Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Metode Total Physical Respons (TPR) untuk

Meningktkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Kelas X8 SMA Negeri 2


Watampone
1
Heriyanti, 2Ibrahim, 3Taslim
1
Department of English Education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Muhammadiyah
Sorong, Jalan Pendidikan KM 8 Malaingkedi
2
Department of English Education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Muhammadiyah
Sorong, Jalan Pendidikan KM 8 Malaingkedi
3
Department of English Education, Faculty of Teacher Training and Education,
STKIP Muhammadiyah Bone, Jalan Biru Tanete Riattang

Abstrak

Berdasarkan hasil observasi dilapangan penulis menemukan salah satu masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar yaitu siswa menganggap bahwa pelajaran Bahasa Inggris sulit dipahami dan membosankan,
sehingga kurang menarik minat untuk mempelajarinya, serta kebiasaan para guru yang selalu monoton dalam
ruangan sehingga para siswa kurang aktif dan kurang komunikatif dalam proses pembelajaran bahasa
inggris.Metode TPR (Total Physical Response) sebagai sebuah metode pengajaran bahasa yang dibangun di
sekitar koordinasi ucapan dan tindakan telah dipilih sebagai metode pembelajaran yang bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan pemahaman bahasa inggris siswa dalam mata pelajaran bahasa inggris khususnya
materi imperative dalam prosedure teks. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan sebagai proses pengkajian bersiklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu Perencanaan, Tindakan,
Pengamatan, serta Refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, Hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas X 8
Watampone melalui pembelajaran metode pembelajaran TPR mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai
rata – rata 58,28 meningkat menjadi 78,15 dari skor ideal yang yang mungkin mencapai yaitu 100 dan berada
pada kategori penelitian tinggi ( setelah dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II ). Peningkatan
kehadiran siswa juga meningkat dari 97,3% menjadi 99,34%. Persentase rata – rata jumlah siswa yang siswa
yang bekerja sama 91,36% meningkat menjadi 98,64% siswa, persentase rata-rata siswa yang aktif 91,36%
meningkat menjadi 98,02% siswa, persentase rata – rata siswa yang menggunakan ketetapan kata 90,13%
meningkat menjadi 994,73% siswa, persentase rata – rata siswa yang mengunakan ketetapan tata bahasa kalimat
82,89% meningkat menjadi 99,34% siswa, persentase rata – rata siswa yang memiliki ketetapan dalam
menggunakan tindak tutur 90.13% meningkat menjadi 99,34% siswa, siswa yang memiliki ketetapan dalam
merespon tindak tutur 90,13% meningkat menjadi 99,34% siswa.

Kata Kunci:Total physical Response, Hasil Belajar Siswa

26
Latar belakang Bertolak dari berbagai masalah
tersebut diatas serta pengakuan para ahli
Belajar Bahasa Inggris dirasakan dan prktisi pengajaran bahasa yang
hanya sebagai salah satu mata pelajaran menyatakan bahwa TPR merupakan salah
yang menuntut siswa untuk memilki nilai satu metode pengajaran bahasa yang
baik tanpa berfikir bahwa bahasa itu dalah sangat efektif sebagai contoh, berdasarkan
sebuah skill yang harus mereka kuasai dan analisis dalam berbagai penelitian bahwa
fahami, mereka pun belum menyadari pembelajaran bahasa dengan menggunakan
bahwa pengaplikasian bahasa inggris gerakan tubuh akan mendukung
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan peningkatan prestasi siswa terhadap
bahasa Indonesia sendiri sehingga materi perwujudan pengetahuan (Kuo at all,
yang telah dipelajari mudah dilupakan dan 2013). Metodeini pula menurut macedonia
tidak bermakna bagi siswa. Akibatnya et all (2011) menjelaskan bahwa gesture
semakin tinggi jenjang pendidikan, yang disertai dengan ujaran memberikan
semakin tinggi materi pembelajaran dampak pada memori terhadap informasi
Bahasa Inggris, semakin sulit bagi siswa verbal bagi penutur bahasa ibu dan
untuk memahami Bahasa Inggris. pembelajaran bahasa asing. Karena
beberapa alas an tersebut, peneliti
Berdasarkan hasil observasi pada
menerapkan Metode Total Physical
SMA Negeri 2 Watampone dilapangan
Respons (TPR) dalam pemebelajaran
penulis menemukan salah satu masalah
bahasa inggris sebagai salah satu
yang dihadapi dalam proses belajar
alternative pemecahan masalah dalam
mengajar yaitu siswa menganggap bahwa
mengatasi kesulitan siswa dalam
pelajaran Bahasa Inggris sulit difahami dan
memahami dan menguasai pelajaran
membosankan sehingga kurang menarik
Bahasa Inggris yang bertujuan
minat untuk mempelajarinya, serta
meningkatkan hasil belajar siswa.
kebiasaan para guru yang selalu monoton
Rumusan masalah berdasarkan
dalam ruangan sehingga para siswa kurang
Berdasarkan profil proses
aktif dan kurang komunikatif dalam proses
pembelajaran dan hasil belajar yang telah
pembelajaran bahasa inggris.
dikemukakan di atas maka yang menjadi
Mengingat bahwa setiap masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas
pembelajaran bahasa merupakan pekerjaan ini adalah “ Apakah pembelajaran Bahasa
yang rumit karena melibatkan banyak Inggris melalui Metode Total Physical
faktor, yang oleh Harmer (1991: 3-8) Response ( TPR ) dapat meningkatkan
dibagi menjadi: motivasi, kondisi dan penguasaan materi imperative dalam
suasana tempat belajar, metode pengajaran procedure text?”
dan kompentensi guru. Penelitian ini
Tujuan Penelitian
nerhubunngan dengan faktor ketiga diatas,
yakni metode pembelajaran, oleh karena Berdasarkan masalah yang
itu, dalam pembelajarn bahasa inggris pada dikemukakan diatas, maka tujuan
penelitian ini, metode TPR (Total Physical Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk
Response) telah dipilih sebagai metode meningkatkan penguasaan materi
pembeljaran yang bertujuan untuk Imperative dalam Procedure Text Kelas X
memnyelesaikan permasalahan 8 SMA Negeri 2 Watampone melalui
pemahaman bahasa inggris siswa dalam Metode Pembelajaran Total Physical
mata pelajaran bahasa inggris khususnya Respons (TPR).
materi imperative dalam procedure text.

27
Kajian Pustaka memukul lengan, tarik ke kursinya
dan Anda menari dengan Samuel!"
1. Pengertian Metode TPR Guru juga harus merencanakan
urutan perintah di muka untuk
Total Physical Response (TPR)
menjaga ketepatan pembelajaran.
adalah sebuah metode pengajaran
2. Pembalikan Peran: Ketika siswa
bahasa yang dibangun di sekitar
siap untuk berbicara, mereka
koordinasi ucapan dan tindakan; ia
perintah guru mereka dan teman
mencoba untuk mengajar bahasa
sekelas untuk melakukan beberapa
melalui fisik (motor) aktivitas.
tindakan.
Dikembangkan oleh James Ashe tahun
3. Percakapan dan memainkan peran:
1965 , seorang profesor psikologi di San
Hal ini dapat dilakukan ketika siswa
Jose State University, California.
mencapai suatu internalisasi
Penekanan Asher pada pengembangan
lanjutan dari bahasa target.
kemampuan pemahaman sebelum
Memainkan peran berpusat pada
diajarkan berfokus pada sebuah gerakan
situasi sehari-hari, seperti di
dalam mengajar bahasa asing kadang-
restoran, supermarket, atau pompa
kadang disebut sebagai Pendekatan
bensin.
Pemahaman (Winitz, 1981).
4. Presentasi slide: ini digunakan
Menurut Jai (2011) “TPR is A untuk menyediakan pusat visual
language teaching method built around untuk narasi guru, yang diikuti
the coordination of speech and actions dengan perintah, dan pertanyaan
which attempts to teach language kepada siswa, seperti, "apakah
through physical activity.” TPR adalah orang dalam gambar adalah
metode pengajaran bahasa yang penjual?"
membangun hubungan antara ujaran 5. Cerita pengalaman Kompilasi
dan aksi yang bertujuan untuk bahasa: Sebuah cerita pengalaman
mengajrakan bahasa melalui aktivitas bahasa adalah kelompok-cerita yang
fisik. ditulis tentang pengalaman bersama.
Metode Penelitian
Sedangkan menurut Larsen dan Penelitian ini merupakan
Diane(2008: 108) dalam Technique and Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
Principles in Language Teaching, TPR Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ( PTK
atau disebut juga ”the comprehension ) yang dilakukan sebsgai proses pengkajian
approach” atau pendekatan pemahaman bersiklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu
yaitu suatu metode pendekatan bahasa Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, serta
asing dengan instruksi atau perintah. Refleksi.
2. Teknik-teknik dalam metode TPR Jumlah Siswa, Tempat, dan Waktu
Teknik-teknik dalam pembeljaran Pelaksanaan
dengan metode TPR”
1. Menggunakan perintah secara Penelitian Tindakan Kelas ini
berurut: Penggunaan perintah adalah dilaksanakan di SMA Negeri 2
teknik pengajaran utama TPR Watampone dengan subjek penelitian
(Larsen-Freeman: 1986). Misalnya, siswa kelas X 8 dengan jumlah siswa 38
"Rosemary menari dengan Samuel, orang, 15 orang laki – laki dan 23 orang
dan keluarkan tongkat dan bawa ke perempuan pada tahun ajaran 2010/2011,
Hilda. Hilda, Lari ke Rosemary, yang dilaksanakan selama 1 bulan yaitu
28
pertengahan September hingga Oktober kategori sangat rendah, 1 siswa (3.33%)
2010. siswa dalam kategori rendah, 25 siswa
(65,78%)berada dalam kategori sedang, 11
Hasil siswa (28,94%) berada dalam kategori
tinggi dan 1 siswa ( 3,33% ) berada dalam
1. Hasil Penelitian Siklus I & II
kategori sangat tinggi.
1.1 Analisis Deskriptif Hasil Belajar
Skor rata – rata hasil belajar Bahasa
sebelum Siklus I ( Tes Awal )
Inggris siswa sebelum dilaksanakan
Data mengenai mengenai hasil
tindakan adalah 58,28 dari skor ideal yang
belajar Bahasa Inggris siswa sebelum
mungkin dicapai siswa yaitu 100 berada
diadakan tindakan yang diperoleh melalui
pada interval 41 – 60. Dengan demikian
pemberian tes pada awal siklus I, adapun
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
deskripsi secarah kantitatif sekor hasil
Bahasa Inggris siswa kelas X 8 SMA
belajar Bahasa Inggris siswa pada siklus I
Negeri 2 Watampone sebelum
dapat dilihat pada table 4.1 berikut :
dilaksanakan pembelajaran komunikatif
Tabel 4.1. Statistik skor hasil belajar
dengan Komunikatif termasuk kategori
Bahasa Inggris pada Awal Siklus I
sedang.
Statistik Nilai Statistik
1.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar
Bahasa Inggris Akhir Siklus I
Subjek 38 Data mengenai hasil belajar Bahasa
Skor Ideal 100 Inggris siswa setelah penerapan tindakan
Skor Rata-Rata 58,28 pada siklus I, diperoleh melalui pemberian
Skor Tertinggi 85 tes akhir siklus I. Adapun deskripsi secara
Skor Terendah 40 kuantitatif skor hasil belajar Bahasa
Rentang Skor 45 Inggris siswa pada awal siklus I dapat
dilihat pada table 4.3 berikut :
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas Tabel 4.3 Statistik skor hasil belajar
menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil Bahasa Inggris siswa pada Akhir Siklus I
belajar Bahasa Inggris siswa sebelum Statistik Nilai Statistik
diadakan tindakan 58,28 dari skor ideal
yang mungkin dicapai yaitu 100, skor
tertinggi 85,00 dan skor terendah 40,00. Subjek 38
Table 4.2 berikut adalah Skor Ideal 100
pengelompokannaya : Skor Rata-Rata 71,31
Tabel 4.2 Tabel Frekuensi Skor hasil belajar Skor Tertinggi 100
Bahasa Inggris Sebelum Tindakan Skor Terendah 60
Pers. Rentang Skor 40
Skor Kategori Frek. (% )

0 – 20 Sangat Rendah 0 0,00


21 – 40 Rendah 1 3,33 Yang siswa Berdasarkan table 4.3
41 - 60 Sedang 25 65,78 diatas, dapat dilihat bahwa skor rata – rata
61 – 80 Tinggi 11 28,94 hasil balajar Bahasa Inggris siswa setelah
81 – 100 Sangat tinggi 1 3,33 dilaksanakan tindakan pada siklus I adalah
71,31. Skor tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 100 dari skor ideal yang mungkin
Dari table 4.2 dapt dilihat bahwa
dicapai yaitu 100 dan skor terendah yang
dari 38 siswa kelas X 8 SMA Negeri 2
diperoleh siswa adalah 60 dari skor ideal
Watampone, terdapat 0 siswa (0,00 %)
yang mungkin dicapai yaitu 100. Dari hasil
yang penguasaan materinya berada dalam
29
ini dapat dikemukakan bahwa hasil balajar Statistik Nilai Statistik
Bahasa Inggris pada siklus I barada dalam
kategori tinggi. Berikut Subjek 38
pengelompokannya: Skor Ideal 100
Skor Rata-Rata 78,15
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Skor Tertinggi 100
Hasil Belajar pada siklus I Skor Terendah 70
Pers. Rentang Skor 30
Skor Kategori Frek. (% )
Berdasarkan table diatas,
0 – 20 Sangat Rendah 0 0
21 – 40 Rendah 0 0 menunjukkan bahwa skor rata – rata hasil
41 - 60 Sedang 5 13,25 belajar Bahasa Inggris siswa setelah
61 – 80 Tinggi 26 68,42 diadakan tindakan pada siklus II adalah
81– 100 Sangat tinggi 7 18,42 83,73 dari skor ideal yang mungkin dicapai
yaitu 150. Skor tertinggi yang diperoleh
Dari table 4.4 menunjukkan bahwa
siswa adalah 150,00 dan skor terendah
dari 38 siswa kelas X 8 SMA Negeri 2
yang diperoleh siswa adalah 55,00 dari
Watapone tidak ada siswa ( 0% ) yang
skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 150
penguasaan materinya berada dalam
dengan standar deviasi 9,77. Berikut
kategori sangat rendah, 0 siswa ( 0% )
pengelompokannya:
yang penguasaan materinya berada dalam
kategori rendah, 5 siswa ( 13,25% ) yang Tabel 4.6 Distribusin Frekuensi Skor Hasil Belajar
penguasaan materinya berada dalam Bahasa Inggris Akhir Siklus II
kategori sedang, 26 siswa ( 68,42% ) yang
Per.
penguasaan materinya berada dalam Skor Kategori Frek. (% )
kategori tinggi dan 7 siswa ( 18,42% )
berada dalam kategori sangat tinggi. 0 – 20 Sangat Rendah 0 0
Skor rata –rata hasil belajar Bahasa 21 – 40 Rendah 0 0
41 - 60 Sedang 6 15,78
Inggris kelas X 8 SMA Negeri 2
61 – 80 Tinggi 24 63,15
Watampone pada siklus I adalah 71,31 81 – 100 Sangat tinggi 14 36,84
Dari skor ideal yang mungkin dicapai
siswa yaitu 100 berada pada interval 61 – Dari table 4.6 menunjukkan bahwa
80. Dengan demikian dapat disimpulkan dari 38 siswa kelas X8 SMA Negeri 2
bahwa hasil belajar Bahasa Inggris siswa Watampone, tidak ada siswa ( 0,00% )
kelas X 8 SMA Negeri 2 Watampone yang berada dalam kategori rendah, tidak
setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I ada siswa ( 0,00% ) penguasaan materinya
berada pada kategori “ tinggi “. berada dalam kategori rendah, terdapat 6
2. Analisis Deskriptif Hasil Belajar siswa ( 15,78% ) penguasaan materinya
Bahasa Inggris Akhir Siklus II berada dalam kategori sedang, 24 siswa (
Data hasil belajar Bahasa Inggris 63,15% ) berada dalam kategori tinggi, 14
siswa pada akhir siklus II, diperoleh siswa ( 36,84% ) berada dalam kategori
melalui pemberian tes pada akhir siklus II. sangat tinggi.
Adapun deskripsi secara kuantitatif skor
hasil belajar Bahasa Inggris siswa pada Skor rata – rata hasil belajar Bahasa
akhir siklus II dapat dilihat pada table 4.5 Inggris siswa pada siklus II adalah 78,15
berikut : dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu
100 berada pada interval 61 – 80. Dengan
Tabel 4.5 Statistik skor hasil belajar demikian dapat disimpulkan bahwa hasil
Bahasa Inggris siswa pada Akhir Siklus II belajar Bahasa Inggris kelas X 8 SMA
30
Negeri 2 Watampone dengan 1.4 Analisis Deskriptif Aktivitas belajar
menggunakan metode pembelajaran TPR siswa kelas X 8 SMA Negeri 2
termasuk dalam kategori tinggi Watampone dalam proses
pembelajaran pada siklus II
1.3 Analisis deskriptif aktivitas belajar Data aktivitas belajar pada siklus II
siswa kelas X 8 SMA Negeri 2 diperoleh melalui observasi aktivitas
Watampone dalam proses belajar siswa selama proses pembelajaran
pembelajaran pada siklus I pada setiap pertemuan. Adapun deskripsi
Data aktivitas belajar pada siklus I aktivitas belajar siswa pada siklus II dapat
diperoleh melalui observasi aktivitas dilihat pada table 4.8 sebagai berikut
belajar siswa selama proses pembelajaran Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas
pada setiap pertemuan. Adapun deskripsi Siswa Pada Siklus II
aktivitas belajar siswa pada siklus I dapat Per.
Aktivitas Belajar Pertemuan ke - Rata -
dilihat pada table 4.7 sebagai berikut : (%)
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Observasi Aktivitas Siswa rata
1 2 3 4
Siswa Pada Siklus I
Kehadiran 37 38 38 38 37,75 99,34
Aktivitas Pertemuan ke - Rata -
Per. Bekerja sama 37 37 38 38 37,5 98,64
(%) Aktif 37 37 37 38 37,25 98,02
Belajar Siswa rata
1 2 3 4 Ketetapan 36 36 36 36 36 94,73
Kehadiran 36 36 38 38 37 97,36 pelafalan kata
Bekerja sama 36 36 38 38 37 97,36 yang digunkanan
Aktif 36 36 38 38 37 97,36 Ketetapan tata 36 37 37 37 36,75 99,34
Ketetapan 32 34 35 36 34,25 90.13 bhasa/struktur
pelafalan kata kalimat
yang Ketetapan 36 37 37 37 36,75 99,34
digunkanan menggunakan
Ketetapan tata 25 30 35 36 31,5 82,89 ungkapan /tindak
bhasa/struktur
tutur
kalimat
Ketetapan 32 34 35 36 34,25 90.13 Keteapan 36 37 37 37 36,75 99,34
menggunakan merespon tindak
ungkapan tutur
/tindak tutur
Keteapan 32 34 35 36 34,25 90.13
merespon tindak
Berdasarkan table 4.8 diperoleh
tutur bahwa dari 38 siswa, pada siklus I
kehadiran siswa rata- rata mencapai
Berdasarkan table 4.7 diperoleh 99,34%, siswa yang bekerja sama 98,64%
bahwa dari 38 siswa, pada siklus I siswa yang aktif rata – rata mencapai
kehadiran siswa rata- rata mencapai 98,02%, siswa yang menggunakan
91,36%, siswa yang bekerja sama 91,36% ketetapan kata rata – rata 994,73%, siswa
siswa yang aktif rata – rata mencapai yang mengunkan ketetapan tata bahsa
91,36%, siswa yang menggunakan kalimat mencapai 99,34%, siswa yang
ketetapan kata rata – rata 90,13%, siswa memiliki ketetapan dalam menggunakan
yang mengunkan ketetapan tata bahsa tindak tutur rata – rata mencapai 99,34%,
kalimat mencapai 82,89%, siswa yang siswa yang memiliki ketetapan dalam
memiliki ketetapan dalam menggunakan merespon tindak tutur rata – rata mencapai
tindak tutur rata – rata mencapai 90.13%, 99,34%.
siswa yang memiliki ketetapan dalam
merespon tindak tutur rata – rata mencapai 1.5 Hasil Refleksi Siklus 1
90,13%. Pada minggu pertama
penelitian pada siklus I khususnya pada
31
pertemuan I penulis merasakan beberapa Proses pembelajaran pada
kesulitan terutama dalam menghadapi pertemuan ketiga, pembahasan materi
siswa. Salah satunya adalah banyaknya mencakup bagaimana menggunakan
siswa yang aktif bertanya dan ingin ungkapan perasaan bahagia, dan
diberikan bimbingan sehingga kadang menggunakan imperative dalam bahsa
penulis memerlukan waktu yang cukup inggris. Proses pembelajaran dengan
lama untuk menjelaskan materi pelajaran, setting perorangan dan dipandu oleh
sehingga mengakibatkan proses penulis akan menjadiakan suasana
pembelajaran relative memerlukan waktu pembelajran lebih komunikatif. Walaupaun
yang cukup lama. Siswa juga masih kekurangan – kekurangan sebelumnya
terlihat canggung dengan penerapan dapat teratasi, ditemukan hambatan siswa
Metode pembelajaran TPR yang relative mengalami kesulitan dalam komunikasi
baru bagi mereka, Sehingga membutuhkan dan verbalisasi.
waktu yang cukup lama untuk memberikan Proses pembelajaran pada
pemahaman tentang metode ini. Selain itu pertemuan keempat, pembahasan materi
pembelajaran dengan dengan metode TPR mencakup bagaimana siswa mampu
yang dibentuk oleh guru, membuat siswa merespon 3 jenis teks yaitu recount,
menjadi lebih aktif dan komunikatif dalam narrative dan procedure. Menyadari
pembelajaran bhasa inggris. Menyikapi kekurangan sebelumnya tampak bahwa
proses pembelajaran dengan suasana yang guru lebih meneknakan pada bagaiman
gaduh, bentuk refleksi lebih ditekankan siswa merespon perinntah dalam
pada bagaimana merancang pengelolaan pembeljaran secara konikatif. Hingga
kelas yang lebih baik untuk pertemuan akhirnya siswa lebih menunjukkan antusias
berikutnya. dan lebih komunikatif dalam belajar jika
Proses pembelajaran pada proses pembelajaran dilaksanakan dengan
pertemuan kedua, pembahasan materi yang metode TPR ini.
mencakup bagaiman merespon perasaan 1.6 Refleksi Siklus II
bahagia, dalam member perhatian dan Menyikapi berbagai masalah yang
bagaiman menanggapi klaimat perintah terjadi selam siklus I, maka diperoleh suatu
dalam bahsa inggris. Menyadari gambaran tindakan yang akan
kekurangan pada pertemuan pertama dilaksanakan pada siklus kedua, ini sebagai
penulis berusaha mengelola kelas dengan perbaikan dari tindakan yang telah
membimbing siswa sehingga suasana kelas dilakukan pada siklus I. Adapun tindakan
lebih terkendali. Siswapun tampak tetap yang dilakukan antara lain :
antusias dalam mengikuti pelajaran. Secara 1. Memberi pengarahan dan pengenalan
umum siswa mengalami kesulitan dalam kembali tentang model pembelajaran
mrespon perintah yang diberikan oleh guru metode TPR, guru menjelaskan materi
dalam bahsa inggris. Hal itu disebabkan pokok secara lebih rinci.
karena siswa merasa asing dengan metode 2. Meningkatkan keberanian siswa untuk
TPR ini. Akibatnya, masih ada sebagian merspon atau menanggapi jawaban dari
kecil siswa yang masih ragu dalam guru atau temannya
menanggapi perintah yang diberikan oleh 3. Memberi tambahan waktu untuk
guru. Menyikapi proses pembelajaran pada menyelesaikan tugasnya
pertemuan ketiga, bentuk refleksinya akan 4. Memberiakn tambhan media
lebih ditekankan untuk membiasakan siswa pembelajran yang lebih kreatif dari
lebih komunikatif dalam merespon sebelumnya.
perintah dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan siklus II,
sebagai perbaikan dari pelaksaan siklus I
32
memberikan dampak positif terhadap Watampone dan daya serap terhadap
aktivitas siswa, secara umum hasilnya materi setelah penerapan metode
semakin sesuai dengan yang diharapkan. pembelajaran TPR pada proses proses
Hal ini dapat dilihat dari kemampuan pembelajaran dengan materi kalimat
setiap siswa dalam merepon perintah yang imperative dlam procedure teks.
diberikan walawpun dalam bahsa inggris Pada siklus II tampak bahwa hampir
dan dalam menjawab latihan yang semua siswa mengalami peningkatan skor
diberikan. Siswa juga telah dapat tes hasil belajar Bahasa Inggris. Hal ini
menguasai materi sesuai dengan waktu disebabkan antara lain, pada siklus II
yang telah ditentukan, serta mereka tidak siswa telah mampu menyelesaikan soal
canggung lagi dalam mengerjakan latihan. sesuai prosedur yang diharapkan sehingga
Selain itu perhatian dan motivasi siswa umumnya siswa dapat memperoleh skor
semakin meningkat, hal ini menandakan pada setiap butir soal. Terjadinya
bahwa ada kenyamanan dan kesungguhan peningkatan penguasaan bahan ajar Bahasa
siswa untuk belajar. Inggris siswa kelas X 8 SMA Negeri 2
Hasil belajar Bahasa Inggris siswa Watampone, hal ini berarti bahwa pada
pada siklus II menunjukkan peningkatan siklus II terjadi peningkatan daya serap
dari siklus I yaitu sudah banyak siswa yang terhadap materi pelajaran.
memperoleh nilai dengan kategori sangat 2. Perubahan sikap dan pembelajran yang
tinggi dan siswa yang berada dalam lebih komunikatif dan peningkatan
kategori sedang sudah berkurang. Hal ini aktivitas belajar siswa kelas X 8 SMA
menunjukkan bahwa sebagian besar Negeri 2 Watampone
kendala yang dihadapi pada siklus I dapat Berdasarkan analisis deskriptif
teratasi meskipun masih terjadi pada siklus aktivitas belajar siswa diperoleh bahwa
II. Dari data yang ada maka dikatakan terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa
bahwa penerapan metode pembelajaran kelas X 8 SMA Negeri 2 Watampone. Jika
TPR (Total Physical Response) member dibandingkan hasil observasi siklus I dan
konstribusi positif terhadap peningkatan siklus II, persentase rata – rata kehadiran
hasil belajar Bahasa Inggris siswa. siswa meningkat dari 97,3% menjadi
99,34%. Persentase rata – rata jumlah
Pembahasan siswa yang siswa yang bekerja sama
1. Peningkatan Penguasaan Bahan Ajar 91,36% meningkat menjadi 98,64% siswa,
Bahasa Inggris Siswa Kelas X 8 SMA persentase rata-rata siswa yang aktif
Negeri 2 Watampone 91,36% meningkat menjadi 98,02% siswa,
Berdasarkan analisis hasil belajar persentase rata – rata siswa yang
Bahasa Inggris siswa kelas X 8 SMA menggunakan ketetapan kata 90,13%
Negeri 2 Watampone, diperoleh bahwa meningkat menjadi 994,73% siswa,
penguasaan bahan ajar Bahasa Inggris persentase rata – rata siswa yang
siswa mengalami peningkatan yaitu mengunakan ketetapan tata bahasa kalimat
sebelum siklus I siswa yang menguasai 82,89% meningkat menjadi 99,34% siswa,
bahan ajar sebanyak 1 siswa, pada siklus I persentase rata – rata siswa yang memiliki
siswa yang menguasai bahan ajar Bahasa ketetapan dalam menggunakan tindak tutur
Inggris sebanyak 7 siswa sedangkan pada 90.13% meningkat menjadi 99,34% siswa,
siklus II meningkat menjadi 14 siswa yang siswa yang memiliki ketetapan dalam
menguasai bahan ajar. Ini menunjukkan merespon tindak tutur 90,13% meningkat
bahwa secara kuantitatif terjadi menjadi 99,34% siswa.
peningkatan penguasaan bahan ajar Bahasa Terjadinya peningkatan persentase
Inggris siswa kelas X 8 SMA Negeri 2 aktivitas belajar siswa, siswa yang
33
menghadiri proses pembelajaran dan Kelas ) menjadi 71,31dari skor ideal
jumlah siswa yang memperhatikan yang mungkin dicapai yaitu 100 dan
pengajaran memnunjukkan bahwa siswa berada pada kategori tinggi (setelah
memiliki perhatian yang besar dalam dilaksanakannya tindakan kelas pada
belajar Bahasa Inggris, khususnya dalam siklus I ), kemudian nilai meningkat
Penelitian Tindakan Kelas ini. Peningkatan menjadi 78,15 dari skor ideal yang
jumlah siswa dalam data observasi ini yang mungkin dmenicapai yaitu 100
menunjukkan antusias aktivitas belajar dan barada pada kategori penelitian
siswa dalam proses pembelajaran Bahasa tinggi ( setelah dilaksanakannya
Inggris dengan pembelajaran TPR. Penelitian Tindakan Kelas pada
Penulis menyadari untuk siklus II ).
menumbuhkan minat siswa dalam belajar 2. Melalui pembelajaran dengan
bahasa inggris dengan memahami sendiri metode pembelajaran TPR terjadi
melaui respon fisik bukanlah hal yang peningkatan kehadiran siswa
mudah apalagi dengan kemampuan siswa meningkat dari 97,3% menjadi
yang masih terbatas baik dalam hal 99,34%. Persentase rata – rata
pengetahuan maupun dalam hal jumlah siswa yang siswa yang
perkembangan cara berfikir siswa. Namun bekerja sama 91,36% meningkat
yang terpenting adalah meningkatkan menjadi 98,64% siswa, persentase
antusias siswa, keberanian rata-rata siswa yang aktif 91,36%
mengungkapkan dan kreatifitas ide dan meningkat menjadi 98,02% siswa,
pemikiran serta menumbuhkan minat persentase rata – rata siswa yang
belajar Bahasa Inggris, sehingga mereka menggunakan ketetapan kata
merasa enjoy dan menikmati pembelajaran 90,13% meningkat menjadi 994,73%
bahasa inggris.Hal tersebut juga siswa, persentase rata – rata siswa
dikemukakan oleh Qiu Yung (2016) dalam yang mengunakan ketetapan tata
penelitiannya bahwa TPR dapat bahasa kalimat 82,89% meningkat
menciptakan suasana yang santai didalam menjadi 99,34% siswa, persentase
kelas.Adanya peningkatan aktivitas belajar rata – rata siswa yang memiliki
siswa pada siklus II tersebut menunjukkan ketetapan dalam menggunakan
bahwa banyak kemajuan yang dialami tindak tutur 90.13% meningkat
siswa melalui pembelajaran dengan menjadi 99,34% siswa, siswa yang
metode TPR. memiliki ketetapan dalam merespon
tindak tutur 90,13% meningkat
Kesimpulan menjadi 99,34% siswa.
Berdasarkan hasil penilitian dan
Saran
pembahasan, maka dapat disimpulkan
Untuk memaksimalkan pembelajaran
sebagai berikut :
Bahasa Inggris dan hasil belajar siswa,
1. Hasil belajar Bahasa Inggris siswa
maka peneliti mengemukakan saran bahwa
kelas X 8 Watampone melalui
pembelajaran Bahasa Inggris dengan
pembelajaran metode pembelajaran
metode pembelajaran TPR perlu
TPR mengalami peningkatan. Hal ini
diterapkan dan dipertimbangkan sebagai
terlihat dari nilai rata – rata 58,28
salah satu alternatif metode pembelajaran
dari skor ideal yang mungkin dicapai
Bahasa Inggris, agar siswa dapat
yaitu 100 dan beradkehadia pada
menikmati dan mengalami proses belajar
kategori sedang (sebelum
bermakna, mampu menemukan sendiri
dilaksanakannya Penelitian Tindakan
pengetahuan bahsa inggrisnya.
34
DAFTAR PUSTAKA King Saud University-Computer
and Information Sciences, 26, 63-
Asher, J. J. (1968). The total physical response 70.
method for second language
learning.Retrieved from the DTIC Larsen-Freeman, D. (2000). Techniques and
Documen Website: principles in language teaching.
http://www.dtic.mil/cgi- Oxford University.
bin/GetTRDoc.
Larsen-Freeman, D., & Anderson, M. (1986).
Harmer, J. (1991). The practice of English language Techniques and Principles in
teaching. London/New York. Language Teaching: Oxford
University Press. New York.
Jai, P.S. (2011).Effectiveness of Total Physical
Response.Academic Macedia, M., Muller, K., Friederici, A.D. (2011).
Voices:AMultidisiplinary Journal, The Impact Of Iconic Gestures on
1 (1). 20-22. Foreign Language Word learning and
Its Neural Substrate. Human Brain
Jensen, A. R. (1998). The g factor: The science Mapping 32 (6), 982-998.
of mental ability. Westport, CT:
Qiu, Ying. (2016). Research on the
Praeger.
Application of Total Physical
Krashen, S. D. (1981). Second language Approach to Vocabulary Teaching
acquisition and second language in Primary Schools.International
learning. Oxford University Journal of Arts and Commerce.5
Press.Kuo, F.R., Hsu, C.C., Fang, (7).18-24.
C.W., Chen, S.N. (2016). The
Winitz, H. (1981). The Comprehension
Effect of Embodiment-based TPR
Approach to Foreign Language
Approach on Student English
Instruction. Newbury House
Vocabulary Learning Achievement,
Publishers, Inc., Rowley, MA
retention and acceptance.Journal of
01969.

35

Anda mungkin juga menyukai