Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar

"Pemberian Obat melalui Intravena"

Disusun oleh : Syifa Rizki Amalia (P17320319091)

Tingkat 1B

POLTEKKES KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

TAHUN AJARAN 2019/2020

JL.DR. Sumeru No. 116, Menteng, Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat 16111, Indonesia
Pemberian Obat Melalui Intravena

1) Pengertian

Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat
kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit. Pemberian obat secara intravena
merupakan pemberian obat yang sangat berbahaya. obat tersebut bereaksi dengan cepat
karena obat masuk kedalam sirkulasi klien secara langsung.

2) Tujuan

a. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi
parenteral lain.

b. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan

c. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar

3) Efek samping yang mungkin kan timbul dari pemberian injeksi intravena
a. Infeksi pada area suntikan

b. Merusak pembuluh darah pada area suntikan

c. Emboli udara (terbentyknya gelembung udara pada jantung dan paru-paru yang
dapat menghambat aliran darah)

d. Pembekuan darah

4) Indikasi dan kontraindikasi pemberian obat melalui intravena

 Indikasi

1. Pada seseorang dengan penyakit berat


Pemberian obat melalui intravena langsung masuk kedalam jalur peredaran darah.
Misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam peredaran darah (sepsis). Sehingga
memberikan keuntungan lebih dibandingkan memberikan obat oral. Namun sering
1
terjadi, meskipun pemberian antibiotika intravena hanya di indikasikan pada infeksi
serius, rumah sakit memberikan antibiotika jenis ini tanpa melihat derajat infeksi.
1. Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral yang terbatas
2. Pasien tidak dapat minum karna muntah atau memang tidak dapat menelan obat (ada
sumbatan disaluran cerna atas)
3. Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi (tersedak, obat masuk ke pernafasan)
4. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera di capai,sehingga diberikan melalui injeksii
bolus (injeksi langsung ke pembuluk balik/vena)

 Kontraindikasi
1. Inflamasi (bengkak,nyeri,demam) dan infeksi di lokasi injeksi intravena
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal,karena lokasi ini akan di
gunakan untuk pemasangan fisturi arteri -vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodaliasis (cuci darah)
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh darah vena kecil
yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan
kaki)
5) Tempat injeksi
a. Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)

b. Pada tungkai (vena saphenous)

c. Pada leher (vena jugularis)

d. Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)

6) Peralatan

a. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat

b. Kapas alkohol

c. Sarung tangan

d. Obat yang sesuai

2
e. Spuit 2 ml – 5 ml

f. Bak spuit

g. Baki obat

h. Plester

i. Perlak pengalas

j. Pembendung vena (torniquet)

k. Kassa steril (bila perlu)

l. Bengkok

7) Prosedur kerja

1. Cuci tangan

2. Siapkan obat dengan prinsip 6 benar

3. Salam terapeutik

4. Identifikasi klien

5. Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan

6. Atur klien pada posisi yang nyaman

7. Pasang perlak pengalas

8. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja

9. Letakkan pembendung

10. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cedera dan nyeri yang berlebihan.

11. Pakai sarung tangan

3
12. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikroorganisme.

13. Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.

14. Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan
dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak
bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan ditusuk perlahan dan
pasti. Pegang jarum pada posisi 30.

15. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena

16. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger.

17. Observasi adanya darah pada spuit

18. Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan.

19. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan

20. Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin

21. Kembalikan posisi klien

22. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok

23. Buka sarung tangan

24. Cuci tangan

25. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai