Anda di halaman 1dari 6

RIVIEW ARTIKEL TEMA “PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH”

Judul : PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI (1


BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

Tahun : 2012

Penulis : Bertha Ayu Purnama

Reviewer : Shinta Rizky Pradhitasari

Tanggal : 24 Maret 2020

I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dalam artikel ini membahas tentang perencanaan tempat hunian
bertingkat dengan fasilitas tertentu dalam satu gedung. Dalam
pendahuluan membahas pentingnya meningkatkan sarana dan
prasarana di bidang pendidikan untuk menunjang hal tersebut yang
dibutuhkan adalah gedung sekolah yang memadai. Di artikel ini
penulis menjelaskan pentingnya gedung sekolah dan kegunaan yang
bisa diguakan dalam gedung sekolah tersebut seperti sebagai tempat
untuk melakukan kegiatab belajar mengajar maupun kegiatan yang
menyangkut tentang pendidikan, dapat juga digunakan untuk gedung
pertemuan atau tempat rapat antar pengurus. Penulis merencanakan
pembangunan gedung ini di dasarkan beberapa faktor yang sangat
berpengaruh yaitu kekuatan struktur bangunan, dimana faktor ini
sangat terkait dengan keamanan dan ketahanan bangunan dalam
menahan dan menampung beban yang bekerja pada struktur. Karena
pembangunan gedung tersebut masih dalam wilayah Indonesia yang
termasuk negara rawan dilanda gempa karena terletak dipertemuan
Cirkum Pasifik dan Tran Asiatik maka untuk itulah penulis
merencanakan pembangunan gedung sekolah ini harus secara matang
agar dapat digunakan sebaik-baiknya, nyaman, dan aman terhadap
bahaya gempa bagi pemakai. Berkaitan dengan hal tersebut maka
penulis mencoba untuk merencanakan gedung sekolah 4 lantai (+1
basement) di Sukoharjo.
Latar belakang yang ditulis oleh penulis sudah mendeskripsikan
alasan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

b. Rumusan Masalah
Dalam artikel Tugas Akhir ini penulis merencanakan ketahanan gempa
pada struktur gedung berdasarkan Pasal 1.3 SNI-1726-2002 dengan
mempertimbangkan beberapa hal
1. Menghindari terjadinya korban jiwa manusia oleh runtuhnya
gedung akibat gempa yang kuat
2. Membatasi kerusakan gedung akibat gempa ringan sampai sedang,
sehingga masih dapat diperbaiki
3. Membatasi ketidaknyamanan penghunian bagi penghuni gedung
ketika terjadi gempa ringan sampai sedang
4. Mempertahankan setiap saat layanan vital dari fungsi gedung
Berdasarkan pertimbangan tersebut penulis merencanakan
gedung sekolah 4 lantai (+1 basement) di Sukoharjo dengan
menggunakan prinsip daktail parsial yang diharapkan memenuhi
pertimbangan tersebut agar bangunan aman terhadap kemungkinan
gempa yang terjadi. Rumusan masalah sesuai dengan latar
belakang masalah.
c. Tujuan Perencanaan
Tujuan yang ingin dicapai penulis pada Tugas Akhir ini adalah
mendapatkan perencanaan struktur beton bertulang untuk gedung
sekolah 4 lantai (+1 basement) tahan gempa di Sukoharjo dengan
prinsip daktail parsial yang sesuai dengan standar peraturan-peraturan
yang berlaku di Indonesia.
Tujuan Perencanaan sudah sesuai dengan rumusan masalah.

d. Manfaat Perencanaan
Manfaat dari Tugas Akhir ini yang hendak dicapai oleh penulis yaitu :
1. Perencanaa gedung ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu
referensi dalam merencanakan struktur bangunan gedung tahan
gempa khususnya di daerah Sukoharjo.
2. Mengetahui perbandingan standar perencanaan ketahanan gempa
untuk struktur gedung antara prinsip elastik penuh, daktail parsial,
dan daktail penuh
Manfaat perencanaan dalam Tugas Akhir sudah baik.

e. Batasan Masalah
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini pembahasan permasalahan
dibatasi pada perencanaan struktur, yaitu struktur atap (kuda-kuda) dan
beton bertulang (plat lantai, tangga, balok, kolom, dan perencanaan
pondasi). Perencanaan gedung terletak di Sukoharjo dengan faktor
gempa sesuai dengan prinsip daktail parsial. Batasan lain yang
digunakan antara lain sebagai berikut :
1. Perencanaan pembebanan untuk gedung menggunakan PPIUG
1983 dan PBI 1971
2. Analisis perhitungan struktur gedung menggunakan bantuan SAP
2000 v.8 Nonlinear dengan tujuan mempercepat perhitungan.
3. Penggambaran menggunakan program AutoCAD 2007
4. Analisis beban gempa menggunakan metode statik ekivalen
dengan Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah
dan Gedung SNI-1726-2002
5. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
mengacu pada SNI 2847-2002
6. Perhitungan struktur rangka atap baja mengacu pada PPBBUG
1987 serta SNI 1729-2002
7. Mutu bahan untuk penulangan struktur beton bertulang dengan
kuat tekan (f’с) = 25 Mpa, fƴ = 400 Mpa
8. Profil kuda-kuda baja menggunakan mutu baja Bj 52 (σijin = 2400
kg/cm²)
9. Struktur rangka kuda-kuda baja menggunakan profil 2L 50.65.7,
dengan alat sambung baud ø = 9,53 mm dan plat buhul tebal 10
mm
10. Ketebalan plat atap10 cm dengan tulangan pokok D8 dan tulangan
bagi D6
11. Ketebalan plat lantai 12 cm dengan tulangan pokok D8 dan
tulangan bagi D6
12. Ketebalan plat tangga dan bordes 12 cm dengan tulangan pokok
D12 dan tulangan bagi D8
13. Dimensi balok 400/600
14. Dimensi kolom 500/500
15. Dimensi pondasi tiang pancang 300/300 dengan tulangan pokok
4D19 dan tulangan geser 2D10-16
16. Plat poer (2,4x2,4) m² setebal 1,0 mdengan tulangan pokok D22
dan tulangan bagi D16
17. Dimensi sloof 500/500 menggunakan tulangan pokok D22 dan
tulangan geser 2D10
18. Pada perencanaan ini digunakan peraturan-peraturan sebagai
berikut :
a. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983
b. Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung 1987
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971
d. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung (SK SNI T-1991)
e. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung (SNI 1726-2002)
f. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung (SNI 2847-2002)
g. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung (SNI 1729-2002)
Batasan masalah dalam tugas akhir sudah baik, berisi
tentang masalah yang akan direncanakan dalam lingkup
permasalahan yang lebih luas.

II. STUDI PUSTAKA


a. Tinjauan Pustaka
Struktur bangunan dapat dirancang dengan mudah apabila beban-
beban yang bekerja pada bangunan bisa ditentukan dengan pasti.
Kapasitas bangunan dapat ditentukan sesuai dengan penggunaan
bangunan yang bersangkutan. Sehingga beban hidup dan beban mati
dapat dihitung sesuai dengan kapasitas rencana. Tetapi beban akibat
bencana alam yang mempengaruhi bangunan seperti angin dan gempa
yang tidak dapat dengan pasti diidentifikasi sehingga dalam
perancangan bangunan harus diperhatikan agar struktur tidak runtuh
pada saat kondisi beban maksimal.
Pada bagian ini penulis sudah detail dalam menjelaskan dan
berhubungan dengan tugas akhir yang akan dilakukan.
No Judul Permasalahan Tujuan Batasan Masalah Kesimpulan
1. PERENCANAAN GEDUNG Letak bangunan Mendapatkan Perencanaan dibatasi 1. Perencanaan struktur beton
SEKOLAH 4 LANTAI (+1 yang direncanakan perencanaan struktur pada perencanaan bertulang ini direncanakan aman
BASEMENT) DENGAN PRINSIP harus diperhatikan beton bertulang struktur dari gedung terhadap beban mati, beban
DAKTAIL PARSIAL DI karena akan untuk gedung yaitu struktur atap hidup, dan beban gempa rencana
SUKOHARJO berpengaruh pada sekolah 4 lantai (+1 (kuda-kuda) dan beton 2. Diperoleh perencanaan struktur
beban basement) tahan bertulang (plat lantai, penyusunnya yang relatif sama.
horizontal/beban gempa di Sukoharjo tangga, balok, kolom, Struktur yag relatif sama
gempa yan bekerja. dengan prinsip dan perencanaan tersebut diantaranya sebagai
Penulis mencoba daktail parsial yang pondasi) dengan prinsip berikut :
untuk merencanakan sesuai dengan daktail parsial. a. Struktur atap
gedung sekolah 4 standar peraturan- b. Struktur plat
lantai (+1 basement) peraturan yang c. Struktur tangga
berlaku di Indonesia. d. Struktur portal gedung
e. Struktur pondasi
f. Kelompok tiang pancang
g. Sloof dimensi 500/500

Anda mungkin juga menyukai