Abstrak
Berdasarkan hasil observasi dilapangan penulis menemukan salah satu masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar yaitu siswa menganggap bahwa pelajaran Bahasa Inggris sulit dipahami dan membosankan,
sehingga kurang menarik minat untuk mempelajarinya, serta kebiasaan para guru yang selalu monoton dalam
ruangan sehingga para siswa kurang aktif dan kurang komunikatif dalam proses pembelajaran bahasa
inggris.Metode TPR (Total Physical Response) sebagai sebuah metode pengajaran bahasa yang dibangun di
sekitar koordinasi ucapan dan tindakan telah dipilih sebagai metode pembelajaran yang bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan pemahaman bahasa inggris siswa dalam mata pelajaran bahasa inggris khususnya
materi imperative dalam prosedure teks. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan sebagai proses pengkajian bersiklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu Perencanaan, Tindakan,
Pengamatan, serta Refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, Hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas X 8
Watampone melalui pembelajaran metode pembelajaran TPR mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai
rata – rata 58,28 meningkat menjadi 78,15 dari skor ideal yang yang mungkin mencapai yaitu 100 dan berada
pada kategori penelitian tinggi ( setelah dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II ). Peningkatan
kehadiran siswa juga meningkat dari 97,3% menjadi 99,34%. Persentase rata – rata jumlah siswa yang siswa
yang bekerja sama 91,36% meningkat menjadi 98,64% siswa, persentase rata-rata siswa yang aktif 91,36%
meningkat menjadi 98,02% siswa, persentase rata – rata siswa yang menggunakan ketetapan kata 90,13%
meningkat menjadi 994,73% siswa, persentase rata – rata siswa yang mengunakan ketetapan tata bahasa kalimat
82,89% meningkat menjadi 99,34% siswa, persentase rata – rata siswa yang memiliki ketetapan dalam
menggunakan tindak tutur 90.13% meningkat menjadi 99,34% siswa, siswa yang memiliki ketetapan dalam
merespon tindak tutur 90,13% meningkat menjadi 99,34% siswa.
26
Latar belakang Bertolak dari berbagai masalah
tersebut diatas serta pengakuan para ahli
Belajar Bahasa Inggris dirasakan dan prktisi pengajaran bahasa yang
hanya sebagai salah satu mata pelajaran menyatakan bahwa TPR merupakan salah
yang menuntut siswa untuk memilki nilai satu metode pengajaran bahasa yang
baik tanpa berfikir bahwa bahasa itu dalah sangat efektif sebagai contoh, berdasarkan
sebuah skill yang harus mereka kuasai dan analisis dalam berbagai penelitian bahwa
fahami, mereka pun belum menyadari pembelajaran bahasa dengan menggunakan
bahwa pengaplikasian bahasa inggris gerakan tubuh akan mendukung
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan peningkatan prestasi siswa terhadap
bahasa Indonesia sendiri sehingga materi perwujudan pengetahuan (Kuo at all,
yang telah dipelajari mudah dilupakan dan 2013). Metodeini pula menurut macedonia
tidak bermakna bagi siswa. Akibatnya et all (2011) menjelaskan bahwa gesture
semakin tinggi jenjang pendidikan, yang disertai dengan ujaran memberikan
semakin tinggi materi pembelajaran dampak pada memori terhadap informasi
Bahasa Inggris, semakin sulit bagi siswa verbal bagi penutur bahasa ibu dan
untuk memahami Bahasa Inggris. pembelajaran bahasa asing. Karena
beberapa alas an tersebut, peneliti
Berdasarkan hasil observasi pada
menerapkan Metode Total Physical
SMA Negeri 2 Watampone dilapangan
Respons (TPR) dalam pemebelajaran
penulis menemukan salah satu masalah
bahasa inggris sebagai salah satu
yang dihadapi dalam proses belajar
alternative pemecahan masalah dalam
mengajar yaitu siswa menganggap bahwa
mengatasi kesulitan siswa dalam
pelajaran Bahasa Inggris sulit difahami dan
memahami dan menguasai pelajaran
membosankan sehingga kurang menarik
Bahasa Inggris yang bertujuan
minat untuk mempelajarinya, serta
meningkatkan hasil belajar siswa.
kebiasaan para guru yang selalu monoton
Rumusan masalah berdasarkan
dalam ruangan sehingga para siswa kurang
Berdasarkan profil proses
aktif dan kurang komunikatif dalam proses
pembelajaran dan hasil belajar yang telah
pembelajaran bahasa inggris.
dikemukakan di atas maka yang menjadi
Mengingat bahwa setiap masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas
pembelajaran bahasa merupakan pekerjaan ini adalah “ Apakah pembelajaran Bahasa
yang rumit karena melibatkan banyak Inggris melalui Metode Total Physical
faktor, yang oleh Harmer (1991: 3-8) Response ( TPR ) dapat meningkatkan
dibagi menjadi: motivasi, kondisi dan penguasaan materi imperative dalam
suasana tempat belajar, metode pengajaran procedure text?”
dan kompentensi guru. Penelitian ini
Tujuan Penelitian
nerhubunngan dengan faktor ketiga diatas,
yakni metode pembelajaran, oleh karena Berdasarkan masalah yang
itu, dalam pembelajarn bahasa inggris pada dikemukakan diatas, maka tujuan
penelitian ini, metode TPR (Total Physical Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk
Response) telah dipilih sebagai metode meningkatkan penguasaan materi
pembeljaran yang bertujuan untuk Imperative dalam Procedure Text Kelas X
memnyelesaikan permasalahan 8 SMA Negeri 2 Watampone melalui
pemahaman bahasa inggris siswa dalam Metode Pembelajaran Total Physical
mata pelajaran bahasa inggris khususnya Respons (TPR).
materi imperative dalam procedure text.
27
Kajian Pustaka memukul lengan, tarik ke kursinya
dan Anda menari dengan Samuel!"
1. Pengertian Metode TPR Guru juga harus merencanakan
urutan perintah di muka untuk
Total Physical Response (TPR)
menjaga ketepatan pembelajaran.
adalah sebuah metode pengajaran
2. Pembalikan Peran: Ketika siswa
bahasa yang dibangun di sekitar
siap untuk berbicara, mereka
koordinasi ucapan dan tindakan; ia
perintah guru mereka dan teman
mencoba untuk mengajar bahasa
sekelas untuk melakukan beberapa
melalui fisik (motor) aktivitas.
tindakan.
Dikembangkan oleh James Ashe tahun
3. Percakapan dan memainkan peran:
1965 , seorang profesor psikologi di San
Hal ini dapat dilakukan ketika siswa
Jose State University, California.
mencapai suatu internalisasi
Penekanan Asher pada pengembangan
lanjutan dari bahasa target.
kemampuan pemahaman sebelum
Memainkan peran berpusat pada
diajarkan berfokus pada sebuah gerakan
situasi sehari-hari, seperti di
dalam mengajar bahasa asing kadang-
restoran, supermarket, atau pompa
kadang disebut sebagai Pendekatan
bensin.
Pemahaman (Winitz, 1981).
4. Presentasi slide: ini digunakan
Menurut Jai (2011) “TPR is A untuk menyediakan pusat visual
language teaching method built around untuk narasi guru, yang diikuti
the coordination of speech and actions dengan perintah, dan pertanyaan
which attempts to teach language kepada siswa, seperti, "apakah
through physical activity.” TPR adalah orang dalam gambar adalah
metode pengajaran bahasa yang penjual?"
membangun hubungan antara ujaran 5. Cerita pengalaman Kompilasi
dan aksi yang bertujuan untuk bahasa: Sebuah cerita pengalaman
mengajrakan bahasa melalui aktivitas bahasa adalah kelompok-cerita yang
fisik. ditulis tentang pengalaman bersama.
Metode Penelitian
Sedangkan menurut Larsen dan Penelitian ini merupakan
Diane(2008: 108) dalam Technique and Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
Principles in Language Teaching, TPR Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ( PTK
atau disebut juga ”the comprehension ) yang dilakukan sebsgai proses pengkajian
approach” atau pendekatan pemahaman bersiklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu
yaitu suatu metode pendekatan bahasa Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, serta
asing dengan instruksi atau perintah. Refleksi.
2. Teknik-teknik dalam metode TPR Jumlah Siswa, Tempat, dan Waktu
Teknik-teknik dalam pembeljaran Pelaksanaan
dengan metode TPR”
1. Menggunakan perintah secara Penelitian Tindakan Kelas ini
berurut: Penggunaan perintah adalah dilaksanakan di SMA Negeri 2
teknik pengajaran utama TPR Watampone dengan subjek penelitian
(Larsen-Freeman: 1986). Misalnya, siswa kelas X 8 dengan jumlah siswa 38
"Rosemary menari dengan Samuel, orang, 15 orang laki – laki dan 23 orang
dan keluarkan tongkat dan bawa ke perempuan pada tahun ajaran 2010/2011,
Hilda. Hilda, Lari ke Rosemary, yang dilaksanakan selama 1 bulan yaitu
28
pertengahan September hingga Oktober kategori sangat rendah, 1 siswa (3.33%)
2010. siswa dalam kategori rendah, 25 siswa
(65,78%)berada dalam kategori sedang, 11
Hasil siswa (28,94%) berada dalam kategori
tinggi dan 1 siswa ( 3,33% ) berada dalam
1. Hasil Penelitian Siklus I & II
kategori sangat tinggi.
1.1 Analisis Deskriptif Hasil Belajar
Skor rata – rata hasil belajar Bahasa
sebelum Siklus I ( Tes Awal )
Inggris siswa sebelum dilaksanakan
Data mengenai mengenai hasil
tindakan adalah 58,28 dari skor ideal yang
belajar Bahasa Inggris siswa sebelum
mungkin dicapai siswa yaitu 100 berada
diadakan tindakan yang diperoleh melalui
pada interval 41 – 60. Dengan demikian
pemberian tes pada awal siklus I, adapun
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
deskripsi secarah kantitatif sekor hasil
Bahasa Inggris siswa kelas X 8 SMA
belajar Bahasa Inggris siswa pada siklus I
Negeri 2 Watampone sebelum
dapat dilihat pada table 4.1 berikut :
dilaksanakan pembelajaran komunikatif
Tabel 4.1. Statistik skor hasil belajar
dengan Komunikatif termasuk kategori
Bahasa Inggris pada Awal Siklus I
sedang.
Statistik Nilai Statistik
1.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar
Bahasa Inggris Akhir Siklus I
Subjek 38 Data mengenai hasil belajar Bahasa
Skor Ideal 100 Inggris siswa setelah penerapan tindakan
Skor Rata-Rata 58,28 pada siklus I, diperoleh melalui pemberian
Skor Tertinggi 85 tes akhir siklus I. Adapun deskripsi secara
Skor Terendah 40 kuantitatif skor hasil belajar Bahasa
Rentang Skor 45 Inggris siswa pada awal siklus I dapat
dilihat pada table 4.3 berikut :
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas Tabel 4.3 Statistik skor hasil belajar
menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil Bahasa Inggris siswa pada Akhir Siklus I
belajar Bahasa Inggris siswa sebelum Statistik Nilai Statistik
diadakan tindakan 58,28 dari skor ideal
yang mungkin dicapai yaitu 100, skor
tertinggi 85,00 dan skor terendah 40,00. Subjek 38
Table 4.2 berikut adalah Skor Ideal 100
pengelompokannaya : Skor Rata-Rata 71,31
Tabel 4.2 Tabel Frekuensi Skor hasil belajar Skor Tertinggi 100
Bahasa Inggris Sebelum Tindakan Skor Terendah 60
Pers. Rentang Skor 40
Skor Kategori Frek. (% )
35