Anda di halaman 1dari 18

ILMU NEGARA

“TUJUAN NEGARA”

Oleh:

EKO WAHYUDI
20742010025

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM


AWANG LONG SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan yang maha esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga saya diberikan kesehatan dan dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tujuan Negara. ini tepat pada
waktunya dan Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai mana mestinya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada Mata Kuliah Ilmu Negara. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
sebagai dasar pertimbangan dosen untuk memberikan nilai serta penambah
wawasan bagi para penikmat baca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada dosen selaku


pemberi materi Mata Kuliah Ilmu Negara yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan saya dan wawasan sesuai dengan
profesi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan
meluangkan waktu serta membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari tanpa adanya ilmu serta kesabaran yang luar biasa dari para
dosen berikan maka akan sulit bagi saya dan juga rekan - rekan mahasiswa yang
lain dalam membuat dan menyelesaikan makalah ini.

Makalah yang saya tulis ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Semoga makalah tentang Mata Kuliah Ilmu Negara ini bisa menambah wawasan
para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan serta peningkatan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang Ilmu Negara.

Tenggarong, Januari 2021


Penulis

Eko wahyudi
NIM 20742010025
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN.

A. PENGERTIAN NEGARA

B. TUJUAN NEGARA

C. PRINSIP POKOK NEGARA HUKUM

D. TEORI FUNGSI NEGARA

E. KLASIFIKASI TUJUAN DAN FUNGSI NEGARA BAB III PENTUP

A. SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik

politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang

berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki

suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut,

dan berdiri secara independen.

Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan

memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah

mendapat pengakuan dari negara lain.

Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk

memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya.

Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai

Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat

sebagai anggota negara. Bagaimanakah tujuan negara secara umum dan tujuan

negara Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945. Selanjutnya

akan dibahas dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Negara

2. Tujuan Negara

3. Prinsip Negara Hukum

4. Fungsi Negara
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara

“Negara”adalah integrasi dari kekuasaan politik, ia adalah organisasi

pokok dalam kekuasaan politik. Namun, negara juga merupakan alat (agency) dari

masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan

manusia dalam masyarakat menertibkan fenomena kekuasaan dalam masyarakat.

Sebab manusia hidup dalam suasana kerjasama, sekaligus suasana antagonistic

yang penuh konflik. Oleh karena itu negara merupakan organisasi yang dalam

suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua

golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan kehidupan

bersama tersebut. Secara singkat terdapat dua tugas negara, yakni: (1)

mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial ataupun

bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonisme yang

membahayakan; (2) mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan

golongan-golongan kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat

seluruhnya

B. Tujuan negara

Rumusan tujuan negara merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan

suatu negara. Setiap negara mempunyai tujuan negara yang ingin dicapai.

Rumusan Tujuan Negara Republik Indonesia - Sebagai bangsa dan negara yang
beradab, Negara Republik Indonesia mempunyai tujuan dalam melaksanakan

kehidupan kenegaraannya. Tujuan negara kita akan menjadi ciri khas dari negara

kita yang membedakannya dengan negara lain. Tujuan negara akan berkaitan

dengan bentuk negara, pembentukan badan-badan negara, fungsi badan-badan

negara, tugas badan-badan negara, serta hubungan antarbadan negara. Dengan

demikian tujuan negara diperlukan untuk mengarahkan segala kegiatan negara dan

pedoman dalam penyusunan alat perlengkapan negara serta organ pemerintah.

Tujuan negara bergantung pada tempat, keadaan, waktu, dan sifat dari

kekuasaan. Para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda tentang tujuan

negara. Menurut Shang Yang yang hidup pada abad IV sebelum Masehi, tujuan

negara adalah mengumpulkan kekuasaan negara yang sebesar-besarnya. Tujuan

ini dapat dicapai dengan cara menyiapkan tentara yang kuat, berdisiplin, dan

bersedia menghadapi segala kemungkinan. Tujuan negara ini dikemukakan Shang

Yang karena pada saat itu Cina sedang dilanda kekacauan dan peperangan.

Pendapat ini senada dengan pendapat Nicholo Machiavelli, ahli ketatanegaraan

dari Florence, Italia. Tujuan negara menurut Nicholo Machiavelli (1428–1527)

adalah menghimpun dan memperbesar kekuasaan negara agar tercipta

kemakmuran, kebesaran, kehormatan, dan kesejahteraan rakyat.

Kedua pendapat di atas bertentangan dengan pendapat Dante Allieghieri

(1265–1321), seorang filsuf dan penyair dari Florence, Italia, dan Immanuel Kant

(1724–1804). Dante Allieghieri berpendapat bahwa perdamaian dan ketenteraman

dunia tidak akan terwujud seandainya di dunia ini terdapat negara-negara

merdeka, karena negara-negara tersebut akan selalu bersaing dan berperang.


Adapun tujuan negara menurut Immanuel Kant adalah membentuk dan

memelihara hak dan kemerdekaan warga negara.

Dalam usaha tersebut perlu dibentuk hukum yang dirumuskan dalam

perundang-undangan. Perundang-undangan tersebut bukan merupakan kehendak

penguasa, tetapi kehendak seluruh warga negara. Dengan kata lain, adanya negara

merupakan suatu keharusan untuk menjamin terlaksananya kepentingan umum

sesuai dengan hukum dan perundang-undangan. Dengan demikian, negara

berperan menjaga ketertiban dan keamanan dalam negara.

Tujuan NKRI termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

alinea keempat yang berbunyi sebagai berikut. Kemudian daripada itu untuk

membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial, maka disusunlah kemerdekaan, kebangsaan Indonesia itu dalam suatu

Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan

Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada

Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan

Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut mengandung makna sebagai

berikut :
a. Fungsi sekaligus tujuan negara Indonesia, yaitu melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

b. Kemerdekaan kebangsaan Indonesia yang disusun dalam suatu undang-

undang dasar.

c. Susunan/bentuk negara adalah kesatuan.

d. Sistem pemerintahan negara adalah republik.

Dasar negara yaitu Pancasila. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa

tujuan negara Indonesia, adalah:

a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

b. memajukan kesejahteraan umum,

c. mencerdaskan kehidupan bangsa, serta

d. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Jika diperhatikan keempat tujuan negara kita, kemudian kita kaitkan

dengan teori mengenai tujuan negara maka kita termasuk negara yang menganut

teori Negara Kesejahteraan (welfare state). Hal ini dikarenakan keempat tujuan di

atas semuanya menekankan pada aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu, dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab I, Pasal 1

Ayat (3) ditegaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.

Artinya, Indonesia bukan negara yang berdasarkan kepada kekuasaan

belaka. Semakin jelaslah bahwa Indonesia adalah negara hukum yang bertujuan
untuk mewujudkan kesejahteraan umum, membentuk suatu masyarakat adil dan

makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian, jika ditinjau dari aspek tujuan

negaranya, Indonesia berkedudukan sebagai negara hukum dan negara

kesejahteraan.

Dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia melindungi negara tanah air

dan seluruh warga negara Indonesia baik yang berada di dalam maupun di luar

negeri. Selain itu negara Indonesia menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang

bahagia, makmur, adil, sentosa, dan lain sebagainya. Di samping itu negara

indonesia turut berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia untuk

kepentingan bersama serta tunduk pada perserikatan bangsa-bangsa atau disingkat

PBB.

TUJUAN NEGARA THE RULE OF SUPREME MAKSUDNYA ADALAH

NEGARA MERUPAKAN ATURAN TERTINGGI

C. Prinsip Pokok Negara Hukum

Dua belas prinsip pokok Negara Hukum yang berlaku di zaman sekarang

ini merupakan pilar utama yang menyangga berdiri tegaknya suatu negara

sehingga dapat disebut sebagai Negara Hukum dalam arti yang sebenarnya. Di

samping itu, jika konsep Negara Hukum itu dikaitkan pula dengan paham negara

yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seperti Indonesia, maka keduabelas prinsip

tersebut patut pula ditambah satu prinsip lagi, yaitu: Prinsip Berke-Tuhanan Yang

Maha Esa sebagai prinsip kesebelas gagasan Negara Hukum modern Supremasi

Hukum (Supremacy of Law):


Adanya pengakuan normatif dan empirik akan prinsip supremasi hukum,

yaitu bahwa semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman

tertinggi. Dalam perspektif supremasi hukum (supremacy of law), pada

hakikatnya pemimpin tertinggi negara yang sesungguhnya, bukanlah manusia,

tetapi konstitusi yang mencerminkan hukum yang tertinggi. Pengakuan normative

atas supremasi hukum tercermin dalam perumusan hukum dan/atau konstitusi,

sedangkan pengakuan empirik tercermin dalam perilaku sebagian terbesar

masyarakatnya bahwa hukum itu memang ‘supreme’. Bahkan, dalam republik

yang menganut sistem presidential yang bersifat murni, konstitusi itulah yang

sebenarnya lebih tepat untuk disebut sebagai ‘kepala negara’. Itu sebabnya, dalam

sistem pemerintahan presidential, tidak dikenal pembedaan antara kepala Negara

dan kepala pemerintahan seperti dalam sistem pemerintahan parlementer.

Kekuasaan negara dipegang tingi oleh negara itu dinaman anegara merupakan

oranisasi yang menjadi adah berkumpulnya tiap-tiap warga negara.

“Negara hukum menempatkan kekuasaan tertinggi pada hukum dan bukan

pada penguasa absolut”.

Indonesia diidealkan dan dicita-citakan oleh the founding fathers sebagai

suatu Negara Hukum (Rechtsstaat/ The Rule of Law). UUD 1945 Pasal 1 ayat (3)

menegaskan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Namun,

bagaimana cetak biru dan desain makro penjabaran ide negara hukum itu, selama

ini belum pernah dirumuskan secara komprehensif. Yang ada hanya pembangunan

bidang hukum yang bersifat sektoral. Oleh karena itu, hukum hendaknya dapat

dipahami dan dikembangkan sebagai satu kesatuan sistem. Apalagi, negara


hendak dipahami sebagai suatu konsep hukum, yaitu sebagai Negara Hukum.

Dalam hukum sebagai suatu kesatuan sistem terdapat (1) elemen kelembagaan

(elemen institusional), (2) elemen kaedah aturan (elemen instrumental), dan (3)

elemen perilaku para subjek hukum yang menyandang hak dan kewajiban yang

ditentukan oleh norma aturan itu (elemen subjektif dan kultural). Ketiga elemen

sistem hukum itu mencakup (a) kegiatan pembuatan hukum (law making), (b)

kegiatan pelaksanaan atau penerapan hukum (law administrating), dan (c)

kegiatan peradilan atas pelanggaran hukum (law adjudicating).

Supremasi hukum dikenal juga dengan “the rule of law” yang diartikan

sebagai “the governance not by man but by law”, pemerintahan oleh hukum,

bukan oleh manusia; bukan hukumnya yang memerintah, karena hukum itu

hanyalah kaedah atau pedoman dan sekaligus sarana atau alat, tetapi harus ada

manusianya yang menjalankan adan melaksanakannya secara konsisten

berdasarkan hukum, dan tidak sekehendak atau sewenang-wenang.

Hukum itu diciptakan atau direkayasa oleh manusia, terutama hukum tertulis.

Setelah hukum itu tercipta maka manusia terikat pada hukum, harus tunduk pada

hukum. Hal ini tidak lain adalah untuk kepentingan manusia itu sendiri. Hukum

harus mempunyai kekuasaan tertinggi demi kepentingan manusia itu sendiri,

tetapi sebaliknya manusia tidak boleh diperbudak oleh hukum. “Governance not

by man but by law” berarti bahwa tindakan-tindakan resmi (pemerintah) pada

tingkat teratas sekalipun harus tunduk pada peraturan-peraturan hukum.

D. Teori fungsi negara


            Ada delapan teori fungsi negara, teori tersebut ialah: anarchisme,

individualisma, sosialisme, komunisme, sindikalisme, guild socialisme,

facisme,dan kolektivisme.

a. Anarchisme, pada hakekatnya merupakan penjengkalan dari pada

negara dan pemerinta. Anggapan sederhana bahwa manusia adalah baik

dan bijaksana, bahwa manusia tidak memerlukan negara dan pemerintah.

Fungsi negara dan pemerintah dapat juga dapat juga diselenggarakan

oleh perhimunan yang dibentuk secara sukarela. Anarchisme mengingini

manusiauntuk hidup bebas tanpa organisasi yang membelenggu.

b. Individualisme, Bagi kaumindividualis negara masih berlaku,

sekalipun hanya untuk menjamin keamana dan ketertiban. Dan fungsi

negara yakni, menjalankan fungsi yang tujuannya memelihara dan

mempertahankan ketertiban individu dan masyarakat. Konsepsi negara

yang individualis didasarkan atas tiga dasar yaitu: 

1. Dasar ethis. Bahwa tujuan umat manusia adalah perkembangan


harmonis dari semua kemampuannya.negara harus menciptakan

suasana yang memungkinkan individu untuk mengembangkan

individualitas sebesar-besarnya.

2. Dasar Ekonomi.  Semua individu selalu ingin berusaha memenuhi


kebutuhannya sendiri untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan

masing masing. Fungsi negara harus ditujukan pada penciptaan


suasana yang memungkinkan individu untuk dapat bersaing bebas

yang berarti pula terciptanya masyarakat yang makmur.

3. Dasar ilmiah.manusia harus menyingkirkan orang orang yang


berfisik lemah,  yang miskin dan orang yang cacat untuk

memberikan tempat kepada individu yang sehat jasmaniah, demi

kesejahteraan bersama dari masyarakat.

c.Sosialisme. Dalam hal ini diartikan sebagai semrakan sosial yang

menghendaki campur tangan pemerintah yang mungkin dalam bidang

perekonomian.  Sebgai doktrin yang menghendaki campur tang

pemerintah dalambidang perekonomian, sosialisme  atau kollektvisme 

merupakan antithese dari anarchisme dan individualisme. Fungsi negara

harus diperluas sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi aktivitas yang

tidak diselenggarakan oleh negara.

d. Komunisme.  Merupakan salah satu ajaran dari

sosialisme.sosialisme dan komuisme bertujuan memperluas fungsi negara

dan menuntut penguasaan bersama pada alat alat produksi. Perbedaan

sosialisme dengan komunisme adalah, komunisme membenarkan

tercapainya tujuan negara dengan jalan revolusi, sedangkan sosialisasi

msih mempercayai adanya cara-cara damai yang dapat ditempuh oleh

negara untuk mencapaitujuannya. 

e. Sindikalisme. Dalam ajaran sindikalisme, buruhlah dan bukan

negara yang memainkan peranan utama. Sindikalisme merampas semua


alat-alat produksi dari tangan-tangan burjuasi, dan bukan negara yang

akan menggunakan alat alat produksi tersebut melainkan serikat-serikat

sekerja tersebuat.

f. Guild sosialis. Adalah suatu gerakan berazas inggris.  Merupakan suatu


ajaran pemerintah dalambadan-badan koperasi umum untuk menguasai

alat-alat produksi dan akan menyelenggarakan tugas tugas kenegaraan

dalam bidang kesejahteraan.

g. Facisme. Merupakan pergerakan politik yang berasal dari italia

seperti Nazi. Sifat gerakan facisme adalah sifat kediktatoran dan sifat

ketotalirennya. Facisme membenarkan penguasaan alat-alat produksi

oleh negara dan tidak mengenal batas fungsi yang dapat diselenggarakan

oleh negara.

h. Kolektivisme empiris. Merupakan ajaran yang menyetujui

penguasaan umum (publicownership)  atas dinas-dinas umum.

Fungsi negara menunjukan realisasi dari tujuan sebuah negara.funsi dan

tujuan negara tergantung pada kemajuan yang tealah dicapai dalam bidang

peradaban dan politik, struktur perekonomian, kebutuhan dan masalah sosial

politik lainnya yang dihadapi oleh negara. Persoalan lain yang berhubungan

dengan fungsi dan tujuan negara adalah penggunaan alat-alat produksi. Tidak

semua alat produksi dapat debenarkan cara pemakaian, ada alat yang senantiasa

harus ditolak sekalipun itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan warga negara.

E. Klasifikasi Tujuan dan Fungsi Negara


            Fungsi essensil adalah fungsi yang diperlukan dalam kelanjutan negara

dan meliputi antara lain memlihaar angkatan bersenjata untuk pertahanan

serangan dari luar serta pemberontakan dari dalam negeri. Selanjutnya

adalah  fungsi Jasa seluruh aktivitas negara yang mungkin tidak akan tampak

apabila negara tidak menyelenggarakannya.

            Tujuan negara yang sebenarnya ialah (1). Pemeliharaan keamanan dant

ketertiban, (2). Penyelenggaraan kepentingan-kepentingan umum dalam arti luas

yang melampaui tujuan negara yang disebut dalam poin 1. Tujuan negara yang

tidak sebenarnya adalah mempertahankan kemasukan dari kelas yang

berkuasa.tujuan yang penting dalam tiap negara adalah menyelenggarakan

keentingan umum dalam arti luas yang disebut sebagai fungsi kesejahteraan

umum.  Tujuan negara secara umum adalah perdamaia, ketertiban,

keamanan,keadilan, kebebasan, kesejahteraan, dan perlindunga. Hal ini berasala

dari beberapa pendapat ahli. Negara menjalankan fungsi salah satunya fungsi

kesejahteraan umum disebabkan karena: 

1.      Fungsi tersebut tdak dilakukan oleh organisasi organisasi sosial lain karena

dibutuhkan tenaga dan biaya yang besar.

2.      Organisasi sosial lainnya terbatas bidang bekerjanya

3.      Segenap organisasi lainnya tidak memenuhi syarat untuk menyeleggarakan

fungsi tersebut
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan
1. Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh
pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.
2. terlepas dari ideologinya, menyelenggarakan beberapa minimum fungsi
yang mutlak, yaitu :
a.    Melaksanakan penertiban (law and order).
b.    Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
c.    Pertahanan.
d.   Menegakkan keadilan.
3. Plato mengatakan bahwa tujuan negara yang sebenarnya adalah untuk
mengetahui atau mencapai atau mengenal idea yang sesungguhnya,
sedang yang dapat mengetahui atau mencapai idea yang sesungguhnya itu
hanyalah ahli-ahli filsafat saja, maka dari itu pimpinan negara atau
pemerintahan negara.
4. Tujuan negara Indonesia tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945,
dalam alinea keempat, terdapat tujuan negara Indonesia yaitu:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia
b. Untuk memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial

DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud Busroh.Ilmu negara.(Jakarta: Bumi Aksara.1993). hal. 83-86.


http://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-negara-menurut-para-ahli.html
http://www.jimly.com/pemikiran/view/11
Kaelan. Pendidikan Pancasila.(Yogyakarta:Paradigma.2010). hal. 160-161.
Diposkan oleh Ali Muda Simanjuntak di Kamis, Oktober 02, 2014 
Moh Kusnardi dan Bintan R. Saragih.Ilmu Negara.(Jakarta: Gaya Mewdia
Pratama. 1993). hal. 73.

Anda mungkin juga menyukai