Anda di halaman 1dari 62

2.1.

1 Sarana dan Prasaran (M2-Material)


1. Lokasi dan Denah Ruangan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran Pendidikan Ners di ruang Anak RSUD dr. H. Moh. Anwar
Sumenep, dengan uraian sebagai berikut:

a. lokasi
Lokasi Ruang Anak adalah dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah timur berbatasan dengan R Griu
2. Sebelah barat berbatasan dengan ruang IGD
3. Sebelah utara berbatasan dengan Ruang Farmasi dan halaman parkir
4. Sebelah selatan ruang bersalin dan PICU NICU
b. Denah
U Petunjuk mata angina
Utara :U Barat :B
Selatan :S Timur :T

B T

5
6

20 11 9 8 3
14 2 1

19

4
10
6

18
16 15
13
7
5
17 12

1. R.Ganti Nakes 16. R.Rawat Anak dengan G.Pernafasan


2. R.injeksi 17. Toilet Pasien Iso
3. R.Perawat dan dokter 18. R.Isolasi Anak
4. Nurse Station 19. Toilet pasien Iso
5. R.Farmasi obat 20. R.Isolasi Anak
6. Pintu Masuk zaal Anak
7. Tangga Menuju R.Perawatan Bedah
8. Pintu Masuk keluarga Pasien
9. R.Tindakan Picu dan Anak
10. Tempat Cuci Tangan
11. Toilet pasien
12. Toilet pasien
13. R.Rawat Anak
14. R.Rawat PICU Anak
15. R.Rawat Anak Dengan G.Pernafasan
2. Peralatan dan Fasilitas
a. Fasilitas untuk pasien
Tabel 2.10 Fasilitas untuk pasien di ruang Interna RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep
No Ruang Zall Anak dan Picu
Nama barang
.  Kondisi
1 Tempat tidur 17 Baik
2 Meja pasien 17 Baik
3 Kipas angina 0 Baik
4 Kursi pasien 17 Baik
5 Jam dinding 3 Baik
7 Dapur 0 -
8 Timbangan 1 Baik
9 Kursi roda 1 Baik
10 Branchart 1 Baik
11 AC 6 Baik
Sumber: Data Primer

b. Fasilitas untuk petugas kesehatan


1. Nurse station berada di dalam ruangan
2. Kamar mandi dan WC terletak di sebelah Utara nurse station
3. Ruang kepala ruangan terletak di sebelah selatan nurse station
4. Televisi : 1 unit
5. Jam Dinding : Ruang Perawat
6. Kulkas : 4 unit
- 1 kulkas makanan dan minuman
- 1 kulkas obat
- 1 kulkas transfuse
- 1 kulkas Domestik
7. AC : 8 unit
c. Ruang penunjang
1. Ruang dokter
2. Ruang ganti perawat
3. Ruang Sentralisasi obat
4. Ruang isolasi
5. Ruang isolasi dengan diagnosa difteri, TB paru, MDR, Millier,
B20, dan penyakit Immunocompramice yang lain (SLE, ACS).

63
d. Peralatan dan bahan kesehatan
Tabel 2.11Peralatan dan bahan kesehatan di ruang Anak RSUD dr.
H. Moh. Anwar Sumenep
No. Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tabung O2 5 Baik
2 Senter 1 Cukup
3 Nebulizer 1 Baik
4 Suction 1 Baik
5 EKG 1 Baik
6 Stetoskop 3 Baik
7 Tensimeter 2 Baik
8 Termometer 2 Baik
9 Hand rub 10 Baik
10 Bengkok 2 Baik
11 Brancar 1 Baik
12 Trolly dorong 1 Baik
13 Kursi roda 1 Baik
14 Pinset anatomis 2 Baik
15 Pinset cirurgis 1 Baik
16 Gunting angkat jahitan 2 Baik
17 Gunting verban 2 Baik
18 Korentang 1 Cukup
19 Team code blue 1 Baik
20 Tromol kasa besar/kecil 1 Baik
21 Lemari ruangan 4 Baik
22 Pemadam kebakaran 1 Baik
23 Telepon 2 Baik
24 Computer 1 Baik
25 Lemari linen 1 Baik
26 Lemari obat 1 Baik
27 Standard infus 17 Baik
28 Ambubag 1 Baik
2
29 Manometer O lengkap 1 Baik
30 Standart O2 1 Baik
31 GDA 0 -
32 Instrumen steril 2 Baik
33 Klem 1 Baik
34 Gunting biasa 3 Baik
35 Bag instrument 2 Baik
36 Spuit menyesuaikan Baik
37 Trolly emergency 1 Baik
38 Handrub 10 Baik
39 Meja Obat 17 Baik

64
Sumber: Data Primer
Dari tabel di atas dapat disimpulkan sarana dan prasarana di ruang
Anak RSUD dr. H. Moh. Anwar dalam keadaan baik sudah sesuai dengan
standart Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI)
Nomor 340/MENKES/III/2010.

e. Inventaris alat tenun


Tabel 2.12 Inventaris alat tenun di ruang Interna RSUD dr. H. Moh.
Anwar Sumenep
No. SOP dan acuan Jumlah Kondisi
1 Sprei 50 Baik
2 Selimut 50 Baik
3 Sarung bantal 0 Baik
4 Stik laken 0 -
5 Handuk 0 -
6 Washlap 0 -
7 Baju pasien 0 -
8 Masker 0 -
9 Celana pasien 0 -
10 Keset 0 -
Sumber: Data Primer
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Inventaris alat tenun yang
terdapat di Ruang Interna masih kurang sesuai dengan standart Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor
340/MENKES/III/2010.

f. Alur pengadaan barang di ruang Zall Anak

Permintaan emergency stock dan floor stock ( obat dan alkes) di ruang
rawat inap penyakit dalam Rsud. Dr. H. Moh. Anwar Sumenep ditentukan
berdasarkan jumlah stock minimum. Permintaan dapat dilakukan setiap hari
kerja sesuai dengan pemakaian. Obat dan alkes diruang rawat inap penyakit
dalam disimpan dalam lemari penyimpanan obat / alkes diruang obat dan
perlengkapan. Penangggung jawab fasilitas unit bertanggung jawab untuk
mengecek kelengkapan inventaris dan kesiapan pakai alkes dan obat di akhir
bulan dan membuat laporan kondisi, jumlah pemakain dan kebutuhan unit
yang disetujui oleh kepala ruangan dan kepala seksi rawat inap.

65
1. Mekanisme pendistribusian alat
a. Peralatan keperawatan yang telah ada/ tersedia, tersimpan dilogistik
umum/ logistik farmasi.
b. Petugas logistik akan menginformasikan dan mendistribusikan alat
tersebut ke unit-unit sesuai dengan permintaan dari unit tersebut.
c. Apabila alat yang tersedia terbatas dan unit peralatan yang meminta
melebihi persediaan, maka pendistribusian akan diatur oleh kasi
rawat inap.
d. Peralatan yang telah didistribusikan ke unit, akan dicek kembali
oleh karu.
e. Petugas yang bertanggung jawab dalam pendistribusian alat adalah
petugas logistik umum / logistik farmasi, (Ka. Instalasi bila jumlah
persediaan alat terbatas).
2. Penggunaan alat
Penggunaan peralatan keperawatan secara tepat dan benar sesuai
standar prosedur operasional (SPO) dengan tujuan agar pengguna
alat keperawatan berfungsi dengan baik sesuai umur teknis dari
alat tersebut.
3. Mekanisme penggunaan alat
a. Penggunaan peralatan keperawatan / alat kesehatan harus sesuai
dengan standar prosedur operasional yang telah ditetapkan.
b. Penggunaan peralatan khusus harus dioperasiakan oleh tenaga yang
terampil dan didokumentasikan terutama frekwensi pemakaian dari
alat tersebut.
c. Setiap selesai penggunaan, alat harus dibersihkan dan dipelihara.
d. Petugas yang bertanggung jawab terhadap penggunaan alat adalah
kepala ruangan dibantu PJ fasilitas unit, kasi rawat inap, kepala
bidang pelayanan.

66
4. Pemeliharaan fasilitas, alat dan sarana
Untuk menunjang kelancaran pelayanan diruang rawat, fasilitas,
sarana dan alat harus selalu dalam kondisi siap pakai. Untuk itu
diperlukan pemeliharaan rutin terhadap fasilitas, sarana dan alat
tersebut. Pemeliharaan rutin selain dilakukan oleh staf diruang
rawat juga bekerja sama dengan bagian umum sesuai jadwal yang
telah disusun.
5. Pengawasan dan pengendalian alat
a. Pengawasan dan pengendalian langsung peralatan ke perawatan
dilakuan oleh kepala ruangan.
b. Ruangan dibantu PJ fasilitas unit dengan cara :
1) Inventarisasi jumlah dan kondisi peralatan secara rutin setiap
hari
2) Inventarisasi alat khusus setiap shif oleh PJ shif
3) Pencatatan frekwensi penggunaan peralatan khuus
4) Pemantauan keterampilan SDM yang mengoperasikan alat
khusus
c. Seluruh hasil pengawasan dan pengendalian peralatan
dilaporkan ke kasi ranap dan diteruskan ke kepala bidang
pelayanan setiap bulannya.
d. Kasi ranap melakukan kontrol dan pengamatan langsung
terhadap pengawasan dan pengendalian peralatan diunit yang
menjadi tanggung jawabnya.
e. Kepala bidang pelayanan dibantu kasi ranap melakukan evaluasi
terhadap pengawasan dan pengendalian seluruh peralatan di
Rsud. Dr. H. Moh. Anwar Sumenep.
f. Petugas yang bertanggung jawab terhadap pengendalian alat
adalah kepala ruangna dibantu PJ fasilitas unit, kasi ranat,
kepala bidang pelayanan.

67
g. Alur Pemeliharaan Alat di ruang Zall Anak

Peralatan yang direncanakan

Alat Rutin Non Rutin

ATK Alat yang sudah tidak layak


ART pakai dan perlu penggantian
Floor stock yang rutinitas serta alat yang perlu ditambah
dipakai

Kalibrasi  Vendor / Teknisi


dari perusahaan alat

Sertifikat kalibrasi
disimpan dan di
copy untuk unit
terkait

Petugas teknisi
mengisi kartu
servis

PJ :
- Petugas teknisi
Rsud. Dr. H. Moh.
Anwar Sumenep
- IPS RS
-

Gambar 2.2 Alur pengadaan barang di ruang Interna RSUD dr. H. Moh.

68
Anwar Sumenep

Alur pelaporan alat rusak. Pelaporan secara tertulis telah berjalan


dengan baik, kemudian laporan dikirim ke bagian sarana prasarana
untuk dilakukan pengecekan.

h. Penghawaan (ventilasi dan pengaturan udara)


Berdasarkan standar keputusan menteri kesehatan KMK No
1204/MENKES/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit tentang penghawaan (ventilasi dan pengaturan udara). di
ruang Anak RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep sudah sesuai
dibuktikan dengan pemasangan Exhaust Fan sudah lebih dari
ketinggian 2 meter dari lantai.

i. SOP dan acuan


1. SOP rekam medik
2. SOP keperawatan
a) Membersihkan mulut
b) Memandikan pasien di tempat tidur
c) Mengganti alat tenun kotor dengan pasien diatasnya
d) Menjaga keselamatan pasien di tempat tidur
e) Lavement tinggi / rendah
f) Memasang kateter
g) Gastric cooling
h) Injeksi intra vena
i) Injeksi IM
j) Pemasangan infus
k) Perawatan luka bersih
l) Perawatan luka kotor
m) Memberikan kirbat es
n) Pemberian obat melalui mulut
o) Suction intrarakheal

69
p) Pemasangan ETT dan NTT
q) Pemasangan NGT
r) Mengukur suhu badan aksila
s) Menghitung denyut nadi
t) Memberikan makanan / minuman melalui penduga lambung
u) Perawatan pasien yang manghadapi sakaratui maut
3. Buku laporan
4. Buku observasi TTV
5. Buku injeksi
6. Buku SAK
7. Buku konsultasi

70
2.4 ANALISIS SWOT
Identifikas isituasi ruangan berdasarkan pendekatan analisis SWOT. Dari
hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub system dalam MAKP
yang meliputi : 1) Penerapan MAKP, 2) penerimaan pasien baru, 3) timbang
terima, 4) ronde keperawatan, 5) supervise, 6) Discharge planning, 7) sentralisasi
obat, 8) dokumentasi keperawatan.

Tabel 2.25 Analisis SWOT di Ruang Interna RSUD dr.H.Moh Anwar Sumenep

No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating


2. M2 (Material) S-W =
a. Internal Faktor 3.04 – 2
(IFAS) = 1,04
STRENGTH 0.24 3 0.75
1) Tersedia sarana dan
prasarana untuk pasien dan
tenaga kesehatan dan dalam
kondisi baik 0.24 3 0.75
2) Memiliki adminstrasi
penunjang (dokumen SOP
dan SAK) 0.25 4 1
3) Nurse station terletak di
daerah yang strategis
(terjangkau) 0.27 2 0.54
4) Tersedianya kamar mandi
perawat
1 3.04
TOTAL

WEAKNESS 0.48 2 0,96


1) Sarana administrasi penunjang
untuk dokumentasi sebagian
sudah dimanfaatkan. 0.52 2 1,04
2) Pengolahan sampah
terorganisasi dengan baik
1 2 O-T =
TOTAL 3 -2=
1
b. Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY 0.5 3 1.5
1) Adanya

71
mekanisme pelaporan yang
berkenaan dengan perbaikan 0.5 3 1.5
fasilitas rumah sakit
2) Adanya
kesempatan untuk menambah
anggaran alat kesehatan 1 3

TOTAL

THREATENED 0.52 2 1,04

1) Adanya tuntutan yang


tinggi terhadap ketersediaan 0.48 2 0,96
alat-alat yang memadai.
2) Makin tinggi
kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan. 1 2

TOTAL

72
DIAGRAM LAYANG RUANG INTERNA RSUD DR.H.MOH ANWAR

SUMENEP 2019

O
2,0

1,5

M1(0,55 :1,09)
M2 (1,14 : 1)
1,0
M5 (1,22 : 0,94)

TT (1,75 : 1)
SO(0, 39 : 0,6) DK (0,92 : 0,6)

0,5 M3 (0,5 : 0,48)


SV(-0,72 : 0,4)

RK (-0,2 : 0,03) DP(0, 53 : 0,4)


PPB (0,62 :0,4)
S

-1,5 -1,0 0,5


-2,0 -0,5 1,0 1,5 2,0
W
M4(1,4 :-0,4)
-0,5

-1,0

-1,5

-2,0

= M1 (MAN)
= M2 (MATERIAL)
= M3 MAKP
= SO (SentralisasiObat)
= RK (Ronde Keperawatan)
T
= SPV (Supervisi)
= TT (TimbangTerima)
= DP (Discharge Planning)
= DK (DokumentasiKeperawatan)
= PPB (PenerimaanPasienBaru)
= M4 (MONEY) 73
= M5 (MUTU)
Gambar 2.8 diagram laying

1.4 PrioritasMasalah

Tabel 2.26 Prioritas Masalah di Ruang IRNA 1 RSU Mohammad Noer


Pamekasan

SkorAnalisis Swot
Masalah Prioritas
IFAS EFAS
Ronde Keperawatan -0,2 0,03 1
Supervisi -0,72 0,4 2
Sentralisasi obat 0,39 0,6 3
M3 (method) 0,5 0,48 4
Discharge planning 0,53 0,4 5
M1 (ketenagaan) 0,55 1,09 6
Penerimaan pasien baru 0,62 0,4 7
Dokumentasi keperawatan 0,92 0,6 8
M2 (Material) 1,14 1 9
M5 (marketing) 1,22 0,94 10
M4 (keuangan) 1,4 -0,04 11
Timbang terima 1,75 1 12

Berdasarkan identifikasi menggunakan analisa SWOT serta analisis


kelompok, maka kami mengambil Ronde keperawatan sebagai prioritas
masalah.

1.5 Identifikasi Masalah


Setelah dilakukan analsis situasi dengan menggunakan pendekatan
SWOT maka kelompok dapat merumuskan masalah yang ditemukan adalah :
1. Ronde keperawatan merupakan prioritas masalah karena ronde
keperawatan dilakukan dengan case manager dimana karu sebagai case
manager.

74
2. Pada prioritas kedua supervise, di karenakan supervise dilakukan secara
tidak langsung biasanya dilakukan oleh karu dan belum terdokumentasi
dan belum terjadwal sistematik.
3. Pada sentralisasi obat di ruang Interna sudah terlaksana termasuk
pendokumentasian dan informed consent sudah terorganisir dengan baik.
4. Pada penerapan sistem MAKP di ruang Interna sudah menggunakan
MAKP primer berdasarkan jumlah tenaga keperawatan dan sudah
termodifikasi.
5. Discharge Planning dilakukan di nurse station dengan cara memanggil
kelurga, yaitu : jadwal kontrol, lanjutan perawatan di rumah, aktifitas dan
istirahat, aturan diet pada nutrisi, obat yang masih di minum dan
jumlahnya ,sertahasillaboratorium, foto, ECG dan surat keterangan
istirahat, Selain itu pasien diberi kartu control, dan melakukan health
education kepada pasien.
6. Ketenagaan berdasarkan hasil observasi untuk jumlah tenaga keperawatan
di ruang interna RSUD dr.Moh. Anwar Sumenep yaitu 16 perawat.
7. Penerimaan pasien baru di ruang Interna sudah dilakukan dengan baik
seperti penjelasan atau orientasi tentang fasillitas ruangan sudah dijelaskan
kepada pasien atau keluarga, namun masih butuh ditingkatkan lagi salah
satunya perawat yang menerima pasien baru untuk langung
memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga. Serta pada penjelasan
tentang penggunaan handrub atau cuci tangan 5 moment.
8. Pendokumentasian yang berlaku diruang Interna adalah sistem SOR
(source oriented record) yang digunakan dilengkapi dengan adanya format
pengkajian, tindakan setiap masalah keperawatan, catatan perawat, resume
keperawatan, lembar observasi dan sentralisasi obat.
9. Sarana dan prasarana di ruang Interna sudah tersedia dalam keadaan baik
dan sesuai dengan standar peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia
(Permenkes RI) ,namun untuk Sarana dan Prasarana Alat tenun masih
kurang memenuhi standar.

75
10. Mutu pelayanan ruang Interna menggunakan penilaian LOS dengan nilai
rata-rata ideal 6 – 9 hari.
11. Untuk keuangan menggunakan system sentralisasi rumah sakit, pengadaan
operasional ruangan mengikuti operasional rumahsakit yang sudah
diusulkan oleh ruangan.
12. Untuk timbang terima di ruang Interna dilakukan secara tertata pada setiap
pergantian shif malam ke pagi, pagi ke sore, sore ke malam.

76
BAB 3
PERENCANAN

3.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan
Profesional dalam menentukn kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya
umum kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut :
Ketua : Nafis Abdul A’la, S.Kep
W.Ketua : Rahman Riyadi, S.Kep
Sekertaris : Fadilah Dwi Mariana, S.Kep
Bendahara : Hairunnisa, S.Kep

Penangung Jawab Kegiatan : Nafis Abdul A’la, S.kep


1. Penerimaan Pasien Baru : Hairunnisa, S.Kep
2. Timbang Terima : Rahman Riyadi, S.Kep
3. Sentralisasi Obat : Andhika Dwi Parastra, S.Kep
4. Discharge planning : Putri Nurhayati, S.Kep
5. Supervisi : Fauzi Dhyaurrahman, S.Kep
6. Ronde Keperawatan : Fadilah Dwi Mariana, S.Kep
7. Dokumentasi : Moh. Ibnu, S.Kep
8. PKRS : Ach. Syakir Hamidi, S.Kep
9. MAKP : Imaniyah, S. Kep
Pengelolaan ruang rawat inap ini diselenggarakan dengan
pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan
2. Kepala Tim (PP)
3. Perawat Associet (PA)
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah
pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional diruangan. Sesuai
dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan pada bab 2 berdasarkan

77
analisa SWOT yang dibuat, maka dibuat rencana strategis untuk
pelaksanaan. Dalam penerapan MAKP model Primary Nursing terdapat
beberapa kelebihan dan kelemahan.
1. Kelebihan
a. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
b. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri
c. Pasien merasa diperlakukan sewajarnya karena terpenuhinya kebutuhan
secara individu
d. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan proteksi, informasi dan advokasi (Gillies, 1989)
2. Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan pengambilan keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, penuh pertimbangan, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai
disiplin ilmu.
3. Pembagian Tugas
a. Tugas Kepala Ruangan
1) Perencanaan
a) Menunjuk perawat primer (PP) dan mendeskripsikan tugasnya
masing-masing
b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien yang dibantu
perawat primer
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh perawat
primer
e) Merencanakan strategi pelaksanaan perawat
f) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiolois,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan

78
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien
g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
h) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
i) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
j) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat
ascociate secara jelas
d) Membuat rencana kendali kepala ruangan yang
membawahi dua perawat primer dan perawat primer yang membawahi
dua perawat ascociate
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-
lain
f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
g) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
h) Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak ada di
tempat kepala perawat primer
i) Mengetahui kondisi pasien dan menilai tingkat
kebutuhan pasien.
j) Mengembangkan kemampuan anggota
k) Menyelenggarakan konferensi
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada
perawat primer
b) Memberikan pujian kepada perawat yang
mengerjakan tugas dengan baik

79
c) Memberi motivasi dalam meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap
d) Menginformamsikan hal-hal yang dianggap penting
dan berhubungan dengan askep pasien
e) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan tugasnya
f) Meningkatkan kolaborasi
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasi
b) Melalui supervisi
c) Evaluasi
b. Tugas Perawat Primer (PP)
1) Mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
2) Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
4) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain
5) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
6) Menerima dan menyesuaikan rencana
7) Melakukan rujukan kepada pekerya sosial dan kontak dengan
lembaga soisal di masyarakat
8) Membuat jadwal perjanjian klinik
9) Mengadakan kunjungan rumah
a) Tugas Perawat Pelaksana (PA)
1) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan
proses keperawatan dan kasih sayang
2) Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab
3) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial dan
spiritual
4) Mempersiapkan pasien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan keperawatan dan pengobatan atau diagnosis

80
5) Melatih pasien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuannya
6) Memberikan pertolongan segera pada pasien gawat atau sakaratul
maut
7) Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanakan ruangan secara
admnistratif
8) Mengatur dan menyiapkan alat – alat yang ada di ruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai
9) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan
keindahan ruangan.
10) Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam, atau hari libur secaa
berganti sesuai jadwal tugas.
11) Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya
(PKMRS).
12) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan pasien baik secara lisan
maupun tulisan.
13) Membuat laporan harian pasien

81
3.2 Strategi Kegiatan
3.2.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
1. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan adalah bantuan yang yang diberikan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kekurangan
kemauan melaksanakan kegiatan sehari-hari. Pelayanan keperawatan merupakan
pelayanan keperawatan profesional menggunakan pengetahuan teoritik yang
mantap dan kokoh dari sebagai ilmu dasar dan ilmu pengetahuan sebagai landasan
untuk melakasanakan asuahn keperawatan (Achir Yani, 2007). Kualitas pelayanan
keperwatan profesional tidak hanya berpaku pada tenaga kesehatan semata, tetapi
juga fasilitas dan faktor-faktor lain yang mendukung peningkatan mutu pelayanan
keperwatan.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan tanggal 09-03 Maret
2020 Ruang Interna RSUD dr.H. Moh Anwar Sumenep didapatkan model asuhan
keperawatan profesional (MAKP) yang diterapkan di Ruang Interna RSUD dr.H.
Moh Anwar Sumenep adalah MAKP Modifikasi Tim Primer. Ruang Interna
RSUD dr.H.Moh Anwar Sumenep dikoordinatori oleh kepala ruangan yaitu
Munawar, S.Kep., Ns., selaku penanggung jawab ruang interna dan membawahi 1
Perawat primer (PP) yaitu Maria ulfa P.S, Setiap Penanggung jawab pasien
(Kat3im) membawahi perawat associate (PA). Dalam satu hari kerja terdapat 3
shift yaitu pagi, sore dan malam. Dalam Setiap shift terdapat Penanggung jawab
pasien (Katim) sebagai penanggung jawab pada shift tersebut katim yang
membawahi PA. Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja
dengan melibatkan anggota keperwatan dalam memberikan pelayanan asuhan
keperwatan profesinal. Keberhasilan asuhanq keperawatan sangat ditentukan oleh
pemilihan metode asuhan keperwatan profesional (Nursalam, 2015). Metode Tim
merupakan suatu metode yang menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/ grup yang terdiri atas tenaga
profesional,teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling
membantu. Metode ini biasa digunakan dalam pelayanan keperawatan di unit
rawat inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat. Model asuhan keperawatan

82
profesional (MAKP) metode tim memungkinkan pelayanan keperawatan
menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, memungkinkan
komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan
kepada anggota tim (Nursalam, 2015). Pengelolaan yang dapat digunakan dalam
peningkatan mutu keperawatan berupa asuhan keperawatan profesioanal (MAKP)
yang meliputi ketegaan sistem MAKP dan perbaikan dokumentasi keperwatan
dengan menerapkan prinsip SME (sesuai standar, mudah dilaksankan, efektig dan
efisien). Model keperwatan profesinal ini mampu mendorong keperawatan dalam
memperjelas deskripsi kerja, meningkatkan kemampuan meningkatkan kemapuan
dalam mendiskusikan masalah dengan tenaga kesehatan yang lain dan membantu
keperawatan untuk lebih bertanggung jawab gugat secara profesional terhadap
tindakannya (Nursalam, 2015).
Dari hasil wawancara dan observasi diketahui penerapan model asuhan
keperawatan profesional (MAKP) metode tim sudah berjalan dengan konsep
karena perawat sudah baik dalam pelaksanaan MAKP yang dilakukan. Kurangnya
SDM mengakibatkan kurangnya fokus perawat untuk bertanggung jawab penuh
terhadap pasien. Oleh sebab itu, mahasiswa program pendidikan Profesi Ners
2020 mencoba menerapkan model asuhan keperawatan profesional (MAKP)
dengan metode asuhan keperawatan primer, dimana metode penugasan dimana
satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit di Ruang
Interna RSUD dr.H. Moh Anwar Sumenep dengan perawat yang bertugas di
ruang tersebut. Model asuhan keperawatan tersebut diharapkan mampu
menyelesaikan masalah dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
profesional sehingga mampu memenuhi tuntutan masyarakat.
2. Masalah
Pelaksanaan MAKP modifikasi Tim Primer sudah efektif namun terkadang
mengalami kendala.
1) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan model MAKP modifikasi Primer di
ruangan dengan baik
2) Tujuan khusus

83
a) Menganalisis komponen-komponen dari MAKP yang belum
terlaksana optimal diruangan.
b) Membuat perencanaan pengoptimalan pelaksana MAKP.
c) Melakukan evaluasi dari pelaksana MAKP yang telah
direncanakan.
3) Target
a. Penerapan MAKP berjalan sesuai dengan penerapan yang
telah dibuat.
b. Komponen-komponen MAKP terlaksana optimal.
c. Mahasiswa mampu menerapkan MAKP Primer sesuai dengan
job description.
4) Program kerja
1. Rencana Strategis
a) Mendiskusikan bentuk dan penerapan model MAKP yang
dilaksanakan yaitu model MAKP Primer.
b) Mengajukan proposal MAKP dan melaksanakan dsiminasi awal.
c) Sosialisasi hasil desiminasi.
d) Melakukan pembagian peran perawat.
e) Menentukan deskripsi dan tanggung jawab perawat.
f) Menerapkan model MAKP yang sudah ditentukan.
2. Pengorganisasian
a) Penanggung jawab : Imaniyah, S.Kep
b) Waktu : 16 Maret 2020

3.2.2 Peneriamaan pasien baru


1. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan sebagai
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon ada yang harus bersifat
kondusif dan konkret dalam langkah-langkah pelaksaannya (Nursalam, 2015).
Salah satunya adalah pada saat penerimaan pasien baru. Penerimaan pasien baru
adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan.
Dalam menerima pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi

84
ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan ( Nursalam, 2015). Penerimaan
pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif
melibatkan klien dan keluarga, dimana sangat mempengaruhi mutu kualitas
pelayanan. Penemuan tingkat kepuasan pasien dapat dimulai dengan adanya suatu
perencanaan tentang kebutuhan asuhan keperwatan sejak masuk sampai pasien
pulang. Penerimaan pasien baru yang sesuai standar akan meningkatkan mutu
kualitas pelayanan pasien terhadap pelayanan suatu rumah sakit. Praktek
keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama
berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan
asuhan keperwatan sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggng jawab
(Suyanto, 2002). Kontribusi pelayanan keperwatan terhadap pelayanan kesehatan,
yang dilaksankan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen
pelayanan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu
proses perubahan atau transformasi dari sumber sumber daya yang memiliki untuk
mencapai tujuan. Manajemen keperwatan menurut Nursalam (2002), merupakan
suatu pelayanan keperawatan profesioanl dimana tim keperwatan dikelola dengan
menjalankan 4 fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian
motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan
memerlukn keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antara manusia,
konseptual yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna
dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam mengembangkan keperwatan
di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap
perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperlihatkan setiap perubahan yang terjadi.
Penerimaan pasien baru adalah dengan interaksi pasien, kluarga dan
petugas lain dalam kegiatan serah terima dalam kegitan serah terimah pasien yang
baru masuk di ruang perawatan (Suarli, 2010). Pebnerimaan pasien baru dapat
dimulai dengan adanya upaya perencanaan tentang kebutuhan asuhan
keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang (Nursalam, 2015). Penerimaan
pasien baru yang yang belum dilakukan sesuai standar maka besar kemungkinan

85
akan menurunkan mutu kualitas pelayanan yang pada akhirnya menurunkan
tingkat kepercayaan pasien terhadap pelayanan suatu rumah sakit.
Berdasarkan data kuesioner didapatkan bahwa semua perawat (100%)
telah melakukan pendokumentasian penerimaan pasien baru, dari observasi rekam
medik didapatkan format penerimaan pasien baru terisi. Adapun teknis
pelaksanaan penerimaan pasien baru di Ruang Interna sudah sesuai dengan teori
yang telah diterapkan. Dalam penerimaan pasien baru, terdapat format khusus
berupa keterangan tertulis untuk pasien dan keluaraga pasien tentang Hak dan
Kewajiban pasien, Persetujuan Pelayanan Kesehatan, Privasi, Rahasia
Kedokteran, Membuka Rahasia Kedokteran, Persetujuan Praktek Pendidikan,
Barang Pribadi, Pengajuan Keluhan, Kewajiban Pembayaran, Obat.
Selain keterangan tertulis petugas juga memberikan keterang lisan kepada
pasien dan keluarga pasien tentang orientasi ruangan yang berhubungan dengan
Ruang Interna seperti ruang kepala ruangan, ruang perawat untuk melaporkan
keluhan, tempat obat, kamar mandi pasien, dan jalur evakuasi. Perlu ditingkatkan
lagi dengan adanya pendokumentasian untuk pasien rawat inap (papan nama
pasien) untuk memudahkan keluarga pasien mengetahui ruangan pasien dirawat.
Mahasiswa Ners 2020 berinisiatif untuk melakukan pendokumentasian
untuk pasien rawat inap (papan nama pasien), serta memberi kartu penunggu
pasien dan memberi penyuluhan setiap ada pasien baru mengenai cuci tangan.
1. Masalah
1) Orientasi ruangan kepada pasien dan keluarga berjalan optimal tetapi perlu
ditinggkatkan lagi untuk meningkat pelayanan.
2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam penerimaan pasien baru sesuai
standar di Ruang Interna RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep.
2) Tujuan Khusus
1) Merencankan perencanaan penerimaan pasien baru dan bekerja sama
dengan perawat.
2) Menyusun SOP penerimaan pasien baru.
3) Menyusun alur penerimaan pasien baru.

86
4) Menyusun lembar penerimaan pasien baru.
5) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan penerimaan pasien baru.
6) Mengevaluasi hasil pelaksanaan penerimaan pasien baru.
3. Target
Penerimaan pasien baru dapat berjalan dengan optimal melalui perbaikan
format penerimaan pasien baru yang disampaikan serta mempertahankan alur
dan proses penerimaan pasien baru yang lebih baik dalam pelaksanaannya.
Kriteria Evaluasi:
1) Struktur
a. Menentukan penanggung jawab penerimaan pasien baru.
b. Menyusun teknik penerimaan pasien baru bersama-sama dengan
keperawatan Ruang Interna RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep.
c. Persiapan format penerimaan pasien baru.
2) Proses
a. Melakukan penerimaan pasien baru bersama dengan KaRu, PP, PA.
b. Perkenalan dan orientasi ruangan, penjelasan peraturan rumah sakit
penjelasan tentang hak dan kewajiban serta Serta menjelasan
tentang penggunaan handrub atau cuci tangan 5 moment.
c. PA melakukan pemeriksaan fisik
d. Memberikan kartu pengunjung bagi pasien dan keluarga saat
akreditasi.
3) Hasil
a. Perawat mampu melakukan penerimaan pasien baru sesuai dengan
alur penerimaan pasien baru.
b. Mensosialisasikan ulang pelaksanaan penerimaan pasien baru yang
benar.
c. Melaksanakan penerimaan pasien baru secara lengkap sesuai dengan
format yang ada.
d. Meningkatkan koordinasi antara perawat pelaksana dan perawat
primer selaku penanggung jawab penerimaan pasien baru.
4. Program Kerja
1). Rencana Strategi

87
a. Menentukan penanggung jawab penerimaan pasien baru.
b. Menentukan materi penerimaan pasien baru
c. Menentukan jadwal pelaksanaan penerimaan pasien baru
d. Melaksanakan penerimaan pasien baru
2). Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : Hairunnisa, S.Kep
b. Role play : Kamis, 20 maret 2020

3.2.3 Sentralisasi Obat


1. Latar Belakang
Sentralisasi obat adalah pengolahan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolahan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2015). Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi, persiapan
sentralisasi obat serta pendokumentasian hasil pelaksanaan sentralisasi obat. Dalam
pemberian obat diperlukn ketepatan waktu, dosis, cara dan tempat pemberian obat.
Salah satu upaya untuk memastikan pemberian obat yang tepat dan efektif adalah
sistem sentralisasi obat yang sekarang ini sudah dikembangkan di Ruang Interna
RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. Pengawasan terhadap penggunaan obat oral
maupun parenteral marupakan salah satu tugas perawat karena penggunaan obat
yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian bagi pasien. Resistensi
tubuh terhadap obat dan resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat
oleh penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian yang lain yang bisa terjadi
adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang
tidak diharapkan dapat menimbulkan kerugian pada pasien secara ekonomi. Oleh
karena itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat dapat
diberikan tepat waktu.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat
perlu di sentralisasi.
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.

88
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal
obat standar yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektivitas
dan keamanan yang sama.
3. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang
diperlukan.
4. Memberikan obat kepada pasien yang tidak
mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa untuk minum.
5. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga
banyak yang tersisa sesudah batas kadaluarsa.
6. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat
menjadi tidak efektif.
7. Meletakkan obat di tempat yang lembap, terkena cahaya,
atau panas
8. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu
banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihhan atau dicuri.
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh sentralisasi adalah pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya oleh
perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan perawat:
1. Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruangan
diserahkan operasional dapat didegasikan pada staf yang di tunjuk (PP).
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat.
3. Penerimaan obat :
a. Obat yang telah diresepkan, perawat menyerahkan resep ke farmasi,
setelah itu obat diserahkan kembali ke perawat Perawat menuliskan nama
pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan serta dosis obat dalam lembar
serah terima obat dan diketahui (tanda tangan) oleh keluarga.
b. Pasien / keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan kontrol keberadaan
obat pada lembar serah terima obat yang ada di sisi pasien (sisi bed pasien).
c. Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat.
d. Keluarga dan pasien wajib mengetahui letak kotak obat.

89
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam format
pemberian obat oral/ injeksi.
b. Obat-obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang telah tercantum format pemberian
obat oral/ injeksi.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat dan efek samping kemudian memberi kode dan tanda
tangan setelah melakukan pemberian obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala ruangan /
petugas yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam format pemberian
obat oral/injeksi.
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan rute pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam
buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka
dokumentasi tetap di catat pada buku sentralisasi obat dan lembar kontrol
obat.
6. Obat khusus
a. Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu saja.
b. Pemberian obat khusus tetap dicatat pada buku sentralisasi obat yang
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan pada pasien/keluarga: nama obat, kegunaan
obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian. Wadah
obat sebaiknya diserahkan / ditunjukkan pada pasien atau keluarga
Berdasarkan hal tersebut, untuk lebih mengotimalkan pelaksanaan sentralisasi
obat di Ruang Interna RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep. akan dilaksanakan
sentralisasi obat baik oral maupun parenteral oleh Perawat serta pembuatan informed
consent untuk sentralisasi obat.

90
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 11 februari 2019 dan hasil
observasi serta pengumpulan data yang dilakukan dengan perawat ruangan, alur
sentralisasi obat di ruang Ruang Interna RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep sudah
dilakukan sesuai MAKP sentralisasi obat. Hasil wawancara kepada PJ unit
sentralisasi obat diperoleh informasi bahwa sentralisasi obat dijalankan sepenuhnya
diruangan tersebut. Sentralisasi obat telah dilakukan dengan sistem tersentralisasi
ODD (One day dose)
Wawancara terhadap perawat Ruang Interna RSUD dr. H. Moh. Anwar
Sumenep menyatakan bahwa obat yang sesuai dosis dan waktu pemberian, serta
ditulis dalam etiket obat. Penulisan dalam medication chart menggunakan sistem
checker yaitu obat dari farmasi akan di cek kembali oleh perawat dengan
mencantumkan paraf perawat. Persetujuan antara perawat dan pasien dalam proses
sentralisasi obat sudah dilakukan secara lisan (informet) dan dilakukan secara tertulis
(consent). pengoplosan obat juga masih dilakukan oleh perawat, yang seharusnya
tugas tersebut dilakukan oleh petugas farmasi.
Proses pemberian obat di Ruang Interna RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep
mengedepankan mutu pelayanan dan keselamatan pasien sehingga proses
pengoplosan obat dilaksanakan satu persatu dan adanya crosscheck.
1. Masalah
a. Pengoplosan obat masih dilakukan oleh perawat, yang seharusnya tugas
tersebut dilakukan oleh petugas farmasi.
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengoptimalkan peran perawat dalam mengelola sentralisasi
obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengelola obat pasien
b. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi
c. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
sentralisasi obat.
d. Meningkatkan kelengkapan pendokumentasian khususnya tentang
sentrlisasi obat.

91
3. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
- Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat
- Menyiapkan format sentralisasi obat (medication chart)
- Menyiapkan format informet consent tentang sentralisasi obat
b. Proses
- Melaksanakan sentralisasi obat pasien bersama dengan perawat ruangan dan
bagian formasi
- Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolahan sentralisasi obat
c. Hasil
- Klien meminta sistem sentralisasi obat
- Perawat mampu mengelola obat pasien
- Mutu pelayanan pada pasien terutama dalam pemberian obat meningkat
- Dapat bertnggung jawab dan bertanggung gugat baik secara hukum maupun
normal
- Pengelolahan obat efektif dan efisien
4. Program kerja
a. Rencana strategi
1) Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat
2) Menyusun proposal sentralisasi obat
3) Melaksanakan sentralisasi obat bekerjasama dengan perawat ruangan dan
bagian farmasi serta dokter
4) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolahan sentralisasi obat
b. Pengoganisasian
1) Penanggung jawab : Ach Haryono B, S. Kep
2) Waktu : 40 Menit
3) Role play : 21 Februari 2019

3.2.4 Timbang terima

92
A. Latar belakang
Profesional dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif
antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk yaitu saat
timbang terima klien. Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan
klien. Timbang terima klien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaborasi yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan klien saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kasinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer antar shift secara tulisan dan lisan.
Setiap timbang terima di Ruang Interna RSUD dr. H .Moh. Anwar Sumenep,
dihadiri oleh perawat yang bertugas dan juga kepala ruangan kecuali untuk shift sore
ke malam tanpa kepala ruangan. Timbangan terima dilakukan diruang perawat. Alur
timbang terima di Ruang Interna Interna RSUD dr. H .Moh. Anwar Sumenep sudah
sesuai dengan teori baik pelaporan diagnosa keperawatan pasien maupun pengisian
dukumentasi. Timbangan terima dimulai dengan pembukaan oleh Ka.Ru dan
dipimpinan untuk berdoa, kemudian Katim dipersilahkan melaporkan timbang terima
sudah lengkap, berupa jumlah pasien, identitas pasien, diagnosa medis, keluhan
penderita, tanda-tanda vital, intervensi kolaborasi dan rencana tindakan selanjutnya
(terkait hal medis, seperti pemeriksaan lab, foto, dll). Data subjektif, masalah
keperawatan serta intervensi mandiri perawat telah dilaporkan secara lisan dan
terdokumentasi cukup baik.
Setelah dilakukan pelaporan timbang terima secara lisan, dilakukan validasi
ke pasien secara bersama-sama. Pelaksanaan timbang terima diRuang Interna RSUD
dr. H .Moh. Anwar Sumenep di dukomentasikan pada buku timbang terima khusus
tapi juga dibacakan dari dokumen rekam medis setiap pasien. Keakuratan data yang
diberikan saat timbang terima sangat penting, karena dengan timbang terima ini
maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan akan bisa dilakukan secara
berkelanjutan, dan mewujudkan tanggung jawab dari seorang perawat. Bila timbang

93
terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan
keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan
sebagai dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menentukan kualitas
pelayanan keperawatan dan menurunkan tingkat kepuasan pasien.
Dokumentasi keperawatan yang digunakan di Ruang Interna RSUD dr. H
.Moh. Anwar Sumenep adalah sistem pendokumentasian dengan SOAP (Subjektif,
Objektif, Assesment, and Plaining). SOAP merupakan kerangka acuan dalam
pelaporan kondisi pasien yang memerlukantindakan segera (Nursalam, 2012). Selain
itu, SOAP merupakan bagian terpenting dari proses timbang terima karena
komponen SOAP tersebut yang disampaikan oleh perawat kepada perawat yang akan
dinas selanjutnya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa Program Studi
Profesi Ners Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Wiraraja Sumenep melaksanakan
timbang terima pasien berdasarkan konsep model asuhan keperawatan profesional
primary nursing di Ruang Interna RSUD dr. H .Moh. Anwar Sumenep.
Berdasarkan observasi pada tanggal 11-13 februari 2019 di Ruang Interna
RSUD dr. H .Moh. Anwar Sumenep tahapan persiapan sudah dilaksanakan sesuai
dengan teori. Katim/ PA melaksanakan timbang terima setiap pergantian shift,
dinurse station Katim/PA melaporkan kepada PP/PA shift selanjutnya mengenai
aspek umum M1/M5 , jumlah pasien,identitas pasien beserta diagnosa medis dan
masalah keperawatan yang mungkin masih muncul, tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan, intervensi kolaborasi dan dependen, rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya. Ka.Ru di Ruang Interna RSUD dr. H
.Moh. Anwar Sumenep yang kemudian dilanjutkn dengan melaporkan data pasien
dengan metode SOAP (subjektif, Objektif,Assesment,Plaining). Di Nurse station,
setelah dibuka oleh Ka.Ru, kelompok shift selanjutnya mencatat hal-hal yang di
sampaikan /PA yang jaga. Penyampaian yang singkat, padat jelas, perawat shift
selanjutnya dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yng kurang jelas. Kemudian kedua kelompok jaga menuju ke
masing-masing pasien, Ka.ru/Katim menyampaikan salam dan menanyakan
kebutuhan dasar pasien.
Pendokumentasian dilakukan di buku handover yang sudah di sediakan oleh
ruangan, untuk dibacakan pada saat timbang terima. Tanda tangan yang tercantum

94
dalam buku handover adalah tanda tangan NIC, dan Ka.Ru di Ruang Interna RSUD
dr. H .Moh. Anwar Sumenep.
Berdasarkan hasil observasi timbang terima dilakukan 3 kali (Jam 07.00,
13.30, 20.30), rata-rata timbang terima selesai dalam waktu 1 jam, dalam timbang
terima perawat harus mengetahui apa yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan
timbang terima (rekam medis, buku catatan), mengetahui apa yang harus di
sampaikan saat timbang terima (SOAP), dan mengetahui teknik pelaporan timbang
terima ketika berada di depan pasien (menanyakan keluhan pasien, mengecek tetesan
infus). Timbang terima dihadiri oleh perawat yang bertugas, untuk mengunjungi
masing-masing pasien di butuhkan waktu <5 menit dan yang bertanggung jawab
tentang persetujuan dan penerimaan timbang terima adalah perawat primer. Timbang
terima yang di lakukan pada shift pagi di buka oleh Ka.Ru, sedangkan pada shift
sore, malam dan hari libur dibuka oleh PA. Sementara itu, untuk cara penyampaian
dan persiapan untuk timbang terima semua perawat paham dan mengerti tentang tata
caranya. Validasi pada tiap pasien dilakukan selama <5 menit, pelaksanaan dari
timbang terima ini didokumentasikan dalam buku timbang terima yang sudah
tersedia di ruangan. Tanda tangan yang di cantumkan dalam buku ini adalah tanda
tangan Ka.Ru di Ruang Interna RSUD dr. H .Moh. Anwar Sumenep. Dalam buku
timbang terima ini juga di sertakan jumlah pasien yang di rawat di Ruang Interna
RSUD dr. H .Moh. Anwar Sumenep. Berdasarkan hasil kuesioner dari 18 orang
perawat di Ruang Ruang Interna RSUD dr. H .Moh. Anwar Sumenep 100% perawat
mengatakan bahwa setiap shift di lakukan timbang terima.
Masalah :
1. Masalah pasien lebih fokus terhadap diagnosa medis
1. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan timbang terima maka mahasiswa praktik profesi manajemen
dan perawat di Ruang Interna RSUD dr. H .Moh. Anwar Sumenep mampu
mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan
baik, sehingga kesinambungan informasi mengenai keadaan klien dapat
dipertahankan.
2. Tujuan khusus

95
1) Menyampaikan masalah kondisi dan keadaan klien (data fokus)
2) Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien
3) Menyampaikan hal-hal yang perlu di tindak lanjuti oleh shift berikutnya.
3. Kriteria evaluasi
1) Struktur
1. Menentukan penanggung jawab timbang terima
2. Menyusun teknik timbang terima bersma-bersama dengan staf
keperawatan
3. Menentukan materi timbang terima
4. Menyiapkan rekam medis pasien yang akan digunakan dalam
timbang terima
5. Mempersiapkan buku laporan
4. Proses
1. Melakukan timbang terima bersama dengan Ka.Ru bersama dan staf
keperawatan pada setiap pergantian shift
2. Timbang terima dipimpin oleh nurse in change
3. Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasiswa yang berdinas dan yang
akan dinas.
4. Timbang terima dilaksanakan di ruang perawat dengan pelaporan tiap
pasien maksimal 3 menit
5. Menjelaskan masalah yang berfokus pada masalah keperawatan
5. Hasil
1. Perawat mampu melakukan timbang terima sesuai dengan konsep SOAP
2. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna
3. Dapat meningkatkan kemampuan dan komunikasi antar perawat
4. Menjalin hubungan kerjasma yang bertanggung jawab antar perawat
5. Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan berkesinambungan
2) Program kerja
a. Rencana strategi
- Menentukan penanggung jawab timbang terima
- Menyusun proposal timbang terima

96
- Mendokumentasikan hasil pelaksanaan timbang terima
3) Pengoganisasian
- Penanggung jawab : Eko Darmawan, S.Kep
- Waktu : 40 Menit
- Role play : 1 Menit 2019
1.6 program kerja
1. Rencana strategi
1) Menentukan penanggung jawab timbang terima
2) Menyiapkan kasus kelolaan yang akan di gunakan untuk timbang
terima
3) Mengatur jadwal pelaksanaan timbang terima
4) Timbang terima dapat dilakukan secara lisan dan tertulis
5) Melaksanakan timbang terima bersama dengan Ka.Ru dan staf
keperawatan
6) Dilaksanakan pada setiap pergantian shift
7) Dipimpin oleh nurse in change sebagai penanggung jawab shift dan
di ikuti oleh perawat dan mahasiswa yang berdinas dan yang akan
berdinas
8) Informasi yang di sampaikan harus akurat, singkat, sistematis, atau
menggambarkan kondisi pasien saat ini dengan tetap menjaga
kerahasiaan pasien
9) Timbang terima harus berorentasi pada konsep SOAP
10) Mendokumentasikan hasil timbang terima.

3.2.5 Ronde keperawatan


1. Latar Belakang
Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan apa yang
menjadi tuntutan masyarakat dan perkembangan IPTEK maka perlu pengembangan
dan pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan profesional yang efektif dan
efisien. Dalam metode keperawatan primer merupakan sala satu metode pemberian
pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan,
yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah

97
keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat primer ataupun perawat pelaksana, konselor, kepala ruangan,
dan seluruh tim keperatawatan dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai
fokus kegiatan. Dengan dilakukannya ronde keperawatan diharapkan dapat
memecahkan suatu permasalahan keperawatan pada pasien melalui cara berpikir
kritis berdasarkan konsep asuhan keperawatan.
Ronde keperawatan adalah suatu sarana bagi perawat untuk membahas
masalah keperwatan dengan melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan,
konsultan keperawatan, serta tim kesehatan lain. Selain dapat menyelesaikan masalah
keperawatan pasien ronde keperawatan merupakan suatu proses belajar bagi perawat
dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Dari kepekaan cara berpikir perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer
pengetahuan dan pengaplikasiankonsep teori secara langsung pada kasus yang nyata.
Dengan dilakukannya ronde keperawatan yag berkelanjutan ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan perawat ruang untuk lebih berfikir secara kritis dalam
peningkatan perawatan secara profesional. Dengan pelaksanaan ronde keperawatan
ini, juga akan terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan
tim kesehatan lain guna untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada klien
(Nursalam, 2014).
Ruang Interna RSUD dr.H Moh Anwar Sumenep belum memiliki standart
operasinal prosedur ronde keperawatan dan alur ronde keperawatan. Adapun indikasi
pasien layak ronde yaitu mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi
meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan, pasien dengan kasus baru/ langkah
(Nursalam, 2014), pasien dengan komplikasi yang sudah diterapi namun belum
mencapai kreteria hasil dan perawatan pasien lama lebih dari 7 hari.
Namun pada praktek sehari-harinya perawat telah melakukan ronde
perawatan secara tidak langsung / biasa disebut case meeting. Case meeting
merupakan ronde keperawatan namun belum terstruktur serta terdukomentasi. Case
meeting dilakukan secara diskusi antara perawat, dokter, ahli gizi ataupun tim
kesehatan lainnya. Hal tersebut dapat dijadikan pendorong untuk proses tindak lanjut
pelaksanaan ronde keperwatan di Ruang Interna RSUD dr.H Moh Anwar Sumenep

98
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami mahasiswa Program
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Wiraraja Sumenep 2019
akan mengadakan kegiatan ronde keperawatan di Ruang Interna RSUD dr.H Moh
Anwar Sumenep selama praktik profesi manajemen keperawatan, maka kami dengan
langsung mengundang semua tenaga medis (dokter, gizi, perawat, farmasi) diruang
interne untuk dilakukan ronde keperawatan.

99
TAHAP PRA
RONDE PP

Penetapan pasien dengan kriteria :


1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru/ langka

Persiapan pasien :
1. Inform concent
2. Hasil pengkajian/
validasi data

1. Apa diagnosis keperawatan?


TAHAP PELAKSANA Penyajian 2. Apa data yang mendukung?
DI NURSE STATION 3. Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
4. Apa hambatan yang
TAHAP RONDE ditemukan?
KEPERAWATAN
Validasi data di
Bed Pasien
TAHAP PASKA
RONDE
Diskusi : Konselor,KARU,PP,PA,
tim kesehatan lain, pasien / keluarga
pasien

Lanjutan diskusi di
Nurse Station

Kesimpulan dan rekomendasi


solusi masalah

Gambar 3.1 alur ronde keperawatan (Nursalam, 2015).

100
2. Masalah
Belum memiliki standart operasional dan format ronde keperawatan.
3. Tujuan
1) Tujuan umum
Dilakukan ronde keperawatan sesuai standart operasinal dan format ronde
keperawatan yang dibuat
2) Tujuan khusus
Setelah adanya standart operasional dan format ronde keperawatan
dilakukan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
(1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis
(2) Meningkatkan kemampuan validasi data data klien
(3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosiis keperawatan
(4) Meningkatkan untuk memodifikasi rencana keperawatan
(5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorentasi
pada masalah klien
(6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
(7) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
4. Kriteria evaluasi :
1) Struktur
(1) Menentukan tim ronde keperawatan
(2) Menyusun SOP dan format ronde keperawatan
2) Proses
(1) Membuka kegiatan ronde keperawatan
(2) Menyempaikan resume pasien
(3) Melakukan validasi ke pasien
(4) Melakukan diskusi dengan dokter, ahli gizi, dan konselor
(5) Mebrikan rekomendasi dan saran
3) Hasil
(1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis
(2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
(3) Meningkat kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
(4) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan

101
(5) Menumbuhkan pemikiran tenntang tindakan keperawatan yang
berorentasi pada massalah klien
(6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
(7) Meningkatakan kemampuan dalam penilaian hasil kerja
4) Program kerja
(1) Rencana strategi
(2) Menetukan penanggung jawab ronde keperawatan
(3) Menentukan peserta ronde keperawatan
(4) Menentukan jadwal pelaksanaan ronde keperawatan
(5) Melaksanakan penerimaan ronde keperawatan
5) Perorganisasian
(1) Penanggung jawab : Emylia Ananda P, S.Kep
(2) Tanggal / waktu : 45 menit
(3) Role play : 02 Maret 2019

3.2.6 Supervisi
1. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis antar disiplin
profesi kesehatan dan non kesehatan. Pelayanan yang berkualitas haruslah didukung
oleh sumber-sumber yang memadai, antara lain sumber daya manusia yang bermutu,
standar pelayanan termasuk pelayanan termasuk pelayanan keperawatan yang
berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat (Woke,1990).
Supervisi keperawatan merupakan salah satu upaya yang merupakan
dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan
para perawat sebagai penunjang peningkatan kualitas dari pelayanan (Depkes,1999).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 11-13 Februari
2019 dengan Kepala ruangan dan PP, kegiatan supervisi yang dilakukan di Ruang
Interna RSUD dr. H. Moh Anwar sumenep ini belum terjadwal. Belum ada format
yang lengkap mengenai supervisi dan penilaian, karena jarangnya supervisi yang
dilakukan di Ruang Interna ini. Supervisi tidak langsung biasanya meliputi
pengecekan rekam medis, namun belum terdokumentsikan dan dilakukan oleh PJ
atau karu.

102
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami mahasiswa Program
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Wiraraja Sumenep 2019
akan mengadakan supervisi keperawatan di Ruang Interna RSUD dr.H Moh Anwar
Sumenep selama praktik profesi manajemen keperawatan.
2. Masalah
Belum terjadwal secara rutin perlu adanya format penilaian untuk supervisi
1) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan supervisi dalam lingkup tanggung
jawab sebagai supervisor keperawatan
2) Tujuan khusus
(1) Mampu menyusun, melaksanakan atau menetapkan tujuan supervisi
(2) Menilai kinerja perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan
(3) Mampu memberikan masukan terhadap staff
(4) Mampu memberikan follow up terhadap hasil supervisi terhadap staff
(5) Mampu melaksanakan dokumentasi supervisi
(6) Membuat dan mensosialisasikan format penilaian supervisi
3) Kriteria evaluasi :
1) Struktur
(1) Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
(2) Menyusun konsep supervisi keperawatan
(3) Menentukan materi supervisi
2) Proses
(1) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan
supervisor
(2) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan
3) Hasil
(1) Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal
(2) Adanya format tentang penialaian supervisi keperawatan
(3) Supervisi memberikan reward pada PP/PA
(4) Adanya jadwal secara tertulis tentang supervisi keperawatan
3. Program Kerja
1) Rencana strategi

103
2) Mengajukan proposal supervisi
3) Menentukan materi supervisi keperawatan
4) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama perawat ruangan
5) Mendokumentasikan hasil pelaksanakan supervisi keperawatan
6) Memberikan penilaian dan reward pada PP/PA
7)Pengorganisasian
(1) Penanggung jawab : Tiramaya Afriyani
(2) Waktu : 45 menit
(3) Role play : 01 Maret 2019

3.2.7 Discharge Planning


1. Latar Belakang
Kesehatan sangat penting bagi setiap orang. Setiap orang yang sakit akan
datang ketempat pelayanan kesehatan, mereka mengharapkan kesembuhan dari
penyakitnya. Bagi orang yang sedang dirawat dirumah sakit juga mengharapkan
segerah sembuh dari penyakit yang dideritanya. Perawat dapat membantu klien yang
mengharapkan kesembuhannya dengan mempersiapkan mereka untuk merencanakan
pulang dari rumah sakit dan kembali kepada rumah mereka masing-masing salah satu
bentuk peran perawat yang harus ditingkatkan keefektivannya adalah saat
perencanaan pulang (discharge planning). Perencanaan pulang (discharge planning)
merupakan proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, perseiapan, serta
koordinasi yang dilakukan untuk memberi kemudahan pengawasan layanan
kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang. Perencanaan pulang
didapat dari proses interaksi ketikakeperawatan profesional, pasien, keluarga,
berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontiunitas keperawatan yang
diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat pada masalah pasien yaitu
pencegahan, terapiutik, rehabilitasi serta keperawatan rutin (Nursalam, 2014).
Perawat adalah salah satu anggota tim discharge planning, dan sebagaidischarge
planningperawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan
data yang berhubungan untuk mengedintifikasi masalah aktual dan potensial,
menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluar, memberikan tindakan
khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan

104
atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi
kesinambungan asuhan keperawatan.
Menurut Raden dan Tafft (1990), discharge planning merupakan suatu proses
terintragasi yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan
keperawatan yang berkesinambungan. Perencanaan pasien pulang bertujuan untuk
memandirikan pasien dirumah sehingga pelaksanaan dan pendukomentasian
perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang efektif dan tepat yang diharapkan
tercapainya tujuan.kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan discharge
planning akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi
fisik.
Berdasarkan teori discharge planning dilakukan mulai pasien masuk selama
perawatan, selama perawatan, dan saat akan pulang. Dischargeplanning dilakukan
secara lisan dan tertulis oleh perawat ruangan dengan memberikan checklist pasien
pulang atau kartu kontrol, belum ada brosur yang mendukung proses discharge
planning. Sudah ada pembagian jobdesk perawat untuk pelaksanaa discharge
planning yakni perawat yang ditunjuk langsung ataupun perawat yang bertanggung
jawab atas pasien tersebut baik Katim maupun PA.
Format instrumen discharge planning telah ada dengan isi sesuai dengan
standart yaitu: identitas pasien tanggal dan tempat kontrol, status keadaan pasien
aturan diet, obat, perawatan luka di rumah, aktifitas dan istirahat, perawatan umum,
dan hasil pemeriksaan yang dibawa pulang. Ditentukan pula format resume untuk
discharge planningyang telah dilaksanakan kepada pasien. Dalam melakukan
perencanaan pulang perawat belum pernah melakukan leaflit dan discharge planning
yang bisa dibawah pulang oleh pasien sehingga memungkinkan pasien untuk lupa
terhadap edukasi yang sudah diberikan oleh perawat, keseluruhan proses tersebut
didokumentasikan dalam format discharge planning yang ada dalam rekam medis
pasien.
Role play discharge planning yang akan diadakan oleh mahasiswa praktek
keperawatan manajeman Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Wiraraja Sumenep, planning yang akan kita buat adalah membuat laflet
mengenai penyakit pasien dan kotak saran kepuasaan pasien pada psien pulag maka

105
diharapkan pelaksanaan discharge planning di ruang di Ruang Interna dapat tercapai
secara maksimal.
2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah pelaksanaan praktek keperawatan manajemen diharapkan
mahasiswa dan perawatdi ruang di Ruang Interna RSUD dr. H. Moh Anwar
mampu menerapkan discharge planning dengan baik dan benar.
2) Tujuan khusus
(1) Mengidentifikasi kebutuhan klien untuk discharge planning
(2) Mengidentifikasi masalah klien dalam discharge planning
(3) Membuat perencanaan discharge planning
(4) Hal-hal yang harus diketahui pasien sebelum pulang
(5) Mengajarkan pada klien dan keluarga tentang perawatan klien di rumah
yang meliputi diet, aktivitas istirahat, waktu dan tempat kontrol.
(6) Melakukan evaluasi kepada klien atau keluarga selama pelaksanaan
discharge planning
(7) Mendokumentasikan pelaksanaan discharge planning

3. Kriteria Evaluasi :
1) Evaluasi struktur
(1) Persiapan dilakukan saat pasien masuk di Ruang Interna RSUD dr. H.
Moh Anwar Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
(2) Menyusun proposal
(3) Menetapkan kasus
(4) Pengorganisasian peran
(5) Penyusunan leaflet, kartu discharge planning
2) Evaluasi proses
(1) Mengajarkan pada klien dan keluarga tentang perawatan klien di rumah
yang meliputi diet, aktivitas istirahat, waktu dan tempat kontrol

106
(2) Melakukan evaluasi kepada klien atau keluarga selama pelaksanaan
discharge planning
(3) Mendokumentasikan pelaksanaan discharge planning
3) Evaluasi hasil
1. Terdokumentasinya pelaksanaan pasien pulang
2. Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga
4. Program Kerja
1) Rencana strategi
(1) Menentukan penanggung jawab discharge planning
(2)Menentukan materi discharge planning
(3)Menentukan pasien yang akan dijadikan subjek dicharge planning
(4)Menetukan jadwal discharge planning
(5)Melaksanakan discharge planning
2) Pengorganisasian
(1) Penanggung jawab : Wilis Oktafiana, S.Kep
(2) Waktu : 30 menit
(3) Role play : Selasa 25 Februari 2019

3.2.8 Dokumentasi Keperawatan


1. Latar Belakang
Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan
bukti dalam persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi mencakup aspek
komunikasi, proses keperawatan, standar keperawatan. Manfaat dan pentingnya
dokumentasi keperawatan terkadang sering terabaikan oleh sebagian besar perawat.
Manfaat dan pentingnya dokumentasi keperawatan antara lain dari segi hukum,
karena semua catatan informasi tentang pasien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum, oleh karena itu data harus di idendifikasi secara lengkap, jelas,
objektif dan di tanda tangani tenaga kesehatan atau perawat. Dalam hal ini perlu
dicantumkan waktu dan sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat
menimbulkan intepretasi yang salah. Dari segi jaminan mutu (kualitas pelayanan),
pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat akan kemudahan perawat untuk

107
menyelesaikan masalah pasien serta untuk mengetahui sejauh mana masalah akan
teratasi. Hal ini juga memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya masalah baru
secara dini. Selain itu dokumentasi keperawatan juga sebagai sarana komunikasi,
acuan dalam menentukan biaya perawatan pasien, sebagai bahan riset untuk
mengembangkan ilmu keperawatan dan lain sebagainya.
Fenomena yang sering terkait dokumentasi keperawatan selain terabaikan
pelaksanaan dokumentasi keperawatan juga dalam pelaksanaannya sering tidak
sesuai dengan standart pembuatan dokumentasi keperawatan yang standart. Hal
sederhana seperti tidak menghapus tulisan yang salah catatan perawat kosong atau
tidak adanya paraf perawat yang melakukan pendokumentasian masih sering terjadi.
Hal ini menjadikan keautentikan pendokumentasian keperawatan seharusnya ada
upaya untuk melakukan perbaikan terhadap kinerja perawat terutama dalam
pelaksanaan dokumentasi keperawatan.
Mahasiswa Ners Universitas Wiraraja Sumenep selama praktek klinik
mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada pasien kelolaan dengan
menggunakan format pendokumentasian menggunakan panduan dari buku Nursalam
(2016).
2. Masalah
Dari hasil observasi ada beberapa pendokumentasian yang masih belum
lengkap.
3. Tujuan
1) Tujuan Umum
Melakukan evaluasi dan perencanaan terhadap proses pendokumentasian
keperawatan yang telah ada diruangan agar bisa terlaksanakan lebih optimal
sesuai standart.
2) Tujuan khusus
(1) Pengkajian dengan format ROS (Review Of System)
(2) Mengidentifikasi tindakan dan perkembangan pasien dengan
menggunakan sistem pendokumentasian model PIE modifikasi
(3) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan patologi
(4) Mendokumentasikan dan melakukan sentralisasi obat oral dan injeksi
pada semua pasien kelolaan

108
(5) Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan setiap hari
dilembar observasi
(6) Melakukan timbang terima setiap pergantian shift
(7) Melakukan discharge planning pada pasien yang akan pulang
(8) Melakukan resume keperawatan pada pasien yang sudah pulang
4. Target
1) Semua perawat diruangan memahami pentingnya dokumentasi keperawatan
yang dilakukan
2) Adanya upaya-upaya untuk memperbaiki proses dokumentasi yang telah ada
mendekati proses dokumentasi yang standar
5. Kriteria evaluasi
1) Struktur
(1) Menentukan penanggung jawab kegiatan
(2) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai dengan
kasus di ruangan
(3) Menyiapkan format pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
(4) Menyiapkan format/ pendokumentasian keperawatan
2) Proses
(1) Penggunaan standart terminologi (pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi)
(2) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian dicatat sesuai
dengan prosedur dalam catatan yang permanen
(3) Diagnosis keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisis data
yang akurat
(4) Rencana tindakan keperawatan ditulis dandicatat sebagai bagian daricatatan
yang permanen
(5) Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu
(6) Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama dirawat,
dirujuk, pulang ataupun perubahan status pasien, respon pasien terhadap
tindakan.
(7) Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan pasien

109
3) Hasil
Mampu menerapkan pendokumentasian secara baik dan benar
6. Program kerja
1) Rencana strategi
(1) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai dengan
kasus ruangan
(2) Merevisi format pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi
(3) Menyiapkan format/ pendokumentasian keperawatan
(4) Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat ruangan

2) Pengorganisasian
(1) Penanggung jawab : Fahrul Rozi, S.Kep
(2) Waktu : 06 Maret 2019

110
Tabel 3.1 Plan Of Action
N Indikator Penanggung
Problem Tujuan Kegiatan Waktu
O Keberhasilan Jawab
1 M1-Man Mengoptimalkan 1. Disarankan kepada 1.Memberi Minggu I Hendra, S.Kep
SDM (sumber daya Kinerja perawat untuk mengikuti keterampilan
manusia) sudah memadai Keperawatan pelatihan khusus, guna kepada perawat
menambah keahlian dan dalam perawatan
keterampilan perawat pasien serta
(misal, pelatihan EKG) penggunaan alat-
alat kesehatan
(misalnya EKG)

2 M2- Material Mengupayakan 1. Membuat daftar 1. Terpenuhinya Minggu Moh. Fendro


Kurangnya alat EKG, terpenuhinya pengadaan alat sesuai kebutuhan alat II-III Yuristiawan,
dan kursi roda. kebutuhan dengan standar. kesehatan yang S.Kep
fasilitas 2. Mengusulkan sesuai dengan
pelayanan kebutuhan sesuai standar yang
standar peralatan. dibutuhkan
2. Rasio alat
kesehatan
dengan pasien
sesuai.

3 M3- Method Timbang terima 1. Menambahkan materi 1. Perawat Minggu Moh.Murida,


A. Timbang Terima dilakukan secara timbang terima dengan berkomunikasi III S.Kep
Pada saat timbang efektif dan sesuai masalah keperawatan, secara SBAR
terima masalah dengan konten rencana keperawatan, saat timbang
keperawatan hanya dan juga lebih tindakan dan terima dengan

111
focus pada diagnose fokus pada perkembangan baik dan lancar
medis diagnosa kesehatan pasien. tanpa ada data
keperawatan 2. Informasi yang yang terlewat
dengan disampaikan harus atau lupa.
menggunakan akurat, singkat, 2. Isi timbang
SBAR. sistematis yang terima tentang
menggambarkan masalah
kondisi saat ini dengan keperawatan
tetap menjaga yang sudah dan
kerahasian pasien. belum teratasi,
3. Mendokumentasikan terdokumentasi
hasil timbang terima dengan baik dan
pasien pada buku benar pada buku
operan. laporan timbang
terima yang
telah
disediakan.
3. Timbang terima
dilakukan di
nurse station
dan di pasien
dengan
melakukan
klarifikasi
kepada pasien.
4. Semua perawat
hadir dalam
pelaksanaan

112
timbang terima
.

B. Sentralisasi Obat Sentralisasi obat 1. Membuat format serah 1. Dokumentasi Minggu II Ivan Dwi Arya
1. dilaksanakan terima obat antar SO terisi Putra, S.Kep
serah terima obat dari secara optimal petugas depo farmasi lengkap
farmasi ke perawat. dengan perawat 2. Seluruh obat
2. ruangan pasien
dilaksanakannya 2. Mengadakan Informed tersentralisasi
prosedur SO secara consent untuk pasien dengan baik
lengkap. atau keluarga untuk
melaksanakan
sentralisasi obat
3. Melaksanakan
sentralisasi obat pasien
bekerja sama dengan
perawat, dokter dan
bagian farmasi

C. Ronde Keperawatan Ronde 1. Persiapan ronde Ronde Minggu Matsuri,S.Kep


Di Ruang Rawat Inap keperawatan keperawatan Keperawatan sudah III
lantai 3 RSUA pernah pelaksanaan a. Menentukan pasien terlaksana
melakukan Ronde dengan optimal yang akan dijadikan
Keperawatan oleh sesuai prosedur subyek dalamronde
perawat ruangan kperawatan
sebelumnya, tetapi b. Menetukan kasus
mahasiswa praktik baru dan langka

113
manajemen akan dengan masalah
melakukan ronde keperawatan yang
keperawatan sebagai tidak terselesaikan
tugas belajar. c. Menentukan
strategi ronde
keperawatan yang
akan dilakukan
d. Menentukan materi
dalam pelaksanaan
ronde keperawatan
e. Menyiapkan
petunjuk teknis
pelaksanaan ronde
keperawatan
f. Membuat format
pendokumentasian
kegiatan ronde
keperawatan
2. Pelaksanaan ronde
Keperawatan
a.
keperawatan
bersama-sama
kepala ruangan dan
staf keperawatan
b.
kegiatan ronde
keperawatan sesuai

114
dengan format yang
telah dibuat
c.
kegiatan ronde
keperawatan yang
telah dilakukan
3. Membuat jadwal ronde
keperawatan dengan
masalah yang terjadi di
ruangan agar dapat
cepat tertasi, misalnya
satu kali dalam
sebulan, dilaksanakan
minimal 30 menit,
dihadiri oleh
multidisiplin dan
dipimpin oleh Kepala
ruangan
4. Melaksanakan ronde
keperawatan

D. Discharge Planning Discharge 1. Menyusun perencanaan Semua pasien Minggu Imam


Belum optimalnya planning tentang : mulai masuk III Ghazali,S.Kep
discharge planning dilakukan secara a. Pelaksanaan sampai pulang
karena pemberian HE optimal dan b. discharge planning mendapatkan
hanya lisan, belum terdokumentasi sesuai standar discharge planing
tersedianya leaflet dengan baik c. Mendokumentasikan dengan media
pelaksanaan buklet dan leaflet.

115
discharge planning
d. Evaluasi system
pelaksanaan
discharge planning
yang telah dilakukan
2. Membuat media
discharge planning :
a. Brosur/ leaflet
tentang pengertian
penyakit,
pencegahan,
perawatan di rumah,
nutrisi, aktivitas dan
istirahat sesuai
dengan kebutuhan
pasien
b. Membuat leaflet
dengan tindakan
c.
d. perawatan dan kasus
terbanyak di
ruangan.
3. Membuat jadwal untuk :
a. Melakukan discharge
planning yang
dilakukan oleh
perawat
b. Merencanakan jadwal

116
pelaksanaan
discharge planning
pada pasien baru
datang, selama
perawatan dan akan
pulang
c. Melaksanakan
penyuluhan kesehatan
pada pasien baru
datang, selama
perawatan dan akan
pulang

E. Penerimaan Pasien Pelaksanaan 1. Melaksanaan 1. Format Minggu II Mohammad


Baru penerimaan penerimaan pasien baru penerimaan Mahdi,S.Kep
Pelaksanaan PPB pasien baru sesuai secara lengkap sesuai pasien baru
belum terlaksana prosedur dengan format yang terisi lengkap
secara lengkap operasional secara ada 2. Tersedianya
optimal 2. Optimalisasi lembar
identifikasi dan informed
pemasangan gelang consent rencana
pada pasien baru tindakan
3. Memberikan
lembar
informasi
mengenai hak
dan kewajiban

117
F. Supervisi Mampu 1. Mengajukan proposal Supervisi Minggu II Ika sulistiyorirni,
1. menerapkan pelaksanaan alur terdokumentasikan S.Kep
ssupervisi supervisi supervisi dengan baik dan
2. keperawatan 2. Melaksanakan benar
terjadwal dan belum dengan benar supervisi keperawatan
dilaksanakan untuk bersama-sama perawat
seluruh tenaga dan kepala ruangan
keperawatan 3. Mendokumentasikan
hasil pelaksanaan
supervisi keperawatan

G. Dokumentasi Memperbaiki 1. Perawat membiasakan RM terisi dengan Minggu II Syarif,S.Kep


1. pengisian diri mndokumentasikan baik dan benar – III
dokumentasi tidak dokumentasi setiap tindakan ke klien
lengkap keperawatan 2. Perawat membuat
2. sesuai dengan rumusan rencana
sistematikapendoku format yang tepat tindakan dari hasil
mentasian belum pengkajian yang
dilaksanakan secara didapat
optimal 3. Perawat selalu
mngevaluasi
perkembangan klien
untuk merumuskan
rencana tindakan yang
tepat
4 M5 – Mutu
1. Pengisian form Mengembangkan 1. 1. Minggu ke Mahasiswa
pengakajian nyeri mutu pelayanan untuk disiplin dan tidak pasien dengan II- III Profesi Ners

118
pada rekam medis keperawatan,, menunda pengisian keluhan nyeri
kurang lengkap serta mengadakan form pengkajian nyeri ataupun tidak
2. Rekapitulasi data beberapa 2. memiliki form
lama pasien dirawat penyuluhan untuk tidak banyak pengkajian
inap lantai 3 kurang terhadap pasien memanipulasi infus nyeri yang telah
lengkap dalam 3. diisi
3. Pasien dan keluarga peningkatan jawab untuk 2.
yang melakukan cuci kesehatan. rekapitulasi data rekapitulasi
tangan sedikit 4. pasien terisi
4. Peningkatan keluarga untuk dengan lengkap
terjadinya phlebitis melakukan cuci tangan 3.
bersama setelah keluarga dapat
validasi pasien setiap melakukan cuci
hari tangan.
5. 4.
lebih mengetahui plebitis dapat
penyebab yang dapat berkurang.
menimbulkan plebitis
serta mengobservasi
kondisi pasien.

119
BAB 4
PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan Model Asuhan Keperawatan Profesional


(MAKP) yang dilaksanakan dalam Praktik Profesi Manajemen Keperawatan di
ruang rawat inap interna RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep pada tanggal 06 - 18
Maret 2017. Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu :
1. Pengorganisasian
2. Man (M1)
3. Material (M2)
4. Method (M3) :
a. Penerapan MAKP
b. Penerimaan Pasien Baru
c. Sentralisasi Obat
d. Timbang Terima
e. Supervisi
f. Ronde Keperawatan
g. Discharge Planning
h. Dokumentasi Keperawatan
5. Money (M4)
6. Marketing (M5)

4.1 Pengorganisasian
Ketua : Nafis Abdul A’la, S.Kep
Sekretaris : Fadilah Dwi Mariana, S.Kep
Bendahara : Hairunnisa, S.Kep
Penanggung Jawab Kegiatan :
1. Penerimaan pasien baru : Hairunnisa, S. Kep
Yustika Wulandari, S. Kep
2. Supervisi : Imaniyah, S. Kep
Fauzi Dhiyaurrahman, S. Kep
3. Sentralisasi obat : Andhika Dwi Parastra, S. Kep

120
Moh. Ibnu, S. Kep
4. Discharge Planning : Putri Nurhayati, S. Kep
Ach. Syakir Hamidi, S. Kep
5. Ronde Keperawatan : Fadilah Dwi Mariana, S. Kep
Lia Triana Febriyanti, S. Kep
6. Timbang terima : Rahman Riyadi, S. Kep
Nafis Abdul A’la

Adapun dalam pengelolaan ruang rawat setap hari maka


diselenggarakan pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut :
1. PJ (Penanggung Jawab)
2. PPJP (Perawat Penanggung Jawab Pasien)
3. PA (Perawat Associate)
Pengorganisasian ini dalam satu hari terdiri dari 1 orang PJ Unit, 1
orang wakil PJ Unit, 3 orang PPJP di mana PPJP1 memiliki 2 orang PA,
PPJP2 memiliki 2 orang PA, dan PPJP3 memiliki 1 orang PA. Setiap Sift
pagi yang bertugas 4 orang, sift sore 3 orang, dan malam 3 orang.

4.2 M1 (MAN)
4.2.1 Persiapan
Penilaian dan pengawasan M1 (Man) pada perawat ruangan
dilakukan pada tanggal 06 - 18 Maret 2017, dengan menghitung
kebutuhan tenaga perawat berdasarkan metode Douglas dan metode
Gillespada pasien di ruang rawat interna RSUD dr. H. Moh Anwar
Sumenep, dan penghitungan BOR (Bed Occupancy Rate).
4.2.2 Pelaksanaan
Proses pelaksanaan kegiatan penghitungan jumlah pasien dan BOR
yang dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi manajemen kepada pasien
di ruang rawat interna sejak tanggal 06 - 18 Maret 2017.
Tabel 4.1 Jumlah Pasien dan BOR (Bed Occupation Rate)tanggal 06 - 18
Maret 2017
No Tanggal Jumlah Pasien BOR (%)
1. 06/03/2017 16 53,3%
2. 07/03/2017 19 61,3%

121
3. 08/03/2017 20 66,7%
4. 09/03/2017 15 50%
5. 10/03/2017 16 53,3%
6. 11/03/2017 16 53,3%
7. 13/03/2017 12 40%
8. 14/03/2017 16 53,3%
9. 15/03/2017 19 61,3%
10. 16/03/2017 19 61,3%
11. 17/03/2017 17 56,7%
12. 18/03/2017 14 46,7%
Rata-Rata 16 53,3%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pasien
terbanyak adalah pada tanggal 24/02/2016 sebanyak 20 pasien dengan
BOR sebanyak 66,7%. Dan rata-rata pasien sejak 22 Februari s.d 05 Maret
2016 adalah 16 pasien dengan BOR 53,3%.

4.2.3 Hambatan
Selama pelaksanaan asuhan keperawatan profesional oleh
mahasiswa profesi ners universitas wiraraja di interna RSUD dr. H. Moh
Anwar Sumenep mengalami hambatan dalam pengelolaan pasien.
Mahasiwa kurang fokus dengan pasien kelolaannya karena ada tugas lain
yang harus mahasiswa kerjakan, dan pasien yang banyaktidak sesuai
dengan tenaga mahasiswa yang sedikit.

4.2.4 Dukungan
Dukungan selama pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan
Profesional di interna RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep diperoleh dari
PJ Unit, para perawat PPJP dan tenaga perawat di ruangan yang selalu
mengayomi, memberi arahan, ilmu-ilmu baru kepada kita selama
mengelola pasien kelolaan.

122

Anda mungkin juga menyukai