Anda di halaman 1dari 21

APARTEMEN MODERN DI KOTA SEMARANG

Robertus Gunawan Sugiarto1, Ir.Adi Sasmito .MT2, M.Maria Sudarwani ST.MT3.

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Pandanaran Semarang,


Jl.Banjarsari Barat No.1, Pedalangan, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah
50268, Indonesia
e-mail : goenberto@yahoo.com

ABSTRAK

Saat ini di beberapa kota besar, apartemen tumbuh pesat. Beberapa pengamat property
berpendapat bahwa jumlah unit apartemen sudah over supply, artinya sekarang ini banyak unit
apartemen yang masih ditawarkan kepada masyarakat di sebagian besar kota besar. Dari
tahun 1981-1999, jumlah aparemen yang terbangun mencapai 25.000 unit. Tahun 2007 di
perkirakan jumlahnya melonjak hamper 2 kali lipatnya, yaitu sekitar 40.000 unit. Karena
semakin banyaknya pilihan, maka pertimbangan memilih apartemen menjadi lebih kompleks.
Lokasi dan harga masih menjadi pertimbangan utama, tetapi ada banyak hal lain yang bias
dijadikan pertimbangan, yaitu efektirfitas, efisiensi, kenyamanan, jaminan rasa aman, fasilitas
di dalam apartemen, luasan unit, manajemen property yang mengatur warga didalam
apartemen tersebut maupun desain apartemen tersebut (Ibrahim, 2008).

Kata Kunci : Apartemen Modern, Mix Used Building, Green Building.

1
Robertus Gunawan Sugiarto adalah Mahasiswa S1 Fakultas Teknik, Program Studi Arsitektur, Universitas
Pandanaran Semarang
2
Ir.Adi Sasmito .MT adalah Staff Pengajar Fakultas Teknik, Program Studi Arsitektur, Universitas Pandanaran
Semarang
3
M.Maria Sudarwani ST.MT adalah Staff Pengajar Fakultas Teknik, Program Studi Arsitektur, Universitas
Pandanaran Semarang
4. 4. Perencanaan dan perancangan
hanya menitikberatkan pada aspek--
Tujuan dan Sasaran ‐aspek arsitektural, untuk masalah
a. Tujuan pendanaan, investasi, dan perawatan
bangunan tidak termasuk dalam lingkup
Tujuan yang ingin dicapai adalah pembahasan.
memperoleh dasar - dasar dalam 5. Batas ketinggian bangunan apartemen
merancang dan merencanakan sebuah dibatasi antara 45–150 meter
apartment, hotel dan mall di kota berdasarkan ketentuan mengenai
Semarang yang ideal, sehingga tersusun Kawasan Keselamatan Operasi
langkah - langkah untuk dapat melanjutkan Penerbangan Kota Semarang.
proses perancangan grafis atau Desaign
Grafis Architecture (DGA). b. Anggapan
Untuk menghasilkan perencanaan dan
b. Sasaran perancangan Apartemen yang selaras
dengan perkembangannya di Kota
Tersusunya usulan langkah - langkah
Semarang, terdapat anggapan - anggapan
pokok penyusunan Landasan Program
sebagai berikut:
Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
1. Permasalahan status tanah, lokasi,dan
(LP3A) bernuansa alami, hemat energy,
tapakterpilih dianggap dapatdiatasi dan
ekologi dan ramah lingkungan berdasarkan
siap pakai.
atas aspek-aspek panduan perancangan
2. Keberadaan bangunan sekitar pada
dan alur piker prosespenyusunan LP3A
tapak terpilih dianggap ditiadakan
dan DGA yang akan dikerjakan.
selama menambah potensi penggunaan
Manfaat tapak yang digunakan (tapak dianggap
kosong).
Laporan ini bermanfaat memperoleh 3. Sistem jaringan infrastruktur pada lokasi
pengetahuan dan pemahaman tentang perencanaan dianggap telah mamadai
apartment, hotel, dan mall di Kota dan dapat mengantisipasi berdirinya
Semarang untuk proposal Tugas Akhir dan bangunan apartemen.
sebagai salah satu persyaratan kelulusan 4. Kebutuhan SDA, SDM, biaya
yang harus dipenuhidalam mendapatkan perencanaan dan perancangan
gelar sarjana teknik di Universitas dianggap mencukupi.
Pandanaran Semarang. 5. Luas dan dimensi lahan disesuaikan
dengan batas alam yang ada dan dapat
Batasan dan Anggapan
diatur sesuai dengan kebutuhan ruang
a. Batasan berdasarkan peraturan bangunan
setempat.
Dalam perencanaan “Apartemen di 6. Apartemen dibiayai dan dikelola oleh
Semarang”, terdapat hal - hal diluar pihak swasta dengan pengawasan
wewenang perencanaan, maka untuk Pemerintah Kota Semarang.
mengatasi hal tersebut dan agar 7. Besaran kebutuhanruang hasil studi
mendapatkan hasil yang baik diperlukan kasus dan wawancara dapat digunakan
beberapa batasan dalam perencanaan dan sebagai acuan perancangan disamping
perancangan, antara lain : acuan standarruang hunian apartemen
yang telah ditetapkan.
1. Sasaran penghuni apartemen adalah 8. Studi kelayakan struktur dan daya
masyarakat golongan menengah ke dukung tanah dianggap telah
atas dan pelaku bisnis yang ingin dilaksanakan dan dapat digunakan
memiliki tempat tinggal sementara atau untuk rekomendasi proses perencanaan
menetap di dekat lokasi kerja atau dan perancangan.
lokasi kegiatan sehari--‐hari khususnya Pengertian Apartment
di pusat Kota Semarang.  Kamar atau beberapa kamar (ruangan)
2. Perencanaan dan perancangan yang diperuntukkan sebagai tempat
Apartemen di Semarang ini didirikan tinggal, terdapat di dalam suatu
berdasarkan prediksi dari beberapa bangunan yang biasanya mempunyai
referensi serta jumlah pasokan kamar atau ruangan-ruangan lain
apartemen di Kota Semarang. semacam itu (Poerwadarminta, 1991)
3. Permasalahan diluar aspek arsitektural,
 Suatu kompleks hunian dan bukan
sepertistruktur tanah dan daya dukung
sebuah tempat tinggal yang berdiri
tanah, tidak dibahassecara detail.
sendiri (Joseph de Chiara, Time saver sehingga penggunaan lahan lebih efisien
Standards for Building Types). dan merupakan solusi yang paling ideal
 Sebuah ruangan atau beberpa susunan untuk menyelesaikan masalah permukiman
ruangan dalam beberapa jenis yang di kota (Akmal, 2007)
memiliki kesamaan dalam suatu
bangunan yang digunakan sebagai Klasifikasi Apartemen
rumahtinggal (Stein, 1967).  Berdasarkan tipe pengelolaanya
 Gedung bertingkat yang dibangun terdapat tiga jenis apartemen (Aknal,
dalam suatu lingkungan, terbagi atas 2007), yaitu:
bagian-bagianyang distrukturkan secara 1. Serviced Apartment
fungsional dalam arah vertikal dan 2. Apartmen Milik Sendiri
horizontal dan merupakan satuan- 3. Apartmen sewa
satuan yang dapat dimiliki dan  Berdasarkan kategori jenis dan besar
digunakan secara terpisah, yang bangunan (Akmal, 2007), apartemen
dilengkapi dengan bagian bersama, terdiri dari:
tanah bersama dan benda bersama 1. High-Rise Apartment
(pasal 1 UURS no.16 tahun 1985). 2. Mid-Rise Apartment
 Suatu bangunan terdiri dari tiga unit 3. Low-Rise Apartment
atau lebih, rumah tinggal di dalamnya 4. Walked-up Apartment
merupakan suatu bentuk kehidupan  Jenis apartemen berdasarkan tipe
bersama, dalam lingkungan tanah yang unitnya ada empat (Akmal, 2007), yaitu:
terbatas. 1. Studio
 Semua jenis hunian atau tempat tinggal 2. Apartemen 1, 2, 3 kamar/apartemen
(multiply family), kecuali sebuah rumah keluarga
tinggal yang berdiri sendiri bagi satu 3. Loft
keluarga (single dwelling unit). 4. Penthouse
 Suatu bangunan yang dibagi dalam  Berdasarkan tujuan pembangunan,
kamar-kamar atau kelompok kamar apartemen dibagi menjadi tiga (Akmal,
yang dipisahkan satu dengan lainnya 2007), yaitu:
dengan partisi, yang digunakan sebagai 1. Komersial
unit hunian. 2. Umum
 Suatu ruangan atau kumpulan ruang 3. Khusus
yang digunakan sebagai unit hunian  Berdasarkan golongan sosial (Savitri
atau rumah tinggal yang sifatnya dapat dan Ignatius dan Budihardjo dan Anwar
digunakan sebagai milik pribadi dan Rahwidyasa, 2007), apartemen
ataudisewakan (Adhistana, n.d). dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Apartemen Sederhana
Apartemen merupakan salah satu variasi 2. Apartemen Menengah
jenis hunian yang diminati oleh 3. Apartemen Mewah
masyarakat terutama yang tinggal di kota- 4. Apartemen super Mewah
kota besar. Jika dahulu rumah biasa  Berdasarkan penghuni (savitri dan
(landed house) menjadi primadona pilihan Ignatius dan Budihardjo dan Anwar dan
tempat tinggal, kini kecenderungan itu Rahwidyasa, 2007), jenis apartemen
sedikit demi sedikit mulai bergeser. Hal ini dibagi menjadi empat, yaitu:
bukan disebabkan oleh faktor 1. Apartemen Keluarga
tren,melainkan timbul masalah permukiman 2. Apartemen Lajang
di perkotaan yang kian pelik. Oleh sebab 3. Apartemen Pebisnis/Ekspatrial
itulah, apartemen yang merupakan hunian 4. Apartemen Manula
vertikal menjadi alternative yang layak bagi  Berdasarkan kepemilikan (Chiara,1986),
pengembang perumahan di wilayah pusat yaitu:
kota untuk dapat memenuhi kebutuhan 1. Apartemen Sewa
masyarakat terhadap tempat tinggal. Bagi 2. Apartemen Kondominium
masayarakat kota, tinggal di apartemen 3. Apartemen Koperasi
sebenarnya bukanlah hal istimewa. Tinggal  Klasifikasi apartemen berdasarkan
di apartemen sama seperti tinggal di pelayanannya (Chiara, 1986) dibagi
komplek perumahan, bahakan fasilitas menjadi empat, yaitu:
yang tersediapun hampir sama. Yang 1. Apartemen Fully Service
menjadi perbedaan adalah bentuknya, 2. Apartemen Fully Furnished
apartemen berbentuk vertikal 3. Apartemen Fully Furnished and Fully
Service
4. Apartemen Building only Above hotel : jumlah kamar antara 300
 Klasifikasi apartemen berdasarkan sampai 600 kamar
jumlah lantai per unit (Chiara,  Large hotel : hotel besar dengan jumlah
1986),yaitu: kamar minimal 600 kamar
1. Simpleks
2. Dupleks c. Tipe Tamu Hotel
3. Tripleks Klasifikasi hotel berdasarkan asal usul dan
Klasifikasi Hotel latar belakang tamu menginap yaitu:

Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara  Family hotel : hotel untuk tamu yang
resmi terdapat pada peraturan pemerintah, menginap bersama keluarga
yaitu SK: Kep-22/U/VI/78 oleh Dirjen  Business hotel : hotel untuk tamu
Pariwisata. Klasifikasi hotel ditinjau berupa para pengusaha
berdasarkan beberapa faktor, yaitu:  Tourist hotel : hotel untuk tamu yang
menginap berupa wisatawan, baik
a. Harga jual domestik maupun luar negeri
 Transit hotel : hotel untuk tamu yang
Klasifikasi hotel berdasarkan sistem
transit (singgah sementara)
penjualan harga kamar, di mana harga
kamar yang dijual hanya harga kamar saja  Cure hotel : Hotel untuk tamu yang
atau merupakan sistem paket, yaitu: menginap dalam proses pengobatan
atau penyembuhan penyakit
 European plan hotel : hotel dengan
d. Sistem Bintang
biaya untuk harga kamar saja
Keistimewaan: Semakin banyak jumlah bintang suatu
Praktis, banyak digunakan di hotel hotel, pelayanan yang dituntut semakin
Memudahkan sistem billing Semua banyak dan baik. Klasifikasi hotel
sistem pemasaran kamar kebanyakan berdasarkan sistem bintang, yaitu:
menggunakan sistem ini
 American plan hotel : hotel dengan  Hotel bintang satu (*)
perencanaan biaya termasuk harga  Hotel bintang dua (**)
kamar dan harga makan, terbagi dua  Hotel bintang tiga (***)
yaitu:  Hotel bintang empat (****)
Full American plan (FAP) : harga kamar  Hotel bintang lima (*****)
termasuk tiga kali makan sehari
(sarapan, makan siang dan makan Khusus untuk hotel bintang lima, terdapat
malam) tingkatan yaitu Palm,Bronze, dan Diamond.
Modified American plan (MAP) : harga
e. Lama Tamu Menginap
kamar termasuk dua kali makan sehari,
yaitu: Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu
Kamar + makan pagi + makan siang menginap, yaitu:
Kamar + makan pagi + makan malam
 Continental plan hotel : hotel dengan  Transit hotel : hotel dengan lama tinggal
perencanaan harga kamar sudah tamu rata-rata semalam
termasuk dengan continental breakfast  Semi residential hotel : hotel dengan
 Bermuda plan hotel : hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari
perencanaan harga kamar yang sudah tetapi tetap dalam jangka waktu pendek,
termasuk dengan American breakfast berkisar dua minggu hingga satu bulan
 Residential hotel : hotel dengan lama
b. Ukuran Hotel tinggal tamu cukup lama, berkisar paling
Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran sedikit satu bulan
ditentukan oleh jumlah kamar yang ada, yaitu: f. Lokasi
 Small hotel : hotel kecil dengan jumlah Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi, yaitu:
kamar di bawah 150 kamar
 Medium hotel : hotel sedang, yang  City hotel : hotel yang terletak di dalam
terdiri dari 2 jenis, yaitu: kota, di mana sebagian besar yang
Average hotel : jumlah kamar antara menginap melakukan kegiatan bisnis
150 sampai 299 kamar  Urban hotel : hotel yang terletak di dekat
kota
 Suburb hotel : hotel yang terletak di  Hotel bintang empat (****) : jumlah
pinggiran kota kamar standar, minimal 50 kamar kamar
 Resort hotel : hotel yang terletak di suite, minimum 3 kamar kamar mandi di
daerah wisata, di mana sebagian besar dalam luas kamar standar, minimum 24
tamu yang menginap tidak melakukan m2 luas kamar suite, minimum 48 m2
usaha. Hotel resort berdasarkan  Hotel bintang lima (*****) : jumlah kamar
lokasinya dibagi atas: standar, minimal 100 kamar, kamar
Mountain hotel : hotel yang berada di suite, minimum 4 kamar, kamar mandi
pegunungan di dalam, luas kamar standar, minimum
Beach hotel : hotel yang berada di 26 m2 , luas kamar suite, minimum 52
pinggir pantai m2
Lake hotel : hotel yang berada di tepi
danau Di Indonesia, klasifikasi hotel dilakukan
Hill hotel : hotel yang berada di puncak dengan sistem bintang. Dimulai dari
bukit bintang satu sampai bintang lima. Menurut
Forest hotel : hotel yang berada di surat Keputusan Menteri Perhubungan
kawasan hutan lindung Indonesia No. PM 10/PW 301/ PHB-17
 Airport hotel : hotel yang terletak di tentang usaha dan klasifikasi hotel,
daerah pelabuhan udara ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel
secara minimum didasarkan pada
g. Aktivitas tamu hotel beberapa pertimbangan yaitu:

Klasifikasi hotel berdasarkan maksud  Persyaratan umum, antara lain kondisi


kegiatan selama tamu menginap, yaitu: bangunan dan kelengkapan fasilitas
 Bentuk pelayanan yang diberikan
 Sport hotel : hotel yang berada pada  Jumlah kamar yang tersedia
kompleks kegiatan olahraga  Letak atau keadaan lokasi
 Ski hotel : hotel yang menyediakan area
bermain ski
 Conference hotel : hotel yang Organisasi Fungsional Hotel
menyediakan fasilitas lengkap untuk
konferensi Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi
 Convention hotel : hotel sebagai bagian 3 area aktivitas, antara lain:
dari komplek kegiatan konvensi  Private area
 Pilgrim hotel : hotel yang sebagian Area ini merupakan area untuk kegiatan
tempatnya berfungsi sebagai fasilitas pribadi pengunjung, seperti kamar pada
ibadah. hotel.
 Casino hotel : hotel yang sebagian  Public area
tempatnya berfungsi untuk kegiatan Area ini merupakan area pertemuan
berjudi antara yang melayani, yaitu karyawan
h. Jumlah kamar dan persyaratannya dengan yang dilayani, yaitu tamu dan
juga tamu dengan tamu lainnya.
Berdasarkan jumlah bintang yang  Semi Public area
disandang, jumlah persyaratan kamar dan Area ini merupakan area untuk kegiatan
lainnya, yaitu: para karyawan terutama karyawan
administrasi, ruang rapat, zona di mana
 Hotel bintang satu (*) : jumlah kamar hanya orang-orang tertentu yang dapat
standar, minimal 15 kamar kamar mandi memasukinya.
di dalam luas kamar standar, minimum  Service area
20 m2 Area ini merupakan area khusus untuk
 Hotel bintang dua (**) : jumlah kamar karyawan, di sini segala macam
standar, minimal 20 kamar kamar suite, pelayanan disiapkan untuk kebutuhan
minimum 1 kamar, kamar mandi di pengunjung.
dalam luas kamar standar, minimum 22 Secara fungsional, hotel mempunyai 2
m2 luas kamar suite, minimum 44 m2 bagian utama, antara lain:
 Hotel bintang tiga (***) : jumlah kamar  Front of the house (sektor depan hotel)
standar, minimal 30 kamar kamar suite, Terdiri dari private area dan public area.
minimum 2 kamar, kamar mandi di Yang termasuk dalam area front of the
dalam luas kamar standar, minimum 24 house yaitu:
m2 luas kamar suite, minimum 48 m2  Guest Room
Kamar tamu, ruang tempat tamu antara lain seperti toilet, telepon
menginap. umum, mesin ATM, dan lainlain.
 Public Space Area  Consession space
Merupakan tempat dimana suatu Pada dasarnya ruang-ruang ini
hotel dapat memperlihatkan isi dan termasuk retail area, tetapi untuk
tema yang ingin disampaikan hotel berbintang, ruang-ruang
kepada tamunya. Daerah ini konsesi ini terpisah sendiri dan
menjadi pusat kegiatan utama dari merupakan bagian dari publik area,
aktivitas yang terjadi pada hotel, yang antara lain terdiri dari:
dalam hal ini menjadi jelas bahwa - Travel agent room
wajah sebuah hotel dapat terwakili - Perawatan kecantikan / salon
olehnya. - Toko buku dan majalah
 Lobby - Money changer
Tempat penerima pengunjung untuk - Souvenir shop
mendapatkan informasi, menyelesaikan - Toko-toko khusus
masalah administrasi dan keuangan yang  Food and Beverages outlets Yaitu
bertalian dengan penyewaan kamar. area yang digunakan untuk
Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby: menikmati makanan dan minuman
 Entrance hall berupa :
Ruang penerima utama yang - Restoran
menghubungkan ruang luar atau - Coffee shop
main entrance dengan ruang-ruang - Lounge
dalam hotel. Bersifat terbuka - Bar
dengan besaran ruang yang cukup  Ruang Serbaguna Yaitu ruangan
luas. yang disediakan untuk berbagai
 Front desk / Reception desk Terdiri macam penemuan antara lain:
atas ruang-ruang personil front - Pameran
desk yang berfungsi untuk - Seminar
memproses dan mengelola - Pertemuan / pernikahan
administrasi pengunjung.  Area rekreasi
 Guest elevator Sebagai sarana Daerah yang dipergunakan oleh
sirkulasi vertikal untuk para tamu para pengunjung untuk berekreasi,
dari lobby atau public area menuju berolah raga, santai dan lain-lain,
guest room atau fungsi lainnya di yang antara lain:
atas.  Swimming pool
 Sirkulasi  Food court
Merupakan hal penting dalam  Retail area
publik area yang berfungsi sebagai  Kolam dan kanal buatan ,
sarana untuk menghubungkan Amphitheatre + Dancing
fungsi-fungsi di dalamnya untuk Fountain
kegunaan pengunjung.  Taman
 Seating Area  Sarana olahraga
Menyediakan wadah bagi tamu  Fitness
untuk beristirahat atau sekedar  Spa dan Sauna
berbincangbincang. Sarana ini
sangat berguna untuk terjadinya Back of the house (sektor belakang hotel)
kontak sosial di antara pengunjung. Terdiri dari area servis. Yang termasuk
 Retail Area back of the house yaitu
Berfungsi untuk menyediakan  Daerah dapur dan gudang (food
kebutuhan pengunjung sehari-hari and storages area) Area ini
 Bell man merupakan gudang penyimpanan
Sebagai sarana pelayanan kepada makanan dan minuman. Terdapat
tamu yang baru datang atau gudang kering dan gudang basah,
hendak meninggalkan hotel disesuaikan dengan kebutuhan
dengan pelayanan berupa makanan dan minuman yang
membawakan koper-koper bawaan dimasukkan.
pengunjung.  Daerah bongkar muat, sampah dari
 Support function gudang umum (receiving, trash and
Sebagai sarana penunjang untuk general storage area) Area ini
tamu yang berada si publik area,
merupakan tempat turun naiknya
barang dari dan ke dalam mobil
pengangkut.
 Daerah pegawai / staff hotel
(employees area) Area ini
merupakan ruang karyawan yang
berisi loker untuk karyawan,
gudang, dll.
 Daerah pencucian dan
pemeliharaan (laundry and
housekeeping) Untuk hotel
berbintang, laundry berukuran
cukup luas dan berfungsi sebagai Bagan 2. Penzoningan Area Servis pada
tempat mencuci, mengeringkan, Hotel
setrika, dan mesin press yang Sumber : Analisa Pribadi
digunakan untuk melayani tamu Karakter Pengunjung Hotel
dan juga karyawan. Pada area
housekeeping, terdapat ruang
kepala dan asisten departemen,
gudang, tempat menjahit kain,
sarung bantal, gorden, dll. yang
disiapkan untuk melayani tamu
hotel.
 Daerah mekanikal dan elektrikal
(Mechanical and Engineering Area)
Ruang ini berisi peralatan untuk
heating dan cooling yang
berupa tangki dan pompa untuk
menjaga sistem operasi
mekanikal secara keseluruhan.
Yang harus diperhatikan adalah bahwa
ruang publik juga harus berhubungan
dengan ruang pelayanan dan mempunyai
batas yang jelas, sehingga bagian publik
tidak terganggu dengan aktivitas servis.
Untuk itulah, penzoningan berdasarkan
jenis area sangat penting

Tabel 1. Karakteristik Pengunjung Hotel


Sumber : Hotel Planing and Design

Bagan 1. Penzoningan Area Privat, Publik,


dan Semi Publik
Sumber : Analisa Pribadi

Tabel 2. Karakteristik Pengunjung Hotel


Sumber : Hotel Planing and Design
Kriteria Mall minimalnya adalah 180m dan panjang
maksimalnya 240m. Mall juga tidak
Mall memiliki kecenderungan ber- boleh terlalu panjang karena dapat
konfigurasi secara horizontal. Unsur yang melelahkan pengunjung. Panjang mall
menunjang keberhasilan suatu mall adalah: dapat dipecahkan dengan square,
courts, atau ruang terbuka lainnya.
 Bentuk mall
Ruang ini berfungsi menampung
Menurut Maithland (1987) terdapat 3
fasilitas tempat duduk, tanaman, dan
bentuk umum mall, yaitu:
elemen lain. Total area mall minimal
 Open mall (mall terbuka) adalah
10% dari total luas lantai shopping mall.
mall tanpa pelingkup.
Agar terbentuk mall yang nyaman,
Keuntungannya adalah kesan luas
pengaturan panjang, lebar dan tinggi
dan perencanaan teknis yang
koridor harus sangat diperhatikan.
mudah sehingga biaya lebih
Penataan letak retail di sepanjang mall
murah. Kerugiannya berupa
Sirkulasi mall dengan satu koridor lebih
kendala climatic control yang
efektif dilewati pengunjung dan semua
berpengaruh terhadap
retail akan mempunyai nilai komersial
kenyamanan dan kurangnya kesan
sama. Penataan retail tenant dan
pewadahan.
anchor tenant yang baik akan saling
 Enclosed mall (mall tertutup) mendukung terjadinya aliran
adalah mall dengan pelingkup.
pengunjung yang merata di sepanjang
Keuntungannya berupa mall. Komposisi yang paling baik adalah
kenyamanan climatic control. 50% retail tenant dan 50% anchor
Kerugiannya biaya mahal dan
tenant.
kesan kurang luas.
 Pencahayaan
 Integrated mall (mall terpadu)
Untuk menunjang konsep ruang yang
adalah penggabungan mall terbuka menerus pada mall, bagian atap mall
dan tertutup. Biasanya berupa mall biasanya diselesaikan dengan skylight
tertutup dengan akhiran mall yang berfungsi memasukkan cahaya
terbuka. Munculnya bentuk ini matahari ke dalam bangunan mall pada
merupakan antisipasi terhadap siang hari. Cahaya ini berfungsi sebagai
keborosan energi untuk climatic
pengarah, memfokuskan pengunjung
control serta mahalnya pembuatan
dalam bangunan, meningkatkan
dan perawatan mall tertutup. Mall
efisiensi operasional, khususnya
ini bertujuan mengonsentrasikan terhadap penggunaan listrik, dan
daya tarik pengunjung pada mall
menambah keindahan bangunan.
tertutup.
 Elemen arsitektural pada mall
 Pola mall Elemen arsitektural yang dapat
Pada dasarnya pola mall berprinsip ditempatkan di sepanjang mall adalah
linier. Tatanan mall yang banyak bangku, arena bermain, kios, kotak
dijumpai adalah mall berkoridor tunggal telepon, tempat sampah, penunjuk arah,
dengan lebar koridor standar antara 8- jam, dll. Adapun fungsi elemen tersebut
16m. Pintu masuk sebaiknya dapat adalah:
dicapai dari segala arah. Mall juga
 Area duduk merupakan sarana penting
mempunyai magnet pada tiap akhir
supaya terjadi interaksi sosial antar
mall. Jarak antarmagnet antara 100
pengunjung.
sampai 200m, atau sepanjang
 Area bermain berfungsi sebagai tempat
kenyamanan pejalan kaki. Mall
bermain anak-anak ketika orang tuanya
berfungsi menghubungkan magnet yang
berbelanja.
terletak pada ujung-ujungnya dengan
menekankan hubungan horizontal.  Kios-kios pada jalur mall berfungsi
Parkir kendaraan umumnya terletak di sebagai faktor penarik pengunjung dan
sekeliling bangunan dengan akses member variasi suasana pada mall.
mudah ke mall. Pola mall yang Jadi, mall pada shopping mall berperan
memberikan kemudahan adalah bentuk sebagai penghubung, pengontrol,
I, T, dan L. pengorganisir unit retail serta
pengidentifikasi area (memberi
 Dimensi mall
kejelasan orientasi). Adapun unit retail
Tidak ada ketentuan khusus mengenai
berfungsi sebagai wadah kegiatan
panjang maksimal mall, tetapi
berdasarkan survey di Amerika, panjang belanja, pengendali arus pengunjung,
dan unit sewa. Peran tersebut
menunjukkan bahwa mall dan unit retail
masing-masing merupakan elemen
beridentitas dan berhubungan yang
membentuk sistem pemusatan wadah
perbelanjaan. Ada beberapa prinsip
yang harus diperhatikan pada pola
hubungan mall dan unit retail, yaitu:
 Design Control Zone
Control zone bertujuan mencapai
kontinuitas arus pengunjung sehingga
semua ruang bernilai sama dan
efektivitas komersial dapat tercapai.
Control zone dapat dicapai melalui pola
mall, magnet/ anchor, pembatasan
panjang, lebar, dan tinggi bangunan.
 Tenant Mix
Tenant mix adalah strategi
pencampuran penyewa ruang dari
berbagai jenis dagangan. Strategi ini
sesuai dengan tuntutan kemudahan
konsumen dalam bentuk one stop
shopping, yaitu kemudahan
mendapatkan semua jenis kebutuhan
dalam satu tempat. Magnet dan unit
retail pada shopping mall perlu
dikelompokkan berdasarkan materi
dagangan sehingga tidak menimbulkan
persaingan yang mematikan.
 Design Criteria
Perancangan masing-masing unit sewa
harus menunjukkan kesatuan.
Berdasarkan prinsip perancangan dan
karakter dasarnya, strategi perancangan
shopping mall adalah sistem pusat
belanja dengan elemen utama mall
berupa koridor tunggal bagi pejalan kaki
yang menghubungkan atau
mengorganisasikan unit sewa pada tiap
sisi dan karakter tertentu. Potensi
sirkulasi pejalan kaki dimanfaatkan
secara maksimal untuk mencapai
efektivitas dengan menciptakan nilai
atraktif dan kenyamanan pada mall.
Program Ruang
 Konsep Sarana Pengguna dan Pelaku
Sasaran penghuni apartemen ini lebih
mengarah kepada keluarga, yaitu penghuni
laki-laki dewasa, penghuni wanita,
penghuni anakanak (berstatus sebagai
pelajar), serta lajang (mahasiswa atau
pekerja). Selain itu, sasaran penghuni
apartemen ini merupakan masyarakat dari
kalangan dengan ekonomi menengah.
Jenis pelaku apartemen ini dapat
dijelaskan dalam beberapa golongan, yaitu:
 Penghuni Apartemen
Penghuni Apartemen ini adalah pemilik
unit apartemen atau penyewa unit
apartemen yang merupakan pelaku
kegiatan yang secara rutin
tinggal/datang didalam apartemen
dengan tujuan tinggal dengan menyewa
sesuai jangka waktu tertentu atau
Program Tapak dengan membeli unit hunian apartemen.
Penyewa apartemen dapat digolongkan
menjadi penyewa jangka panjang
(penyewa fasilitas utama, yaitu hunian,
dan fasilitas penunjang bangunan yang
kegiatannya berlangsung lama sepeti
retail, cafetaria) dan penyewa jangka
pendek (penyewa fasilitas penunjang
yang kegiatannya berlangsung dalam
waktu yang singkat seperti ruang serba
guna)
 Pengelola Apartemen
Pengelola Apartemen ini terdiri dari
kelompok administrasi dan kelompok
operasional pengawasan. Kelompok
Gbr 1. Data Tapak administrasi tersebut merupakan
Sumber : Data Pribadi pengelola yang melaksanakan kegiatan
administrasi berupa pemasaran, front
Tapak terpilih merupakan tapak yang office, bagian keuangan, manajemen
berada pada jalan utama yaitu kelurahan properti, bagian umum dan personalia
mangunharjo dengan batas-batas tapak : intern pengelola. Kelompok operasional
pengawasan merupakan pengelola
Selatan : Pandanaran Hills
yang melakukan pengawasan terhadap
Utara : Citra Grand keamanan (security), keselamatan
(mekanikal dan elektrikal), penggunaan
Barat : Taman Sari Hills sarana dan perlengkapan bangunan
(pengelola fsilitas, perawatan bangunan,
Timur : Lahan Kosong house keeping)
Adapun peraturan daerah tentang tata  Pengunjung Apartemen
guna lahan pada tapak ini adalahKDB Pengunjung Apartemen ini dapat
(Koefisien Dasar Bangunan) sebesar 60% dikategorikan menjadi dua, yaitu tamu
dan KLB (Koefisien Lantai Bangunan) pengguna fasilitas umum merupakan
sebesar 3. Luas lantai dasar yang pengunjung ataupun penghuni
direncanakan sebesar 5411m2, terdiri dari apartemen yang memiliki kepentingan
Kelompok ruang kegiatan umum sebesar untuk menggunakan fasilitas-fasilitas
2962.8m², Kelompok kegiatan pengelola umum yang ada di Apartemen, seperti
sebesar 362.4m², Kelompok ruang ATM Center, jogging track, kolam
pelayanan sebesar 2220m². renang, cafetaria, dan lain sebagainya.
 Konsep Kebutuhan Sosial
Konsep Program Kebutuhan sosial pemakai berkaitan
dengan sifat manusia sebagai makhluk
sosial dan makhluk individu. Manusia vertikal seringkali mengabaikan
sebagai mahluk sosialmembutuhkan beberapa kegiatan sosial yang mungkin
ruang sebagai sarana untuk berinteraksi terjadi dalam kehidupan di suatu
dengan sesamanya. Bentuk fisik lingkungan, sehingga membentuk
bangunan tempat tinggal dapat perilaku penghuni apartemen untuk
menunjukkan aktivitas apa saja yang menjadi lebih individualis. Kegiatan
dapat dilakukan di dalamnya. Aktivitas dalam kehidupan beragama misalnya,
tersebut dapat ditentukan berdasarkan dalam suatu lingkungan biasanya
jenis kegiatan yang dilakukan dalam terbentuk komunitas atau kelompok
hunian, dalam hal ini yaitu apartemen, untuk melakukan kegiatan keagamaan
antara lain: bersama-sama, seperti pengajian, doa
 Kelompok kegiatan pribadi bersama, dan lain sebagainya. Tidak
Aspek privacy pada suatu rancangan memungkinkan jika acara tersebut
merupakan tuntutan mendasar yang digelar hanya di satu ruang dalam unit
dapat rasa aman dan nyaman bagi hunian salah satu penghuni yang
penghuni. Kegiatan privacy biasanya bersangkutan atau yang mengadakan
dilakukan dalam ruang tidur, ruang acara tersebut. Maka, diperlukan
kerja, toilet dan sebagainya dalam satu penyediaan fasilitas penunjang berupa
unit hunian. Dalam setiap pola hidup ruang-ruang publik yang dapat
atau perilaku seseorang/keluarga akan digunakan oleh penghuni pada kondisi
memperngaruhi bentuk ruang dan tertentu, seperti yang telah dipaparkan
susunan perabot dalam unit hunian. sebelumnya.
Kebutuhan sosial manusia dalam  Konsep Hubungan Ruang
berinteraksi dengan manusia lainnya Hubungan Ruang Secara Mikro
merupakan pengaruh yang bersar
dalam bentuk fisik dan perancangan
hunian itu sendiri.\
 Kelompok kegiatan bersama
Kegiatan bersama ini biasanya
dilakukan oleh penghuni satu dengan
penghuni yang lainnya, baik secara
terencana maupun hanya kebetulan
saja. Kegiatan ini akan menimbulkan
interaksi bagi sesama penghuni maupun
masyarakat luar. Kegiatan ini biasanya
terjadi pada ruang-ruang penunjang
kegiatan dalam lingkungan hunian, yaitu
seperti restaurant atau cafetaria, mini
market, kolam renang, jogging track,
salon, dan lain sebagainya. Hunian
yang memberikan kebutuhan sosial
dalam kelompok kegiatan bersama
hendaknya berada di kawasan yang
sudah terbangun dan berada di lokasi
yang strategis agar mudah dalam akses
pencapaian.
 Kelompok kegiatan pelayanan service.
Kegiatan pelayanan merupakan
pelayanan penunjang/pelengkap dalam
kehidupan sehari-hari yang memberikan
kemudahan, kenyamanan, dan
keamanan bagi penghuni. Pelayanan
tersebut mencakup kegiata cleaning
service, security, dan lain sebagainya
Kegiatan ini biasanya tidak dilakukan
oleh staff pelayanan yang bertugas
menjalankan kegiatan tersebut,
sehingga terjadi interaksi antara
penghuni dengan staff pelayanan
tersebut. Perancangan sebuah hunian
Hubungan Ruang Secara Makro Konsep Bentuk
Bentukan massa bangunan fasilitas
umum merupakan salah sarana
interaksi pengunjung atau pun penghuni
sehingga pada perwujudan bentuk
massa bangunan tersebut dirancang
lebih dinamis dan fleksibel yaitu dengan
penggunaan bidang lengkung seperti
gambar berikut ini.

Konsep Organisasi Ruang

Gbr 2. Zoning Building


Sumber : Data Pribadi

Konsep Tekstur dan Material


Penggunaan material yang efisien pada
tata luar, yaitu area pedestrian dan
area sirkulasi dapat diterapkan pada
beberapa bagian site misalnya taman
dengan material tanah dan rerumputan,
perkerasan jalan sirkulasi dengan
paving blok, batu alam, atau aspal.

Konsep Hubungan Interaksi Sosial


dan Pendekatan Perilaku

Gbr 3. Interior Building


Sumber : Data Pribadi

Penggunaan material dan tekstur bada


sisi luar bangunan yakni bahan yang
hangat, berat, fleksibel,dan informal
misalnya kayu, plastic, gypsum, metal
dan kaca
Konsep Organisasi
Konsep organisasi ruang pada
perancangan bangunan apartemen ini
menggunakan pola linier, yaitu jalur yang
dapat menjadi unsur pengorganisir utama
untuk satu deretan ruang-ruang, sehingga
alur pergerakan penghuni dapat teratur dan
menyeuaikan organisasi
ruang yang tebentuk.
Gbr 4. Eksterior Build
Sumber : Data Pribadi Konsep Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang diterapkan pada
Konsep Warna dan Bahan bangunan ini adalah dengan pencahayaan
Warna pada massa bangunan utama yaitu alami ataupun bautan. Hal-hal yang perlu
pada blok hunian menggunakan warna dilakukan dalam bangunan ini adalah:
warna hangat agar menciptakan kenyaman Pencahayaan Alami
dan keintiman antar pengguna ruang Memanfaatkan semaksimal mungkin
didalamnya. pencahayaan matahari pada siang hari
dengan memberikan bukaan-bukaan
jendela sehingga akan lebih menghemat
energi dalam penggunaan lampu pada
siang hari. Sinar matahari juga membawa
panas, sehingga untuk menghindari panas
perlu dilakukan beberapa cara, yaitu:
 Menggunakan roof-garden
 Membuat overstek pada bukaan
yang mengarah pada radiasi
matahari
 Menggunakan skylight pada
Warna yang digunakan untuk menampilkan bangunan
wujud respon terhadap lingkungan adalah  Menggunakan dinding tanaman
warna-warna yang memiliki unsur alami, rambat
seperti hijau (warna tanaman), coklat
(warna kayu), biru (warna air atau langit), Pencahayaan Buatan
putih, abu-abu, dan lain sebagainya. Warna
tersebut dapat ditampilkan pada sirkulasi Pencahayaan buatan dibutuhkan untuk
bangunan, taman, ataupun pedestrian kelangsungan kegiatan manusia ketika
cuaca mendung dan ketika malam hari.
Sumber daya penerangan buatan berasal
dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan
generator sebagai sumber cadangan
penerangan pada saat terjadi gangguan
dari PLN. Sumber energy untuk listrik juga
dapat menggunakan solar cell yang
Konsep Ukuran Skala Proporsi
merupakan konversi dari sinar matahari
Permainan ukuran skala proporsi dan
menjadi listrik, namun biaya untuk
gubahan massa pada bangunan dirancang
penerapan solar cell ini masih terlalu mahal
dengan bentuk sederhana agar para
dan masih jarang ditemui di Indonesia.
pengunjung dapat dengan mudah
Berikut ini merupakan mekanisme
memahami dan menikmati tatanan masaa
penerapan sistem jaringan listrik pada
pada bangunan Apartemen ini. Permainan
bangunan:
tinggi rendah pada massa bangunan
membuat kesan yang tidak monoton.

Analaisa Struktur dan Konstruksi


Pertimbangan pemilihan sistem struktur
adalah adanya fungsi-fungsi ruang yang
tipikal seperti unit-unit hunian. Sistem
struktur yang digunakanpada Rusunawa di
Kota Yogyakarta adalah sistem rangka
kaku (rigid frame) dengan penataan kolom
balok secara grid. Struktur rangka kaku
merupakan struktur yang dibentuk dengan
cara meletakkan elemen kaku horisontal di
atas elemen kaku vertikal. Elemen
horizontal (balok) sering disebut sebagai
elemen lentur, yaitu memikul beban yang
bekerja secara transversal dari panjangnya
Analisis Keamanan Bangunan
dan mentransfer beban tersebut ke kolom
vertical yang menumpunya. Kolom Bangunan Apartemen ini dilengkapi
dibebani beban secara aksial oleh balok, dengan sistem keamanan yang lengkap.
Setiap penghuni berhak dan wajib
kemudian mentransfer beban tersebut ke
mendapatkan keselamatan dan keamanan
tanah. Kolom yang memikul balok tidak
melentur ataupun melendut karena kolom saat berada di dalam bangunan. Sistem
pada umumnya mengalami gaya keamanan yang terdapat pada apartemen
aksial tekan saja. ini, yaitu:
Analisa Untilitas  Keamanan dari Bahaya Kebakaran
Konsep Sistem Air Bersih Kebakaran adalah bahaya yang
Persediaan air bersih diperoleh melalui ditimbulkan oleh api. Untuk
PDAM. Pada bangunan ini sistem yang pencegahannya dapat dilakukan
digunakan merupakan gabungan dari dua dengan cara aktif dan pasif.
sistem. Tandon bawah dan ruang pompa a. Pencegahan aktif:
diletakkan pada basement. Air dari tandon  Hydrant, diletakkan pada daerah yang
bawah dipompa ke tandon atas melalui mudah dijangkau dan mendapat suplai
shaft. Pada sistem downfeed untuk 3 lantai dari resrvoir atas, jarak maksimum
teratas menggunakan pompa, sedangkan hidran adalah 30 meter.
untuk lantai selanjutnya menggunakan  Sprinkler, yang dilengkapi dengan
gaya gravitasi. Tandon atas diletakkan detektor,yang mendeteksi asap atau
pada lantai teratas bangunan. Untuk kolam suhu panas, dan akan langsung
renang menggunakan sistem upfeed memancarkan air jika ada asap atau
langsung dari tandon bawah. Untuk suhu panas yang terdeteksi.
penggunaan system penyediaan air secara  Fire Extinguisher, pemadam bahan
downfeed. Untuk memenuhi kebutuhan air kimia untuk mematikan api yang
panas pada setiap unit hunian maka digunakan secara manual
disediakan water heater pada unit tiap b. Pencegahan Pasif
hunian.  Konstruksi bangunan tahan api, seperti
papan gypsum, beton, atau
 Adanya tangga darurat dan exhaust fan
 Keamanan dari Bahaya Kriminal
 Pada ruang-ruang di dalam gedung
khususnya pada area lobby, area retail,
area penunjang, dan pintu akses masuk
ke dalam hunian digunakan CCTV
(Closed Circuit Television) yang dapat
Konsep Air Kotor
menangkap dan merekam aktivitas yang
Pipa kotoran dari masing-masing unit
terjadi sehingga dapat mengawasi
disalurkan melalui shaft pada tiap unit
apabila terjadi aktivitas yang janggal
kemudian disalurkan ke shaft utama. Air
atau merupakan tindak kriminal.
kotor aka ditampung pada bak penampung
 Pengontrolan secara manual dengan
kemudian dipompa ke STP (Sewage
adanya petugas Security yang bekerja
Threatment Plant). STP pada bangunan ini
selama 24 jam.
diletakkan pada basement. Dari STP akan
diteruskan ke saluran kota. Atau  Keamanan dari Bahaya Petir Penangkal
pembuangan langsung ke septic tank yang petir yang digunakan yaitu dengan
kemudian disalurkan ke bak kontrol dan ke ketinggian 1 m yang dipasang tiap 10 m
sumur peresapan. pada top floor bangunan yang kemudian
disalurkan ke ground.
Keimpulan dan Saran Mangunwijaya, Y.B. 1992. Wastu Citra.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Berdasarkan pembahasan bab--‐bab
sebelumnya dapat diambil beberapa Marlina, Endy. 2008. Panduan
kesimpulan sebaga idasar pokok laporan Perancangan Bangunan Komersial.
perencanaan dan perancangan Yogyakarta: ANDI
“Apartemen di Semarang”, yaitu :
Maryati, K dan J. Suryawati. 2003.
 Kepadatan penduduk semakin Sosiologi 1. Jakarta: Erlangga
meningkat di Kota Semarang.
 Kota Semarang merupakan kota yang Moore, T.Gary. 1979.‘Pengkajian
Lingkungan Perilaku’ dalam Introduction to
dituju para pendatang untukmencari
mata pencaharian, terutama di bidang Architecture. England: Mc.Graw Hill.
bisnis dalam provinsi Jawa Tengah. Neufert, Ernst.2002 Archtecture Data Jilid I
 Dalam pembangunan sebuah & II Edisi 33, terjemahan. Jakarta: Erlangga
apartemen harus memiliki dasar
pedoman Panero, Julius dan Martin Zelnik. 2005.
 syarat--‐syarat bangunan apartemen Dimensi Manusia dan Ruang Interior.
serta sesuai dengan peraturan yang Jakarta: Erlangga.
berlaku.
Paul, Samuel. 1967. Apartment Their
 Lokasi yang direncanakan untuk
Design and Development. New York:
dibangun kondominium ini adalah
Rainhold Pub Co.
Bagian Wilayah Kota yang di dalamnya
mencakup fasilitas komersil, Rapoport, Amos. 1969. House Form and
perkantoran, perdagangan dan jasa, Culture. New York: Prentice - Hall.Inc.
hiburan dan permukiman. Engglewood Cliffs N.J.

Daftar Pustaka
Akmal, Imelda. 2007. Menata Apartemen.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Ashihara, Yoshinobu. 1986, Perancangan
Eksterior dalam Arsitektur. Bandung:Abdi
Widy
De Chiara, Joseph dan Michael J. Crosbie.
2001. Time-Saver Standards for Building
Types. New York: Mc Graw-Hill.
Duerk, Donna P. 1993. Architectural
Programming : Information Management
for Design New York : Van Nostrand
Reinhold
Edward Paul. 1972: The Encyclopedia of
Philosophy, vol.3 dan 4. Mac Millian
Publishing
Heimsath, Clovis. 1988. Behavioral
Architecture, Toward an Accountable
Design Process.New York: Mc Graw-Hill.
Laurens, Joyce Marcella. 2004. Arsitektur
dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT.
Grasindo.
Lynch, Kevin dan Hack, Gary. 1984. Site
Planning Third Edition. Cambridge MA and
London: MIT Press

Anda mungkin juga menyukai