1
sekali tidak membawa manfaat untuk meningkatkan kedudukan elemen-
elemen yg inferior.
2
mengubah nama-nama bank pemerintah menjadi satu nama dengan
unit-unit tertentu.
d. Sistem Devisa yang dipakai waktu itu adalah sistem devisa yang
sangat umum dipakai oleh negara-negara sosialis, yakni Exchange
Control. Pada sistem ini tidak diperkenankan mata uang asing (devisa)
beredar di masyarakat. Semua devisa dimiliki negara. Devisa hasil
ekspor, pinjaman/bantuan negara luar kepada Indonesia dan hasil
devisa lainnya yang masuk ke Indonesia harus diserahkan/dijual
kepada negara. Kemudian negara menjual devisa yang dimilikinya
kepada importir atau siapa saja yang memerlukan devisa. Pemerintah
menentukan kurs devisa, dan oleh karena itu sistem devisa seperti ini
juga disebut sistem devisa dengan harga tetap (fixed Exchange Rate)
atau juga disebut sistem devisa dengan harga yang dipakukan (pegged
Exchange Rate)
3
swa sembada beras/pangan. Sistem ekonomi dengan perencanaan
seperti ini biasanya diterapkan pada negara-negara yang menganut
sistem sosialis dan di negara sedang berkembang meskipun bukan
sosialis.
b. Peranan Perusahaan Asing. Dengan diundangkannya UUPMA
(Undang-undang Penanaman Modal Asing) pada tahun 1967, modal
asing baik yang bersifat investasi langsung maupun bersifat porto folio
makin merambah hampir kesemua sector dan wilayah Indonesia. Pada
awalnya, penanaman mod asing harus berbentuk usaha patungan (joint
venture) dan hanya pada bidang-bidang usaha tertentu.
c. Peranan perusahaan domestik. Perusahaan dalam negeri mendapat
angin segar dengan diundangkannya UUPMDN (Undang-undang
Penanaman Modal Dalam Negeri). Kredit diberikan kepada usaha-
usaha domestik besar. Perbankan dalam negeri yang mengalami
masalah likuiditas diberikan bantuan likuiditas Bank Indonesia
(BLBI), yang sebagaimana kita ketahui, banyak yang diselewengkan.
d. Peranan IGGI dan IMF serta hutang luar negeri sejak awal dari
kekuasaan Orde Baru, pemerintah telah mendirikan (Inter
Govermental Group on Indonesia) yang memberikan nasihat dalam
APBN. Setiap tahun, APBN mengalami kekurangan sumber
pembiayaan dan ICGI lah yang membantu dengan memberi pinjaman
kekurangan dana untuk APBN.
e. Sistem devisa. Segera setelah Orde Baru naik, tindakan pertama
yangdilakukannya adalah liberalisasi perdaganganluarnegeri yang
dalam hal ini termasuk sistem devisanya. Dari sistem devisa yang
sepenuhnya dikuasai negara diubah menjadi sepenuhnya berdasarkan
atas permintaan dan penawaran. Demikian juga sebaliknya. Oleh
karena sifatnya yang demikian itu, maka banyak negara, termasuk
Indonesia, membuat satu lembaga yang berfungsi untuk menstabilkan
4
kurs mata uang. Lembaga tersebut dikenal dengan istilalh Foreign
Exchange Stabilization Fund.
5
mestinya usaha asing dan domestik besar dikurangi secara drastis atau
ditentang.
c. Tampak adanya usaha swastanisasi perusahaan negara namun belum selesai
dan usaha swastanisasi ini merupakan isu internasional dan bukanlah
disebabkan oleh karena sistem ekonomi kerakyatan
d. Sistem devisa masih seperti sebelumnya, yakni didasarkan atas sistem pasar
(permintaan dan penawaran) dengan cadangan devisa yang besar untuk
menjaga stabilitas kurs mata uang
e. Dari tinjauan di atas dan pengamatan yang mendalam sistem ekonomi
kerakyatan ini masih mempunyai ciri yang sangat kental sebagai sistem
ekonomi pasar. Kalau ekonomi kerakyatan itu adalah ekonomi kecil, maka
perusahaan kecil (keluarga) biasanya diumpamakan mempunyai tujuan untuk
memaksimumkan produksi (atau memaksimumkan penerimaan total).
6
Daftar Pustaka
Nehen, I K. 2012. Perekonomian Indonesia. Denpasar: Udayana University Press.