TM 2 - ISOLASI PRODUK NATURAL (Revisi) 2
TM 2 - ISOLASI PRODUK NATURAL (Revisi) 2
1. Target ekstraksi
a. Senyawa kimia yang sudah dikenal keberadaannya.
Modifikasi metode untuk meningkatkan proses
b. Senyawa bioaktif yang belum dikenal
c. Kelompok senyawa dg struktur yg berkaitan dalam
suatu organisme
d. Metabolit sekunder dari suatu sumber bahan alam
dengan kondisi yang berbeda
(misal : 2 spesies dari genus sama atau spesies sama
dengan kondisi pertumbuhan berbeda)
e. Skrining fitokimia melalui identifikasi semua metabolit
pada organisme sbgchemical fingerprinting suatu
tanaman
2. Skala pekerjaan
Skrining pendahuluan pada skala kecil, isolasi skala
besar hasil dapat beda.
Syarat bahan :
- Kandungan kimia larut air dingin/
panas
- Kandungan kimia tahan pemanasan
MASERASI
• Ekstraksi pada
temperatur kamar,
• Proses ekstraksi
sederhana, perendaman 5
hari (farmakope ind) atau
3 hari (sukhdev 2008)
• Dapat menggunakan
bermacam pelarut
• Setelah disaring, sisa
dapat dimaserasi kembali
• Jika perlu dilakukan
penekanan/diperas
• Dibanding perkolasi,
waktu lebih cepat.
• Penyarian tidak sempurna
Modifikasi maserasi :
• Digesti
• Maserasi dengan mesin pengaduk
• Remaserasi
CP dibagi 2, seluruh SS disari dg CP pertama,
ampas diperas disari dg CP II
• maserasi melingkar
• maserasi melingkar bertingkat
• penyarian pada temperatur kamar dg
pelarut yang terus menerus baru PERKOLASI
penyarian sempurna/habis.
• Cairan penyari dialirkan melalui
serbuk simplisia yg telah dibasahi.
• CP akan melarutkan ZA pd sel yang
dilalui sampai keadaan jenuh
• Gerak ke bawah disebabkan oleh
kekuatan gaya beratnya sendiri dan
cairan di atasnya, dikurangi dengan
daya kapiler yang cenderung
menahannya.
• Waktu penyarian lama
• Tidak perlu langkah tambahan untuk
penyaringan.
• Proses 3 tahapan yi tahap
pengembangan, tahap maserasi
antara, tahap perkolasi (pengaliran).
3 macam bentuk
Perkolator :
1. Perkolator tabung
pembuatan ekstrak cair (ZA sulit
larut)
2. Perkolator paruh
pembuatan ekstrak/tinctur dg
kadar tinggi (serbuk simplisia
mengandung ZA sulit larut
3. Perkolator corong
pembuatan ekstrak/tinctur kadar
rendah
Modifikasi perkolasi :
1. Reperkolasi
• Pada perkolasi dilakukan pemekatan sari dengan pemanasan
sedangkan pada reperkolasi tidak dilakukan pemekatan dg
pemanasan.
• simplisia dibagi dalam beberapa perkolator. Hasil perkolator pertama
dipisah menjadi perkolat I dan sari selanjutnya sebagai susulan II.
Susulan II digunakan untuk menyari perkolator II, dipisahkan menjadi
perkolat II dan susulan II, diulang sampai diperoleh perkolat pekat.
2. Perkolasi bertingkat
• Untuk memperbaiki kerja perkolasi yang menghasilkan perkolat pekat
pada tetesan pertama dan perkolat encer pada tetesan terakhir.
• Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang
disari dengan CP baru, sebaliknya serbuk yg baru disari dengan
perkolat yang hampir jenuh.
• Perkolator pada cara ini diatur agar perkolat dari suatu perkolator
dapat dialirkan ke perkolator lainnya dan ampas mudah dikeluarkan.
SOKHLETASI
• Proses penyarian
berkesinambungan dg
alat soklet
penggabungan proses
penyarian dan
penguapan.
• CP yang dibutuhkan
sedikit, hasil penyarian
lebih pekat
• SS disari dg penyari
baru/segar ZA yang
tersari lebih banyak
• Zat aktif tak tahan
pemanasan rusak
• Selama proses tidak
menambah CP.
• Kapan ekstraksi dapat
dihentikan?
REFLUKS
• Penyarian pada temperature didih pelarut.
• Bahan selalu kontak dg CP
• Sesuai untuk penyarian senyawa yang tahan
pemanasan
• Dapat terjadi degradasi termal
• Panas penyarian lebih cepat
• Tidak perlu pengadukan.
• Sering digunakan untuk tujuan mereaksikan