Anda di halaman 1dari 13

Foreign Case Study 2018

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Daya Tarik Arsitektur Bangunan Wat Arun


Di Bangkok Thailand
Endive Prasidha Wanarit
16.2112

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di
Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Daya Tarik Arsitektur Bangunan
Wat Arun Di Bangkok Thailand.

1. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Pariwisata merupakan industri yang memiliki peran besar terhadap peningkatan
perekonomian suatu negara. Dalam mendukung kegiatan pariwisata, pemerintah akan
memberikan fasilitas dan infrastruktur yang dibutuhkan dan memiliki daya tarik bagi para
wisatawan. Tempat wisata merupakan salah satu tujuan utama yang tidak akan terlewatkan
untuk dikunjungi para wisatawan. Para wisatawan akan lebih memilih tempat wisata yang
terkenal. Selain itu, tempat wisata yang memiliki ciri khas budaya yang tinggi akan menarik
wisatawan untuk berkunjung.
Daya tarik yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata adalah keindahan bangunan
yang memiliki nilai sejarah dengan suasana nyaman ketika berkunjung. Bangkok merupakan
salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara yang memiliki sejarah dan memiliki
percampuran bangsa, agama, dan budaya yang tinggal secara harmonis. Percampuran suku,
agama, dan budaya tidak membuat Bangkok menjadi negara yang terpecah akibat konflik.
Foreign Case Study (FCS) merupakan kegiatan berwisata untuk memenuhi aspek psikologis
manusia untuk mengunjungi destinasi wisata, sekaligus salah satu mata kuliah yang wajib di
ikuti oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta (STiPRAM) guna
melakukan pengamatan perkembangan pariwisata luar negeri, persyaratan pembelajaran ini
dilakukan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta (STiPRAM) dengan
mengadakan kunjungan wisata ke satu negara yaitu Bangkok-Pattaya.
Jurnal Foreign Case Study atau biasa disingkat FCS disusun oleh penulis sebagai syarat
untuk memenuhi kompetensi di STiPRAM, materi dari jurnal ini diperoleh penulis dari
kegiatan yang penulis lakukan selama FCS berlangsung. FCS adalah kegiatan melakukan
perjalanan ke luar negeri yang diselenggarakan oleh kampus. Untuk FCS yang
diselenggarakan oleh kampus terbagi menjadi dua tipe yaitu kunjungan untuk satu negara
saja dan pilihan kedua yaitu tiga negara, untuk satu negara mahasiswa hanya mengunjungi
negara Singapura, sedangkan tiga negara terdiri dari Singapura, Thailand dan Malaysia, dan
tentu saja biaya yang dikeluarkan berbeda, mahasiswa bebas memilih sesuai dengan
kemampuan. Program FCS dimaksudkan agar mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai

1
kepariwisataan di luar Indonesia, sehingga mahasiswa dapat melihat, menilai, dan
membandingkan pengelolaan pariwisata antara Indonesia dengan negara tetangga. Penulis
sendiri memilih melakukan kegiatan FCS bersama beberapa mahasiswa Stipram dan Kaprodi
jenjang Strata Satu yaitu Bapak Moch. Syamsu dengan mengunjungi 1 negara yaitu Bangkok
- Pattaya selama 5 hari 4 malam.
Disini Penulis adalah seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
Yogyakarta (STIPRAM) semester 4, jenjang strata satu (S-1), dan Jurusan Hospitality.
Dengan progam FCS yang telah dilaksanakan oleh kampus pada tanggal 11 November 2017–
15 November 2017. Program FCS tersebut berangkat melalui Bandara Internasional Adi
Sucipto Yogyakarta pagi hari transit di Kuala Lumpur International Airport selama 4jam lalu
kami melanjutkan perjalanan ke Bangkok dan pada malam hari pukul 20:00 WIB kami tiba di
Don Mueang International Airport Bangkok [1].
Bangkok merupakan negara yang menjadi salah satu tujuan wisata favorit bagi para
wisatawan Indonesia maupun mancanegara. Bangkok terkenal sebagai salah satu negara di
Asia yang memiliki beragam suku, agama, dan budaya. Meskipun demikian, mereka dapat
tinggal secara damai. Bangkok sendiri merupakan negara yang terkenal mempunyai banyak
tempat wisata bersejarah.
Selama melakukan kunjungan di Bangkok, penulis mengunjungi beberapa destinasi,
diantaranya adalah Wat Pho, Wat Arun, Chao Phraya River, China Town, Chatuchak
Weekend Market, Damnoen Saduak Floating Market, Pratunam, Big Bee Farm, Pattaya
Beac, Silver Lake, Laser Budha, dan Asiatique. Karena ketertarikan penulis dengan bangunan
arsitekturnya yang unik, penulis memilih Wat Arun sebagai destinasi di jurnal ini, karena
menurut penulis Wat Arun merupakan destinasi wisata yang menarik dan unik. Maka dari itu,
penulis membuat jurnal Foreign Case Study dengan judul “DAYA TARIK ARSITEKTUR
BANGUNAN WAT ARUN DI BANGKOK”.
Dipilihnya destinasi wisata Wat Arun karena merupakan salah satu tempat wisata yang
memiliki nilai budaya yang tinggi serta keunikan tersendiri pada bentuk bangunannya. Bagi
wisatawan yang berkunjung, Wat Arun juga merupakan tempat untuk berwisata sejarah serta
mempelajari nilai – nilai budaya yang terdapat pada Wat Arun.

C. TUJUAN PENULISAN
Berikut ini adalah tujuan penulisan Jurnal Foreign Case Study, yaitu:
1. Ingin mengetahui seluk beluk Bangkok-Pattaya karena sebelumnya belum pernah
mengunjungi negara tersebut.
2. Ingin memperoleh pengalaman dan cerita baru..
3. Memajukan dan mengembangkan industri pariwisata yang merupakan sumber devisa
negara.
4. Untuk memenuhi kegiatan wajib Foreign Case Study (FCS) mahasiswa Sekolah Tinggi
Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pariwisata program studi strata satu jurusan Pariwisata.

D. MANFAAT PENULISAN
Berikut ini adalah manfaat penulisan Jurnal Foreign Case Study yang diharapkan oleh
penulis, antara lain:
1. Dengan melakukan Foreign case Study mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga
selama di Bangkok-Pattaya.

2
2. Semakin luas pengetahuan tentang pariwisata dari negara lain.
3. Mampu melihat hubungan antara masyarakat dari negara Bangkok-Pattaya dan negara
lain.
4. Mampu menggunakan pengetahuannya mengenai pariwisata untuk mendapatkan
kesempatan kerja.

E. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


Foreign Case Study ini dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
(STIPRAM) pada semester 4 selama lima hari. Dimulai sejak tanggal 11 November 2017 –
15 November 2017.

2. PEMBAHASAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata
merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun
kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa
dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat
mewujudkan keinginan wisatawan [4].
Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama
menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya
dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah
menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi
mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang
berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai
salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui
industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah [6].
Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih
menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. Dorongan kepergiannya adalah karena
berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama,
kesehatan maupun lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman baru
[8]. Besarnya kegiatan pariwisata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan situasi di
mana batas antar negara semakin hilang, telah menjadikan pariwisata sebagai suatu kegiatan
penting yang turut mempengaruhi hubungan internasional [9]. Banyak negara di dunia
sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek penting dari strategi
pengembangan negara. Berikut merupakan pengertian pariwisata menurut beberapa ahli :
1. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti banyak atau berkeliling
dan “wisata” yang berarti pergi atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang
dilakukan secara berulang – ulang dan berpindah – pindah.
2. Gejala – gejala yang disebabkan oleh perjalanan dan pendiaman orang – orang asing
serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal
menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu.
Sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan [10].

3
A. Profil Bangkok
Bangkok adalah ibu kota dan kota terbesar di Thailand. Kota ini terletak di tepi barat Sungai
Chao Phraya, dekat Teluk Thailand. Bangkok adalah salah satu kota dengan perkembangan
terpesat, dengan ekonomi yang dinamis dan kemasyarakatan yang progresif di Asia
Tenggara. Kota ini sedang berkembang menjadi pusat regional yang dapat
menyaingi Singapura dan Hong Kong.
Bangkok telah lama menjadi pintu masuk bagi penanam modal asing yang ingin mencari
pasar baru di Asia. Kota ini juga mencatat sebagai salah satu kota di dengan laju penambahan
konstruksi gedung pencakar langit tercepat. Kaya akan situs-situs budaya membuat Bangkok
sebagai salah satu tujuan wisata terpopuler di dunia.
1. Regulation
Masing-masing negara di dunia memiliki regulasi yang berbeda - beda, tetapi fokus negara
yang penulis susun dalam jurnal adalah Bangkok. Berdasarkan pengalaman yang penulis
alami saat melakukan FCS, Bangkok merupakan negara yang memiliki aturan yang cukup
ketat. Saat penulis sampai di bandara, penulis langsung menuju imigrasi untuk melakukan
pengecekan passport. Sebagian besar warga negara Bangkok menggunakan Bahasa Thailand
sebagai komunikasi sehari-hari, hanya sebagian kecil yang fasih dalam berbahasa Inggris.
Hal ini membuat wisatawan sedikit sulit dalam memahami bahasa sehari hari mereka. Untuk
transportasi publik sendiri juga terdapat aturan bagi para wisatawan agar tidak berbuat
mesum, merokok, dan makan selama berada di dalam kendaraan.
2. Culture
Asia memiliki berbagai budaya menarik banyak menjadi tujuan wisatawan dari mancanegara.
Memiliki budaya dan lokasi yang eksotis merupakan daya tarik bagi negara-negara di Asia.
Salah satunya Bangkok Thailand, dengan budaya kental yang masih terasa di tengah
modernitas.
Bangkok bisa dibilang sudah mengalami kemajuan dari sisi peradaban, namun para penduduk
lokalnya sangat mempertahankan tinggi nilai budaya mereka. Jadi, disaat kemajuan zaman
sudah berjalan budaya asli tidak terhapuskan.
Agama di Thailand beragam. Tidak ada agama negara resmi dalam konstitusi Thai,
kebebasan beragama diberikan kepada seluruh warga negara Thai, meskipun raja yang
disahkan secara hukum harus beragama Budha Theravada.  Agama utama yang dipraktikan
di Thailand adalah Buddha. Agama Buddha di Thailand sebagian besar beraliran Theravada.
Sekitar 90% dari jumlah penduduk di Thailand adalah Buddha dari aliran Theravada,
meskipun Buddha Thai dipraktikan bersama dengan agama asli Tionghoa oleh Tionghoa
Thai.
Wihara - wihara Buddha di Thailand diciri - cirikan dengan stupa-stupa emas yang tinggi,
dan arsitektur Buddha Thailand yang mirip dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya,
khususnya Kamboja dan Laos, yang berbagi warisan sejarah dengan Kamboja.
3. Behavior
Masyarakat Thailand merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan etnis. Ada
etnis Melayu, Laos, Vietnam, China dan lain sebagainya. Dari berbagai golongan etnis
tersebut, mereka harus bisa bersatu padu, agar menumbuhkan rasa keharmonisan dalam
menjalin hubungan bersmasyarakat. Sehingga terwujud kesejahteraan dalam masyarakat.
Masyarakat Thailand berperan penting dalam membangun kesejahteraan hidupnya. Mereka
terbiasa hidup dengan saling bekerja sama. Kesejahteraan dan kemakmuran merupakan kunci
utama dalam menciptakan keharmonisan bermasyarakat dalam negara ini. Dengan adanya

4
kemakmuran dan kesejahteraan tersebut, dapat menciptakan masyarakat untuk saling bersatu
padu dan terjalin suatu hubungan yang baik pada setiap insan manusia.
4. Lifestyle
Mengunjungi suatu negara adalah salah satu cara untuk mengetahui gaya hidup masyarakat
yang tinggal di negara tersebut, salah satunya Bangkok. Bangkok adalah tujuan favorit turis
di Asia serta penduduk dengan jumlah terbanyak di Thailand. Ada sejumlah cara untuk
mengetahui gaya hidup masyarakat Bangkok, salah satu cara terbaik untuk memgetahui gaya
hidup masyarakt Bangkok adalah dengan makan makanan lokal Bangkok. Beberapa makanan
lokal Thailand terbaik bisa ditemukan di pinggir jalan (kaki lima). Restoran jalanan
kebanyakan menghidangkan makanan tertentu, seperti olahan mie dengan bebek, babi, ayam,
atau seafood, aneka sate, maupun aneka olehan mangga.
Cara lain yang untuk mengetahui gaya hidup masyarakat yang tinggal di negara tersebut
adalah dengan mengunjungi pasar. Disana kita bisa banyak melihat maupun berinteraksi
dengan pedagang. Kebiasaan yang dapat kita lihat disana adalah keramahan pedagangnya.
Bangkok juga dikenal dengan kehidupan spiritualitas yang tinggi dan masyarakat yang
ramah serta murah senyum. 

B. Sejarah Dan Perkembangan Wat Arun


Sesuai gelar yang disandangnya “Kota Bidadari” atau City Of Angels, Krung Thep dalam
Bahasa Thai. Bangkok mempunyai sejuta pesona yang menarik bagi turis-turis dari
mancanegara. 
Ibukota sekaligus kota terbesar di Thailand ini menawarkan berbagai tempat yang pantas
dikunjungi, mulai dari istana yang megah, kuil-kuil  yang artistik, pusat belanja yang
super besar, ramai dan menawarkan berbagai macam produk dengan harga terjangkau,
kehidupan malam yang gemerlapan, Bangkok juga dikenal dengan kehidupan spiritualitas
yang tinggi dan masyarakat yang ramah serta murah senyum. 
Bangkok memiliki banyak bangunan candi (Wat) yang menjadi tempat – tempat
wisatawan untuk berkunjung, salah satu diantara candi tersebut adalah Wat Arun. Wat
(candi) adalah sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang
berasal dari peradaban Hindu-Buddha.
Wat Arun mulai dibangun sejak pusat pemerintahan Thailand masih berada di Ayutthaya
dengan nama Wat Makok (Olive Temple) karena berlokasi di sebuah daerah bernama
Tumbol Bangmakok. Pada era Thonburi, Raja Taksin merubah namanya menjadi Wat
Chaeng. Kemudian Raja Rama II memeperbesar candi tersebut, pekerjaan tersebut selesai
pada masa Raja Rama III, dan Raja Rama IV memberi nama candi Wat Arunratchawararam.
Kuil Wat Arun ini memiliki tinggi 67 Meter yang dibangun pada 179 tahun lalu oleh Raja
Prak Nang Klao atau Rama II. Struktur bangunannya terbuat dari keramik yang ditata
dengan baik. Struktur bangunan Kuil Wat Arun yang terbuat dari keramik ini bermula dari
perjalanan kapal pengangkut kaca dan keramik dihantam badai. Hingga, sejumlah keramik
yang dimuat di kapal tersebut pecah.
Saat itu, kapal ini sedang melakukan perjalanan ke negeri Tiongkok. Namun, atas perintah
dari Raja Rama II, keramik tersebut dibuat untuk membangung kuil ini. Ternyata, keramik
pecah ini membuat bangunan itu semakin indah dan elegan.
Kuil Wat Arun ini terlihat menggunakan tatanan keramik. Kuil ini memiliki empat menara
yang terpasang di empat penjuru angin. Sedangkan di tengah-tengah terdapat satu kuil

5
utama. Di kuil utama ini terdapat tangga sehingga para wisatawan bisa naik hingga ke
puncak kuil.
Bagian dasar kuil utama ini terdapat tatanan keramik bermotif pohon yang tertata melingkari
bangunan tersebut. Wat Arun akan lebih eksotik ketika dilihat saat matahari terbenam
hingga malam hari. Dengan penerangan yang ada, Kuil atau candi ini akan menyala karena
struktur keramik yang menyusunnya.
C. Arsitektur Bangunan Wat Arun
Wat Arun dibangun dengan gaya arsitektur Khmer, dengan jenis bangunan Phra Prang.
Konsep yang diambil pada candi ini hampir sama dengan candi-candi lainnya yaitu
Thridhatu. Prang pusat merupakan Prang terbesar yang menyerupai sekaligus melambangkan
gunung Meru (sebagai pusat alam semesta yang di dasarnya terdapat samudra luas, dengan
matahari dan bulan yang mengelilinginya). Gunung Meru sangat sering disebutkan dalam
dongeng dan legenda Hindu. Beberapa legenda antara lain mengisahkan bahwa Gunung
Meru dan dewa angin Bayu semula adalah sahabat. Akan tetapi seorang
bijak Narada mendekati Bayu dan membujuknya untuk menaklukkan gunung itu. Bayu
meniupkan angin dengan kekuatan penuh sepanjang tahun untuk meruntuhkan gunung itu,
akan tetapi Meru dilindungi oleh sayap Garuda tetap bertahan. Setelah satu tahun Garuda
mulai lelah dan beristirahat sejenak, akibatnya puncak gunung Meru tertiup dan terpenggal.
Pecahan puncak gunung itu jatuh ke laut dan membentuk pulau Sri Lanka. Oleh sebab itu
disekeliling Prang utama terdapat empat Prang kecil dengan patung dewa Bayu di atasnya.
Pada Prang Utama terdapat 3 tingkatan:
•       Trayastrimsa : Berada di puncak (paling atas) melambangkan kehidupan dewa-dewa.
•        Caturmaharajikakayika : Berada pada bagian tengah, terdapat 4 penjaga yaitu 
kumbhandas (org kerdil), gandharvas (peri), Nagas (naga), yaksas (jin)
•        Asuras : Area paling bawah, melambangkan lautan luas.
• Bagian paling dasar / pondasi disebut Tan Phai Tee, terbuat dari tumpukan batu.

Gambar 1. Taksin atau Pra-Taksin
• Teras pada tingkat kedua disebut Taksin atau Pra-Taksin.

6
• Keramik berbentuk bunga, pohon, dan daun pada tingkat dua menyimbolkan Hutan
Himavant, yang berada di kaki gunung Meru.
Gambar 2. Relief Kinnaree
• Pada tingkat 2, terdapat goa yang berisi relief Kinnaree, yaitu manusia setengah burung

yang  hidup di Hutan Himavant.


Gambar 3. Cheung Bart
• Cheung Bart adalah bagian  paling atas dari tiap tingkatan.

7
Gambar 4. Marn Bak
• Pada Cheung Bart tingkat kedua ini terdapat relief raksasa yang disebut Marn Bak.
• Pada Cheung Bart terdapat 64 buah relief raksasa.
• Relief kera atau Krabi Bak yang menghiasi area Cheung Bart pada tingkat ketiga.
Terdapat 46 jumlah relief kera.
• Pada Cheung Bart tingkat keempat ini terdapat relief dewa pencipta menurut agama
Hindu yaitu Brahma/Brahma Bak.
• Pada Cheung Bart terdapat 52 buah relief Brahma.
Gambar 5. Patung Dewa Indra

• Patung Dewa Indra terdapat pada bagian paling puncak. Merupakan pimpinan dari para
dewa. 

8
• Terdapat juga Relief Dewa Wisnu/Rama yaitu dewa pelindung dengan Burung
Garuda yang menjadi kendaraannya. 
Gambar 6. Yod Noppasoon
• Yod Noppasoon  Mahkota emas ini untuk melambangkan Buddha :
- tinggi 1,2 m

- Berat 185 kg
- Lebar 52 cm

Gambar 7. Prang Thit


Candi-candi kecil yang mengelili candi utama disebut Prang Thit , terdapat relief marn bak,
krabi bak dan relief-relief lainnya seperti:
a.  Patung Dewa angin Phra Pai dengan kuda sebagai kendaraannya.

9
b. Patung Dewa dan Narasingha. Setengah singa dan setengah manusia yang dianggap
sebagai reinkarnasi dewa wisnu.
Gambar 8. Mondop
• Di antara Prang Thit terdapat Mondop , yaitu bangunan untuk menggambarkan kisah

perjalanan Budha. Dekorasi Wat Arun sebagian besar menggunakan keramik dan porselen.
Sebagian berasal dari cina maupun sumbangan dari warga. Berupa mangkok yang
disebut Banjarong.

3. PENUTUP
A. SIMPULAN
Wat Arun merupakan salah satu candi di kota Bangkok. Candi ini memiliki gaya arsitektur
yang khas di Thailand. Keistimewaan yang melekat pada bangunan Wat Arun ini, menjadikan
tempat ini memiliki nilai budaya serta sejarah. Masyarakat sekitar Wat Arun ini memiliki
peran yang penting dalam mempertahankan nilai – nilai sejarah serta budaya agar tetap
lestari. Untuk menjaga serta memelihara bangunan candi masyarakat sekitar terus ikut
berperan menjaga kebersihan serta kelestarian bangunan candi tersebut agar tetap menjadi
tempat wisata yang terus popular di kalangan wisatawan mancanegara.
Kuil Wat Arun terletak di distrik Bangkok Yai, Bangkok, Thailand, tepatnya di barat hulu
sungai Chao Phraya. Kuil ini memiliki nama panjang Wat Arunratchawararam
Ratchaworamahavihara. Para wisatawan bisa naik ke kuil tersebut melalui tangga-tangga
yang ada disamping kuil. Kuil Wat Arun ini terlihat menggunakan tatanan keramik. Kuil ini
memiliki empat menara yang terpasang di empat penjuru angin. Sedangkan di tengah-tengah
terdapat satu kuil utama. Di kuil utama ini terdapat tangga sehingga para wisatawan bisa
naik hingga ke puncak kuil.

10
B. SARAN
Wat Arun adalah salah satu candi yang penuh akan sejarah dan nilai – nilai budaya yang
menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawannya. Namun terdapat beberapa hal yang
harus lebih diperhatikan dari pihak pengelola diantaranya penambahan fasilitas – fasilitas
umum bagi wisatawan seperti tempat duduk untuk mengantisipasi wisatawan yang kelelahan
serta penambahan tempat sampah yang seharusnya ada di setiap sudut tempat wisata tersebut.

References
[1] Data Foreign Case Study, 11 November 2017 - 15 November 2017 di Bangkok- Pattaya.
[2] Suryadana., & Octavia, Vanny. 2015. Pengantar Pemasaran Pariwisata.Bandung: Alfabeta.
[3] Haruna, K., Akmar Ismail, M., Suhendroyono, S., Damiasih, D., Pierewan, A. C., Chiroma,
H., & Herawan, T. (2017). Context-Aware Recommender System: A Review of Recent
Developmental Process and Future Research Direction. Applied Sciences, 7(12), 1211.
[4] Isdarmanto, I. (2016). The advantage collaboration program of Tourism Education based on
Entrepreneurship in Culinary Products both Thailand and Indonesian countries. International
Journal of Tourism and Hospitality Study, 1(1).
[5] Suwantoro, Gamal. (2009). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
[6] Henny, Ni Luh. (2014). Manajemen Pemasaran Pariwisata.Yogyakarta: Graha Ilmu.
[7] Wisnumurti, A. (2013). THE PRIVILEDGES OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION
AND THE DEVELOPMENT OF THE LOCAL TOURISM POTENTIALS. Jurnal
Kepariwisataan, 7(2), 75-85.
[8] Isdarmanto, I. (2015). Structuring Malioboro Yogyakarta Environmentally Friendly Refers To
The Tourism Behavior. Jurnal Kepariwisataan, 9(2), 89-97.
[9] Wibisono, H. K. (2013). PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF ILMU FILSAFAT
(Sumbangannya bagi Pengembangan Ilmu Pariwisata di Indonesia) (Doctoral dissertation,
Universitas Gadjah Mada).
[10] Prabasmara, P. G., Subroto, Y. W., & Roychansyah, M. S. (2011). The Concept of Livability
As a Base In Optimizing Public Space Case Study: Solo City Walk-Jalan Slamet Riyadi,
Solo.

11
LAMPIRAN

Pintu Masuk Wat Arun

Candi Kecil Di Sekeliling Wat Arun

12
Pemandangan Wat Arun Dari Chao Phraya River

Penulis Saat Berkunjung Ke Wat Arun

13

Anda mungkin juga menyukai