Anda di halaman 1dari 21

EKSTRAKSI CAIR-CAIR

EKSTRAKSI CAIR-
CAIR
• proses yang didasarkan pada distribusi solute dalam
dua macam pelarut yang satu sama lain tidak saling
larut. Solut larut dalam kedua macam pelarut yang
tidak saling campur dan terbagi dalam kedua macam
pelarut tersebut sampai dicapai keadaan yang
setimbang.
• Ekstraksi cair-cair ditentukan oleh distribusi Nernst
(hukum partisi) : “pada konsentrasi dan tekanan yang
konstant, solut akan terdistribusi dalam proporsi yang
selalu sama diantara dua pelarut yang saling tidak
campur”.
• Perbandingan konsentrasi kesetimbangan antara dua
fase tersebut disebut koefesien distribusi atau koefisien
partisi (Kd) atau Kp

Kp = [S] org atau D = (Cs)1


[S] aq (Cs)2
Ket :
D : rasio distribusi / rasio partisi
Jika tidak ada interaksi antara solut yang terjadi dalam
kedua fase maka nilai KD dan D adalah identik

• Kesempurnaan ekstraksi dipengaruhi oleh :


– pH - polar
– macam pelarut - ratio distribusi
– jumlah volume pelarut - jumlah ekstraksi yang
dilakukan
1. pH
• Sebagian besar senyawa obat bersifat asam lemah atau basa lemah,
kelarutannya sangat dipengaruhi oleh pH. Umumnya :
– bentuk tak terionisasi , mudah larut dalam pelarut nn polar
– bentuk terionisasi , mudah larut dalam pelarut polar.
• Jumlah bentuk tak terionisasi dan terionisasi dapat diubah-ubah dengan
mengubah pH lingkungan.
– Contoh : Campuran asam benzoate (AB) dengan alkaloid papaverin
» Bagaimana pemisahannya ?
• Keberhasilan ekstraksi asam/basa lemah juga dipengaruhi harga pKa
– Misal : jika pKa 5, maka pada :

H + A
pH 5  [HA] = [A] HA
pH 6  + 10% dalam bentuk tak terion
pH 7  + 1% dalam bentuk tak terion
• Untuk menyakinkan senyawa telah terionisasi sempurna, maka pada :
– asam lemah  pH larutan minimal harus 3 satuan lebih basa dari
pKa-nya
– basa lemah  pH larutan minimal harus lebih asam dari pKa-nya
2. Jenis pelarut
• Umumnya salah satu pelarut adalah air, shg Kd lebih banyak
dipengaruhi sifat fisikokimia pelarut ke-2
• Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh :
– Polaritas pelarut. Pelarut polar akan melarutkan lebih baik
zat polar dan ionik, begitu sebaliknya.
– struktur zat, seperti perbandingan gugus polar dan non
polar dari suatu molekul, makin panjang rantai gugus non
polar dari suatu zat makin sukar zat tersebut larut dalam
air.
• Pelarut organik yang sering digunakan : eter, kloroform, CCl4,
etil asetat
3. Jumlah ekstraksi yang dilakukan dan volume
pelarut
• Penyarian lebih efektif jika CP dibagi dalam
beberapa bagian kecil dari pada sekali dg semua
penyari yg tersedia
• Untuk ‘n’ kali ekstraksi dengan pelarut organik,
banyaknya zat terlarut yang tersisa dalam air
dirumuskan :
SELEKTIVITAS EKSTRAKSI
• Dalam ekstraksi umumnya yang teribat tidak hanya 1 solut
saja
• Ekstraksi akan berhasil memisahkan solut satu dg lainya jika
masing-masing solut mempunyai Kd yang sangat berbeda
• Daya pemisah 2 substansi dinyatakan dg faktor pemisah (α ) :

K d1

K d2
• Makin sempurna suatu ekstraksi satu komponen umumnya
makin besar kontaminasi yang disebabkan oleh terikatnya
komponen lain  shg harus ditentukan sasaran yg dicapai :
hasil besar atau kemurnian tinggi.
• Ekstraksi dengan jumlah dan kemurnian tinggi dapat dicapai
jika α 
Ekstraksi cair-cair bertahap
Ekstraksi menggunakan corong pisah.
• Berberapa hal yang perlu
diperhatikan al:
–corong hendaknya tidak diisi
melebihi ¾ bagian
–penggojokan mula-mula
pelan dan kelebihan tekanan
dibebaskan melalui tangkai.
–Penggojokan dilakukan
kearah badan

Cara pengatasan jika terjadi emulsi


penambahan garam ke dalam fase
air
pemanasan atau pendinginan
corong pisah
penambahan sedikit pelarut
organik yang berbeda
sentrifugasi
EKSTRAKSI CAIR-CAIR BERTAHAP

Koefisien Partisi (Kp) :


C r af
Kp =
C ek str

C raf = konsentrasi solut dalam rafinat


C ekstr = konsentrasi solut dalam ekstraktan
Jika :
p = fraksi solut tak terekstraksi
q = fraksi solut terekstraksi
V raf = volume rafinat
V ekstr = volume ekstraktan

U = β = V raf / v ekstr
Kp . U
p =
1 + Kp . U
1
q = q = 1 - p
1 + K p . U
Jika volume ekstraktan = volume
rafinat

β=1 U=1

Maka :

Kp 1
p = q =
Kp + 1 1 + Kp

100
% ter ek str asi =
1 + Kp
Jika ekstraksi dilakukan n kali
Maka :
Fraksi solut tak terekstraksi = pn
Fraksi solut terekstraksi = qn
Untuk menghitung fraksi solut terekstraksin kali
jangan langsung menghitung dari qn tapi
menghitung dulu pn baru dicari qn

qn = 1 - pn
Petunjuk mengerjakan soal
• Jika mau menghitung harus ditentukan dulu mana
yang rafinat dan mana yang ekstraktan
• Umumnya yang disebut didepan rafinat
Misal :
Kp = 0,48 pada sistem air – heksan, maka :
Air  rafinat
Heksan  ekstraktan

tetapi jika ada pernyataan Kp  0,48 pada sistem


air – heksan, solut terlarut pada heksan 50 ml
diekstraksi dengan air 60 ml, artinya :
Heksan  rafinat
Air  ekstraktan
KERJAKAN SOAL BERIKUT INI
PEKERJAAN DITULIS TANGAN PADA KERTAS
FOLIO DAN DIKUMPULKAN PALING LAMBAT HARI
SABTU (MINGGU TERAKHIR SEBELUM UTS),
PENGUMPULAN LEBIH DARI TANGGAL TERSEBUT
AKAN DIABAIKAN!

1. Jika suatu solut diekstraksi dengan sistem air –


heksan mempunyai nilai koefisien partisi 0,55.
Volume air 25 ml, sedang volume heksan 40 ml.
Berapakah % solut terekstraksi setelah 4 kali
ekstraksi dengan masing-masing tahapan
menggunakan volume heksan 40 mL?
2. Jika koefisien partisi suatu solut dalam
sistem air –n- heksan 0,47 dan solut
terlarut dalam air 25 mL diekstraksi
dengan masing-masing 40 mL n- heksan
sebanyak 3 kali. Berapakah % solut
terekstraksi setelah 3 kali ekstraksi.
Berapakah % solut terekstraksi jika
diekstraksi dengan sekaligus 120n-mL
heksan (1 kali)?
• Jika koefisien partisi suatu solut 0,49
diekstraksi dengan sistem air – heksan
dimana solut terlarut alam heksan 50 mL
diekstraksi dengan air 60 mL. Berapakah %
solut terekstraksi setelah 4 kali ekstraksi
dengan masing-masing tahapan
menggunakan volume air 60 mL?
Ekstraksi Craig
• Menggunakan peralatan Craig terdiri dari
serangkaian tabung kaca (r = 0, 1, 2 ..)
yang dirancang dan diatur sedemikian
rupa sehingga fase cair ringan (bj kecil)
ditransfer dari satu tabung ke yang
berikutnya.
• untuk memisahkan dua zat atau lebih,
apabila perbandingan distribusi (α) dari
zat-zat tersebut perbedaannya kecil
sekali.
• Proses ”Craig” ini merupakan fraksionasi
secara bertahap dengan menggunakan
peralatan khusus.
• Alat yang digunakan pada prinsipnya
terdiri dari sejumlah besar (bisa 100 atau
lebih) tabung-tabung pengekstrak yang
Ekstraksi cair-cair berkesinambungan :

– Menggunakan cairan penyari dengan BJ lebih besar atau


yang lebih kecil dari berat jenis yang diekstraksi
– Terjadi ekstraksi sampai habis  memungkinkan pemisahan
komponen-komponen dalam campuran yang mempunyai
nilai pembanding distribusi kurang menguntungkan (α <).
– Dipakai peralatan khusus, didalam mana pelarut organik
secara otomatis disuling, didinginkan dan dialirkan secara
terus menerus melalui lapisan air.
– Hasil ekstraksi setara dengan beberapa ratus kali ekstraksi
memakai pelarut murni organik, dapat diperoleh dalam
waktu kurang lebih satu jam .

Anda mungkin juga menyukai