Anda di halaman 1dari 7

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM STRUKTUR
Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan,
Lampung 35365, Telepon (0721) 8030188, Fax. (0721) 8030189

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beton sebagai bahan struktur bangunan telah dikenal sejak lama karena mempunyai
banyak keuntungan-keuntungan dibanding dengan bahan bangunan yang lain.Ilmu
teknologi dalam bidang teknik sipil mengalami perkembangan dengan cepat. Beton
merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan pada saat ini,
karena sistem konstruksi beton mempunyai kelebihan, diantaranya yaitu mempunyai kuat
tekan tinggi. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik
dalam teknologi pembuatan campurannya ataupun teknologi pelaksanaan konstruksinya.
Bahan susun beton pada dasarnya adalah semen, pasir, kerikil dan air. Perkembangan
beton pada saat ini yaitu komposit antara material beton dan tulangan baja, sehingga
menjadi satu kesatuan konstruksi yang mempunyai kuat tekan dan kuat tarik tinggi. Beton
ini disebut beton bertulang.

Beton bertulang banyak digunakan pada bangunan teknik sipil, misalnya: bangunan
gedung, jembatan, perkerasan jalan, dinding penahan tanah, dan bangunan teknik sipil
lainnya. Beton bertulang pada bangunan gedung terdiri dari beberapa elemen struktur,
misalnya balok, kolom, pondasi dan pelat.

Beton bertulang sebagai elemen balok umumnya diberi tulangan memanjang (lentur) dan
tulangan sengkang (geser). Tulangan lentur untuk menahan pembebanan momen lentur
yang terjadi pada balok, sedangkan tulangan geser untuk menahan pembebanan gaya
geser. Secara konvensional, penulangan pada balok saat ini di posisikan pada bagian atas
dan bagian bawah balok seiring dengan kebutuhan pada gaya tarik dan gaya tekannya.
Tulangan pada balok komposit tersebut berfungsi untuk menahan gaya tarik, mengingat
keberadaaan sumber daya alam sebagai bahan olah besi semakin sangat terbatas, maka
perlu dibuat konsep desain 2 penulangan yang dikhususkan untuk menahan gaya Tarik

AULIA ZAHRA
119210058
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM STRUKTUR
Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan,
Lampung 35365, Telepon (0721) 8030188, Fax. (0721) 8030189

saja pada area gaya tekannya sesuai dengan fungsi tulangan pada beton komposit tersebut
tanpa menambahkan penulangan pada area gaya tekan.

Perencanaan komponen struktur beton dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul
retak berlebihan pada penampang sewaktu mendukung beban kerja dan masih
mempunyai cukup keamanan serta cadangan kekuatan untuk menahan beban dan
tegangan lebih lanjut tanpa mengalami keruntuhan. Timbulnya tegangan-tegangan lentur
akibat terjadinya momen karena beban luar dan tegangan tersebut merupakan faktor yang
menentukan dalam menetapkan dimensi geometris penampang komponen struktur.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada tugas besar ini adalah:


a. Apa komponen struktur beton?
b. Bagaimana menentukan analisis keruntuhan pada penampang?
c. Bagaimana mendesain kebutuhan tulangan pada balok?
d. Bagaimana mendesain kebutuhan tulangan pada kolom?
e. Bagaimana mendesain kebutuhan tulangan pada pelat satu arah dan dua arah?
f. Bagaimana analisis tulangan menggunakan software Etabs?

1.3. Tujuan

Tujuan pada tugas besar Struktur Beton ini adalah:


a. Mengetahui komponen dalam struktur beton.
b. Menentukan analisis tipe keruntuhan pada penampang.
c. Mampu mendesain kebutuhan tulangan tunggal dan rangkap pada balok.
d. Mampu mendesain kebutuhan tulangan pada Balok T dan balok L.
e. Mampu mendesain kebutuhan tulangan geser, kolom, dan pelat.
f. Mendesain tulangan pada perencanaan struktur dengan software Etabs.

AULIA ZAHRA
119210058
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM STRUKTUR
Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan,
Lampung 35365, Telepon (0721) 8030188, Fax. (0721) 8030189

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada tugas besar ini adalah sebagai berikut:


a. SNI 1727:2019 Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait Untuk Bangunan
b. Desain Penulangan Balok, Kolom dan Pelat

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas besar ini adalaah sebagai berikut:


a. BAB I PENDAHULUAN
Bab pertama berisi latar belakang, maksud dan tujuan, rumusan masalah, serta ruang
lingkup penelitian dan sistematika penulisan dari tugas besar Struktur Beton.
b. BAB II SOAL
Bab kedua merupakan landasan teori, dan 4 tahap tugas besar Struktur Beton.
c. BAB III PENUTUP
Bab kelima membahas tentang kesimpulan perhitungan keseluruhan yang dihitung
dan saran untuk perbaikan selanjutnya.

AULIA ZAHRA
119210058
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM STRUKTUR
Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan,
Lampung 35365, Telepon (0721) 8030188, Fax. (0721) 8030189

BAB II
SOAL

Pada tahap 1 membahas mengenai teori komponen dasar dari struktur beton dan analisis
desain penampang beton bertulang. Pada tahapan ini terdiri dari 9 soal, dimana
pengerjaan tahap 1 bertujuan untuk memahami teori dasar beton bertulang sebelum
mahasiswa memasuki soal perhitungan dan mendesain.

Pada tahap 2 yang terdiri dari 7 soal berisi tentang perhitungan materi Analisis dan Desain
Penampang Lentur Balok. Pada tahap 2 mahasiswa diminta untuk mengetahui bagaimana
menganalisis gaya dalam, kemampuan balok dalam memikul beban, dan merencanakan
kebutuhan tulangan tunggal dan rangkap pada balok berdasarkan kondisi dari
kemampuannya dalam menerima beban yang ada.

Pada tahap 3 mahasiswa diminta untuk mengetahui analisa dan mampu mendesain
kebutuhan tulangan pada balok T, analisa dan mendesain tulangan geser, merencanakan
penulangan pelat 1 arah (one way slab) dan pelat 2 arah (two way slab) serta mengetahui
perencanaan kolom. Di tahap ini terdiri dari materi Analisa dan Desain Struktur Beton
meliputi balok-T dan L, tulangan geser, pelat dan kolom. Tahap 3 terdiri dari 7 soal
perhitungan.

Pada tahap 4 merupakan tahap terakhir pada tugas besar Struktur Beton. Di tahap 4
mahasiswa diminta untuk mendesain sebuah gedung tiga lantai menggunakan software
Etabs dengan beberapa ketentuan yang telah diberikan dan mengacu pada standar SNI
yang berlaku. Adapun tahapan dalam pengerjaan tahap 4 yaitu preliminary desain, desain
model dengan aplikasi Etabs analisis kebutuhan tulangan, menggambar desain tulangan
menggunakan aplikasi AutoCAD.

AULIA ZAHRA
119210058
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM STRUKTUR
Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan,
Lampung 35365, Telepon (0721) 8030188, Fax. (0721) 8030189

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada tugas besar ini adalah:


a. Struktur beton terdiri dari komponen baja dan beton. Sifat mekanik beton diantaranya
adalah kuat tekan beton, modulus elastisitas, kuat tarik, susut, dan rangkak. Sifat
mekanik baja adalah kekerasan dan kekakuan, kelenturan, plastisitas, kekuatan,
kelelahan, ketangguhan, dan keretakan.
b. Analisis penampang tulangan tunggal terhadap tiga kondisi yaitu keruntuhan tekan,
keruntuhan seimbang, dan keruntuhan tarik. Hal ini diperngaruhi oleh nilai rasio
tulangan aktual dan rasio tulangan seimbang. Apabila nilai rasio tulangan aktual lebih
kecil daripada nilai rasio tulangan seimbang, maka keruntuhan yang akan terjadi
adalah keruntuhan tarik. Sebaliknya, jika rasio tulangan aktual lebih besar daripada
rasio tulangan seimbang maka keruntuhan yang terjadi adalah keruntuhan tekan.
Namun jika rasio tulangan actual dan rasio tulangan seimbang memiliki nilai yang
sama maka keruntuhan yang terjadi adalah keruntuhan seimbang.
c. Dalam mendesain suatu tulangan pada balok, terdapat dua jenis tulangan yaitu
tulangan tunggal dan tulangan rangkap. Pada hasil perhitungan di tahap 2 diperoleh
kebutuhan tulangan 10D16 dengan dimensi tulangan 450 mm × 300 mm untuk
tulangan tunggal. Sedangkan untuk tulangan rangkap diperoleh kebutuhan tulangan
8D16 untuk daerah Tarik yang dipengaruhi oleh momen positif suatu balok dan 4D16
untuk daerah tekan, yang dipengaruhi oleh momen negatif.
d. Analisa balok T dan balok L umumnya sama seperti balok biasa. Berdasarkan SNI
03-2847-2002, balok T memiliki lebar efektif (be). Pada balok T , jika garis netral
lebih kecil atau sama dengan tebal pelat maka balok dapat dianalisis sebagai balok
biasa, namun apabila letak garis netral berada pada bagian badan balok maka analisis
dilakukan dengan memasukkan daerah tekan pada bagian badan dan desain sebagai
penampang balok T diperoleh tulangan 2D10 pada perhitungan.

AULIA ZAHRA
119210058
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM STRUKTUR
Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan,
Lampung 35365, Telepon (0721) 8030188, Fax. (0721) 8030189

e. Penulangan geser untuk menahan keruntuhan geser mendadak dan memastikan


bahwa kapasitas lentur secara penuh dapat terjadi. Pada desain terhadap geser harus
menghasilkan kuat geser balok minimal sama atau lebih besar dari kuat lentur di
setiap titik pada balok. Berdasarkan SNI 03- 2847-2002 perencanaan penampang
terhadap geser harus didasarkan dengan memenuhi kondisi dimana gaya geser
terfaktor pada penampang yang ditinjau harus lebih besar dari atau sama dengan kuat
geser nominalnya. Dari hasil perhitungan tahap 3 didapatkan tulangan geser yang
dibutuhkan adalah P10 – 150 mm dengan bentang 8 m. Penulangan pada pelat terbagi
menjadi 2 macam yaitu penulangan pelat satu arah dan tulangan pelat 2 arah. Pelat
dengan tulangan pokok satu arah ini akan ditemui jika pelat betin lebih dominan
menahan beban lentur pada bentang satu arah saja. Namun pada pelat dengan
tulangan pokok 2 arah akan dijumpai jika pelat beton menahan beban yang berupa
momen lentur pada bentang 2 arah. Pada perhitungan soal tahap 3 digunakan
tulangan 2D10, 4D10, 6D10, untuk pelat satu arah. Sedangkan untuk pelat 2 arah
didapatkan tulangan P10-240 untuk desain tumpuan dan lapangan di bentang X dan
bentang Y. Perencanaan tulangan kolom didasari oleh nilai Pu, Mu, dan Vu pada
struktur beton. Pada hasil perhitungan kolom di tahap 3 diperoleh tulangan
memanjang 4D16 dan tulangan Sengkang P10 - 250 mm.
f. ETABS merupakan salah satu software yang digunakan untuk melakukan analisis
dan desain pada struktur bangunan. Pada analisis yang telah dilakukan dalam
perencanaan gedung 3 lantai yang berlokasi di Lampung dengan tinggi bangunan 12
m, lebar bangunan 5 m dan panjang bangunan 8 m. Didapatkan gaya dalam pada
pelat, balok dan kolom yang selanjutnya dianalisis kebutuhan tulangannya. Sehingga
didapatkan hasil pada kebutuhan tulangan pada pelat untuk arah x dan y pada
tumpuan dan lapangan adalah P10 – 150 mm. Sedangkan balok dibutuhkan tulangan
tumpuan dan lapangan yaitu 6D – 20, tulangan geser P10 – 200 mm. Pada kolom
dibutuhkan tulangan 10D – 20 dan tulangan gesernya P10 - 200 mm.

AULIA ZAHRA
119210058
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM STRUKTUR
Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan,
Lampung 35365, Telepon (0721) 8030188, Fax. (0721) 8030189

3.2. Saran

Adapun saran pada tugas besar ini sebagai berikut.


a. Sebaiknya mahasiswa memahami teori dasar dari beton bertulang sebelum
mengerjakan soal perhitungan agar mempermudah pengerjaan soal.
b. Mahasiswa harus lebih teliti dalam melakukan perhitungan agar mendapatkan hasil
yang akurat.
c. Sebaiknya mahasiswa memahami penggunaan aplikasi yang digunakan dalam tugas
besar Struktur Beton seperti Microsoft Excel, Etabs, dan AutoCAD.

AULIA ZAHRA
119210058

Anda mungkin juga menyukai