44-55
ABSTRAK
Indonesia terletak pada daerah rawan gempa, meskipun di daerah UNPAND tidak pernah
mengalami gempa. karena bangunan gedung pakir memiliki tiga lantai.untuk mengurangi resiko
bencana perlu konstruksi bangunan tahan gempa. Perencanaan ini bertujuan untuk merencanakan
suatu struktur bangunan gedung parkir motor 3 lantai, yang stabil, cukup kuat, mampu layan, awet
dan memenuhi tujuan lainnya seperti ekonomis dan kemudahan pelaksanaan.
Dalam perencanaanini akan direncanakan struktur gedung dengan struktur beton portal tak
bergoyang SNI 03-2847-2012 dan SNI 1726 2012 dimana bangunan sistem rangka pemikul momen
khusus dan menggunakan Strong Column and Weak Beam (kolom kuat dan balok lemah). Struktur
yang direncanakan adalah gedung parkir sepeda motor.
Pada struktur beton tebal pelat atap 100 mm, tebal pelat lantai 120 mm, balok anak 350 x
200 mm, balok induk 550 x 300 mm, kolom persegi 500 x 500 mm,dengan mutu beton fc 25 MPa
dan fy 400 MPa.pada intinya gedung ini di rencanakan untuk membuat nyaman pengguna,jika
sewaktu waktu gedung terjadi gempa.
44
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55
pelat lantai beton diharap bisa memberikan c. Fungsi bangunan adalah gedung parkir
solusi terbaik. Oleh karenanya perhitungan kampus.
gedung ini dilakukan dengan cara manual d. Pelat lantai menggunakan beton
maupun menggunakan software SAP bertulang dengan tebal 12 cm.
(Structural Analysis Program) untuk arah e. Atap menggunakan konstruksi beton
vertikal seperti beban mati dan beban hidup. tebal 10 cm.
f. Gedung terletak di Indonesia wilayah
Lokasi Pembangunan Gedung Parkir gempa 2 pada jenis tanah sedang.
Kampus UNPAND Semarang
Lokasi Proyek Perencanaan Kampus
UNPAND terletak di Jalan Banjarsari Barat Tujuan dan Manfaat
No.1 Pedalangan, Banyumanik – Semarang Tujuan pembangunan Gedung parkir
dan untuk mengetahui metode perencanaan
konstruksi bangunan bertingkat dengan
struktur beton, serta untuk mengetahui
struktur yang secara langsung menerima
beban bangunan baik dari arah vertikal
maupun horisontal.
Manfaat yang dapat diambil dari
perencanaan bisa menambah wawasan,
pengalaman dan ilmu pengetahuan tentang
meredesain struktur bangunan gedung, serta
tidak hanya mendesain struktur bangunan
gedung saja, namundapat merencanakan
bangunan gedung dengan melihat situasi
kondisi sekitar.
Gambar 1. Lokasi Kampus UNPAND
Ruang Lingkung
Pokok Permasalahan yang akan
dibahas dalam Perencanaan ini meliputi
perencanaan struktur bangunan yang
menggunakan struktur beton bertulang.
Dengan ruang lingkup dalam perencanaan
bangunan ini adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan struktur atap;
2. Perencanaan pelat lantai;
3. Perencanaan tangga;
4. Perencanaan balok;
5. Perencanaan kolom.
TINJAUAN PUSAKA
Pada tahap perencanaan struktur
Gambar 2. Kondisi Existing
gedung parkir sepeda motor , perlu dilakukan
Parkir Sepeda Motor
tinjauan pustaka untuk mengetahui hubungan
antara susunan fungsional gedung dengan
sistem struktural yang akan digunakan,
Batasan Masalah disamping juga untuk mengetahui dasar –
Batasan masalah perencanaan : dasar teorinya. Bangunan harus kokoh dan
a. Beban yang bekerja pada struktur aman terhadap keruntuhan (kegagalan
adalah beban gravitasi dan gempa. struktur) dan terhadap gaya – gaya yang
b. Jumlah lantai 3 (tiga) termasuk atap. disebabkan angin dan gempa bumi. Maka
setiap elemen bangunan disesuaikan dengan
45
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55
kriteria dan persyaratan yang ditentukan, agar Gaya akibat beban gravitasi
mutu bangunan yang dihasilkan sesuai a. Beban mati
dengan fungsi yang diinginkan (Juwana, Beban mati merupakan beban yang
2005). berasal dari berat sendiri semua bagian dari
Daktalitas adalah kemampuan suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk dinding
struktur gedung untuk mengalami simpangan dan sekat pemisah, kolom, balok, lantai, atap,
pasca – elastik yang besar secara berulang penyelesaian, mesin dan peralatan yamg
kali dan bolak balik akibat beban gempa yang merupakan bagianm yang tidak terpisahkann
menyebabkan terjadinya pelelehan dari gedung, yang nilai seluruhnya adalah
pertama,sambil mempertahankan kekuatan sedemikian rupa sehingga probabilitas untuk
dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur dilampauinya dalam kurun waktu tertentu
gedung tersebut tetap berdiri,walaupun sudah terbatas pada suatu persentase tertentu. (SNI-
berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. 1726-2002).
(SNI-1726-2002).
b. Beban hidup
Konsep Dasar Perencanaan Beban hidup nominal yang bekerja pada
Analisis Gaya struktur gedung merupakan beban yang
Analisis beban dorong statik (sttic terjadi akibat penghunian atau penggunaan
push over analysis) pada struktur gedung, gedung tersebut, baik akibat beban yang
dengan menggunakan cara analisis statik 2 berasal dari orang maupun dari barang yang
dimensi atau 3 dimensi linier dan non linier, dipindahkan atau mesin dan peralatan serta
dimana pengaruh gempa rencana terhadap komponen yang tidak merupakan bagian
struktur gedung dianggap sebagai beban – yang tetap dari gedung, yang nilai seluruhnya
beban statik yang menangkap pada pusat adalah rupa. (SNI-1726-2002).
massa masing – masing lantai, yang nilainya
ditingkatkan secara berangsur – angsur Perencanaan beban dan kuat terfaktor
sampai melampaui pembebanan yang a. Kekuatan ultimit struktur gedung :
menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi Ru = ϕ Rn
plastis) pertama didalam struktur gedung, Pembebanan Ultimit :
kemudian dengan peningkatan beban lebih Qu = γ.Qn
lanjut mengalami perubahan bentuk elasto Perencanaan beban dan kuat terfaktor
plastis yang besar sampai mencapai kondisi harus memenuhi persyaratan :
di ambang keruntuhan. Ru ≥ Qu
b. Kombinasi pembebanan :
Gaya luar ( Gaya gempa ) Oleh beban mati dan beban hidup :
Beban gempa nominal, yang nilainya Qu = γD Dn + γL Ln
ditentukan oleh 3 hal, yaitu oleh besarnya Oleh beban mati, beban hidup, dan beban
probabilitas beban itu dilampaui dalam kurun gempa :
waktu tertentu, oleh tingkat daktilitas struktur Qu = γD Dn + γL Ln + γE En
yang mengalaminya dan oleh kekuatan lebih
yang terkandung di dalam struktur tersebut. Perencanaan Kapasitas
Menurut Standart ini, peluang dilampauinya Struktur gedung harus memenuhi
beban tersebut dalam kurun waktu umur persyaratan “Kolom Kuat Balok Lemah”,
gedung 50 tahun adalah 10% dan gempa artinya ketika struktur gedung memikul
yang menyebabkannya disebut gempa pengaruh Gempa rencana, sendi sendi plastis
rencana (dengan periode ulang 500 tahun), di dalam struktur gedung tersebut hanya
tingkat daktilitas struktur gedung dapat boleh terjadi pada ujung ujung
ditetapkan sesuai kebutuhan sedangkan balok dan pada kaki kolom dan kaki dinding
faktor kuat lebih f1 untuk struktur gedung geser saja. Implementasi persyaratan ini
umum nilainya adalah 1,6 (SNI-1726-2002). didalam perencanaan struktur beton dan
struktur baja ditetapkan dalam standar beton
46
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55
dan standar baja yang berlaku (Supriyono, Diagram Alir Perhitungan Gempa
2005)
Mulai
Wilayah Gempa
Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6
wilayah gempa, dimana wilayah wilayah
gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan Menentukan koordinat joint
paling rendah dan wilayah gempa 6 dengan
kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah
gempa ini didasarkan atas percepatan puncak Menghitung massa pada lantai
batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana
dengan periode ulang 500 tahun, yang nilai
rata-ratanya untuk setiap wilayah gempa
Menentukan beban gempa
(Indarto,2010). arah x dan y
47
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55
ly/lx > 2
H
48 m
E
lx
6m
D
ly
6m
C
ly/lx ≤ 2
B
6m
A
3m
3m
5m
1
4
48
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55
Portal Arah Y
Analisa Struktur Struktur portal mempunyai 3 tingkat
Dengan bantuan SAP 2000 (story). Model struktur selengkapnya seperti
dalam gambar dibawah ini: Elevasi + 9.00
dan Kolom
1 st floor 0.00
Aman
3m 5m 3m
Selesai
1 2 3 4
Gambar 8. Diagram Alir Perencanaan
Gambar 9. Portal Arah Y
49
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55
50
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55
51
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55
Tabel 2. Spektrum Respon Gempa Tabel 4. Momen Ultimite dan Arah Momen
Rencana dari SAP
Por
Portal
-tal
Fix arah
ara
Lan- Zi Wi Wi x = Y
hX
tai (m (kN Zi Fiy
1/3
(i) ) ) (kN) (kN 1/9
Fix
) Fiy
(kN
(kN)
)
407
36684 520 173,
3 9 6,0 57,79
,36 ,11 37
4
493
29612 419 139,
2 6 5,3 46,65
,16 ,84 95
6
496
14906 211 70,4
1 3 8,8 23,48
,52 ,34 46
4
81.20
3,04
52
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55
Perhitungan momen
Menentukan momen yang bekerja
akibat beban berfaktor
lx
ly
ly = 3 m ; lx = 3 m
ly/lx = 1
Gambar 4.3 PelatAtap Type 1
b. Tebal pelat
lx
Menurut buku Dasar Perencanaan
Beton Bertulang (CUR) tabel 10, tebal untuk
pelat untuk atap 10 cm.
ly
Perhitungan Pembebanan Pelat Atap
a. Beban Hidup ( ql )
Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 ly = 5 m ; lx = 3 m
yaitu : ly/lx = 1,66
Beban hidup fungsi atap = 200 kg/m2
b. Beban Mati ( qd ) Gambar 13. Pelat Atap Tipe2
Tebal pelat = 10 cm
Dari
qd tabel
= 28214kg/m
Gideon untuk Ly/Lx = 1,66
c. Beban Ultimate ( qu ) diperoleh :
Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka : Mlx = 0,001 x qu x lx2 x 41,5
qu = 1,2 qd + 1,6 ql → = 1,2 . 282 + 1,6 . = 0,001 x 658,4 x 32 x 41,5 = 245,913 kgm
200 → = 658,4 kg/m2 Mly = 0,001 x qu x lx2 x 25
= 0,001 x 658,4 x 32 x 25 = 148,14 kgm
53
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55
54
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, 1991,
Pedoman Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Rumah dan Gedung,
Lembaga Penyelidikan Masalah
Bangunan, Bandung.
55