Anda di halaman 1dari 3

A.

LATAR BELAKANGVocabulary merupakan salah satu componen penting dalam pengajaran bahasa
Inggris disampingkomponen lainnya seperti structure, pronunciation dan intonation. Vocabulary
mempunyai perananyang sangat vital. Jika seorang siswa lemah dalam pm-Diasaan vocubalary, la tidak
dapatmengkomunikasikan pikiran dan idenya dengan jeias seperti yang diinginkannya baik lisan
maupuntulisan. la tidak bisa mengutarakan &-n-gan sempurna apa yang ingin ia sampaikan saat
diaberbicara atau meqjelaskan apa van!a dia inginkan. Dia tidak akan mampu membaca text baik
yangmerupakan bahan ajar disekolah maupun yang ada pada majalah, surat kabar dan
sebagainya.Bahkan ia tidak dapat memahami siaran yang dipancarkan melalui radio maupun televisi.
Demikanjuga kemampuan dalam menyimak dan membaca akan terkendala dengan penguasaan
kosakatayang terbatas. Sudah merupakan pendapat umum, memiliki kosakata yang memadai
merupakanmodal atau kenderaan untuk lancarnya berkomunikasi (Adil Al¬Kufashi,1988). Lebih lanjut
JeremyHarmer (1991)menganalog kan jika bahasa itu merupakan sebatang tubuh, structure
merupakantulang yang membentuk rangka sedangkan kosakata atau vocabulary merupakan daging
yangmembuat tubuh mempunyai bentuk. Dengan demikian seorang tidak akan dapat
berkomunikasidalam bahasa sasaran kalau penguasaan kosakatanya tidak memadai.Dari uraian diatas
dapat disimpulkan, ketidak mampuan sebagian besar siswa SMA untukberkomunikasi dalam bahasa
Inggris salah satu factor adalah disebabkan kurangnya penguasaankosakata. Ini sesuai dengan hasil
penelitian sebelumnya tentang pengajaran Genre Descriptive diSMA Negeri 8 Pekanbaru yang diadakan
pada tahun 2005, salah satu hambatan siswa untukmemahami teks baik secara lisan dan tulis
disebabkan penguasaan kosakata yang terbatas.Dalam kurikulum bahasa Inggris baik untuk SNIP
maupun SMA ditekankan betulpentingnya penguasaan kosakata. Pada kurikulum bahasa Inggris 1994
dijelaskan tujuan pengajaranbahasa Inggris adalah agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa
Inggris dengan penguasaankosakata 1000 untuk SMP dan 2500 kosakata untuk SMA. Pada kurikulum
bahasa Inggris 2004memang secara tersurat tidak dicantumkan jumlah kosakata yang harus dikuasai
siswa untuk setiaplevel pendidikan.Bagaimana dengan hasil pengajaran bahasa Inggris disekolah. Secara
umum pengajaran bahasaInggris hasilnya tidak memuaskan. Suwarsih dalam Abdullah Hasan (2006)
menyatakan bahwaseorang tamatan SMA yang telah belajar Bahasa Inggris selama 6 tahun,
menghabiskan hampir 900jam pelajaran bahasa Inggris di sekolah, tidak mampu menggunakan bahasa
tersebut untuk tujuanberkomunikasi .Gejala ini juga diantara mahasiswa yang belajar di perguruan
tinggi. Adakahhubungan ketidakmampuan berkomunikasi ini dengan penguasaan kosakata? Universitas
SatyaWacana pernah mengadakan penelitian tentang penguasaan kosakata bahasa Inggris untuk
tamatanSMA yang kuliah di perguruan tinggi, ternyata jumlah kosakata yang mereka kuasai rata-rata
hanya1000 kosakata. Ternyata hasil yang diperoleh tamatan SMA merupakan hasil yang
seharusnyadicapai ketika mereka tamat SMA.Dari kondisi yang disebutkan diatas, timbul pertanyaan
bagaimana pengajaran kosakata di SMA?Bagi sebahagian besar guru-guru bahasa Ingris disekolah-
sekolah tingkatan SMA pengajaran

kosakata sering menjadi masalah . Banyak guru mengeluh dengan hasil yang mereka peroleh
dalampengajaran kosakata. Seorang guru Madrasah dari suatu Kabupaten di Riau dalam sebuah
pelatihanpernah mengeluhkan bahwa muridnya melupakan hampir semua kosakata yang sudah
diajarkannyatiga bulan sebelumnya. Dan banyak lagi keluhan guru-guru tentang tidak lamanya bertahan
kosakatayang sudah dijarkan kepada para siswa yang diasuhnya.Dari pengalaman penulis selama 23
tahun mengajar Bahasa Inggris di SMA, ada strategimengajarkan kosakata yang dirasa relatif cukup
berhasil. Penulis mengajarkan kosakata melalui tigatahap, pertama setiap kosakata baru siswa harus
mencari sendiri artinya, baik dengan menanyakanpada teman ataupun dengan melihat kamus. Tahap
kedua siswa dilatih untuk menempatkankosakata tersebut untuk melengkapi kalimat yang sudah
disediakan. Tahap ketiga, setiap kata siswaharus bisa menggunakannya dalam kalimat selama satu atau
dua menit secara lisan, atau menulissetengah halaman buku dengan menggunakan kosakata baru
tersebut. Teknik yang digunakan inidirasakan cukup berhasil dalam membangun kosakata siswa, tapi
belum pemah dibuktikan dalampenelitian tertulis secara ilmiah. Dengan alasan inilah penulis tertarik
untuk mengadakan penelitiantindakan kelas untuk menguji kemanjuran dari proses tiga tahap
pengajaran kosakata tersebut.B. Rumusan MasalahBerdasarkan permasalahan diatas, perumusan
masalah adalah sebagai berikut :1. Dapatkah pengajaran kosakata melalui tiga tahap tersebut efektif di
SMA Negeri 10 Pekanbaru ?2. Dapatkah pengajaran kosakata melalui tiga tahap pengajaran
meningkatkan penguasaan kosakatabahasa Inggris siswa kelas 2 SMA Negeri 10 Pekanbaru?3. Berapa
porsentase daya serap siswa ketika diadakan penilaian sesaat setelah proses belajarmengajar
berlansung?4. Berapa posentase daya serap siswa jika diadakan penilaian dua bulas setelah proses
belajarmengajar berlansung.5. Apakah pengajaran kosakata dengan tiga tahap ini cukup efektif dan bisa
menjadi strategialternatif untuk pengajaan kosakata?C. TUJUAN PENELITIANBerdasarkan Tatar belakang
dan rumusan masalah yang dikemukan diatas, maka elitian inibertujuan untuk :2. 1. Mencari alternatif
model pengjaran kosakata bahasa Inggris untuk SMA Mengetahui seberapaefektif pengajaran kosakata
bahasa Inggris dengan pengajaran tiga tahap di SMA Negeri 10Pekanbaru3. Mengetahui perbedaan daya
serap siswa pada waktu penilaian diadakan sesaat setelah prosesberlansung dengan daya serap setelah
dua bulan proses belajar mengajar berlansung.4. Mengetahui keunggulan dan hambatan-hambatan
ketika strategi ini diterapkan.D. MANFAAT PENELITIANPenelitian ini diharap bermanfaat bagi
pengembangan strategi pengajaran Bahasa Inggris baik bagiperorangan dan instansi antara lain1. Bagi
gurua. Bahan masukan bagi guru dalam mengajar bahasa Inggris, terutama dalam
meningkatkanpenguasaan kosakata bahasa Inggris.b. Sebagai strategi alternatif bagi guru dalam memilih
strategi mengajar kosakata bahasa Inggris2. Bagi siswaa. Meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
Inggris siswa.b. Meningkatkan motivasi dalam belajar bahasa Inggris.3. Bagi sekolaha. Meningkatkan
efektifitas pengajaran bahasa Inggris dan presta~ sekolahc. Masukan bagi sekolah untuk
memaksimalkan usaha-usaha meningkatkan kemampuan guru dalammemilih strategi pengajaran yang
tepat.4. Bagi LPMPMemperkaya LPMP dengan model-model dan strategi mengajar untuk ditawarkan
kepada sekolah-sekolah.5. Bagi WidyaiswaraMeningkatkan kemampuan widyaiswara untuk melihat
secara kritis masalah-masalah pengajaran

bahasa Inggris di sekolahBAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Kerangka TeoryJeremy Harmer (Longman, 1995)
menyatakan, salah satu masalah dalam pengajaran kosakataadalah pemilihan kosakata yang tepat untuk
diajarkan pada suatu level tertentu dan siswa tertentupula. Oleh karena itu permasalahan utama dalam
pengajaran kosakata adalah bagaimanamengidentifikasi kosakata untuk diajarkan pada setiap jenjang
pembelajaran yang sesuai dengankebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Prinsip umum dalam
memilih kosakata adalah denganmempertimbangan kan factor frequency(keseringan digunakannya
kosakata tersebut). Lebih jauhJeremy Harmer menambahkan untuk dapat mengusaai kosakata, seorang
siswa seharusnya memilikipengetahuan yang berikut ini tentang satu kata, yaitu : meaning (arti), word
use, word formationdan word grammar.Meaning atau arti kata juga perlu penekanan, bahwa satu kata
dalam bahasa Inggris artinya tidakhanya satu. Contoh yang High frequency saja, book bisa berati buku
atau bisa juga memesan. Olehkarena itu seorang guru seharusnya juga melatih menetukan arti
berdasarkan konteksnya dan jugamengenalkan synonym dan antonym.Menurut Hunt dan Beghlar
(2003)menawarkan tiga pendekatan dalam pembelajaran kosakata:insidental learning (pembelajaran
kosakata untuk menyertai pelajaran reading dan listening),explicit intruction dan strategi
pengembangan kosakata yang indipendent. Sumber utama dariinsidental learningadalah extensive
reading, dimana Hunt dan Beghlar menganjurkan sebagaikegiatan yang teratur di luar kelas. Explicit
instruction bergantung kepada pengindifikasiankosakata yang sesuai level pada siswa.Sebaliknya Nation
(2003) menawarkan pendekatan yang sistimatis dibanding pendekatan insidentaldalam pengajaran
kosakata, dimana is memfokuskan bagian-bagian yang esensial dari materipembelajaran. Dia
menunjukkan beberapa kelemahan dari insidental learning dan kenyataan siswatidak bisa
memanfaatkan pembelajaran kosakata sambil lalu melalui reading. Lebih jauh lagiLebih jauh Jeremy
harmer menegaskan dalam pembelajaran kosakata ada beberapa aspek darikosakata yang harus di
kuasai oleh siswa yaitu meaning, word use, word formation, dan wordgrammar

Anda mungkin juga menyukai