LK 1.2. Eksplorasi Masalah
LK 1.2. Eksplorasi Masalah
No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
. telah
diidentifikasi
1 Kesulitan Hasil Kajian Literatur. Lebih lanjut setelah dilakukan analisis
Pronounciation masalah Peserta didik masih mengalami
Menurut Cuq Gruca (2022) dan Eckman kesulitan mengucapkan bunyi
Gejalanya: (2004) Bahwa seseorang tidak berupaya vocal/konsonan adalah karena:
1. Siswa mengujarkan sesuatu bunyi disebabkan 1. Guru belum menemukan cara untuk
mengalami tidak berhasil menangkap bunyi, yang mengajarkan Prounounciation Bahasa
kesulitan didengar tersebut. Kemungkinan Perancis secara tepat
karakteristik yang didengar oleh subjek 2. Guru mengajarkan penulisan dari
mengucapkan
adalah karakteristik yang terdapat dalam beberapa kata Bahasa Perancis, bukan
bunyi system bunyi Bahasa pertama mereka. pengucapannya terlebih dahulu
vocal/konsona 3. Siswa kurang berlatih mengucapkan
n tertentu Menurut Schmitz (1991), Aoki, pronounciation Bahasa Perancis
2. Siswa Detey dan Kawaguchi (2012), Detey et al.
cenderung (2011), dan Racine et al. (2010) Bahwa
menggunakan bentuk yang sama atau hampir sama dalam
Pronoun bahasa pertama dipilih oleh pelajar apabila
Bahasa mereka berhadapan dengan struktur yang
Indonesia dan tidak terdapat dalam bahasa pertama.
Bahasa Strategi pemindahan yang digunakan oleh
Inggris dalam pelajar juga menunjukkan bahwa Bahasa
membaca Pertama menjadi sumber rujukan apabila
kata/kalimat sesuatu bentuk atau struktur Bahasa sasaran
Bahasa tersebut tidak ada dalam Bahasa pertama.
Perancis
Jurnal Ilmiah Analisis Penguasaan
Bahasa Perancis oleh Pelajar Melayu
http://bit.ly/40HYruE
Orang Indonesia pada akhirnya dapat
dikatakan dwibahasawan, karena ia tumbuh
dengan Bahasa daerahnya dan tentunya
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa resmi.
Belum lagi ditambah dengan dipelajarinya
Bahasa asing di sekolah maupun perguruan
tinggi ataupun Lembaga lainnya.
Banyak ahli berpendapat bahwa
kedwibahasaan merupakan penguasaan dan
penggunaan dua Bahasa atau lebih oleh
seseorang penutur. Dalam keadaaan Bahasa
berkontak ada kecenderungan pada
dwibahasawan untuk mempersamakan hal-
hal yang ada pada Bahasa satu dengan hal-
hal yang ada pada Bahasa lain, bahkan
kadang-kadang terjadi pencampurbauran
kedua system Bahasa terjadi interferensi.
Bahasa Perancis sebagai salah satu Bahasa
asing yang diajarkan di Indonesia,
merupakan salah satu Bahasa yang
memiliki sistem bunyi yang cukup
kompleks untuk dipelajari. Interferensi
kerap muncul baik itu dari system bunyi
konsonan maupun vocal yang disebabkan
oleh latar belakang penguasaan Bahasa
pertama, misalnya Bahasa sunda atau
Bahasa Indonesia, maupun oleh latar
belakang penguasaan terhadap Bahasa
Inggris. Fakta mengenai ini telah
ditunjukkan oleh hasil penilitian Mutiarsig
(2009)
https://media.neliti.com/media/publications/
117751-ID-pembelajaran-pelafalan-bahasa-
perancis-m.pdf
Dalam mencermati bunyi-bunyi Bahasa
asing yang tidak terdapat dalam Bahasa
Indonesia, para pengajar wajib mengetahui
cara dan tempat artikulasi bunyi tersebut.
Pengetahuan dan kesadaran akan hal itu,
yang diikuti usaha-usaha untuk mengoreksi
kesalahan pelafalan yang terjadi, akan turut
mempercepat proses pembelajaran Bahasa
asing sekaligus menghindari kesalahan
yang akut. (Baskoro:2003)
https://bit.ly/3QK4IS4
Hasil Wawancara
Berikut ini hasil wawancara :
a. Yusmato, S.Pd (Ketua MGMP
Bahasa Perancis Kab.Jepara)
- Kultur budaya kita berbeda
dan hal itu berpengaruh pada
aksen, pengucapan dan irama.
Hasil Wawancara
Berikut ini hasil wawancara :
a. Rofiq Prihanto, M.Pd (Guru
Bahasa Perancis MAN 1 Jepara)
- Karena ucapan dengan tulisan
berbeda,kesulitan
mengkonjugasikan ada di
verba irregular, yang menurut
siswa sulit untuk dihafalkan.
Hasil Wawancara
Berikut ini hasil wawancara :
a. Yusmato, S.Pd (Ketua MGMP
Bahasa Perancis Kab,Jepara)
- Siswa berpikir kegunaan Bahasa
Perancis di lingkup pekerjaan
tidak banyak, baik di sector
pariwisata maupun di sector
industry, juga di jalur Pendidikan,
perubahan kurikulum sangat tidak
menguntungkan.
a. Rofiq prihanto, S.Pd, M.Pd (Guru
Bahasa Perancis MAN 1 Jepara)
Sebagian siswa kurang
termotivasi/kurang minat karena
merasa tidak ada keunikan dalam
bahasa Perancis, semisal ada yang
termotivasi karena accent nya
yang unik, ada yg termotivasi
gara-gara bola, Kylian Mbappé
Hasil wawancara
Berikut ini hasil wawancara :
a. Siti Alfiah, S.Pd, (Guru Bahasa
Perancis SMAN 1 Karangtengah)
Siswa kurang termotivasi belajar
Bahasa Perancis karena mereka
tujuannya tidak kuliah, melainkan
bekerja.
b. Rofiq prihanto, S.Pd, M.Pd (Guru
Bahasa Perancis MAN 1 Jepara)
Sebagian siswa kurang
termotivasi/kurang minat karena
merasa tidak ada keunikan dalam
bahasa Perancis, semisal ada yang
termotivasi karena accent nya
yang unik, ada yg termotivasi
gara-gara bola, Kylian Mbappé
7 Lingkungan Belajar Lingkungan belajar di bagi menjadi dua Lebih lanjut setelah dilakukan analisis
kurang kondusif yang terdiri dari lingkungan fisik atau masalah Lingkungan belajar kurang kondusif
Gejala tempat dimana pembelajar itu belajar, karena :
- Siswa sulit apakah tempat dimana pembelajar itu 1. Sekolah berada dilingkungan pabrik
berkonsentrasi belajar, apakah tempat belajar itu nyaman mebel
terhadap PBM atau tidak, pengap atau tidak, teratur atau 2. Sarana dan Prasarana di SMK Al
tidak, berisik atau tidak dan lingkungan Hidayah kurang memadai, seperti
social yang terdiri dari lingkungan tidak adanya kipas di dalam kelas
sepermainan, lingkungan sebaya dan
kelompok belajar (Suradi 2015:52)
Pengalaman telah banyak membuktikan
bahwa lingkungan kelas atau sekolah yang
panas menyebabkan anak didik gelisah hati
untuk keluar kelas daripada mengikuti
pelajaran di dalam kelas, selain itu
lingkungan di luar sekolah juga dapat
mendatangkan masalah tersendiri dalam
belajar. Pembangunan sekolah yang berada
pada hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan
kegaduhan suasana kelas (Djamarah, 2011 :
178-179)
Sumber
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jupe/a
rticle/view/16008/14533
Wawancara
Udvi, M.Pd.I Kepala Sekolah SMKS Al
Hidayah Jepara :
Lingkungan balajar di SMKS Al Hidayah
memang belum kondusif, seperti
bersinggungan dengan pabrik mebel, sarana
dan prasarana di SMK Al Hidayah kurang
memadai, namun sebisa mungkin kami
mencari solusi.
8 Kurangnya Degeng (2004) melihat kualitas Lebih lanjut setelah dilakukan analisis
penggunaan pembelajaran dari dua segi yaitu segi proses masalah :
Tehnologi dalam dan hasil pembelajaran. Sedangkan upaya 1. Guru menggunakan metode
PBM Bahasa untuk memperbaiki kualitas proses konvensional
Perancis pembelajaran mengarah kepada munculnya 2. Guru mengajar tidak memanfaatkan
Gejala : prakarsa baik dari peserta didik maupun Tekhnologi dalam PBM Bahasa
- Guru tidak tenaga pendidik. Berkaitan dengan proses Perancis
memnggunakan pembelajaran seperti apa yang disampaikan 3. Guru belum banyak mengenal
tehnologi oleh Degeng (2004), maka Miarso (2004) Platform/ Situs Internet tentang
mengatakan factor yang berpengaruh atau pembelajaran Bahasa Perancis yang
dalam PBM
mendukung terwujudnya proses
Bahasa pembelajaran yang berkualitas dalam upaya menarik
Perancis mencapai tujuan pendidikan, salah satu
- Siswa merasa diantaranya adalah penggunaan atau
bosan selama pemanfaatan teknologi informasi dan
pembelajaran komunikasi dalam proses Pendidikan dan
- Siswa hanya pembelajaran
menggunakann https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jkpp/a
internet untuk rticle/view/1917/2022
bermain game Wawancara
dan Sosmed Udvi, M.Pd.I Kepala Sekolah SMKS Al
Hidayah Jepara :
Guru sebisa mungkin menguasai tehnologi,
agar lebih menarik pada proses belajar
mengajar, khususnya Bahasa Perancis,
terdapat LAB computer yang bisa
dimanfaatkan.