Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Iklan didefinisikan sebagai salah satu bentuk informasi. Namun definisi ini tidak dapat membedakan antara iklan dan publikasi lain. Salah satu hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih dari separuh iklan televise tidak memuat informasi tentang produk yang diiklankan, dan hanya separuh dari semua iklan di majalah yang memberikan lebih dari satu informasi.

LANDASAN TEORI
Tujuan iklan adalah untuk menginformasikan kepada pelanggan tentang produk atau jasa dan mempengaruhi mereka untuk membeli barang tersebut. Tanggung jawab etika perusahaan dalam iklan adalah untuk membujuk konsumen dengan cara-cara yang tidak menipu atau menyembunyikan kebenaran.

aspek etis dari iklan dapat dikelompokkan menurut


sejumlah karakteristik, yaitu : Pengaruh sosial iklan
Iklan memberikan sejumlah pengaruh buruk pada masyarakat, yaitu menurunkan cita rasa manusia dengan cara menyajikan tampilan yang menjengkelkan dan tidak menyenangkan, pemborosan sumber daya, dan menciptakan monopoli. Dengan iklan, orang didorong untuk melupakan kebutuhan mereka yang lain yang lebih penting dan cara-cara lain yang lebih realistis untuk mencapai pemenuhan diri. Iklan terlihat efektif bagi Badan Usaha secara individu bukan karena menaikkan konsumsi, namun hanya karena mengalihkan konsumsi dari satu produk ke produk lainnya.

Iklan dan pembentukan keinginan konsumen Ada 2 macam keinginan, yaitu:


Keinginan yang memiliki dasar fisik: Contoh: keinginan untuk makan, membeli baju, mendapat uang, dan lain-lain.

Keinginan psikologis: Contoh: keinginan seseorang akan barang-barang yang membuatnya merasa berprestasi.

Iklan dan pengaruhnya terhadap keyakinan konsumen


Iklan yang menipu memiliki beberapa bentuk, yaitu menuliskan harga yang tidak benar, tidak mencantumkan kekurangan produk, meremehkan produk pesaing, dan menggunakan nama merek yang mirip dengan merek yang sudah terkenal.

3 aspek penting dalam komunikasi, yaitu:


Orang yang menciptakan komunikasi

Dalam iklan yang curang, orang yang menciptakan komunikasi ingin agar penerimanya yakin akan sesuatu yang salah, meskipun dia mengetahui bahwa itu salah, namun secara sadar melakukan hal tersebut.
Media yang menyampaikan komunikasi

Sebagian tanggung jawab untuk menyatakan kebenaran dalam iklan terletak pada media yang memuat iklan tersebut. Orang yang bertindak sebagai media, perlu melakukan langkah-langkah untuk menjamin bahwa isi iklan mereka adalah benar dan tidak menyesatkan.
Penerima komunikasi

Penerima yang pintar akan dapat mengetahui dengan cepat iklan mana yang menyesatkan dan mana yang tidak. Jadi, pembuat iklan juga perlu untuk mempertimbangkan kemampuan si penerima dalam menginterpretasikan pesan.

a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan / atau jasa; b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengani kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

untuk memasang baliho di jalan, perusahaan pasti membayar biaya sewa. Jadi, hal ini merupakan pemborosan sumber daya. Akan lebih efektif bila telkomsel memasang iklan yang menginformasikan kelebihan-kelebihan kartu selular telkomsel.

Kedua iklan tersebut menggambarkan persaingan yang tidak sehat antar 2 perusahaan. Etika periklanan menyebutkan bahwa dalam membuat iklan, perusahaan tidak boleh menjelek-jelekkan produk perusahaan lain. Dengan menampilkan iklan yang memojokkan produk pesaingnya, perusahaan juga merendahkan citra konsumen. Mengapa demikian? Karena konsumen yang menggunakan kartu selular tersebut pasti sudah tahu akan kekurangan dan kelebihan produk yang digunakannya. Konsumen sudah pintar untuk memilih produk apa yang sesuai dengan kebutuhannya.

XL

Simpati

SMS ke sesama operator

SMS ke operator lain

Rp.150(kirim 8 sms @ Rp.150 dapat bonus 300 sms @ Rp.0,01) Rp.150(kirim 8 sms @ Rp.150 dapat bonus 300 sms @ Rp.0,01)

Rp. 100

Rp. 150

SARAN Iklan yang baik harus sesuai dengan etika-etika periklanan. Dalam persaingan produk melalui sebuah iklan, seharusnya tidak disertai dengan sindiran-sindiran yang ditujukan kepada produk kompetitornya. Iklan seharusnya dibuat untuk menarik minat konsumen. Perang iklan itu boleh-boleh saja, asalnya harus bersaing secara sportif, tanpa sindiran, ataupun mengatakan hal-hal yang bisa menjatuhkan nama baik pesaing kita.

Anda mungkin juga menyukai