Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ardian Maulana

NIM : 2101420035
Rombel : PBSI 02 2020

ANALISIS KESALAHAN FONETIS DALAM PROGRAM KELAS INTERNASIONAL


NET TV EPISODE SATU “PERKENALAN” DAN EPISODE DUA “MENGENAL
INDONESIA”

Yuliana Putri1, Dewi Santoso2, Muji Ratnasari3, Eka Kusumawati4


1
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES
2
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPGRIS
3
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES
4
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNS

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan hasil analisis kesalahan pelafalan bahasa
Indonesia pada program “Kelas Internasional” NET TV Episode satu “Perkenalan” dan
Episode dua “Mengenal Indonesia.” Tayangan Kelas Internasional merupakan tayangan
televisi tentang Pembelajaran Bagi Penutur Asing (BIPA). Dalam tayangan tersebut terdapat
percakapan yang dilakukan oleh mahasiswa yang berasal dari berbagai Negara. Penelitian ini
menggunakan metode dan teknik pengumpulan data berupa teknik simak dan teknik catat.
Teknik simak dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan data dengan menyadap
menggunakan bahasa dari seseorang. Dalam teknik simak pada penelitian ini menggunakan
teknik lanjutan yaitu Simak Bebas Libat Cakap yang memungkinkan peneliti menyimak
percakapan yang terjadi pada tayangan Kelas Internasional. Kemudian menggunakan teknik
catat, dalam penelitian ini peneliti mencatat hasil percakapan dalam tayangan Kelas
Internasional Episode 1 dan 2. Dalam penggunaan teknik catat ini, peneliti mendapatkan data
berupa kesalahan pelafalan yang terjadi pada tokoh Kelas Internasional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa banyak terjadi kesalahan pelafalan bahasa Indonesia yang dituturkan
oleh mahasiswa asing maupun mahasiswa Indonesia. Kesalahan pelafalan Bahasa Indonesia
tuturan mahasiswa asing dominan dilafalkan oleh Kotaro mahasiswa dari Jepang dan
Lingling mahasiswa dari Cina. Kotaro yang tidak bisa melafalkan huruf ‘l’ (baca : el)
sehingga dilafalkan menjadi ‘r’ (baca : er) dan Lingling yang tidak bisa melafalkan huruf ‘r’
(baca : er) sehingga dilafalkan menjadi ‘l’ (dibaca el). Kesalahan pelafalan orang asli
Indonesia dominan dilafalkan oleh Ibu Kantin karena faktor bahasa daerah yaitu Bahasa
Betawi yang biasanya melafalkan huruf ‘a’ menjadi ‘e.’

Kata kunci: Kesalahan fonetis, fonologi, Kelas Internasional

ABSTRACT

This study aims to describe the results of the analysis of Indonesian pronunciation errors in
the "International Class" program NET TV Episode one "Introduction" and Episode two
"Getting to Know Indonesia." International Class TV shows are television shows about
Learning For Foreign Speakers (BIPA). In the program there were conversations conducted
by students from various countries. This research uses data collection methods and
techniques in the form of listening and note taking techniques. The listening technique in this
research is to get data by tapping into someone's language. In referring to the technique in

1
this study using an advanced technique, namely Listen Free and Involved, which allows
researchers to listen to the conversation that occurs in the International Class program. Then
using note-taking techniques, in this study researchers recorded the results of conversations
in the shows International Classes Episode 1 and 2. In the use of this note-taking technique,
researchers get data in the form of pronunciation errors that occur in International Class
figures. The results showed that there were many Indonesian pronunciation mistakes that
were spoken by foreign and Indonesian students. Indonesian pronunciation errors are
dominated by foreign students from Kotaro, students from Japan and Lingling students from
China. Kotaro who cannot pronounce the letter 'l' (read: el) so that it is pronounced as 'r'
(read: er) and Lingling who cannot pronounce the letter 'r' (read: er) so that it is pronounced
as 'l' (read: el) . The pronunciation error of Indonesian native people is dominantly
pronounced by Mrs. Kantin because of the factor of regional languages namely Betawi
Language which usually pronounces the letters 'a' to 'e.'

Keywords: Phonetic error, phonology, International Class

PENDAHULUAN ada ketidaklancaran. Hal tersebut


Berbicara merupakan aktivitas yang disebabkan adanya kegugupan (stuttering),
dilakukan oleh setiap manusia berupa kelumpuhan otak (cerebral palsied),
lisan. Berbicara merupakan kemampuan afasia, disleksia, disatria dan lain
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau sebagainya. Masalah ketidaklancaran ini
kata yang mampu menyatakan pendapat, akan membuatnya sukar berbicara kepada
mengekspresikan jiwa, gagasan dan lawan bicaranya untuk merespons dengan
pemikiran. Kemampuan berbicara pasti baik. Namun, dengan dilatihnya sedikit
dapat menghasilkan suatu bunyi atau demi sedikit mampu menghilangkan rasa
fonetik (Mansur, 2008: 8). Fonetik kekurangan dari yang disebutkan tersebut.
merupakan bidang kajian menelaah Pada era globalisasi ini, Bahasa
bagaimana manusia dapt menghasilkan Indonesia banyak diminati oleh penutur
suatu bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, asing. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
gelombang ujaran yang dikeluarkan. banyaknya lembaga yang mengajarkan
Maupun subdisiplin linguistik yang bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing atau
mempelajari bunyi bahasa tanpa yang lebih dikenal dengan sebutan BIPA
memperhitungkan apakah bunyi itu (Sudaryanto, 2017; Sudaryanto, dkk.,
mendukung arti atau tidak (Soeparno, 2018a; Sudaryanto, dkk., 2018b;
2013: 59). Sudaryanto, dkk., 2019a; Sudaryanto,
Saat berbicara, tidak selamanya dkk., 2019b). Pembelajaran BIPA
manusia mampu berbicara sempurna, pasti merupakan program belajar yang

2
dirancang khusus untuk memenuhi dilakukan hingga penyediaan data.
kebutuhan kebahasaan, khususnya bahasa Penelitian ini dilakukan di rumah masing-
Indonesia. Keterampilan berbicara penting masing. Banyak kendala yang kami hadapi
dikuasai dalam berkomunikasi karena dalam melakukan penelitian ini namun hal
kesalahan dalam berbicara berpengaruh itu tidak membuat kami putus asa dalam
terhadap informasi atau makna yang melaksanakan penelitian. Penelitian ini
disampaikan kepada mitra tutur melalui melalui dua tahapan yaitu tahap
suatu ujaran. pengumpulan data dan analisis data. Objek
Mahasiswa asing kerap salah dalam penelitian ini adalah kesalahan fonetis
melafalkan bunyi Bahasa Indonesia. Hal pada tayangan Kelas Internasional NET
tersebut dikarenakan cara melafalkan suatu TV. Sumber data pada penelitian ini yaitu
huruf di berbagai negara berbeda-beda. kalimat percakapan dalam tayangan
Ada yang kesulitan dalam melafalkan Program Kelas Internasional episode 1
huruf ‘r’ (baca : er) seperti warga Jepang. dan 2 yang diunduh melalui media sosial
Hal itu bukan karena mereka cadel, tapi di Youtube.
negara Jepang tidak dikenal huruf ‘r’ (baca Penyediaan data pada penelitian ini
: er) sehingga mereka melafalkannya menggunakan metode simak dan catat.
menjadi ‘l’ (baca : el). Tak hanya Metode simak dalam upaya penelitian
mahasiswa asing, orang Indonesia sendiri yaitu mendapatkan data yang dilakukan
pun seringkali salah dalam melafalkan dengan menyadap penggunaan bahasa
pengucapan Bahasa Indonesia. Hal seseorang atau beberapa orang yang
tersebut bias terjadi karena factor dialek menjadi informan. Perlu ditekankan bahwa
atau logat bahasa daerah mereka yang dalam proses penyadapan yang dilakukan
tidak sesuai dengan Ejaan Bahasa secara lisan maupun tertulis. Dalam
Indonesia. Penelitian ini akan membahas metode simak, penelitian ini menggunakan
tentang kesalahan berbahasa atau teknik lanjutan yaitu Simak Bebas Libat
kesalahan pelafalan bunyi bahasa Cakap (SLBC) yang memungkinkan
Indonesia pada tayangan Youtube Program peneliti menyimak percakapan yang terjadi
“Kelas Internasional” NET TV. pada tayangan Kelas Internasional
sehingga mengetahui kesalahan fonetis
METODE PENELITIAN yang terjadi pada percakapan tersebut.
Penelitian ini membutuhkan waktu Setelah itu, peneliti melakukan teknik catat
pengerjaan kurang lebih lima minggu dari dengan mencatat berbagai kesalahan yang
mulai penentuan penelitian yang akan ditemukan dalam tayangan tersebut.

3
HASIL DAN PEMBAHASAN seharusnya diucapkan Lee Jeong Yu
Berdasarkan tayangan Kelas yaitu, “Saya dari Korea Selatan. Saya
Internasional episode 1 dan 2, ada suka menyanyi.”
beberapa kesalahan tuturan berbahasa 3. Ketika Ibu Kepala Sekolah marah
yang ditemukan. Kesalahan berbahasa melihat para mahasiswa gaduh dan
tersebut tak hanya tuturan dari mahasiswa memerintahkan mereka untuk duduk,
asing, namun ada pula kesalahan beliau secara spontan berteriak ‘duduk’
berbahasa Indonesia yang dituturkan oleh dengan nada tinggi, tetapi yang
warga Indonesia sendiri. Kesalahan terdengar saat itu bukan kata ‘duduk’
berbahasa yang dituturkan, antara lain melainkan “dudoook!!!”
sebagai berikut:
b. Episode 1 (bagian 2)
EPISODE 1 (Perkenalan) 1. Ketika Abas menyebutkan berat
a. Episode 1 (bagian 1) badannya,
1. Pada saat Lingling memperkenalkan “Berat saya enam puluh keiji.” Ia
diri menggunakan aksen Cina, menyingkat kata kilogram yakni ‘kg’,
“Saya dali lepublik of China, kelja di dan menyebutnya ‘keiji.’ ‘Keiji’
Indelnasional bank of Cina.” merupakan pelafalan kata ‘kg’ dalam
Terdapat kesalahan pelafalan kata ‘dali,’ Bahasa Inggris. Kalimat yang
‘lepublik,’ dan ‘Indelnasional’ karena seharusnya diucapkan Abas dan sesuai
warga Cina memang sulit melafalkan dengan Ejaan Bahasa Indonesia, yaitu
huruf ‘r’ (baca : er) dan bunyi huruf ‘t’ “Berat saya enam puluh kilogram.”
(baca : te) terdengar seperti huruf ‘d’ 2. Ketika Pak Budi mempersilakan
(baca : de). Kalimat yang sesuai dengan mahasiswa duduk, “Silahkan duduk.”
Ejaan Berbahasa Indonesia yaitu, “Saya Kata ‘Silahkan’ kurang tepat digunakan
dari Republik of Cina, kerja/bekerja di karena bukan bahasa baku. Kata yang
International Bank of Cina.” lebih tepat digunakan yaitu kata
2. Pada saat Lee Jeong Yu ‘Silakan.’ Pak Budi seharusnya berkata,
memperkenalkan diri menggunakan “Silakan duduk.”
aksen Korea. 3. Ketika Pak Budi menutup pintu, Ibu
“Saya dari Korea Selatan. Saya suka Kepala Sekolah akan masuk kelas dan
menyinya.” Kata ‘menyinya’ yang terjepit pintu. Pak Budi meminta maaf,
seharusnya ‘menyanyi.’ Kalimat yang “Maaf, Bu. Saya kira nggak ada orang.”
sesuai Ejaan Bahasa Indonesia yang Kata ‘nggak’ merupakan kata tidak

4
baku dari ‘tidak.’ Pak Budi seharusnya Indonesia yang tepat adalah ‘fan,’
mengatakan, “Maaf, Bu. Saya kira tidak bukan fans. Lee Jeon You seharusnya
ada orang.” membuat kalimat, “Mereka adalah fan
4. Ketika Carlos, mahasiswa dari saya.”
Columbia memperkenalkan diri. Ia 4. Ketika Pak Budi berteriak menyuruh
mengatakan ‘Perkenalnya’ yang mahasiswa menghentikan kegaduhan.
seharusnya ‘Perkenalkan.’ Pak Budi spontan berkata “Cukooop!!!”
dengan nada tinggi. Kata yang
c. Episode 1 (bagian 3) seharusnya yaitu kata ‘cukup’, namun
1. Ketika Pak Budi memberitahu Ibu karena Pak Budi marah saat itu, jadi
Kepala Sekolah bahwa ia tidak apa-apa spontan berteriak “cukooop!!!”
menggunakan kata ‘nggak papa.’ Kata
‘nggak papa’ tidak terdapat dalam EPISODE 2 (Mengenal Indonesia)
Kamus Besar Bahasa Indonesia a. Episode 2 (bagian 1)
(KBBI). Kata yang seharusnya 1. Ketika Ibu Kantin menyuguhkan soto
digunakan yaitu ‘tidak apa-apa.’ pesanan Pak Budi. “Ni, udah jadi
2. Ketika Ibu Kepala Sekolah merespon sotonya Pak Budi..” Kata ‘udah’ dalam
Pak Budi yang mengatakan dirinya kalimat tersebut tidak terdapat dalam
tidak apa-apa. Ibu Kepala Sekolah Kamus Besar Bahasa Indonesia
merespon dengan kata ‘nggak nanya.’ (KBBI). Kata yang tepat yaitu kata
Kata ‘nggak nanya’ tidak terdapat ‘sudah.’ Kata yang seharusnya
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diucapkan Bu Kantin, “Nih, sudah jadi
(KBBI). Kata yang seharusnya lebih sotonya, Pak Budi.”
efektif dikatakan Bu Kepala Sekolah 2. Ketika Pak Budi mencicipi soto
untuk merespon perkataan Pak Budi, pesanannya, Pak Budi berkata “saya
“Saya tidak bertanya.” cicipin.” Kata ‘cicipin’ tidak terdapat
3. Ketika Lee Jeon You, mahasiswa dari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Korea Selatan membuat kalimat (KBBI). Kata yang terdapat dalam
menggunakan Bahasa Indonesia oleh KBBI yakni kata ‘cicip.’ Kata yang
Pak Budi. Kalimat Lee yaitu “Mereka seharusnya diucapkan Pak Budi, “Saya
adalah fans saya.” Kata fans dalam cicipi”.
kalimat Lee merupakan kosakata 3. Ketika Kotaro, mahasiswa dari Jepang
Bahasa Inggris yang berarti pengagum ingin duduk di dekat Pak Budi. Kotaro
atau penggemar. Kosakata Bahasa bertanya, “bore saya duduk disini?”

5
Kata “Bore” yang diucapkan Kotaro Pak Budi?” Kata ‘benar’ dilafalkan
tidak terdapat dalam Kamus Besar menjadi ‘bunar.’
Bahasa Indonesia (KBBI). Kata yang 8. Ketika Lingling berkata, “Kebetulan
dimaksud Kotaro itu ‘boleh.’ saya juga lapal.” Kata ‘lapar’ dilafalkan
Penyebabnya dikarenakan orang Jepang menjadi ‘lapal’ karena Lingling yang
memang tidak bisa mengucapkan huruf tak bisa melafalkan huruf ‘r’ (baca : er).
‘l’ (baca : el). Jadi, huruf ‘l’ (baca : ‘el’) 9. Ketika Lingling memesan makanan.
dilafalkan menjadi huruf ‘r’ (baca : “Saya juga mau pesan makanan khas
‘er’). Kalimat yang seharusnya, “boleh dali Cina.” Kata yang seharusnya ‘dari’
saya duduk disini?” dilafalkan menjadi ‘dali.’
4. Ketika Lingling, mahasiswa dari Cina 10. Ketika Kotaro berkata, “Cina
memberi tahu Kotaro jika ia salah. mengambir makanan dari Jepang.” Kata
“Kamu salah. Boleh. Benal kan, Pak yang seharusnya ‘mengambil’
Budi?” Orang Cina tidak bisa dilafalkan ‘mengambir.’
melafalkan kata ‘r’ (baca : er), sehingga 11. Ketika Lingling menyanggah
kata ‘benar’ dilafalkan menjadi ‘benal.’ pendapat Kotaro, “Jepang menculi
Kalimat yang seharusnya diucapkan makanan dari Cina” kata yang
Lingling, “Kamu salah. Boleh. Benar seharusnya ‘mencuri’ dilafalkan
kan, Pak Budi?” ‘menculi.’
5. Ketika Kotaro menyanggah pendapat 12. Ketika petugas kebersihan yang
Lingling yang mengatakan ia salah. bernama Surya bertanya, “buat apaan
“Bukan bunar. Betur kan, Pak Budi?” Mister?” Kata “Apaan” tidak efektif,
Terdapat kesalahan pelafalan bunyi seharusnya cukup menggunakan kata
‘benar’ menjadi ‘bunar’ dan ‘betul’ ‘apa.’
menjadi ‘betur.’ Kalimat yang sesuai 13. Ketika Ibu Kepala Sekolah
pelafalan Bahasa Indonesia adalah, bertanya, “tapi tujuannya apa? Gitu.”
“Bukan benar. Betul kan, Pak Budi?” Kata ‘gitu’ merupakan kata yang tidak
6. Lingling pun kembali mengulang baku, kata baku yang seharusnya yakni
pendapatnya. “Betul. Benal kan, Pak ‘begitu.’
Budi?” Kata yang seharusnya ‘benar’ 14. Ketika Lee Jeong You mengatakan,
dilafalkan menjadi ‘benal.’ “saya nggak percaya barang dari
7. Kotaro kembali menyanggah pendapat Nigeria. Saya mau beli barang dari
Lingling. “Tidak. Tidak. Bunar kan, India aja.” Kata ‘nggak’ dan ‘aja’ tidak
efektif. Seharusnya Lee mengatakan,

6
“Saya tidak percaya barang dari laku’. Kata ‘elu’ merupakan salah satu
Nigeria. Saya mau beli barang dari bahasa gaul yang berarti ‘kamu’. Kata
India saja.” ‘pake’ kurang tepat digunakan karena
15. Ketika Tyson ingin membersihkan bukan merupakan bahasa baku, yang
bekas lipstik Angelina yang berantakan seharusnya digunakan yaitu kata
dengan tisu, ia mengatakan “pake ini, ‘pakai.’
yang penting kamu tetap cantik” Kata 4. Ketika Ibu Kantin bertanya dengan
‘pake’ itu tidak baku, kata yang menggunakan logat Betawi, “perjanjian
seharusnya digunakan yaitu kata ape?” Kata ‘ape’ dalam kalimat tersebut
‘pakai.’ meupakan dialek Betawi yang dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
b. Episode 2 (bagian 2) berarti ‘apa.’
1. Ketika Ibu Kepala Sekolah menyuruh 5. Ketika Ibu Kantin berkata “kagak ade.”
Surya melaksanakan tugas. Ibu Kepala Berkali-kali Bu Kantin menggunakan
Sekolah mengatakan, ‘udah, laksanakan dialek Betawi yang membuat pelafalan
tugas.’ Kata ‘udah’ pada kalimat Bahasa Indonesia menjadi tidak tepat.
tersebut tidak efektif, seharusnya Bu Kata ‘kagak ade’ tidak tepat. Jika
Kepala Sekolah menggunakan kata merujuk pada penggunaan kata yang
‘udah.’ sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia
2. Ketika Tyson bertanya pada Pak Budi, yang tepat, kata yang seharusnya
“Jawa Barat yaitu deket Tanah Abang?” digunakan itu ‘tidak ada.’
Kata ‘deket’ dalam kalimat tersebut 6. Ketika Surya mengatakan, “saya itu
tidak efektif. Kata yang seharusnya dapet perintah dari Ibu Kepala
yaitu ‘dekat.’ Kalimat Tanya yang Sekolah.” Kata ‘dapet’ disitu kurang
seharusnya digunakan Tyson agar lebih tepat karena bukan merupakan bahasa
efektif adalah, “Jawa Barat itu di dekat baku, kata yang seharusnya yakni
Tanah Abang?” ‘dapat.’
3. Ketika Ibu Kantin mengatakan, “Yaelah 7. Kemudian saat Surya mengatakan
laguk elu pake Bahasa Inggris.” Ada “udah gitu Ibu Kantin nggak bisa lagi
beberapa kesalahan berbahasa jualan di tempat ini.” Kata ‘udah’ tidak
Indonesia disana. Kata ‘laguk’ terdapat dalam Kamus Besar Bahasa
seharusnya diganti menjadi ‘lagak’ Indonesia. Kata ‘gitu’ merupakan
yang dalam Kamus Besar Bahasa bentuk tidak baku dari kata ‘begitu.’
Indonesia (KBBI) berarti ‘tingkah Kata ‘nggak’ tidak terdapat dalam

7
Kamus Besar Bahasa Indonesia. dengan Ejaan Bahasa Indonesia jika
Kalimat tersebut akan terdengar lebih kalimatnya, “Pak Budi bilang, nih.
efektif jika kata-katanya sebagai Katanya, makan siangnya nanti dibayar
berikut, “selain itu, Ibu Kantin tidak kalau sudah gajian.”
bisa lagi berjualan di tempat ini.” 10. Ketika Surya mengatakan, “Itu
8. Ketika Ibu Kantin mengatakan, “Iye iye mah namanya ngutang, Ibu Kantin.”
iye. Emang sih ye Pak Budi ntu pernah Kata ‘mah’ bisa dikatakan sebagai kata
ngejanjiin sesuatu.” Kalimat dari Bu penambah dalam Bahasa Sunda yang
Kantin tersebut dominan menggunakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
kosakata dan dialek Betawi yang tidak bisa diartikan ‘sih.’ Kemudian kata
sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia. ‘ngutang’ tidak tepat digunakan karena
Kosakata Betawi diantaranya, kata tidak terdapat dalam Kamus Besar
‘iye,’ emang sih ye’, ntu,’ dan Bahasa Indonesia, kata yang tepat
‘ngejanjiin’. Kata-kata yang terdengar adalah kata ‘berhutang.’
lebih efektif dan sesuai Ejaan Bahasa 11. Ketika Ibu Kantin berkata pada
Indonesia yakni, “Iya, iya, iya. Memang Surya, “sama pan sama elu juga tukang
Pak Budi itu pernah menjanjikan ngutang.” Kata ‘pan’ pada kalimat
sesuatu.” tersebut merupakan logat Betawi yang
9. Ketika Ibu Kantin berkata, “Pak Budi dalam Bahasa Indonesia bisa berarti
bilang ni ye. Katenye ntar makan ‘kan.’ Kata ‘elu’ dalam kalimat tersebut
siangnye dibayar kalo udah gajian." merupakan bahasa gaul yang berarti
‘Katenye’ dan ‘siangnye’ merupakan ‘kamu.’ Kata ‘ngutang’ tidak tepat
logat Betawi. Biasanya dalam logat digunakan karena tidak terdapat dalam
Betawi, huruf ‘a’ dilafalkan menjadi Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
‘e.’ ‘Katenye’ dan ‘siangnye’ bermakna yang tepat yaitu kata ‘berhutang.’
‘katanya’ dan ‘siangnya.’ Kemudian 12. Ketika Lingling memperkenalkan
ada kata ‘ntar’ yang seharusnya barang khas Indonesia yang ia bawa, ia
diucapkan ‘sebentar,’ Namun, pada berkata “saya membawa balang khas
kalimat tersebut, kata ‘ntar’ memiliki dali Indonesia, kaing batik.” Ada
konteks ‘nanti’. Kata ‘kalo’ yang beberapa kesalahan pelafalan dalam
seharusnya ‘kalau’. Kata ‘udah’ yang kalimat Lingling tersebut, diantaranya
seharusnya ‘sudah.’ kata ‘balang’ yang seharusnya
Kalimat yang diucapkan Ibu Kantin akan dilafalkan ‘barang,’ kata ‘dali’ yang
terdengar lebih efektif dan sesuai seharusnya dilafalkan ‘dari,’ dan kata

8
‘kaing’ yang seharusnya dilafalkan Bahasa Indonesia. Kata yang lebih tepat
‘kain.’ digunakan yaitu kata ‘mengerti.’
13. Ketika Ibu Kepala Sekolah 2. Ketika Ibu Kantin bertanya pada
bertanya pada Surya, “gimana, Surya?” Angelina, “Jadi, neng cantik mau
Kata ‘gimana’ tidak tepat digunakan makan ape nih? Ada Burger, ape
karena tidak terdapat dalam Kamus Spaghetti, Pizza, ape Steak? Pengen
Besar Bahasa Indonesia, yang lebih Steak, ye?” Logat Betawi yang
tepat digunakan yakni kata digunakan Ibu Kantin membuat
‘bagaimana.’ pelafalan Bahasa Indonesia menjadi
14. Ketika Surya bertanya, “terus, yang tidak tepat. Contohnya pada kata ‘ape’
tadi kita liat?” Kata ‘liat’ bukan dan ‘ye’ yang seharusnya dilafalkan
merupakan kosakata baku Bahasa ‘apa’ dan ‘ya.’ Kata ‘pengen’ tidak
Indonesia, kata yang seharusnya yakni tepat digunakan karena tidak terdapat
‘lihat.’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
15. Ketika Surya mengatakan, “Ya, yang lebih tepat digunakan yakni kata
kita langsung gerebek aja ke dalem ‘ingin.’
kelas.” Kata ‘dalem’ tidak sesuai Ejaan 3. Ketika Ibu Kantin berkata, “Tenang aje,
Bahasa Indonesia yang benar, kata yang ade.” Kata ‘aje’ dan ‘ade’ merupakan
lebih tepat digunakan yakni kata pelafalan yang biasa digunakan orang
‘dalam.’ Betawi. Orang Betawi biasanya
16. Ketika Pak Budi mempersilakan melafalkan kata’a’ menjadi ‘e.’ Kata
Lee Jeong Yu memperkenalkan barang ‘aje’ dan ‘ade’ dalam pelafalan Bahasa
khas Indonesia yang ia bawa, ia berkata Indonesia yang benar seharusnya
“Lee, silahkan.” Kata ‘silahkan’ kurang dilafalkan ‘aja’ dan ‘ada’.
tepat digunakan karena bukan 4. Ketika Ibu Kantin mengatakan, “Nih,
merupakan bentuk bahasa baku. Kata aye bawa bekel dari rumah.” Kata ‘aye’
yang seharusnya digunakan Pak Budi merupakan kosakata Bahasa Betawi
yaitu kata ‘silakan.’ yang berarti ‘saya.’ Kata ‘bekel’ tidak
tepat digunakan karena dalam Kamus
c. Episode 2 (bagian 3) Besar Bahasa Indonesia, ‘bekel’ artinya
1. Ketika Ibu Kepala Sekolah berkata pada permainan bola karet kecil. ‘Bekal’
Pak Budi, “Saya ngerti sekarang.” Kata yang dimaksud Bu Kantin yakni ‘bekal’
‘ngerti’ tidak tepat digunakan karena yang berarti makanan yang disediakan.
tidak terdapat dalam Kamus Besar

9
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh
dari tayangan Kelas Internasional yang
ditayangkan NET TV pada episode 1 dan
2, terdapat banyak kesalahan pelafalan
Bahasa Indonesia yang dituturkan oleh
mahasiswa asing maupun orang Indonesia
sendiri. Kesalahan pelafalan Bahasa
Indonesia tuturan mahasiswa asing
dominan dilafalkan oleh Kotaro,
mahasiswa dari Jepang dan Lingling,
mahasiswi dari Cina. Kotaro yang tidak
bisa melafalkan huruf ‘l’ (baca: el)
sehingga dilafalkan menjadi ‘r’ (baca: er)
dan Lingling yang tidak bisa melafalkan
huruf ‘r’ (baca: er) sehingga dilafalkan
menjadi huruf ‘l’ (baca: el). Kesalahan
pelafalan orang asli Indonesia dominan
dilafalkan oleh Ibu Kantin karena faktor
bahasa daerah yakni Bahasa Betawi yang
biasanya melafalkan huruf ‘a’ menjadi ‘e.’

DAFTAR PUSTAKA
Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Muslich, M. (2008). Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Raden Yusuf Sidiq Budiawan, R. (2018). Kesalahan Berbahasa dalam Praktik Berbicara
Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Bahasa Asing (BIPA) di Universitas
PGRI Semarang Tahun 2018. Jurnal Kredo, 88-97.
Sudaryanto. (1988). Metode Linguistik . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sudaryanto. (2017). Studi tentang perkembangan bahasa Indonesia di Tiongkok dan dampak
kesarjanaan Tiongkokbagi pengajaran bahasa Indonesia. Kajian Linguistik dan Sastra,
26, 61-70.

10
Sudaryanto, S., Hermanto, H., Mahdhuroh, L., Hermawan, M. A., & Xirana, A. Z. (2018a).
Literasi mahasiswa BIPA Program Darmasiswa Universitas Ahmad Dahlan bermuatan
bahasa dan budaya Indonesia. Jubindo: Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 3, 57-66.
Sudaryanto, S., Pradani, R. A., Hatminingsih, K., Rosianingsih, S., & Ahyani, F. (2018b).
Teknik celup total bagi pemelajar asing bahasa Indonesia di Universitas Kebangsaan
Guangxi (GXUN), Tiongkok. Diglosia: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan
Kesusastraan Indonesia, 2, 81-87.
Sudaryanto, S., Lathifah, N. R., & Rosalia, S. (2019a). Pronomina persona pada lirik-lirik
lagu KLA Project dan relevansinya bagi pengetahuan kebahasaan pemelajar BIPA A1.
Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1, 197-204.
Sudaryanto, S., Ferdianti, D., Khatimah, H., Andriana, L., Purnami, L. E., & Febriana, C.
(2019b). Kajian onomastika mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan dan kaitannya
dengan pembelajaran BIPA tingkat prapemula. Belajar Bahasa: Jurnal Ilmiah Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4, 195-200.

11

Anda mungkin juga menyukai