Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RISIKO BAHAYA KIMIA

Mata Kuliah: Epidemiologi Kesehatan Kerja

Pembimbing: Annisa Novita Sary, M. Kes.

Kelompok 3:

1. Dava Milenia Fresha


2. Julia Eka Putri
3. Rany Ika Fardila
4. Visca Herlencia

PROGAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

2018/2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya kelompok dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Epidemiologi Kesehatan Kerja tentang ”Risiko Bahaya Kimia” dalam bentuk
makalah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Annisa Novita Sary, M. Kes.
Selaku dosen pembimbing karena adanya tugas ini dapat menambah wawasan
penulis.

Dalam Penulisan makalah ini kelompok merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki kelompok. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini agar dapat
bermanfaat bagi semua pihak di masa yang akan datang.

Padang, Desember 2018

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3

A. Definisi bahaya dan risiko.............................................................................3

B. Definisi kesehatan dan keselamatan kerja....................................................3

C. Potensi bahaya dan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja..........4

D. Risiko bahaya kimia di lingkungan kerja......................................................4

E. Bahan kimia di lingkungan kerja..................................................................5

F. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah dan mengurangi bahaya.....6

G. Pelabelan bahan kimia .................................................................................6

BAB III PENUTUP.................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................8

B. Saran..............................................................................................................8

LAMPIRAN...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang
potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau
kerugian yang dapat dialami oleh pekerja atau instansi. Ada berbagai
macam jenis potensi bahaya salah satunya yaitu potensi bahaya kimia.
Bahan kimia yang ada disekitar pekerja pada dasarnya merupakan
sebuah potensi bahaya. Bahan-bahan tersebut mempunyai resiko untuk
mengganggu kesehatan pekerja. Banyak penyakit salah satunya keracunan
dan kanker yang sering terjadi akibat paparan zat kimia yang berlebihan
pada pekerja.
Dikarenakan seorang pekerja tidak akan lepas dari potensi bahaya
dalam aktivitas kerjanya. Oleh karena itulah manajemen pengendalian
kecelakaan kerja perlu dilakukan semaksimal mungkin untuk menciptakan
lingkungan kerja yang aman sehingga pekerja dapat bekerja dengan
keadaan sejahtera baik fisik maupun psikisnya.
Ketika terjadi sebuah kasus kecelakaan kerja pada pekerja diperlukan
analisis yang mendetail tentang apa, siapa dan bagaimana kasus tersebut
dapat terjadi. Menganilisis sumber potensi bahaya yang menyebabkan
kecelakaan kerja dari kasus tersebut dapat menjadi cerminan baik
buruknya penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
perusahaan. Tidak hanya perusahaan yang besar namun perusahaan kecil
seperti home industri juga perlu menerapkan Sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang baik untuk menjamin keselamatan pekerjanya.
Analisis kasus yang dilakukan juga dapat digunakan untuk
mendapatkan solusi untuk tindakan preventif terhadap kecelakaan kerja
akibat dari adanya potensi bahaya dalam lingkungan kerja para pekerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahaya dan risiko?
2. Apa pengertian kesehatan dan keselamatan kerja?
3. Bagaimana potensi bahaya dan risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan?
4. Bagaimana risiko bahaya kimia di lingkungan kerja?
5. Apa saja bahan kimia di lingkungan kerja?
6. Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah atau mengurangi
bahaya.
7. Apa itu Pelabelan bahan kimia?

C. Tujuan
1. Dapat memahami pengertian bahaya dan risiko.
2. Dapat memahami pengertian pengertian kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Dapat mengetahui potensi bahaya dan risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan.
4. Dapat mengetahui risiko bahaya kimia di lingkungan kerja.
5. Dapat mengetahui apa saja bahan kimia di lingkungan kerja.
6. Dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi bahaya.
7. Dapat mengetahui pengertian pelabelan bahan kimia.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Bahaya dan Risiko


Menurut OHSAS (2007), bahaya merupakan segala kondisi yang dapat
merugikan baik cidera atau kerugian lainnya, atau bahaya adalah sumber, situasi
atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau
kombinasi dari semuanya. Sedangkan menurut HSP bahaya (Hazard) adalah
faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu (bisa pada barang ataupun suatu
kegiatan maupun kondisi), misalnya pestisida yang ada pada sayuran ataupun
panas yang keluar dari mesin pesawat. Bahaya ini akan tetap menjadi bahaya
tanpa menimbulkan dampak/ konsekuensi ataupun berkembang menjadi accident
bila tidak ada kontak (exposure) dengan manusia.
Menurut Sumarno risiko adalah suaru kondisi yang timbul karena
ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin
terjadi.
Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki
atau mempengaruhi tubuh pekerja melalui: inhalation (melalui pernafasan),
ingestion ( melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit).
Jenis bahan kimia, yaitu:
1. Bahan kimia non B3: gula, garam, kosmetik, pembersih toilet.
2. Bahan kimia B3: bahan yang sifatnya menimbulkan kerusakan dan
merugikan seperti, aseton, spiritus, thinner, asam cuka, dan lain-lain.

B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Menurut simanjuntak (1994) keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
yang bebas dari risiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang
mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan
kondisi pekerja. Sedangkan Mathis dan Jackson menyatakan bahwa keselamatan
adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang
terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada
kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
Ridley dan John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah
suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan, maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat
kerja tersebut.

C. Potensi Bahaya dan Risiko terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Motivasi utama dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah
untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan.
Oleh karena itu, perlu melihat penyebab dan dampak yang ditimbulkannya.
Potensi bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang
berakibat pada kerugian. Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu
kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut.

D. Risiko Bahaya Kimia di Lingkungan Kerja


Risiko kesehatan timbul dari pajanan berbagai bahan kimia. Banyak bahan
kima yang memiliki sifat beracun dan memasuki aliran darah yang menyebabkan
kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya. Bahan kimia berbahaya dapat
berbentuk padat, cairan, uap, gas, debu, asap atau kabut dan dapat masuk ke
dalam tubuh melalui tiga cara utama antara lain:
1. Inhalasi (Menghirup)
Dengan bernapas melalui mulut atau hidung, zat beracun dapat masuk ke
dalam paru-paru. Seorang dewasa saat istirahat menghirup sekitar 5 menit yang
mengandung debu, asap, gas, atau uap. Beberapa zat, seperti fiber/serat, dapat
langsung melukai paru-paru. Diserap ke dalam aliran darah yang mengalir ke
bagian lain dari tubuh.

2. Pencernaan (Menelan)
Bahan kimia dapat memasuki tubuh jika makan makanan yang
terkontaminasi, makan dengan tangan yang terkontaminasi atau makan
dilingkungan yang terkontaminasi. Zat di udara juga dapat tertelan saat dihirup,
karena bercampur dengan lendir dari mulut, hidung, atau tenggorokan. Zat
beracun mengikuti rute yang sama sebagai makanan yang bergerak melalui usus
menuju perut.

3. Penyerapan ke dalam kulit (Kontak invasif)


Beberapa diantaranya adalah zat melewati kulit dan masuk ke pembuluh
darah, biasanya melalui tangan dan wajah. Kadang-kadang zat juga masuk melalui
luka dan lecet atau suntikan (kecelakaan medis).

E. Bahan Kimia di Lingkungan Kerja


Dibagi dalam 3 kelompok besar, yaitu:
1. Industri kimia
Industri yang mengolah yang menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat,
deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang
ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan
kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian
kimiawi dan komposisi suatu zat.

2. Industri pengguna bahan kimia


Industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses,
yang diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam,
obat-obatan, dan lain- lain.

3. Laboratorium
Tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta
pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga
penelitian dan pengembangan, Rumah sakit dan perguruan tinggi.

Dalam lingkungan kerja tersebut banyak bahan kimia yang terpakai tiap
harinya sehingga para pekerja terpapar bahaya dan bahan-bahan kimia itu. Bahaya
itu terkadang meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan
kimia itu, seperti mudah terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian
jelas bahwa bekerja dengan bahan-bahan kimia mengandung risiko bahaya baik
dalam proses, penyimpanan, transportasi, distribusi, dan penggunaannya. Akibat
tetapi, sebesar apapun bahaya bahan-bahan kimia tersebut, penanganan yang
benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya yang
diakibatkannya.

F. Hal-hal yang Perlu dilakukan untuk Mencegah atau Mengurangi Bahaya


1. Kemampuan bahan kimia untuk menghasilkan dampak kesehatan negatif
(sifat beracun). Semua bahan kimia harus dianggap sebagai sumber potensi
bahaya sampai dampak bahan kimia tersebut sepenuhnya diketahui.
2. Wujud bahan kimia selama proses kerja. Hal ini dapat membantu untuk
menentukan bagaimana mereka bisa kontak atau masuk ke dalam tubuh
dan bagaimana paparan dapat dikendalikan.
3. Bagaimana mengenali, menilai dan mengendalikan risiko kimia misalnya
dengan memasang peralatan pembuangan (exhaust) pada sumber polutan,
menggunakan rotasi pekerjaan untuk mempersingkat pajanan pekerja
terhadap bahaya.
4. Jenis alat pelindung diri (APD) yang diperlukan untuk melindungi pekerja,
seperti respirator dan sarung tangan.
5. Bagaimana mengikuti sistem komunikasi bahaya bahan kimia yang sesuai
melalui lembar data keselamatan (LDK) dan label dan bagaimana
menginterpretasikan LDK dan label tersebut.

G. Pelabelan Bahan Kimia


Pelabelan merupakan pemberian tanda berupa gambar/simbol, huruf/tulisan,
kombinasi keduanya atau bentuk pernyataan lain yang disertakan pada bahan
berbahaya, dimasukkan ke dalam, ditempelkan, atau merupakan bagian kemasan
bahan berbahaya, sebagai keterangan atau penjelasan yang berisi nama sediaan
atau nama dagang, nama bahan aktif, isi/berat netto, kalimat peringatan dan tanda
atau simbol bahaya, petunjuk pertolongan pertama pada kecelakaan. Pelabelan
bahan kimia merupakan salah satu cara penting untuk mencegah penyalahgunaan
atau penanganan yang dapat menyebabkan cedera atau sakit.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat
memasuki atau mempengaruhi tubuh pekerja melalui : inhalation (melalui
pernafasan), ingestion(melalui mulut ke saluran pencernaan), skin
contact (melalui kulit).
2. Dampak dari potensi bahaya kimia antara lain zat-zat kimia seperti
tembaga, arsen, alumunium, timbal, besi, kromium, merkuri, sodium
sianida dan lain-lain dapat menyebabkan gangguan kesehatan berupa
keracunan, kanker, bahkan kematian. Zat kimia tersebut juga dapat bersifat
korosif yang dapat menimbulkan iritasi serta eksplosif yang mudah
meledak.

B. Saran
Di setiap perusahaan manufaktur wajib ada sosialisasi mengenai potensi
bahaya dan risiko yang dialami oleh setiap pekerjaan. Oleh karena itu, setiap
perusahaan harus ada SOP mengenai teknik bekerja agar terciptanya keselamatan
dan kesehatan para pekerja. Dan wawasan atau ilmu pengetahuan mengenai hal
tersebut harus dimiliki oleh seluruh pekerja agar tidak terjadi human error.
DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sugeng Budiono, 2005. “Pengenalan Potensi Bahaya Industrial Dan


Analisis Kecelakaan Kerja”. (Dalam Artikel) Depnaketrans.

Ashfal, C. Ray. 1999. “Industrial safety And Health Management”. Fourth


Edition. Prentice-Hall, Inc., New Jersey.

Gempur Santoso. 2004. “Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja” Ghalia


Indonesia, Bogor selatan.

Anonim. 2011. Pemahaman tentang Bahaya (Hazard).


http://healthsafetyprotection.com/pemahaman-tentang-bahaya-hazard/.
Diakses 8 Desember 2018.
LAMPIRAN PERTANYAAN

1. Di bawah ini merupakan contoh zat kimia berbahaya yang terkandung di


udara adalah...
a. Air
b. Uap
c. Oksigen
d. Aseton
e. Ozon

2. Apa Potensi bahaya kimia yang dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh
pekerja...
a. Inhalation, ingestion, skin contact
b. Tidur
c. Istirahat
d. Bekerja
e. Duduk-duduk saja

3. Mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja yaitu suatu kondisi dalam


pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya adalah menurut...
a. Simanjuntak (1994)
b. Ridley dan John (1983)
c. Hazard
d. Mantir
e. Sumarno

4. Macam-macam bentuk bahan kimia adalah...


a. Kabut
b. Tanah
c. Padat, cairan, uap, gas, debu, asap atau kabut
d. Api
e. Air
5. Inhalasi atau menghirup zat yang berbahaya dapat melukai...
a. Tangan
b. Paru-paru
c. Kaki
d. Mata
e. Kepala

6. Saat bekerja di laboratorium, APD apa saja yang di gunakan...


a. Kain
b. Baju
c. Baju labor, masker dan sarung tangan
d. Alas meja
e. Celana

7. Dampak dari potensi bahaya kimia antara lain zat-zat kimia,seperti tembaga,
arsen, alumunium, timbal, besi, kromium, merkuri, sodium sianida dan lain-
lain dapat menyebabkan...
a. Gangguan berupa keracunan, kanker,dan kematian
b. Gangguan kulit
c. Gangguan hati
d. Gangguan hidung
e. Gangguan telinga

8. Seseorang yang melakukan pekerjaan tidak hati-hati atau tidak teliti dampak
yang akan terjadi adalah...
a. Keselamatan
b. Kesehatan
c. Keselamatan kerja
d. Kecelakaan kerja
e. Cedera ringan
9. Contoh Kecelakaan medis yang terjadi melalui kontak tangan dan kulit
adalah...
a. Uap
b. Suntikan
c. Air
d. Gas
e. Udara

10. Yang termasuk kerugian akibat dari kecelakaan kerja,kecuali...


a. Kematian
b. Kerusakan
c. Kegembiraan
d. Cacat
e. Kesedihan

Anda mungkin juga menyukai