Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

BAYI BARU LAHIR (BBL) PADA BAYI NY. V DI PMB NY. SUMIDA
ARIYANTI PASURUAN

Dosen Pembimbing :
Ayu Dewi Nastiti, S. Kep.Ns., M. Kep

Oleh:
NOVITA NINGRUM
NIM : 1801078

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


DENGAN JUDUL
BAYI BARU LAHIR (BBL) PADA BAYI NY. V DI PMB NY. SUMIDA
ARIYANTI PASURUAN

Telah disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

(Anggrainy Puspitasari Amd.Keb) (Ayu Dewi Nastiti, S. Kep.Ns., M. Kep)

Mengetahui
Kepala ruangan

(Sumida Ariyanti S.ST., M.Kes)


LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR (BBL)

A. KONSEP DASAR MEDIK


1. Definisi
Bayi baru lahir atau neonatus adalah manusia yang memiliki rentang umur
0 – 28 hari. Bayi yang baru keluar dari rahim seorang ibu,memiliki resiko yang
tinggi terhadap paparan lingkungan yang baru dirasakannya. Fungsi fisiologis
dari bayi perlu waktu untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
Banyak kasus kematian bayi terjadi pada umur ini karena kegagalan dari bayi
untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Adaptasi lingkungan bayi dipengaruhi oleh banyak faktor. Kesehatan ibu,
perawatan saat ibu hamil, perawatan saat bayi baru lahir mempengaruhi
keadaan selanjutnya dari bayi.
Untuk itu, seorang perawat hendaknya dapat mengerti tentang bayi baru
lahir. Sehingga dapat merawat bayi dengan baik dan menurunkan angka
kematian dan kecacatan pada bayi.
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37 – 42 minggu dan
berat badan 2.500 - 4.000 gram.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4
minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu. Jadi asuhan
keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan
pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37 –
42 minggu dan berat 2.500 – 4.000 gram (Arief dan Weni , 2016).
2. Etiologi
a. His (Kontraksi otot rahim).
b. Kontraksi otot dinding perut.
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
3. Patofisiologi
Adaptasi fisiologis
Menurut, (mochtar,2016) Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang
meliputi :
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah
tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah
akibat adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir,
penurunan tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang
kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas,
mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi
surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada
neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan
respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60x / menit.
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian
besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah
dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa
pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis,
demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat,
dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil
dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak
befungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale
terjadi karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin
telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.
Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan,
janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat
yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang
biasanya dikeluarkan di dalam 24 jam pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar,
setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga
sudah disimpan dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan
imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan
hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah.
Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT
(Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6
Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang
sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan
pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan
yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari
hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120
mg/100 ml.
6. Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis)
yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan
lebih bayak energi daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh dapat
melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara
sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari
permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak
secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti
yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan
konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan benda yang lebih dingin
dengan kontak secara langsung.
7. Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu
bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar
tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak
beberapa bulan sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium
relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan
ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron
matur belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan antara
luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood
flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan
dengan orang dewasa.
9. Susunan Saraf
Jika janin dalam kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka
dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan.
Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi
lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat
hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif
terhadap cahaya.
10. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan
bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam
bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D, dan Ig E diproduksi secara
lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-
kanak dini. Bayi yang meyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum
dan ASI.
11. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan dermis
tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu
dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna kulit
bayi berwarna merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi
dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44
– 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah
bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin
menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
13. Sistem skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh
secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat
panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah
relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar
dan berat. Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat
molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan
tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat
bayi baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas
harus simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak
tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.

4. Tanda dan Gejala

a. Lahir aterm antara 37 – 42 minggu


b. Berat badan 2500 – 4000 gram
c. Panjang lahir 48 – 52 cm
d. Lingkar dada 30 – 38 cm
e. Lingkar kepala 33 – 35 cm
f. Lingkar lengan 11 – 12
g. Frekuensi denyut jantung 120 – 160x/menit
h. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
i. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
j. Kuku agak panjang dan lemas
k. Nilai APGAR >7
l. Gerakan aktif
m. Bayi lahir langsung menangis kuat
n. genetalia :
1) Pada laki – laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum penis yang berlubang.
2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang
berlubang, serta labia mayora menutupi labia minora.
o. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
p. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik
q. Refleks grasping sudah baik
r. Refleks morro
s. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama

5. Komplikasi

1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterusfisiologi
5. Gangguan sistem saraf pusat: koma menurunnya reflex mata
(sepertimengdip)
6. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya
tekanan darah sistolik
7. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
6. Penatalaksanaan Segera Setelah Bayi Lahir
1) Setelah lahir segera nilai pernapasan, warna kulit dan gerakannya.
Letakkan bayi  dengan handuk diatas perut ibu.
2) Dengan kasa steril, bersihkan darah dan lendir dari wajah, mulut dan
hidung bayi (lihat pergerakan dada 30x/mnt, bila < 30x/mnt lakukan
resusitasi)
3) Klem dan potong tali pusat
a. Kira-kira 2  dan 3 cm dari pangkal pusat bayi
b. Potonganlah tali pusat di antara 2 klem sambil melindungi bayi dari
gunting dengan tangan kiri
c. Pertahankan kebersihan
4) Jagalah bayi agar tetap hangat
a. Pastikan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu
b. Ganti handuk yang basah dengan kain kering / selimut  lalu bungkus
gedong bayi terutama  kepala agar  terlindungi
5) Nilai APGAR SCORE pada menit ke-1 dan ke-5
6) Berikan bayi pada ibunya untuk IMD
a. Kontak dini dengan ibu
b. Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk kehangatan
c. Untuk ikatan batin dan pemberian ASI
7) Pernafasan Periksa pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit
Jika bayi belum menangis dalam 30 detik pertama setelah lahir, maka
periksa kebersihan jalan napas :
a. Kedua kaki bayi dipegang dengan satu tangan, sedangkan tangan yang
lain memegang kepala bayi lebih rendah dari sudut 30º daripada kaki
dengan posisi ekstensi sedikit untuk memungkinkan cairan dan lendir
keluar dari trakea dan faring.
b. Bersihkan cairan dari mulut dan hidung
c. Hisap ledir dari mulut lalu hidung dengan penghisap lendir
d. Keringkan bayi dengan selimut/handuk kering yang hangat
e. Gosoklah punggung bayi dengan lembut
f. Jaga bayi agar tetap hangat
g. Jika bayi masih belum mulai bernapas setelah 60 detik, mulai resusitasi.
h. Apabila bayi cyanosis/ sukar bernapas (frekuensi pernapasan <30/>60
x/mnt), berilah oksigen pada bayi dengan kateter nasal.
8) Perawatan  mata
Obat mata Eritromisin 0,5% / Tetrasiklin 1% dianjurkan untuk mencegah
penyakit mata karena Clamydia (PMS) diberikan pada jam pertama setelah
persalinan. Umum dipakai larutan Perak nitrat/neosporin dan langsung
diteteskan segera setelah lahir.
9) Pertahankan suhu tubuh bayi
a. Hindari memandikan bayi sedikitnya 6 jam setelah lahir.
b. Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup.
10) Pemberian Vit K
a. BBL normal dan aterm perlu diberi Vit K per oral 1 mg perhari selama 3
hari untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vit K.
b. BBL resti diberi Vit K 0,5-1 mg IM.
11) Identifikasi bayi
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera
pasca persalinan, pada alat atau gelang tercantum :
a. Nama (bayi dan ibu)
b. Tanggal lahir
c. Jenis kelamin
d. Umur
12) Ukurlah BB, PB, LIKA, LILA, lingkar perut bayi dan cacat dalam rekam
medik.
7. athway

Bayi baru lahir Kebutuhan nutrisi Memberi ASI ASI belum keluar Menyusui tidak Keterbatasan
efektif masukan oral

Adaptasi
fisiologis MK : Risiko
Sistem imun belum bisa kekurangan
MK : Risiko infeksi
membatasiorganisme yang masuk volume cairan

Pernapasan Kardiovaskuler Perubahan termoregulasi Neurologis Gastrointestinal Ginjal Hati


dan metabolik

Usaha Sirkulasi lambat Reflek bayi Berkemih Bilirubin


Kelenjar Pengeluar
perubahan suhu saliva an
Suhu bayi turun
Aknosionasis beberapa saat
Urine
Bernapas dalam
Mulai produksi keruh
darah Lingkungan
mekonium
dingin

Produksi mukus
berlebih Trauma dingin
Belum Sudah

MK : Risiko MK : Risiko
Kerusakan Termoregulasi MK : Risiko
Pertukaran Gas Tidak Efektif Konstipasi
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitaspasien
2) Keluhanutama
3) Menangisketikabagianlukatersenggol
4) PemeriksaanFisik
a. Komponenpertumbuhan
b. Bagiankepala
c. Mulut
d. Sistem Indra (mata, telinga, hidung, lidah, kulit)
e. Organ pada bagian dada
f. Organ pada bagian abdomen
g. Leher
h. TulangBelakang
i. Panggulpaha&betis
j. Genetalia
k. Anus
l. Suhutubuh
m. Saraf
n. Tekanandarah
o. Denyutnadi
p. Ekstremitas (atas,bawah)
q. Reflek
a) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
b) Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan
memperlihatkan gerakan seperti memeluk.

2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan bahan kimia iritatif
ditandai dengan timbul kemerahan pada kulit bayi.

3. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
SLKI SIKI
KEPERAWATAN
Gangguan integritas Setelah dilakukan perawatan Interensi Utama
kulit berhubungan selama 30 menit diharapkan Perawatan Integritas Kulit
dengan bahan kimia gangguan integritas kulit Observasi
iritatif ditandai berkurang. 1. Identifikasi penyebab gangguan
dengan timbul Luaran Utama integritas kulit.
kemerahan pada 1. Integritas kulit dan Terapeutik
kulit bayi. jaringan 2. Gunakan produk tambahan petrolium
1) Kerusakan jaringan atau minyak pada kulit kering.
menurun. 3. Gunakan produk berbahan
2) Kerusakan lapisan ringan/alami dan hipoalergik pada
kulit menurun. kulit sensitif.
3) Kemerahan pada kulit 4. Hindari produk berbahan dasar
menurun. alkohol pada kulit kering.
Luaran Tambahan Edukasi
1. Respons alergi lokal 5. Anjurkan menggunakan pelembab
6. Anjurkan memberikan ASI yang
cukup
7. Anjurkan menghindari dari suhu
yang ekstrem
8. Anjurkan setelah mandi berikan
minyak telon tanpa memberikan
bedak.
Intervensi Tambahan
1. Edukasi perawatan kulit

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat
melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan
sebelumnya. Berdarsarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri atas
melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus
yang digunakan untuk melaksanakan intervensi (Fadillah, 2018).

5. Evaluasi Keperawat
Tahap akhir dari proses keperawatan. Kegiatan ini adalah membandingkan
hasil yang telah dicapai setelah melakukan implementasi keperawatan
dengan kriteria hasil yang diharapkan.
a. Berhasil : keadaan pasien sesuai dengan penyataan di kriteria hasil
dalam waktu atau tanggal yang telah ditetapkan.
b. Belum teratasi : keadaan pasien belum atau tidak sesuai dengan
pernyataan di kriteria hasil.
DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Kemenkes RI, 2018, Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS, Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI.

Dinas Kesehatan Provinsi D. I. Yogyakarta, 2018, Profil Kesehatan Daerah


Istimewa Yogyakarta 2017, Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi D.
I. Yogyakarta.

Kemenkes RI, 2017, Profil Kesehatan Indonesia 2016, Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan


Keperawatan, Edisi . Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator


Diagnostic, Edisi . Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi . Jakarta: DPP PPNI.
POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO
KAMPUS PASURUAN
JL. KH.Mansyur No.207, Tembokrejo, Purworejo
Kota Pasuruan Jawa Timur 67118, Telp. (0343) 426730
Tahun Ajaran 2020-2021

FORMAT PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR


Nama Mahasiswa : Novita Ningrum
NIM : 1801078
Tanggal Pengkajian : 24 April 2021 (08:30 WIB)
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : By. Ny.V
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 4 hari
Tgl/jam lahir : 21 April 2021/1.45 WIB
BB lahir : 3100 gr
Panjang : 50 cm
B. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ibu :Ny. V Nama Ayah : Tn. R
Umur : 22 tahun Umur : 28 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :Jl. Kebonjaya RT. 03 Alamat : Jl. Kebonjaya RT. 03
RW. 06 RW. 06
C. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
1. Riwayat Kesehatan Ibu
Jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
DM : Tidak ada
Malaria : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
Riwayat operasi abdomen/SC : Tidak ada
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi : Tidak ada
DM : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Lain-lain : Ada/Tidak riwayat kembar
3. Riwayat Persalinan Sekarang
GII P2002 Ab000 UK. 38 minggu
Tanggal/Jam persalinan : 21-04-2021/1.45 WIB
Tempat persalinan : PMB Ny. Yanti
Penolong Persalinan : Bidan
Jenis Persalinan : Normal
Ketuban Pecah : 1.40 WIB
Keadaan Plasenta : Normal, lengkap
Tali Pusat : Normal
Lama Persalinan : Kala I : 7 jam Kala II : 35 menit
Kala III : 10 menit Kala IV : 5 menit
Jumlah Perdarahan : Kala I : 100 cc Kala II : 250 cc
Kala III : 120 cc Kala IV : 30 cc
Lama Persalinan :
4. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat komplikasi kehamilan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
Preeklamsia/eklamsia : Tidak ada
Penyakit Kelamin : Tidak ada
b. Kebiasaan ibu waktu hamil
Makanan : Nasi + Ikan+ Sayur
Obat-obatan : Tidak ada
Jamu : Tidak ada
Merokok : Tidak ada

5. Kebutuhan Bayi
Intake : ASI sesering mungkin
Eliminasi : BAB, warna kuning khas,konsistensi cair
Miksi : ± 4-5x/hari
Mekonium : Tidak ada
Warna :
D. DATA OBJEKTIF
Antropomentri
1. Berat badan : 3100 gr
2. Panjang badan : 50 cm
3. Lingkar kepala : 34 cm
4. Lingkar dada : 32 cm
Pemeriksaan Umum
1. Jenis Kelamin : Laki-laki
2. APGAR score : 8/9
3. KU bayi : Baik
4. Suhu : 36,5 ̊C
5. Bunyi Jantung : Normal
6. Frekuensi : 127x/menit
7. Respirasi : 43x/menit
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik dan sehat
2. Tanda-tanda vital :
S: 36.5 ̊C
N: 127x/ menit
RR: 43 x/ menit
3. Kepala : Simetris, keadaan ubun ubun lunak
4. Mata /penglihatan :
Mata simetris, sklera tidak ikterik, kornea tidak keru
5. Telinga /Pendengaran :
Simetris antara kanan kiri, tulang telinga lunak, tidak ada serum
6. Hidung/penciuman :
Simetris antara lubang hidung kanan dan kiri tidak ada serum dan lesi
7. Mulut :
Mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, tidak ada lesi, keadaan lidah
bersih
8. Leher :
Posisi trakea simetris tidak ada pembesaran tiroid tidak ada
pemesaran kelenjar linfe, tidak ada pembesaran vena jugularis, nadi karotis
teraba
9. Dada : Normal ces, irama reguler, tidak ada kesulitan nafas
10. Abdomen/pencernaan :
Simetris, tidak ada benjolan, yidak ada bayangan pembulu darah pada
abdomen
11. Anus Rektum :
Lubang anus ada dan normal, tidak ada kelainan pada anus
12. Alat Kelamin/Sistem Reproduksi : Tidak ada kelainan pada alat kelamin
13. Extremitas/anggota badan
Extremitras lengkap, nampak kekuningan, tidak ada odem
14. Kulit/otot/persendian :
Terdapat ruam-ruam merah di kulit , elastis,warnah kulit kemerahan,
kekuatan otot normal
15. Pemeriksaan Neurologi :
Tonik neek refleks (+), rooting refleks (+), grasping refleks (+), moro
refleks (+), suckling refleks (+), swallowing refleks (+)
E. DATA PSIKOSOSIOSPIRITUAL:
Perilaku non verbal :-
Keadaan emosi :-
Pola hubungan dengan orang lain :-
Orang yang sangat dekat dengan dirinya :-
Ketaatan dalam beribadah :-
Kegiatan keagamaaan yang dapat mengurangi stres :-
F. INFORMASI PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan
Pemeriksaan EKG : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Rontgen : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Lain-lain : Tidak dilakukan
Terapi sekarang yang diberikan : Tidak dilakukan
G. REAKSI PADA SAAT PENGKAJIAN
Anamnese dilakukan terhadap : Bayi Ny.V
Reaksi pasien pada waktu pengkajian : Baik dan ramah
Reaksi keluarga pada waktu Pengkajian : Baik dan ramah

H. Analisa Data
Data Penunjang Interpretasi data Masalah
DS : Bayi Baru Lahir Gangguan
-
integritas kulit
DO :
1. Terdapat kerusakan kulit Terjadi Perubahan
/jaringan pada bayi Ny. V
2. Terdapat kemerahan pada
tubuh bayi Ny. V Integumen
3. TTV
N : 127 x/menit
RR : 43 x/menit Struktur kulit belum matur
S : 36,5o C

Ekresi, iritasi kimia atau bahan


popok

Gangguan Integritas Kulit

I. Prioritas Masalah Keperawatan


NO TGL. DIAGNOSA TGL.
TT
. MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI
 
1. 24-04-2021 Gangguan integritas kulit 24-04-2021
berhubungan dengan bahan
kimia iritatif ditandai dengan
timbul kemerahan pada kulit
bayi.
J. Intervensi
DIAGNOSA
TGL. NO. SLKI SIKI TT
KEPERAWATAN
24- 1. Gangguan integritas Setelah dilakukan perawatan Interensi Utama  
04- kulit berhubungan selama 30 menit diharapkan Perawatan Integritas Kulit
202 dengan bahan kimia gangguan integritas kulit Observasi
1 iritatif ditandai berkurang. 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit.
dengan timbul Luaran Utama Terapeutik
kemerahan pada 1. Integritas kulit dan jaringan 2. Gunakan produk tambahan petrolium atau minyak pada kulit
kulit bayi. 1) Kerusakan jaringan kering.
menurun. 3. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada
2) Kerusakan lapisan kulit kulit sensitif.
menurun. 4. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering.
3) Kemerahan pada kulit Edukasi
menurun. 5. Anjurkan menggunakan pelembab
Luaran Tambahan 6. Anjurkan memberikan ASI yang cukup
Respons alergi lokal 7. Anjurkan menghindari dari suhu yang ekstrem
8. Anjurkan setelah mandi berikan minyak telon tanpa memberikan
bedak.
Intervensi Tambahan
1. Edukasi perawatan kulit
K. Implementasi
NO. DX.
NO. TGL./JAM TINDAKAN TT
KEP
 1. 24-04-2021 1 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan  
08.30 WIB integritas kulit
2. Menyarankan pada ibu bayi untuk
menggunakan produk berbahan ringan
pada kulit sensitif
3. Menyarankan pada ibu bayi untuk
meghindari produk berbahan dasar
alkohol
4. Menganjurkan pada ibu bayi untuk
memberikan ASI yang cukup pada bayi
5. Meyarankan pada ibu bayi untuk
menghindarkan bayi dari suhu yang
ekstrem
6. Menyarankan pada ibu bayi untuk
memberikan minyak telo pada kulit bayi
tanpa diikuti dengan pemberian bedak.

L. Evaluasi

No. Diagnosa Tanggal


No
Keperawatan 24-04-2021/09.00 WIB

D.0129 1 S:
-
O:
1. Terdapat kerusakan kulit /jaringan pada bayi Ny. V
2. Terdapat kemerahan pada tubuh bayi Ny. V
3. TTV
N : 127 x/menit
RR : 43 x/menit
S : 36,5o C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi diberhentikan, pasien pulang

Anda mungkin juga menyukai