Iklan didefinisikan sebagai salah satu bentuk informasi. Namun definisi ini tidak dapat membedakan antara iklan dan publikasi lain. Salah satu hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih dari separuh iklan televise tidak memuat informasi tentang produk yang diiklankan, dan hanya separuh dari semua iklan di majalah yang memberikan lebih dari satu informasi.
LANDASAN TEORI
Tujuan iklan adalah untuk menginformasikan kepada pelanggan tentang produk atau jasa dan mempengaruhi mereka untuk membeli barang tersebut. Tanggung jawab etika perusahaan dalam iklan adalah untuk membujuk konsumen dengan cara-cara yang tidak menipu atau menyembunyikan kebenaran.
Keinginan psikologis: Contoh: keinginan seseorang akan barang-barang yang membuatnya merasa berprestasi.
Dalam iklan yang curang, orang yang menciptakan komunikasi ingin agar penerimanya yakin akan sesuatu yang salah, meskipun dia mengetahui bahwa itu salah, namun secara sadar melakukan hal tersebut.
Media yang menyampaikan komunikasi
Sebagian tanggung jawab untuk menyatakan kebenaran dalam iklan terletak pada media yang memuat iklan tersebut. Orang yang bertindak sebagai media, perlu melakukan langkah-langkah untuk menjamin bahwa isi iklan mereka adalah benar dan tidak menyesatkan.
Penerima komunikasi
Penerima yang pintar akan dapat mengetahui dengan cepat iklan mana yang menyesatkan dan mana yang tidak. Jadi, pembuat iklan juga perlu untuk mempertimbangkan kemampuan si penerima dalam menginterpretasikan pesan.
a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan / atau jasa; b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengani kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;
untuk memasang baliho di jalan, perusahaan pasti membayar biaya sewa. Jadi, hal ini merupakan pemborosan sumber daya. Akan lebih efektif bila telkomsel memasang iklan yang menginformasikan kelebihan-kelebihan kartu selular telkomsel.
Kedua iklan tersebut menggambarkan persaingan yang tidak sehat antar 2 perusahaan. Etika periklanan menyebutkan bahwa dalam membuat iklan, perusahaan tidak boleh menjelek-jelekkan produk perusahaan lain. Dengan menampilkan iklan yang memojokkan produk pesaingnya, perusahaan juga merendahkan citra konsumen. Mengapa demikian? Karena konsumen yang menggunakan kartu selular tersebut pasti sudah tahu akan kekurangan dan kelebihan produk yang digunakannya. Konsumen sudah pintar untuk memilih produk apa yang sesuai dengan kebutuhannya.
XL
Simpati
Rp.150(kirim 8 sms @ Rp.150 dapat bonus 300 sms @ Rp.0,01) Rp.150(kirim 8 sms @ Rp.150 dapat bonus 300 sms @ Rp.0,01)
Rp. 100
Rp. 150
SARAN Iklan yang baik harus sesuai dengan etika-etika periklanan. Dalam persaingan produk melalui sebuah iklan, seharusnya tidak disertai dengan sindiran-sindiran yang ditujukan kepada produk kompetitornya. Iklan seharusnya dibuat untuk menarik minat konsumen. Perang iklan itu boleh-boleh saja, asalnya harus bersaing secara sportif, tanpa sindiran, ataupun mengatakan hal-hal yang bisa menjatuhkan nama baik pesaing kita.