Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sentralisasi obat adalah pengolahan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolahan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2015). Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi, persiapan
sentralisasi obat serta pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi obat. Dalam
pemberian obat diperlukan ketepatan waktu, dosis, cara dan tempat pemberian obat.
Salah satu upaya untuk memastikan pemberian obat yang tepat dan efektif adalah
sistem sentralisasi obat yang sekarang ini sudah dikembangkan di Ruang Anak
RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Pengawasan terhadap penggunaan obat oral
maupun parenteral merupakan salah satu tugas perawat karena penggunaan obat
yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian bagi pasien. Resistensi
tubuh terhadap obat dan resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat
oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian yang lain yang bisa terjadi
adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang
tidak diharapkan dapat menimbulkan kerugian pada pasien secara ekonomi. Oleh
karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat dapat
diberikan tepat waktu.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat
perlu di sentralisasi.

1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.


2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal
obat standar yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektivitas
dan keamanan yang sama.
3. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang
diperlukan.
4. Memberikan obat kepada pasien yang tidak
mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa untuk minum.
5. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga
banyak yang tersisa sesudah batas kadaluarsa.
6. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat
menjadi tidak efektif.
7. Meletakkan obat di tempat yang lembap, terkena cahaya,
atau panas
8. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu
banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihhan atau dicuri.
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh sentralisasi adalah pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya oleh
perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan perawat:
1. Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruangan
diserahkan operasional dapat didegasikan pada staf yang di tunjuk (PP).
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat.
3. Penerimaan obat :
a. Obat yang telah diresepkan, perawat menyerahkan resep ke farmasi,
setelah itu obat diserahkan kembali ke perawat Perawat menuliskan nama
pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan serta dosis obat dalam lembar
serah terima obat dan diketahui (tanda tangan) oleh keluarga.
b. Pasien / keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan kontrol keberadaan
obat pada lembar serah terima obat yang ada di sisi pasien (sisi bed pasien).
c. Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat.
d. Keluarga dan pasien wajib mengetahui letak kotak obat.
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam format
pemberian obat oral/ injeksi.
b. Obat-obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang telah tercantum format pemberian
obat oral/ injeksi.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat dan efek samping kemudian memberi kode dan tanda
tangan setelah melakukan pemberian obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala ruangan /
petugas yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam format pemberian
obat oral/injeksi.
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan rute pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam
buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka
dokumentasi tetap di catat pada buku sentralisasi obat dan lembar kontrol
obat.
6. Obat khusus
a. Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu saja.
b. Pemberian obat khusus tetap dicatat pada buku sentralisasi obat yang
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan pada pasien/keluarga: nama obat, kegunaan
obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian. Wadah
obat sebaiknya diserahkan / ditunjukkan pada pasien atau keluarga
Berdasarkan hal tersebut, untuk lebih mengotimalkan pelaksanaan sentralisasi
obat di Ruang Anak RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. akan dilaksanakan
sentralisasi obat baik oral maupun parenteral oleh perawat serta pembuatan informed
consent untuk sentralisasi obat.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 07 Juni 2021 dengan kepala
ruangan didapatkan sentralisasi obat sudah terlaksana. Sentralisasi obat dilakukan
untuk semua pasien dan dalam pembagiannya telah dilakukan sistem sentralisasi
menggunakan ODD (one day dose). Sistem sentralisasi ODD adalah pengelolaan
obat yang di butuhkan pasien selama 24 jam.Alur peresepan di ruang anak yaitu
resep dari dokter penanggung jawab pasien diserahkan ke perawat. Perawat akan
memeriksa apakah resep yang dituliskan dokter sudah sesuai dengan kebutuhan
pasien. Resep kemudian diserahkan ke farmasi. Setelah dari farmasi obat akan
diserahkan kepada perawat dan akan diberikan ke pasien pada waktu jadwal
pemberian obat (pagi, sore, malam). Sentralisasi obat dikelola sepenuhnya oleh
perawat. .
Proses pemberian obat di Ruang Anak RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep
mengedepankan mutu pelayanan dan keselamatan pasien sehingga proses
pengoplosan obat dilaksanakan satu persatu dan adanya crosscheck.
1. Masalah
a. Sentralisasi obat telah dilakukan dengan baik dan perlu ditingkatkan.
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengoptimalkan peran perawat dalam mengelola sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengelola obat pasien
b. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi
c. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
sentralisasi obat.
d. Meningkatkan kelengkapan pendokumentasian khususnya tentang
sentralisasi obat.
3. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1) Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat
2) Menyiapkan format sentralisasi obat (medication chart)
3) Menyiapkan format informet consent tentang sentralisasi obat
b. Proses
1) Melaksanakan sentralisasi obat pasien bersama dengan perawat ruangan dan
bagian formasi
2) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolahan sentralisasi obat
c. Hasil
1) Klien meminta sistem sentralisasi obat
2) Perawat mampu mengelola obat pasien
3) Mutu pelayanan pada pasien terutama dalam pemberian obat meningkat
4) Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat baik secara hukum
maupun normal
5) Pengelolahan obat efektif dan efisien
4. Program kerja
a. Rencana strategi
1) Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat
2) Menyusun proposal sentralisasi obat
3) Melaksanakan sentralisasi obat bekerjasama dengan perawat ruangan dan
bagian farmasi serta dokter
4) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolahan sentralisasi obat
b. Pengoganisasian
1) Penanggung jawab : Suriyani, S. Kep
2) Waktu : 40 Menit
3) Role play : 16 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai