Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal.

44-55

PERENCANAAN GEDUNG PARKIR SEPEDA MOTOR 3 LANTAI


DARI KONTRUKSI BETON DI UNIVERSITAS PANDANARAN

Soehartono1), Widayat Amariansyah2)


Universitas Pandanaran
Jl. Banjarsari Barat No. 1 Tembalang Semarang 50275
email1): soehartono.sipil@ymail.com
email2): widayat62@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia terletak pada daerah rawan gempa, meskipun di daerah UNPAND tidak pernah
mengalami gempa. karena bangunan gedung pakir memiliki tiga lantai.untuk mengurangi resiko
bencana perlu konstruksi bangunan tahan gempa. Perencanaan ini bertujuan untuk merencanakan
suatu struktur bangunan gedung parkir motor 3 lantai, yang stabil, cukup kuat, mampu layan, awet
dan memenuhi tujuan lainnya seperti ekonomis dan kemudahan pelaksanaan.
Dalam perencanaanini akan direncanakan struktur gedung dengan struktur beton portal tak
bergoyang SNI 03-2847-2012 dan SNI 1726 2012 dimana bangunan sistem rangka pemikul momen
khusus dan menggunakan Strong Column and Weak Beam (kolom kuat dan balok lemah). Struktur
yang direncanakan adalah gedung parkir sepeda motor.
Pada struktur beton tebal pelat atap 100 mm, tebal pelat lantai 120 mm, balok anak 350 x
200 mm, balok induk 550 x 300 mm, kolom persegi 500 x 500 mm,dengan mutu beton fc 25 MPa
dan fy 400 MPa.pada intinya gedung ini di rencanakan untuk membuat nyaman pengguna,jika
sewaktu waktu gedung terjadi gempa.

Kata kunci : Kolom kuat, Balok lemah, Universitas Pandanaran.

PENDAHULUAN tidak diimbangi dengan sarana tempat parkir


Latar Belakang Masalah yang memadai, tentu hal ini menjadi salah
Sebagai salah satu Universitas satu masalah yang sangat komplek karenanya
Swasta yang terletak berdekatan dengan menyangkut banyak pihak baik mahasiswa,
kampus UNDIP dan berada dilingkungan karyawan maupun dosen.
perguruan tinggi kota Semarang , Universitas Melihat fenomena seperti ini yang
Pandanaran Semarang mempunyai banyak kemudian timbul pikiran untuk
keunggulan, salah satunya dengan motto merencanakan tempat parkir dengan lahan
yang sudah lama dipromosikan yaitu yang tidak begitu luas namun bisa
UNPAND go ASEAN karena mempunyai menampung banyak kendaraan bermotor.
ciri khas sebagai kampus yang bermutu, Perencanaan bangunan bertingkat menjadi
bermartabat, mandiri dan berorientasi satu satunya solusi karena berkaitan dengan
entreprenuership. lahan yang sempit, yaitu dengan perencanaan
Pada posisi prestise untuk menjaga pembangunan gedung parkir diari kontruksi
predikat diatas, Universitas Pandanaran yang beton dengan atap pelat beton. Perencaaan
memiliki 3 (tiga) fakultas dan 10 (sepuluh) gedung parkir bertingkat yang pada
prodi dengan jumlah mahasiswa kurang lebih umumnya hanya tempat untuk parkir
3000 masih banyak memiliki kelemahan pada kendaraan yang tidak dengan
sektor sarana dan prasarana bangunan yang memperhitungkan estetika bangunan,
lebih dari cukup baik bangunan akademik perencanaan merencanakan bangunan
maupun non akademik. Semakin banyak tersebut gedung parkir dengan 3 lantai
pengguna motor dikalangan kampus yang dengan kontruksi beton yang dengan atap

44
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55

pelat lantai beton diharap bisa memberikan c. Fungsi bangunan adalah gedung parkir
solusi terbaik. Oleh karenanya perhitungan kampus.
gedung ini dilakukan dengan cara manual d. Pelat lantai menggunakan beton
maupun menggunakan software SAP bertulang dengan tebal 12 cm.
(Structural Analysis Program) untuk arah e. Atap menggunakan konstruksi beton
vertikal seperti beban mati dan beban hidup. tebal 10 cm.
f. Gedung terletak di Indonesia wilayah
Lokasi Pembangunan Gedung Parkir gempa 2 pada jenis tanah sedang.
Kampus UNPAND Semarang
Lokasi Proyek Perencanaan Kampus
UNPAND terletak di Jalan Banjarsari Barat Tujuan dan Manfaat
No.1 Pedalangan, Banyumanik – Semarang Tujuan pembangunan Gedung parkir
dan untuk mengetahui metode perencanaan
konstruksi bangunan bertingkat dengan
struktur beton, serta untuk mengetahui
struktur yang secara langsung menerima
beban bangunan baik dari arah vertikal
maupun horisontal.
Manfaat yang dapat diambil dari
perencanaan bisa menambah wawasan,
pengalaman dan ilmu pengetahuan tentang
meredesain struktur bangunan gedung, serta
tidak hanya mendesain struktur bangunan
gedung saja, namundapat merencanakan
bangunan gedung dengan melihat situasi
kondisi sekitar.
Gambar 1. Lokasi Kampus UNPAND
Ruang Lingkung
Pokok Permasalahan yang akan
dibahas dalam Perencanaan ini meliputi
perencanaan struktur bangunan yang
menggunakan struktur beton bertulang.
Dengan ruang lingkup dalam perencanaan
bangunan ini adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan struktur atap;
2. Perencanaan pelat lantai;
3. Perencanaan tangga;
4. Perencanaan balok;
5. Perencanaan kolom.

TINJAUAN PUSAKA
Pada tahap perencanaan struktur
Gambar 2. Kondisi Existing
gedung parkir sepeda motor , perlu dilakukan
Parkir Sepeda Motor
tinjauan pustaka untuk mengetahui hubungan
antara susunan fungsional gedung dengan
sistem struktural yang akan digunakan,
Batasan Masalah disamping juga untuk mengetahui dasar –
Batasan masalah perencanaan : dasar teorinya. Bangunan harus kokoh dan
a. Beban yang bekerja pada struktur aman terhadap keruntuhan (kegagalan
adalah beban gravitasi dan gempa. struktur) dan terhadap gaya – gaya yang
b. Jumlah lantai 3 (tiga) termasuk atap. disebabkan angin dan gempa bumi. Maka
setiap elemen bangunan disesuaikan dengan

45
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55

kriteria dan persyaratan yang ditentukan, agar Gaya akibat beban gravitasi
mutu bangunan yang dihasilkan sesuai a. Beban mati
dengan fungsi yang diinginkan (Juwana, Beban mati merupakan beban yang
2005). berasal dari berat sendiri semua bagian dari
Daktalitas adalah kemampuan suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk dinding
struktur gedung untuk mengalami simpangan dan sekat pemisah, kolom, balok, lantai, atap,
pasca – elastik yang besar secara berulang penyelesaian, mesin dan peralatan yamg
kali dan bolak balik akibat beban gempa yang merupakan bagianm yang tidak terpisahkann
menyebabkan terjadinya pelelehan dari gedung, yang nilai seluruhnya adalah
pertama,sambil mempertahankan kekuatan sedemikian rupa sehingga probabilitas untuk
dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur dilampauinya dalam kurun waktu tertentu
gedung tersebut tetap berdiri,walaupun sudah terbatas pada suatu persentase tertentu. (SNI-
berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. 1726-2002).
(SNI-1726-2002).
b. Beban hidup
Konsep Dasar Perencanaan Beban hidup nominal yang bekerja pada
Analisis Gaya struktur gedung merupakan beban yang
Analisis beban dorong statik (sttic terjadi akibat penghunian atau penggunaan
push over analysis) pada struktur gedung, gedung tersebut, baik akibat beban yang
dengan menggunakan cara analisis statik 2 berasal dari orang maupun dari barang yang
dimensi atau 3 dimensi linier dan non linier, dipindahkan atau mesin dan peralatan serta
dimana pengaruh gempa rencana terhadap komponen yang tidak merupakan bagian
struktur gedung dianggap sebagai beban – yang tetap dari gedung, yang nilai seluruhnya
beban statik yang menangkap pada pusat adalah rupa. (SNI-1726-2002).
massa masing – masing lantai, yang nilainya
ditingkatkan secara berangsur – angsur Perencanaan beban dan kuat terfaktor
sampai melampaui pembebanan yang a. Kekuatan ultimit struktur gedung :
menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi Ru = ϕ Rn
plastis) pertama didalam struktur gedung, Pembebanan Ultimit :
kemudian dengan peningkatan beban lebih Qu = γ.Qn
lanjut mengalami perubahan bentuk elasto Perencanaan beban dan kuat terfaktor
plastis yang besar sampai mencapai kondisi harus memenuhi persyaratan :
di ambang keruntuhan. Ru ≥ Qu
b. Kombinasi pembebanan :
Gaya luar ( Gaya gempa ) Oleh beban mati dan beban hidup :
Beban gempa nominal, yang nilainya Qu = γD Dn + γL Ln
ditentukan oleh 3 hal, yaitu oleh besarnya Oleh beban mati, beban hidup, dan beban
probabilitas beban itu dilampaui dalam kurun gempa :
waktu tertentu, oleh tingkat daktilitas struktur Qu = γD Dn + γL Ln + γE En
yang mengalaminya dan oleh kekuatan lebih
yang terkandung di dalam struktur tersebut. Perencanaan Kapasitas
Menurut Standart ini, peluang dilampauinya Struktur gedung harus memenuhi
beban tersebut dalam kurun waktu umur persyaratan “Kolom Kuat Balok Lemah”,
gedung 50 tahun adalah 10% dan gempa artinya ketika struktur gedung memikul
yang menyebabkannya disebut gempa pengaruh Gempa rencana, sendi sendi plastis
rencana (dengan periode ulang 500 tahun), di dalam struktur gedung tersebut hanya
tingkat daktilitas struktur gedung dapat boleh terjadi pada ujung ujung
ditetapkan sesuai kebutuhan sedangkan balok dan pada kaki kolom dan kaki dinding
faktor kuat lebih f1 untuk struktur gedung geser saja. Implementasi persyaratan ini
umum nilainya adalah 1,6 (SNI-1726-2002). didalam perencanaan struktur beton dan
struktur baja ditetapkan dalam standar beton

46
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55

dan standar baja yang berlaku (Supriyono, Diagram Alir Perhitungan Gempa
2005)
Mulai
Wilayah Gempa
Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6
wilayah gempa, dimana wilayah wilayah
gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan Menentukan koordinat joint
paling rendah dan wilayah gempa 6 dengan
kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah
gempa ini didasarkan atas percepatan puncak Menghitung massa pada lantai
batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana
dengan periode ulang 500 tahun, yang nilai
rata-ratanya untuk setiap wilayah gempa
Menentukan beban gempa
(Indarto,2010). arah x dan y

Kinerja Struktur Gedung


a. Kinerja batas layan
Kinerja batas layan struktur gedung Memasukkan data
ditentukan oleh simpangan antar tingkat pembebanan pada lantai
akibat pengaruh gempa rencana, yaitu untuk
membatasi terjadinya pelelehan baja dan
peretakan beton yang berlebihan, di samping
Menghitung gempa dengan
untuk mencegah kerusakan nonstruktur dan
program komputer
ketidaknyamanan penghuni. yang telah
dibagi faktor Skala (Indarto,2010)

b. Kinerja batas ultimit Menghitung :


Kinerja batas ultimit struktur gedung  Gaya lantai gempa
ditentukan oleh simpangan dan simpangan  Perpindahan
antar tingkat maksimum struktur gedung  Momen, geser dan torsi
akibat pengaruh gempa rencana dalam
kondisi struktur gedung di ambang
keruntuhan, yaitu untuk membatasi
kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur Selesai
gedung yang dapat menimbulkan korban jiwa
manusia dan untuk mencegah benturan Gambar 3. Diagram Alir
berbahaya antar – gedung atau antar bagian Perhitungan Gempa
struktur gedung yang dipisah dengan sela
pemisah (sela delatasi).
Perencanaan Pelat
Pelat lantai merupukan struktur bangunan
yang terbuat dari material monolit (biasanya
dibuat dengan beton bertulang) yang ditumpu
oleh struktur balok pada keempat sisi
bawahnya.
a. Pelat satu arah (One Way Slab)
Sebuah struktur dapat digolongkan ke
dalam jenis pelat ini apabila sistem
tumpuannya hanya dapat atau dianggap
melentur ke satu arah saja. Penentuan tebal
pelat terlentur satu arah tergantung pada
beban atau momen lentur yang bekerja,

47
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55

defleksi yang terjadi, dan kebutuhan kuat METODOLOGI PERENCANAAN


geser yang dituntut.
Adapun ciri-ciri jenis pelat ini adalah : Data Dasar Perancangan
 Pelat ditumpu pada sisi yang saling a. Mengumpulkan Data yang Berkaitan
berhadapan dengan Perencanaan
 Pelat persegi yang ditumpu pada keempat Mempelajari gambar eksisting sebagai
sisinya dengan perbandingan antar sisi bahan pertimbangan dalam melakukan
panjang pelat (ly) dan sisi lebar pelat (lx) perencanaan. Mempelajari data-data
> 2 atau secara matematis dapat ditulis lylx perencanaan secara keseluruhan yang
> 2 (gambar 2.3). mencakup, data umum bangunan :
1) Nama Gedung : Gedung Parkir;
2) Lokasi: UNPAND Semarang;
3) Fungsi: Gedung Parkir;
4) Jumlah Lantai: 3 lantai;
lx 5) Panjang Bangunan: 48 m;
6) Lebar Bangunan: 10.5m
7) Tinggi Bangunan: 9.00 m
8) Struktur Utama: Struktur Beton
ly
b. Denah Gedung
I
Gambar 4. Pelat Satu Arah 6m

ly/lx > 2
H

b. Pelat dua Arah (Two Way Slab)


6m

Suatu pelat dapat dikatakan termasuk ke


dalam jenis pelat dua arah apabila jarak
G

, dimana Ly dan Lx adalah panjang pelat


dari sisi - sisinya. Dapat kita lihat pada
6m

gambar 2.4 contoh desain pelat dua arah


F
6m

48 m
E

lx
6m
D

ly
6m
C

Gambar 5. Plat Dua Arah


6m

ly/lx ≤ 2
B
6m
A

3m
3m

5m

1
4

Gambar 6. Denah Gedung Parkir

48
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55

c. Model Struktur HASIL DAN PEMBAHASAN


Struktur portal mempunyai 3 tingkat Spesifikasi Bahan
(story). Model struktur selengkapnya seperti 1) Mutu Bahan : f’y = 240 Mpa;
dalam gambar dibawah ini: f’y = 400 Mpa;
Elevasi + 9.00 f’c = 25 Mpa;
2) Modulus Elastisitas Beton: 4700√𝑓′𝑐 =
3 rd floor + 6.00
4700 √25 = 23.500 Mpa;
2 nd floor + 3.00 3) Modulus Elastisitas Baja: 2.105 Mpa
4) Berat Jenis Beton : 2.400 kg/m3
1 st floor  0.00
Ketentuan Perencanaan
a. Data Teknis
3.000 6.000 3.000  Fungsi bangunan : Gedung Parkir
Daerah gempa : 2 (Semarang)
1 2 3 4
 Jenis tanah dasar : Sedang
Gambar 7. Portal Arah Y
b. Data Bangunan
1) Jumlah lantai :3
Diagram Alir Perencanaan
2) Tinggi tiap lantai :3m
3) Jarak antar kolom :6m
Mulai 4) Tebal lantai : 0,12 m
5) Tebal lantai : 0,10 m
6) Lebar gedung : 11 m
Pengumpulan Data dan 7) Panjang gedung : 48 m
Informasi Struktur
c. Peraturan Perencanaan
1) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
Permodelan Struktur Bertulang untuk Bangunan Gedung SK-
SNI T-15-1991-03
2) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Perhitungan Pembebanan : untuk Bangunan Gedung SNI-03-1726-
1. Beban Gravitasi 2002
2. Beban Gempa 3) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk
Gedung, tahun 1983

Portal Arah Y
Analisa Struktur Struktur portal mempunyai 3 tingkat
Dengan bantuan SAP 2000 (story). Model struktur selengkapnya seperti
dalam gambar dibawah ini: Elevasi + 9.00

Hasil Analisa Struktur


3 rd floor + 6.00

Analisa Balok 2 nd floor + 3.00

dan Kolom
1 st floor  0.00

Aman

3m 5m 3m
Selesai
1 2 3 4
Gambar 8. Diagram Alir Perencanaan
Gambar 9. Portal Arah Y
49
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55

Analisis Beban Gempa d. Pelat Lantai


Pedemensian Struktur : Luas Plat 6 x 5 = 30 m2 (karena luasan
a. Balok pelat > 20 m2 maka ditambahkan balok anak
Untuk pajang balok L= 6 m= 6000 mm pada bentang 6 m, sehingga luasan plat
 Tinggi = h ≥ 6000/12 menjadi 3 x 5 = 15 m2.
h ≥ 6000/12
h ≥ 500
 Digunakan h = 550 mm
lebar b = h/2
b = 550/2 lx
b = 275 mm
 Digunakan b = 300 mm
 Jadi dimensi Balok Induk yang
digunakan adalah = 550 x 300 mm ly
b. Balok Anak
 Luas plat = 6m x 5m = 30 > 20m2 , ly 5
maka dibutuhkan balok anak β = lx = 3 = 1,66
Panjang balok anak (L) = 5 m β ≤ 2 (one way slab)
Tinggi h > L/16
h > 5000/16
Gambar 10. One Way Slab ly/lx > 2
h > 312,5
Digunakan h = 350 mm Menurut SNI 03-2847-2002, pelat
lebar b/h > 0,3 minimum dengan balok yang
b = h/2 menghubungkan tumpuan pada semua sisi
b = 350/2 sesuai :
fy 360
b = 175 mm Ln (0.8+
1500
) 5000 (0.8+
1500
)
 Digunakan b = 200 mm hmin = 36+9β
= 36 + 9(1,66)
= 102,08
 Jadi dimensi Balok Anak yang mm
digunakan adalah = 350 x 200 mm Ln (0.8+
fy
) 5000 (0.8+
360
)
1500 1500
c. Kolom hmax = 36
= 36
= 144,44
 Kolom persegi mm
Kk = 1,2 kb  Digunakan h = 120 mm (tebal plat lantai)
𝐼𝑘 𝐼𝑏
= 1,2 𝐿𝑏  Digunakan h = 100 mm ( tebal plat atap)
𝐻
1 1
𝑥𝑏𝑥ℎ 3 𝑥𝑏𝑥ℎ 3
12 12
𝐻
= 1,2 𝐿𝑏
Perhitungan Berat Bangunan (Wt)
1
𝑥𝑏𝑥ℎ 3
1
𝑥300 𝑥5503 a. Perhit. Berat struktur lantai 1
12 12
= 1,2 1) Berat plat lantai = p x l x t x Bj
3000 6000
Asumsi b = h = 48 x 10 x 0,12 x 2400 = 138.240 kg
1 1
12
𝑥𝑏4
12
𝑥 300 𝑥5503 2) Berat Balok Utama= n x b x h x L x Bj
3000
= 1,2 6000 Arah X = 24 x 0,3 x 0,55 x (6) x 2400 =
𝑏4 57.024 kg
3600
= 831875
Arah Y = 18 x 0,3 x 0,55 x (5) x
b = 233,93 mm 2400 = 35.640 kg
Jadi dipakai b = h = 500 mm 3) Berat balok anak = n x b x h x L x Bj
check : = 16 x 0,2 x 0,35 x (5) x 2400
1 1
𝑥5004 𝑥 300 𝑥5503
12
≥ 1,2 12 = 13.440 kg
3000 6000 4) Berat kolom = n x b x h x L x Bj
10.416.666,67 ≥ 4.991.250 →..... Ok
= 27 x 0,5 x 0,5 x 3 x 2400 kg
 Jadi dimensi kolom persegi adalah =
= 48.600 kg
500 x 500 mm
5) Beban dinding = 2 (p + l) x L x Bj

50
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55

= 2 (10+48) x 3x 0,12 x 1700


= 70.992 kg c. Perhitungan berat struktur lantai 3
6) Beban mati tambahan 1. Berat plat lantai = p x l x t x Bj
Bbn tegel= 0,02 x 2200 = 44 kg/m2 = 48 x 10 x 0,12 x 2400 kg = 138.240 kg
Bbn spesi= 0,03 x 2100 = 63 kg/m2 2. Berat Balok Utama = n x b x h x L x Bj
Bbn plafon + pgantung = 18 kg/m2 + Arah X= 24 x 0,3 x 0,55 x (6) x 2400 kg
125 kg/m2 = 57.024 kg
Total = p x L x DL Arah Y= 18 x 0,3 x 0,55 x (5) x 2400 kg
= 48 x 12 x 125 = 72.000 kg = 35.640 kg
7) Bban hidup (LL) = p x l x 250 kg/m2
= 48 x 12 x 250 kg/m2 3. Berat balok anak = n x b x h x L x Bj
= 144.000 kg = 16 x 0,2 x 0,35 x (5) x 2400 kg
Faktor Reduksi = 30% x Beban Hidup = 13.440 kg
= 30% x 144.000 kg 4. Berat kolom = n x b x h x L x Bj
= 43.200 kg = 27 x 0,5 x 0,5 x 3 x 0,5 x 2400
8) Σbeban = 138.240 kg + 57.024 kg + = 24.300 kg
35.640 kg + 13.440 kg + 48.600 kg + 5. Beban dinding = 2 (p + l) x L x Bj
88.740 kg + 72.000 kg + 43.200 kg = = 2 (10+48) x 3 x 0,12 x 1700 kg
496.884 kg = 70.992 kg
6. Beban hidup (LL) = p x l x 250 kg/m2
b. Perhitungan berat struktur lantai 2 = 48 x 12 x 250 kg/m2 = 144.000 kg
1) Berat plat lantai = p x l x t x Bj Faktor Reduksi = 30% x Beban Hidup
= 48 x 10 x 0,12 x 2400 kg =138.240 kg = 30% x 144.000 kg = 43.200 kg
2) Berat Balok Utama= n x b x h x L x Bj 7. Σbeban = 138.240 kg + 57.024 kg +
Arah X= 24 x 0,3 x 0,55 x (6) x 2400 kg 35.640 kg + 13.440 kg + 24.300 kg +
= 57.024 kg 70.992 kg + 24.768 kg + 43.200 kg =
Arah Y = 18 x 0,3 x 0,55 x (5) x 2400 kg 407.604 kg.
= 35.640 kg
3) Berat balok anak = n x b x h x L x Bj
= 16 x 0,2 x 0,35 x (5) x 2400 kg Tabel 1. Rangkuman Berat Struktur
= 13.440 kg Tinggi Berat
Lantai Wi x Zi
4) Berat kolom = n x b x h x L x Bj lantai (W)
(i) (Kg)
= 27 x 0,5 x 0,5 x 3 x 2400 kg (Z) (Kg)
= 48.600 kg 3 3.668.4
5) Beban dinding = 2 (p + l) x L x Bj 9m 407.604
(atap) 36
= 2 (10+48) x 3 x 0,12x 1700 kg 2.961.2
= 70.992 kg 2 6m 493.536
16
6) Beban mati tambahan 1.490.6
Bbn tegel = 0,02 x 2200 = 44 kg/m2 1 3m 496.884
52
Bbn spesi= 0,03 x 2100 = 63 kg/m2 1.398.0 8.120.3
Bbn plafon + ME = 43 kg/m2 + 24 04
150 kg/m2
Total = p x l x DL
= 48 x 12 x 150 kg = 86.400 kg
7) Beban hidup (LL) = p x l x 250 kg/m2
= 48 x 12 x 250 kg/m2 = 144.000 kg
Faktor Reduksi = 30% x Beban Hidup
= 30% x 144.000 kg = 43.200 kg
8) Σbeban = 138.240 kg + 57.024 kg +
35.640 kg + 13.440 kg + 48.600 kg +
70.992 kg + 86.400 kg + 43.200 kg =
493.536 kg

51
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55

Tabel 2. Spektrum Respon Gempa Tabel 4. Momen Ultimite dan Arah Momen
Rencana dari SAP

Tanah Tanah Tanah Mu


Arah Arah
Keras Keras Keras Kon Loka (K
Wil. mom Goyan
Tc = 0,5 Tc = 0,6 Tc = 1,0 disi si N-
Gem en gan
det det det m)
pa
Am Ar A Ar A Ar Porta -
Nega
m m 1 lC Kanan 70,
tif
1 0,1 0,0 0,1 0,0 0,2 0,2 2-1 67
2 0 5 3 8 0 0 Porta -
Nega
3 0,3 0,1 0,3 0,2 0,5 0,5 2 lC Kiri 86,
tif
4 0 5 8 3 0 0 1-2 61
5 0,4 0,2 0,5 0,3 0,7 0,7 Porta
Posit
6 5 3 5 3 5 5 3 lC Kanan -
if
0,6 0,3 0,7 0,4 0,8 0,8 1-2
6 0 0 2 5 5 Porta
0,7 0,3 0,8 0,5 0,9 0,9 Posit
4 lC Kiri -
0 5 3 0 0 0 if
2-1
0,8 0,4 0,9 0,5 0,9 0,9 Teng
3 2 0 4 5 5 ah Posit Kedua 47,
5
benta if nya 70
ng
Tabel 3. Distribusi Beban Gempa
Disepanjang Tinggi Bangunan Hasil perhitungan SAP 2000

Por
Portal
-tal
Fix arah
ara
Lan- Zi Wi Wi x = Y
hX
tai (m (kN Zi Fiy
1/3
(i) ) ) (kN) (kN 1/9
Fix
) Fiy
(kN
(kN)
)
407
36684 520 173,
3 9 6,0 57,79
,36 ,11 37
4
493
29612 419 139,
2 6 5,3 46,65
,16 ,84 95
6
496
14906 211 70,4
1 3 8,8 23,48
,52 ,34 46
4

81.20
3,04

Gambar 11. Hasil perhitungan SAP

52
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55

Perhitungan momen
Menentukan momen yang bekerja
akibat beban berfaktor

a. Pelat Atap Tipe 1

lx

ly

ly = 3 m ; lx = 3 m
ly/lx = 1
Gambar 4.3 PelatAtap Type 1

Dari tabel 14 Gideon untuk Ly/Lx = 1


diperoleh :
Mlx = Mly = 0,001 x qu x lx2 x 30
= 0,001 x 658,4 x 32 x 30 = 177,768 kg.m
Gambar 12. Hasil perhitungan SAP lanjutan Mtx = Mty = 0,001 x qu x lx2 x 68
= 0,001 x 658,4 x 32 x 68 = 405,941 kg.m
Mtix = 0,5Mtx = 0,5 x 405,941 = 201,47 kgm
Perencanaan Pelat Atap Mtiy = 0,5Mtx = 0,5 x 405,941 = 201,47 kgm
a. Data Teknis
1) Mutu beton (f’c) = 25 M.Pa MPa
2) Mutu baja (fy) = 240 M.Pa b.MPa
Plat Atap Tipe 2
3) Beban beton bertulang (PPIUG 2013) = 2.400 kg/m3
4) Beban spesi 2 cm (PMI 2013) = 21 kg/m2

b. Tebal pelat
lx
Menurut buku Dasar Perencanaan
Beton Bertulang (CUR) tabel 10, tebal untuk
pelat untuk atap 10 cm.
ly
Perhitungan Pembebanan Pelat Atap
a. Beban Hidup ( ql )
Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 ly = 5 m ; lx = 3 m
yaitu : ly/lx = 1,66
Beban hidup fungsi atap = 200 kg/m2
b. Beban Mati ( qd ) Gambar 13. Pelat Atap Tipe2
Tebal pelat = 10 cm
Dari
qd tabel
= 28214kg/m
Gideon untuk Ly/Lx = 1,66
c. Beban Ultimate ( qu ) diperoleh :
Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka : Mlx = 0,001 x qu x lx2 x 41,5
qu = 1,2 qd + 1,6 ql → = 1,2 . 282 + 1,6 . = 0,001 x 658,4 x 32 x 41,5 = 245,913 kgm
200 → = 658,4 kg/m2 Mly = 0,001 x qu x lx2 x 25
= 0,001 x 658,4 x 32 x 25 = 148,14 kgm

53
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55

Mtx = 0,001 x qu x lx2 x 80 struktur suatu gedung, untuk lebih membantu


= 0,001 x 658,4 x 32 x 80 = 474,048 kgm proses perencanaan.
Mty = 0,001 x 658,4 x 32 x 71.5 = 423,68
kgm 1. Pada pelaksanaan dilapangan digunakan
Mtix = 0,5 x Mtx = 0,5 x 517,82 = 211,84 faktor keamanan yang cukup tinggi.
kgm 2. Konstruksi rangka atap yang direncanakan
 Mlx = 245,913 kgm terdiri dari struktur beton bertulang,
 Mly = 148,14 kgm diperlukan ketelitian dalam pengecoran
 Mtx = 474,048 kgm agar tidak berakibat bocornya atap
 Mty = 423,68 kgm bangunan.
 Mtix = 211,840 kgm 3. Dalam perencanaan portal ini
 Mtiy = 201,470 kgm menggunakan mutu beton fcʹ = 25 Mpa
 Tebal penutup = 20 mm dan mutu tulangan fy = 240 Mpa dan fy =
 Diameter tulangan (Ø)= 10 mm 400 Mpa.
 Tinggi efektif
dx = h – (p + 1/2 Ø) SARAN
= 100 – (20 + 10/2) = 75 mm Saran sebagai berikut :
dy = h – (p + Ø +1/2 Ø) 1. Kelengkapan data mutlak dalam
= 100 – (20 + 10 + 10/2) = 65 mm merencanakan suatu bangunan bertingkat
sehingga perencanaan bisa lebih
Perhitungan Tulangan mendekati kondisi sebenarnya.
0,85 ×𝑓𝑐′ ×𝛽 600 2. Ikuti ketentuan dalam peraturan-peraturan
𝜌𝑏 = × perencanaan struktur sehingga didapat
𝑓𝑦 600+240
0,85 ×25×0,85 600 nilai yang paling ekonomis.
𝜌𝑏 = 240
× 600+240
3. Konsultasi dan bimbingan harus
= 0,0537 dilakukan untuk mendapatkan masukan
ρmax = 0,75 x ρb → = 0,75 x 0,0537 yang berguna dalam menentukan asumsi
= 0,0402 perencanaan.
ρmin = 0,0025 (berlaku untuk pelat). 4. Estimasi beban dan analisa statistika harus
benar, agar didapatkan suatu konstruksi
yang aman dan memenuhi syarat seperti
SIMPULAN yang telah ditentukan dalam perencanaan.
Pada perencanaan Gedung Parkir 5. Tabel dan diagram dalam perhitungan
Sepeda Motor, banyak sekali kendala – haruslah menggunakan tabel diagram
kendala yang ditemui oleh penulis, banyak yang diambil dari peraturan yang berlaku.
faktor yang menyebabkan hal itu tejadi, 6. Untuk mendapatkan hasil yang akurat,
diantaranya karena data – data tehnis yang maka dibutuhkan pemahaman yang
dimiliki sangat terbatas. Sehingga dalam menyeluruh tentang tahap–tahap dalam
melaksanakan perencanaan serta perhitungan proses perencanaan, yaitu teori-teori
masih kurang sempurna. dalam proses perencanaan dan teori - teori
Namun sebenarnya penulis telah yang didapat di bangku kuliah, dan itu
berusaha untuk menyelesaikan dan semua harus selalu dikembangkan.
menyajikan dengan sebaik–baiknya tanpa Demikian yang dapat penulis
melupakan kriteria – kriteria yang dianjurkan sampaikan di dalam perencanaan Gedung
dalam melakukan suatu perencanaaan yang Parkir Sepeda Motor, semoga dapat
sesuai, kuat dan ekonomis tetapi tidak bermanfaat bagi Civitas Akademika
mengurangi kualitas dari konstruksi yang Universitas Pandanaran Semarang.
direncanakan.
Meskipun banyak kendala – kendala
yang ada, penulis tetap berusaha
mengatasinya dengan berbagai literature
yang menyangkut tentang perencanaan

54
Jurnal Neo Teknika Vol. 4 No 1, Juni 2018, hal. 44-55

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, 1991,
Pedoman Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Rumah dan Gedung,
Lembaga Penyelidikan Masalah
Bangunan, Bandung.

Sunggono, H.K, 1984, Buku Teknik Sipil,


Nova, Jakarta.

Himawan, I., 2010, Aspek Rekayasa Gempa


pada Desain Struktur, Universitas
Diponegoro, Semarang.

Himawan, I., 2010, Catatan Kuliah


Rekayasa Gempa, Universitas
Diponegoro, Semarang.

Istimawan Dipohusodo, 1999, Struktur


Beton Bertulang, Berdasarkan
SKSNI T-15-1991-0, DPU RI,
Gramedia pustaka utama, Jakarta.

Juwana, J.S., 2005, Panduan Sistem


Bangunan Tinggi Edisi 1, Erlangga,
Jakarta.

Salmon, C.G. and Johnson, J.E., 1996,


Struktur Baja Desain dan Perilaku 2
Edisi Ketiga, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

Schodek, Daniel L. , Struktur Edisi Kedua,


Penerbit Erlangga : Jakarta, 1999

Standar Nasional Indonesia ( SNI), 2002,


Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-1726-2002), Yogyakarta.

Standar Nasional Indonesia ( SNI), 2002,


Tata Cara Perencanaan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI
03-2847-2002), Yogyakarta.

Supriyono, 2005, Struktur Bangunan,


Teknik Sipil Universitas Diponegoro,
Semarang.

55

Anda mungkin juga menyukai