Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Partisipasi Politik Warga Negara

Partisipasi merupakan aspek penting dari politik demokrasi. Dalam paham demokrasi, keputusan yang dibuat
dan dilaksanakan pemerintah pada dasarnya berasal dari rakyat dan memengaruhi kehidupan rakyat. Oleh
karena itu, warga negara berhak ikut serta menentukan keputusan politik tersebut. 

Partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang
menyangkut dan memengaruhi kehidupannya. Di sisi lain partisipasi nantinya akan menghasilkan input yang
amat dibutuhkan dalam sistem politik demokrasi. 

Partisipasi dilakukan oleh warga negara biasa. Mengapa disebut warga negara biasa? Disebut demikian, sebab
ada warga negara yang menyelenggarakan pemerintahan, yaitu pemerintah itu sendiri. Pemerintah sebenarnya
adalah orang-orang atau warga negara yang memiliki dan mendapat amanat serta kewenangan untuk
menyelenggarakan pemerintahan.

Warga negara biasa adalah orang yang tidak memilild kewenangan atau tidak duduk dalam pemerintahan.
Partisipasi berarti keikutsertaan warga negara biasa (yang tidak memiliki kewenangan) untuk memengaruhi
proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Ciri-ciri umum partisipasi politik adalah sebagai berikut. 

 Partisipasi politik merupakan kegiatan atau perilaku luar individu yang dapat diamati. Sikap dan
orientasi politik individu bukanlah partisipasi.
 Kegiatan tersebut diarahkan untuk memengaruhi pemerintah selaku peinguat dan pelaksana keputusan
politik. Contoh kegiatan adalah kegiatan mendukung, menolak, mengajukan alternatif, mengajukan kritik, dan
saran.
 Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang berhasil (efektif) memengaruhi kebijakan ataupun
kegiatan yang gagal. Jadi, partisipasi politik tidak hanya mencakup kegiatan warga negara yang berhasil saja
tetapi juga meliputi kegiatan yang gagal.
 Kegiatan memengaruhi pemerintah dapat dilakukan secara langsung tanpa melalui perantara ataupun
secara tidak langsung dengan melalui perantara. Jadi, partisipasi politik meliputi keduanya.
 Kegiatan partisipasi dapat dilakukan melalui prosedur yang wajar (konstitusional) ataupun prosedur
yang tidak wajar atau inkonstitusional. Prosedur konstitusional, misalnya dengan menyampaikan petisi, menulis
surat, dialog, tatap muka. Prosedur inkonstitusional, misalnya dengan demonstrasi, unjuk rasa, mogok makan,
dan mogok kerja.
 Kegiatan partisipasi merupakan kehendak murni warga negara bukan suatu paksaan. Kegiatan
memengaruhi pemerintah karena paksaan bukanlah partisipasi, tetapi lebih kepada mobilisasi.

Partisipasi politik warga negara menunjukkan partisipasi yang berbeda-beda. Ada warga negara yang terlibat
aktif dalam politik, misalnya dengan menduduki jabatan pimpinan sebuah partai politik. Ada juga warga negara
yang tidak aktif dalam politik, tetapi ia hanya ikut serta memberikan suara pada setiap kali ada pemilu. 

Keduanya sama-sama telah melakukan partisipasi politik tetapi jelas bahwa keduanya memiliki tingkatan
partisipasi politik yang berbeda. Orang yang duduk dalam sebuah kepengurusan partai dianggap memiliki
tingkat pahisipasi politik yang lebih tinggi daripada orang yang sekadar memberi suara dalam pemilu.

Terdapat berbagai tipologi dan tingkatan dalam partisipasi politik warga negara. Menurut Ramlan Surbakti
dalam buku yang berjudul Memahami Ilmu Politik, partisipasi warga negara dibedakan menjadi dua, yaitu
partisipasi aktif dan partisipasi pasif. 

Partisipasi aktif adalah kegiatan mengajukan usul suatu kebijakan, mengajukan altematif kebijakan, mengajukan
kritik, mengajukan perbaikan, meluruskan kebijakan, membayar pajak, memilih pemimpin pemerintahan.
Partisipasi pasif adalah kegiatan yang menaati peraturan pemerintah, menerima, dan melaksanakan saja
kebijakan dari pemerintah. 

Kategori partisipasi politik menurut Milbrath dari tingkatan tertinggi sampai tingkatan rendah adalah sebagai.
berikut:
a. Kegiatan gladiator meliputi
 memegang jabatan publik atau partai,
 menjadi caion pejabat,
 menghimpun dana politik,
 menjadi anggota aktif suatu partai, dan
 menyisihkan waktu untuk kampanye politik. 

b. Kegiatan transisi meliputi


 mengikuti rapat atau pegawai politik,
 memberi dukungan dana partai atau calon, dan
 jumpa pejabat publik atau pemimpin politik.

c. Kegiatan menonton meliputi


 memakai simbol identitas partai/organisasi politik, 
 mengajak orang untuk memilih, 
 penyelenggarakan diskusi politik, 
 memberi suara, dan 
 mengekspose diri kepada dorongan politik.
 
 d. Kegiatan apatis/masa bodoh Apabila digambarkan, kegiatan itu tampak sebagai berikut: 
 
Mengapa partisipasi politik tiap orang berbeda? Ada orang yang sangat partisipatif dan ada juga orang yang
masa bodoh dengan partisipasi.

Hal itu disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi politik seseorang.. Faktor tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran politik, yaitu kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran ini
mencakup pengetahuan, minat dan perhatian orang tersebut terhadap masyarakat dan politik tempat hidupnya.

b. Kepercayaan politik, yaitu sikap dan kepercayaan orang tersebut terhadap pemerintahnya, apakah ia menilai
pemerintah dapat dipercaya dan dapat dipengaruhi atau tidak. 

Berdasarkan dua faktor tersebut, terdapat empat tipe partisipasi politik, yaitu partisipasi politik aktif, apatis,
pasif, dan radikal.
 Partisipasi politik aktifjika memiliki kesadaran dan kepercayaan politik yang tinggi. Partisipasi politik
apatis jika memiliki kesadaran dan keper-cayaan politik yang rendah.
 Partisipasi politilc pasif jika memiliki kesadaran politik rendah, sedangkan kepercayaan politiknya
tinggi.
 Partisipasi politik militan radikal jika memiliki kesadaran politik tinggi, sedangkan kepercayaan
politiknya rendah.
Dengan demikian, jika kita ingin menghasilkan partisipasi politik yang aktif dari warga negara perlu
menumbuhkan kesadaran politik dan kepercayaan politik warga negara yang tinggi atau positif. Sebaliknya,
suatu negara althn memunculkan partisipasi yang militan radikal jika pendidikan politiknya justru menghailkan
kesadaran politik yang tinggi, tetapi kepercayaan politik yang rendah pada warga negara.

Anda mungkin juga menyukai