Anda di halaman 1dari 15

Hal.

38-52
Jurnal Penelitian Pendidikan, ISSN 0126-4109
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paedagogia Vol. 19 No. 1 Tahun 2016

PENINGKATAN KOMPETENSI SPEAKING MONOLOG


PROCEDURE TEXT MELALUI METODE TPR plus
Speaking PADA SISWA SMP KELAS IX

Nurhadi*

SMP Negeri 2 Kradenan Grobogan

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) meningkatkan motivasi siswa dalam
pembelajaran speaking monolog procedure text dengan metode TPR plus Speaking,
dan (2)meningkatkan kompetensispeaking monolog procedure text siswa dengan
metode TPR plus Speaking. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model
Stephen Kemmis dan Mc. Taggart (1998) yang diadopsi oleh Burns(2010) dengan pola
planning-action-observation-reflection, dilanjutkan dengan siklus berikutnya berupa
revised panning-action-observation-reflection. PTK ini dilaksanakan dalam dua
siklus. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa: (1) motivasi sebagian besar siswa
meningkat setelah menggunakan metode TPR plus Speaking, dan (2) kompetensi
speaking siswa meningkat dari Prasiklus 67,21 menjadi 73,53 di siklus I,dan 77,50 di
siklus II.

Kata kunci:Speaking monolog, procedure text, TPR plus Speaking

Abstract:The aims of this study are: (1) to improve students’ motivation in


teaching and learning process of speaking on monologue procedure using TPR
plus Speaking method, and (2) to improve students’ competence in speaking on
monologue procedure using TPR plus Speaking method. The Action Research
(PTK) uses the Stephen Kemmis dan Mc. Taggart Model (1998) which is
adopted by Burns(2010) with the planning-action-observation-reflection
model, and it is continued by the revised panning-action-observation-reflection
in the next cycle. This research is conducted in 2 cycles. The data analisis
concludes that: (1) students’ motivation in teaching and learning process of
speaking on monolog procedure using TPR plus Speaking method increases,
and (2) the students’ competence at speaking improves from Precycle 67,21
becomes 73,53 in cycle I,and 77,50 in cycle II.

Keywords:monologue speaking, procedure text, TPR plus Speaking

PENDAHULUAN vasi belajar speaking bahasa Inggris


sebagian besar siswa masih relatif ren-
Saya sebagai guru bahasa Inggris
dah. Kesiapan sebagian siswa dalam
menghadapi permasalahan bahwa moti-
pembelajaran masih relatif kurang se-
*Alamat korespondensi: Jalan Kepanjen No. 6B Kuwu, Kec Kradenan Grobogan
e-mail: masnurhadikuwu@gmail.com
38
hingga keaktifan sebagian siswa dalam IX semester ganjil yaitu: ”Mengungkap-
belajar secara individu dan kelompok kan makna dalam teks lisan fungsional
masih kurang. Akibat dari permasalahan dan monolog pendek sederhana ber-
tersebut adalah kemampuan speaking bentuk procedure dan report untuk
siswa rendah, nilai ulangan speaking berinteraksi dalam konteks kehidupan
nrendah dan nilai ulangan sebagian sehari-hari” (Depdiknas, 2006:6).
besar siswa dalam bahasa Inggris masih Speaking sebagai salah satu dari
belum mencapai/ melam-paui KKM. empat keterampilan berbahasa. Jika
Hal itu mendorong guru untuk me- siswa ingin mampu berbahasa Inggris se-
lakukan penelitian tindakan kelas untuk cara lancar, seperti yang dikatakan
menemukan solusinya. Harmer (Kimtafsirah, 2009:2): Siswa
Profesor Surya dalam buku harus mampu mengucapkan dengan
berjudul Percikan Perjuangan Guru me- benar, mereka perlu memahami intonasi,
nyatakan tentang perubahan paradigma baik dalam percakapan transaksional
guru pada abad ke 21, salah satu per- maupun interpersonal. Komunikasi tran-
nyataannya mampu menyadarkan pe- saksional adalah komunikasi/atau per-
neliti untuk berkreasi didalam mem- cakapan transaksi yang menekankan
belajarkan siswa dengan cara yang kre- pada pertukaran informasi tentang
atif. Pernyataan tersebut tertulis sebagai barangjasa, atau sebaliknya. Komunikasi
berikut: ”Guru akan lebih baik tampil interpersonal berfungsi sepenuhnya
tidak lagi sebagai pengajar (teacher) untuk menjaga kelangsungan hubungan/
seperti fungsinya menonjol saat ini, komunikasi yang baik antar sesama
melainkan sebagai: pelatih, konselor, manusia. Komunikasi tidak akan terjadi
manajer belajar, partisipan, pemimpin, jika pendengar tidak dapat menerima
dan pelajar”, (Surya, 2003:334). Lebih pesan yang disampaikan oleh pembicara
mendalam dan rinci pada buku tersebut karena pronunciation kurang jelas
dijelaskan sebagai berikut: Pelatih di- sehingga terjadi miscommunication.
maksudkan guru adalah seperti pelatih Pronunciation yang jelas merupakan hal
olah raga yang banyak membantu siswa penting untuk penyampaian pesan
dalam permainan (game of learning), sehingga menjamin kelangsungan ber-
membantu siswa menguasai alat belajar, komunikasi. Berbicara tentang komuni-
memotivasi untuk kerja keras, bekerja- kasi, Hammer (dalam Kimtafsirah dkk.,
sama dengan siswa yang lain. Guru juga 2009:2) menyatakan:
belajar dari teman seprofesinya melalui Communication happens when the
metode team teaching. listener can give the response to the
Standar kompetensi bahasa speaker after the listener under-
Inggris SMP memiliki beberapa waca- stands the message given. The
na, salah satu wacana untuk kelas IX message cannot be understood when
adalah monolog procedure/ report se- pronunciation is not clear. This is the
derhana. Berikut ini adalah salah satu evidence that mispronunciation can
standar kompetensi speaking pada kelas cause the students to have misunder-

Nurhadi. Peningkatan Kompetensi Speaking Monolog.... 39


standing. (Komunikasi terjadi ketika Bahasa Inggris di SMP dan SMA bah-
pendengar dapat memberikan respon kan di SD adalah Communicative com-
pada pembicara setelah pendengar petence. Seorang guru sebaiknya men-
memahami pesan yang disampaikan. dorong dan memfasilitasi siswa untuk
Pesan ini dapat dipahami ketika mempunyai communicvatice compe-
pengucapan tidak jelas. Ini adalah tence. Hal ini dapat dilakukan dengan
bukti bahwa miskomunikasi dapat menciptakan atmofir yang kaya akan
mengakibatkan siswa salah paham). komunikasi. Berkaitan dengan hal ter-
Penilaian speaking skill dimak- sebut, Kimtafsirah (2009:6) menawar-
sudkan untuk mengukur kemampuan kan empat model pembelajaran yang
siswa dalam aspek speaking maka cara paling sesuai yaitu: CLT (Commu-
yang paling valid adalah menyuruh sis- nicative Language Teaching), CTL
wa untuk berbicara melalui dialog dan (Contextual Teaching and Learning),
monolog. Dengan berbicara. guru dapat Educational Drama dan TPR plus
mengetahui tingkat kemapuan siswa Speaking.
dalam menerapkan semua unsur kete- Metode pembelajaran TPR
rampilan berbicara seperti (kemampuan plus Speaking atau lebih dikenalTotal
mengutarakan makna yang dimaksud Physical Response (TPR) adalah Me-
dengan menggunakan kosakata, tata ba- tode pengajaran bahasa yang dibangun
hasa, dan lafal secara benar dan lancar). dengan menggabungkan antara speech
Kemampuan ini disebut unsur kemam- and action. Metode ini dilaksanakan
puan berbicara (Panjaitan,2004 :24). dengan teknik yang mencoba mengajar-
Bennu & Purnomo (2009:20) kan bahasa melalui aktivitas (motorik)
menyebutkan setidak-tidaknya ada lima fisik. Metode ini dikembangkan oleh
aspek dalam rubrik penilaian speaking James Asher, seorang professor psiko-
yaitu: (1) accent (aksen), (2) grammar logi di San Jose State University, Cali-
(tata bahasa), (3) vocabulary (kosakata), fornia.
(4)fluency (kelancaran), dan (5) Pengertian Total Physical Res-
comprehension (pemahaman). Berda- psonse (TPR) menurut Asher (1982)
sarkan pendapat tersebut dengan me- dalam Herrell (2008:69):
nyesuaikan kompetensi dasar dan indi- Total physical response is an
kator yang sesuai dengan penilaian approach to second language
speaking procedure, peneliti mene- acquisition based on first language
rapkan 4 aspek yaitu: pronunciation acquisition research. In first
(pengucapan); intonation (intonasi language acquisition, children listen
mencakup accent); fluency; accuracy and acquire receptive language
(ketepatan yang mencakup: grammar, before they attempt to speak, they
vocabulary, comprehension) (Wachi- develop understanding through
dah, 2014:16). moving their bodies, and they are not
Kimtafsirah dkk. (2009:6) me- forced to speak until they are ready.
nyatakan bahwa tujuan pembelajaran In total physical response, the

40 Jilid 19, Nomor 1 , Februari 2016, halaman 38-52


teacher gradually introduces comprehension in a low anxiety
commands, acting them out as she atmosphere. It is also highly effective
says them. The students initially in teaching vocabulary associated
respond by performing the actions as with content area knowledge. It can
the teacher demonstrates them. be used to introduce new procedures
Gradually, the teacher’s demon- and vocabulary at almost any level.
strations are removed and the
TPR adalah sebuah metode
students respond to the verbal
belajar mengajar yang menekankan otak
commands only.
bagian kanan, sementara metode meng-
ajarkan bahasa asing diarahkan belajar
Elaborasi pengertian TPR di atas
yang menekankan pada otak bagian kiri.
lebih kurang maksudnya adalah bahwa
Anak dalam menerima bahasa melalui
TPR adalah sebuah pendekatan sebuah
gerakan motorik aktivitas otak bagian
penelitian pada pemerolehan bahasa
kanan. Aktivitas otak bagian kanan ha-
target berdasarkan pada pemerolehan
rus terjadi sebelum otak bagian kiri
bahasa ibu. Pada pemerolehan bahasa
memproses bahasa untuk menghasilkan
ibu, anak mendengarkan dan mempero-
sebuah ujaran. Kemampuan siswa yang
leh bahasa sebelum mencoba berbicara,
menekankan aktivitas pada otak bagian
mereka memahaminya lewat meng-
kanan dan kiri tersebut diharapkan
gerakkan tubuh mereka, dan mereka
terjadi secara simultan pada TPR plus
tidak dipaksa berbicara sampai mereka
Speaking.
siap. Dalam TPR guru secara bertahap
Berdasarkan fenomena dan papa-
memberikan perintah, melakukan tinda-
ran teori di atas, dirumuskan permasa-
kan seperti yang diucapkan. Siswa
lahan sebagai berikut: (1) Bagaimana
memperhatikan kemudian menirukan
meningkatkan motivasi siswa dalam
gerakan dan ucapan guru, selanjutnya
pembelajaran speaking dengan menggu-
secara perlahan guru meminimalisasi
nakan metode pembelajaran TPR plus
gerakan dan meminta siswa hanya
Speaking di kelas IX F SMP Negeri 2
merespon lewat ucapan.
Kradenan Kabupaten Grobogan tahun
Total Physical Respsonse (TPR)
2016/2017; dan (2) Bagaimana mening-
menurut Krashen & Terrell (1983) ada-
katkan kompetensi speaking monolog
lah pendekatan pembelajaran yang
procedure siswa dengan menggunakan
membantu pemahaman dan juga efektif
metode pembelajaran TPR plus
dalam pembelajaran vocabulary terkait
Speaking di kelas IX F SMP Negeri 2
dengan pengetahuan. Metode ini juga
Kradenan Kabupaten Grobogan tahun
dapat diterapkan untuk pembelajaran
2016/2017?
procedure dan vocabulary di hampir
Adapun tujuan diadakan pene-
semua tingkatan seperti dalam Herrell
litian ini adalah untuk: (1) Mening-
(2008:71):
katkan motivasi siswa dalam pem-
Total physical response is an active
belajaran speaking dengan mengguna-
learning approach for supporting
kan metode pembelajaran TPR plus

Nurhadi. Peningkatan Kompetensi Speaking Monolog.... 41


Speaking di kelas IX F SMP Negeri 2 siswa dengan menggunakan metode
Kradenan Kabupaten Grobogan tahun pembelajaran TPR plus Speaking di
2016/2017; dan (2) Meningkatkan kom- kelas IX F SMP Negeri 2 Kradenan
petensi speaking monolog procedure Kabupaten Grobogan tahun 2016/2017.

KONDISI Guru : Siswa :


Belum menggunakan Hasil belajar
AWAL metode TPR plus speaking teks
speaking pada berbahasa Inggris
pembelajaran rendah
speaking
SIKLUS I
Sudah menggunakan
menggunakan metode
metode TPR plus
TINDAKAN speaking pada
TPR plus speaking pada
pembelajaran speaking
pembelajaran
tanpa multimedia
speaking

Diduga melalui SIKLUS II


penerapan metode TPR menggunakan metode
plus speaking pada TPR plus speaking pada
KONDISI pembelajaran speaking pembelajaran speaking
motivasi dan hasil dengan multimedia
AKHIR belajar siswa meningkat

Gambar 1: Kerangka berpikir penelitian tindakan kelas

Kerangka berpikir dalam pene-


litian ini berawal dari kondisi awal
bahwa motivasi dan hasil belajar
Bahasa Inggris pada aspek speaking
rendah. Metode TPR plus Speaking
yang peneliti tetapkan sebagai treatment
(tindakan) untuk mengatasinya. Imple-
mentasi metode TPR plus Speaking pa-
da siklus 1 sebagai treatment dan hasil-
nya ada peningkatan pada motivasi dan
hasil belajar siswa namun belum opti-
mal. Kemudian pada siklus 2 peneliti
Gambar 2. Siklus PTK Model Kemmis mentreatment metode TPR plus
and Mc Taggart (1988) dalam Speaking dengan memanfaatkan multi-
Burns (2010:9) media. Metode pembelajaran TPR plus

42 Jilid 19, Nomor 1 , Februari 2016, halaman 38-52


Speaking dengan memanfaatkan multi- a continuing, or iterative, spiral of
media, mampu meningkatkan kualitas cycles which recur until the action
proses dan hasil pembelajaran speaking researcher has achieved a
monolog procedure teks. Adapun ske- satisfactory outcome and feels it is
ma kerangka berpikir dalam PTK ini time to stop.
dapat dilihat pada Gambar 1 Model penelitian tindakan ini meng-
gunakan sistem spiral refleksi diri yang
METODE PENELITIAN dimulai dari rencana, tindakan, penga-
matan, refleksi, kemudian dari refleksi
PTK ini menggunakan pola dijadikan dasar untuk menentukan pe-
pendekatan siklus pembelajaran dengan rencanaan kembali pada siklus berikut-
analisis deskriptif kualitatif. Berangkat nya. Peneliti menggunakan model ini
dari permasalahan kemudian ditindak karena dianggap paling realistis dan
lanjuti dengan menerapkan metode praktis. Data awal merupakan dasar pe-
pembelajaran yang diamati, dianalisis nentuan planning-action-observation-
dan direfleksi. Hasil revisi kemudian di- reflection, kemudian disusunlah revised
terapkan pada siklus-siklus berikutnya. panning-action-observation-reflection
PTK ini menggunakan model Stephen dan seterusnya, seperti pada gambar 2.
Kemmis dan Mc. Taggart (1998) yang Sumber data untuk PTK ini berasal dari
diadopsi oleh Burns (2010:8-9): sumber data primer dan sumber data
Action Research typically involves sekunder yang meliputi:
four broad phases in a cycle of
research. The first cycle may become

Tabel 1: kriteria penilaian speaking siswa.


No Kategori Rentang Frekuensi Bobot % Rata-rata

1 Sangat baik 85-100

2 Baik 65-84
3 Cukup 55-64

4 Kurang 0-5

1. Nilai kompetensi speaking mono- menggunakan metode pembelajaran


log procedure siswa sebelum pene- TPR plus Speaking.
liti menggunakan metode pembela- 3. Nilai siswa setelah siklus II yaitu
jaran TPR plus Speaking sebagai setelah peneliti menggunakan me-
kondisi awal. tode pembelajaran TPR plus
2. Nilai siswa pada siklus I yaitu speaking dilengkapi dengan multi-
kompetensi speaking monolog media dengan memperbaiki kele-
procedure siswa setelah peneliti mahan yang ada pada siklus I.

Nurhadi. Peningkatan Kompetensi Speaking Monolog.... 43


4. Nilai proses pembelajaran siswa mengolah data hasil belajar untuk me-
kondisi awal, siklus I dan siklus II. ngetahui peningkatan kompetensi spea-
king siswa. Berikut adalah kriteria peni-
Teknik analisis data yang dilakukan laian speaking siswa peneliti meng-
adalah analisis kualitatif dan kuantitaif. gunakan metode pembelajaran TPR plus
Analisis kualitatif dipergunakan untuk speaking di lengkapi dengan multi-
mengelolah data hasil pengamatan se- media dengan memperbaiki kelemahan
lama proses pembelajaran, sedangkan yang ada pada siklus I.
analisis kuantatif dipergunakan untuk

Tabel 2: Data Penyebaran Nilai Perolehan Pada Pra-Siklus


No Kategori Rentang Frek Bobot Prosentase Rata-rata Kategori
skor skor

1 Sangat Baik 85-100 0 0 0,00% ∑bobot Baik


skor/∑siswa
2 Baik 65-84 26 1825 76,47% =
3 Cukup 55-64 7 410 20,59%
4 Kurang 0-54 1 50 2,94% 67,21
Jumlah 34 2285 100,00%

HASIL P DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan dilakukan


dalam waktu 2 kali 40 menit dengan
Gambaran Siklus I langkah-langkah pembelajaran sebagai
Persiapan Tindakan berikut:
Guru menyusun Rencana Pe- a. Di awal pembelajaran setelah
laksananaan Pembelajaran (RPP) ber- melakukan checking for the roll,
dasarkan silabus yang telah disusun menyapa dengan greetings: Good
sebelum melaksanakan tindakan. Secara morning, How are you, dll guru
bersama-sama tim peneliti dan seorang menyampaikan tujuan pembe-
pengamat selaku anggota menyusun lajaran dan bertanya-jawab seder-
rencana pembelajaran bahasa Inggris hana tentang kegiatan sehari-hari
lisan monolog procedure lisan seder- siswa
hana yang berterima menggunakan me- b. misalnya beberapa frase: open the
tode pembelajaran TPR plus Speaking. book; close the door; write your
Guru juga menyiapkan beberapa instru- name; pour the water; boil the
men dan alat peraga seperlunya untuk water dll.
memperlancar kegiatan pada siklus 1. c. Guru menuliskan beberapa frasa
Pelaksanaan Tindakan yang dipahami artinya dengan
ilustrasi gerakan yang dilakukan
guru, kemudian guru meminta

44 Jilid 19, Nomor 1 , Februari 2016, halaman 38-52


seluruh siswa melakukan tindakan tujuan dan manfaat pembelajaran
sesuai perintah guru: Stand up; monolog procedure untuk men-
Turn around;Turn left; Show me diskripsikan aktivitas tertentu
your book; Show me your pen; yang biasa kita lakukan sehari-
Point the door; Point you nose; hari.
Raise your hand; Jump up; Sit b. Secara antusias anak-anak mem-
down. praktekkan instruksi yang disam-
d. Guru melakukan refleksi pem- paikan guru. Agak berisik dan
belajaran dengan curah pendapat gaduh saat melakukan instruksi
tentang macam dan jenis kata guru seperti Stand up; Turn
kerja yang dipakai dan dicatat di around;Turn left; Show me your
buku pribadi siswa. book; Show me your pen; Point
e. Untuk mempermudah siswa da- the door; Point you nose; Raise
lam merancang teks procedure your hand; Jump up; Sit down.
maka guru mengajak siswa secara c. Aktivitas siswa selanjutnya
berkelompok (3 orang) menye- adalah mencatat kosa-kata penting
butkan kembali hal-hal esensi seperti: take, wash, put, peel,
untuk dideskripsikan dan ditulis pour, cut, blend, devide, add,
dalam clue-clue untuk menyusun press, turn on, turn off, take out,
sebuah teks procedure. How to dll.
make a cup of tea; How to make a d. Kegiatan selanjutnya siswa secara
glass coffee; How to make a glass berkelompok merancang sebuah
of milk. teks procedure sederhana. Guru
f. Untuk memperluas pengeta- berkeliling kelas membim-bing
huan atau pengalaman maka siswa siswa dalam kelompok tersebut.
secara berkelompok maju ke de- e. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan
pan kelas untuk mempresentasi- kelompok tersebut adalah masing-
kan kerja kelompoknya. masing kelompok mempresen-
g. Kegiatan paling akhir, guru tasikan hasil kerjanya di depan
melakukan penilaian individu. Hal kelas.
ini dilakukan dengan cara setiap f. Kegiatan penilaian dilakukan de-
siswa secara individu melakukan ngan penilaian proses yang dila-
monolog sederhana tentang teks kukan siswa dalam kelompok dan
procedure: How to make a cup of pada waktu mereka mempresen-
tea; How to make a glass coffee; tasikan. Aspek yang dinilai adalah
How to make a glass of milk, atau aspek pemahaman, pronunciation,
yang lain. fluency.
Observasi Analisis dan refleksi
a. Pada awal pembelajaran siswa Pada tahap refleksi, peneliti
terlihat sangat senang dan antusias bekerja sama dengan teman sejawat
mendengarkan penjelasan guru sebagai kolaborator untuk mencatat

Nurhadi. Peningkatan Kompetensi Speaking Monolog.... 45


semua kelebihan dan kekurangan pada belajaran dengan metode TPR plus
perbaikan pembelajaran Siklus I, seba- Speaking mengalami peningkatan.
gai dasar untuk menyusun langkah per- Kekurangan dalam Siklus I :
baikan pada Siklus II. a. Rata-rata kelas belum memenuhi
Kelebihan dalam Siklus I: standar ketuntasan klasikal yang
a. Rata-rata kelas bisa meningkat dari ditargetkan oleh guru.
67,21 menjadi 73,53. b. Masih ada beberapa siswa yang
b. Ketuntasan kelas bisa lebih me- belum mampu melakukan mono-
ningkat dari 32,35% menjadi 58,88 log sederhana text procedure dari
%. keseluruhan siswa sejumlah 34
c. Kemampuan siswa dalam melaku- siswa. Data penyebaran nilai pero-
kan monolog sederhana teks lehan dapat dilihat pada tabel
procedure setelah mengikuti pem- berikut.

Tabel 3: Data Penyebaran Nilai Perolehan Pada Perbaikan Siklus I


No Kategori Rentang Frek Bobot Persentase Rata-rata Kategori
skor skor
1 Sangat 85-100 0 0 0,00% ∑bobot Baik
Baik skor/∑siswa
2 Baik 65-84 34 2500 100,00% =
3 Cukup 55-64 0 0 0,00%
4 Kurang 0-54 0 0 0,00% 73,53
Jumlah 34 2500 100,00%

Gambaran Siklus II kerja lainnya seperti: “prepare, fold,


like this, divide, mix, wait, wash, write,
Persiapan Tindakan show, etc.” RPP dilengkapi dengan
Pada siklus II ini RPP bahasa bahan ajar, media pembelajaran berupa
Inggris lisan monolog procedure lisan tayangan video yang akan ditayangkan
sederhana yang berterima menggunakan lewat LCD dan alat penilaian.
metode TPR plus Speaking sebagai Pelaksanaan Tindakan
aktivitas lanjutan dari siklus I antara Pelaksanaan tindakan dilakukan
lain: Topik bahasan tentang How to dalam waktu 2 kali 40 menit dengan
make a plane paper, How to borrow a langkah-langkah pembelajaran sebagai
book from the library, How to pay berikut:
school fee. Target kosakata/ kalimat a. Di awal pembelajaran setelah me-
yang harus diungkapkan dalam mono- lakukan checking for the roll,
log descriptive kali ini sejumlah 7 greetings: Good morning, How
kalimat dan perbaikan pengucapan pada are you, dll guru memperkenal-
kata “How”, dan kata beberapa kata kan tujuan pembelajaran dan guru

46 Jilid 19, Nomor 1 , Februari 2016, halaman 38-52


bertanyajawab sederhana tentang dideskripsikan dan ditulis dalam
kegiatan sehari-hari siswa clue-clue untuk menyusunnya
b. Untuk membangkitkan motivasi menjadi sebuah teks procedure.
dan mengurangi kejenuhan setelah How to make a plane paper, How
kegiatan sebelumnya, guru me- to borrow a book from the library,
lakukan pemodelan dengan me- How to pay school fee.
mutarkan potongan video berupa f. Untuk memperluas pengetahuan
contoh-contoh monolog lisan se- atau pengalaman maka siswa se-
derhana teks procedure yang di cara berkelompok maju ke depan
instalkan di Lap Top untuk di- kelas untuk mempresentasikan
putar di LCD untuk diperhatikan kerja kelompoknya.
oleh siswa. g. Kegiatan paling akhir, guru mela-
c. Guru menayangkan ulang bebe- kukan penilaian individu, hal ini
rapa frase yang disertai gambar dilakukan dengan cara setiap sis-
untuk dianalisa dan dipahami arti- wa secara individu melakukan
nya dengan ilustrasi gerakan yang monolog sederhana tentang teks
dilakukan guru, kemudian guru procedure. Teks monolog tersebut
meminta seluruh siswa melakukan semisal How to make a plane
tindakan sesuai perintah guru paper, How to borrow a book
yang disampaikan dalam bahasa from the library, How to pay
Inggris. Kata-kata atau frasa ter- school fee atau yang lain.
sebut : ”prepare, fold, like this, Observasi
divide, mix, wait, wash, write, a. Pada awal pembelajaran siswa
show, etc.” Kegiatan tersebut terlihat sangat senang dan antu-
dilanjutkan dengan guru meminta sias.
siswa untuk menirukan peng- b. Anak-anak antusias mempraktik-
ucapan dan memberi kesempatan kan instruksi yang disampaikan
siswa untuk memahami sambil guru. Metode TPR plus Speaking
melakukan gerakan-gerakan ilus- dengan gambar dan video pada
trasi seperlunya untuk memper- LCD dapat membangkitkan moti-
kuat daya ingat mereka. vasi.
d. Guru melakukan refleksi pembe- c. Anak-anak menyaksikan tayangan
lajaran dengan curah pendapat potongan video dengan begitu
tentang macam-macam dan jenis bersemangat.
kata kerja yang dipakai dalam d. Aktivitas siswa selanjutnya adalah
tayangan. mencatat kosa-kata penting yang
e. Untuk mempermudah siswa me- digunakan dalam potongan video.
rancang teks procedure maka Kosa-kata atau frasa tersebut :
guru mengajak siswa secara ber- ”prepare, fold, like this, divide,
kelompok (4 orang) menyebutkan mix, wait, wash, write, show, take,
kembali hal-hal esensi untuk wash, put, peel, pour, etc.”

Nurhadi. Peningkatan Kompetensi Speaking Monolog.... 47


e. Kegiatan selanjutnya siswa secara c. Kemampuan siswa dalam spea-
berkelompok merancang sebuah king-procedure setelah mengikuti
teks procedure sederhana. Guru pembelajaran dengan metode TPR
berkeliling kelas membimbing plus Speaking dengan me-
siswa. manfaatkan multimedia menga-
f.Kegiatan penilaian proses yang lami peningkatan.
dilakukan siswa dalam kelompok Kekurangan dalam Siklus II :
dan pada waktu mereka mem- a. Masih ada beberapa nilai siswa di
presentasikan. Aspek yang dinilai kelas IX F belum mencapaiKKM.
adalah aspek pemahaman, pro- b. Masih ada beberapa siswa yang
nunciation, fluency. belum mampu melakukan mono-
Analisis dan refleksi log sederhana text procedure
Kelebihan dan kekurangan pada dengan baik dan lancar.
perbaikan pembelajaran Siklus II hasil Untuk lebih memperjelas pe-
diskusi peneliti dan kolaborator adalah: nyebaran nilai perolehan siswa dan
Kelebihan dalam Siklus II: peningkatannya setelah perbaikan pem-
a. Rata-rata kelas bisa meningkat belajaran, pada tabel berikut.
dari 73,53 menjadi 77,50.
b. Ketuntasan kelas terlcapai karena
terjadi peningkatan dari 55,88 %
menjadi 76,47 %.

Tabel 4: Data penyebaran nilai perolehan pada perbaikan siklus II

No Kategori Rentang Frek Bobot Prosentase Rata-rata Kategori


skor skor

1 Sangat Baik 85-100 8 680 23,53% ∑bobot Baik


skor/∑siswa
2 Baik 65-84 26 1955 76,47%
=
3 Cukup 55-64 0 0 0,00%
4 Kurang 0-54 0 0 0,00% 77,50
Jumlah 34 2635 100,00%

Pembahasan Siklus I dan II siklus menjadi 73,53 pada siklus I dan


Data yang peneliti peroleh adalah menjadi 77,50 pada siklus II.
adanya peningkatan yang sig-nifikan Ketuntasan kelas bisa meningkat dari
pada kompetensi speaking procedure 32,35% pada prasiklus menjadi 55,88 %
text. Peningkatan tersebut adalah rerata pada siklus I.dan menjadi 76,47 % pada
kelas meningkat dari 67,21 pada pra- siklus II.

48 Jilid 19, Nomor 1 , Februari 2016, halaman 38-52


Secara kuantitatif hasil penye- 0,29 dibandingkan penilaian pada
baran analisis per aspek dapat dipa- siklus I = 3,35 artinya siswa
parkan lebih rinci penyebarannya dari umumnya cukup lancar pada sik-
siklus I dan II adalah sebagai berikut: lus I dan pada siklus II menjadi
a. Skor rerata pengucapan pada sik- lebih baik/lancar.
lus II = 4,24. Artinya ada pe- d. Skor rerata accuracy pada siklus
ningkatan 0,26 dibandingkan pe- II = 3,62. Artinya, ada
nilaian siklus I = 3,97 artinya sis- peningkatan 0,15 dibandingkan
wa umumnya sudah cukup baik penilaian pada siklus I=3,47 siswa
dalam pengucapan dan pada sik- umumnya sudah cukup akurat
lus II menjadi lebih baik. dalam pemilihan kata, makna dan
b. Skor rerata intonasi pada siklus II pada siklus II menjadi lebih baik.
= 4,00. Artinya ada peningkatan Pembahasan ini berkaitan de-
0,12 dibandingkan penilaian pada ngan peningkatan kompetensi speaking
siklus I = 3,88 dan intonasi siswa dari hasil tes kompetensi speaking pada
pada umumnya sudah cukup baik prasiklus, dan pada kondisi setelah dila-
pada silklus I dan pada siklus II kukan tindakan pada siklus I dan II.
menjadi lebih baik. Berikut ini hasil tes kompetensi
c. Skor rerata fluency pada siklus II speaking pada prasiklus, siklus I dan II:
= 3,65. Artinya ada peningkatan .

Tabel 5: Peningkatan Rerata Nilai dan Ketuntasan Klasikal Prasiklus, Siklus I dan II.

Rata-rata Nilai Peningkatan Rata-rata Prosentase Peningkatan


Rata-rata
Pra-Siklus Siklus I Siklus II PS-SI SI- PS-SII PS-SI SI-SII PS-SII
(PS) (S I) (SII) SII
67,21 73,53 77,50 6,32 3,97 10,29 9,41% 5,40% 15,32%
Ketuntasan Klasikal Prosentase Peningkatan Ketuntasan Klasikal
Pra-Siklus (PS) Siklus I Siklus II PT-SI (%) SI-SII (%) PT-SII (%)
(S I) (SII)
32,35% 55,88% 76,47% 23,53% 20,59% 44,10%

Tabel di atas mendiskripsikan 5,40% dari siklus I (baik). Nilai rata-


peningkatan nilai rata-rata speaking rata kelas dari prasiklus ke siklus I
pada prasiklus mencapai 67,21 (baik), mengalami peningkatan sebesar 10,29
pada siklus I mencapai 73,53 atau me- atau sebesar 15,32%. Ketuntasan klasi-
ningkat 6,32atau sebesar 9,41% dari kal pada prasiklus 32,35% menjadi
pra-siklus. Namun demikian rerata nilai 55,88% pada siklus I atau meningkat
tersebut belum mencapai KKM yaitu sebesar 23,53% dan pada siklus II
75.Nilai rata-rata speaking pada siklus II menjadi 76,47% atau meningkat sebesar
mencapai 77,50 meningkat 3,97 atau 20,59%. Peningkatan dari pra-siklus ke

Nurhadi. Peningkatan Kompetensi Speaking Monolog.... 49


siklus II sebesar 44,10%. Peningkatan siklus II dapat dilihat pada diagram
hasil tes pada prasiklus, siklus I dan berikut:

Gambar 3. Perbandingan Hasil Tes speaking Prasiklus, Siklus I dan II

Berikut adalah histogram yang men- IX-F dan perbandingan antara hasil ob-
deskripsikan secara lebih jelas tentang servasi pada siklus I dan siklus II:
peningkatan yang dialami siswa kelas

Gambar 4. Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan II

Perubahan motivasi, sikap dan dibandingkan antara hasil observasi


tingkah laku siswa selama pembelajaran pada siklus I dan siklus II Tabel 6 dan
speaking menggunakan metode TPR 7 berikut:
plus speaking, secara jelas dapat

50 Jilid 19, Nomor 1 , Februari 2016, halaman 38-52


Tabel 6. Peningkatan Skore Hasil Angket Jurnal dari Siklus I ke Siklus II.
No Aspek Siklus I Siklus II Peningkat
an
1 Kesiapan siswadalam pembelajaran speaking 18 20 2
monolog teks procedure

2 Keaktifan siswa dalam mendengarkan 22 25 3


penjelasan guru

3 Keaktifan siswa selama kegiatan 19 23 4


pembelajaran berlangsung

4 Respon siswa ketika pembelajaran speaking 28 30 2


dengan metode TPR plus speaking

Keaktifan siswadalam presentasi


5 pembelajaran speakingmonolog teks 23 26 3
procedure

Rata-rata 22 24,8 8,24

Tabel 7. Prosentase Peningkatan Hasil Angket Jurnal dari Siklus I ke Siklus II.
No Aspek Siklus I Siklus II Peningkatan
(%) (%) (%)
1 Kesiapan siswadalam pembelajaran 52,94 58,82 5,88
speaking monolog teks procedure

2 Keaktifan siswa dalam mendengarkan 64,71 73,53 8,82


penjelasan guru

3 Keaktifan siswa selama kegiatan 55,88 67,65 11,76


pembelajaran berlangsung

4 Respon siswa ketika pembelajaran 82,35 88,24 5,88


speakingdengan metode TPR plus speaking

Keaktifan siswadalam presentasi


5 pembelajaran speaking monolog teks 67,65 76,47 8,82
procedure
Rata-rata 64,71 72,94 8,24

KESIMPULAN siswa selama pembelajaran dengan


metode TPR plus Speaking dilengkapi
Berdasarkan hasil penelitian dan dengan pemanfaatan multimedia ter-
pembahasan peneliti membuat sim- bukti mampu meningkat ke arah yang
pulan: (1) motivasi, sikap dan perilaku

Nurhadi. Peningkatan Kompetensi Speaking Monolog.... 51


lebih baik dan positif; (2) metode TPR meningkat menjadi 55.88% (siklus II)
plus Speaking, yaitu metode pengajaran dan 76,47% (siklus II).
Bahasa Inggris yang dibangun dengan Peneliti menyarankan kepada
menggabungkan antara speech and pembaca khususnya para guru Bahasa
action yang kemudian telah mengalami Inggris untuk: (1) Mempraktekkan
beberapa modifikasi dan penyesuaian metode TPR plus Speaking dalam pem-
dengan tujuan pembelajaran, telah belajaran speaking, hasilnya akan lebih
terbukti mampu meningkatkan kualitas maksimal jika metode tersebut dalam
hasil dan proses pembelajaran bahasa implementasinya dilengkapi dengan pe-
Inggris aspek speaking yang meliputi nggunaan media/multimedia pembela-
peningkatan rerata nilai pada data awal jaran yang relevan yang mampu me-
sebesar 67,21 menjadi 73,53 (siklus I) ningkatkan motivasi siswa; (2) peneliti
dan meningkat lagi menjadi 77,50 lain yang mengembangkan penelitian
(siklus II), rerata nilai ketuntasan sejenis, dapat menggunakan hasil pe-
klasikal juga mengalami peningkatan nelitian ini sebagai referensi dan pe-
dari semula 32,35% (data awal) mbanding atau penelitian terdahulu
yang relevan.

DAFTAR PUSTAKA

Bennu, Mansyur & Purnomo, Agus. (2009). Language Assessment. Ditjen PMPTK,
Jakarta: Depdiknas.

Burns, Anne. (2010). Doing Action Research in English Language Teaching; A Guide
for Practitioners. First Edition.New York and London: Routledge Taylor &
Francis Group.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Lampiran Permendiknas no


22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas

Herrell, Adrienne L & Jordan, Micheal. (2008). Fifty strategies for Teaching English
Language Learners. Third Edition. New Jersey: Pearson Merrill Prentice-Hall.

Kimtafsirah, Zainal, & Yahmawati. (2009). Teaching Speaking. Ditjen PMPTK,Jakarta:


Depdiknas.

Panjaitan, Mutiara O. (2004). Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris SMP. Jakarta:


Depdiknas.

Surya,M.( 2003). Percikan Perjuangan Guru. Semarang, Aneka Ilmu.

Wachidah, Siti. (2014). When English Rings a Bell: buku guru, Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan: Jakarta

52 Jilid 19, Nomor 1 , Februari 2016, halaman 38-52

Anda mungkin juga menyukai