Oleh :
NAMA : RUSNIANA
NIM :10.101.599
MAKASSAR
2013
PENCEMARAN AIR SUNGAI AKIBAT LIMBAH INDUSTRI
menawarkan kehidupan bagi tersedianya air bersih, air mandi, pengairan kolam,
Namun saat ini, banyak pihak yang memandang sebelah mata keberadaannya.
sungai terjadi apabila dalam sungai tersebut terdapat bahan yang menyebabkan
timbulnya perubahan yang tidak di harapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun
biologis sehingga kualitas air sungai tersebut menurun/ berkurang nilai gunanya yang
menunjukkan bahwa kita sering lupa kalau kita ternyata memiliki sungai dan baru sadar
setelah sungai itu kotor dan rusak karena kita tidak pernah memeliharanya. Rasa
memiliki sungai sudah tercabik-cabik dan menjadi masalah yang tidak sederhana.
Sungai menjadi milik semua orang, namun semua orang hampir tidak pernah bertindak
apapun terhadap pelestarian sungai. Banyak pihak malah merusak, mengotori, dan
manusia itu sendiri dengan timbulnya pencemaran sungai terdapat hubungan yang
terus berkelanjutan.
meninggalkan berbagai jenis limbah seperti limbah pemukiman, limbah pertanian, dan
pencemar yang dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah
pemukiman ini bisa berupa sampah organik (kayu, daun dan lain-lain), dan sampah
nonorganik (plastik, logam, dan deterjen). Limbah pertanian merupakan segala bahan
pencemar yang dihasilkan aktivitas pertanian seperti penggunaan pestisida dan pupuk.
Sedangkan limbah industri adalah segala bahan pencemar yang dihasilkan aktivitas
pencemaran air ini mencakup biaya kesehatan, biaya penyediaan air bersih, hilangnya
waktu produktif, citra buruk pariwisata, dan tingginya angka kematian bayi (akibat
diare). Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air sungai (PKA) di 33 provinsi yang
Lingkungan Hidup tahun 2011, sebanyak 32 dari 51 sungai besar di Indonesia saat ini
tercemar berat, 16 sungai tercemar sedang-berat, dan hanya satu sungai yang masih
Indonesia. Limbah rumah tangga tersebut terdapat dalam bentuk black water, yaitu
berupa tinja/ kotoran manusia yang bersumber dari kakus, dan dapat juga dalam bentuk
grey water, yaitu limbah nonkakus yang berasal dari kamar mandi, mencuci, dan
kegiatan dapur. Limbah rumah tangga menjadi masalah dan berpotensi mencemari
sungai karena saat ini, tanki septik di rumah tangga maupun IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah) penduduk terpusat masih terbatas, jumlah dan kapasitasnya
Saat ini, IPAL di Indonesia hanya ada di 11 kota dan baru dapat melayani 2,5
juta jiwa penduduk. Masih banyak penduduk di Indonesia, terlebih yang bertempat
tinggal di daerah pinggiran sungai yang belum mempunyai tanki septik untuk mengolah
limbah yang berasal dari rumah. Mereka, pada umumnya, membuang limbah rumah
jumlah air limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai di daerah Jawa mencapai
11,30 juta meter kubik/hari, Sumatera mencapai 4,6 juta meter kubik/hari, Kalimantan
mencapai 1,28 juta meter kubik/hari, dan Sulawesi mencapai 1,4 juta meter kubik/hari.
Limbah industri yang sering dibuang oleh industri-industri yang tak bertanggung
jawab adalah tingkat pencemaran sungai yang paling berat. Bukan hanya mencemari
sungai, limbah industri tersebut juga dapat menjangkau hingga ke laut. Limbah industri
menjadi mati total. Minyak, logam berat, serta bahan beracun merupakan kandungan
umum yang terdapat pada limbah industri yang dibuang ke sungai tanpa pengolahan
kandungan oksigen air sungai berkurang drastis dan pada akhirnya mematikan
ekosistem di dalamnya.
Limbah industri juga dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius bagi
masyarakat yang tinggal di bantaran sungai karena masih banyak penduduk Indonesia
yang tinggal di sekitar sungai masih menggantungkan kehidupannya pada air sungai
tersebut untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci bahkan untuk
keperluan memasak dan air minum. Efek pencemaran limbah industri pada sungai-
sungai di Indonesia juga berdampak mencemari air bawah tanah yang berada pada
belasan bahkan puluhan kilometer dari sungai yang tercemar tersebut. Air tanah yang
tercemar tersebut akan berubah warna menjadi hitam, berbau, bahkan berlendir.
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air sungai di Indonesia kita perlu
tumbuhan yang dapat menahan terjadinya erosi serta pada lahan pertanian yang miring
Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintesis yang tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme dapat diolah menjadi bahan lain yang
lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunkan sebagai pupuk.
Penggunaan pupuk dan pestisida sebagian besar biasanya dilakukan oleh lahan
pertanian yang airnya kemudian dialirkan ke sungai tanpa melalui proses pengolahan.
Maka dari itu, penggunaannya harus seminimal mungkin agar tidak menimbulkan
limbah industri gula menjadi tetes (yang dapat digunakan sebagai pupuk) maupun
5. Memanfaatkan tanaman air seperti enceng gondok yang tumbuh secara tidak
Yaitu dilakukan agar ketersediaan air yang disimpan oleh tumbuh-tumbuhan hutan tidak
berkurang, sehingga sumber-sumber mata air sungai tidak berkurang memproduksi air
dan volume air sungai tetap stabil. Selain itu tumbuhan hutan dapat menyerap CO2 dan
menghasilkan O2 yang dapat mencegah terjadinya hujan asam yang dapat merusak
melakukan pengontrolan secara ketat dan sanksi keras pada yang melanggar
8. Yang paling penting dari pencegahan pencemaran air sungai di Indonesia adalah
menyadarkan masyarakat Indonesia itu sendiri akan pentingnya aliran sungai bagi
kehidupan. Karena dengan kesadaran itu masayarakat akan menjaga dan melestarikan
sungai tanpa paksaan dari pihak manapun sehingga mereka tidak akan membuang
bahan pencemaran ke dalam sungai dan sungai akan terjaga kelestariannya yang akan