(Proposal)
Oleh
Kiki Riski Amelia
1713051049
khususnya cabang sepak bola. Berapa tahun belakangan mulai merambak naik cabang
olahraga baru yaitu Futsal. Olahraga yang dimainkan untuk para lelaki ternyata juga
bisa dimainkan oleh para kaum hawa. Di indonesia bukan hal yang baru adanya Club
Futsal putri. Bahkan sudah ada yang berprestasi di kancah internasioanal. Maka dari
itu telah berdiri team futsal putri untuk daerah Lampung yang diberi nama
februari 2014. Pada saat itu para pemain putri dibina untuk berprestasi yang berasal
Futsal putri Lampung angels WFC memiliki pelatih yang berkompeten di dalam
organisasi. Tanggung jawab utama para pelatih tersebut di tingkat ini adalah menjaga
permainan agar tetap menyenangkan dan membangun koordinasi tubuh dan dasar yang
kuat dalam pengendalian bola futsal. Pelatihan haruss didasarkan pada betapa
belajar yang besar. Melakukan latihan dengan serius dan tekun dimana akan berperan
dalam seluruh jadwal latihan yang nantinya akan di terapkan. Dalam mencapai latihan
yang maksimal dalam suatu cabang olahraga diperlukan adanya persiapan yang
matang dari semua unsur yang terkait dalam proses pembinaan dan hal ini tidak dapat
2
dicapai dalam waktu yang singkat dan isntan tetapi melalui proses yang
Sehingga untuk menjadi unggul tidak mudah dan sangat membutuhkan organisasi
yang baik, jujur, serta inovatif. Sebagaimana hal tersebut melibatkan komitmen dalam
Dengan demikian proses berjalannya waktu dan komitmen staf pengurus dan antar
pemain Lampung Angels WFC telah banyak meraih prestasi dan menjadi satu-satunya
club futsal putri di Lampung yang mewakili provinsi untuk bermain di liga
piala Walikota Bekasi 2015, Juara 1 Liga Nusantara 2015 Regional Lampung, Runner
Profesional 2017. Berdasarkan hal tersebut tentu atlet futsal Lampung Angels WFC
menjaga performa pertandingan dengan salah satu cara menjaga aktivitas fisik agar
lebih stabil.
Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pegeluaran energi
[CITATION Lil17 \l 1033 ] . Aktifitas fisik juga didefinisikan sebagai setiap gerakan
tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang menimbulkan pengeluaran energi di atas
nilai-nilai istirahat. Aktivitas fisik yang dinyatakan dalam kelipatan resting metabolic
rate (MET) tertuang dalam pedoman dan norma yang telah disepakati. Menurut
(Kemper, 2008) yaitu semua anak remaja harus sehat jasmani dan aktif setiap hari
selama 1 jam dengan intensitas sedang (5 -8 MET). Misalnya: jalan kaki, lari,
bersepeda (6-7 MET) dan permainan tim seperti olahraga futsal, sepak bola, dan bola
3
voli (8 MET). Kemudian, minimal dua kali seminggu melakukan aktivitas fisik yang
kinerja yang optimal dibutuhkan pelatihan yang baik. Untuk itu proses latihan harus
dilakukan secara intensif agar atlet senantiasa menjaga kebugaran tubuh dengan energi
yang bersumber dari proses latihan aerobik. Jika intensitas dinaikkan maka akan
diikuti peningkatan frekuensi denyut dan sebaliknya bila intensitas senam diturunkan,
hingga terjadi penurunan frekuensi denyut.(Teramoto & Golding, 2006). Selain proses
latihan, hal ini berdampak pada kecepatan konsumsi oksigen dalam metabolisme
aerobik maksimal (VO2Max) yang pada dasarnya berarti setiap pertandingan olahraga
biasanya dilaksanakan dalam waktu yang lama (Debbian & Rismayanthi, 2016).
dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan. Dengan daya tahan yang
baik maka performa atlet akan optimal untuk durasi yang lama dengan waktu
kelelahan yang lama(Prakoso & Sugiyanto, 2017). Daya tahan kardiorespirasi adalah
Piaggi, Bogardus, & Krakoff, 2019). Aspek fisik dan psikologis yang dominan
mendukung kemampuan tersebut dapat menjadi baik jika diberikan latihan yang tepat
dengan posisi permainannya. Latihan khusus dilakukan oleh atlet untuk beradaptasi
4
Olahraga prestasi yang berkembang saat ini beragam mulai dari olahraga yang bersifat
perorangan maupun olahraga yang bersifat kelompok atau olahraga tim. Salah satu
olahraga prestasi yang berkembang cukup pesat dilingkungan instansi adalah olahraga
futsal yang merupakan olahraga berkelompok atau olahraga tim. Melalui olahraga
futsal ini para remaja memperoleh banyak manfaat, khususnya dalam hal pertumbuhan
fisik, mental dan sosial yang baik. Tujuan orang melakukan permainan futsal pada
Pencapaian prestasi atlet ditentukan dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut
“Faktor yang berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari potensi yang ada pada atlet atau dengan kata lain
berasal dari kemampuan atlet itu sendiri secara menyeluruh baik menyangkut
faktor eksternal adalah faktor yang dapat mempengaruhi prestasi atlet dari luar diri
atlet seperti sarana dan prasarana, pelatih, Pembina, keluarga, dana, organisasi, iklim,
makanan yang bergizi, dan lain sebagainya” Sesuai dengan pendapat di atas, maka
untuk memdapatkan prestasi tinggi pada olahraga bola futsal juga dipengaruhi oleh
banyak faktor yaitu faktor dari dalam diri sendiri dan luar diri. Tiap-tiap cabang
tercapai prestasi. Seperti pada atlet futsal yang menggunakan tungkai dan kakinya,
5
permainannya.
komposisi tubuh yang dimiliki atlet. potensi antropometri yang baik akan menunjang
suatu penampilan sikap dan gerakan yang optimal dalam suatu cabang olahraga,
antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat badan,
posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan
manusia dari tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak (Survey, 2009)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan wawancara oleh pelatih dan staf
Lampung untuk kompetisi liga professional tahun 2017 atlet futsal putri Lampung
Angels WFC fokus berlatih dan menjaga daya tahan tubuh, namun hingga saat ini
futsal putri Lampung Angels WFC belum diketahui postur tubuh yang diukur melalui
jalannya pertandingan karena staf kepengurusan fokus berlatih strategi dan formasi,
begitupula kapasitas anaerobik, dan aktivitas fisik yang belum diketahui hingga saat
ini. Uraian tersebut sangat penting dilakukan karena belum pernah diteliti
Survey pada atlet futsal Lampung Angels WFC, dengan judul “Profil Antropometri,
Daya Tahan Kardiorespirasi, Anaerobik, dan Aktivitas Fisik pada Atlet Futsal
Lampung Angels”.
D. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Sejauh ini staf pengurus futsal Lampung Angels WFC belum memiliki data
3. Belum diketahui kegiatan sehari-hari atlet futsal Lampung Angels WFC yang diukur
E. Rumusan Masalah
F. Tujuan Penelitian
7
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah
G. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi
1. Bagi Penulis
melakukan studi penelitian dan lebih memahami Profil antropometri, Daya Tahan
Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
perpustakaan dan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sama dengan
H. Tinjauan Pustaka
khususnya cabang sepak bola. Berapa tahun belakangan mulai merambak naik
8
cabang olahraga baru yaitu Futsal. Olahraga yang dimainkan untuk para lelaki
ternyata juga bisa dimainkan oleh para kaum hawa. Di indonesia bukan hal yang
baru adanya Club Futsal putri. Bahkan sudah ada yang berprestasi di kancah
internasioanal. Maka dari itu telah berdiri team futsal putri untuk daerah Lampung
yang diberi nama “LAMPUNG ANGELS WFC”. Lampung angels WFC berdiri
pada tanggal 25 februari 2014. Pada saat itu para pemain putri dibina untuk
berprestasi yang berasal dari sekolah sekolah dan kampus yang ada di Bandar
Lampung.
Futsal putri Lampung angels WFC memiliki pelatih yang berkompeten di dalam
organisasi. Tanggung jawab utama para pelatih tersebut di tingkat ini adalah
dan dasar yang kuat dalam pengendalian bola futsal. Pelatihan haruss didasarkan
waktu dan komitmen staf pengurus dan antar pemain Lampung Angels WFC telah
banyak meraih prestasi dan menjadi satu-satunya club futsal putri di Lampung
Walikota Bekasi 2015, Juara 1 Liga Nusantara 2015 Regional Lampung, Runner
Profesional 2017. Berdasarkan hal tersebut tentu atlet futsal Lampung Angels
9
WFC menjaga performa pertandingan dengan salah satu cara menjaga aktivitas
Olahraga futsal adalah permainan bola dengan kecepatan. Kunci pokoknya adalah
ball feeling. Artinya, bagaimana perasaan saat menyentuh bola dengan kaki. Tak
heran jika pemain futsal harus dipelajari dengan benar. Peraturan permainan harus
dikuasai oleh pemain, pelatih, dan penonton. Futsal adalah permainan bola yang
dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki
pemain cadangan.
internasional untuk permainan sepak bola dalam ruangan. Kata itu berasal dari
kata futbol atau futebol (dari bahasa spanyol dan Portugal yang berarti pemain
sepak bola) dan salaon atau sala (dari bahasa Prancis atau Spanyol yang berarti
dalam ruangan). Badan sepak bola dunia FIFA menyebutkan futsal pertama kali
dimainkan di Montevideo, Uruguai, tahun 1930. Pada tahun 2002 Indonesia telah
Pada saat itulah lahir timnas Futsal Indonesia yang pertama kali masih dihuni oleh
pemain sepakbola dari klub liga Indonesia. Akan tetapi pada saat ini futsal telah
mengalami perkembangan yang luar biasa, hal itu terlihat dari banyaknya
FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil
Permaian futsal ini di lakukan oleh 5 v 5 pemain sudah termasuk kiper, berbeda
dimainkan di atas lantai kayu,semen dan rumput sintesis yang sedang tren di
11
Dalam olahraga futsal terdapat beberapa elemen dasar yang harus dipahami,
secara umum tidak berbeda jauh dengan bermain sepak bola konvensional.
Namun ada beberapa hal yang perlu dilakukakan dengan keahlian khusus. Berikut
teknik-teknik dasar dalam futsal yang mutlak harus di kuasai oleh setiap pemain
futsal :
1. Kontrol Bola
menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan telapak kaki sebelah depan
dengan memanfaatkan sol sepatu. Teknik mengontrol bola dengan sol sepatu
dalam futsal sangat penting sehingga harus dikuasai oleh setiap pemain.
2. Passing (Pengumpan)
menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, ujung kaki, tumit, atau sisi
bawah. Namun yang paling baik adalah menggunakan kaki bagian dalam dengan
3. Dribbling (menggiring)
Ada beberapa teknik dalam menggiring bola yang harus dikuasai dalam bermain
futsal, berikut ini beberapa teknik dalam menggiring bola pada permainan futsal :
Dengan teknik ini jika menggunakan kaki kanan pemain futsal dapat mengecoh
ke sebelah kiri lawan atau sebaliknya. Akan tetapi, teknik ini tidak bisa
12
sebaliknya.
Dengan teknik ini pemain futsal dapat mengecoh lawan ke sebelah kanan
lawan apabila menggunakan kaki kanan atau sebaliknya. Akan tetapi teknik ini
tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kiri bila menggunakan kaki kanan,
Dribbling ini menggunakan bagian punggung kaki dengan arah lurus apabila
tidak ada lawan yang menghalangi. Akan tetapi teknik ini kurang efektif untuk
mengecoh lawan ke sebelah kiri atau sebelah kanan. karena gerak yang terbatas
4. Shooting (Menendang/Menembak)
Teknik menendang keras yang efektif dalam permainan futsal adalah menendang
bola dengan menggunakan ujung kaki / sepatu dan dengan punggung kaki, dengan
ujung kaki / sepatu ini bola akan melesat cukup kencang dan bola juga akan tetap
bergerak lurus. tetapi teknik ini harus dilakukan dengan pemain yang mempunyai
skill tinggi dan sudah terlatih,karena teknik ini mempunyai kesulitan bola yang
tidak bisa di baca arahnya. Teknik dengan punggung kaki ini sudah biasa dan
d. Antropometri
Istilah antropometri berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas dua kata yaitu
“anthro” yang berarti manusia, dan “metri” yang berarti ukuran, secara literasi
ukuran tubuh manusia dan aspek-aspek segala gerakan manusia maupun postur
Antropometri juga merupakan suatu proses dan hasil pengukuran tubuh manusia
hasil mengukur, seperti mengukur panjang, lebar, luas, dan besar sesuatu. Dalam
konteks vital ukuran dianggap penting karena menyangkut pada sesuatu objek
ilmiah baru yang disebut dengan antropologi fisik yang merupakan implikasi dari
kekuatan dan kapasitas kerja. Pengukuran ini sangat memberikan kontribusi yang
masyarakat, forensik, status gizi dan nutrisi, serta ergonomik kerja (Kuswana,
2015: 2).
tubuh manusia, khususnya untuk mempelajari struktur dasar dalam aktivitas dan
14
Antropometri meliputi penggunaan secara hati-hati dan teliti dari titik-titik pada
tubuh untuk pengukuran, posisi spesifik dari subjek yang ingin diukur dan
penggunaan alat yang benar. Pengukuran yang dapat dilakukan pada manusia
kulit). Pada intinya pengukuran dapat dilakukan pada tubuh secara keseluruhan
(contoh: stature) maupun membagi tubuh dalam bagian yang spesifik (contoh:
Daya tahan kardiorespirasi merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang
terpenting, karena dasar dari elemen-elemen kondisi fisik yang lain. Harsono
kondisi tubuh yang mampu berlatih untuk waktu yang lama, tanpa mengalami
Irawadi (2011: 34) “daya tahan adalah kesanggupan bekerja dengan intensitas
tertentu dalam rentang waktu yang cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan”.
Sedangkan menurut Annarino dalam Arsil (1996: 19), “daya tahan adalah hasil
Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa daya tahan adalah
setelah melakukan aktivitas tubuh olahraga dalam waktu yang lama. Daya tahan
yang dimaksud adalah daya tahan Volume Oxygen Maximal (VO2Max). Tujuan
utama dari latihan daya tahan adalah meningkatkan kemampuan kerja jantung
kemampuan fisik yang lainnya. Secara umum kemampuan daya tahan dibutuhkan
Dalam olahraga futsal daya tahan sangat dibutuhkan karena olahraga ini
dilakuakan dalam waktu yang lama, waktu dalam permainan boa basket biasanya
berarti dalam permainan futsal ini. Apabila seorang atlet tidak memiliki daya
tahan yang baik tidak mungkin bisa bermain dengan maksimal, permain menjadi
menjadi kurang baik bahkan menjadi kacau karena daya tahan yang buruk.
Meskipun teknik dan taktik seorang atlet bagus tetapi apabila daya tahan atlet
tersebut tidak ada maka teknik dan taktik tersebut tidak dapat dijalankan dengan
maksimal dalam permainan. Untuk itu daya tahan sangatlah penting dalam
olahraga futsal ini. Semakin banyak massa otot seseorang, semakin banyak pula
perbedaan ukuran tubuh dan massa otot, VO2Max dapat dinyatakan sebagai
16
jumlah maximum O2 dalam ml, yang dapat digunakan dalam satu menit per
1. Umur
rata VO2Max per tahun adalah 0.46 ml/kg/menit untuk laki-laki (1.2%) dan 0.54
ml/kg/menit untuk wanita (1.7%). Penurunan ini terjadi karena reduksi denyut
2. Jenis Kelamin
Perempuan memiliki lemak tubuh lebih banyak dibandingkan laki-laki yang lebih
didominasi oleh otot (Delany, 2013). Pada laki-laki terdapat banyak jaringan yang
3. Jenis Latihan
Metode latihan yang paling baik untuk mengembangkan kerja jantung maupun
latihan yang dikerjakan harus memberikan beban yang cukup berat terhadap
tertentu, tetapi dapat berubah sesuai tingkat dan intensitas aktifitas fisik.
sementara latihan fisik intens yang teratur dapat menaikkan VO2Max dengan nilai
dengan durasi lama akan memiliki efek dalam menghemat pemakaian glikogen
dan memperbaiki ketahanan fisik (Amani et al, 2010). Latihan fisik, pada
harus dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama, progresif, dan individual
dalam kaitannya dengan latihan untuk meningkatkan VO2Max, faktor usia harus
4. Fungsi Paru
Pada saat melakukan aktifitas fisik, terjadi peningkatan kebutuhan O2 oleh otot
yang sedang bekerja. Kebutuhan O2 ini didapat dari ventilasi dan pertukaran O2
mengeluarkan udara dari dalam paru. Proses ini berlanjut dengan pertukaran O2
dalam alveoli paru dengan cara difusi. O2 yang terdifusi masuk ke dalam kapiler
berfungsi dengan baik, termasuk juga kapiler dan pembuluh pulmonal. Pada
seorang atlet yang terlatih dengan baik, konsumsi O2 dan ventilasi paru total
maximal (Fox, 2003). Dalam fungsi paru juga dikenal istilah A-V O2 diff. Selama
aktifitas fisik, A-V O2 akan meningkat karena O2 darah lebih banyak dilepas ke
otot yang sedang bekerja, sehingga O2 darah vena berkurang. Hal ini
cardiac output dan pertukaran udara sebagai respon terhadap olah raga berat
(Vander, 2001).
5. Fungsi Kardiovaskular
peningkatan cardiac output (CO). Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan isi
sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat mencapai sekitar 95% dari tingkat
Pada usia 18-22 tahun tekanan darah normal apabila didapatkan sistole 120-140
mmHg dan tekanan darah diastol 80-100 mmHg (Joyner M.J, 2009).Denyut nadi
normal 60-100 kali per menit (Hermawan, 2015). Pemakaian O2 oleh tubuh tidak
yang segar untuk memenuhi metabolisme dalam tubuh. Melalui fungsi ini maka
19
O2 di bawa paru-paru ke seluruh jaringan sel darah dalam tubuh dan membawa
dari tubuh, dan yang tidak kalah penting proses ini adalah senyawa yang
membawa O2 yaitu Hb yang berada di dalam sel darah merah, sehingga bila kadar
Hb rendah, O2 yang di bawa sel darah merah juga sedikit (Anwar S,et al., 2013).
Di dalam darah O2 berikatan dengan Hb, maka kadar O2 dalam darah juga
ditentukan oleh kadar Hb yang tersedia. Jika kadar Hb berada di bawah normal,
misalnya pada anemia, maka jumlah O2 dalam darah juga lebih rendah.
Sebaliknya, bila kadar Hb lebih tinggi dari normal, seperti pada keadaan
polisitemia, maka kadar O2 dalam darah akan meningkat. Hal ini juga bisa terjadi
sebagai respon adaptasi pada orang-orang yang hidup di tempat yang tinggi.
pembentukan sel darah merah. Laki-laki memiliki kadar Hb sekitar 1-2 gr per 100
oksigen maximal. VO2Max ditentukan untuk mengukur tingkat daya tahan jantung
paru, dimana suatu cara dalam memperkirakan VO2Max dari intensitas latihan
ekspirasi, udara yang dikumpulkan saat melakukan latihan dalam intensitas yang
Tes MFT atau Multistage Fitness Test adalah metode tes yang paling mudah
untuk digunakan. Hal ini karena pada saat pelaksanaan tes MFT tidak
20
memerlukan lintasan lari yang terlalu panjang yaitu hanya sekitar 20 meter (m).
Selain itu, hasil tes yang berupa tingkat VO2Max dapat langsung dilihat pada tabel
hasil MFT tanpa perlu melakukan perhitungan terlebih dahulu (Nosa, AS, 2013).
Multistage Fitness Test juga dikenal dengan nama shuttle run test, yo-yo test,
aero, dan bleep test. Alat-alat yang diperlukan antara lain permukaan yang datar
dan tidak licin, cone, cd player, bleep test cd, dan lembar hasil. Tujuan dari bleep
test yang dikembangkan oleh Leger dan Lambert (1982) adalah untuk memantau
mengharuskan atlet untuk lari terus menerus sepanjang 20m yang telah ditandai
dengan cone. Atlet berdiri di belakang cone dan mulai berlari saat terdengar bunyi
bip dari cd player. Kecepatan awal cukup lambat. Setelah sampai di cone kedua,
atlet menunggu bunyi bip kemudian berlari lagi menuju cone pertama. Jika atlet
tiba di cone sebelum bunyi bip, atlet harus menunggu bunyi bip dan kemudian
melanjutkan lari. Setelah sekitar 1 menit, bunyi bip akan semakin cepat, dan hal
Jika sudah terdengar bunyi bip sedangkan atlet belum mencapai cone diseberang,
maka atlet harus berlari ke cone dan berusaha untuk mengejar ketertinggalannya
dengan 2 kali bunyi bip. Tes dihentikan jika atlet gagal mencapai cone 2 kali berturut-
turut. Ada beberapa versi dari tes ini, tetapi versi umum yang biasa digunakan
memiliki kecepatan awal 8,5 km/jam yang meningkat sebesar 0,5 km/jam tiap menit.
Hasil yang dicatat dihitung dari jumlah level dan cone yang dapat dicapai sampai atlet
tidak dapat menyamai kecepatan bunyi bip. Catat jumlah level dan cone yang dicapai
2. Ergocycle Test
dengan peningkatan beban. Makin kecil peningkatan denyut jantung yang terjadi,
maka makin baik kemampuan jantung dan paru orang tersebut, sehingga nilai
3. Treadmill
adalah (1) Metode Mitchell, Sproule, dan Chapman, dan (2) Metode Saltin-
22
konstan, kemudahan mengatur beban kerja pada level yang diinginkan, serta
mudah dilakukan karena hampir semua orang terbiasa dengan keahlian yang
dibutuhkan (berjalan dan berlari). Meskipun demikian, karena alatnya mahal dan
berat, tes ini tidak praktis dilakukan di tempat kerja (Kartawa, 2003).
Gambar 5. Treadmill
Sumber: Kartawa, 2003
4. Field Test
Tes ini sangat mudah dilakukan karena tidak membutuhkan alat khusus. Subyek
diminta berlari berdasarkan jarak atau waktu tertentu. Beberapa variasi dari tes ini
adalah (1) 12 minute run, (2) 1,5 mile run, (3) 2,4 km run test (Mackenzie, 2013).
h. Anaerobik
Daya tahan anaerobik adalah proses pemenuhan kebutuhan tenaga di dalam tubuh
untuk memanfaatkan glikogen agar menjadi sumber tenaga tanpa bantuan oksigen dari
luar. Oleh karena itu daya tahan anaerobik tidak seperti daya tahan aerobik, yaitu
oksigen dari luar tubuh manusia, sedangkan kemampuan anaerobik itu sendiri dapat
oksigen dan hal ini terjadi ketika keperluan tubuh akan energi tiba-tiba meningkat (Joko
Purwanto, 2004: 40). Menurut Sukadiyanto (2011: 61) anaerobik adalah aktivitas yang
tidak memerlukan bantuan oksigen. Daya tahan anaerobik dibagi menjadi dua, yaitu:
(a) Daya tahan anaerobik laktit adalah kemampuan sesorang untuk mengatasi beban
latihan dengan intensitas maksimal dalam jangka waktu 10 detik sampai 120 detik; dan
(b) Daya tahan anaerobik alaktik adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi beban
latihan dengan intensitas maksimal dalam jangka waktu kurang dari 10 detik.
Djoko Pekik Irianto (2007: 72) menjelaskan bahwa daya tahan anaerobik dapat
diartikan sebagai suplemen untuk waktu singkat bagi daya tahan aerobik. Dalam
melakukan aktivitas anaerobik, contohnya pada saat berlari, sebelum energi aerobik
bekerja secara efektif terjadi kekurangan oksigen dalam otot terutama pada 20 sampai
memungkinkan terjadi penurunan oksigen dalam jumlah yang sangat besar, sehingga
sistem aerobik bisa bekerja lebih cepat. Kapasitas anaerobik adalah kemampuan
24
olahragawan untuk tetap dapat beraktivitas dalam keadaan kekurangan oksigen dan
tetap mampu memberikan toleransi terhadap akumulasi (penimbunan) asam laktat dari
Ada beberapa cara untuk menentukan daya tahan anaerobik, diantaranya yang paling
populer adalah dengan Running-based Anaerobic Sprint Test (RAST). Uji RAST
merupakan suatu bentuk tes yang dapat mengukur kapasitas anaerobik seseorang yang
direpresentasikan dalam dua komponen utama yang dimunculkan, yaitu average power
atau rata-rata power dan fatigue indeks atau indek kelelahan. Untuk mengetahui
kapasitas anaerobik, yang digunakan adalah fatigue indeks atau indek kelelahan
adalah lintasan lurus yang ditandai dengan cone sepanjang 35 meter, peluit, dan stop-
watch. Selain itu dibutuhkan dua testor yang bertugas sebagai pencatatan data hasil tes
dan bertugas memberi aba-aba. Mekanisme pelaksanaan uji RAST sangatlah sederhana
dan tidak memerlukan banyak alat. Pertama, lintasan dan cone penanda jarak harus
sudah siap dengan lintasan sepanjang 35 meter. Kemudian probandus melakukan enam
kali repetisi lari cepat sejauh 35 meter, dengan fase istirahat setiap satu kali repetisi
selama 10 detik. Salah satu testor mencatat hasil tes yang berupa waktu dalam satuan
detik dan yang satunya lagi bertugas memberi aba-aba saat fase istirahat selama 10
detik. Sebagai langkah awal setelah didapatkan waktu lari sprint dari enam repetisi, kita
dapat mengetahui power minimum yang berupa nilai terendah diantara 6 kali repetisi,
25
power maksimum yang berupa nilai tertinggi diantara 6 kali repetisi dan indeks
kelelahan yang mencerminkan skor daya tahan anaerobik seseorang. Cara memasukkan
hasil waktu lari sprint 35 meter pertama hingga ke enam, data bisa dikonversi melalui
diperoleh dari berat badan dikali akselerasi, untuk mengetahui akselerasi kecepatan
dibagi waktu tempuh setiap 1 kali repetisi, dan untuk mengetahui kecepatan jarak
dibagi waktu tempuh setiap 1 kali repetisi. Penghitungan power bisa dilakukan dengan
Setelah data keseluruhan dari enam kali repetisi didapatkan, dilakukan penghitungan
penghitungan untuk mengetahui power satu per satu dari enam kali repetisi, untuk
diketahui power minimum dan power maksimum dapat dilakukan penghitungan indek
kelelahan. Berdasarkan hasil penelitian Widodo (2007: 57), bahwa uji RAST
merupakan jenis tes yang dapat digunakan untuk mengukur komponen kondisi fisik
daya tahan anaerobik dengan r = 0,9301 dan hasil uji validitas = 0,897 serta hasil uji
reliabilitas = 0,919, dengan demikian uji RAST ini bisa direkomendasikan untuk
Aktivitas fisik adalah suatu gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
melakukan suatu bentuk aktivitas fisik dapat meningkatkan imunitas dan dapat
mencegah dari paparan virus dan penyakit. Kegiatan ini merupakan perilaku
aktivitas waktu senggang misalnya berenang, menari, dll (Hardman & Stensel,
otak.
Aktivitas fisik adalah suatu gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
melakukan suatu bentuk aktivitas fisik dapat meningkatkan imunitas dan dapat
mencegah dari paparan virus dan penyakit. Kegiatan ini merupakan perilaku
aktivitas waktu senggang misalnya berenang, menari, dll (Hardman & Stensel,
2003).
Tingkat aktivitas fisik dapat diukur secara subjektif dengan laporan diri atau
menggunakan alat untuk mengukur tingkat aktvitas fisik secara objektif. Terdapat
banyak instrumen yang dapat digunakan untuk menilai suatu tingkat aktivitas fisik
(GPAQ).
kuisioner aktivitas fisik global yang dikembangkan oleh WHO untuk pengawasan
dalam 3 domain, yakni: aktivitas di tempat kerja, pejalanan ke suatu tempat, dan
aktif, aktivitas rekreasi terkait aktivitas fisik dan perilaku menetap. Instrumen
menggunakan total MET per minggu dalam tiga domain dihitung dengab
menjumlahkan waktu yang dihabiskan untuk melakukan suatu aktivitas fisik, poin
dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan
hasil yang bervariasi atau beragam. Berikut ini disajikan hasil penelitian yang
“Aktivitas Fisik dan VO2Max: Tim Nasional Indonesia, apakah ada perbedaan
28
kategori tinggi sebesar 80% dan kategori sedang sebesar 20%. Pada VO2Max
sebelum covid-19 menunjukkan kategori superior sebesar 50%, dan pada saat
pendimi covid-19, VO2Max atlet mengalami penurunan yang tidak jauh dengan
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fadhiah Adilah (2013) yang berjudul “Analisis
antropometri, aktivitas fisik, dan tingkat VO2Max, serta kapasitas anaerobik pada
spearman didapatkan nilai korelasi tinggi (r= 0,622 ; p=0,002) pada subjek laki-
laki, nilai korelasi sangat tinggi (r= 0,860 ; p= 0,00) pada subjek perempuan.
Selain itu, juga didapatkan nilai korelasi sangat tinggi (r= 0,829; p=0,00) pada
subjek kelompok usia transisi remaja menjadi dewasa (18-20 tahun), dan nilai
korelasi sangat tinggi (r= 0,736 ; p= 0,00) pada subjek kelompok usia dewasa
muda.
J. Kerangka Berfikir
Berdasarkan pendapat serta teori-teori yang dikemukakan para ahli seperti yang
20 menit selama waktu tersebut suatu team harus berusaha memasukan bola ke
kemasukan bola dari lawan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kondisi fisik yang
29
pertandingan akan terjadi banyak pergerakan yang utama dan mempengaruhi yaitu
Daya tahan sangat dibutuhkan karena olahraga ini dilakukan dalam waktu yang
lama yaitu 2 x 20 menit. Dalam kurun waktu tersebut pemain dituntut mampu
dalam melakukan teknik dan taktik permainan futsal dan aktivitas fisik menjadi
alasan sebagai suatu gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
kondisi fisik yang baik, dengan demikian untuk mencapai prestasi futsal yang
maksimal, kondisi fisik di atas harus dalam keadaan yang prima. Untuk
memperolah kondisi fisik yang prima diperlukan latihan yang terprogram untuk
Agar lebih jelas gambaran antropometri, daya tahan kardiorespirasi, anaerobik, dan
aktivitas fisik yang berperan penting untuk atlet futsal Lampung Angels dapat
dilihat melalui tes MFT atau bleep tes dan juga menggunakan instrumen GPAQ
untuk mengukur aktivitas fisik serta tes RAST untuk mengukur kapasitas
anaerobik.
K. Metodologi Penelitian
30
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena
percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-
fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru
tentang suatu keadaan. Metode yang digunakan adalah survei, tekhnik pengambilan
data menggunakan angket, skor yang diperoleh dari angket kemudian dianalisis
prosentase.
L. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 20 atlet futsal putri Lampung Angels yang masih aktif dalam
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan futsal CFC (Club Futsal Centre) yang
berlokasi di Jl. Abdul Muis, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar
2. Waktu Penelitian
Lama waktu penelitian yang dilakukan dalam Penelitian ini yaitu satu bulan.
N. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk
pengambilan atau pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah
Instrumen dalam penelitian ini terdapat 4 variabel yang diukur instrumen Global
global yang merupakan kuisioner yang dikembangkan oleh WHO untuk survey
informasi tentang partisipasi aktivitas fisik dalam tiga pengaturan serta perilaku
menetap, yang terdiri dari 16 pertanyaan (P1-P16) dengan domain pada : (1)
aktivitas fisik di tempat kerja (activity at work), (2) berpergian dan berkunjung
dari mana saja (travel to and from places), (3) aktivitas rekreasi (recreational
Aktivitas Fisik
Kode (Aktivitas termasuk kegiatan belajar, latihan, aktivitas rumah tangga, dll).
Pertanyaan Jawaban
P12 Berapa lama dalam sehari biasanya anda diluar latihan Jam ...
futsal melakukan aktivitas olahraga lain seperti
melakukan fitness, atau rekreasi yang tergolong berat? Menit ...
P16 Berapa lama Anda duduk atau berbaring dalam Jam ...
sehari ketika tidak melakukan latihan futsal?
Menit ...
Sumber: WHO, 2012
(VO2Max) atlet futsal Lampung Angels dilakukan dengan cara Bleep Test.
digunakan yaitu: (1) rekaman suara irama tes bleep, (2) sound speaker, (3)
lintasan lari dengan jarak yang bermarka 20 meter pada permukaan yang datar,
34
rata, dan tidak licin, (4) kerucut pembatas atau cone (7) formulir penilaian.
1. Tes bleep dilakukan dengan lari menempuh jarak 20 meter bolak-balik, yang
dimulai dengan lari pelan-pelan secara bertahap yang semakin lama semakin
cepat hingga atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, berarti
3. Pada level 1 jarak 20 meter di tempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali
bolak-balik.
4. Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam 8 kali
bolak-balik
5. Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6,7 detik dalam 9 kali
6. Setiap jarak 20 meter telah di tempuh, dan pada saat setiap akhir level, akan
7. Start dilakukan dengan berdiri, dan kedua kaki di belakang garis start. Dengan
aba-aba “siap ya”, atlet lari sesuai dengan irama menuju garis batas hingga satu
8. Bila tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampaui garis batas, tetapi
untuk lari balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada tanda
bunyi atlet belum sampai pada garis batas, atlet harus mempercepat lari sampai
9. Bila dua kali berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari berarti
10. Setelah atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh
langsung berhenti, tetapi tetap meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit
dengan tiang alat tegak turus terhadap dinding, serta cek juga jendela baca
dapat digeser naik ataupun turun serta angka terlihat dengan jelas.
Lepaskan alas kaki (sandal/sepatu) serta aksesoris kepala (jepitan, topi, ikat
seminimal mungkin, buka alas kaki (sepatu dan sandal), keluarkan benda-
timbangan massa.
antara berat badan dengan tinggi badan. Pengukuran berat badan dapat
stadiometer.
4) Instrumen Anaerobik
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengukur daya tahan
(RAST). Tujuan tes ini untuk mengukur daya tahan anaerobik Dengan
validitas = 0,897 serta hasil uji reliabilitas = 0,919 Untuk melaksanakan uji
b) Pelaksanaan :
“siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari. Pada aba-aba
menempuh jarak 35 meter, selama 6 repetisi, dan repetisi tiap satu repetisi
kelelahan.
c) Skor
Dalam enam kali melakukan setiap waktu yang tercatat akan diolah
d) Hasil pengukuran
bunyi “pluit” tanda waktu selesai yang didapat selama lari 6 repetisi,
Setelah data dikumpulkan, pada tahap awal dilakukan analisis statistik deskriptif
kuantitatif dalam persentase terhadap data menggunakan SPSS versi 22, untuk
menentukan nilai MET yang terdiri dari nilai minimum, maksimum, mean, dan
standar deviasi. Penghitungan total aktivitas fisik digunakan rumus sebagai berikut:
dengan klasifikasi penilaian aktivitas fisik total (MET menit / minggu) yang
Teknik analisa data yang digunakan pada variabel Daya Tahan Kardiorespirasi
aerobik bedasarkan bleep test yang dikutip The Cooper Institute For Aerobics
berikut:
Berat Badan(kg)
IMT
Tinggi Badan ( m )
dikalkulasikan dengan tabel kategori status gizi BMI menurut Center of Desease
yang masuk pada kategori tertentu disetiap aspek menurut Anas Sudijono (2011:
f
P= ×100 %
N
Keterangan :
P : Persentase keberhasilan
f : Jumlah gerakan yang dilakukan benar
N : Jumlah subjek yang mengikuti tes
40
DAFTAR PUSTAKA
Adliah, F. (2012). Hubungan antara Aktifitas Fisik dengan Tingkat VO2 Max
Pada Mahasiswa Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin. Makassar: Fakultas Kedokteran. Universitas Hasanuddin.
Ando, T., Piaggi, P., Bogardus, C., & Krakoff, J. (2019). VO2Max is associated
with measures of energy expenditure in sedentary condition but does not
predict weight change. Metabolism: Clinical and Experimental, 90, 44–
51. https://doi.org/10.1016/j.metabol.2018.10.012
Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Ariestika, E., Widiyanto, W., & Nanda, F. A. (2020). Physical activities and vo2
max: Indonesian national team, is there a difference before and after
covid-19?. Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran, 6(3), 752-
763.
Fox E.L, Bowers R.W, Foss M.L. (2003). The Physiological Basis for Exercise
and Sport. 5th. Ed. Boston-USA. WCB/McGraw-Hill (Vander, 2001).
Hardman, E.A. dan Stensel J.D (2003). Physical Activity And Health: The
Evidence Explained. London: Routledge
Lili, S. S., & Dyah, E. M. (2017). Buku Saku Ayo Bergerak Lawan Diabetes.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,.
Prakoso, G. P. W., & Sugiyanto, F. (2017). Pengaruh metode latihan dan daya
tahan otot tungkai terhadap hasil peningkatan kapasitas VO2Max pemain
bola basket. Jurnal Keolahragaan, 5(2), 151.
https://doi.org/10.21831/jk.v5i2.10177
Shereen, M. A., Khan, S., Kazmi, A., Bashir, N., & Siddique, R. (2020). COVID-
19 infection: Origin, transmission, and characteristics of human
coronaviruses. Journal of Advanced Research.
42