Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

DI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN

TANJUNG LAGO

PROVINSI SUMATERA SELATAN

Tahun 2021/2022

Di Susun Oleh:

MADE MURCHO
NISN : 0018689943

KOMPETENSI KEAHLIAN

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

UPT SMKN NEGERI 3 BANYUASIN

Jalan. Tanjung Api – Api km 42 Desa Muliasari Kecamatan Tanjung Lago

Tahun 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktik kerja lapangan (PKL) yang di susun oleh :

Nama : MADE MURCHO

NISN : 0018689943

Program Studi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan Dan Hortikultura

Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan Dan Hortikultura

Dengan Judul :penanaman tomat(Lycopersicum esculentum Mill.)

Di Balai Penyuluhan pertanian Tanjung Lago Provinsi


Sumatera Selatan

Telah Disahkan Dan Di Setujui Pada :

Hari :

Tanggal :

Koordinator Lapangan Pertanian Pembimbing Sekolah

Rusli, STP HORAS M. SILITONGA, S.P


NIP. NIP.19830313 201212 1 001

Mengetahiu

Kepala SMKN 3 banyuasin

RIDHUAN, S.Pd.,M.Si
NIP.19690523 200112 1 003
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.

Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan selama Praktek Kerja Lapangan


siswa/siswi Laporan ini dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terimakasih
kepada:

1. kedua orang tua yang telah memberikan doa, arahan, dukungan, dan
dorongan dari segi material maupun moral.
2. Bapak Rihhuan, S.Pd,M.Si selaku Kepala Sekolah UPT SMK NEGERI 3
BANYUASIN
3. Bapak Rusli, STP selaku Pembimbing Sekolah.
4. Bapak Horas Marihot Silitonga, SP selaku Kepala Program Studi
Keahlian ATPH.
5. Eman Sugiman, Sp selaku pembimbing
6. Bapak/Ibu guru UPT SMK NEGERI 3 BANYUASIN yang telah
membimbing kami.
7. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penulisan
laporan.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dari


segi kualitas maupun ilmu pengetahuan yang dikuasai. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk lebih baik dalam
penulisan yang akan datang

Muliasari, April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN.

Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu penyelenggaraan pendidikan


keahlian profesional yang memadukan sistematik dan singkron antara program
pendidikan disekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan
secara langsung dengan dunia kerja secara terarah untuk membentuk keahlian dan
mental siswa agar pada saat lulus dari SMK siap terjun dalam dunia kerja.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan merupakan perwujudan dari metode
“ Link And Match “ yang dalam prosesnya dilaksanakan pada dua tempat yaitu
disekolah dan didunia industri. Hal ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan
mutu dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan
yang relefan antara dunia pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Berdasarkan struktur program kurikulum SMK bahwa setiap siswa yang
akan mengakhiri jenjang pendidikan kejuruan harus melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan di industri-industri. Praktik kerja lapangan dilaksanakan dengan
harapan sebagai siswa yang telah lulus dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang diterima di sekolah, sehingga apabila kemudian hari, siswa
yang sudah bekerja di perusahaan dapat mengembangkannya. Kegiatan
Penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan diharapkan dapat meningkatkan
keahlian dan etos kerja siswa yang meliputi: kemampuan bekerja, motivasi kerja,
inisiatif, kreativitas, disiplin dan rajin dalam bekerja.
1.2. TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Sesuai dengan pengertian Praktik Kerja Lapangan itu sendiri, maka


pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan bertujuan untuk :
1. Meperluas wawasan siswa terhadap jenis karya yang ada pada bidang yang
bersangkutan atau tempat praktek.
2. Mempelajari organisasi perusahaan dari tempat Praktik Kerja Lapangan.
3. Mendorong siswa untuk berjiwa wiraswasta.
4. Membekali siswa dengan pengalaman sebenarnya dalam dunia kerja sebagai
persiapan guna menghadapi tantangan dalam dunia kerja dan masyarakat.
5. Memantapkan keterampilan siswa yang diperoleh dari pelajaran teori dan
praktek.
6. Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab siswa.
7. Memperoleh umpan baik dari dunia kerja untuk pemantapan dan
pengembangan program pendidikan.

1.3. MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:


1. Menambah wawasan bagi siswa atau siswi.
2. Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya.
3. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kehlian proffesional yaitu tenaga
kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan semangat kerja yang
sesuai tuntunan kerja.
4. Memperkokoh hubungan sekolah antara dunia industri atau dunua usaha.
5. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas.
1.4. KOMODITI TANAMAN YANG DI HASILKAN.

a) Cabai (Capsicum annuum L)

Cabai merupakan tanaman dari famili terung - terungan ( Solanaceae ).


Cabai termasuk tanaman semusim atau berumur pendek yang tumbuh sebagai
perdu atau semak. Tinggi tanaman dapat mencapai 1.5 m. Seperti tanaman
yang lainnya, tanaman cabai mempunyai bagian-bagian tanaman seperti akar,
batang, daun, bunga, buah dan biji. Secara umum pertumbuhan tanaman cabai
melalui dua fase yaitu fase vegetatif dan fase generatif, masa vegetatif berkisar
antara umur 0-40 hari setelah tanam (HST). Pada masa vegetatif
pertumbuhanya cenderung mengarah pada perkembangan batang dan
perakaran, sementara pada fase generatif berlangsung antara umur 40-5- hari
setelah tanam hingga tanaman cabai berhenti berbuah. Pada fase generatif
cenderung digunakan untuk pembungaan, pembuahan, pengisian buah,
perkembangan buah, dan pematangan buah. Sistem perakaran tanaman cabai
agak menyebar, panjangnya berkisar 25-35 cm. Akar ini berfungsi antara lain
menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya
batang tanaman. Akar tanaman cabai tumbuh tegak lurus ke dalam tanah,
berfungsi sebagai penegak pohon yang memiliki kedalaman ± 200 cm serta
berwarna coklat. Dari akar tunggang tumbuh akar-akar cabang, akar cabang
tumbuh horizontal didalam tanah, dari akar cabang tumbuh akar serabut yang
berbentuk kecil- kecil dan membentuk masa yang rapat. Tanaman cabai
berakar tunggang yang terdiri atas akar utama (primer) dan akar lateral
(sekunder) dari akar lateral keluar serabut-serabut akar. Panjang akar primer
berkisar 35-50 cm, akar lateral menyebar sekitar 35-45 cm.

b) terong (Solanum melongena L)

Terong termasuk dalam family solanceae yang menghasilkan biji, 


(Spermatophyta) dan biji yang dihasilkan berkeping dua. Beberapa jenis
terung yang sangat di kenal oleh masyarakat indonesia yaitu terung kopek
yang mempunyai buah besar dan berbentuk bulat agak  memanjang dengan
ujung buah tumpul, terung craigi dan yang mempunyai buah berukuran
sedang dan berbentuk bulatan memanjang sehingga tampak lebih langsung
dengan ujung buah meruncing, terung yang berbentuk bulat yang memiliki
bentuk buah yang bulat seperti terung pendek. Tanaman terong dapat tumbuh
dan berproduksi baik di dataran rendah sampai dataran tinggi ±1000 m dpl.
Selama pertumbuhannya, terong menghendaki suhu antara 22 derajat-23
derajat Celcius. Cuaca panas, dan iklimnya kering sehingga sangat cocok
ditanam pada musim kemarau pada keadaan cuaca  panas akan merangsang
dan mempercepat proses pembungaan ataupun pembuahan. Untuk mendapat 
produksi yang tinggi, tempat penanaman terung harus terbuka (mendapat
sinar matahari) yang cukup. Di tempat yang terlindung pertumbuhan tanaman
terung akan kurus dan kurang produktif. 
Kondisi tanah yang ideal untuk penanaman terug yaitu tanah yang remah,
lempung berpasir, dan cukup bahan organik. Dengan kondisi tersebut,
biasanya aerasi dan drainasenya baik, tidak mudah tergenang air. Sebenarnya
terung dapat di tanam di segala jenis tanah, asal cukup bahan organik.
Keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk tanaman terung sekitar 6,0-6,5

c) Tomat. (Lycopersicum esculentum Mill.)

Tomat merupakan salah satu sayuran yang umum dikonsumsi di dunia.


Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) termasuk famili Solanaceae
dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas didataran rendah
sampai dataran tinggi, pada lahan bekas sawah dan lahan kering. Pada
mulanya tanaman tomat dikenal sebagai tanaman liar yang tidak banyak
manfaatnya, tetapi di Peru sudah mulai dijadikan bahan makanan.
Penggunaan tomat sebagai bahan makanan secara besar-besaran mulai
dilakukan di Eropa, terutama dijadikan bumbu masak. Tomat banyak
digunakan untuk masakan sehari-hari.
Selain itu tomat dijadikan bahan industri saus tomat, diawetkan dalam
kaleng, dan berbagai macam bahan makanan bergizi tinggi lainnya. Buah
tomat bisa dimakan langsung dibuat jus, saus tomat, dimasak, dibuat sambal
goreng, atau dibuat acar tomat. Pucuk atau daun muda bisa disayur. Selain
mempunyai rasa yang lezat tomat sangat bermanfaat bagi kesehatan. Tomat
memiliki komposisi zat yang cukup lengkap dan baik, mengandung protein,
karbohidrat, lemak, kalsium, fospor, zat besi, vitamin A dan vitamin

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. POTENSI WILAYAH.

kondisi sumberdaya lahan di Kabupaten Banyuasin terdiri dari lahan basah


dan lahan kering, dimana Hampir 80 persen dari wilayah Kabupaten Banyuasin
merupakan hamparan lahan basah berupa dataran rendah rawa lebak, dataran
rendah lahan gambut, serta dataran rendahpasang surut dan sisanya sekitar 20%
merupakan lahan kering yang dimanfaatkan untuk pekarangan dan permukiman,
perkebunan, ladang dan pemanfaatan lainnya. Kawasan khusus yang berekosistem
rawa pasang surut yang dibelah-belah oleh aliran sungai dan menjadi delta-delta
serta membentuk dataran rendah yang bergambut tersebar di sepanjang pesisir
timur.
Sedangkan di sepanjang pesisir hilir Sungai Musi dan Sungai Komering
terdapat kawasan lebak.Potensi lahan pasang surut yang tersedia di sebagian besar
wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki prospek yang cukup besar untuk
dikembangkan menjadi sentra produksi p ertanian dan perkebunan dengan pola
intensifikasi dan ekstensifikasi. Hal ini tercermin dengan pemanfaatan lahan
pasang surut yang dominan untuk tanaman pangan khususnya beras dan telah
menghantarkan Kabupaten Banyuasin sebagai penyumban produksi beras Su
matera Selatan ± 26%. Demikian juga dibidang perkebunan, dimana lahan pasag
surut yang belum termanfaatkan untuk tanaman pangan menjadi faktor penarik
bagi investor di bidang perkebunan kelapa sawit.
Potensi pengembangan lahan produktif juga dapat dilakuk an pada lahan
berawa (lebak dan gambut). Berdasarkan penggunaan lahan eksisting Kabupaten
Banyuasin tipologi lahan berawa ini berupa kawasan hutan rawa primer seluas
37.664 Ha, kawasan hutan rawa sekunder seluas 28.818 Ha, kawasan rawa 12.545
Ha serta sema k belukar rawa yang memiliki luasan terbesar yaitu 259.773 Ha
atau sekitar 22% dari luas total Kabupaten Banyuasin. Sebaran Lahan rawa
tersebut terletak di sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah
Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasin II, Pulau
Rimau, Air Salek, Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung
dan Tungkal Ilir.Pertanian holtikultura yang terdapat di Kabupaten Banyuasin
meliputi tanaman buah-buahan dan sayuran. Untuk tanaman buah-buahan
diproduksi hampir di semua kecamatan. Jenis buah-buahan yang dihasilkan
meliputi mangga, jeruk, pepaya, sawo, durian, duku, nangka, jamb u biji,
rambutan dan pisang. Produksi tertinggi yaitu untuk tanaman jeruk, rambutan dan
pisang yang masing-masing 3.143 ton, 1.262,7 ton dan 37.404,1 ton di tahun
2010.
Produksi tanaman sayuran yang dihasilkan di Kabupaten Banyuasin meliputi
kacang panjang , cabai, tomat, terong, timun, kangkung, bayam dan buncis. Total
produksi terbesar yaitu untuk komoditi terong mencapai 318,6 Ton dan produksi
terkecil yaitu komoditi buncis sebesar 36,6 ton.Karet, kelapa sawit dan kelapa
merupakan komoditi pe rkebunan yang banyak diusahakan oleh rakyat Kabupaten
Banyuasin, dibanding dengan komoditi kopi dan kakao. Hal ini terlihat dari
jumlah produksi untuk karet di tahun 2010 yaitu produksi perkebunan rakyat
sebesar 95.334,5 ton dan produksi PBMN dan PBSN sebesar 31.675 Ton. Untuk
komoditas kelapa sawit, Kabupaten Banyuasin memberikan kontribusi hasil
produksi bagi Sumatera Selatan sekitar 13%, yaitu 31392 ton untuk perkebunan
rakyat dan 99.932 Ton dari PBMN dan PBSN , sementara pada komoditas kelapa
Kabupaten Banyuasin memberikan kontribusi terbesar di Sumatera Selatan sekitar
62% dengan hasil produksi 39567 ton dari perkebunan rakyat serta 2576 dari
PBMN dan PBSN , dan hasil komoditas lainnya 808 ton untuk kopi serta 16 ton
kakou. Total areal perkebunan di Kabupaten Banyuasin Tahun 2010 sebesar
233.432 Ha yang terdiri dari 152.624 perkebunan rakyat dan 88.808 Ha PBSN
dan PBN.

2.2. SARANA DAN PRASARANA.


a) Lahan
b) Kantor
c) Tempat kerja
d) Dapur
e) Toilet
f) Bibit tanaman
g) Cangkul
h) Gudang

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

3.1. WAKTU DAN TEMPAT.

3.1.1. WAKTU

Kegiatan praktik kerja industri telah dilaksanakan pada pada semester IV


selama 3 bulan. Dimulai pada tanggal 27 januari samapai dengan 27 April 2021
yang bertempat di :

3.1.2. TEMPAT

Kegiatan praktik kerja lapangan telah dilaksanakan

a) Desa : Banyuurip
b) Kecamatan : Tanjung Lago
c) Kabupaten : Banyuasin
d) Provinsi : Sumatera Selatan

3.2. TINJAUN PUSTAKA

3.2.1. MORFOLOGI TOMAT

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill), termasuk tanaman ordo Solanales


dan famili Solanaceae. Tomat adalah tanaman semak semusim dengan akar
dangkal.

Tanaman semusim adalah tanaman yang menghasilkan hanya sekali dan


kemudian mati. Tomat adalah varietas buah dengan rasa manis dan asam yang
memberikan kesegaran bagi tubuh kita. Tomat yang kini dapat ditemukan
diseluruh dunia dan pertama kali ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah.
Lebih khusus di Peru ke Meksiko. Columbus menemukan Amerika pada tahun
1492 dan sejak itu tomat telah menyebar ke seluruh dunia. Awalnya, tomat begitu
diabaikan di Amerika Serikat karena dianggap cendawan beracun, sehingga
penduduk Amerika Serikat takut makan tomat. Namun, ketakutan ini berakhir
pada 1820, ketika Robert Gibon Johnson dari kota Salem makan tomat di hadapan
banyak orang.

Setelah Robert makan tomat, keluarga Salem menyadari bahwa Robert


masih tampak bugar dan sehat. Sejak saat itu, orang Amerika percaya bahwa
tomat aman untuk dikonsumsi. Pada awal abad ke-19, tomat menjadi sangat
populer dan digemari. Tomat adalah salah satu sayuran yang diproduksi dan
dikonsumsi oleh orang-orang di seluruh dunia. Oleh karena itu, tomat memiliki
nilai ekonomi yang tinggi dan sering ditanam di tempat-tempat di mana kondisi
pertumbuhannya menguntungkan. Penyebaran tanaman tomat di Asia pada abad
ke-16 oleh pedagang Spanyol dan Portugis. Sementara itu, kedatangan tomat di
Indonesia pada tahun 1811 diperkirakan oleh Filipina dan negara-negara Asia
lainnya. Sejak itu, tomat menjadi semakin populer di masyarakat Indonesia dan
banyak ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Sejauh ini, banyak tanaman
tomat yang tumbuh di dataran tinggi dan telah menyebar ke seluruh Indonesia.

3.2.2. Klasifikasi Tanaman Tomat

Berikut ini klasifikasi tanaman tomat secara lengkap :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)

Genus : SolanumSpesies: Solanum lycopersicum L


tanaman tomat terdiri dari morfologi akar, daun, batang, bunga dan buah.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai morfologi tanaman tomat.

a) Akar

Akar adalah bagian utama di sebelah batang dan daun untuk tanaman yang
tumbuh ke inti bumi. Akar memiliki fungsi utama untuk mendukung dan
memperkuat berdirinya tanaman di tempat hidupnya. Akar juga menyerap air dan
garam mineral (nutrisi) dari tanah. Ada dua akar pada tanaman tomat, yaitu akar
tunggang dan akar berserabut. Akar tunggang tanaman tomat tumbuh menembus
kedalam tanah, sedangkan akar serabut tumbuh menyamping dan dangkal. Karena
karakteristik akar tanaman tomat, tanaman ini harus ditanam di bawah kondisi
tanah yang gembur dan mengandung banyak nutrisi.

b) Daun

daun adalah salah satu organ tanaman yang tumbuh dari cabang. Daun
bertindak sebagai tempat pengolahan makanan. Dimana proses pengolahan
makanan atau yang disebut fotosintesis melalui daun. Daun tanaman tomat
memiliki bentuk oval, ujung-ujungnya bergerigi dan membentuk celah-celah ke
dalam yang sedikit melengkung. Daun tanaman ini adalah daun majemuk ganjil
dengan jumlah 5-7 dan memiliki warna hijau. Ukuran daun tomat, yaitu 15-30 cm
dan lebar 10-25 cm, dan panjang batang antara 3-6 cm.

c) Bunga

Tanaman tomat memiliki bunga kecil dan merupakan bunga hermafrodit


dengan diameter sekitar 2 cm. Bunganya berwarna kuning dan berbentuk seperti
terompet. Kelopak bunga berjumlah 5 potong dan memiliki warna hijau yang
berbentuk runcing yang terdapat pada pangkal bunga. Bunga tomat memiliki
batang pendek dan mahkotanya berbentuk bintang 6, 6 benang sari mengelilingi
putik dengan total 6. Lokasi bunga tergantung dan tumbuh dari batang muda
d) batang

batang yang unik, yaitu berbentuk persegi empat hingga bulat. Batang
tanaman ini memiliki struktur lunak, tetapi dapat digambarkan kuat, karena dapat
menopang seluruh buah dengan bantuan pasak. Batang tomat memiliki bulu-bulu
halus dan kelenjar terletak di antara bulu-bulu halus. Batang berwarna hijau dan
memiliki segmen tebal dan akar pendek tumbuh di bagian bawah. Terlepas dari
itu, batang tanaman ini banyak cabang, jika mereka tidak dipangkas, mereka
tumbuh dengan tidak beraturan.

e) buah

buah tomat memiliki bentuk yang berbeda tergantung pada varietasnya.


Berbagai bentuk tomat, termasuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur dan
bujur sangkar. Selain itu, tomat juga memiliki ukuran yang berbeda, diukur
berdasarkan berat. Ukuran tomat berkisar dari kecil dengan berat sekitar 8 gram
hingga besar dengan sekitar 180 gram. Warna tomat bervariasi, termasuk merah
belang-belang, kemerahan, kekuningan dan hijau muda. Tomat memiliki kulit
tipis dan halus dan dapat dikupas setelah buah matang. Buah ini memiliki rasa
asam dan manis dan karenanya cocok untuk menu makanan atau minuman. Dalam
tomat banyak biji kecil. Biji tersebut berwarna putih kekuning-kuningan tersusun
secara berkelompok yang dibatasi oleh daging buah. Buah tomat mengandung
banyak air dan apabila dibelah akan terdapat lendir-lendir dari daging tomat
tersebut. Daging buah lunak agak keras dan apabila sudah matang kandungan
airnya akan semakin banyak.

3.3. URAIAN KEGIATAN PENANAMAN TOMAT.

3.3.1. Persyaratan Benih


a) Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat.
b) Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama.
c)benih atau biji bersih dari kotoran
d) Pilih benih atau biji yang tidak keriput.

3.3.2.PenyiapanBenih

Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan
cara membeli benih yang telah siap tanam atau dengan membuat benih sendiri.
Apabila pengadaan benih dilakukan dengan membeli, hendaknya membeli pada
toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan
telah bersertifikat.

3.3.3. Teknik Penyemaian Benih

Ada beberapa cara menyemai pada bedeng persemaian. Cara pertama,


benih tomat ditaburkan merata pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah
tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm,
lalu biji ditaburkan kedalan guritan secara merata dan tidak saling tumpuk,
kemudian ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan
menanamkan benih pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan
kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1
atau 2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat
langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam
berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong
polybag diisi satu benih saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm.
Setelah biji ditanam, media semai sebaiknya dibasahi dengan air.

3.3.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian


Selama awal pertumbuhan, pemeliharaan bibit tanaman di persemaian
harus dilakukan secara intensif dengan pengawasan kontinyu. Pemeliharaan bibit
meliputikegiatan-kegiatan

a). Penyiraman.
Penyiraman dilakukan sejak benih ditaburkan ke bedeng pesemaian
sampai tanaman siap dipindah ke kebun. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari,
yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan menggunakan
alat/gembor yang memiliki lubang halus, agar tidak merusak bibit tanaman yang
sudah atau baru tumbuh
b). Penyiangan.
Penyiangan dapat dilakukan dengan cara langsung mencabuti tanaman
pengganggu tanpa peralatan. Penyiangan sebaiknya dilakukan seperlunya saja
dengan melihat keadaan tanaman.
c). Pemupukan.
Pada media persemaian selain diberikan pupuk kandang, sebaiknya juga
diberikan pupuk kimia NPK secukupnya sebagai pupuk tambahan yang diberikan
setelah benih tumbuh menjadi bibit.
d). Pencegahan dan pemberantasan hama penyakit.
Hama yang umumnya menyerang benih atau bibit di pesemaian berasal
dari golongan serangga, seperti semut dan golongan nematoda, seperti cacing
tanah. Penyakit yang sering menyerang dari golongan cendawan. Untuk mencegah
berkembangnya hama dan penyakit dapat dilakukan sterilisasi tanah. Untuk
memberantas hama dan penyakit yang menyerang dapat disemprotkan obat-
obatan. Insektisida untuk memberantas hama dari golongan serangga dan
fungisida untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur.
Nama-nama formulasi yang dapat digunakan antara lain Furadan 3 g, Dithane
Hostathion dan Antracol.

3.4. Pemindahan Bibit


Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-45 hari di
persemaian. Pada saat dilakukan penanaman ke kebun, sebaiknya dilakukan lagi
terhadap bibit-bibit yang telah berumur 30-45 hari agar diperoleh tanaman yang
baik pertumbuhannya dan memiliki daya produktivitas tinggi dalam menghasilkan
buah. Untuk itu, bibit yang dipilih sebaiknya yang berpenampilan menarik dan
baik., yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit
yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit
tidak terserang hama dan penyakit. Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat
di kebun adalah pagi atau sore hari.

Pada saat itu keadaan cuaca belum panas sehingga mencegah kelayuan
padatanaman. Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-
cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak
perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami
hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.

3.5. Pengolahan Media Tanam

3.5.1. persiapan lahan

Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus


memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat
dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap
tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya
pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu,
agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya
dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.

3.5.2. Pembukaan Lahan


Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap. Yaitu sebagai
berikut:

a) Membalik agregat tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat
terangkat ke permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan
bajak yang ditarik oleh tenaga hewan atau dengan menggunakan traktor. Tanah
diolah dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 1
minggu agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena angin,
terkena cahaya matahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat
beracun dari dalam tanah seperti asam sulfida yang sangat membahayakan
kehidupan tanaman.

b) Tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh


struktur tanah yang gembur atau remah, sekaligus untuk meratakannya.
Selanjutnya, tanah hasil pengolahan tahap ini dibiarkan selama 1 minggu.

c) Pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15-20 ton/ha.
Pemberian pupuk kandang yang belum masak dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, bahkan dapat mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat
menahan panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburi pupuk kandang
dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan.

3.5.3. Pembentukan Bedengan

Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-


bedeng membujur ke arah Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat
merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit
atau selokan untuk irigasi. Bedengan dapat dibuat lebar dengan ukuran lebar 1-1,2
meter, panjang disesuaikan dengan keadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm.
Jika penanaman tomat dilakukan pada musim penghujan, bedengan dapat dibuat
lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan
kedalamannya 30 cm. Dengan demikian jarak antar bedeng adalah 20-30 cm.
Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan dibuat saluran pembuangan air
dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm.

3.5.4. Pengapuran

Pengapuran pada tanah-tanah yang terlalu asam dan tidak sesuai dengan
persyaratan tumbuh tanaman. Pengapuran ini diberikan bersamaan dengan saat
pengolahan tanah, sebab pada umumnya akar tanaman tidak kuat terhadap
pengapuran secara langsung, tanaman dapat menderita gangguan pertumbuhan
bahkan dapat mati. Kapur yang dapat digunakan adalah kapur tohor, kapur
karbonat, atau kapur tembok. Pengapuran, selain menaikkan nilai pH tanah juga
dapat memperbaiki struktur tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme tanah
dalam membantu proses penguraian bahan organik tanah dan menurunkan zat
yang bersifat racun tanpa menghilangkan zat-zat penting yang lain. Dosis
pengapuran harus memperhatikan nilai pH tanah setempat.

3.5.5. Pemupukan

Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar.


Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a) Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah dan TSP ditabur secara
merata ke seluruh bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar
kompos atau pupuk kandang dan TSP tercampur merata dengan tanah.

b) Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris
tengah + 20 cm. Lubang-lubang tersebut kemudian diberi pupuk kandang atau
kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar) dan diberi TSP sebanyak + 5 gram.
Lubang ditimbun tanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk
kandang, TSP dan tanah tercampur rata.

3.5.6. Pemberian Mulsa


Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah
banyak dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai
mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang
telah mati, misalnya jerami padi.

3.6. Teknik Penanaman

Tomat dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam yaitu dengan sistem
dirempel dan sistem bebas.

1. Penentuan pola tanam


a) Sistem dirempel

Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur


sangkar atau segitiga sama sisi. Cara menanam dengan sistem ini maksudnya
yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong) sedini mungkin, sehingga
tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang.

b) sistem bebas

Ukuran jarak tanam sistem bebas adalah 80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm;


80 cm x 100 cm; 100 cm x 100 cm. Bentuk yang digunakan dapat berupa bujur
sangkar, segipanjang atau segitiga sama sisi. Selain itu dapat juga dibuat antar
barisan berjarak 100 cm, dan dalam barisan berjarak 50-60 cm. Cara menanam
dengan sistem ini bertujuan membiarkan tunas-tunas yang tumbuh menjadi
cabang-cabang besar dan dapat berubah.

c) Pembuatan Lubang Tanam


Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari
sebelumnya hendaknya diairi terlebih dahulu supaya basah. Kemudian pada
bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat lubang tanam dengan diameter 7-
8 cm sedalam 15 cm. Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam
yang telah ditentukan.

3.7. Cara Penanaman

Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan.


Apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau pakailah mulsa plastik hitam
perak atau kertas alumunium.Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan
sebelum bibit ditanam. Apabila tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih
dahulu atap plastik transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan
ditanami.

3.8. Pemeliharaan

3.8.1. Penjarangan dan Penyulaman

Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang


pertumbuhannya tidak normal, misalnya tumbuh kerdil. Penyulaman sebaiknya
dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika satu minggu sudah terlihat adanya
tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal, penyulaman
sebaiknya segera dilakukan. Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam
penyulaman adalah bibit yang digunakan.

Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit cadangan yang
telah dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit
cadangan. Cara penyulamannya adalah apabila tanaman yang telah mati, rusak,
layu, atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam
baru ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan diberi Furadan 0,5 gram bila
dipandang perlu. Setelah itu, bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman
terdahulu dengan cara penanaman bibit terdahulu.
3.9. Penyiangan

Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak
menjadi pesaing dalam mengisap unsur hara. Gulma yang terlalu banyak akan
mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat
menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat.
Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan akan mengurangi gulma.
Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.

3.10. Perempalan

Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar


tidak menjadi cabang. Perempalan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada
tanaman tomat yang tingginya terbatas, perempalannya harus dilakukan dengan
hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel supaya tanaman tidak terlalu
pendek. Perempalan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempalan
cepat kering dengan cara: ujung tunas dipegang dengan tangan yang bersih, lalu
digerakkan ke kanan kiri sampai tunas tersebut lepas. Apabila terlambat
merempel, tunas akan cabang yang besar dan sukar putus.Tunas yang terlanjur
menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam yang
bersih. Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung
tanaman apabila jumlah dompolan buah sudah mencapai 5-7 buah.

3.11.Pemupukan

Pemupukan bertujuan merangsang pertumbuhan tanaman. Tata cara


pemupukan adalah:

a) Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera diberi
pupuk buatan. Dosis pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap
tanaman antara 1-2 gram. Pemupukan dilakukan di sekeliling tanaman pada jarak
± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram
dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak boleh mengenai tanaman karena dapat
melukai tanaman.

b) Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah


tanam berupa campuran Urea dan KCl sebanyak ± 5 gr. Pemupukan dilakukan di
sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan dalamnya ± 1 cm kemudian pupuk
ditutup tanah dan disiram dengan air.
c) Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk
lagi dengan Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan dari batang dibuat
makin jauh yaitu ± 7 cm.

3.12. Penyiraman dan Pengairan

Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun
tidak boleh kekurangan air. Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman
tomat dapat menyebabkan tanaman tomat tumbuh memanjang, tidak mampu
menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Kelembaban tanah
yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga
tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan oksigen dalam tanah
berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari dalam
tanah sehingga tanah menjadi anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah
menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikian menyebabkan kerontokan
bunga dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan sehingga mengurangi
pertumbuhan dan perkembangan generatif (buah).

Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat


mengganggu pertumbuhan tanaman pada stadia awal, mengakibatkan pecah-pecah
pada buah apabila kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dan dapat
menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode
pembungaan.
3.12. Pemasangan Ajir
Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-
hal yang perlu diperhatikan:

a) Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175
cm, tergantung dari varietasnya. Untuk penanaman dalam green house yang
modern dapat menggunakan tali (warna putih) seperti yang terlihat dalam gambar
sebelah.

b) Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil akar
masih pendek, sehingga akar tidak putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan
memudahkan tanaman terserang penyakit yang masuk lewat luka. Jarak ajir
dengan batang tomat ± 10-20 cm.

c) Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau
ujung kedua ajir diikat sehingga membentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap,
ajir diolesi dengan ter atau minyak tanah.

d) Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat
pada ajir. Pengikatan jangan terlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri.
Pengikatan dilakukan dengan model angka 8 sehingga tidak terjadi gesekan antara
batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali pengikat, misalnya
tali plastik harus dalam keadaan bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus
dilakukan pengikatan lagi agar batang tomat selalu berdiri tegak.

3.13. Hama dan Penyakit

1. Hama
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan
dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua
organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.

a) Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner)


Ciri ciri

tomat telah terkena ulat buah: panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang
pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-
kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan
ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda.
Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Telur berbentuk bulat
berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna
menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang
badan antara 1,5-2,0 cm.

Gejala:

ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat
lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada
umumnya terkena infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak.

b) Kutu daun apish hijau

Kutu ini termasuk famili Aphididae dari ordo Hemiptera yang sering
disebut aphis tomat, aphis tembakau atau aphis kentang. Kutu hijau ini menjadi
vektor (penyalur) virus sehingga tomat dapat terserang penyakit virus.

Ciri-ciri:

kutu ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Panjang kutu yang
bersayap antara 2-2,5 mm, kepala dan dadanya berwarna coklat sampai hitam dan
perutnya hijau kekuning-kuningan. Ukuran antena sepanjang badannya. Panjang
kutu yang tidak bersayap antara 1,8-2,3 mm berwarna hijau kekuning-kuningan.

Gejala:

daun tomat yang diserang bentuknya jelek, keriting, kerdil, melengkung ke


bawah, menyempit seperti pita, klorosis, mosaik dan daun menjadi rapuh.
Pengendalian penggunaan mulsa kertas dapat mengusir kutu karena memantulkan
sinar matahari, tanaman liar maupun gulma di sekitar areal tanaman tomat harus
dibersihakn krena dapat menjadi tempat berlindung kutu, pengendalian secara
mekanis dapat dilakukan dengan cara dipijit sehingga kutu aphis tersebut mati;

c) Lalat putih (kutu kabut, kutu kepul)

Kutu ini termasuk famili Aleyrodidae dari ordo Hemiptera. Kutu ini bila
terganggu akan berhamburan seperti kabut atau kepul putih yang akan menyerang
pertumbuhan tanaman.

Ciri-ciri:

Panjang kutu putih dewasa hanya ± 1 mm berwarna putih kekuning-


kuningan, tertutup tepung seperti lilin putih, memiliki 2 pasang sayap berwarna
putih dengan bentangan ± 2 mm, dan bermata merah. Lalat putih betina berukuran
lebih besar daripada lalat jantan. Telur berbentuk elips sepanjang antara 0,2-0,3
mm. Panjang pulpa ± 0,7 mm, berbentuk oval serta datar dan badannya.

Gejala:
tanaman tomat yang terserang seperti diselimuti tepung putih yang bila
dipegang akan berterbangan. Serangan mengakibatkan pertumbuhan tanaman
terhambat/kerdil, daun mengecil, dan menggulung ke atas.

Pengendalian, digunakan musuh alami hama, misalnya beberapa jenis


tabuhan yang merupakan parasit lalat putih dan beberapa jenis lembing guna
memakan telur lalat putih, gulma di sekitar tanaman tomat harus dibersihkan
supaya tidak menjadi inang lalat putih, tanaman tomat terserang virus harus segera
dicabut dan dibakar, pertanaman tomat dapat diberi mulsa jerami atau mulsa
plastik kuning;, disemprot dengan Diazinon, Malathion, Azinpos-methyl.

d). Tungau bercak dua

Tungau ini termasuk famili Tetranychidae dari ordo Acarina, disebut tungau
bercak dua karena pada punggungnya terdapat bercak yang letaknya sedikit ke
samping dan berwarna hitam. Tungau ini memakan berbagai macam tanaman
(kosmopolitan dan polyphag). Tungau ini terdapat dibalik permukaan daun
dengan sarang labah-labahnya. Tungau ini dapat menularkan virus. Serangannya
dapat terjadi pada musim kemarau.

Ciri-ciri:

bentuk luar tungau berbentuk lonjong, berkaki delapan, panjang antara


0,3-0,4 mm dan berwarna kuning pucat dengan bercak hitam pada kedua sisi
samping punggung. Mulutnya dapat untuk menusuk dan mengisap cairan
tanaman. Telurnya berukuran kecil-kecil bergaris tengah ± 0,15 mm.

Gejala:
daun dan tunas menguning, selanjutnya menjadi coklat dan kering.
Pengendalian: bila banyak hujan populasinya akan berkurang, gulma di areal
pertanaman tomat harus selalu dibersihkan, menanam varietas tomat yang tahan
tungau, disemprot dengan Akarisida misalnya, Omite, Kelthane, Bubur Kalifornia
atau dihembus dengan tepung belerang.

e)Tungau merah
Tungau ini termasuk famili Tetranychidae dari ordo Acarina., disebut
tungau merah/hama merah karena daun tanaman yang diserangnya menjadi
berwarna merah karat.

Ciri-ciri:

tungau berkaki 8 dan besarnya 0,3-0,5 mm. Tungau betina berwarna


merah tua atau merah kecoklat-coklatan dengan beberapa bercak hitam. Kaki dan
mulutnya kelihatan putih transparan. Kepala menjadi satu dengan dada. Mulutnya
dapat untuk menusuk dan mengisap cairan dari sel tanaman dan berwarna kuning
pucat.

Gejala:

daun menjadi bercak-bercak merah karat. Serangan sering terjadi pada


musim kemarau. Serangan yang hebat menyebabkan tanaman menjadi kerdil.
Dibalik daun tomat akan kelihatan anyaman benang halus yang merupakan sarang
tungau. Selanjutnya, daun menjadi kering karena daun diisap cairannya.
Pengendalian: gulma di areal pertanaman tomat harus dibersihakan agar tidak
menjadi tempat berlindung tungau, menanam varietas tomat yang tahan tungau
merah, alami, tungau akan dimangsa oleh predatornya, yaitu thrips predator dan
kumbang macan, populasi tungau akan berkurang bila banyak turun hujan,
disemprot dengan akarisida, misalnya Omite, Kelthan, atau dihembus dengan
tepung belerang.

f) Nematoda bengkak akar

Ciri-ciri:

bentuk nematoda bisul akar seperti cacing kecil sepanjang antara 200-
1000 m. Untuk mengamati hama ini harus digunakan mikroskop. Pada mulutnya
terdapat stylet yang berbentuk seperti jarum runcing, untuk menusuk dan menarik
kembali cairan dalam mulut. Ukuran badan nematoda betina sedikit lebih gemuk.
Gejala:

akar tanaman membengkak memanjang atau bulat, akibatnya tanaman


(akar) akan mengalami kesulitan mengambil air dari tanah sehingga terjadi
klorosis, yakni warna daun tidak normal, pertumbuhan terhambat, layu, buah kecil
serta sedikit dan cepat menjadi tua.

Serangan nematoda ini dapat mengurangi produksi sampai 50% atau lebih.
Pengendalian: dilakukan rotasi tanaman dengan Tagetes patula atau Tagetes ercta
yang menghasilkan tiophen guna mematikan nematode, tanah dicangkul dan
dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari, tanah digenangi air yang
cukup lama supaya nematoda mati, menggunakan bahan kimia Nematisida,
misalnya Furadan, Curater, Petrofur, Indofuran, dan Temik, menanam varietas
tomat yang resisten, tanaman yang terserang harus segera dicabut dan dibakar,
gulma di areal tamanan tomat dibersihkan, diberi pupuk organik (pupuk kandang
atau kompos).

3.14. Penyakit Tomat karena Bakteri

Penyebab:

Pseudomonas solanacearum (E.F. Sm) E.F.Sm. Gejala: tanaman


yang diserang penyakit ini lebih cepat layu. Tanaman yang telah terinfeksi,
daunnya masih hijau tetapi kemudian tiba-tiba layu, terutama pucuk daun yang
masih muda, dan daun bagian bawah menguning. Tanaman yang terinfeksi
menjadi kerdil, daun menggulung ke bawah, dan kadang-kadang terbentuk akar
adventif sepanjang batang tomat. Tanaman yang terserang biasanya akan roboh
dan mati.

Pengendalian:
melakukan rotasi tanaman dan tidak boleh menanam jenis-jenis tanaman
yang termasuk famili Solanaceae,gulma di areal pertanaman dibersihkan,
menanam varietas tomat yang resisten,tanaman disambung dengan batang bawah
cepokak, tanaman disemprot dengan antibiotika, tanaman yang sakit dicabut dan
dibakar, tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar cukup terkena
sinar matahari.

a) Kerak bakteri, bercak bakteri


Gejala:

adanya bercak berair kecil pada daun dan batang; bercak berair ini akan
mengering, cekung dan berwarna coklat keabu-abuan garis tengah 1-5 mm;
tanaman tomat yang terserang daun-daunnya mengeriting ke bawah dan
mengering; batang yang terluka menyerupai kerak panjang dan berwarna keabu-
abuan; daun yang terserang mengalami klorosis dan gugur; pada buah yang
terserang mula-mula kelihatan bercak berair, kemudian berubah menjadi bercak
bergabus.

Pengendalian:

melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang berbeda family, menanam


biji dari tanaman tomat yang sehat, menanam tanaman tomat yang resisten,
tanaman yang sakit harus segera dicabut dan dibakar, tanaman tomat yang mati
tidak boleh dipendam dalam tanah, menyiram tanaman dengan air yang bersih dan
bebas penyakit.

Selain penyakit-penyakit diatas ada penyakit-penyakit yang disebabkan oleh


virus seperti penyakit mosaik tomat, penyakit mosaik mentimun dan penyakit
yang disebabkan oleh non-parasit (fisiologis) seperti penyakit busuk ujung buah,
penyakit luka terbakar matahari, penyakit retak, penyakit kantong dan penyakit
kelebihan dan kekurangan unsur hara. Penyakit yang menyerang tanaman tomat
varietas Artaloka adalah penyakit busuk daun.

3.15. Panen
3.15.1. Ciri dan Umur Panen

Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur
60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Varietas tomat yang
tergolong indeterminatre memiliki umur panen lebih panjang, yaitu berkisar
antara 70-100 hari setelah tanam baru bisa dipetik buahnya. Penentuan waktu
panen hanya berdasarkan umur panen tanaman sering kali kurang tepat karena
banyak faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti: keadaan iklim setempat
dan tanah. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah,
ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut :

a) kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.


b) bagian tepi daun tua telah mengering.
c) batang tanaman menguning/mengering.

Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang
dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan
keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis
kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih
berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu,
keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam
buah tomat sehingga dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam
buah. Keadaan ini dapat dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi
lebih pendek.

3.15.2. Cara Panen

Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara
hati-hati hingga tangkai buah terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per
satu dan dipilih buah yang sudah matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah
terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di
tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya
dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.

3.15.3. Periode Panen

Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan


karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat
dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis terpetik.

BAB IV

PENUTUP
5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian okulasi


adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman
setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautan. Dan
tujuan utama dari okulasi adalah supaya mendapatkan jenis tanaman baru dengan
sifat yang menguntungkan seperti tahan penyakit serta keunggulan-keunggulan
sifat yang dimiliki oleh suatu tanaman.

5.2. SARAN

Pada akhir dari penulisan laporan praktek kerja lapangan ini, penulis akan
menyampaikan beberapa saran baik untuk pihak sekolah maupun pihak industri
tentang pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL):

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Dehshiri dan Aghaalikhani Majid. 2012. Input-output and

economic analysis of soybean production in the main cultivation areas in Iran.

African Journal of Agricultural Reseaerch. Vol 7 (35) : 4894 – 4899


Anomsari, S. D. dan Prayudi, B. 2012. Budidaya Tomat. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Jawa Tengah. Semarang.

Ashari. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia (UI-

Press). Jakarta.

Bernardinus, T dan W. Wiryanta. 2002. Bertanam Tomat. Agromedia

Pustaka. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2017.

Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Sayuran di Indonesia.

http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-2-prod-lspn-prodvitashorti .

Diakses pada Kamis 12 April 2018. Cahyono, B. 2003. Cabai Rawit

Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta. Cahyono, B.

2008.

Tomat, Usaha Tani, dan Penanganan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta.

Daniel, T.W., J.A. Helms dan F.S Baker. 1997.

Prinsip-prinsip Silvikultur. Terjemahan Joko Marsono dan Oemi Hani’in.

Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta. Djazuli, M. 2010. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap

Pertumbuhan dan Beberapa Karakter Morfo-fisiologis Tanaman Nilam. Buletin

Littro.

Anda mungkin juga menyukai