Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sapri Gani Hasibuan

Kelas : Manajemen A sore


Nim : B1022161037

1. Iklan shampoo Pantene


Shampoo pantene mempromosikan produknya dengan menampilkan penyanyi
ternama seperti Anggun. Pada iklan tersebut Anggun memperlihatkan rambutnya
yang semula rontok dan berketombe, tetapi setelah menggunakan shampoo Pantene
dia menyatakan bahwa rambutnya tidak rontok bahkan ketombe hilang setelah
menggunakan shampoo tersebut. Anggun juga menyatakan pantene sebagai shampoo
terbaik dan tidak menjadi duta shampoo lain.
2. Iklan shampoo Sunsilk dan Dove
Kedua produk shampoo ini sama-sama berasal dari PT Unilever Tbk.
Shampoo Sunsilk lebih dulu diperkenalkan dibandingkan shampoo dove. Tidak jauh
berbeda dengan iklan yang ditayangkan keduanya. Kedua shampoo tersebut
mempromosikan produknya dengan menampilkan artis dan penyanyi yang sama-sama
terkenal, yang menampilkan rambut indah setelah menggunakan shampoo tersebut.
Pada shampoo Sunsilk selain menampilkan artis terkenal mereka juga lebih
meyakinkan konsumen dengan bekerja sama oleh para pakar rambut di dunia. Sunsilk
juga menampilkan performance Ariel bagi wanita yang beruntung menggunakan
shampoo sunsilk.
Pada shampoo Dove mereka juga menampilkan model dan penyanyi terkenal,
mereka juga menyatakan bahwa Dove adalah shampoo terbaik dan para artis tersebut
menampilkan rambut indah setelah menggunakan shampoo tersebut. Selain
menampilkan rambut indah para artis juga menyatakan bahwa shampoo Dove lebih
baik dan mereka berkata Dove I Love It.

Kritik & Saran


Jadi, menurut saya dapat disimpulkan bahwa produk-produk shampoo yang
mempromosikan shampoonya melalui media iklan televisi masih kurang baik. Hal ini
disebabkan produk yang ditayangkan saling menjatuhkan satu sama lain, dan juga belum
terbukti kenyataannya seperti yang diperlihatkan oleh artis-artis pada produk shampoo
tersebut. Konsumen juga merasa dibuat bingung untuk memutuskan produk shampoo mana
yang sesuai dengan jenis rambut para konsumen.
Etika secara moral para produsen juga harus menjalankan kewajibannya untuk
bertanggung jawab atas iklan yang ditayangkan. Bertanggung jawab atas memberikan
informasi yang jelas agar para konsumen tidak merasa kecewa telah menggunakan
produknya. Dan memberikan fakta bukan janji-janji palsu atas penayangan iklan produk
mereka. Berdasarkan sudut pandang keadilan konsumen, kenyataannya masih banyak
konsumen yang belum mendapat keadilan penuh setelah menggunakan produk shampoo. Hal
ini dikarenakan produsen shampoo memasang iklan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Kenyataan bahwa tidak semua warga Indonesia yang memiliki rambut lurus dan indah, tetapi
iklan-iklan shampoo yang ditampilkan dimedia televisi menampilkan artis-artis yang setelah
menggunakan shampoo tersebut akan memiliki rambut lurus, indah dan tidak rontok,
kenyataannnya tidak semua orang yang memakai shampoo akan memiliki rambut lurus dan
tidak rontok.

3. Iklan XL vs Telkomsel
Salah satu contoh problem etika bisnis yang marak pada tahun kemarin adalah perang
provider celullar antara XL dan Telkomsel. Berkali-kali kita melihat iklan-iklan kartu
XL dan kartu as/simpati (Telkomsel) saling menjatuhkan dengan cara saling
memurahkan tarif sendiri. Kini perang 2 kartu yang sudah ternama ini kian meruncing
dan langsung tak tanggung-tanggung menyindir satu sama lain secara vulgar. Bintang
iklan yang jadi kontroversi itu adalah Sule, pelawak yang sekarang sedang naik daun.
Awalnya Sule adalah bintang iklan XL, dengan kurun waktu yang tidak lama
TELKOMSEL dengan meluncurkan iklan kartu AS. Kartu AS meluncurkan iklan
baru dengan bintang sule. Dalam iklan tersebut, sule menyatakan kepada pers bahwa
dia sudah tobat. Sule sekarang memakai kartu AS yang katanya murahnya dari awal,
jujur. Perang iklan antar operator sebenarnya sudah lama terjadi. Namun pada perang
iklan tersebut, tergolong parah. Biasanya, tidak ada bintang iklan yang pindah ke
produk kompetitor selama jangka waktu kurang dari 6 bulan. Namun pada kasus ini,
saat penayangan iklan XL masih diputar di Televisi, sudah ada iklan lain yang
“menjatuhkan” iklan lain dengan menggunakan bintang iklan yang sama.

Kritik & Saran


Menurut saya dalam kasus ini, kedua provider telah melanggar peraturan-peraturan
dan prinsip-prinsip dalam Perundang-undangan. Dimana dalam salah satu prinsip etika yang
diatur di dalam EPI, terdapat sebuah prinsip bahwa “Iklan tidak boleh merendahkan produk
pesaing secara langsung maupun tidak langsung.” Pelanggaran yang dilakukan kedua
provider ini tentu akan membawa dampak yang buruk bagi perkembangan ekonomi, bukan
hanya pada ekonomi tetapi juga bagaimana pendapat masyarakat yang melihat dan menilai
kedua provider ini secara moral dan melanggar hukum dengan saling bersaing dengan cara
yang tidak sehat. Kedua kompetitor ini harusnya professional dalam menjalankan bisnis,
bukan hanya untuk mencari keuntungan dari segi ekonomi, tetapi harus juga menjaga etika
dan moralnya dimasyarakat yang menjadi konsumen kedua perusahaan tersebut serta harus
mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat.

Anda mungkin juga menyukai