Anda di halaman 1dari 2

Nama : Galih Maulana Azkiya

Npm : 10040018190

Kelas : F

Mata kuliah : Hukum Asuransi

Jawaban

1. polis asuransi sangat lah peting, karena merupakan alat bukti perjanjian tertulis yang
dilakukan oleh pihak penanggung dengan pihak tertanggung, Polis asuransi akan menjadi
bukti tertulis yang sah dalam perjanjian yang dilakukan oleh pihak penanggung dan pihak
tertanggung. Dengan adanya polis asuransi, maka kedua belah pihak yang melakukan
perjanjian asuransi tersebut akan terikat dan memiliki masing-masing tanggung jawab
sebagaimana yang telah disepakati sejak awal.
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus
memuat syarat-syarat khusus berikut ini:
a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi
b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga
c. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan
d. Jumlah yang diasuransikan
e. Bahaya-bahaya/evenemen yang ditanggung oleh penanggung
f. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung
g. Premi asuransi
Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala janji-janji
khusus yang diadakan antara para pihak, antara lain mencantumkan banker clause, jika
terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian penanggung dapat berhadapan dengan siapa
pemilik atau pemegang hak.

2. Premi asuransi yang teah dibayar oleh tertanggung kepada penanggung dapat dituntut
pengembaliannya, baik itu seluruhnya maupun untuk sebagian jika asuransi gugur atau batal, jika
tertanggung,telah bertindak dengan itikad baik. Premi yang harus dibayar kembali oleh penanggung,
Dalam pasal 281 KUH Dagang menekankan pada syarat bahwa asuransi gugur atau batal bukan
karena kesalahan tertanggung dan juga bukan karena itikad jahat tertanggung, tetapi disebabkan
karena penanggung tidak menghadapi bahaya.
Penetapan unsur premi murni dilakukan berdasarkan perhitungan yang didukung dengan data profil
risiko dan kerugian (risk and loss profile) untuk periode paling singkat 5 (lima) tahun

3. Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi
dari asuransi. Reasuransi adalah suatu system penyebaran resiko dimana penanggung menyebarkan
seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutup penanggung lain.

Dalam reasuransi ada 2 pihak : yaitu pihak Penanggung (Perusahaan Asuransi) dan pihak tertanggung
(Konsumen asuransi).
7. Hubungan dengan Tertanggung

Seorang tertanggung tidak memiliki jalur komunikasi sama sekali dengan reasuradur. Semua hal terkait
perjanjian premi diselesaikan langsung dengan pihak asuransi (penanggung). Maka bila nantinya ada
klaim yang harus diminta, tertanggung hanya berhubungan dengan pihak asuransi saja. Tertanggung
tidak berhak menagih apapun pada reasuradur.

Sementara itu, asuransi punya kewajiban untuk berhubungan secara langsung dengan para tertanggung.
Meskipun memiliki kerjasama dengan reasuransi, penanggung tak punya kewajiban apapun untuk
menjelaskan pasal kerjasama yang mereka miliki kepada tertanggung. Tertanggung hanya mengetahui
terkait paket premi dan cara klaimnya saja.

Terkait Premi

Sebuah perusahaan asuransi biasanya menyediakan banyak sekali pilihan dalam sebuah paket premi. Ini
memudahkan tertanggung atau nasabah untuk membeli premi yang sesuai, tanpa banyak pengecualian
ini dan itu. Secara umum, tertanggung memerlukan sebuah kemudahan dan kepraktisan dari pembelian
premi tersebut.

Sementara itu, reasuransi bisa saja tak menanggung semua sesi dalam sebuah premi. Berdasarkan
perjanjian antara asuransi dan reasuransi, reasuradur mungkin saja hanya akan menanggung nominal
satu sesi, atau satu sesi dalam kondisi tertentu saja.

Branding dan Periklanan

Karena tak berhubungan dengan tertanggung sama sekali, seringkali reasuradur lebih banyak bekerja
tanpa periklanan. Lembaga keuangan ini tidak perlu memasang iklan apapun untuk menarik nasabah,
karena itu adalah tugas perusahaan asuransi. Asuradur biasanya lebih mengutamakan jaringan dan
reputasi untuk menyokong bisnisnya.

Anda mungkin juga menyukai