Anda di halaman 1dari 14

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG MENARA USM

UNIVERSITAS SEMARANG
Pengamatan Pekerjaan Kolom, Balok, dan Pelat Lantai
La Ode Muh. Reza Pahlasi Rizaldi
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi
Yogyakarta
e-mail: rezarizaldi98.rr@gmail.com

1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kerja praktik (KP) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang ditempuh
mahasiswa program studi. Teknik Sipil, Fakultas, Sains dan Teknilogi, Universitas Teknologi
Yogyakarta. Hal ini adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh tugas
akhir.
Dalam kerja praktik, mahasiswa melakukan beberapa pengamatan terhadap pekerjaan
konstruksi struktur bangunan sipil baik gedung, jembatan, bendungan, pelabuhan, dan lain
lain. Diharapkan mahasiswa bisa mengikuti metode pelaksanaan yang dilakukan dilapangan
dan bisa menambah ilmu pengetahuan untuk bekal ahli dalam bidang konstruksi dan
infrastruktur, hal itu semua merupakan dalam bidang ketekniksipilan. Dalam hal ini
mahasiswa bisa tahu antara teori perkuliahan dan pelaksanaan langsung dilapangan.
Pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang ini dapat menjadi sarana
ilmu dan wawasan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa S1 Teknik Sipil dan juga bisa
dijadikan sebagai tempat pengamatan dalam melakukan kerja praktik. Kerja praktik ini
dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa S1 Teknik Sipil mengetahui dan memahami proses
pelaksanaan pembangunan gedung bertingkat terutama pada proses pelaksanaan pekerjaan
struktur balok dan pelat lantai. Balok dan pelat lantai merupakan bagian dari struktur sebuah
gedung bertingkat yang mempunyai fungsi masing-masing. Kolom merupakan batang tekan
vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur. Balok merupakan
struktur kaku yang dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju struktur
kolom yang memiliki fungsi sebagai rangka penguat horizontal pada bangunan. Pelat lantai
merupakan struktur yang digunakan sebagai pemisah antara ruang atas dan ruang bawah dan
juga berfungsi untuk menambah kekauan bangunan pada arah horizontal.
Proyek Pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang merupakan salah
satu contoh infrastruktur bangunan gedung yang digunakan untuk sebagai ruang kuliah, ruang
rektorat, perpustakaan modern berbasis IT, perkantoran, parkir dan lain-lain. Menurut Rektor
Universitas Semarang (USM) Andy Kridasusila menjelaskan, pembangunan menara tersebut
diperuntukkan bagi mahasiswa USM agar semakin nyaman dalam melakukan kegiatan

1
perkuliahan. Pada pengerjaan proyek konstruksi gedung ini dikerjakan oleh PT. Megah Karya
Tika Pratama,. Proyek ini dibangun 11 lantai (10+1 Basement)dengan anggaran Rp.
151.250.000.000, milyar sehingga memenuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktik
mahasiswa. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas, Sains dan Teknilogi, Universitas Teknologi
Yogyakarta yaitu untuk gedung minimal 4 lantai. Pada Kerja Praktik di Proyek Pembangunan
Gedung Menara USM Universitas Semarang ini, saya akan mengamati pelaksanaan
pembuatan Kolom, Balok, dan Pelat Lantai struktur gedung.
1.2 TUJUAN
1.2.1. Tujuan Proyek
Tujuan dari pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang
adalah sebagai berikut:
a. Melengkapi kebutuhan fasilitas kampus.
b. Membuat aktivitas belajar di kampus menjadi lebih nyaman.
1.2.2. Tujuan Kerja Praktik
Tujuan dari pengamatan proyek pembangunan Gedung Menara USM
Universitas Semarang adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui proses pekerjaan kolom pada proyek pembangunan gedung.
b. Mengetahui proses pekerjaan balok pada proyek pembangunan gedung.
c. Mengetahui proses pekerjaan pelat lantai pada proyek pembangunan gedung.
1.3 RUANG LINGKUP
1.3.1 Lingkup Pekerjaan
Proyek pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang berada di dalam
kawasan kampus Universitas Semarang (USM). Selain itu, proyek pembangunan gedung
Gedung Menara USM Universitas Semarang ini sangat mudah di jangkau oleh kendaraan
roda dua maupun roda empat sehingga tidak menyulitkan mobilisasi para pekerja. Proyek
pembangunan gedung ini sendiri terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan fondasi, sloof,
pekerjaan kolom, pekerjaan pelat lantai, pekerjaan tangga dan pekerjaan lainnya hingga
tahap finishing.
1.3.2 Lingkup Kerja Praktik
Ruang lingkup pengamatan pada proyek pembangunan Gedung Menara USM
Universitas Semarang sangat dibatasi oleh waktu kerja praktik sehingga pengamatan yang
bisa difokuskan terdiri atas:
a. Pekerjaan penulangan struktur Kolom, Balok, dan Pelat Lantai.
b. Pekerjaan pengecoran struktur Kolom, Balok, dan Pelat Lantai.
1.4 GAMBARAN UMUM PROYEK
Proyek pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang berada di dalam
kawasan kampus Universitas Semarang (USM). Selain itu, proyek pembangunan gedung
rektorat ini sangat mudah dijangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat dan juga
tidak menyulitkan mobilisasi dalam tahapan pelaksanaan pada para pekerja.
1.5 LOKASI PROYEK
Proyek pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang berada di dalam
kawasan kampus Universitas Semarang (USM). Lokasi tepatnya berada di Jl. Soekarno Hatta,

2
Tlogosari Kulon, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Lokasi proyek dapat
dilihat pada gambar 1.1

Lokasi Proyek

Gambar 1.1. Lokasi proyek pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang)
(sumber : maps.google.com diakses pada 10 Februari 2020 pukul 20:10 WIB)

1.6 DATA PROYEK


Data proyek merupakan kumpulan data-data perencanaan dan perancangan yang
menjadi pedoman serta acuan untuk membangun bangunan. Data proyek ada dua macam
yaitu data umum proyek dan data teknis proyek.
1.6.1. Data Umum Proyek
Data umum proyek merupakan data yang memberikan informasi umum dari suatu
proyek yang mencakup nama proyek, lokasi proyek, pemilik proyek, kontraktor, dan nilai
kontrak proyek. Data umum proyek sebagai berikut:
a. Nama proyek : Gedung Menara USM Universitas Semarang.
b. Lokasi : Jl. Soekarno-Hatta Tlogosari, Semarang.
c. Pemilik : Yayasan Alumni Universitas Diponegoro.
d. Kontraktor Pelaksana : PT. Megah Karya Tika Pratama.
e. Konsultan Pelaksana : Tim Teknis Universitas Semarang.
f. Nilai kontrak proyek : Rp. 151.250.000.000. (seratus lima puluh satu
milyar dua ratus lima puluh juta rupiah).
g. Tanggal mulai : 29 Mei 2019
h. No. Kontrak : 134/YA-UNDIP/PGRS-YA-UNDIP/V/2019
i. No. SPK : 130/YA-UNDIP/PGRS-YA-UNDIP/V/2019
j. Waktu Pelaksana : 480 Hari
1.6.2. Data Teknis Proyek
Data teknis proyek merupakan data-data yang berisi karakteristik dari proyek
pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang. Data teknis ini lebih difokuskan
untuk pekerjaan struktur pelat lantai dan balok dengan data sebagai berikut:
a. Mutu beton : K-375 (Kolom dan balok non struktural)
K-350 (Balok, pelat lantai dan tangga)
b. Mutu baja : 390 MPa (Ulir)
240 MPa (Polos)
c. Jumlah lantai : 11 (10+1 Basement) Lantai

3
d. Luas bangunan : 1.840,4030 m2.
e. Jenis kolom : 2 Jenis
f. Kolom : Pokok D-25&D-19, Sengkang D-13, Begel D-13
g. Jenis balok : 7 Jenis
h. Balok : Pokok D-22&D-19, Pinggang D-13, Sengkang D-12&D-10
i. Pelat lantai : Pelat 2 arah, D13-150 (pelat lantai A”-G/1-4 L.1-4) &
D12-150 (pelat lantai G-M/1-4 L.1-3 & A”-L/1-4 L-4-10)

2. DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


2.1. DASAR PERENCANAAN
Perencanaan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi
sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah-masalah,
mengidentifikasi metoda untuk pemecah masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah.
Dasar perencanaan proyek dalam pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang
mempunyai parameternya tersendiri, dasar-dasar perencanaan awal mulanya pelaksanaan
hingga ke tahap finishing dari pembangunan proyek tersebut. Dasar perencanaan yang
dipakai dalam pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Menara USM Universitas
Semarang adalah sebagai berikut:
a. Kep.Pres 80/2003 dengan lampiran-lampirannya.
b. Undang-Undang RI No. 22/1999 tentang Pemerintah Daerah
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
d. eraturan Beton bertulang Indonesia 19 - '89 dan atau Pedoman Beton Indonesia 1989
(PBI 1989).
e. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
f. Paku dan kawat paku ; SNI 03-0323-1989
g. Batu alam untuk bahan bangunan : SNI 03-0394-1989
h. Agregat beton : SNI 03-1750-1990
i. Pasir untuk adukan dan beton : SNI 03-0394-1989
j. Pedoman mendirikan bangunan : SNI 03-1728-1989
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. No.: 08.
l. Peraturan Umum tentang Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan dan
Perusahaan Air Minum.
m. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat.
n. Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F
o. Genteng Keramik: SNI 03 – 2095 – 1991
p. kayu untuk bahan bangunan : SNI 03-2445-1991
q. Mutu Kayu bangunan : SNI 03-3527-1994
r. Tata cara pengecatan bangunan : SNI 03-2407-1991
s. Tata cara pengecatan tembok dengan cat emulsion : SNI 03-2410-1991
t. Tata cara pengerjaan asbes semen untuk langit rumah ; SNI 03-2839-1992
u. Peraturan Batu Merah sebagai bahan bangunan.

4
v. Peraturan muatan Indonesia.

2.2. DASAR PERANCANGAN


Perencanaan proyek pembangunan gedung diperlukan data struktur proyek yang
meliputi gambar-gambar perencanaan struktur suatu proyek yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada proyek tersebut. Gedung Menara USM Universitas
Semarag ini memiliki 9 lantai dengan luas total bangunan ± 1840, 4030 m2 dan tinggi total ±
49,433 m yang diukur dari permukaan tanah sampai puncak atap. Data struktur perencanaan
proyek yang diamati adalah kolom, balok, dan pelat lantai.
2.2.1 Kolom
Kolom merupakan suatu batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok dan juga elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko 1996).
2.2.2. Balok
Balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang yang memiliki
fungsi sebagai rangka penguat bangunan. Proyek ini menggunakan berbagai jenis balok
dengan dimensi yang berbeda tergantung kebutuhan pembebanan yang telah di rencakan.
2.2.3. Pelat Lantai
Pelat merupakan suatu elemen struktur yang mempunyai ketebalan relatif kecil jika
dibandingkan dengan lebar dan panjangnya. Di dalam konstruksi beton, pelat digunakan
untuk mendapatkan bidang atau permukaan yang rata. Pada umumnya bidang atau
permukaan atas dan bawah suatu pelat adalah sejajar atau hampir sejajar. Pelat dapat ditumpu
pada tumpuan garis menerus, seperti halnya dinding atau balok, tetapi dapat juga ditumpu
secara lokal (Sudarmanto, 1996).

3. MANAJEMEN PROYEK
3.1. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia material, peralatan,
dan modal/ biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai
sasaran dan tujuan (Husen,2009:4). Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang
terorganisir dan memiliki ilmu dan keahlian di bidang- bidangnya dalam pelaksanaan tugas
proyek dengan dilakukan secara berkala. Dikenal berbagai pendekatan untuk merancang
dan menyusun struktur organisasi. Salah satu diantaranya yang berkaitan dengan kegiatan
proyek adalah pendekatan kontingensi. Organisasi harus memiliki hubungan komunikasi
yang baik antara satu, maupun dengan yang lain. Organisasi yang baik mampu
menghasilkan manajemen konstruksi yang baik, sehingga organisasi yang terbentuk dapat
bekerja sesuai dengan rencana awal. Proyek Pembangunan Gedung Menara USM
Universitas Semarang melibatkan beberapa pihak yang terkait, owner, konsultan pengawas,

5
konsultan perencana, dan kontraktor sebagai pelaksana.

Pemilik Proyek
(Owner)

Yayasan Alumni
Universitas Diponegoro

Konsultan Pengawas Konsultan Perencana

Tim Teknis USM PT Mega Karya Tikapratama

Pelaksana

PT Mega Karya Tikapratama

Gambar 3.1. Hubungan Kerja Proyek Pembangunan Gedung Menara USM Universitas
Semarang.
(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2020)

3.1.1 Pemilik Proyek/Owner


Pemilik proyek (Owner) adalah orang atau badan hukum yang memberi tugas untuk
melaksanakan suatu pekerjaan kepada orang atau badan hukum yang dianggap mampu untuk
melaksanakannya. Pemilik proyek juga adalah pihak yang menanggung biaya pekerjaan.
Adapun tugas dan kewajiban pemilik proyek adalah:
a. Menyediakan atau membayar sejumlah dana/biaya yang diperlukan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan proyek dari awal sampai akhir kegiatan
proyek
b. Memilih atau menunjuk konsultan manajemen konstruksi
c. Mengesahkan perubahan pekerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan jika ada
d. Menerima hasil pekerjaan dari pihak konsultan manajemen konstruksi dan
apabila sudah selayaknya maka mengesahkannya.

3.1.2. Konsultan Perencana


Konsultan Perencana adalah badan hukum yang membuat perencanaan lengkap dari
suatu pekerjaan bangunan, yang meliputi gambar struktur, arsitektur, mechanical & electrical,
dan rencana anggaran biaya. Tugas dan kewajiban konsultan perencana adalah:
a. Membuat sketsa gagasan prarencana dan rencana pelaksanaan.
b. Membuat gambar rencana (arsitek dan struktur), gambar detail dan perhitungan atau
analisis struktur.
c. Menentukan peraturan dan syarat-syarat.

6
d. Membuat rencana volume pekerjaan (Bill of Quantity).
e. Membuat rencana anggaran biaya.
f. Mengusulkan, menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan.
3.1.3. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah orang atau badan yang diangkat oleh pemberi tugas untuk
bertindak sepenuhnya mewakili pemberi tugas dalam memimpin, mengkoordinasi dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan dalam batas-batas yang ditentukan baik secara
teknis ataupun secara administratif. Pengawas mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut ini:
a. Menyelenggarakan dan mengadakan pengawasan utama di lapangan.
b. Menyelenggarakan surat menyurat pelaksanaan pekerjaan.
c. Melakukan koordinasi dan arahan terhadap paket pekerjaan yang dilakukan tim pelaksana.
d. Mengendalikan jadwal pelaksanaan berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
e. Mengawasi dan menguji kualitas material yang akan digunakan
f. Mengendalikan mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
g. Memimpin rapat koordinasi lapangan, baik secara rutin maupun khusus
h. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang terjadi dilapangan
i. Menyusun laporan pekerjaan untuk disampaikan kepada pemilik proyek yang berupa
laporan harian, mingguan dan bulanan
j. Mengadakan evaluasi terhadap kerja kontraktor atau pelaksana untuk keperluan
pengawasan dan pembayaran sesuai dengan prestasi kerja pelaksana
k. Membantu pimpinan proyek sebagai atasan langsung di dalam menyelenggarakan urusan
pengawasan teknis pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

3.1.4. Kontraktor Pelaksana


Kontraktor pada suatu proyek pembangunan atau konstruksi memiliki suatu
pengertian orang atau badan yang menerima atau menyelenggarakan pekerjaan pembangunan
menurut biaya yang telah disediakan dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat-
syarat serta gambar-gambar rencana yang telah ditetapkan. Kontraktor adalah badan usaha
atau orang yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan fisik proyek
sesuai dengan perancangan yang telah dibuat oleh Konsultan Perencana pada gambar
rencana. Tugas dan tanggung jawab kontraktor adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dalam pekerjaan bangunan sesuai dengan peraturan-peraturan,
syarat-syarat dan gambar-gambar yang telah ditentukan.
b. Mengindahkan petunjuk, teguran dan perintah lisan atau tulisan dari konsultan manajemen
konstruksi.
c. Mengutamakan efisiensi dan efiktivitas kerja dalam melaksanakan pekerjaan dengan tetap
mengutamakan mutu bahan dan hasil kerja sesuai persyaratan.
d. Menyediakan fasilitas di lapangan yang dianggap perlu untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
e. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangsempurnaan pekerjaann akibat
kesalahan pelaksana dalam pelaksanaan dan menanggung biaya perbaikan tersebut.
f. Menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang tersedia (time schedule).

7
g. Membuat laporan hasil pekerjaan yang ditujukan kepada pemilik proyek melalui konsultan

3.2. ADMINISTRASI PROYEK


Administrasi proyek sangat dibutuhkan untuk mempermudah segala hal yang
berhubungan dengan suksesnya proyek yang sedang dilakukan. Administrasi proyek adalah
kegiatan pencatatan atau dokumentasi yang dilakukan dalam pelaksanaan suatu proyek.
Administrasi yang baik dan teratur, akan dapat menetapkan segala peraturan-peraturan dan
ketetapan-ketetapan yang harus dipatuhi, misalnya dalam bidang keuangan, kepegawaian,
dan sebagainya (Dipohusodo,1995). Administrasi proyek sangat penting dalam pelaksanaan
proyek, karena tanpa pencatatan suatu perencanaan berisiko tidak selesai tepat waktu dan
koordinasi antar bidang menjadi kurang baik. Administrasi pelaksanaan proyek terdapat 2
jenis administrasi, yaitu:
3.2.1. Administrasi Kantor
Administrasi kantor adalah suatu kegiatan perencanaan keuangan, penagihan,
pencatatan, personalia, dan distribusi barang serta logistik di sebuah organisasi. Administrasi
proyek yang dikerjakan pada bagian kantor terdapat dua jenis administrasi antara lain,
administrasi teknik, Administrasi keuangan, administrasi logistik
3.2.2. Administrasi Lapangan
Administrasi proyek bagian lapangan berisi tentang pelaporan dari realisasi pekerjaan
proyek di lapangan yang sebagai tindak pengawasan dan pengendalian pekerjaan di proyek.
Berikut administrasi lapangan pada proyek Pembangunan Gedung Menara USM Universitas
Semarang antara lain, pelaporan, sistem laporan proyek, rencana kerja, rapat koordinasi, rapat
Perencanaan, waktu kerja, DED, kurva s, dokumentasi, upah kerja.

4. BAHAN DAN ALAT


4.1 BAHAN
Bahan bangunan adalah komponen penting dalam pelaksanaan pembangunan suatu
proyek. Bahan bangunan merupakan elemen penyusun bangunan yang perlu mendapat
perhatian khusus. Sebuah proyek memerlukan sistem untuk memanajemen bahan yang baik
agar proyek dapat berjalan lancar. Pengelolaan bahan itu meliputi pengelolaan dalam hal
pengadaan, penyimpanan, penggunaan bahan/material yang digunakan.
4.1.1 Pengujian Bahan Bangunan
Dalam Proyek Gedung Menara USM Universitas Semarang, pengujian bahan
bangunan dilakukan pengujian setiap bahan datang ke lokasi proyek. Bahan bangunan yang
akan digunakan harus dicek terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuan dari pemeriksaan dan
pengujian bahan bangunan adalah untuk mengetahui mutu dari bahan-bahan bangunan
tersebut. Pengujian bahan bangunan pada Proyek Gedung Menara USM Universitas
Semarang tersebut meliputi Pengujian nilai slump, kuat tekan beton dan kuat tarik baja.
4.1.2 Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang dipakai pada suatu proyek bangunan harus sesuai dengan
persyaratan kualitas bahan yang telah disyaratkan dalam peraturan dan sesuai dengan

8
perencanaan. Kualitas bahan bangunan sangat menentukan kualitas konstruksi yang
memenuhi syarat keamanan dan biaya dalam pembangunan. Bahan-bahan yang dipakai harus
memenuhi persyaratan dari segi kualitas, seperti yang tercantum dalam Rencana Kerja dan
Syarat (RKS). Bahan bangunan yang dipakai pada proyek antara lain, beton ready mix, air,
semen, baja tulangan, tahu beton, kawat bendrat, pasir, multiplex film

4.2 ALAT
Alat-kerja proyek merupakan salah satu sumber daya yang mendukung kelancaran
pekerjaan pembangunan. Pemilihan peralatan proyek perlu ditinjau dari segi efisiensi,
efektifitas dan ekonomis, yaitu apakah dengan peralatan tersebut lebih menguntungkan bila
dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia. Peralatan konstruksi meliputi seluruh
peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan
pada suatu proses konstruksi. Dalam pelaksanaan proyek ini, peralatan yang digunakan
adalah antara lain, truk molen, tower crane, concrete vibrator, gerobak dorong, meteran,
concrete bucket, concrete pump portable, catut, air compressor, bar bender, bar cutter,
gerinda potong, lampu, las listrik, scaffolding, waterpass, bekisting, cangkul, alat pelindung
diri, ruangan disinfektan

5. PELAKSANAAN PROYEK
5.1. PELAKSANAAN PROYEK
Pelaksanaan merupakan realisasi dari tahap perencanaan dan perancangan. Dengan
kondisi yang berbeda antara saat perencanaan dan pelaksanaannya, maka diperlukan
ketelitian tersendiri dalam menangani tahap pelaksanaan ini Seluruh kegiatan yang
menyangkut pembangunan fisik dari suatu proyek konstruksi merupakan pelaksanaan
pekerjaan proyek. Setiap sub pelaksanaan pekerjaan ada pelaksana pekerjaan yang
bertanggung jawab atas pekerjaan pelaksanaan yang bersangkutan. Tujuan dari tahap
pelaksanaan adalah mewujudkan bangunan yang diharapkan dan diinginkan oleh pemilik
proyek dan sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang
telah disepakati, serta dengan memenuhi kualitas yang disyaratkan. Pelaksanaan yang akan
diuraikan pada bab ini adalah pekerjaan kolom, balok, dan pelat lantai.
5.1.1 Pekerjaan Kolom
Pekerjaan kolom dilakukan setelah pekerjaan balok dan pelat lantai selesai. Kolom
adalah suatu komponen struktur yang dirancang untuk menahan beban aksial tekan. Semua
pekerjaan kolom dikerjakan secara langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, bekistingan, dan pengecoran.

Mulai

Pekerjaan persiapan Pembesian

9
Pekerjaan pemasangan tulangan

Pekerjaan pemasangan mark


Pekerjaan bekisting

Pekerjaan pengecoran

Gambar 5.1. Bagan Alir Pekerjaan Kolom


Pekerjaan pelepasan bekisting

5.1.2. Pekerjaan Balok


Perawatan Beton
Pelaksanaan pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom selesai dikerjakan.
Pengerjaan pengecorannya dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pengecoran pada pelat
lantai. Dalam mengerjakan balok yang perlu diperhatikan adalah penulangannya. Balok
memiliki karakteristik penulangan yang berbeda
Selesai antara yang bagian balok lapangan dan
balok pinggir. Berbeda dengan kolom yang bentuknya sebagian besar persegi, bentuk balok
lebih bervariasi tergantung dari perencanaannya. Semua pekerjaan balok dikerjakan secara
langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian, bekistingan, dan pengecoran.
Jenis tulangan yang digunakan yaitu tulangan ulir dan polos, dengan mutu sebagai berikut.

10
Mulai

Pekerjaan persiapan Pembesian

Pekerjaan scalffoding

Pekerjaan bekisting

Pekerjaan pemasangan tulangan

Pemasangan tahu beton

Pekerjaan pengecoran

Pekerjaan finishing

Selesai

Gambar 5.25. Bagan alir Pekerjaan Pelat Lantai

5.1.3. Pekerjaan Pelat Lantai


Pelat lantai merupakan suatu struktur yang membentang lebar yang berfungsi sebagai
penahan beban yang nantinya akan disalurkan ke balok, kolom, fondasi dan akhirnya ke
tanah. Pengerjaan pengecorannya pelat lantai dilakukan bersamaan dengan pekerjaan
pengecoran pada balok dengan menggunakan beton ready mix. Pelaksanaan pekerjaan balok
dilaksanakan setelah pekerjaan kolom selesai dikerjakan. Semua pekerjaan balok dikerjakan
secara langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian, bekistingan, dan
pengecoran.

11
Mulai

Pekerjaan persiapan Pembesian

Pekerjaan scalffoding

Pekerjaan bekisting

Pekerjaan pemasangan tulangan

Pemasangan tahu beton

Pekerjaan pengecoran

Pekerjaan finishing

Selesai

Gambar 5.25. Bagan alir Pekerjaan Pelat Lantai

5.2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH PROYEK


Proses pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyek sering terjadi permasalahan teknis
maupun non teknis yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan. Adanya permasalahan
yang timbul mengakibatkan terganggunya kelancaran pekerjaan dalam penyelesaian proyek
akibatnya proyek menjadi tertunda karena adanya permasalahan tersebut. Selama
pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang, timbul
beberapa masalah yang menyebabkan terhambatnya pekerjaan proyek tersebut. Masalah-
masalah yang timbul dibagi dalam beberapa katergori.

12
5.2.1 Permasalahan Proyek
Pada saat pelaksanaan pekerjaan di sebuah proyek, semua berharap berjalan dengan
baik sesuai rencana yang telah disepakati, tetapi terkadang semua pekerjaan dapat tidak
berjalan sesuai dengan rencana karena pada realisasinyapasti akan muncul berbagai
permasalahan. Permasalahan yang ada dapat berupa Permasalahn Teknis dan Non Teknis.
Permasalahan yang terjadi harus segera diselesaikan dengan baik dan cepat agar tidak terlalu
mempengaruhi pelaksanaan proyek. Promblematika yang telah terjadi pada proyek
pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang terbagi dua yaitu, teknis dan non
teknis.
5.2.2 Solusi Permasalahan Proyek
Solusi Permasalahan yang dihadapi pada pembangunan Proyek Gedung Menara USM
Universitas Semarang adalah sebagai antara solusi permasalahan teknis, solusi permaslahan
non teknis.

6. KESIMPULAN DAN SARAN


f.1 KESIMPULAN
Kegiatan kerja praktik Berdasarkan pengamatan yang didapatkan selama pelaksanaan
kerja praktik pada proyek Pembangunan Gedung Menara USM Universitas Semarang, maka
kesimpulan yang didapat sebagai berikut.
a. Memahami proses pelaksanaan pekerjaan kolom, mulai dari pekerjaan persiapan,
penulangan, bekisting, pengecoran, dan finishing.
b. Memahami proses pelaksanaan pekerjaan balok, mulai dari pekerjaan persiapan,
bekisting, penulangan, pengecoran, dan finishing.
c. Memahami proses pelaksanaan pekerjaan pelat lantai, mulai dari pekerjaan persiapan,
bekisting, penulangan, pengecoran, dan finishing.

f.2 SARAN
Beberapa hal yang diamati dan dipelajari oleh selama kegiatan kerja praktik terdapat
beberapa hal yang perlu ditingkatkan dan diperhatikan secara menyeluruh. Berikut adalah
beberapa saran yang dapat meningkatkan kualitas dalam penulisan laporan kerja praktik agar
menjadi lebih baik lagi:
a. Mahasiswa yang mencari tempat kerja praktik harus mengetahui latar belakang
perusahaan
b. Mahasiswa yang mencari tempat kerja praktik harus mencari tempat kerja praktek yang
berada dekat dengan tempat tinggal.
c. Mahasiswa harus megikuti peraturan-peraturan dan arahan yang ada agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan.
d. Pada proses dokumentasi mengambil foto dengan posisi landscape, mendokumentasikan
yang diamati dan setiap aktifitas yang berjalan di proyek tesebut
e. Usahakan untuk selalu berkonsultasi kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab pada
proyek tersebut.

13

Anda mungkin juga menyukai