Anda di halaman 1dari 10

PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

ILMU KOMUNIKASI SUATU PENGANTAR

OLEH PROF. DEDY MULYANA, M.A., Ph. D

Disusun oleh:

1. Lutfil Aziz (G.311.20.0014)


2. Donna Yulianda P (G.311.20.0024)
3. Ella Ayu Wijayanti (G.311.20.0028)
4. Risma Ainur Afiati (G.311.20.0032)
5. Agil Al Arif (G.311.20.0042)
6. Anatha Anindita (G.311.20.0043)
7. Riski Setiawan (G.311.20.0050)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SEMARANG

2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya dan karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan tugas ini. Kami
mengucapkan terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak karena telah mendukung
pembuatan tugas ini.

Dalam rangka memenuhi tugas Pengantar Ilmu Komunikasi, kami buat dengan judul
“PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI DARI BUKU ILMU KOMUNIKASI SUATU
PENGANTAR OLEH Prof. DEDY MULYANA, M.A.,Ph. D.

Kami berharap mendapat kritik dan saran agar kami lebih semangat dalam
mengembangkan karya kami . Kami berharap Karya kami dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat tercapai tujuan dari pembuatan karya ini.

Jawa Tengah, 5 Oktober 2020

Daftar Isi

Halaman Cover..........................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................I

Daftar Isi..................................................................................................................II

BAB 1: Pendahuluan

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan...................................................................................................
C. Rumusan masalah.................................................................................

BAB 2: Pembahasan

A. Prinsip 5:
Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu........................
B. Prinsip 6:
Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi...........................
C. Prinsip 7:
Komunikasi Bersifat Sistematik.............................................................
D. Prinsip 8:
Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-budaya Semakin Efektiflah
Komunikasi...........................................................................................

BAB 3

A. Kesimpulan............................................................................................

Daftar Pustaka..........................................................................................................

II

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan sebuah proses yang selalu terjadi dalam kehidupan


manusia. Komunikasi tidak hanya menghubungkan tetapi juga mendekatkan antara
individu atau kelompok masyarakat. Komunikasi memiliki posisi yang penting dalam
kehidupan, karena orang yang tidakmpernah berkomunikasi akan terisolasi atau di
acuhkan di lingkungan masyarakat. Komunikasi memiliki prinsip-prinsip dan aspek
yang melekat pada prosesnya. Penertian dan hakikat akan lebih mengerti maknanya
apabila memiliki prinsip yang dijabarkan secara luas. Begitu pula dengan prisip
komunikasi berfungsi untuk memeperjelas definisi dan hakikat komunikasi.

B. Tujuan
1. Menjelaskan tentang prinsip-prinsip komunikasi
2. Memberikan contoh prinsip komunikasi dalam kehidupan sehari- hari
3. Untuk memahami prinsi-prinsip komunikasi
C. Rumusan Masalah
1. Ada berapa prinsip komunikasi?
2. Apa saja contoh prinsip komunikasi dalam sehari-hari?
3. Apa saja yang termasuk dalam prinsip komunikasi?
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Prinsip 5: Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu


Prinsip Komunikasi dalam Konteks Ruang dan Waktu berarti Informasi yang
disampaikan oleh Komunikator dapat disesuaikan melalui Konteks Ruang atau tempat
berarti proses komunikasi dilakukan dimana atau keadaan seperti apa biasanya
meliputi rumah, pasar, kantor, atau tempat dan keadaan lainnya. Sedangkan Konteks
Waktu menunjukan waktu bisa berupa jam, hari, tanggal, bulan, tahun, cuaca
(termasuk iklim, suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), fisik, sosial dan psikologis.
Contoh komunkasi dalam konteks ruang dan waktu :

Tertawa terbahak-bahak atau memakai pakaian dengan warna menyala


seperti merah sebagai perilaku nonverbal yang wajar dalam suartu pesta
dipersepsi kurang beradab bila hal itu ditampakan dalam acara pemakaman.

Seorang tamu yang diterima penghuni di halaman rumah menunjukan


tingkat penerimaan yang berbeda bila di bandingkan dengan penerimaan di
teras, di ruang tamu, ruang tengah, dan di kamar pribadi.

Seorang kiai NU pernah mengemukakan : “Bila ia kawan saya, saya


akan menerimyanya di dalam rumah; bila ia orang yang belum saya kenal,
saya akan menerianya di teras, dan bila ia ‘musuh’ saya , saya akan
menerimanya di pekarangan.”
Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan . Dering telepon di
malam hari akan di persepsikan lain bila di bandingkan dengan dering telepon di
siang hari.
Kunjungan seorang mahasiswa kepada teman kuliahnya yang wanita pada
malam minggu akan dimaknai lain dibandingkan dengan kedatangannya pada malam
biasa.
Kehadiran orang lain, dalam konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-
orang yang berkomunikasi. Misalnya ada dua orang yang diam-diam berkonflik akan
merasa canggung bila tidak ada orang sama sekali di dekat mereka. Namin hubungan
mereka akan sedikit mencair bila ada satu atau beberapa orang di antara mereka.
Suasana psikologis peserta komunikasi tidak pelak mempengaruhi suasana
komunikasi . Misalnya komentar seorang istri mengenai kenaikan harga kebutuhan
rumah tangga dari kurangnya uang belanja pemberian suaminya yang mungkin akan
ditanggapi dengan kepala dingin oleh suami dalam keadaan biasa atau santai, berbeda
halnya jika kondisi psikologis suami sedang tidak baik, seperti saat suami baru pulang
kerja dan baru dimarahi habis habisan oleh atasannya hari itu.

B. Prinsip 6: Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi


Komunikasi terikat oleh aturan tatakrama. Artinya, orang-orang memilih
strategi tertenti berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons.
Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat sehingga dapat
memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.
Contohnya :
Anda tidak dapat menyapa orang tua atau dosen anda dengan sebutan ‘’LO’’
atau ‘’KAMU’, Anda tidak dapat menghubungi dosen Anda atau Guru Anda diluar
jam kerja mereka, karena Anda akan dianggap tidak sopan, kucali jika Anda siap
menangung resikonya .
Contoh peristiwa :
Di Indonesia, setelah makan, seseorang yang ingin bersendawa akan berusaha
menahanya atau melakukanya tanpa suara karena merasa itu adalah suatu tindakan
yang tidak sopan, sebab ia sebagai komunikator akan memprediksi reaksi orang-orang
disekitarnya, dan tentunya ia akan merasa malu jika dianggap jorok dan tidak sopan .
Namun di Arab, seseorang yang melakukan sendawa setelah makan akan dianggap
menghormati masakan tuan rumah, karena sendawa di Arab diartikan sebagai suatu
kepuasan akan makanan yang dihidangkan. Jadi orang Arab akan memprediksikan
reaksi orang-orang disekitarnya sebelum akan bersendawa, dan saat ia merasa itu
tidak apa-apa dan ia akan dianggap menghormati masakan tuan rumah selesai
bersendawa, maka ia akan bersendawa tanpa merasa malu.
Kesimpulanya :
Prinsip komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi berarti
komunikasi memiliki keteraturan dan tatakrama sehingga menimbulkan suatu
penggunaan strategi sebagai hasil dari prediksi/ramalan peserta komunikasi. Karena
pada dasarnya prinsip ini mengasumsikan bahwa derajat tertentu ada keteraturan pada
perilaku komunikasi manusia.

C. Prinsip 7: Komunikasi Bersifat Sistematik

Individu adalah suatu sistem yang hidup (a living system). Organ-organ dalam
tubuh kita saling berhubungan. Contohnya kerusakan pada mata yang membuat mata kita
pusing, di dalam diri kita terdapat unsur jasmani yang berhubungan dengan usur rohani.
Contohnya apabila sedang marah membuat jantung berdetak dan lebih cepat berkringat

Ada dua sistem dasar beroprasi dalam transaksi komunikasi yaitu sebagai berikut:
a. Sistem Internal

Adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia


berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia serap dalam berbagai sosialisasinya
dalam berbagai lingkungan sosial (keluarga, masyarakat setempat, kelompok
suku, kelompok agama, lembaga pendidikan, kelompok sebaya, tempat kerja, dan
sebagainya). Istilah lain sistem internal sebagai berikut:

1. Kerangka rujukan (frame of reference)


2. Bidang pengalaman (field of experience)
3. Struktur kognitif (cognitive structure)
4. Keadaan internal (internal states)
5. Sikap (attitude)

Sistem internal mengandung semua unsur yang membentuk individu yang


unik termasuk ciri-ciri kepribadian:

1. Intelegensi
2. Pendidikan
3. Pengetahuan
4. Agama
5. Bahasa
6. Motif
7. Keinginan
8. Cita-cita
9. Pengalaman masa lalunya yang pada dasarnya tersembunyi

Setiap individu adalah suatu sitem internal. Jumlah sistem internal adalah sebanyak
individu yang ada.

b. Sistem Eksternal

Sistem yang memiliki unsur dalam linkungan luar individu. Termasuk kata
yang di pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan
disekitarnya, penataan ruangan, cahaya dan tempratur ruangan.

Elemen-elemen ini adalah stimulus publik yang terbuka bagi peserta komunikasi
dalam setiap transaksi komunikasi, akan tetapi, karena masing- masing orang mempunyai
sistem internal yang berbeda, maka setiap orang tidak akan memiliki bidang perseptual
(pengenalan indivdu) yang sama, meskipun mereka duduk di ruang yang sama, duduk di
kursi yang sama dan menghadapi situasi yang sama.

Misalnya, bagi orang yang patah hati/ sedih,ia mendengarkan lagu sedih yang
membuat ia meneteskan air mata, sementara bagi orang yang di sampingnya lagu itu
menyebalkan karena terlalu cengeng.
Maka dapat di simpulkan bahwa komunikasi adalah produk dari perpaduan antara
sistem internal dan eksternal. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi, dan
presepsi lingkungan sekitar mempengaruhi cara kita berperilaku.

Lingkungan di mana komunikator berada merupakan bagian dari suatu sistem lain
yang lebih besar, misalnya: rumah kita, sekolah kita, dan tempat tinggal kita merupakan
bagian-bagian dari suatu lingkungan berupa masyarakat kota.

Misalnya ketika marah kepada seseorang dari tempat kerja yang, rasa marah tidak
dapat hilang begitu saja ketika berada dirumah

D. Prinsip 8: Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-Budaya Semakin Efektiflah


Komunikasi

Komunikasi yang efektif adalah komunikas yang hasilnya sesuai dengan harapan
peserta (orang-orang yang sedang berkomunikasi.

Contoh:

Penjual yang datang kerumah untuk mempromosikan barang dianggap telah


melakukan komunikasi efektif bila akhirnya tuan rumah membeli barang yang di
tawakan.

Seorang lulusan universitas bisa saja menikah dengan lulusan SD, seorang kulit
putih dengan seorang kulit hitam namu pasangan tersebut harus berupaya lebih keras
untuk menyesuaika diri satu sama lain agar komunikasi mereka berlangsung efektif.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi juga terikat dari prinsip-prinsip komunikasi, baik
komunikasi dalam konteks ruang dan waktu. (Waktu dan kehadiran mempengaruhi
makna terhadap komunikasi dan suasana pesikologis tidak mempengaruhi suasana
komunikasi). Melibatkan prediksi pesrta komunikasi/ komunikator, (komunikasi
memiliki keteraturan dan tatakrama sehingga menimbulkan suatu penggunaan strategi
sebagai hasil dari prediksi/ramalan peserta komunikasI. Karena pada dasarnya
mengasumsikan derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku komunikasi manusia).
Komunikasi juga bersifat sistematik. (Komunikasi adalah produk dari perpaduan
antara sistem internal dan eksternal. Lingkungan dan objek mempengaruhi
komunikasi, dan presepsi lingkungan sekitar mempengaruhi cara kita berperilaku).
dan komunikasi semakin mirip dengan latar belakang sosial-budaya semakin
efaktiflah komunikasi.
Daftar Pustaka

Mulyana, Dedy. 2012. Ilmu komunikasi Suatu pengantar. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai