Penyusun
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................
1
DAFTAR ISI .................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 3
1.1 Latar Belakang................................................................... 3
BAB II HUBUNGAN PASIEN DAN PERAWAT ...................... 4
2.1 Tanggung Jawab Perawat Terhadap Klien......................... 4
2.2 Tahap Hubungan Perawat Dan Klien................................. 4-5
2.3 Faktor Hubungan Perawat Dan Klien.................................
5
BAB III KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT ICN................... 5-6
BAB IV POLA HUBUNGAN ANTARA PERAWAT DAN KLIEN.... 6-8
BAB V PENUTUP & CONTOH KASUS.......................................... 8-13
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
HUBUNGAN PASIEN DAN PERAWAT
Di mulai pada saat pertama kali berhubungan.Tujuan utama tahap orientasi adalah
membangun trust.
4
2.Tahap bekerja
3.Tahap terminasi
5. Gangguan penglihatan
BAB III
KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT ICN
Icn adalah suatu fedrasi perhimpunan perawat nasuional diseluruh dunia
yang didirikan pada tanggal 1 juli 1899 oleh mrs.bedford fenwich di hanover
squqre, london direvisi pada tahun 1973.
5
a. Kebutuhan terhadap layanan keperawatan diberbagai tempat adalah
sama;
b. Pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada
penghargaan terhadap kehidupan yang bermartabat dan
menjujunjung tinggi hak asasi manusia;
c. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan / atau keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, perawat
mengikutsertakan kelompok dan instansi terkait.
BAB IV
POLA HUBUNGAN YANG BAIK ANTARA
KLIEN/PASIEN DENGAN PERAWAT
6
Pasien/klien adalah fokus dari upaya asuhan keperawatan yang di berikan
oleh perawat, sebagai salah satu komponen tenaga kesehatan. Dasar hubungan
antara perawat dan pasien adalah hubungan yang saling menguntungkan(mutual
humanity). Perawat mempunyai hak dan kewajiban untuk melaksanakan asuhan
keperawatan seoptimal mungkin dengan pendekatan bio, psiko, sosial spritual
sesuai dengan kebutuhan pasien.
Hubungan yang baik antar perawat dengan pasien akan terjadi bila :
7
masyarakat diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan
masyarakat,yaitu sebagai berikut :
8
BAB V
PENUTUP
Tenaga Keperawatan memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan
merawat dan penyembuhan Pasien. Memberikan pelayanan secara paripurna
melalui berbagai kegiatan yang mendukung kesembuhan pasien yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, antara lain dengan melakukan
monitoring dan mengevaluasi keberhasilan dalam perawatan pasien, memberikan
rekomendasi kepada pasien, memberikan pendidikan dan konseling dan bekerja
sama erat dengan pasien dalam penyembuhan secara total dalam sehari-hari,
merupakan salah satu tugas tenaga keperawatan.
Untuk dapat berperan secara profesional dalam pelayanan keperawatan
dan penyembuhan pasien tentu saja diperlukan dukungan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang memadai. Oleh sebab itu sangat penting bagi seorang tenaga
kesehatan yang akan memberikan pelayanan dan membekali diri sebaik-baiknya
dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
klien adala fokus dari upaya asuhan keperawatn yang diberikan oleh
perawat, sebagai salah satu komponen tenaga kesehatan.
CONTOH KASUS:
9
Contoh diatas merupakan masalah perawat dan klien yang sangat
dilematis bagi perawat karena bila perawat terus terang mengatakan yang
sebenarnya, masalah klien akan semakin berat. Dalam hal ini, kejujuran perawat
dapat berakibat patal bagi klien karena disatu sisi, profesi perawat sesuai etika
harus berkata jujur. Disisi lain, perawat dituntut untuk menjadi pembelah hak
klien yang kondisi fisik maupun mentalnya masih lemah. Disini, posisi perawat
tsb mengalami konflik nilain. Haruskah perawat mengatakan secar jujur ataukah
ia harus berbohong ? perawat harus berkata secara bijaksana bahwa kesehtan klien
lebih penting untuk dipertahankan. Perawat juga dapat mempertahankan
pendapatnya, bagi keluarga, petugas lain, maupun teman sejawat
10
Perawat : “jika adik memang baik – baik saja namun kenapa dengan wajah adik
yang begitu lesu, tenanglah kematian di tangan Allah adik hanya harus selalu
bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada adik”
Pasien : “iya saya tau sus, saya ngerti kok akan tetapi semakin hari saya
memikirkannya saya semakin tidak bisa untuk melupakan kejadian itu sus.”
Perawat : “ada kejadian apa memangnya ceritakan saja kepada saya insya Allah
saya akan membantumu jika saya bisa”
Pasien : “Tapi saya harap suster tidak cerita ke siapapun tentang ini!”
Perawat: “baiklah”
Pasien : “kejadiannya mungkin tiga tahunyang lalu sus, sebelum di vonis penyakit
ini. Saya mempunya seorang adik laki-laki, pada saat liburan kami sekeluarga
pergi ke pantai di sana saya bermain dengan adik laki – laki saya akan tetapi
dikarenakan adik saya yang jail dan bermain dengan saya hingga membuat kesal
saya di kala itu sus, dan saya pun mungkin sedang dirasuki oleh syeitan yang
sayapun sampai sekarang tidak mengerti kenapa saya melakukan itu.”ketika suster
mulai khawatir dengan pasien
Perawat : “apa yang telah kau lakukan dik”
Pasien : “saya telah membunuh adik saya” sang pasien menceritakannya dengan
mengeluarkan perasaannya yang mungkin telah ia pendam lama sekali membuat
sebuah pertanyaan di benak sang perawat
Perawat : “tapi bagaimana bisa dik kalau saya boleh tahu” sang perawat bertanya
dengan sangat pelan takut jika sang pasien semakin sedih
Pasien : “saya menenggelamkannnya saya menekannya ke dalam air dan saya tak
membiarkan adik saya untuk ke permukaan hingga dia akhirnyapun tak kembali
ke permukaan” sang pasien menceritakan itu dengan air mata yang jatuh ke
tangannya
Perawat : “apakah orangtuamu mengetahuinya? Tentang kejadian ini?”
Pasien : “tidak orangtuaku hanya tahu jika dia tenggelam tanpa mengetahui kalau
aku yang sengaja membuatnya tenggelam. Saya tidak berani kepada kedia orang
tua saya sus tetapi sayapu lelah dengan perasaan bersalah yang telah menghantui
11
hamba selama 3 tahun ini. Mungkin penyakit yang saya derita ini di karenakan
dosa saya kepada adik saya ini sus” tutur sang pasien
Perawat: “kamu tidak boleh pesismis, saya yakin jika kamu tidak sengaja
melakukannya Allah juga pasti akan memaafkanmu kamu tidak boleh menyerah
dengan keadaanmu ini oke! Kamu harus semangat. Saya yakin Allah akan
mengampunimu jika kamu bertaubat dengan sungguh – sungguh dik”
Pasien : “baiklah sus”
Sedangkan sang pasien mendapatkan perawatannya dan kembali pulang
oleh kakaknya.
Setelah itu sang perawat hanya diam dan mencari cara bagaimana orang
tuanya mengetahui ini “setidaknya satu dari keluarganya harus mengetahui
masalah ini” , batin sang perawat akan tetapi dia sudah berjanji untuk tidak
menceritakan hal ini kepada siapapun apakah dia harus menceritakannya atau
tidak. Jika dia menceritakannya berarti dia telah melanggar janjinya, akan tetapi
jika dia tidak menceritakannya maka beban sang pasien itupun akan bertambah.
Sang perawatpun gundah gulana apa yang seharusnya dia lakukan?
Dan sang perawatpun bertekat untuk hanya memberitahunya kepad sang
ibunda saja dikarenakan sang perawat takut jika sang anak akan mengalami
depresi yang lebih buruk dari sekarang, dan akhirnya sang perawat menghubungi
sang ibunda
Perawat : “Assalamu’alaikum ibu maaf saya mengganggu ibu bisa datang ke
rumah sakit siang ini”
Ibu P. : “iya ada apa ya sus?”
Perawat: “iya ibu maaf mengganggu saya ingin membicarakan anak ibu”
Ibu P : “baik sus saya akan segera kesana”
Ketika sang ibu sudah sampai di rumah sakit beliau bergegas menemui
sang perawat untuk mengetahui apa yanaag ingin di bicarakan oleh sang suster
Ibu P. : “ Assalamu’alaikum sus ada apa ya memanggil saya kemari “
Perawat : “iya wa’alaikumussalam ibu sebelumnya saya minta maaf sekali jika
harus mengganggu waktu ibu, saya di sini hanya akan memberitahu masalah anak
ibu.”
12
Ibu P : “Iya sus silahkan”
Perawat : “iya sebelumnya ibu sudah tahu kan mengenai penyakit anak ibu, pasti
ibu sudah tahu di karenakan penyakit anak ibu, seharusnya anak ibu tidak
mengalamu depresi atau stress ibu, jadi proses pengobatannya mungkin akan
terkendala karena anak ibu banyak fikiran”
Ibu P. : “baik sus nanti akan saya perhatikan lagi anak saya”
Perawat : “dan ada satu hal lagi ibu” sang perawat menceritakan kembali apa
yang di ceritakan oleh sang anak kepada sang ibu, sang ibu yang mendengarnya
terperanjat kaget akan apa yang di beritahu oleh sang perawat
Ibu P. : “ jadi selama ini !”
Sang perawat berusaha menenangkan
Perawat : “iya ibu tapi saya harap ibu bisa membuat anak ibu tidak memiki
rkannya kembali dan mengikhllaskannya ibu, membuatnya menyesalinya tanpa
menambah beban yang sudah ada ibu, saya mohon sekali lagi jangan menambah
beban berat yang sudah di pikul oleh anak ibu
Ibu P. : “baik terimakasih sus atas informasinya saya akan mencoba untuk
mengurangi beban anak saya”
Perawat: “iya ibu semoga masalah ibu dan anak ibu cepat terselesaikan”
Ibu P. : “iya sus saya permisi”
Sang perawat melihat perginya sang ibu dengan keadaan tenang, sang perawat
merasa bersalah di satu sisi akan tetapi dia mengambil hikmah tentang memberi
tahu keluarga pasien sepahit-pahitnya informasi tersebut untuk mengurangi beban
fikiran si pasien dan perawat harus bisa menjaga sikapnya dan rahasia terhadap
masing masing pasien dan keluaga pasien
13