Anda di halaman 1dari 7

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jurnalistik adalah :


 Menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran;
 Seni kejuruan yang bersangkutan dengan pemberitaan dan persuratkabaran.
Jurnalistik adalah “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan.
(the activity or profession of writing for newspapers, magazines, or news websites or
preparing news to be broadcast)

Produk jurnalistik terdiri dari tiga:


 Berita (News)
 Artikel Opini (Views)
 Feature (Paduan News dan Views)
Berita, Opini, dan Featured juga bisa disajikan dalam format foto (foto jurnalistik), video,
audio, dan grafis (infografis).

Aktivitas jurnalistik utama adalah meliput dan memberitakan sebuah peristiwa melalui
“rumus baku” berita 5W+1H
 Who, siapa yang terlibat –pelaku, korban, saksi, dll.
 What, apa yang terjadi –peristiwa, kejadian, acara.
 When, kapan terjadinya –hari, tanggal, jam.
 Where, di mana terjadinya –tempat kejadian, lokasi acara.
 Why, mengapa terjadi –alasan, motivasi, penyebab, tujuan.
 How, bagaimana proses kejadiannya–detail kejadian, suasana acara, rincian atau
kronologi peristiwa.
1. Who does what, siapa melalukan apa (Event)
2. Who says what, Siapa mengatakan apa (Opinion News)
3. What said by who, apa dikatakan siapa (Opinion News)

PROSES
PLANNING - HUNTING – WRITTING – EDITING – PUBLISHING

Tahap-tahap pembuatan/penulisan berita adalah sebagai berikut:


1. Mengumpulkan fakta dan data peristiwa yang bernilai berita –aktual, faktual, penting,
dan menarik—dengan “mengisi” enam unsur berita 5W+1H (What/Apa yang terjadi,
Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu, Where/Di mana kejadiannya,
When/Kapan terjadinya, Why/Kenapa hal itu terjadi, dan How/Bagaimana proses
kejadiannya)
2. Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan
menggunakan Bahasa Jurnalistik –spesifik= kalimatnya pendek-pendek, baku, dan
sederhana; dan komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the
point), mudah dipahami orang awam.
3. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu
nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media
Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal
yang paling menarik, dan Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah
tertuang di Lead.
Dalam melakukan reportase, ada etika yang harus ditaati oleh reporter, antara lain:
1. Cocer both side. Meliput semua pihak yang terkait, tanpa membedakan.
2. Fairness. tidak memanipulasi fakta.
3. Balance. Keseimbangan dalam pencarian data dan pemberitaan.
4. Mematuhi Kode Etik Jurnalistik.
5. Tidak mempublikasikan identitas atau pernyaat nara sumber jika nara sumber
meminta off the record.

Ketika melakukan wawancara, ada tiga hal yang tidak boleh dilupakan oleh reporter:
1. Identitas dan atribut narasumber
2. Pendapat narasumber terhadap peristiwa
3. Kesan narasumber terhadap peristiwa

Beberapa persiapan yang dilakukan reporter agar wawancara berjalan lancar dan efektif,
antara lain:
1. Menguasai tema yang akan ditanyakan kepada narasumber. Jika pengetahuan
reporter tentang tema sedikit, maka akan timbul banyak kesulitan saat melakukan
wawancara.
2. Siapkan TOR (Term of Reference). Ini penting agar tidak ada permasalahan yang
luput ditanyakan kepada narasumber.
3. Membawa alat perekam. Selain berfungsi untuk memudahkan reporter menulis hasil
wawancara, alat perekam juga dapat berfungsi sebagai bukti jika sewaktu-waktu
narasumber mengelak dan protes terhadap berita yang ditulis.
4. Menghargai narasumber dan membuat janji. Membuat janji dengan narasumber itu
penting. Karena ada beberapa narasumber yang enggan melakukan wawancara
langsung tanpa membuat janji. Ingat, menjaga hubungan baik dengan narasumber
itu sangat penting untuk kemudian hari. Banyak narasumber yang kecewa dan
enggan bertemu repoter tertentu.

Teknik Menulis Berita


Judul Berita: Aktif, Ringkas, Lengkap!
Berita diawali oleh judul. Judul berita harus ringkas, menggambarkan isi, tapi berupa kalimat
lengkap. Minimal terdiri dari subjek dan predikat, mubtada dan khobar.

1. Contoh: Who does What


Bandung (ANTARA News) — Lima kelompok mahasiswa (WHO), Kamis (WHEN), berunjuk
rasa (does WHAT) di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro Nomor 22 Kota Bandung
(WHERE) untuk memperingati dua tahun kepemimpinan Presiden SBY-Boediono (WHY).
Lima kelompok mahasiswa tersebut ialah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII),
Forum Komunikasi Gerakan Muda Jawa Barat dan Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi
Bandung (KM-ITB).
Lima kelompok mahasiswa secara bergiliran melakukan orasi di depan pintu gerbang
utama Gedung SateDua barikade polisi dari Polres Bandung dan Satpol PP Jawa Barat
tampak disiagakan di depan gerbang masuk utama Gedung Sate.
Dalam aksinya, lima kelompok mahasiswa tersebut memiliki cara masing-masing seperti
KM-ITB membawa karangan bunga dan boneka orang-orangan. Kelompok mahasiswa dari
KAMMI, HMI dan PMII membawa bendera masing-masing dan membentuk lingkaran besar
saat melakukan aksinya. Untuk mengamankan aksi tersebut, dua unit mobil water canon dari
Polres Bandung disiagakan di dalam Gedung Sate (HOW).

2. Contoh: Who says What


JAKARTA – Pengamat politik Indobaremeter M Qodari (WHO), menilai sosok Ketua Umum
Partai Golkar Aburizal Bakrie layak maju dalam bursa calon presiden pada Pemilu 2014
mendatang (says WHAT). Hal itu karena Ical, sapaan akrab Aburizal Bakrie, memiliki kriteria
untuk maju dalam kontes tersebut. (WHY)
“Menurut saya wajar, asalkan beliau memiliki kapasitas dan kompetensi untuk memimpin.
Pak Ical punya syarat itu karena kan dia pengusaha besar dan pernah memimpin organisasi-
organisasi profesi, seperti insinyur dan Kadin. Sekarang kan dia juga di partai dan termasuk
orang pemerintahan,” ujar M Qodari saat dihubungi okezone, Rabu (26/10/2011). (WHEN &
WHERE)
Selain seorang pengusaha dan tokoh organisasi, lanjutnya, Ical memiliki peluang besar
karena diusung oleh partai besar. Hal ini membuat langkahnya untuk memenangkan pilpres
terbuka luas. “Aspek kedua adalah dukungan parpol. Dalam pilpres ini kan harus lewat
parpol. Dalam pilpres parpolnya juga harus parpol yang signifikan,
Golkar kan partai besar karena itu beliau punya peluang besar juga dalam pilpres nanti,”
tuturnya… dst. (HOW)

3. Contoh: What said by Who


KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diprediksi tetap akan bermain dua kaki
meski satu dari tiga menteri partai itu dicopot. (WHAT) Prediksi itu dikemukakan pengamat
politik Universitas Gadjah Mada, AAGN Ari Dwipayana. (said by WHO).
“PKS akan lebih berhitung pragmatis. PKS akan main dua kaki,” katanya seusai seminar di
Dewan Perwakilan Daerah, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/10/2011).
Perbedaan pendapat tetap akan muncul di kalangan internal PKS. Ada yang menginginkan
PKS keluar dari koalisi, ada juga yang ingin PKS tetap bertahan. Meski demikian, Ari
memprediksikan, PKS akan tetap bertahan menjadi anggota koalisi pendukung
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dengan tiga menteri yang
tersisa. Apalagi, tiga menteri itu tergolong menteri yang strategis.
Sementara di sisi lain, PKS akan bertambah kritis pada kebijakan-kebijakan yang diambil
Presiden. Sebab, Partai Demokrat dan PKS akan menjadi kompetitor politik dalam pemilu
mendatang. “Satu kaki tetap bertahan di koalisi dengan tiga menteri, dan di sisi lain PKS
akan kritis terhadap kebijakan Presiden,” tegasnya.
Membuat Judul Berita
Pembuatan judul berita bukan kewajiban wartawan. Kewenangan itu berada di editor. Tetapi
tidak salah kalau wartawan mengusulkan judul berita ketika menyerahkan naskah. Ini untuk
membantu editor segera mengetahui isi berita saat akan memeriksa naskah dan menentukan
apakah berita ini penting atau tidak, atau layak dimuat halaman rubrik apa.
Seharusnya, wartawan tidak kesulitan untuk membuat judul berita. Dia sudah bisa
menentukan pokok persoalan ketika membuat sebuah lead atau intro. Berlandaskan hal itu,
wartawan dengan mudah menentukan judul. Namun ada beberapa hal yang harus diingat
untuk pembuatan judul berita tersebut.

Mencerminkan Isi
Judul berita harus mencerminkan isi berita. Orang begitu membaca judul sudah
memperkirakan isi yang bakal dimaktub dalam berita itu.
Contoh judul berita di media cetak lokal di Serang:
Judul:
Promosi Jabatan di Pemkot Mandek
Intro berita:
Serang – Pertimbangan teknis promosi jabatan eselon II Pemkot Serang belum juga
diturunkan atau disetujui Pemprov Banten. Padahal usulan sejumlah promosi jabatan
sejumlah eselon telah disampaikan Pemkot sejak 13 Februari lalu.

Perhatikan antara judul dengan isi lead atau intro berita, tidak terjadi kesesuaian. Dalam
lead / intro berita lebih membahas soal belum ada surat persetujuan dari Pemprov Banten
terkait usulan penggantian jabatan eselon II dari Pemkot Serang. Boleh jadi, dalam usulan
terdapat pejabat yang dipromosikan dari eselon III ke eselon II. Penggantian jabatan eselon II
membutuhkan persetujuan dari Gubernur Banten. Dalam berita itu, proses administrasi
penggantian pejabat eselon II belum rampung karena menunggu surat persetujuan
Gubernur Banten atau dalam berita itu disebut Pemprov Banten. Sedangkan kesan yang
timbul dari judul berita itu suatu rangkaian atau sistem yang berkaitan dengan promosi
jabatan, bukan penggantian jabatan eselon II yang didalam terdapat promosi pejabat yang
lebih rendah naik ke lebih tinggi.
Perbaikan Judul:
Penggantian Jabatan di Pemkot Tertunda

Kalimat Pendek dan Atraktif


Judul merupakan etalase atau tempat memamerkan sesuatu agar orang tertarik. Wartawan
harus memanfaatkan hal itu agar beritanya menarik pembaca dengan judul. Karena itu,
wartawan disarankan menggunakan kalimat pendek dan atraktif dalam menulis judul.
Kalimat pendek, kita sudah belajar bersama dalam posting-posting sebelumnya. Apa itu
judul yang atraktif? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, atraktif bermakna mempunyai
daya tarik atau sifat yang menyenangkan. Berdasarkan pengalaman penulis menjadi editor,
kesan atraktif itu akan muncul dalam judul berita ketika menggunakan kalimat pendek, kata
aktif dan penggunaan kata yang tepat.

Contoh belum perbaikan:


DPRD Desak Sekolah Tampung Siswa Binaan, 120 Pelajar jadi Belajar Di Lantai
Bawaslu Banten Akan Awasi Perilaku Menag Kenalkan Putrinya
Perbaikan:
120 Pelajar SMA Nunukan Belajar di Lantai
Bawaslu Banten Awasi Menag

Penggunaan Nama
Judul yang berisikan nama seseorang sebaiknya hanya digunakan pada tokoh yang dikenal
luas di kalangan masyarakat. Wartawan yakin pembaca mengenal nama itu dan tidak
menimbulkan bias pada nama lain. Ini sesuai dengan jargon berita bahwa nama besar
membuat berita.

Contoh:
SBY Curhat Lagi
Boediono Hadir Di Sidang Korupsi
Duta Besar AS Tiru Blusukan Jokowi

Nama yang tercantum dalam judul itu merupakan nama yang sangat dikenal masyarakat.
Warga Indonesia tahu, penyebutan SBY tidak akan menimbulkan kesan akronim nama dari
Kota Surabaya, tetapi akronim nama Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI. Nama
Boediono jelas akan merujuk Wakil Presiden RI dan nama Jokowi akan terarah pada
Gubernur DKI Jakarta. Ini akan berbeda jika nama Robert Blake tanpa jabatannya sebagai
Duta Besar Amerika Serikat (AS) yang meniru gaya blusukan Jokowi ketika berkunjung ke
beberapa perkampungan di Jakarta. Mungkin, pembaca akan bertanya siapa Robert Blake,
tetapi pembaca tentu akan segera paham jika disebutkan Duta Besar AS.

Judul Pertanyaan
Wartawan diingat untuk hati-hati menggunakan judul pertanyaan, karena tidak setiap berita
bisa menggunakan judul jenis ini. Namun judul pertanyaan efektif menggoda pembaca
ketika wartawan menulis peristiwa atau kasus krusial yang menyita perhatian masyarakat
semisal pengusutan korupsi. Kondisi tertentu mendorong wartawan menggunakan judul ini.
Misalnya, wartawan memproleh fakta-fakta yang valid tentang peristiwa atau kasus tertentu,
tetapi pejabat berwenang atau orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak mau
memberikan konfirmasi. Selain itu, judul pertanyaan lebih sering digunakan pada laporan
investigasi.

Contoh:
Adakah Teroris di Musibah Malaysia Airlines?
Siapa Menggoyang Risma?
Mencari Muara Uang Century?
Apakah Pilot Malaysia Airlines Bunuh Diri?

Judul Kutipan
Hampir sama dengan judul pertanyaan, judul kutipan juga harus hati-hati digunakan. Ada
persyaratan dalam berita itu jika ingin menggunakan judul kutipan, antara lain isi dari
kutipan itu sangat kuat secara kemanusiaan atau akan memunculkan persepsi yang krusial.
Contoh:
“Anak Kelaparan, Saya Bunuh Aja Lah …. ”
SBY: “Kita Siap Berperang”

Membebaskan Kata
Apa yang dimaksudkan dengan membebaskan kata? Pembuatan judul berita tidak
sepenuhnya terikat pada aturan atau kaidah baku bahasa. “Tidak sepenuhnya” berarti
sebagian lagi memang terikat dengan aturan tersebut. Setidaknya, judul terdiri dari Subjek
dan Predikat. Tetapi penggunaan kata sering tidak menggunakan awal atau akhir, hanya kata
dasar. Atau susunan kalimat dibolak dan dibalik yang menurut ilmu bahasa sudah menyalahi
aturan.

Contoh:
Ruhut Beberkan Aset Anas
Simalakama Mega-Jokowi!
Pak Jokowi Jadi Presiden, Ya

Agar baik dan menarik, “teorinya” begini. Pembuatan judul berita harus memenuhi
ketentuan:
1. Diambil dari informasi di dekat bagian atas berita, bagian terpenting berita;
2. Dipilih kata-kata yang memenuhi ruangan yang tersedia (untuk media cetak);
3. Biasanya kata benda diikuti kata kerja, atau Subjek-Predikat, mubtada-khobar, seperti
“BATIC Mengadakah Pelatihan Jurnalistik”. SALAH: Pelatihan Jurnalistik BATIC, ini baru
mubtada’ doang, blom ada khobar-nya. Ada apa dengan pelatihan jurnalistik BATIC?
4. Hampir harus selalu ditulis dalam kalimat “kejadian sekarang” (present tense), hindari
sekuat mungkin kata “telah” atau “sudah”, juga “akan”,
5. Nama seseorang hanya digunakan jika dia tokoh;
6. Hanya menggunakan tanda kutip tunggal;
7. Umumnya menghindari penggunaan singkatan;
8. Jelas atau tidak samar,
9. Menggunakan kalimat aktif, e.q. Acara Dihadiri Presiden, ubah jadi: Presiden Hadiri
Acara;
10. Hindari kalimat tanya. Masak, pembaca mau tahu informasi terbaru, malah ditanya!
Kumaha.
Dasar-Dasar Jurnalistik — Pengertian, ruang lingkup, produk, termasuk kode etik
jurnalistik.
1. Teknik Reportase — Observasi, Wawancara, Riset Data
2. Teknik Menulis Berita — Pengertian, unsur, nilai, etika, komposisi naskah.
3. Teknik Menulis Artikel
4. Teknik Menulis Feature
5. Fotografi Jurnalistik
6. Bahasa Jurnalistik
7. Manajemen Redaksi
8. Jurnalistik Online
9. Jurnalistik Radio
10. Jurnalistik Televisi
11. Kode Etik Jurnalistik
12. Teknik Wawancara

Wuih, banyak ya? Itu tadi, materi pelatihan jurnalistik tergantung waktu yang disediakan.
Makin lama waktunya, kian banyak materi yang bisa disampaikan.
Jika pelatihan jurnalistiknya sehari, saran saya materinya sebagai berikut:
 08.00-08.30 Pembukaan
 09.00-10.00 Dasar-Dasar Jurnalistik
 10.00-12.00 Teknik Menulis Berita
 12.00-13.00 Ishoma
 13.00-14.00 Teknik Wawancara
 14.00-15.00 Bahasa Jurnalistik
 15.00-16.00 Kode Etik Jurnalistik
Itu dia gambaran materi pelatihan jurnalistik. Wasalam. (www.romeltea.com).*

Anda mungkin juga menyukai