Anda di halaman 1dari 90

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN CARA

MENGGOSOK GIGI YANG BENAR DALAM UPAYA PENCEGAHAN


KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS RIJALI KOTA AMBON

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Keperawatan
Program Studi Keperawatan Ambon
Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

TIRA AHDA NURLETTE


NIM. P07120117047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON
2020
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN CARA


MENGGOSOK GIGI YANG BENAR DALAM UPAYA PENCEGAHAN
KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS RIJALI KOTA AMBON

Diajukan Oleh
TIRA AHDA NURLETTE
NIM. P07120117047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON
2020

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama: TIRA AHDA NURLETTE

Nim: P07120117047

Program Studi : KEPERAWATAN AMBON

Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis

adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan

atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah

ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Ambon, Februari 2020

Mengetahui :

Pembimbing Membuat pernyataan


Rony A. Latumrnasse, S.Pd.,M.Kes Tira Ahda Nurlette

NIP. 197010291994031003 NIM: P07120117047

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Tira Ahda Nurlette NIM. P07120117047 dengan

judul “ Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Penerapan Cara Menggosok Gigi

Yang Benar Dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di

Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Kota Ambon” telah diperiksa dan disetujui untuk

diujikan.

Ambon, Juni 2020

Pembimbing

Rony A. Latumrnasse, S.Pd.,M.Kes

NIP. 197010291994031003

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

kasih karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul ” Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Penerapan Cara Menggosok Gigi

Yang Benar Dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di

Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Kota Ambon”. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam

upaya memenuhi salah satu syarat menyelesaiakan program pendidikan diploma III

kesehatan pada jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Terimah Kasih kepada Ronny A. Latumenasse, S.Pd, M.Kes selaku dosen

pembimbing , dalam kesibukan yang begitu padat tetap meluangkan waktu untuk

mengoreksi, membimbing dan memberikan motivasi sehingga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat terselesaikan.

Keberhasilan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak luput dari dukungan dan

bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terimakasi yang sebesar-besarnya kepada :

1. Hairudin Rasako,SKM.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Maluku, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti pendidikan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes

Maluku Jurusan Keperawatan Ambon.

2. Rony A.Latumenasse, S.Pd.,M.Kes sebagai Ketua Jurusan Keperawatan

Ambon, yang selama ini selalau memberikan motivasi dan support

selama mengikuti pendidikan.

v
3. Johanna tomasoa, Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan arahan, nasehat, dan motivasi selama penulis mengikuti

pendidikan.

4. Seluruh dosen pada Jurusan Keperawatan Ambon, yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan.

5. Kepada kedua orang Tuaku, dan kedua adikku atas doa, dana dan

motivasi sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

6. Kepada para Sahabatku atas dukungan serta motivasi yang diberikannya

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

Akhir kata semoga bermanfaat dan kiranya semua dukungan yang telah

diberikan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

berkat serta anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa tetap dimiliki oleh kita. Amin

Ambon, Juni 2020

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan.......................................................................................i


Halaman Sampul Dalam.....................................................................................ii
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan............................................................iii
Halaman Persetujuan.........................................................................................iv
Kata Pengantar.....................................................................................................v
Daftar Isi.............................................................................................................vii
Daftar Lampiran.................................................................................................ix
Abatrak...............................................................................................................xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................4
D. Manfaat................................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Keperawatan Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi
Pada Anak Usia Sekolah
1. Pengkajian....................................................................................5
2. Diagnosa.......................................................................................9
3. Intervensi....................................................................................12
4. Implementasi..............................................................................14
5. Evaluasi......................................................................................15
B. Konsep Dasar menggosok gigi
1. Pengertian ...................................................................................16
2. Metode menggosok gigi..............................................................17
3. Alat dan bahan menggosok gigi..................................................17
4. Cara menggosok gigi...................................................................19
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rencana studi Kasus..........................................................................22
B. Subjek Studi Kasus............................................................................22
C. Fokus Studi Kasus.............................................................................22
D. Defenisi operasional..........................................................................23
E. Instrumen Penelitian..........................................................................23
F. Lokasi dan waktu...............................................................................24
G. Analisa ..............................................................................................24
H. Metode Pengumpulan Data...............................................................24
I. Etika studi kasus................................................................................25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil studi kasus
1. Pengkajian ........................................................................................27
2. Diagnosa Keperawatan .....................................................................41
3. Intervensi Keperawatan ....................................................................42
4. Implementasi Keperawatan...............................................................44

vii
5. Evaluasi.............................................................................................46
B. Pembahasan
1. pengkajian.........................................................................................48
2. diagnose ............................................................................................49
3. perancanaan ......................................................................................50
4. pelaksanaan.......................................................................................50
5. evaluasi..............................................................................................51

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................53
B. Saran ........................................................................................................54

Daftar Pustaka....................................................................................................55
Lampiran

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembaran pesetujuan usulan judul proposal

2. Surat Ijin Pengambilan Data Awal

3. Lembar konsultasi

4. Kusioner

5. Lifleat

6. Satuan acara penyuluhan (SAP)

7. SOAP cara menggosok gigi

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Skoring diagnosa keperawatan

2. Komposisi keluarga Tn. E

3. Pemeriksaan Fisik Tiap individu

4. Data tambahan

5. Analisa Data

6. Rencana Asuhan Keperawatan

7. Implementasi

8. Evaluasi

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 1 20

2. Gambar 2 20

3. Gambar 3 20

4. Gambar 4 21

5. Gambar 5 21

xi
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN CARA


MENGGOSOK GIGI YANG BENAR DALAM UPAYA PENCEGAHAN
KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS RIJALI AMBON

Oleh: Tira Ahda Nurlette

Kesehatan gigi dan mulut hingga kini masih belum menjadi perhatian utama,
sakit gigi sering dianggap sebagai penyakit biasa. Tetapi sebenarnya akibat yang
ditimbulkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan sangat berbahaya
karena bisa menjadi gerbang beragam penyakit dan bisa mengungkapkan gejala-
gejala awal penyakit berbahaya. Sakit gigi yang biasa terjadi adalah karies gigi (gigi
berlubang).

Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan
terjadinya demineralisasi substansi anorganik dan penghancuran substansi organik.
Prevalensi karies gigi anak usia sekolah yang masih tinggi disebabkan antara lain
kebiasaan menyikat gigi yang tidak sesuai prosedur serta kegemaran mengonsumsi
makanan kariogenik. Pendidikan kesehatan dapat diberikan untuk meningkatkan
pengetahuan anak dan orang tua agar dapat merubah perilaku menggosok gigi
pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara menggosok
gigi yang benar terhadap pencegahan karies gigi. Subyek penelitian ini
adalah keluarga yang memiliki anak dengan resiko tinggi terjadinya karies gigi.
Hasil analisis univariat sebelum diberikan intervensi didapatkan hasil responden
memiliki perilaku cukup. Setelah diberikan intervensi didapatkan hasil
responden memiliki perilaku baik. Sedangkan dihasil analisis bivariat menunjukan
ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan cara demonstrasi poster terhadap
perilaku menggosok gigi pada anak usia sekolah

Kata kunci: Menggosok gigi, pencegahan karies gigi.

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu komponen dari

kesehatan secara umum dan juga merupakan faktor yang penting dalam

pertumbuhan normal anak. Masalah kesehatan mulut dapat memengaruhi

perkembangan umum anak -anak. Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut

yang terjadi pada anak –anak yaitu karies gigi. Karies dapat mengenai gigi

sulung dan gigi tetap, tetapi gigi sulung lebih rentan terhadap karies karena

struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap (Winda, dkk

2015).

Dunia Kedokteran Gigi telah menetemukan bahwa infeksi pada gigi dan

jaringan pendukungnya dapat menyebarkan kuman ke organ tubuh lain melalui

aliran darah, seperti ke jantung dan yang lainnya, sehingga menimbulkan infeksi

di organ tersebut dan dapat berakibat fatal. Hal ini disebut dengan focal infeksi.

Kesehatan gigi penting bagi kesehatan dan kesejahteraan tubuh secara umum

dan sangat memengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi bicara atau

komunikasi yang baik, pengunyahan dan rasa percaya diri.

Masalah karies gigi pada anak usia sekolah, karies gigi merupakan

masalah yang penting karena tidak saja menyebabkan keluhan rasa sakit, tetapi

juga menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya sehingga mengakibatkan

menurunnya produktivitas. Kondisi ini tentu akan mengurangi frekuensi

kehadiran anak ke sekolah, mengganggu konsentrasi belajar, mempengaruhi

1
nafsu makan dan asupan makanan sehingga dapat memengaruhi status

gizi dan pada akhirnya dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik.

Umumnya anak- anak memasuki usia sekolah mempunyai risiko karies yang

tinggi karena pada usia sekolah ini anak-anak biasanya suka jajan makanan dan

minuman sesuai keinginannya (Gunawan, 2015).

World Health Organisation (WHO) tahun 2016, menyatakan angka

kejadian karies pada anak masih sebesar 60-90%. Menurut hasil penelitian di

Negara- Negara Eropa, Amerika dan Asia ternyata, bahwa 90-100% anak di

bawah 18 tahun terserang karies gigi. Indonesia merupakan salah satu negara

berkembang yang mempunyai permasalahan kesehatan gigi dan mulut dengan

prevalensi sepuluh kelompok penyakit yang dikeluhkan masyarakat, yang

menduduki peringkat pertama adalah penyakit gigi dan mulut. Pada riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menemukan bahwa sebanyak 57,6 % orang

Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut dan anak-anak yang mengalami

masalah gigi mencapai 93% itu berarti hanya tujuh persen anak di Indonesia

yang bebas dari masalah karies gigi.

Prevelensi tersebut dapat dikurangi jika dilaksanakannya perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS). Dimana perilaku tersebut adalah semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau

keluarga dapat menolong dirinya sendiri. Prinsip kesehatan yang menjadi

landasan dasar pelaksanaan Program PHBS yaitu mencegah lebih baik daripada

mengobati.

Pencegahan yang dapat dilakukan agar menjaga kesehatan gigi dan mulut

secara optimal adalah dengan pencegahan secara mekanik yaitu dengan cara

2
menggosok gigi yang benar sebagai upaya pembersihan sisa makanan dan plak.

Plak menjadi salah satu faktor timbulnya penyakit gigi dan mulut . pada usia 6-

12 tahun sudah mampu melakukan menggosok gigi secara sistematis bila

dibandingkan dengan kelompok usia dibawahnya. Untuk itu kesehatan gigi dari

awal perlu dijaga agar anak mempunyai gigi permanen yang baik

(Suwelo,IS,2013).

Terjadinya karies gigi memang tidak sepenuhnya tergantung pada

perilaku individu, karena banyak faktor lain yang berperan terhadap terjadinya

karies gigi. Namun perilaku yang benar tentang kesehatan gigi, sangat berperan

dalam proses pencegahan karies gigi baik pencegahan primer, sekunder maupun

tertier, bahkan dapat menghentikan proses karies gigi pada tahap awal.

Data yang didapat dari puskesmas bahwa jumlah pasien anak usia sekolah

yang menderira karies gigi di Puskesmas Rijali mengalami peningkatan setiap

tahunya. Tahun 2017 tercatat 445 pasien, tahun 2018 tercatat 467 pasien, dan

pada tahun 2019 tercatat 512 pasien dengan karies gigi.

Berdasarkan ulasan di atas dapat diketahui bahwa dengan kesungguhan

menggosok gigi yang benar dapat menghambat terjadinya karies gigi. Oleh

karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian kepada anak-anak yang sudah

mengalami yang belum mengalami karies untuk mengetahi hubungan ketepatan

menggosok gigi dengan terjadinya karis gigi pada anak usia sekolah.

3
B. Rumusan masalah

Bagaimanak gambaran asuhan keperawatan keluarga dengan

Penerapan cara menggosok gigi yang benar dalam upaya pencegahan karies

gigi pada anak usia sekolah diwilayah kerja puskesmas Rijali Ambon?

C. Tujuan

Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan Penerapan

cara menggosok gigi yang benar pada anak usia sekolah dalam upaya

pencegahan karies gigi pada diwilayah kerja puskesmas Rijali Ambon.

D. Manfaat studi kasus

1. Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan

karies gigi melalui cara menggosok gigi yang benar.

2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam dalam pencegahan karies gigi melalui cara

menggosok gigi yang benar.

3. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan hasil

riset keperawatan, ksususnya studi kasus tentang pelaksanaan cara

mennggosok gigi yang benar dalam upaya pencegahan karies gigi.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Asuhan Keperawatan Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi

Pada Anak Usia Sekolah.

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak

masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa

kanak-kanak yaitu 12 tahun.

Asuhan keperawatan keluarga adalah proses yang komplek dengan

menggunakan pendekatan sistematis untuk kerjasama dengan keluarga dan

individu sebagai anggota keluarga (Harmoko, 2016). Asuhan keperawatan

keluarga yang di lakukan terdiri dari 5 (lima) tahap yaitu pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

1. Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Pengkajian adalah seorang perawat mengumpulkan informasi

secara terus menerus terhadap seorang anggota keluarga yang di binannya

(Harmoko, 2016). Pada awal pengkajian perawat harus membina

hubungan yang baik dengan keluarga yaitu dengan cara : diawali, perawat

memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah, menjelaskan tujuan

kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk

membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di

keluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dilakukan,

menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi

jaringan perawat.

5
1) Identitas keluarga, yang dikaji adalah umur, pekerjaan dan tempat

tinggal. Yang beresiko menjadi penderita karies gigi adalah: individu

tanpa perawatan kesehatan yang adekuat, dibawah umur 18 tahun

anak-anak yang, dan penghasilan pekerjaan.

2) Latar belakang budaya atau kebiasaan keluarga

a) Kebiasaan makan

Kebiasaan makan yang buruk, sering mengomsumsi

makanan yang mengandung glukosa.

b) Pemanfaatkan fasilitas kesehatan

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan pelayanan

kesehatan sangat berpengaruh dalam perawatan upaya gigi yang

benar untuk mendapatkan informasi maupun pengobatan.

c) Status ekonomi sosial

Suwelo (1992 dalam Prajnaparamita, 2014)

mengungkapkan bahwa latar belakang ekonomi dapat menjadi

penyebab tingginya angka kejadian karies gigi pada pada

kelompok masyarakat tertentu. Masyarakat dengan pendapatan

yang rendah tidak dapat melakukan pemeriksaan ke dokter gigi.

d) Perilaku

Setyohadi dkk (2012 dalam Prajnaparamita, 2014)

mengungkapkan bahwa Perilaku memegang peranan yang penting

dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut. Frekuensi

membersihkan gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku akan

6
mempengaruhi baik atau buruknya kebersihan gigi dan mulut,

dimana akan mempengaruhi juga angka karies dan penyakit

penyangga gigi.

e) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Tingkat perkembangan pada tahap pembentukan keluarga

akan didapati masalah dengan social ekonomi yang rendah karena

harus belajar menyesuaikan dengan kebutuhan yang harus

dipenuhi. Keluarga baru belajar memecahkan masalah. Dengan

keadaan tersebut berpengaruh pada tingkat kesehatan keluarga.

Social ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan

masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidak

mampuan dan ketidak tahuan dalam mengatasi masalah yang

mereka hadapi. Tidak adanya riwayat keluarga yang mempunyai

masalah kesehatan tidak berpengaruh pada status kesehatan

keluarga.

f) Data lingkungan

1) Karakteristik lingkungan

Setyohadi dkk (2012 dalam Prajnaparamita, 2014)

mengungkapkan bahwa lingkungan dapat mempengaruhi

status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat.

Lingkungan salah satunya berupa tempat tinggal,dimana

masyarakat daerah pegunungan memiliki DMF-T rata-rata

yang lebih tinggi dibanding dengan daerah pantai. Hal ini

disebabkan karena masyarakat pantai lebih tinggi kadar flour

7
air minumnya dibandingkan di daerah pegunungan.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

2) Struktur keluarga

a) Pola komunikasi

Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara

terbuka dan dua arah akan sangat mendukung bagi anak. Saling

memotivasi anggota keluarga guna meningkatakan perilaku hidup

bersih.

b) Struktur peran keluarga

Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan

perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan

menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.

c) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan

mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang

mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan pengambilan

keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan suasana

kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.

d) Nilai atau norma keluarga

Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang

ditampakan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang

berlaku dalam keluarga.

8
3) Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan

a) Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga. dan juga tempat

mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya :

seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat

penting.

b) Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga,

seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung

(rumah). dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

4) Koping keluarga

Bila koping keluarga tidak efektif terhadap stressor yang akan

menyebabkan stress yang berkepanjangan. Hal ini akan

mempengaruhi daya tahan tubuh .

a. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan (Harmoko, 2016) adalah keputusan klinis

mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui

suatu proses pengumpulan data dan analisis data secara cermat,

memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat

bertanggung jawab untuk melaksanakannya

Perumusan diagnosa keperawatan dengan menggunakan aturan

yang terdiri dari masalah (Problem), penyebab (Etiologi), tanda (Sign);

9
menurut (Setiadi, 2015), masalah keperawatan keluarga sampai saat ini

masih menggunakan daftar masalah keperawatan dibuat oleh asosiasi

perawat Amerika/NANDA, yang meliputi masalah aktual, resiko atau

resiko tinggi, dan potensial (untuk keadaan wellness/sejahtera)

diantaranya adalah gangguan proses keluarga.

1) Penilaian (skoring) diagnosa keperawatan

Setelah dilakukan analisis, kemungkinan perawat

menemukan lebih dari satu masalah.Mengingat keterbatasan dan

sumber daya yang dimiliki oleh keluarga maupun perawat, maka

masalah-masalah tersebut tidak dapat ditangani sekaligus.Oleh karena

itu, perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas masalah

kesehatan keluarga (Harmoko, 2016).

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan

yang telah dirumuskan dengan cara sebagai berikut :

a) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.

b) Skor yang telah diperoleh dibagi dengan skor tertinggi dan

dikalikan dengan bobot.

c) Skor maksimum sama dengan jumla bobot, yaitu lima.

10
Tabel 2
Skoring Diagnosa Keperawatan
Menurut Baylon Dan Maglaya Dalam Harmoko (2016)

No KRITERIA SKOR BOBOT


Sifat Masalah
1
Tidak atau kurang sehat
1. 2
Ancaman kesehatan
3 1
Krisis atau keadaan sejahterah
Kemungkinan Masalah Dapat Diubah
Dengan mudah 2
2.
Hanya sebagian 1 2
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk dicegah
Tingi 3
3.
Cukup 2 1
Rendah 1
Menonjolnya Masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
4. Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1 1
Masalah tidak dirasakan 0

Sumber : Harmoko, 2016

2) Penyusunan prioritas diagnosa keperawatan

Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang

mempunyai skor tertinggi dan disusun terutama sampai yang

mempunyai skor terendah. Namun, perawat perlu

mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah

keperawatan mana yang perlu diatasi.

Diagnosa yang mungkin muncul pada anak dengan

karies gigi adalah:

11
a) Resiko gangguan rasa nyaman: Nyeri pada rongga mulu

Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

kesehatan rongga mulut anggota keluarga.

b) Resiko kerusakan gigi berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang kesehatan gigi.

c) Gangguan Konsep diri berhubungan dengan bau nafas tidak

sedap

b. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan disusun sesuai dengan urutan prioritas

masalah keperawatan yang telah teridentifikasi.Rencana keperawatan

keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan perawat

untuk dilaksanakan dalam menyelesaikam atau mengatasi masalah

kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi (Harmoko,

2016). Rencana tindakan keperawatan yang dipilih sangat tergantung

pada sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan

masalah.Dalam perawatan kesehatan keluarga, tindakan perawatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan sebab-sebab yang

mengakibatkan timbulnya ketidaksanggupan keluarga dalam

melaksanakan tugas-tugas kesehatan.

Penyusunan kriteria evaluasi dan standar evaluasi, disesuaikan

dengan sumber daya yang ada pada keluarga yaitu biaya, pengetahuan

dan sikap dari keluarga berupa respon verbal, afektif dan psikomotor

untuk mengatasi masalahnya.

12
Intervensi pada anak dengan masalah karies gigi antara lain

sebagai berikut (Nanda, 2013):

1) Resiko gangguan rasa nyaman: Nyeri pada rongga mulu Berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat kesehatan rongga mulut

anggota keluarga.

a) Tujuan :

1) Keluarga mampu mengenali masalah tentang karies gigi

2) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat

keluarga dengan masalah karies gigi.

b) Kriteria Hasil :

i. Anak mendapatkan gigi yang sehat.

ii. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan pada area

mulut.

iii. Anak bisa mengkonsumsi segala jenis makanan tanpa

mengeluh sakit pada gigi.

c) Intervensi :

i. Observasi tingkat kerusakan gigi anak.

ii. Jelaskan kepada keluarga tentang upaya perawatan gigi yang

benar.

iii. Jelaskan tentang pentingnya menggosok gigi minimal 2 kali

sehari.

iv. Anjurkan keluarga untuk memeriksakan gigi anak setidak-

tidaknya 6 bulan sekali.

13
v. Minta keluarga untuk mengawasi makanan yang dikonsumsi

anak.

2) Resiko kerusakan pertumbuhan gigi berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang kesehatan gigi

a) Tujuan : kerusakan pertumbuhan gigi tidak terjadi.

b) Kriteria hasil : Keluarga lebih memperhatikan kesehatan gigi anak

dan dapat melakukan perawatan gigi anak dengan benar.

c) Intervensi :

i. Kaji tingkat pengetahuan tentang tindakan untuk mencegah

kaerusakan gigi.

ii. Kaji pengetahuan anak tentang praktek dan rutinitas hygiene

mulut (metode menyikat gigi)

iii. Ajarkan orang tua dan anak tekhnik menggosok gigi dan

flossing seuai kebutuhan.

iv. Jelaskan penyebab masalah gigi, seperti gigi berlubang

v. Ajarkan cara mencegah gigi berlubang

c. Implementasi

Implementasi adalah tindakan pelaksanaan perencanaan

keperawatan gigi yang telah dirancang dengan khusus untuk memenuhi

kebutuhan pasien yang berhubungan dengan kesehatan mulut.

Implementasi termasuk tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh

perawat gigi, pasien atau direncanakan lain dalam rangka mencapai

14
tujuan pasien, setiap tindakan dilaksanakan dan hasilnya dicatat dalam

catatan pasien (medical record).

d. Evaluasi

Setelah pelayanan asuhan keperawatan gigi selesai

dilaksanakan, tindakan selanjutnya adalah evaluasi. Evaluasi adalah

membandingkan data pasien setelah selesai perawatan dengan data yang

telah dikumpulkan pada waktu pengkajian awal untuk menentukan ada

tindaknya kemajuan (perubahan) pasien atau tercapai tidaknya tujuan

perawatan.

Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen

karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) terhadap

program atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi sulit rasanya

untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang direncanakan itu telah

tercapai atau belum. Tujuan evaluasi adalah menilai apakah perawatan

sesuai dengan yang diharapkan oleh pasien dan perawat. Dengan

mengadakan evaluasi selama proses perawatan, dapat dilakukan

penyesuaian terhadap apa yang direncanakan. Dalam hal asuhan

keperawatan gigi dan mulut, tujuan evaluasi adalah untuk menentukan

perkembangan kesehatan pasien, menilai efektivitas, efisiensi, dan

produktivitas tindakan keperawatan yang telah diberikan, menilai

pelaksanaan asuhan keperawatan.

Adapun ukuran pencapaian tujuan pada tahap evaluasi meliputi:

1) Masalah teratasi; jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan

tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.

15
2) Masalah tidak teratasi; jika pasien tidak menunjukkan perubahan dan

kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil

yang telah ditetapkan dan atau bahkan timbul masalah/ diagnosa

keperawatan baru

B. Konsep dasar menggosok gigi

1. Pengertian menggosok gigi

Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk

membersihkan gigi dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi yang

mengandung fluor. Menggosok gigi bertujuan untuk membersihkan gigi dari

sisa makanan, mencegah dan membersihkan plak, yang menempel pada

permukaan gigi sehingga penumpukan plak dapat dihindari, mengaplikasikan

pasta gigi yang mengandung fluor ada gigi serta memijat gusi (Kemenkes

RI).

Menggosok gigi sebaiknya dilakukan secara teratur 2 kali sehari

yaitu pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur menggunakan pasta gigi

fluor dengan tekanan yang ringan dan gerakan yang lembut. Pasta gigi

berperan penting dalam membersihkan dan melindungi gigi dari kerusakan

karena pasta gigi mengandung fluor. Penggunaan pasta gigi tidak perlu

berlebihan karena yang terpenting dalam membersihkan gigi adalah cara

menyikat gigi (Nurfaizah, 2015)

16
2. Metode menggosok Gigi

Metode Menggosok yang dikenal di kedokteran gigi dibedakan

berdasarkan gerakan yang dibuat sikat, pada prinsipnya terdapat beberapa

pola dasar. Terdapat 5 metode Menggosok gigi yaitu, Bass, Stillman,

Horizontal, Vertical, dan Roll. Metode Bass dan Roll yang paling sering

direkomendasikan.

Metode Menggosok gigi denga metode roll adalah metode yang

umum digunakan. Metode roll adalah metode menggosok gigi dengan cara

ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi sehingga

sebagian bulu sikat menekan gusi. Ujung bulu sikat digerakkan perlahan-

lahan sehingga kepala sikat gigi bergerak membentuk lengkungan melalui

permukaan gigi. Sikat harus digunakan seperti sapu, bukan seperti sikat untuk

menggosok. Metode roll merupakan metode yang dianggap dapat

membersihkan plak dengan baik dan dapat menjaga kesehatn gusi dengan

baik.

3. Alat dan bahan menggosok gigi

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyikat gigi

agar mendapatkan hasil yang baik, yaitu :

a. Sikat gigi

1) Pengertian sikat gigi

Sikat gigi merupakan salah satu alat oral physiotherapy

yang digunakan secara luas untuk membersihkan gigi dan mulut, di

pasaran dapat ditemukan beberapa macam sikat gigi baik manual,

elektrik dengan berbagai ukuran dan bentuk. Banyak jenis sikat gigi

17
di pasaran, harus diperhatikan keefektifan sikat gigi untuk

membersihkan gigi dan mulut.

2) Syarat sikat gigi yang ideal Syarat sikat gigi yang ideal secara umum

mencakup :

a) Tangkai sikat gigi harus enak dipegang dan stabil, pegangan sikat

harus cukup lebar dan cukup tebal.

b) Kepala sikat jangan terlalu besar, untuk orang dewasa maksimal

25-29 mm x 10 mm, untuk anak-anak 15-24 mm x 8 mm, untuk

anak balita 18 mm x 7 mm.

c) Teknik harus memungkinkan sikat digunakan dengan efektif tanpa

merusak jaringan lunak maupun jaringan keras.

b. Cermin

Cermin digunakan untuk melihat permukaan gigi yang

tertutup plak pada saat menggosok gigi. Selain itu, juga bisa

digunakan untuk melihat bagian gigi yang belum disikat .

c. Gelas kumur

Gelas kumur digunakan untuk kumur-kumur pada saat

membersihkan setelah penggunaan sikat gigi dan pasta gigi.

Dianjurkan air yang digunakan adalah air matang, tetapi paling

tidak air yang digunakan adalah air yang bersih dan jernih .

d. Pasta gigi

Pasta gigi biasanya digunakan bersama-sama dengan

sikat gigi untuk membersihkan dan menghaluskan permukaan gigi

geligi, serta membersihkan rasa nyaman dalam rongga mulut,

18
karena aroma yang terkandung di dalam pasta tersebut nyaman

dan menyegarkan.

Pasta gigi biasanya mengandung bahan-bahan abrasif,

pembersih, bahan penambah rasa dan warna, serta pemanis. Selain

itu dapat juga ditambahkan bahan pengikat, pelembab, pengawet,

fluor, dan air. Bahan abrasif dapat membantu melepaskan plak dan

pelikel tanpa menghilangkan lapisan email. Bahan abrasif yang

biasanya digunakan adalah kalsium karbonat atau aluminium

hidroksida dengan jumlah 20%-40% dari sisi pasta gigi.

4. Cara menggosok gigi

Sewaktu menggosok gigi harus diingat bahwa sebaiknya arah

penyikatan adalah dari gusi ke permukaan gigi, dengan tujuann selain

membersihkan gigi juga dapat dilakukan suatu pengurutan yang baik

terhadap gusi.Sebelum dan pada waktu menyikat gigi terdapat beberapa

hal yang harus di perhatikan ,yaitu Gunakan sikat gigi yang berbulu halus

dan pastikan mengganti sikat gigi 3 bulan sekali dan gunakan pasta gigi

berfluoride.

a. Menurut Ditjen Yankes cara menggosok gigi adalah sebagai berikut:

1) Tempatkan Tempatkan bulu sikat dengan sudut 45 derajat derajat

di gusi. Bulu sikat harus menyentuh permukaan gigi dan gusi.

19
Gambar 1
(Sumber: Ditjen Yankes 2018)

2) Sikatlah Sikatlah permukaan permukaan gigi dari 2-3 gigi dengan

gerakan memutar, kemudian berpindah berpindah ke 2-3 gigi

selanjutnya selanjutnya dan ulang seperti itu lagi.

Gambar 2
(Sumber: Ditjen Yankes 2018)
3) Pertahankan sudut 45 derajat kontak antara permukaan

permukaan gigi dan gusi dengan bulu sikat. Sikat bagian dalam

gigi secara perlahan dengan gerakan maju, mundur dan berputar.

Gambar 3
(Sumber: Ditjen Yankes 2018)

20
4) Miringkan sikat gigi vertikal di belakang gigi-gigi depan, buat

gerakan gerakan naik turun menggunakan setengah bagian depan

dari sikat gigi

Gambar 4
(Sumber: Ditjen Yankes 2018)

5) Tempatkan sikat gigi lagi di bagian oklusal (permukaan

pengunyah), sikat dengan gerakan memutar.

Gambar 5
(Sumber: Ditjen Yankes 2018)

6) Sikat juga bagian lidah di depan dan belakang untuk

meminimalisir meminimalisir bau mulut yang disebabkan

disebabkan oleh bakteri yang ada di lidah.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Studi Kasus

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif

yang berbentuk studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan yang komprehensif meliputi pengkajian, diagnosa\keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

B. Subjek Studi Kasus

Subjek dalam studi kasus ini adalah Keluarga dengan karies gigi dalam

penerapan cara menggosok gigi yang benar di wilayah kerja puskesmas rijali.

1. Kriteria inklusi

a. Keluarga yang datang berkunjung ke puskesmas yang memiliki anak usia

sekolah (6-12 tahun).

b. Pasien yang bersedia menjadi responden

c. Anak yang memiliki resiko tinggi terjadi karies gigi.

2. Kriteria eksklusi

a. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden

C. Fokus Studi Kasus

Penerapan cara menggosok gigi yang benar pada anak usia sekolah

dalam upaya pencegahan karies gigi pada keluarga di wilayah kerja puskesmas

Rijali.

22
D. Defenisi Operasional

1. Pengkajian adalah penulis melakukan pengambilan data dengan wawancara

untuk mengetahui penerapan cara menggosok gigi yang benar pada klien

dengan karies gigi

2. Diagnosa keperawatan adalah peneliti merumuskan diagnosa keperawatan

keluarga yang merupakan masalah keperawatan keluarga dengan karies gigi

berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan.

3. Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan

dilaksanakan untuk mengatasi masalah keluarga.

4. Pelaksanaan adalah peneliti melakukan tindakan keperawatan berdasarkan

rencana yang telah dibuat.

5. Evaluasi adalah peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah

dilakukan kepada keluarga, dan menilai apakah masalah teratasi atau tidak

teratasi, atau hanya teratasi sebagian.

E. Instrumen Studi Kasus

Intrumen yang digunakan dalam studi kasus adalah kuisioner dan pedoman

wawancara dan alat tulis

E. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi penilitian

Lokasi studi kasus direncanakan akan dilakukan di Wilayah Kerja

Puskesmas Rijali.

2. Waktu penilitian

Studi kasus ini direncanakan akan dilakukan pada bulan Juni 2020.

23
F. Analisa Data dan Penyajian Data

1. Analisa Data

Analisa data yang didapatkan peneliti dalam melakukan penelitian

berdasarkan pengkajian dari data objektif dan subjektif setelah itu,

merumuskan diagnosa yang terdiri dari problem (masalah), etiologi

(penyebab) dan symptom (tanda/gejala), selanjutnya perencanaan, didalam

perencanaan perawat melakukan tindakan yang terbagi menjadi dua yaitu

tindakan mandiri perawat dan kolaborasi, kemudian pelaksanaan dan

terakhir evaluasi yang didasarkan SOAP.

2. Penyajian Data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan gambar

yang merupakan proses keperawatan serta didukung dengan berbagai

referensi untuk melengkapai dan memperjelas data yang ada.

G. Pengumpulan Data

1. Wawancara yaitu peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya

jawab terhadap keluarga yang anaknya beresiko menderita karies gigi

berdasarkan pedoman wawancara, juga tanya jawab tentang perkembangan

penyakit serta di lakukan intervensi.

2. Observasi yaitu peneliti mengumpulkan data dengan cara melihat atau

mengamati langsung yang cara menggosok gigi yang benar, dengan

menggunakan panca indara.

3. Pemeriksaan fisik yaitu pemerikasaan yang peneliti lakukan lebih ditujukan

pada anak usia sekolah (6-12 tahun) sebagai subjek studi kasus dengan cara

inspeksi.

24
4. Kuisioner yaitu peneliti mengumpulkan data secara formal untuk menjawab

pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan

terstruktur, yaitu subjek hanya menjawab sesuai pedoman yang sudah

ditetapkan.

H. Etika Studi Kasus

Etika dalam studi kasus ini merupakan hal yang sangat penting mengingat

penilitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi

etika harus di perhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan

ini. Dalam studi kasus ini peneliti mendatangi subjek studi kasus untuk meminta

kesedian partisipan dalam studi kasus ini, kemudian meminta persetujuan setelah

mendapat persetujuan barulah dilaksanakan penelitian dengan memperhatikan

etika-etika dalam melakukan penilitian yaitu:

1. Informed consent ; Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

partisipan, dengan memberikan lembaran persetujuan (Informed consent) t

ersebut diberikan sebelum penelitian dilaksanakan dengan memberikan

lembar persetujan untuk menjadi partisipan, mengetahui dampaknya, jika

partisipan bersedia maka mereka harus mendatangani lembar persetujuan,

serta bersedia untuk direkam dan jika partisipan tidak bersedia maka peneliti

harus menghormati partisipan.

2. Anonymity (tanpa nama); merupakan etika dalam penelitian keperawatan

dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

instrumen penelitian dan hanya menuliskan inisial pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang di sajikan.

25
3. Confidentiality ( Kerahasiaan ) ; Merupakan etika dalam penelitian untuk

menjamin kerahasiaannya dari hasil penelitian baik informasi maupun

masalah-masalah lainya, semua partisipan yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang di peroleh

pada hasil penelitian

26
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan pada keluarga Tn. E dengan An. N yang memiliki resiko

karies gigi. Dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

komperhensif meliputi: Pengkajian keperawatan, diagnose keperawatan,

perencanaan, implementasi dan evaluasi. Penelitian studi kasus selama satu minggu

mulai tanggal 1 sampai 8 juni 2020. Subjek penelitian dalam studi kasus sebanyak

satu keluarga.

Subjek studi kasus yang ditemukan kemudian didatangi dirumahnya dan

dilakukan asuhan keperawatan asuhan keperawatan keluarga dengan melakukan

wawancara terhadap keluarga yang anggotanya memiliki resiko karies gigi,

menegakan diagnose keperawatan, menyususn rencana keperawatan bersama

keluarga, melakukan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi tindakan

keperawatan yang telah dilakukan

A. Hasil Studi Kasus

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan pada keluarga Tn. E tanggal 1

juni 2020 diperoleh data sebagai berikut :

a. Data Umum

1) Nama KK : Tn. E (30 tahun)

2) Alamat : Batu Merah

3) Pekerjaan KK : Wirausahaan

4) Pendidikan KK : SMA

27
5) Komposisi Keluarga : Berdasarkan komposisi keluarga dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel. 1

Komposisi Keluarga Tn. E

No Nama JK Hubungan Umur Pendidikan keterangan


dengan KK

1. Ny. Y P Istri 32 SMA Sehat


tahun
2. An. K P Anak 13 SMP Sehat
tahun
3. An. N P Anak 9 tahun SD Sehat
Sumber: Data Primer, 2020

Genogram :

Ket : = Laki-laki
= Perempuan
….. = Tinggal serumah
= Meninggal
= subjek studi kasus
Sumber: Data Primer, 2020

28
1. Tipe keluarga : Keluarga ini dapat digolongkan sebagai

keluarga inti yang terdiri dari ayah (Tn.E), ibu (Ny.Y), anak

(An. K, dan An. N)

2. Suku Bangsa: Dari hasil wawancara didapatkan data bahwa

keluarga Tn.E berasal dari suku Ambon. Bahasa yang sering

digunakan adalah bahasa Indonesia berdialek ambon.

3. Agama : Menurut pengakuan Tn. E bahwa keluarga mereka

menganut agama islam

4. Status Sosial Ekonomi: keluarga menatakan bahwa

penghasilan dari kepala keluarga tiap bulanya tidak tetap,

ditambah dengan Ny. Y tiap bulan 2.000.000.

5. Rekreasi keluarga : keluarga mengatakan bahwa keluarga

jarang melakukan rekreasi hanya menonton tv bersama.

a. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahapan perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn. E saat ini adalah keluarga

dengan tahap perkembangan anak usia sekolah (Tahap IV), karena

anak tertua dalam keluarga berumur 13 tahun. Menurut pengakuan

keluarga, semua tugas tahap perkembangan telah terpenuhi.

2. Riwayat kesehatan keluarga

Berdasarkan wawancara tentang riwayat kesehatan keluarga inti,

didapatkan keluarga mengatakan bahwa An.N memiliki masalah

Kesehatan gigi yang terjadi pada anak mereka dimana anak

mereka sangat suka mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan

29
mengandung gula terlebih lagi anaknya malas untuk menyikat

gigi.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Menurut pengakuan keluarga (Tn. E) keluarga tidak ada riwayat

penyakit keturunan dan kronis

b. Data Lingkungan

Denah rumah keluarga Tn.E dapat dilihat dalam gambar, sebagai


berikut :
c.
Kamar 2 Dapur WC
d.

e.
Kamar 1 Ruang Tamu
f.

g. Ruang keluarga

h.

Gambar 1
Denah Rumah Keluarga Tn.H

Sumber : Data Primer, 2020

1) Karakteristik Rumah

Menurut pengakuan keluarga Tn. E mengatakan bahwa, rumah

yang ditempati keluarga adalah rumah miliknya sendiri 7x15

meter. Yang terdiri dari dua ruang utama (ruang tamu dan ruang

keluarga ) dua kamar tidur, satu ruang dapur, dan satu WC.

Ventilasi terdapat dijendela yang dapat dibuka. Pencahayaan

dalam ruangan cukup, pada malam hari keluarga menggunakan

30
lampu listrik untuk pencahayaan. Dinding rumah terbuat dari

beton, sumber air yang digunakan adalah sumur, terdapat sarana

pembuangan sampah, kondisi tempat sampah tertutup, jenis

penampungan sampah dengan karung, terdapat sarana

pembuangan air limbah (SPAL), lantai terbuat dari keramik, jarak

septik tank jauh dari sumber air bersih.

2) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Menurut pengakuan Tn. E bahwa keluarga termasuk anggota

yang aktif dengan kegiatan gotong royong yang ada didalam

masyarakat dan interaksi dengan tetangga disekitarnya.

3) Sistem Pendukung Keluarga

Menurut pengakuan Tn.E bahwa, jika ada anggota keluarga

yang sakit keluarga langsung membawa ke Puskesmas atau

Rumah Sakit Terdekat.

i. Struktur keluarga

1) Struktur peran keluarga

Menurut pengakuan Tn. E bahwa yang memegang peranan

penting dalam keluarga adalah kepala keluarga (KK) dan yang

selalu memberikan naesehat untuk anggota keluarga yang lain.

2) Nilai atau Norma pada Keluarga

Menurut pengakuan Tn. E bahwa nilai agama dan norma

dalam masyarakat selalu diterapkan untuk keluarganya, norma

perilaku dimana yang muda harus saling menyayangi dan

menghormati yang tua, nilai dan norma yang ditanamkan oleh

31
keluaarga sesuai dengan agama yang dianut dan berlaku ditengah

masyarakat.

3) Pola Komunikasi Keluarga

Menurut pengakuan Tn. E bahwa pola komunikasi yang

dilakukan secara terbuka dan musyawarah, bahasa yang dipakai

bahasa Indonesia berdialek Ambon. Pengambilan Keputusan

dalam keluarga adalah Tn. E. selaku kepala keluarga (KK), dan

sebelumnya sudah didiskusikan dengan keluarga

4) Struktur Kekuatan Keluarga

Menurut pengakuan Ny. Y, Tn. E selalu membimbing

keluarganya selalu dalam hal yang benar dan bertaqwa pada

Tuhan.

j. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Ekonomi

Keluarga mengatakan bahwa kebutuhan keluarga dapat

terpenuhi dengan penghasilan yang ada.

2) Fungsi Mendapatkan Status Sosial

Menurut pengakuan Ny. Y keluargannya bukan merupakan

keluarga terpandang dari segi sosial.

3) Fungsi Pendidikan

Menurut pengakuan Ny. Y bahwa Tn.E mengatakan

pendidikan sangat penting untuk anak-anaknya kedepan.

4) Fungsi Sosialisasi

32
Menurut pengakuan Ny. Y keluarga mempunyai hubungan

baik dengan tetangga dilinkungan tempat tinggal.

5) Fungsi Pemenuhan ( Perawatan/Pemeliharaan ) Kesehatan

a) Mengenal Masalah Kesehatan

Keluarga (Tn.E) saat ditanya tentang masalah yang

sedang dialami keluarga mengetahui tentang masalah yang

dialami namun tidak tahu harus melakukan apa.

b) Mengambil Keputusan

Keluarga (Tn. E) mengatakan mengenal masalah yang

dialami, masalah dirasakan oleh keluarga dengan anggota

keluarga yaitu (An. N). keluarga tidak menyerah terhadap

masalah yang dialami, keluarga selalu berusaha untukn

mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yaitu jika

ada anggota keluarga yang sakit akan segera dibawa ke

Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat. keluarga sangat

mempercayai tenaga kesehatan yang ada, keluarga

mendapatkan informasi yang tepat untuk melakukan tindakan

dalam rangka mengatasi masalah kesehatan.

c) Kemampuan Merawat Anggota Keluarga

Keluarga belum sepenuhnya memahami cara merawat

anggota keluarga (An. N) yang memiliki masalah.

d) Kemampuan Merawat untuk Memelihara/Memodifikasi

lingkungan Rumah yang Sehat

33
Keluarga (Ny.Y) mengatakan bahwa perabotan rumah

tertata dengan rapi, setiap hari keluarga selalu membersihkan

rumah dan linkungan sekitar untuk menjaga kesehatan.

Dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar,

keluarga setiap hari biasanya sering membersihkan linkungan

rumah.

e) Kemampuan Keluarga Menggunakan Fasilitas Kesehatan

Keluarga (Tn. E) mengatakan bahwa keluarga sering

menggunakan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas dan

Rumah sakit untuk berobat, dan sangat membantu ketika

melakukan pengobatan, keluarga juga percaya dengan fasilitas

kesehatan yang ada yaitu suster dan dokter.

6) Fungsi Religus

Menurut pengakuan Tn. E bahwa sering mengikuti sholat 5

waktu setiap hari dan berdoa, dan percaya jika penyakit yang

dideritanya dapat disembuhkan oleh Allah.

7) Fungsi Rekreasi

Menurut pengakuan Ny. Y bahwa keluarganya tidak sering

berekreasi.

8) Fungsi Afektif

Keluarga (Tn. E) mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-

hari mereka selalu saling menghargai, mengasihi dan mendukung

satu dengan yang lainnya.

k. Stresor dan Koping Keluarga

34
1) Stresor yang dimiliki

Menurut pengakuan (Tn. E) stresor jangka pendek yaitu sakit

dan mengakibatkan stresor pada keluarga, upaya yang dilakukan

keluarga selama ini adalah selalu berdoa kepada Tuhan semoga

diberikan kesembuhan.

2) Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Stresor

Menurut pengakuan (Tn. E) mengatakan jika ada anggota

keluarga yang sakit langsung dibawa ke puskesmas terdekat, agar

tidak menjadi beban pikiran dan tidak ada masalah dalam

keluarga.

3) Strategi Koping yang digunakan

Menurut pengakuan (Tn.E) selalu bermusyawarah untuk

menyelesaikan masalah.

4) Strategi Adaptasi Disfungsional

Menurut pengakuan (Tn. E) tidak ada strategi adaptasi

disfungsional.

l. Harapan Keluarga

Keluarga (Tn. E) mengatakan bahwa mereka sangat senang

dengan kehadiran tenaga kesehatan dan berharap bisa membantu

keluarga mengatasi masalah kesehatan

m. Pemeriksaan kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

35
Tabel. 2

Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

Pemeriksaan
Tn.E Ny.Y An.K An.N
Fisik
1 2 3 4 4
TTV
TD : 130/80 mmHg 120/70 mmHg Tidak dikaji Tidak dikaji
Nadi : 79x/m 82x/m 80x/m 80x/m
Suhu : 37˚c 36,5˚c 37˚c 37˚c
RR : 18x/m 22x/m 20x/m 22x/m
Kepala Rambut berwarana Rambut berwarna Rambut berwarna Rambut berwarna
hitam, kulit kepala hitam, kulit kepala hitam, kulit kepala hitam, kulit kepala
bersih, tidak ada kotor, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada nyeri
nyeri tekan di kepala nyeri tekan di nyeri tekan di kepala tekan di kepala
kepala
Mata Simetris, Konjungtiva Simetris,Konjungtiva Simetris,Konjungtiva Simetris,Konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak anemis, skleratidak anemis, sklera tidak anemis, sklera
tidak ikterik , tidak ikterik ,tidak ikterik , tidak ikterik,

36
penglihatan tidak penglihatan tidakpenglihatan tidak penglihatan tidak
kabur, tidak kabur, tidakkabur, tidak kabur,tidak
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
kacamata kacamata kacamata kacamata
Hidung Simetris, bersih, Simetris, bersih, Simetris, bersih, Simetris, bersih, tidak
tidak sinusitis,fungsi tidak tidak sinusitis,fungsi sinusitis,fungsi
penciuman baik. sinusitis,fungsi penciuman baik.. penciuman baik.
penciuman baik.
Telinga Simetris, bersih, Simetris, bersih, Simetris, bersih, Simetris, bersih, tidak
tidak ada serumen, tidak ada serumen, tidak ada serumen, ada serumen, fungsi
fungsi pendengaran fungsi fungsi pendengaran pendengaran baik
baik pendengaran baik baik
Mulut Bersih, mukosa bibir Bersih, mukosa Bersih,mukosa bibir Bersih,mukosa bibir
lembab, gigi bersih, bibir lembab, gigi lembab, gigi bersih, lembab, gigi kotor
fungsi pengecapan bersih, fungsi fungsi pengecapan bewarna kekuningan,
baik. pengecapan baik. baik. fungsi pengecapan
baik.
Leher Tidak ada pembesarn Tidak ada benjolan Tidak ada Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak (tidak terdapat pembesaran kelenjar kelenjar tiroid, tidak

37
ada nyeri tekan pembesaran vena tiroid, tidak ada nyeri ada nyeri tekan
jugularis) tekan
Dada Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas vesikuler,
Paru-paru vesikuler, tidak ada vesikuler, tidak ada vesikuler, tidak ada tidak ada penggunaan
penggunaan alat penggunaan alat penggunaan alat alat bantu pernapasan
bantu pernapasan bantu pernapasan bantu pernapasan

Kulit Turgor kulit elastis, Turgor kulit Turgor kulit elastis, Turgor kulit elastis,
warna kulit elastis, warna kulit warna kulit warna kulit
kecoklatan, tidak kecoklatan, tidak kecoklatan, tidak kecoklatan, tidak gatal
gatal dan tidak ada gatal dan tidak ada gatal dan tidak ada dan tidak ada luka
luka luka luka
Abdomen Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri tekan
tekan tekan
Ekstermitas Pergerakan aktif, Pergerakan aktif, Pergerakan aktif, Pergerakan aktif, tidak
tidak ada nyeri, tidak kadang nyeri/kram tidak ada nyeri, tidak ada nyeri, tidak ada
ada udema skala pada kaki kanan, ada udema kekuatan udema kekuatan otot :
kekuatan otot : 5 tidak ada udema otot : 5 5
kekuatan otot : 5

38
n. Data Tambahan.
Tabel 6
Pola Kebiasaan Sehari-hari Keluarga Tn.H

No Data Tn.E Ny.Y An. K An. N


Tambahan
1 Makan 3x/hari, jenis: 3x/hari, jenis: 3x/hari, jenis : nasi, 3x/hari, jenis : nasi,
nasi, sayur, ikan, nasi, sayur, ikan, dan lain- sayur, ikan, dan lain-
dan lain-lain, sagu, ikan, sayur lain, pantangan tidak lain, pantangan tidak
pantangan tidak , dan lain lain, p ada. ada, suka jajan yang
ada. antangan manis dan lengket
makana (cokelat permen)
makanan yang
manis.
Minum 7-8 gelas/hari, 8-9 gelas/hari, 4-5 gelas/hari, jenis : 4-5 gelas/hari, jenis :
jenis : air putih, jenis : air putih. air putih, susu, teh. air putih, susu, teh.
kopi.
2 Pola Jarang tidur Tidur siang dan Tidur siang 3-5 jam, Tidur siang 3-5 jam,
istirahat siang, tidur jam, tidur tidur malam 7-8 jam. tidur malam 7-8 jam.
dan tidur malam 7-8 jam. malam tidak
menetu.
3 BAK 34x/hari, Tidak menetu 3-4x/hari,warna 3-4x/hari,warna
warnakuning ka setaip harinya, kuning kadang kuning kadang
dang

39
bening, bau  warnna bening, bau amoniak. bening, bau amoniak.
amoniak. kuning kadang
bening, bau
amoniak.
4 BAB 1-2x/hari, 4-6x/hari, 1-2x/hari,konsistensi 1-2x/hari,konsistensi
konsistensi konsistensi lembek lembek
lembek lembek
5 Personal Mandi 2x/hari, Mandi 2x/hari, Mandi 2x/hari, Mandi 2x/hari,
hygiene mencuci rambut mencuci rambut mencuci rambut mencuci rambut
setiap hari 2x/minggu 3x/hari dengan 3x/hari dengan
dengan shampo, dengan shampo, shampo, menyikat gigi shampo, menyikat gigi
menyikat gigi menyikat gigi 2x/hari menggunakan 1x/hari menggunakan
2x/hari 2x/hari sikat gigi dan pasta sikat gigi dan pasta
menggunakan menggunakan gigi, memotong kuku gigi, memotong kuku
sikat gigi dan sikat gigi dan 2x/minggu. 2x/minggu.
pasta gigi, pasta gigi,
memotong kuku memotong kuku
1x/minggu. 1x/minggu
6 Kebiasaan Merokok Tidak merokok Tidak merokok Tidak merokok
merokok
Sumber : Data Primer, 2020

40
41
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Berdasarkan hasil pengkajian di pada kasus keluarga Tn.E. maka

untuk menentukan masalah atau diagnosa keperawatan yang muncul

pada keluarga Tn.E. di wilayah kerja puskesmas rijali kota ambon

dengan resiko karies gigi, hal ini perlu dianalisa data seperti terlihat

pada tabel berikut ini :

a. Analisa data

Tabel 3
Analisa Data pada Keluarga Tn.E dengan resiko karies gigi
di Wilayah Kerja Puskesmas rijali kota ambon
No Data Masalah Penyebab
1 Data Subjektif (DS)
1. Ny.Y mengatakan An.N sangat
suka mengonsumsi makanan
yang manis dan lengket seperti
cokelat dan permen
2. Malas menggosok gigi 1X/hari
3. Ny.Y mengatakan tidak begitu
paham cara membersihkan dan
merawat gigi dengan benar. Resiko
kerusakan Kurang
pertumbuhan pengetahuan
Data Objektif (DO) gigi pada An.N tentang
1. An. N tampak Memakan pada Keluarga kesehatan gigi
permen dan meminum Tn.E
minuman manis
2. Gigi An. N tampak terlihat
kotor dan Nampak kuning
3. Keluarga tampak bertanya-tanya
tentang bagaimana cara mengatasi
masalah pada An. N
Sumber : Data Primer, 2020

42
b. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Tabel 3
Perumusan Diagnosa Keperawatan pada Keluarga Tn.E dengan resiko karies
gigi
di Wilayah Kerja Puskesmas rijali kota ambon
No Diagnosa Keperawatan
1. Resiko kerusakan gigi pada An.N pada Keluarga Tn.E berhubungan dengan
Kurang pengetahuan tentang kesehatan gigi

3. Intervensi Keperawatan Keluarga

Berdasarkan diagnosa keperawatan, maka disusun rencana tindakan

keperawatan untuk mengatasi masalah yang dihadapi Keluarga Tn.E pada

An.N pada Wilayah kerja Puskesmas Rijali, sebagaimana terlihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 5
Intervensi Keperawatan Pada Keluarga Tn.E An.N Dengan Resiko Karies Gigi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Kota Ambon

Subjek Diagnosa Tujuan dan Studi Intervensi


studi kasus keperawatan kasus
An. N Resiko kerusakan Keluarga mampu 1. Kaji pegetahuan
gigi pada An.N mengenali masalah anak tentang
pada Keluarga tentang karies gigi praktek dan
Tn.E berhubungan dengan kriteria hasil rutinitas hygine
dengan Kurang : 2. mulut (metode
pengetahuan 1. Anak tidak menyikat gigi)
mengalai karies 3. Jelaskan kepada
tentang kesehatan
gigi keluarga tentang
gigi
2. Anak upaya perawatan
mendapatkan gigi yang benar
gigi yang sehat 4. Berikan
3. Keluarga dan penyuluhan
anak kesehatan tentang
mendapatkan karies gigi pada

43
pengetahuan anak dan keluarga
yang cukup 5. Demonstrasikan
tentang cara menggosok
pencegahan gigi dengan baik
masalah karies dan benar pada
gigi anak dan keluarga
6. Beri kesempatan
pada anak untuk
bersama-sama
mempraktikan cara
menggosok gigi
dengan baik dan
benar
7. Minta keluarga
untuk mengawasi
makanan yang
dikomsumsi anak.
8. Berikan pujian
kepada anak karena
sudah
mendemonstrasika
n cara menggosok
gigi yang benar

44
4. Implementasi Keperawatan

Berdasarkan rencana asuhan keperawatan keluarga yang telah disusun

maka untuk menyelesaikan masalah dihadapi Keluarga Tn.E pada An.N maka

tindakan keperawatan yang dilakukan adalah seperti yang tercantum pada tabel

di bawah ini:

Tabel 6
Tindakan Keperawatan Pada Keluarga Keluarga Tn.E dengan An.N dengan
resiko karies gigi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rijali kota ambon
Tgl & Diagnosa Kasus
Implementasi
waktu Keperawatan
01 Juni Resiko An.N 1. Mengkaji pegetahuan anak
2020 kerusakan tentang praktek dan rutinitas
gigi pada hygine mulut (metode menyikat
An.N pada gigi)
Keluarga Hasil: An.N malas menggosok
Tn.E gigi dan menyikat gigi secara
berhubungan tidak benar
dengan 2. Meberikan penyuluhan
Kurang kesehatan tentang karies gigi
pengetahuan pada anak dan keluarga
tentang Hasil: anak An.N dan keluarga
kesehatan gigi antusias dan mengerti akan
materi yang diberikan
3. Memdemonstrasikan cara
menggosok gigi dengan baik
dan benar pada anak dan
keluarga
Hasil: An.N antuasias dan
semangat untuk cara
menggosok gigi dengan baik
dan benar
4. Memberi kesempatan pada anak
untuk bersama-sama
mempraktikan cara menggosok
gigi dengan baik dan benar
Hasil: An.N antuasias dan
semangat untuk bersama-sama

45
mempraktikan cara menggosok
gigi dengan baik dan benar

40 Juni Resiko An.N 1. Memdemonstrasikan cara


2020 kerusakan menggosok gigi dengan baik
gigi pada dan benar pada anak dan
An.N pada keluarga
Keluarga Hasil: An.N antuasias dan
Tn.E semangat untuk cara
berhubungan menggosok gigi dengan baik
dengan dan benar
Kurang 2. Memberi kesempatan pada anak
pengetahuan untuk bersama-sama
tentang mempraktikan cara menggosok
kesehatan gigi gigi dengan baik dan benar
Hasil: An.N antuasias dan
semangat untuk bersama-sama
mempraktikan cara menggosok
gigi dengan baik dan benar
3. Minta keluarga untuk
mengawasi makanan yang
dikomsumsi anak.
Hasil: keluarga memahami dan
mengikuti arahan dari pendidik.
4. Memberikan pujian dan hadiah
kepada anak karena sudah
mendemonstrasikan cara
menggosok gigi yang benar
Hasil : anak tampak senang
setelah diberikan hadiah

08 Juni Resiko An.N 1. Memdemonstrasikan cara


2020 kerusakan menggosok gigi dengan baik
gigi pada dan benar pada anak dan
An.N pada keluarga
Keluarga Hasil: An.N antuasias dan
Tn.E semangat untuk cara
berhubungan menggosok gigi dengan baik
dengan dan benar.
Kurang 2. Memberi kesempatan pada anak
pengetahuan untuk bersama-sama
tentang mempraktikan cara menggosok

46
kesehatan gigi dengan baik dan benar
Hasil: An.N antuasias dan
semangat untuk bersama-sama
mempraktikan cara menggosok
gigi dengan baik dan benar

5. Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan berdasarkan intervensi yang telah

ditetapkan maka peneliti melakukan evaluasi dengan menggunakan catatan

perkembangan yang dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7
Evaluasi Keperawatan Keluarga Tn.E pada An.N dengan
resiko karies gigi Di Wilayah Kerja Puskesmas Rijali kota ambon
Tgl & Diagnosa Kasus
Evaluasi
waktu Keperawatan
S:
01 Resiko An.N Ny.Y mengatakan An.N sangat suka
Juni kerusakan gigi mengonsumsi makanan yang manis dan
2020 pada An.N lengket seperti cokelat dan permen An.N
pada Keluarga juga malas menggosok gigi (1X/hari)
Tn.E Ny.Y mengatakan tidak begitu paham cara
berhubungan membersihkan dan merawat gigi dengan
dengan benar.
Kurang
pengetahuan O:
tentang An. N tampak Memakan permen dan
kesehatan gigi meminum minuman manis Gigi An. N
tampak terlihat kotor dan Nampak kuning
Keluarga tampak bertanya-tanya tentang
bagaimana cara mengatasi masalah pada
An. N

A : masalah belum teratasi.


P : lanjutkan intervensi
1. Memdemonstrasikan cara
menggosok gigi dengan baik dan

47
benar pada anak dan keluarga
2. Memberi kesempatan pada anak
untuk bersama-sama mempraktikan
cara menggosok gigi dengan baik
dan benar
3. Minta keluarga untuk mengawasi
makanan yang dikomsumsi anak.

S :
04 Resiko An.N 1. Keluarga mengatakan sudah
Juni kerusakan gigi memahami upaya pencegahan
2020 pada An.N karies gigi
pada Keluarga 2. keluarga mengatakan anak An.N
Tn.E sudah bisa menggosok gigi dengan
berhubungan baik dan benar
dengan 3. An.N sudah menggosok gigi 2x/hari
Kurang 4. An.N masih suka jajan yang manis-
pengetahuan manis
tentang
kesehatan gigi O:
1. An.N tampak jajan makanan yang
mengandung gula
2. Tampak An.N mendemonstrasikan
cara menggosok gigi yang baik dan
benar.
A : masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi
1. Memberi kesempatan pada anak
untuk bersama-sama mempraktikan
cara menggosok gigi dengan baik
dan benar
2. Minta keluarga untuk mengawasi
makanan yang dikomsumsi anak

An.N S :
08 Resiko 1. keluarga mengatakan An.N sudah
Juni kerusakan gigi memahami tentang cara menggosok
2020 pada An.N gigi yag benar
pada Keluarga 2. An.N sudah rutin menggosok gigi
Tn.E yaitu pada pagi hari dan sebelum
berhubungan tidur.
dengan
Kurang
pengetahuan O:
tentang 1. Tampak An.N mendemonstrasikan
kesehatan gigi cara menggosok gigi yang baik dan
benar.

48
A: masalah teratasi.
P : intervensi dihentikan

B. Pembahasan

Dalam melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. E, penulis menemukan

kesenjangan- kesenjangan yang terjadi antara teori dan kenyataan. Untuk lebih

jelasnya akan dibahas tahap demi tahp dari asuhan keperawatan keluarga dalam

penelitian ini.

1. Pengkajian

Dalam melakukan pengumpulan data, penululis mengunjungi

keluarga Tn. E pada tanggal 01 juni 2020 diawali dengan memperkenalkan

diri dan menjelaskan tujuan kunjungan. Penulis mengumpulkan data antara

lain data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, data lingkungan

struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga serta

melakukan pemeriksaan fisik pada tiap anggota keluarga Tn. E

Pengkajian adalah seorang perawat mengumpulkan informasi secara

terus menerus terhadap seorang anggota keluarga yang di binannya

(Harmoko, 2016). Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan

yang baik dengan keluarga yaitu dengan cara : diawali, perawat

memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah, menjelaskan tujuan

kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk

membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga,

menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dilakukan,

49
menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi

jaringan perawat.

Dengan demikian secara teori dan kenyataan tidak berbeda jauh, tapi

apa yang tertulis secara teori dilakukan oleh penulis pada saat melakukan

pengkajian.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan masalah yang dirasakan oleh keluarag Tn E. pada An.N;

yang memiliki resiko tinggi mengalami karies gigi akibat ssuka

mengonsumsi makanan yang manis dan lengket seperti cokelat dan

permen dan juga malas menggosok gigi. Adanya kebiasaan pada

lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik  bagi perkembangan anak

yaitu orang tua dan lingkungan anak membiasakan tidak menggosok gigi

sebelum tidur sehingga kebiasaan ini diikuti oleh anak

Dengan demikian tidak ada perbedaan secara teori dengan kenyataan

dilapangan, sehingga ada satu diagnose yaitu Resiko kerusakan gigi pada

An.N pada Keluarga Tn.E berhubungan dengan Kurang pengetahuan

tentang kesehatan gigi.

Diagnose keperawatan yang muncul dari keluarga Tn.E dengan resiko

karies gigi hanya satu diagnosa, sehingga tidak dilakukan lagi skoring

untuk memprioritaskan masalah tersebut.

50
3. Perencanaan

Rencana keperawatan disusun sesuai dengan urutan prioritas masalah

keperawatan yang telah teridentifikasi.Rencana keperawatan keluarga

merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan perawat untuk

dilaksanakan dalam menyelesaikam atau mengatasi masalah

kesehatan/masalah keperawatan yang telah di identifikasi (Harmoko,

2016). Rencana tindakan keperawatan yang dipilih sangat tergantung pada

sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan

masalah.Dalam perawatan kesehatan keluarga, tindakan perawatan yang

dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan sebab-sebab yang

mengakibatkan timbulnya ketidaksanggupan keluarga dalam

melaksanakan tugas-tugas kesehatan.

Harapan keluarga tentang kesehatan serta mendorong sikap

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang dirumuskan, maka penulis

menyusun rencana tindakan yang direncanakan untuk menstimulsi

kesadaraan atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan

kesehatan dengan cara memmberikan informasi yang tepat,

mengidentifikasi kebutuha emosi yang mendukung upaya kesehata. Untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan ini maka penulis menyusun perencanaan.

Perencanaan Yang disusun denangan melibatkan keluarga antara lain

51
menganjurkan keluarga mengajarkan cara gosok gigi yang benar dan

mengawasi makanan yang dikomsumsi anak.

Rencana tindakan ini diharapkan juga dapat mengbah pengetahuan,

sikap dan tindakan keluarga sehingga pada akhirnya mampu memenuhi

kebutuhan kesehatan anggota keluarga.

4. Pelaksanaan

Perawat perlu kontak terlebih dahulu dengan keluarga sebelum

implementasi keperawatan dan membuat suatu rencana kegiatan yang

bertujuan dalam implementasi perawatan sesuai dengan waktu yang

disepakati dan bahan yang diimplementasikan mempunyai efektifitas

tinggi.

Pada asuhan keperawatan keluarga terhadap keluarga Tn. E , penulis

sebelumnya melakukan dengan keluarga untuk pertemuan-pertemuan yang

akan dilaksanakan, menyangkut hari,jam dan hal apa yang akan

disampaikan dalam pertemuan itu. Berdasarkan perencanaan yang telah

disusun, penulis kemudian bersama keluarga melaksanakannya yaitu

penulis memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan

pengetahuan keluarga dan anak tentang kesehatan rongga mulut terutama

gigi.

52
Dengan demikian secara teori dan kenyataan dalam hal pelaksanaan

tidak jauh berbeda. Hanya perlu dikembangkan lagi alat bantu yang

digunakan supaya lebih menarik bagi keluarga.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk

melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian,

perlu disusun rencana keperawatan yang baru.

Pada kenyataan dilapangan, penulis melakukan evaluasi terhadap

tindakan yang telah dilakukan bersama keluarga, didapatkan bahwa

keluarga telah mengenal masalah kesehatan yang dialami oleh anggota

keluarganya dan akan melakukan apa yang dianjurkan oleh penulis.

Keluarga akan mengawasi An.N dalam upaya peningkatan perawatan

kesehatan gigi dan mulut agar tidak terjadi karies gigi.

53
54
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah peneliti kemukakan terhadap

penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga Dalam Upaya mencegah terjadinya

karies gigi pada anak usia sekolah Di wilayah kerja Puskesmas Rijali kota

ambon, maka diperoleh data dari hasil pengkajian yang dilakukan selama 1 hari

pada keluarga Tn.E didapati keluhan anaknya sering mengkonsumsi makanan

yang manis dan malas untuk menggosok gigi. Sesuai dengan hasil tinjauan kasus

maka masalah keperawatan yang muncul pada keluarga yaitu Resiko kerusakan

gigi pada An.N pada Keluarga Tn.E berhubungan dengan Kurang pengetahuan

tentang kesehatan Tindakan yang direncanakan berupa cara mencegah terjadinya

karies gigi dengan melakukan penerapan cara menggosok gigi yang benar..

Dalam tahap ini ditentukan tujuan dari rencana tersebut, tujuan yang diharapkan

adalah setelah diberikan asuhan keperawatan keluarga maka dapat diubah atau

dapat mengatasi masalah dari yang tidak baik menjadi baik dan yang tidak tahu

menjadi tahu. Secara keseluruhan dari evaluasi tindakan keperawatan keluarga

berakhir pada tanggal 8 juni 2020 dengan berkunjung selama tiga kali dirumah

keluarga di Desa Batumerah Kecamatan Sirimau Kota Ambon.

55
B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan dalam Karya Tulis Ilmiah

ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat dan keluarga diharapkan terus meningkatkan kesehatannya

secara mandiri dan dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan

baik sesuai dengan fungsinya sebagai tempat untuk memberikan pelayanan

kesehatan.

2. Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan

dan keterampilan kepada mahasiswa dengan melengkapi buku-buku yang

berkaitan dengan kesehatan.

3. Bagi peneliti perlu membekali diri dengan ilmu pengetahuan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan sehingga kualitas pelayanan kesehatan

yang diberikan dapat berhasil dengan baik.

56
Daftar Pustaka

Ditjen Yankes 2018. Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar. Jakarta: Ditjen
Yankes
Antya, N. A. (2016). Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Tingkat
Keparahan Karies Gigi. 12-36.
Praptiwi, Y H, 2015 “Protap Praktikum Konservasi”, Bandung, Jurusan
Keperawatan Gigi.
Alimul hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi
konsep dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Behrman., Kliegman. & Arvin. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak (edisi: 15,
vol 2). Jakarta: EGC.
Boedihardjo, 2010. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga. Surabaya:
Airlangga
University Pres.
Boedihardjo. 2005. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga. Surabaya: AUP.
Budisuari, M. & Oktarina, M, M (2010). Hubungan pola makan dan kebiasaan
menyikat gigi dengan kesehatan gigi dan mulut (karies) di Indonesia. 83-91
Harmoko. (2016). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: pustaka Pelajar.
Gultom E. & P Dyah R . 2017. Konsep Dasar Pelayananan Kesehatan Gigi Dan
Mulut I. jakarta : Depkes RI
Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran.
Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan Edisi 9 Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
Dasar (RISKESDAS) Indonesia 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Departemen Kesehatan. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Kedokteran
Gigi Keluarga. Jakarta: Dirjen Yanmed.
Maretta, M. (2015). SOP cara menggosok gigi. Journal of scribd

57
INFORMEN CONSENT

(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya Orang tua/ Wali yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa

saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian

yang akan dilakukan oleh: Tira Ahda Nurlette dengan judul:“Asuhan Keperawatan

Keluarga Dengan Penerapan Cara Menggosok Gigi Yang Benar Dalam Upaya

Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas

Rijali Kota Ambon”

Saya memutuskan setuju untuk berpartisipasi pada penelitian ini secara

sukarela tanpa paksaan. Bila selama Penelitian ini secara saya mengiginkan

mengundurkan diri, maka saya dapat menundurkan diri sewaktu waktu tanpa sanksi

apapun.

Ambon , 2020

Yang Memberikan Persetujuan

(………………………………)

58
NO KEGIATAN PENILAIAN

SEBELUM SESUDAH

Benar Salah Benar Salah


(1) (0) (1) (0)

I Persiapan

1 Anak menyebutkan dengan benar waktu yang tepat 0 1


untuk menyikat gigi

2 Anak menyebutkan dengan benar frekuensi minimal 0 0


untuk menyikat gigi dalam sehari

3 Menyiapkan pasta gigi, sikat gigi, gelas dan air kumur 1 1

4 Menempatkan pasta gigi pada sikat gigi dengan benar 1 1

II Pelaksanaan

5 Menyikat gigi depan yang menghadap ke bibir dalam 0 1


keadaan tertutup dengan gerakan naik-turun sebanyak
8-10 kali

6 Menyikat gigi belakang kiri yang menghadap ke pipi 0 0


dalam keadaan tertutup dengan gerakan naik-turun
sedikit memutar sebanyak 8-10 kali

7 Menyikat gigi belakang kanan yang menghadap ke pipi 1 1


dalam keadaan tertutup dengan gerakan naik-turun
sedikit memutar sebanyak 8-10 kali

8 Menyikat dataran pengunyahan gigi belakang kiri 1 1


bawah dengan gerakan maju mundur sebanyak 8-10
kali

9 Menyikat dataran pengunyahan gigi belakang 1 1


kanan bawah dengan gerakan maju mundur sebanyak 8-
10 kali

10 Menyikat dataran pengunyahan gigi belakang kiri atas 1 0


dengan gerakan maju mundur sebanyak 8-10 kali

11 Menyikat dataran pengunyahan gigi belakang kanan 1 1


atas dengan gerakan maju mundur sebanyak 8-10 kali

12 Menyikat gigi belakang kiri bawah yang menghadap 0 1


lidah dengan gerakan dari arah gusi ke arah tumbuhnya

59
gigi sebanyak 8-10 kali

13 Menyikat gigi depan bawah yang menghadap lidah 0 1


dengan gerakan dari arah gusi ke arah tumbuhnya gigi
sebanyak 8-10 kali

14 Menyikat gigi belakang kanan bawah yang menghadap 0 0


lidah dengan gerakan dari arah gusi ke arah tumbuhnya
gigi sebanyak 8-10 kali

15 Menyikat gigi belakang kiri atas yang menghadap 1 1


langit-langit dengan gerakan dari arah gusi ke arah
tumbuhnya gigi sebanyak 8-10 kali

16 Menyikat gigi depan atas yang menghadap langit-langit 0 0


dengan gerakan dari arah gusi ke arah tumbuhnya gigi
sebanyak 8-10 kali

17 Menyikat gigi belakang kanan atas yang menghadap 0 1


langit-langit dengan gerakan dari arah gusi ke arah
tumbuhnya gigi sebanyak 8-10 kali

18 Setelah menyikat gigi, berkumur satu kali dengan cara 1 1


yang benar

19 Mencuci peralatan menyikat gigi di bawah air mengalir 1 1

20 Menyimpan sikat gigi dengan benar 1 1

TOTAL NILAI 11 15

Sumber: Tedjasulaksana, Pengabdian Masyarakat, 2018

60
KUESIONER PERILAKU MENGGOSOK DALAM PENCEGAHAN

KARIES GIGI

A. Data Responden

1. Nama : An. N

2. Umur : 9 tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan

B. Petunjuk Pengisian

Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang

sesuai dengan diri anda.

1. Apakah Anda menyikat gigi setiap hari ?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah Anda menyikat gigi dengan cara maju mundur/horizontal ?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah Anda menyikat gigi dengan cara naik turun/vertikal ?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah Anda menyikat gigi dari arah gusi ke gigi ?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah Anda menyikat gigi dari arah gigi ke gusi ?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah Anda menggunakan sikat gigi dengan bulu lembut/soft ?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah Anda menggunakan sikat gigi dengan bulu keras/hard?

a. Ya b. Tidak

61
8. Apakah Anda menyikat gigi dengan tekanan yang ringan ?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah Anda menyikat gigi dengan tekanan yang kuat ?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah Anda menyikat gigi selama 2-3 menit?

a. Ya b. Tidak

62
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik/Materi : Cara Gosok gigi yang benar

Sasaran : Ibu dan Anak usia sekolah

Hari/Tgl : Senin, 01 Juni 2020

Alokasi Waktu : 35 menit

Tempat : Kediaman keluarga Tn.E

A. Tujuan :

1. Tujuan jangka panjang: Mengurangi angka kejadian karies gigi dan gigi

berlubang pada anak usia sekolah

2. Tujuan jangka pendek :Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan para

anak dan orang tua dalam menjaga kebersihan gigi

B. Pokok Bahasan          :   

1. Pengertian gosok gigi

2. Tujuan gosok gigi

3. Manfaat gosok gigi yang baik dan benar

4. Cara menggosok gigi yang baik dan benar

5. Ciri-ciri gigi dan gusi yang sehat

6. Penyebab karies gigi dan gigi berlubang

7. Jenis makanan yang dapat menyebabkan karies gigi

8. Pencegahan karies gigi

63
9. Akibat tidak gosok gigi secara teratur

10. Memilih sikat gigi yang baik

11. Waktu yang tepat untuk menggosok gigi

C. Metode

1. Jenis model pembelajaran: Pertemuan (tatap muka)

2. Landasan teori: ceramah dan diskusi

3. Langkah pokok:

a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik

b. Mengajukan masalah

c. Mengidentifikasi pilihan tindakan

d. Memberi komentar

e. Menetapkan tindak lanjut

D. Media

1. Leaflet

E. Rincian Kegiatan

Tahap Waktu Kegiatan pemberian Kegiatan sasaran


materi

Orientasi 5 menit  Memberikan  Mejawab salam


salam,
(pembukaan) 20 menit  Memperhatikan
memperkenalk
an diri penjelasan

64
Working 10 menit  Menyampaika  Memperhatikan
n maksud dan
(penyampaian  Menjawab dan
tujuan ( TIU
materi ) menyampaikan
dan TIK )
apa yang
Terminasi
 Menjelaskan diketahui
(penutup )
proses belajar
mengajar  Memperhatikan

 Mengkaji  Memperhatiakn
tingkat dan
pengetahuan mempraktekkan
sasaran secara langsung
terhadap
 Mendengarkan
materi yang
akan  Menjawab
disampaikan pertanyaan
dengan cara
apersepsi atau  Kooperatif,berse
secara lisan mangat

 Menjelaskan  Memperhatikan
pada sasaran
 Mendengarka
tentang :
 Menjawab salam
a. Pengertian
gosok gigi
b. Tujuan gosok
gigi
c. Perawatan
Gigi
d. Cara merawat
gigi

 Mendemonstra
sikan cara
gosok gigi
yang benar

 Mengevaluasi
materi yang
telah

65
disampaikan
dengan
pertanyaan
terarah

 Memberikan
reinforcement
positif

 Menyimpulkan
hasil pendkes

 Kontrak waktu
berikutnya bila
masih
dibutuhkan

 Salam penutup

F. Evaluasi

1. Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan penkes

dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut:

a. Jelaskan kembali pengertian gosok gigi

b. Menyebutkan tujuan gosok gigi

c. Menyebutkan perawatan gigi

d. Menjelaskan kembali cara merawat gigi

e. Menjelaskan kembali cara menggosok gigi yang benar

2. Kriteria evaluasi

a. Evaluasi proses

1) Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penkes

berlangsung

66
2) Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti

3) Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi

4) Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung

5) Tanya jawab berjalan dengan baik

b. Evaluasi hasil

1) Pendkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab

pertanyaan 80 % lebih dengan benar

2) Penkes dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran

mampu menjawab pertanyaan antara 50 – 80 % dengan benar

3) Pendkes dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran

hanya mampu menjawab kurang dari 50 % dengan benar

67
MATERI

Menggosok gigi, setelah makan dan sebelum tidur adalah kegiatan rutin

sehari-hari. Tujuannya untuk memperoleh kesehatan gigi dan mulut agar terhindar

dari penyakit gigi seperti karies, gigi berlubang dan bau mulut.

A. Manfaat menggosok gigi yang benar

1. Gigi tampak bersih dan putih

2. Mengurangi bau mulut

3. Mencegah sakit gigi (misal karies gigi)

B. Cara menyikat gigi

1. Cara menggosok yang dianjurkan adalah dengan gerakan-gerakan yg

pendek yaitu menggosok gigi berulang ulang pada satu tempat dahulu,

sebelum pindah ke tempat yang lain

2. Gosoklah semua permukaan gigi. Pindahkan sikat gigi dengan teratur

dan gosoklah gigi dengan teliti. Sikat gigi jgn ditekan sewaktu

menggosok

3. Bagian-bagian gigi yg memerlukan perhatian khusus saat menggosok

gigi adalah

a.bagian gigi yg berbatasan dengan gusi

b. di rahang bawah (bagian gigi yg menghadap ke lidah)

68
c.pada gigi belakang/geraham : bagian yg menghadap ke pipi

C. Menggosok gigi di rahang bawah

1. Tangkai sikat gigi diletakkan sejajar dengan dataran pengunyah

2. Perhatikan ujung-ujung bulu sikat terletak pada perbatasan gigi dengan

gusi

3. Sikat gigi kemudian dimiringkan sedikit sehingga bulu sikat terararah

pada perbatasan gigi dengan gusi

D. Menggosok permukaan gigi yg menghadap ke gigi atau bibir

1. Sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju mundur yang pendek. Sikat

gigi digerak-gerakkan di tempat. Gosoklah terlebih dahulu gigi-gigi yg

terletak di belakang

2. Sesudah itu barulah sikat gigi dipindahkan ke tempat berikutnya.

E. Menggosok gigi-gigi depan

1. Perhatikan letak sikat gigi.

2. Gerakan menggosok adalah atas bawah secara perlahan.

F. Menggosok permukaan gigi yang menghadap ke lidah

1. Perhatikan letak sikat gigi. Gosoklah dahulu gigi-gigi yang terletak di

belakang. Gerakan menggosok adalah maju mundur secara perlahan.

G. Menggosok dataran pengunyah

69
1. Dataran pengunyah dari gigi-gigi rahang atas maupun rahang bawah

digosok dengan gerakan maju mundur secara perlahan.

H. Ciri-Ciri Gigi Dan Gusi Sehat

1. Tidak terasa sakit

2. Tidak ada karies

3. Saat mengunyah tidak terasa nyeri

4. Leher gigi tidak kelihatan

5. Tidak goyang

6. Tidak terdapat plak

7. Warna putih kekuningan

8. Tidak terdapat karang

9. Mahkota gigi utuh

10. Berwarna merah muda

11. Gusi yang terdapat di antara gigi yang satu dengan yang lain

runcing/seperti bulan sabit.

12. Melekat erat pada tulang

13. Jika dikeringkan seperti kulit jeruk

14. Tidak sakit

70
15. Tidak mudah berdarah

I. Karies gigi

Adalah lubang yang terbentuk pada permukaan gigi berupa iritasi dan

hiperemi pulpa.

1. Penyebab Karies Gigi

Hubungan yang kompleks dari asam, plak, kuman, karbohidrat dan

faktor modifikasi. Sisa2 makanan yang menempel pada gigi → tempat

kuman2 membentuk koloni → sisa makanan + kuman membentuk

endapan (plak) → enzim yang mengubah karbohidrat menjadi asam →

melarutkan email gigi membentuk lubang yang sangat kecil → besar dan

berwarna hitam.

2. Gejala karies gigi

a. Gigi terasa ngilu bila kena rasa asam, manis, atau dingin dan gigi akan

terasa ngilu bila lubang di gigi kemasukan makanan.

b. Bila di tusuk maka gigi akan terasa ngilu, bila gigi diketuk atau

ditekan tidak terasa ngilu.

c. Pemeriksaan : pada iritasi pulpa ditemukan lubang gigi yang masih

dangkal pada permukaan gigi, kadang terasa ngilu kadang tidak. Bila

71
sudah terjadi hiperemi pulpa, terdapat lubang gigi yang dalam tapi

belum mencapai pulpa.

3. Akibat Karies Gigi

a. bau mulut

b. terasa ngilu bila terkena makanan yang panas atau dingin, asam dan

manis.

c. tidak bisa tidur atau aktivitas seharí-hari terganggu

d. keadaan yang parah, kalau tidak dicabut menyebabkan gusi bengkak,

terdapat nanah dan pilek-pilek.

e. hilangnya gigi adalah salah satu penyebab cacatnya fungsi kunyah.

f. penyakit pada organ lain : penyakit jantung koroner, peradangan otot,

penyakit katup jantung, penyakit ginjal, penyakit mata, panyakit kulit.

4. Jenis Makanan Yang Dapat Menyebabkan Karies Gigi

Makanan yang manis seperti permen, coklat, sari manis,  makanan yang

terlalu panas atau dingin dan setelah mengkonsumsi makanan tersebut tidak

gosok gigi.

5. Pencegahan Karies Gigi

a. menggosok gigi secara teratur minimal 2 kali sehari , yaitu pagi hari

setelah makan dan sebelum tidur dan dengan cara yang benar.

72
b. makan makanan yang bergizi seperti : makanan yang mengandung

protein, karbohidrat, sellulosa, lemak, vitamin A. vitamin B1, vitamin B2,

vitamin C, vitamin D, vitamin K, flavinoid, mineral dan silika.

c. Pemeriksaan gigi secara teratur setiap 6 bulan sekali ke puskesmas.

d. Jika tidak sempat menggosok gigi, bisa dilakukan kumur-kumur dengan

obat kumur atau dengan air putih yang masak.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MENGGOSOK GIGI

PENGERTIAN Membersihkan gigi dari kotoran / sisa makanan dengan


menggunakan sikat gigi dan pasta gigi

TUJUAN 1. Supaya mulut dan gigi tetap


sehat, bersih dan tidak berbau.
2. Mencegah terjadinya infeksi,
misalnya stomatitis, caries gigi
3. Memberikan perasaan segar
pada klien
4. Mempertinggi daya tahan
tubuh.

KEBIJAKAN 1. Gigi kotor


2. Sakit gigi
PETUGAS -
PERALATAN 1. Handuk dan pengalas
2. Sikat gigi
3. Pasta gigi
4. Sedotan
5. Gelas untuk kumur yang berisi
air bersih
6. Bengkok atau mangkuk besar
untuk tempat kumur klien

73
7. Tissue

PROSEDUR 1. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan


PELAKSANAA 2. Mencuci tangan
N 3. Mengatur posisi pasien (miring ke kiri atau ke kanan)
4. Membentangkan handuk dan pengalas dibawah dagu klien
5. Meletakkan bengkok dibawah dagu klien, supaya dapat
menampung air bekas kumur
6. Memberikan sikat gigi pada pasien yang telah diberi pasta
gigi kemudian klien diminta menggosok gigi sendiri ( jika
tidak mampu bias dibantu menggosok gigi dengan gherakan
naik turun)
7. Setelah itu klien disuruh kumur-kumur dan meletakkan gigi
ke dalam gelas yang kosong
8. Mengeringkan bibir atau mumut klien dengan tissue
9. Mengatur posisi klien kembali
10. Merapikan alat
11. Mencuci tangan
12. Melakukan evaluasi tindakan
13. Berpamitan dengan klien
14. Mencatat kegiatan dalam lemba catatan
DOKUMEN Depertemen Kesehatan RI, Dirjenyanmed, 1991. Prosedur
TERKAIT Perawatan Dasar, Direktorat rumah salit dan pendidikan
Potter, P.A., Pery, A.G.,1996, Fundamentals of Nursing,St.
Louis, Mosby Company.
Rider, J.,et.al,1995, Modules for Basic Nursing Skills,
Philadelphia, Lippincott.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G.,2002, Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Studdarth, Alih Bahasa : Monica
Ester, EGC; Jakarta

74
75
76
DOK
UMENTASI

1. Memberikan HE kepada anakdan orang tua

2. Melakukan pengumpulan data

77
3. Mengajarkan cara menggosok gigi

78

Anda mungkin juga menyukai