PENDAHULUAN
Kereta telah menjadi moda transportasi populer sejak abad ke-19. Kereta
api adalah kendaraan yang berjalan di atas jalur rel. Sejarah kereta api di
Indonesia dimulai sejak era tanam paksa ketika pencangkulan pertama jalur
kereta api Semarang-Vorstenlanden di Desa Kemijen. Pembuatan jalur kereta
api pertama relasi Solo-Yogyakarta tersebut dilakukan oleh Gubernur Jendral
Hindia Belanda Mr. LAJ Baron Sloet van de Beele pada 17 Juni 1864. Setelah itu
dilanjutkan dengan Kereta Api jaman penjajahan Jepang, kereta api jaman
kemerdekaan yang disebut dengan Djawatan Kereta Api Indonesia Republik
Indonesia (DKARI) dan untuk sekarang berubah menjadi PT KAI (Kereta Api
Indonesia)
Berikut ini garis waktu perubahan nama PT KAI (Persero) secara ringkas
beserta dasar hukumnya:
1. 1945-1950: Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) berdasarkan
Maklumat Kementerian Perhubungan No. 1/KA Tahun 1946. 1950-1963:
Djawatan Kereta Api (DKA) berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan
dan Pekerjaan Umum RI No. 2 Tahun 1950.
2. 1963-1971: Perusahaan Nasional Kereta Api (PNKA) berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 22 Tahun 1963.
3. 1972-1991: Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI. No. 61 Tahun 1971.
4. 1991-1998: Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 57 Tahun 1990.
5. 1998-sekarang: PT Kereta Api Indonesia (Persero) berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 19 Tahun 1998.
Seiring berjalannya waktu Kereta Api adalah salah satu transportasi darat
yang sangat di gemari Masyarakat Indonesia sejak dari zaman penjajahan
sampai jaman sekarang. Selain terkenal sebagai transportasi yang murah dan
bisa memuat banyak penumpang Kereta Api juga alat transportasi yang ramah
lingkungan, terlepas dari kelebihannya Kereta Api di Indonesia juga banyak
kekurangannya khususnya kereta ekonomi diantaranya dari sisi fasilitasnya
mulai dari gerbong yang terkesan kumuh fasilitas toilet yang tidak memadai
begitu juga dengan manajemen pembelian tiket yang tidak optimal sehinggah
penumpang bisa saja naik tanpa beli tiket, banyaknya pedagang, pengamen
yang menambah kesan semrawut dalam gerbong Kereta Api. Berbanding
terbalik dengan keadaan sekarang PT KAI di bawah pimpinan Ignasius Jonan
telah berbenah dan terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sebagai
salah satu alat Transportasi darat Berikut artikel di bawah ini yang
menggambarkan keadaan layanan Kereta Api semakin baik dari segi kualitas
dan kuantitas. Berikut sekilas artikel terkait perkembangan PT KAI:
C. Etika Publik
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Etika publik merupakan
refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, dengan
diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah.
Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan.
Berdasarkan kutipan hasil wawancara Liputan6.com dengan Ignatius Jonan
yang mengawali langkahnya sebagai orang nomor satu di Indonesia dengan
mengubah orientasi perusahaan, dari orientasi produk ke orientasi pelanggan.
Baginya, membuat hati pelanggan senang adalah tugas utama dari perusahaan
yang dipimpinnya. Menurutnya, jika pelanggan puas, mereka akan menjadikan
kereta api sebagai alat transportasi favorit untuk mendukung kegiatan sehari-
hari. Mindset inilah yang menjadi awal mula gebrakan inovasi yang dilakukan
Ignatius Jonan dalam memajukan kereta api Indonesia.
Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’
Ignatius Jonan ketika menerima jabatan sebagai Direktur Utama PT KAI
tidak semata-mata menggunakan wewenangnya demi kepentingan pribadi.
Wewenang menjadi peranan maksudnya adalah kekuasaan yang dimiliki
digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan publik. Dalam hal memajukan
kereta api Indonesia, Ignatius Jonan berperan serta memberikan pikiran, ide,
dan gagasan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Terbukti
dengan PT KAI yang awal mulanya selalu rugi justru mendapatkan laba ratusan
miliar rupiah.
Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus
dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
Seorang direktur mempunyai kekuasaan besar dalam pengambilan
keputusan yang bisa saja hanya menguntungkan kepentingan pribadi. Namun
hal tersebut harus dihindari oleh ASN karena dapat merugikan masyarakat
secara luas, bahkan dapat menimbulkan kerugian negara. Ignatius Jonan ketika
menjabat sebagai Direktur Utama PT KAI sadar betul bahwa dirinya adalah
seorang pelayan publik yang harus mementingkan kepentingan masyarakat.
Komitmennya untuk memajukan kereta api Indonesia membuahkan hasil yang
cemerlang, bahkan sampai mendapat perpanjangan masa jabatan.
Selain perubahan-perubahan tersebut, profesionalitas merupakan
persyaratan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi pejabat publik. Suatu
tugas/pekerjaan harus dikerjakan oleh orang yang sesuai bidang keahliannya.
Oleh karena itu harus dianut prinsip ”the right man on the right job”,
menempatkan orang yang tepat pada posisinya sesuai dengan
kemampuannya. Ignatius Jonan adalah salah satu cerminan ”the right man on
the right job” dalam dunia perkereta-apian Indonesia.
D. Komitmen Mutu
Suatu organisasi dapat dikatakan berorientasi pada Mutu pelayanan
apabila kegiatan perbaikan berkelanjutan terus dilaksanakan dengan
melibatkan setiap orang dalam organisasi melalui usaha yang terintegrasi
secara total untuk meningkatkan kinerja. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mencapai pelayanan yang berorientasi Mutu diantaranya:
1. Efektif (tepat sasaran ) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Ignasius
Jonan sudah melakukan sejumlah gebrakan demi memuaskan para
pelanggan setia kereta api. Mulai dari membersihkan pedagang kaki lima
dari kereta ekonomi, memasang pendingin ruangan (AC) di kereta ekonomi,
menghilangkan menghilangkan penumpang yang naik di atap kereta api,
penerapan tiket elektronik di commuterline, kini membeli tiket pun bisa
lewat online.
2. Efisien (tepat guna ) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber
daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur, dan mekanisme yang keluar alur. Pada artikel tersebut efisiensi
realisasi yang dilakukan oleh Jonan sudah tepat terbukti sekarang wajah
perkeretaapian Indonesia berubah. Dari yang terkesan kumuh, menjadi alat
transportasi yang nyaman, aman dan modern. Tak hanya di sisi pelayanan,
PT KAI yang awalnya rugi kini sanggup mereguk untung. Pada 2008 silam,
PT KAI masih rugi Rp 80 miliar, kini perseroan berhasil meraup untung
hingga ratusan miliar sejalan perubahan strategi dan budaya SDM.
3. Inovatif yaitu perubahan yang diciptakan untuk mencapai keadaan yang
lebih baik di masa yang akan datang. Setelah beberapa inovasi yang sudah
terealisasi, Pimpinan PT KAI dengan konsisten dan terus berkreasi tanpa
batas. Pertama, pimpinan PT KAI ini berencana untuk mengganti semua
kereta penumpang jarak jauh. Yang istilah Anda gerbong itu baik kelas
ekonomi dan non ekonomi diganti dalam tujuh tahun dimulai tahun ini.
Kedua, berharap adanya peningkatan angkutan darat yang besar sekali,
jadi sekarang itu kalau dihitung model TEUS (satuan peti kemas-red),
model kontainer. Ketiga meningkatnya angkutan produk tambang di
Sumatra Bagian selatan yaitu di Lampung dan Sumatra Selatan.
4. Berorientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program yang dilakukan
diarahkan untuk pencapaian standar mutu. Dikatakan Jonan telah
mengubah orientasi perusahaan, dari orientasi produk ke orientasi
pelanggan. Baginya, membuat hati pelanggan senang adalah tugas utama
dari perusahaan yang dipimpinnya.
Dari segi komitmen mutu, usaha yang dilakukan oleh Jonan sudah
tergolong pelayanan yang berorientasi pada mutu.
E. Anti Korupsi
Ditijau dari perspektif nilai Anti Korupsi, dalam artikel tersebut dalam
membuat atau merancang sesuatu harus melalui perencanaan dan system
yang matang agar terhindar dari korupsi, sehingga transportasi Kereta Api
Indonesia dapat berkembang dengan baik. Dalam membuat kebijakan untuk
memajukan transportasi ini harus melalui komitmen, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, perbaikan dan respons. Komitmen pimpinan dan
pekerja merupakan hal mendasar dalam keberhasilan tercapainya trasnportasi
yang handal.
Perencanaan dalam memajukan transportasi ini jg sangat penting, agar
pada saat berjalannya proyek Kereta Api tidak ada korupsi di dalamnya,
karena dilaksanakan dengan efektif dan menyeluruh, maka perlu melakukan
perencanaan yang sangat matang. Dalam tahap pelaksanaannya harus ada
berbagai aktivitas untuk mencegah korupsi sesuai dengan rencana yang telah
disusun, contohnya transaksi keuangan yang terbuka dalam proyek ini.
Setelah melakukan komitmen, perencanaan dan pelaksanaan ada tahap
selanjutnya yaitu tahap evaluasi. PT KAI harus mengecek kembali tahapan
yang telah dilakukan, dari perencanaan hingga pelaksanaan. Evaluasi
dilakukan untuk memastikan bahwa upaya yang dilakukan sesuai dengan
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Jika ditemukan kekurangan atau
ketidaksesuaian, maka dapat ditindaklanjuti di tahap berikutnya yaitu
perbaikan. Jika tahapan-tahapan sebelumnya dilaksanakan dengan baik,
maka perencanaan pelaksanaan-evaluasi dapat diulang. Akan tetapi jika
terdapat ketidaksesuaian, maka perlu dilakukan perbaikan.
Sebagian besar pengguna setia kereta api memberikan respon yang
positif, dikarenakan trasnportasi ini telah mengalami banyak perubahan. Salah
satunya bisa dibelinya tiket melalui aplikasi online, yang tidak mengharuskan
para penumpang untuk datang dan mengantri hanya untuk membeli tiket. Rapi
dan bersihnya kereta api juga salah satu keberhasilan PT KAI menjadikan
transportasi ini menjadi primadona di masyarakat. Hal tersebut karena
komitmen petinggi dan para pekerja yang menginginkan perubahan di Kereta
Api agar dapat melayani masyarakat dengan baik.
III. SIMPULAN DAN SARAN