EKSTRAKSI CAIR-
CAIR
• proses yang didasarkan pada distribusi solute dalam
dua macam pelarut yang satu sama lain tidak saling
larut. Solut larut dalam kedua macam pelarut yang
tidak saling campur dan terbagi dalam kedua macam
pelarut tersebut sampai dicapai keadaan yang
setimbang.
• Ekstraksi cair-cair ditentukan oleh distribusi Nernst
(hukum partisi) : “pada konsentrasi dan tekanan yang
konstant, solut akan terdistribusi dalam proporsi yang
selalu sama diantara dua pelarut yang saling tidak
campur”.
• Perbandingan konsentrasi kesetimbangan antara dua
fase tersebut disebut koefesien distribusi atau koefisien
partisi (Kd) atau Kp
H + A
pH 5 [HA] = [A] HA
pH 6 + 10% dalam bentuk tak terion
pH 7 + 1% dalam bentuk tak terion
• Untuk menyakinkan senyawa telah terionisasi sempurna, maka pada :
– asam lemah pH larutan minimal harus 3 satuan lebih basa dari
pKa-nya
– basa lemah pH larutan minimal harus lebih asam dari pKa-nya
2. Jenis pelarut
• Umumnya salah satu pelarut adalah air, shg Kd lebih banyak
dipengaruhi sifat fisikokimia pelarut ke-2
• Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh :
– Polaritas pelarut. Pelarut polar akan melarutkan lebih baik
zat polar dan ionik, begitu sebaliknya.
– struktur zat, seperti perbandingan gugus polar dan non
polar dari suatu molekul, makin panjang rantai gugus non
polar dari suatu zat makin sukar zat tersebut larut dalam
air.
• Pelarut organik yang sering digunakan : eter, kloroform, CCl4,
etil asetat
3. Jumlah ekstraksi yang dilakukan dan volume
pelarut
• Penyarian lebih efektif jika CP dibagi dalam
beberapa bagian kecil dari pada sekali dg semua
penyari yg tersedia
• Untuk ‘n’ kali ekstraksi dengan pelarut organik,
banyaknya zat terlarut yang tersisa dalam air
dirumuskan :
SELEKTIVITAS EKSTRAKSI
• Dalam ekstraksi umumnya yang teribat tidak hanya 1 solut
saja
• Ekstraksi akan berhasil memisahkan solut satu dg lainya jika
masing-masing solut mempunyai Kd yang sangat berbeda
• Daya pemisah 2 substansi dinyatakan dg faktor pemisah (α ) :
K d1
K d2
• Makin sempurna suatu ekstraksi satu komponen umumnya
makin besar kontaminasi yang disebabkan oleh terikatnya
komponen lain shg harus ditentukan sasaran yg dicapai :
hasil besar atau kemurnian tinggi.
• Ekstraksi dengan jumlah dan kemurnian tinggi dapat dicapai
jika α
Ekstraksi cair-cair bertahap
Ekstraksi menggunakan corong pisah.
• Berberapa hal yang perlu
diperhatikan al:
–corong hendaknya tidak diisi
melebihi ¾ bagian
–penggojokan mula-mula
pelan dan kelebihan tekanan
dibebaskan melalui tangkai.
–Penggojokan dilakukan
kearah badan
U = β = V raf / v ekstr
Kp . U
p =
1 + Kp . U
1
q = q = 1 - p
1 + K p . U
Jika volume ekstraktan = volume
rafinat
β=1 U=1
Maka :
Kp 1
p = q =
Kp + 1 1 + Kp
100
% ter ek str asi =
1 + Kp
Jika ekstraksi dilakukan n kali
Maka :
Fraksi solut tak terekstraksi = pn
Fraksi solut terekstraksi = qn
Untuk menghitung fraksi solut terekstraksin kali
jangan langsung menghitung dari qn tapi
menghitung dulu pn baru dicari qn
qn = 1 - pn
Petunjuk mengerjakan soal
• Jika mau menghitung harus ditentukan dulu mana
yang rafinat dan mana yang ekstraktan
• Umumnya yang disebut didepan rafinat
Misal :
Kp = 0,48 pada sistem air – heksan, maka :
Air rafinat
Heksan ekstraktan