Anda di halaman 1dari 3

Nama : khololur rohman

Nim : 17021100246

Pt xl axiata

Salah satu contoh problem etika bisnis yang marak pada tahun-tahun kemarin adalah perang
provider celullar antara XL dan Telkomsel. Berkali-kali kita melihat iklan-iklan kartu XL dan
kartu as/simpati (Telkomsel) saling menjatuhkan dengan cara saling memurahkan tarif
sendiri. Kini perang 2 kartu yang sudah ternama ini kian meruncing dan langsung tak
tanggung-tanggung menyindir satu sama lain secara vulgar. Bintang iklan yang jadi
kontroversi itu adalah sule, pelawak yang sekarang sedang naik daun. Awalnya sule adalah
bintang iklan XL. Dengan kurun waktu yang tidak lama Telkomsel dengan meluncurkan
iklan kartu AS. Kartu AS meluncurkan iklan baru dengan bintang sule. Dalam iklan tersebut,
sule menyatakan kepada pers bahwa dia sudah tobat. Sule sekarang memakai kartu AS yang
katanya murahnya dari awal, jujur. Perang iklan antar operator sebenarnya sudah lama
terjadi. Namun pada perang iklan tersebut, tergolong parah. Biasanya tidak ada bintang iklan
yang pindah ke produk kompetitor selama jangka waktu kurang dari 6 bulan. Namun pada
kasus ini, saat penayangan iklan XL masih diputar di televisi sudah ada iklan lain yang
menjatuhkan iklan lain dengan menggunakan bintang iklan yang sama.

         Dalam kasus ini kedua provider telah melanggar peraturan-peraturan dan prinsip-prinsip
dalam Perundang-undangan. Dimana dalam salah satu prinsip etika yang diatur di dalam EPI,
terdapat sebuah prinsip bahwa “Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara
langsung maupun tidak langsung.” Pelanggaran yang dilakukan kedua provider ini tentu akan
membawa dampak yang buruk bagi perkembangan ekonomi, bukan hanya pada ekonomi
tetapi juga bagaimana pendapat masyarakat yang melihat dan menilai kedua provider ini
secara moral dan melanggar hukum dengan saling bersaing dengan cara yang tidak sehat.
Kedua kompetitor ini harusnya professional dalam menjalankan bisnis, bukan hanya untuk
mencari keuntungan dari segi ekonomi, tetapi harus juga menjaga etika dan moralnya
dimasyarakat yang menjadi konsumen kedua perusahaan tersebut serta harus mematuhi
peraturan-peraturan yang dibuat.

2. Teori

Fungsi iklan dibagi kedalam 2 jenis:

1. Fungsi Informasi

Hal ini berarti bahwa suatu iklan menjelaskan perihal/servis, keadaan dan fitur. Maksudnya
adalah iklan menjelaskan tentang fungsi utama dan fungsi atribut dari suatu produk tersebut.
Contohnya, suatu iklan yang mempromosikan sebuah handphone akan memberikan informasi
kepada masyarakat bahwa handphone tersebut memiliki fungsi utama sebagai alat
komunikasi, sedangkan fungsi atributnya berupa fitur-fitur yang ditawarkan agar calon
pembeli tertarik untuk membelinya, seperti handphone tersebut dilengkapi dengan OS
Android terbaru, kamera dengan kualitas yang lebih baik, dan lain-lain.

2. Fungsi Persuasif
Fungsi ini lebih menekankan dalam membujuk orang agar membeli produk atau jasanya
(promosi). Jadi bisa dikatakan bahwa fungsi ini tidak memiliki keterkaitan dengan kualitas
produk tersebut. Fungsi jenis ini banyak ditemui di berbagai tempat penjualan produk, seperti
mall. Implementasi dari fungsi ini antara lain dapat berupa diskon, beli 2 dapat 1, jika
membeli suatu produk, maka akan mendapat produk pelengkapnya, dan masih banyak lagi
jenis promosi yang dapat dilakukan penjual untuk menarik masyarakat agar membeli
produknya.

Iklan yang Tidak Etis

Kualitas iklan tidak hanya dinilai dari isi dan kreatifitasnya saja, tetapi juga dinilai dari
apakah iklan tersebut telah mematuhi kode etika bisnis yang berlaku dalam dunia pemasaran.
Berikut ini beberapa kriteria iklan yang tidak etis:

 Iklan tersebut dengan sengaja memberikan informasi mengenai produk yang tidak
sesuai dengan kondisi yang nyata dari produk tersebut. Hal ini menyebabkan
konsumen mendapatkan ekspetasi atas produk yang tidak sesuai dengan kondisi
sebenarnya. Akibatnya, ketika membeli produk tersebut, kebanyakan konsumen akan
merasa tidak puas atas apa yang didapatkan ketika membeli produk tersebut.

 Iklan yang isi atau kreatifitasnya menyesatkan dan menjerumuskan konsumen.


Kejadian ini sering terjadi pada iklan yang memasarkan produk rokok, minuman
keras, dan produk-produk lainnya yang memperoleh persepsi yang seragam dari
masyarakat. Contohnya iklan rokok. Sudah sering dijumpai iklan yang memiliki isi
bahwa dengan merokok, orang menjadi lebih tenang dan percaya diri. Atau iklan
kondom, yang memiliki efek tidak langsung yaitu menyerukan konsumen untuk lebih
sering melakukan hubungan seks.

Selain itu, suatu iklan dikatkan etis atau tidak, bisa dinilai dari 3 hal berikut, yaitu:

1. Maksud si pengiklan

Jika tujuan dari pembuatan iklan tersebut untuk meningkatkan penjualan semata tanpa
mempedulikan keadaan konsumen, maka iklan tersebut dapat dikatakan tidak mematuhi kode
etika bisnis. Iklan yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan minuman keras semata akan
menyebabkan beberapa kejadian tidak langsung, seperti kematian akibat alkohol, kekerasan
dalam rumah tangga, dan masih banyak lagi efek negatif yang terjadi jika tujuan iklan
tersebut tidak mempedulikan keadaan orang banyak.

2. Isi Iklan

Tidak semua isi iklan dapat diterima oleh seluruh golongan masyarakat. Ada iklan yang
hanya ditujukan kepada golongan kaum dewasa, ada iklan yang isinya memiliki peasan rasis
dan diskriminatif, ada juga iklan yang berisi pesan propaganda. Jika suatu iklan mengandung
isi-isi tersebut, maka iklan tersebut tidak beretis. Selain itu juga ada jenis isi iklan yang
mengajak orang untuk melakukan hal yang salah. Seperti iklan minuman keras, dimana isinya
mengajak orang untuk mengkonsumsi lebih banyak minuman keras, dengan cara memberikan
isi yang berkesan bahwa dengan meminum minuman keras, maka orang tersebut dapat lebih
mudah dalam bersosialisasi dengan orang lain, dan sebagainya. Jenis iklan seperti ini sering
dikatakan tidak beretis karena merubah sudut pandang seseorang dan merusak moral orang
tersebut.

3. Keadaan publik yang dituju

Keadaan masyarakat juga perlu dipertimbangkan dalam membuat sebuah iklan. Contohnya
ketika umat muslim sedang melaksanakan ibadah puasa. Contoh iklan yang tidak etis adalah
iklan produk makanan yang ditayangkan di televisi pada siang hari ketika umat muslim
sedang berpuasa. Iklan tersebut tidak etis karena mengganggu umat muslim yang sedang
puasa dengan menayangkan gambar makanan atau adegan orang yang sedang menikmati
produknya di televisi.

3. Analisis

Menurut saya, apa yang dilakukan oleh XL dan Telkomsel sudah menyalahi aturan yang ada.
Mungkin dalam pemasaran itu tidak masalah, karena itu menjadi salah satu strategi
perusahaan untuk meningkatkan kredibilitas dan profit yang melimpah. Tetapi jika dilihat
dari kacamata beretika bisnis, mungkin mereka sudah tidak beretika lagi. Sebab mereka
saling serang – menyerang dalam menjatuhkan produk lawan, dan itu sudah dianggap
melenceng dari etika bisnis.

Catatan kaki

http://radensanopaputra.blogspot.co.id/2013/11/contoh-kasus-pelanggaran-etika-bisnis.html

http://ayip-el.blogspot.co.id/2014/10/contoh-perusahaan-yang-beretika-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai