilakukan
Tujuan dari tahap design adalah pada tahap ini adalah menyiapkan
merancang bahan ajar. Tahap ini materi bahan ajar yang akan
berupa kerangka-kerangka digunakan untuk membuat desain
sebelum melakukan menjadi produk yang diinginkan.
pengembangan produk yang sesuai Peneliti mengumpulkan bahan-bahan
dengan kompetensi inti (KI), yang dapat mendukung dalam
kompetensi dasar (KD), dan tujuan mengembangkan video pembelajaran
pembelajaran. Format penulisan tentang “Se Présenter” untuk
adalah sebagai berikut: keterampilan berbicara siswa yang
sesuai dengan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran. Setelah itu, responden. Dalam penelitian
peneliti memproduksi video ini terdapat 3 angket yaitu:
pembelajaran dan dilakukannya angket analisis kebutuhan
validasi kepada para ahli yaitu ahli untuk siswa, angket validasi
materi dan ahli media. Kemudian ahli materi dan angket validasi
video pembelajaran di upload atau ahli media.
diunggah ke aplikasi Blendspace. 3) Wawancara, adalah
Lalu link Blendspace bisa dibagikan percakapan langsung yang
kepada siswa untuk melihat respon dilakukan oleh dua orang atau
siswa tentang bahan ajar tersebut. lebih. Dalam penelitian ini,
Pengumpulan data dalam peneliti melakukan
penelitian ini menggunakan beberapa wawancara langsung di
teknik, yaitu observasi, angket, dan sekolah kepada guru mata
wawancara, Berikut adalah pelajaran bahasa perancis dan
penjelasannya: melakukan wawancara kepada
1) Observasi, adalah suatu proses siswa untuk mengetahui
pengamatan langsung tentang permasalahan yang akan
apa yang terjadi dilapangan, diupayakan solusinya.
sehingga peneliti dapat Sugyono (2016)
memperkuat data yang ada. analisis data ialah proses
Dalam penelitian ini, peneliti mencari dan menyusun secara
melakukan observasi sistematis data yang
kesekolah. Peneliti mengamati diperoleh untuk menarik
bagaimana pembelajaran kesimpulan sehingga mudah
bahasa perancis yang dipahami oleh diri sendiri
berlangsung dikelas. maupun orang laim. Setelah
2) Angket atau kuesioner, adalah data terkumpul, analisis data
suatu teknik pengumpulan dimaksudkan untuk mencari
data dengan cara menyediakan kebenaran data dan
daftar pertanyaan yang akan mendapatkan suatu
diajukan oleh peneliti kepada kesimpulan. Seperti yang
dikemukakan diatas bahwa aspek dengan menggunakan rumus
teknik yang digunakan dalam
Rentang skala likert. Persentase diperoleh
Interva
Persentase
pengumpulan Kategori
Skordata ialah dengan cara menjumlahkan
Skor
teknik angket.
81% - 100% 81 – 100DataSangat
yang layak keseluruhan perolehan skor,
61% - 80%
diperoleh61dari
– 80
angket Layak kemudian dibagi dengan nilai
41% - 60% 41 – 60 Cukup layak
merupakan
21% - 40% 21 –jawaban yang layak
40 Kurang tertinggi responden (jumlah skor
0 – 20%
berbentuk0 penjelasan
– 21 Tidak
(datalayak maksimal) dikali 100%. Adapun
kualitatif) validasi rumus penskoran nya adalah sebagai
pengembangan bahan ajar berikut:
digital bahasa perancis
dengan menggunakan Persentase=
aplikasi blendsapces. jumlah skor perolehan
x 100 %
jumlah skor maksimal
Data tersebut
diperoleh dan dikumpulkan
Berdasarkan hasil
berdasarkan validasi dari ahli
perhitungan rumus diatas, dihasilkan
materi, dan ahli media yang
angka dalam bentuk persen.
dibuat dalam skala Likert
Klasifikasi skor tersebut selanjutnya
yang telah diberikan skor
diubah menjadi klasifikasi dalam
seperti pada tabel dibawah
bentuk persentase (Sugyono,
ini:
2011:188), kemudian ditafsirkan
No. Jawaban Skor
menggunakan kalimat yang bersifat
1. Sangat baik 5
2. Baik 4
kualitatif yang tercantum dalam tabel

3. Cukup 3 berikut:
4. Kurang baik 2
5. Sangat kurang 1
baik
Kriteria penilaian pengembangan Tabel :Persentase kelayakan
(Sugyono, 2011:188)
materi dan media (Sugyono, 2016: 93)
Selanjutnya, data yang Instrumen Penelitian

diperoleh akan dikualifikasikan Instrumen penelitian


dengan mencari presentase seluruh
merupakan alat bantu dalam berikut:
mengumpulkan data-data yang 1. Instrumen Validasi Ahli
diperlukan peneliti, hal ini sejalan Materi
dengan pendapat Arikunto 2. Instrumen validasi ahli media
(2013:134). Instrumen merupakan
alat bantu yang dipilih peneliti dalam C. HASIL DAN PEMBAHASAN
kegiatannya mengumpulkan, agar Penelitian dan pengembangan
kegiatan tersebut menjadi sistematis ini menggunakan model ADDIE
dan dipermudah. Dick and Carey (1996) yang terdiri
Penggunaan instrumen yang atas 5 tahap, yaitu: Analysis, Design,
tepat sangat berpengaruh besar Development, Implementation, and
terhadap kualitas hasil penelitian. Evaluation. Pengembangan materi
Instrumen yang baik harus ajar berbentuk video pembelajaran
memenuhi persyaratan validitas. ini dibatasi pada 3 tahap saja, yaitu
Validitas adalah suatu ukuran yang hanya sampai pada tahap
menunjukkan tingkat kesahihan pengembangan. Pengembangan
suatu produk. Instrumen penelitian materi ajar berbentuk video
yang digunakan yaitu angket validasi pembelajaran pada materi Se
yang terdiri dari angket validasi ahli Presenter ini dimulai dari tahap
materi, ahli media, dan lembar analisis materi dan kurikulum yang
penilaian guru bidang studi bahasa dipakai oleh SMA Negeri 11
perancis. Angket ini digunakan Medaan. Selain melakukan analisis
kepada para ahli yang digunakan materi, peneliti juga melakukan
untuk memvalidasi Bahan ajar analisis terhadap kebutuhan peserta
Bahasa Perancis melalui hasil didik, analisis mata pelajaran, dan
pengembangan dari media analisis karakteristik kebutuhan
Blendspaces. peserta didik. Dari hasi wawancara
Adapun instrumen yang dengan guru Bahasa Perancis di
diperlukan untuk validasi ahli materi, SMA Negeri 11 Medan, Guru
ahli media, dan guru bidang studi mengatakan bahwa siswa kesulitan
Bahasa Perancis adalah sebagai dalam menyebutkan umur, yaitu
pada pronom sujet Je (J’ai), Siswa materi ajar berbentuk video
mengucapkan nya menjadi Je ai. pembelajaran pada materi Se
Selanjutnya pada saat mengatakan Présenter. Dengan demikian peneliti
tempat tinggal pada pronom sujet Je merancang video tersebut sesuai
(J’habite), siswa mengucapkan nya dengan kebutuhan peserta didik dan
“Je habit”. Pada pronom sujet sesuai dengan mata pelajaran yang
Ils/Elles (Ils/Elles habitent) siswa dipelajari.
mengucapkannya “Ils/Elles Tahap selanjutnya adalah
habitent” (kadang huruf “s” nya
tahap menyusun instrumen angket
dibaca pada pronom sujet “Ils dan
yang digunakan utuk mengetahui
Elles” jamak. Siswa sering
mengucapkan huruf “h” pada kata kelayakan bahan ajar berbenyuk
kerja “habiter”, padahal huruf “h”
video yang terdiri dari ahli materi
nya tidak dibaca. Kemudian pada
dan ahli media. Pada tahap ini
saat mengucapkan profesi yang
Masculin dan feminin, siswa sangat validator menilai materi yang sudah
sulit untuk membedakan nya, yang
dibuat dan memberikan saran,
mana yang masculin dan yang mana
komentar, dan masukan demi
yang feminin. Guru juga mengatakan
bahwa kalau untuk Production Orale menyempurnakan media yang
pada materi “Se Présenter”, materi
dikembangkan. Setelah mendapatkan
dan latihan nya tidak terlalu banyak
masukan dari para ahli, peneliti
karena terbatas nya waktu untuk
menggerakkan masing-masing siswa. melakukan revisi terhadap materi
Pada analisis kebutuhan peserta
yang sudah dikembangkan sehingga
didik, guru menjelaskan bahwa
diperoleh materi yang layak agar bisa
kebanyakan siswa di kelasnya lebih
suka jika dalam proses pembelajaran di uji cobakan.
ditampilkan video-video dan gambar
gambar. Dari pendapat tersebut,
peneliti tertarik untuk membuat
2. Kelayakan Materi dan untuk mengetahui kelayakan media
Media
yang digunakan. Indikator penilaian
Kelayakan materi ajar
terdiri atas 3 aspek penilaian dengan
berbentuk video pembelajaran
diketahui dari tahap validasi oleh ahli 13 kriteria. Berdasarkan penilaian
materi dan ahli media. Instrumen
ahli media, secara keseluruhan
pengumpulan data menggunakan
dinilai sangat layak digunakan
angket kelayakan dengan skala 1-5.
Instrumen pengumpulan data sebagai media pembelajaran di SMA
menggunakan angket validasi ahli
dengan perolehan nilai 90,7%.
materi dan ahli media dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Ahli Materi D. PENUTUP

Validasi materi dilakukan 1. Kesimpulan


Penelitian dan pengembangan
untuk mengetahui kelayakan materi.
bahan ajar pada materi Se Présenter
Indikator penilaian ahli materi
di SMA Negeri 11 Medan telah
terdiri atas 3 aspek penilaian dengan selesai dilaksanakan sesuai dengan
tahap-tahap penelitian dan
7 kriteria. Berdasarkan penilaian
pengembangan. Berdasarkan hasil
ahli materi, secara keseluruhan
penelitian dan pengembangan yang
materi yang sudah dikembangkan telah dilakukan oleh peneliti dan
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
dinilai sangat layak digunakan
1. Penelitian dan pengembangan
sebagai media pembelajaran pada
ini telah menghasilkan suatu
materi Se Présenter dengan produk berupa video bahan
ajar pada materi Se Présenter.
perolehan nilai 72,5%.
Penelitian dan pengembangan
2. Ahli Media
ini menggunakan model
Validasi media dilakukan ADDIE dengan langkah-
langkah Analysis, Desaign,
dan Development. Tahap nilai yaitu 90,7% dengan nilai
analisis meliputi analisis presentasi kelayakan pada
kurikulum dan materi, kriteria “sangat valid”.
analisis kebutuhan siswa, dan
2. Saran
analisis karakteristik siswa,.
Berdasarkan hasil penelitian
Tahap desaign meliputi tahap
yang telah dilakukan maka peneliti
penetapan materi, pemilihan
mengajukan saran sebagai berikut:
bentuk materi, perancangan
a. Bagi Guru
desaign materi dan media.
Dengan ketersediaan bahan
Tahap pengembangan
ajar yang telah dikembangkan dapat
meliputi pembuatan video
mempermudah pemahaman siswa
bahan ajar serta penilaian
dan memberi motivasi siswa serta
terhadap materi Se Présenter
menjadi sebuah inovasi referensi
dan media Blendspaces oleh
yang menarik.
ahli materi dan ahli media.
b. Bagi siswa
2. Berdasarkan rumusan
Dengan adanya bahan ajar
masalah yang telah diuraikan
yang telah dikembangkan dan media
sebelumnya yaitu bagaimana
Blendspaces sebagai sumber belajar
kelayakan bahan ajar untuk
tambahan diharapkan siswa dapat
keterampilan berbicara
berbicara Bahasa perancis dan juga
Bahasa Perancis dengan
sebagai media belajar bagi siswa
menggunakan aplikasi
dalam belajar mandiri ataupun
Blendspaces sudah masuk
kelompok.
dalam kategori sangat layak.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil validasi materi yang
Penelitian ini hanya sampai
dilakukan bersama validator
pada tahap pengembangan yaitu
ahli materi dengan nilai
menguji kelayakan bahan ajar dan
72,5% dengan nilai presentasi
media, diharapkan untuk peneliti
kelayakan pada kriteria
selanjutnya yang memiliki judul
“Baik/layak”. Sedangkan dari
penelitian pengembangan agar
validator ahi media dengan
sampai pada tahap evaluation, karena menggunakan model ADDIE.
tahap Evaluation adalah tahap akhir
dalam penelitian dan pengembangan

DAFTAR PUSTAKA

Angko, N., Mustaji. 2013. Alfabeta.


Pengembangan Bahan Ajar Kosasih, E. (2021). Pengembangan
dengan Model ADDIE Untuk Bahan Ajar. Jakarta Timur:
Mata Pelajaran Matematika PT. Bumi Akasara.
Kelas 5 SDS Mawar Sharon Majid, A. (2013). Perencanaan
Surabaya. Jurnal Pembelajaran
KWANGSAN. Vol. 1 (1), 1 – Mengembangkan Standar
15. Kompetensi Guru. Bandung:
Depdiknas. (2008). Panduan PT. Remaja Rosdakarya.
Pengembangan Bahan Ajar Pusat Perbukuan. 2004. Pedoman
dan Teks Mata Pelajaran. Penilaian Buku Pelajaran
Jakarta: Direktorat Bahasa dan Sastra Indonesia
Pembinaan Sekolah SD. Jakarta: Departemen
Menengah Atas. Pendidikan Nasional.
Dick, W., and Carey, L. (1985). The
Systematic Desaign Prastowo, A. (2012). Panduan
Instruction. Eighth edition Kreatif Menyusun Bahan
Glenview. Illinois: Scoot., Ajar Inovatif. Jogjakarta:
Foreman and Company. Diva Press.
Eviyanti, Evi. 2012. Peningkatan Sugyono. (2018). Metode Penelitian
Kemampuan Berbicara Kuantitatif, Kualitatif Dan R
Bahasa Perancis dengan & D. Bandung: Alfabeta.
Menggunakan Jeux. Jurnal
Bahasa dan Seni. 40 (1). Hal
109-122. Universitas Neegri
Malang.
Embi, M. A. (2015). Aplikasi
Pembentangan Web 2.0.
Malasya: Pusat Pengajaran
dan Teknologi Pengajaran.
Furqon. (2009). Statistika Terapan
Untuk Penelitian. Bandung:

Anda mungkin juga menyukai