Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1
ANATOMI DAN FISIOLOGI OTAK
A. Struktur Otak
Otak terletak dalam rongga cranium , terdiri atas semua bagian system saraf pusat
(SSP) diatas korda spinalis. Secara anatomis terdiri dari cerebrum,cerebellum,
brainstem, dan limbic system (Derrickson &Tortora, 2013). Otak merupakan organ
yang sangat mudah beradaptasi meskipun neuron-neuron telah di otak mati tidak
mengalami regenerasi, kemampuan adaptif atau plastisitas pada otak dalam situasi
tertentu bagian-bagian otak mengambil alih fungsi dari bagianbagian yang rusak.
Otak belajar kemampuan baru, dan ini merupakan mekanisme paling penting dalam
pemulihan stroke ( Feign, 2006).
Secara garis besar, sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi. Sistem saraf pusat (SSP) terbentuk oleh otak dan medulla spinalis. Sistem
saraf disisi luar SSP disebut sistem saraf tepi (SST). Fungsi dari SST adalah
menghantarkan informasi bolak balik antara SSP dengan bagian tubuh lainnya
(Noback dkk, 2005).
2
1. Otak Depan (Forebrain)
Otak depan berkembang dan memisahkan diri menjadi otak besar dan diensefalon.
Otak depan terdiri dari dua bagian yaitu thalamus dan hipotalamus. Thalamus
merupakan bagian yang berperan sebagai pusat pengolahan (interprestasi) impuls
sebelum disampaikan ke bagian lain di otak. Thalamus memiliki fungsi untuk
menerima semua rangsang dari reseptor kecuali bau ke area sensorik serebrum,
serta meakukan persepsi rasa sakit, sentuhan, tekanan, dan cahaya serta rasa yang
menyenangkan. Sedangkan hipotalamus merupakan pusat koordinasi sistem saraf
tepi (otonom) dan memiliki fungsi mengatur suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar,
haus, kontraksi otot, dan ritme tidur. Hipotalamus juga berfungsi sebagai tempat
pengaturan kelenjar hipofisis yang menghasilkan hormon.
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah memiliki
lobus opticus yang berfungsi pada refleks mata (gerak bola mata). Otak tengah
mengandung sejumlah sel-sel saraf yang memiliki fungsi mengatur gerak,
kedudukan tubuh, dan kesadaran.
3
Otak belakang terdiri dari tiga bagian yaitu otak kecil, (cerebellum), pons varoli,
dan medulla oblongata. Ketiga bagian ini berperan dalam koordinasi atau
pengaturan aliran impuls saraf antara otak dan bagian tubuh lainnya.
Pons Varoli berperan menghantarkan impuls otot tubuh bagian kiri dan kanan.
Selain itu pons varoli merupakan penghubung antara otak besar dan otak kecil.
Otak tengah bersama pons varoli dan medulla oblongata membentuk unit
fungsional yang disebut batang otak (Brainstem).
1. Meningea
Meninges adalah lapisan atau membran tipis yang berfungsi menutupi dan
melindungi otak dan saraf tulang belakang. Ada 3 lapisan meninges, yaitu dura
4
mater (lapisan luar paling tebal), lapisan arachnoid (membran tengah dan tipis),
dan pia mater (lapisan dalam).
a. Pia meter, membran yang sangat lembut dan tipis. Lapisan ini melekat pada otak.
Pia mater mengandung sedikit serabut kolagen dan membungkus seluruh
permukaan sistem saraf pusat dan vaskula besar yang menembus otak.
b. Arachnoid, merupakan selaput yang memisahkan pia meter dengan dura meter.
Lapisan arachnoid terdiri atas fibrosit berbentuk pipih dan serabut kolagen.
Lapisan arachnoid mempunyai dua komponen, yaitu suatu lapisan yang
berhubungan dengan dura mater dan suatu sistem trabekula yang
menghubungkan lapisan tersebut dengan pia mater. Ruangan di antara trabekula
membentuk ruang subarachnoid yang berisi cairan serebrospinal dan sama sekali
dipisahkan dari ruang subdural. Pada beberapa daerah, arachnoid melubangi dura
mater, dengan membentuk penonjolan yang membentuk trabekula di dalam sinus
venous dura mater. Bagian ini dikenal dengan vilus arachnoidalis yang berfungsi
memindahkan cairan serebrospinal ke darah sinus venous. Arachnoid merupakan
selaput yang tipis dan transparan. Arachnoid berbentuk seperti jaring laba-laba.
Antara Arachnoid dan piameter terdapat ruangan berisi cairan yang berfungsi
untuk melindungi otak bila terjadi benturan. Baik arachnoid dan piameter
kadang-kadang disebut sebagai leptomeninges.
c. Dura meter, meningen fibrosa karena tebal, kuat, dan mengandung serabut
kolagen. Pada dura mater dapat diamati adanya serabut elastis, fibrosit, saraf,
pembuluh darah, dan limfa. Lapisan dalam dura mater terdiri dari beberapa lapis
fibrosit pipih dan sel-sel luar dari lapisan arachnoid.
2. Corpus Callosum
Corpus Callosum adalah seikat serabut saraf yang terdapat di antara belahan otak
kiri dan kanan. Serabut saraf ini menghubungkan dan memungkinkan komunikasi
antara kedua belahan otak tersebut.
3. Ventrikel
5
Ventrikel adalah ruangan berisi cairan di dalam otak. Ada 4 ventrikel otak, yakni 2
ventrikel samping di belahan otak besar, di tengah otak, dan di belakang otak.
Ventrikel saling terhubung satu sama lain oleh serangkaian tabung. Cairan di dalam
ventrikel inilah yang disebut cairan serebrospinal. Cairan serebrospinal berwarna
bening dan jernih yang mengelilingi dan melindungi otak serta saraf tulang
belakang. Selain untuk melindungi otak dan saraf tulang belakang, cairan ini juga
berfungsi untuk membawa nutrisi melalui darah ke otak, serta menghilangkan
produk limbah atau sisa metabolisme dari otak. Banyaknya jumlah cairan ini
dikendalikan oleh jaringan otak.
Otak merupakan bagian utama dari sistem saraf, dengan komponen bagiannya
adalah:
Bagian otak yang terbesar dan memiliki lipatan-lipatan yang terdiri dari sepasang
hemisfer (belahan) kanan dan kiri dan tersusun dari korteks. Korteks ditandai
dengan sulkus (celah) dan girus (Ganong, 2003).
Hemisfer adalah dua sisi simetris yang membagi cerebrum. Hemisfer disebut juga
belahan otak.Hemisfer terdiri dari bagian kiri dan kanan.Hemisfer kiri lebih aktif
bila seseorang memiliki tugas yang bersifat simbolik, logis dan berangkai, seperti
memecahkan persoalan hitungan dan memahami materi yang bersifat teknis.
Sedangkan Hemisfer kanan memiliki kemampuan lebih dalam memecahkan
persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan visual-spasial, contohnya yaitu
6
kemampuan menggunakan peta, mengenali dan membaca ekspresi wajah serta
meniru pola pakaian.Hemisfer kanan aktif ketika seseorang melakukan aktivitas
yang berkaitan dengan kreativitas dan kesenian atau musik.Selain itu hemisfer
kanan juga memproses emosi yang membuat kita sedih, senang, ataupun takut.
Cerebrum berfungsi menerima pesan dari seluruh alata indera dan memiliki
beberapa fungsi seperti : memori, berpikir atau merasa. Sebagai pusat kontrol otot
dan kepribadian. Beberapa fungsi cerebrum bersifat sadar atau dapat dikontrol.
a. Lobus Frontalis
Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi,
seperti kemampuan berpikir abstrak dan nalar, bicara (area broca di hemisfer
kiri), pusat penghidu, dan emosi. Bagian ini mengandung pusat pengontrolan
gerakan volunter di gyrus presentralis (area motorik primer) dan terdapat area
asosiasi motorik (area premotor). Pada lobus ini terdapat daerah broca yang
mengatur ekspresi bicara, lobus ini juga mengatur gerakan sadar, perilaku sosial,
berbicara, motivasi dan inisiatif (Purves dkk, 2004).
b. Lobus Temporalis
Mencakup bagian korteks serebrum yang berjalan ke bawah dari fisura laterali
dan sebelah posterior dari fisura parieto-oksipitalis (White, 2008). Lobus ini
berfungsi untuk mengatur daya ingat verbal, visual, pendengaran dan berperan
dalam pembentukan dan perkembangan emosi.
c. Lobus parietalis
7
Lobus parietalis merupakan daerah pusat kesadaran sensorik di gyrus
postsentralis (area sensorik primer) untuk rasa raba dan pendengaran (White,
2008).
d. Lobus oksipitalis
8
3. Brainstem (Batang Otak)
a. Midbrain
9
Midbrain merupakan bagian terkecil dari otak yang berfungsi sebagai stasiun
informasi untuk impuls pendengaran dan penglihatan. Otak Tengah mempunyai
peran yang besar dalam proses penglihatan (visual) dan proses pendengaran.
Terdapat beberapa struktur penting di dalam midbrain (otak tengah) yaitu :
b. Pons
Pons terletak di antara midbrain dan medulla oblongata. Pons berukuran sekitar 2,5
cm. Pons berfungsi sebagai pusat dari 4 saraf kranial utama, yaitu nervus
trigeminal, nervus abdusen, nervus facialis, dan nervus vestibulokoklear.
c. Medulla Oblongata
10
Medula oblongata merupakan salah satu bagian dari batang otak yang berada di
bawah pons. Medulla oblongata berperan dalam mengontrol fungsi-fungsi
otonomik (fungsi yang tidak disadari) seperti pernapasan, pencernaan, detak
jantung, fungsi pembuluh darah, tekanan darah, serta menelan dan bersin. Semua
pekerjaan yang ditangani oleh medulla oblongata bersifat di luar kesadaran.
Medulla oblongata juga merupakan suatu organ yang dapat menghantarkan sinyal-
sinyal yang datang dari otak sebelum disampaikan ke saraf-saraf tulang belakang
(medulla spinalis).
D. Sistem Limbik
11
Sistem limbik terdiri dari :
Otak tersusun atas berjuta-juta sel syaraf dan sel pendukung yang disebut
selglia(neuroglia).Sel syaraf otak terletak pada bagian tepi(kortek) membentuk
lapisan kelabu: graymatter (substansia grisea atau benda abu-abu), sedangkan sel
penyokong terletak didalam membentuk substansi putih yang disebut white matter
(substansia alba atau benda putih).
12
Korteks serebri terdiri atas banyak lapisan sel saraf yang merupakan substansi
kelabu serebrum. Korteks serebri ini tersusun dalam banyak gulungan-gulungan
dan lipatan-lipatan yang tidak teratur dan dengan demikian menambaha daerah
permukaan korteks serebri, persis sama seperti melipat sebuah benda yang justru
memperpanjang jarak sampai titik ujung yang sebenarnya. Korteks serebri dibagi
menjadi beberapa daerah, sebagian memiliki fungsi motorik dan sebagiannya lagi
memiliki fungsi sensorik. Daerah motorik korteks mengandung sel-sel besar yang
merupakan awal jalur motorik yang mengendalikan gerakan pada sisi lain tubuh.
Sedangkan korteks sensorik mengandung berbagai sifat perasaan dirasakan dan
lantas ditafsirkan.
Saraf-saraf kepala
Ada dua belas pasang saraf kranial, beberapa daripadanya adalah serabut campuran
yaitu gabungan saraf motorik dan saraf sensorik, sementara yang lain hanya saraf
motorik, ataupun hanya saraf sensorik, misalnya saraf pancaindera.
13
3. Nervus Okulo-Motorius melayani sebagian saraf besar otot eksterna mata. Juga
penghantar serabut-serabut saraf parasimpatis untuk melayani otot siliari dan otot
iris.
4. Nervus Troklearis (motorik), ke arah sebuah otot mata yaitu muskulus oblikus
eksterna
5. Nervus Trigeminus, inilah saraf otak terbesar merupakan saraf sensorik yang
melayani sebagian besar kulit kepala dan wajah, juga melayani selaput lendir
mulut, hidung, sinus paranasalis serta gigi dan dengan perantaraan sebuah cabang
motorik kecil mempersarafi otot-otot pengunyah.
6. Saraf Abdusens (motorik), menuju satu otot mata yaitu rektus lateralis.
7. Saraf Fasialis. Saraf ini terutama motorik untuk otot-otot mimik (pada wajah)
dan kulit kepala. Saraf fasialis juga merupakan saraf sensorik yang
menghantarkan rasa pengecap dari lidah.
10. Nervus Vagus terdiri atas serabut motorik dan sensorik yang disebarkan ke
sejumlah besar kelenjar dan organ.
11. Nervus Aksesorius, saraf ini terbelah menjadi dua bagian yang pertama
menyertai vagus menuju laring dan faring, yang kedua adalah saraf motorik yang
menuju otot sterno-mastoid (nervus sterno-mastoideus) dan otot trapezius.
Thalamus adalah bagian otak besar yang berwarna abu-abu. Letaknya di bagian
posterior (belakang) otak depan. Thalamus merupakan tempat lalu lintas
rangsangan sensorik dari dan menuju korteks otak. Thalamus merupakan bagian
14
dari sistem limbik pula. Fungsi utama dari thalamus adalah untuk menyampaikan
informasi yang berkaitan dengan kesadaran, kewaspadaan, dan juga siklus tidur.
Selain itu, talamus juga memiliki fungsi dalam memancarkan dan meneruskan
informasi tentang reseptor panca indera, kecuali indera penciuman. Hipotalamus
adalah bagian dari otak yang mengeluarkan bahan kimiawi berupa hormon yang
dibutuhkan tubuh untuk membantu mengendalikan organ dan sel-sel tubuh. Fungsi
hipotalamus yang paling utama adalah homeostasis, yaitu memastikan dan
mempertahankan semua sistem tubuh berjalan stabil.
Darah mengangkut zat asam, makanan dan substansi lainnya yang diperlukan bagi
fungsi jaringan hidup yang baik. Kebutuhan otak sangat mendesak dan vital, sehingga
aliran darah yang konstan harus terus dipertahankan. Suplai darah arteri ke otak
merupakan suatu jalinan pembuluh - pembuluh darah yang bercabang - cabang,
berhubungan erat satu dengan yang lain sehingga dapat menjamin suplai darah yang
adekuat untuk sel.
15
1. Peredaran Darah Arteri
Suplai darah ini dijamin oleh dua pasang arteri, yaitu arteri vertebralis dan arteri
karotis interna, yang bercabang dan beranastosmosis membentuk circulus willisi.
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteri karotis komunis yang
berakhir pada arten serebri anterior dan arteri serebri medial. Di dekat akhir arteri
karotis interna, dari pembuluh darah ini keluar arteri communicans posterior yang
bersatu kearah kaudal dengan arteri serebri posterior. Arteri serebri anterior saling
berhubungan melalui arteri communicans anterior. Arteri vertebralis kiri dan kanan
berasal dari arteria subklavia sisi yang sama. Arteria subklavia kanan merupakan
cabang dari arteria inominata, sedangkan arteri subklavia kiri merupakan cabang
langsung dari aorta. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum,
setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu membentuk
arten basilaris.
Aliran darah vena dari otak terutama ke dalam sinus - sinus duramater, suatu saluran
pembuluh darah yang terdapat di dalam struktur duramater. Sinus - sinus duramater
tidak mempunyai katup dan sebagian besar berbentuk triangular. Sebagian besar vena
cortex superfisial mengalir ke dalam sinus longitudinalis superior yang berada di
medial. Dua buah vena cortex yang utama adalah vena anastomotica magna yang
mengalir ke dalam sinus longitudinalis superior dan vena anastomotica parva yang
mengalir ke dalam sinus transversus. Vena -vena serebri profunda memperoleh aliran
darah dari basal ganglia (Wilson, el al, 2002).
16
(keseirnbangan). Jalur sistem sensorik ini memiliki empat elemen stimulasi yaitu
modalitas, intensitas, durasi dan lokalisasi. Setiap jenis sensor adalah memiliki
stimulus unik yang spesifik atau mampu membangkitkan modalitas sensorik tertentu
seperti penglihatan, suara, sentuhan, getaran, suhu, nyeri, rasa, bau, juga posisi tubuh
dan gerakan lain -lain. Masing - masing modalitas memiliki submodalitas seperti rasa
yang bisa manis atau pun pahit dan lain - lain.
a. Sensasi nyeri, yang dicetuskan oleh rangsang yang dapat menciderai (noxious)
b. Sensasi suhu (termal), terdiri dari rasa panas dan rasa dingin
c. Rasa (sensasi) sikap, dicetuskan oeh perubahan mekanis di otot dan persendian
serta mencakup rasa sikap anggota gerak serta gerakan anggota gerak (kinesthesia)
d. Sensasi (rasa) tekan, dicetuskan oleh stimulasi mekanis yang diberikan pada
permukaan tubuh.
Sistem Motorik
Menurut Guyton dan Hall (2006), tentang bagian motorik dari sistem saraf (efektor)
menjelaskan bahwa peran terakhir yang paling penting dari sistem saraf adalah untuk
mengontrol berbagai kegiatan tubuh. Hal ini dicapai dengan mengendalikan kontraksi
yang tepat dari kerangka otot - otot pada seluruh tubuh, kontraksi dari otot polos
dalam organ internal, dan sekresi zat kimia aktif oleh kedua kelenjar eksokrin dan
endokrin di banyak bagian tubuh. Kegiatan ini secara kolektif disebut fungsi motorik
dari sistem saraf, otot dan kelenjar yang disebut sebagai efektor karena
merekamerupakan struktur anatomi yang sebenarnya melakukan fungsi yang didikte
oleh sinyal saraf.
Neuron motorik merupakan sel saraf yang berfungsi untuk membawa impuls dari otak
atau sumsum tulang belakang menuju ke efektor (otot atau kelenjar dalam tubuh).
Neuron dendrit ini disebut neuron penggerak karena neuron motor dendritnya
17
berhubungan dengan akson lain, sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor
yang berupa otot atau kelenjar (Hernata, 2013).
Terdapat banyak jaras motorik yang turun dari korteks serebri dan batang
otak. akan tetapi, untuk mengklasifikasi gangguan gerakan volunter, maka UMN
dapat dianggap sama dengan neuron yang badan selnya terletak di korteks motorik
bersinaps dengan sel - sel kornuanterior. Neuron - neuron ini dianggap sebagai
substrat anatomis untuk inisiasi gerakan yang terencana, terutama gerakan yang
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Nia. 2010. Ada Apa Dengan Otak Tengah. Cet. 1. Yogyakarta : Gradien
Mediatama.
18
Pearce, Evelyn C. 2013. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
19