Meski namanya uang kertas, tapi ternyata tidaklah dibikin dengan bahan kertas biasa. Hal ini dikarenakan agar memenuhi kebutuhan tahan lama. Jika menggunakan kertas biasa, pasti cepet lecek dan robek bila dilipat-lipat. Bahan pembuatan uang kertas sebenarnya dari kapas. Itulah alasan mengapa tidak mudah rusak meski ditarik-tarik atau pun ditekuk. Dengan menggunakan bahan ini, konon katanya bisa tahan sampai 3.500 kali lipatan bolak-balik. Bahan ini diimpor dari Inggris, Perancis, Jerman, atau Belanda lengkap dengan tanda pengaman water mark-nya. Selain kapas, Indonesia juga sempat memiliki uang dengan bahan polimer atau sejenis plastik. Tepatnya pada nominal Rp50.000,00 dan Rp100.000,00 keluaran tahun 1999. Setelah saya cari tau lebih lanjut, ternyata uang ini tidak dicetak di Indonesia, tapi Australia. Selain karena dekat, Perum Peruri belum memiliki alat memadailah alasan mempercayakannya pada negeri kangguru itu.