Disusun oleh :
NRP : 33411801017
Kelas :2A
Isolasi sosial
Causa
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji
Gangguan persepsi sensori: Data Subjektif :
Halusinasi pendengaran Klien mengatakan seperti mendengar bunyi dan suara-
suara yang menyuruh melakukan sesuatu
Data Objektif :
- Bersikap seperti mendengar / Melihat sesuatu
- Berhenti berbicara di tengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu
- Berbicara dan tertawa diri sendiri
- Diorientasi waktu, tempat, orang dan respon yang tidak
sesuai
Risiko perilaku kekerasan Data Subjektif :
(diri sendiri, orang lain, Klien mengatakan mendengar suara-suara, takut terhadap
lingkungan, dan verbal) suara-suara yang di dengar, ingin memukul dan melempar
barang-barang
Data Objektif :
- Kalien sering berbicara sendiri
- Duduk terpaku dengan pandangan mata satu arah
- Tertawa dan tersenyum sendiri
- Terlihat pembicaraan dengan benda mati objek tidak
jelas
- Gelisah dan ketakutan
Isolasi sosial: Menarik diri Data Subjektif :
Klien mengatakan tidak cocok dengan orang lain
Data Objektif :
- Klien selalu menyendiri
- Tidak mau bergaul dengan orang lain
- Mondar mandir
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
2. Isolasi sosial: Menarik diri
3. Risiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan verbal)
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Perubahan sensori persepsi: Halusinasi pendengaran
1. Tujuan umum:
Klien dapat mengendalikan halusinasinya.
2. Tujuan khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria hasil:
1) Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau
berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau
duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang
dihadapi.
Interensi:
1) Bina hubungan saling percaya dengan menungkapkan prinsip komunikasi
terapeutik:
- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Jujur dan menempati janji
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
- Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
Rasional:
1) Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi
selanjutnya
b. Klien dapat mengenali halusinasinya
Kriteria hasil:
1) Klien dapat menyebytkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi
2) Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasi
Intervensi:
1) Adakah kontak sering dan singkat secara bertahap
2) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya; bicara dan tertawa
tanpa stimulus, memandang ke kiri atau ke kanan atau ke depan seolah-olah ada
teman bicara
3) Bantu klien mengenali halusinasinya.
- Jika menemukan yang sedang halusinasi, tanyakan apakah ada suara yang
didengar
- Jika klien menjawab ada, Ianjutkan: apa yang dikatakan.
- Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun perawat
sendiri tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi).
- Katakan bahwa klien ada juga yang seperti klien.
4) Diskusikan dengan klien
- Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi.
- Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (Pagi, siang, sore dan malam atau
jika sendiri, jengkel atau sedih)
5) Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah atau
takut, sedih, senang) beri kesempatan mengungkapkan perasaannya.
Rasional:
1) Mengenal perilaku pada saat halusmasu timbul memudahkan rawat dalam
melakukan intervensi
2) Mengenal halusinasi memungkinkan klien untuk menghindarkan faktor pencetus
timbulnya halusinasi.
3) Dengan mengetahui waktu, isi, dan frekuensi munculnya haIusinasi
mempermudah tindakan keperawatan klienyang akan dilakukan perawat.
4) Untuk mengidentiflkasi pengaruh halusinasi klien
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Kriteria hasil:
1) Klien dapat menyebutkan tindakan yang bisa dilakukan untuk mengendalikan
halusinasinya
2) Klien dapat menyebutkan cara baru
3) Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang telah didiskusikan
dengan klien
Intervensi:
1) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (
tidur, marah, menyibukan diri, dll)
2) Diskusikan manfaat cara yang dilakukan klien, jika bermanfaat beri pujian.
3) Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol halusinasi:
- Katakan ”Saya saya tidak mau dengar kamu” (pada saat halusinasi terjadi)
- Menemui orang lain (Perawat/teman/anggota keluarga) untuk bercakap-
cakap atau mengatakan halusinasi yang terdengar.
- Membuatjadwal kegiatan sehari-hari agar halusinasi tidak muncul
- Minta keluarga/teman/perawat jika nampak bicara sendiri.
4) Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap.
Rasional:
1) Upaya untuk memutuskan siklus halusinasi sehingga halusinasi tidak berlanjut
2) Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien.
3) Memberikan alternatif pilihan bagi klien untuk mengontrol halusinasi
4) Memotivasi dapat meningkatkan kegiatan klien untuk mencoba memilih salah
satu cara mengendalikan halusinasi dan dapat meningkatkan harga diri klien
d. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengotrol halusinasi
Kriteria hasil:
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2) Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan kegiatan untuk
mengendalikan halusinasi
Intervensi:
1) Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga jika mengalami halusinasi.
2) Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan rumah)
- Gejala halusinasi yang dialami klien.
- Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi.
- Cara merawat anggota keluarga untuk memutus halusinasi di rumah, beri
kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama.
- Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantun:
halusinasi terkontrol dan risiko mencedrai orang lain.
Rasional:
1) Untuk mendapatkan bantuan keiuarga mengontrol halusinasi.
2) Untuk mengetahui pengetahuan keluarga dan meningkatkan kemampuan
pengetahuan tentang halusinasi
e. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Kriteria hasil:
1) Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis, dan efek samping obat
2) Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat secara benar
3) Klien dapat informasi tentang efek samping obat
4) Klien dapat memahami akibat berhenti minum obat
5) Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat
Intervensi:
1) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi manfaat obat
2) Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan meraskan manfaatnya
3) Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat
yang dirasakan
4) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
5) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip benar
Rasional:
1) Dengan menyebutkan dosis, frekuensi dan manfaat obat.
2) Diharapakan klien melaksanakan program pengobatan. Menilai kemampuan
klien dalam pengobatannya sendiri.
3) Dengan mengetahui efek samping obat klien akan tahu apa yang harus dilakukan
setelah minum obat
4) Program pengobatan dapat berjalan sesuai rencana
5) Dengan mengetahui prinsip penggunaan obat, maka kemandirian klien untuk
pengobatan dapat ditingkatkan secara bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti dan Iskandar. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
Stuart, G.W & Sundeen, S.J. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Alih Bahasa Akhir
Yani S. Jakarta: EGC