BAB I
PENDAHULUAN
Sungkono Lagoon.
pembesian kolom, plat lantai dan shear wall di proyek Tower Caspian
Sungkono Lagoon.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktik kerja lapangan ini, diantaranya :
a. Mahasiswa mendapat pengalaman bekerja secara langsung dilapangan
perkuliahan.
September 2017
1.6.2 Tempat pelaksanaan kerja praktik
Kerja praktik ini dilaksanakan pada proyek pembanguan
1s0x2dd7fc7327c11dff:0x5b9f01b1983c29d8!8m2!3d-7.2893915!
4d112.7065787 )
BAB II
2. QC (Quality Control)
3. LABORAT (Laboratorium)
Laborat merupakan divisi yang berperan dalam pengujian
material dan mutu di laboratorium. Adapun tugas dan tanggung
jawab Laborat adalah sebagai berikut :
5. SS (Supervisor Safety)
Supervisor Safety merupakan pihak yang bertanggung jawab
atas terjaminnya keselamatan dan keamanan dari pelaksanaan
pekerjaan. Adapun tugas dan tanggung jawab Supervisor Safety
adalah sebagai berikut :
6. CM (Contruction Manager)
Contruction Manager merupakan bagian dalam struktur
oraganisasi proyek yang fokus pada pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan, dengan memperhatikan metode kontsruksi, sistematika
dan tahapan pelaksanaan. Adapun tugas dan tanggung jawab
Contruction Manager adalah sebagai berikut :
8. SAK (Administration)
c. Menentukan as bangunan.
d. Melakukan pengukuran sesuai schedule pelaksanaan.
e. Menentukan level bangunan.
f. Pekerjaan marking.
g. Pengecekan secara vertical dan horizontal terhadap struktur
bangunan dan bekisting.
14. SE (Site Engineer)
Site Engineer merupakan pembantu tugas manager proyek
dalam perencanaan teknis dan material yang meliputi menyediakan
seluruh shop drawing, membuat perhitungan konstruksi yang
diperlukan, menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume
pekerjaan. Adapun tugas dan tanggung jawab lain Site Engineer
adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab kepada pemilik proyek.
b. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan
petunjuk – petunjuk atas wewenang yang diberikan pelaksana
kegiatan
c. Mengatur atau menggerakan kegiatan teknisagar dicapai efisiensi
pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani).
d. Mengecek dan menandatangani dokumen tentang pengendalian
mutu dan volume pekerjaan.
15. ST POP (Pengendalian Operasional Proyek)
Site Pengendalian Operasional Proyek merupakan usaha yang
sistematis untuk menentukan standart yang sesuai dengan sasaran
perencanaan, merancang system informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standart, menganalisa kemungkinan terjadi
penyimpangan antara pelaksanaan dengan standart, kemungkinan
BAB III
2B
22. Sabtu, 9 September 2017 Menghitung volume besi,
bekisting, dan beton pada
lantai B1 (Basement 1) area
2B
23. Minggu, 10 September 2017 Libur
24. Senin, 11 September 2017 Perhitungan penyetaraan
mutu beton K-300 menjadi
mutu beton K-600 pada
kolom lantai B3, B2, B1, dan
LG.
24. Selasa, 12 September 2017 Perhitungan penyetaraan
mutu beton K-300 menjadi
mutu beton K-600 pada
kolom lantai B3, B2, B1, dan
LG.
25. Rabu, 13 September 2017 Perhitungan penyetaraan
mutu beton K-300 menjadi
mutu beton K-600 pada
kolom lantai B3, B2, B1, dan
LG.
26. Kamis, 14 September 2017 Monitoring pembesian
kolom, plat lantai, bore pile,
dan shear wall
27. Jum’at, 15 September 2017 Monitoring pembesian
kolom, plat lantai, bore pile,
dan shear wall
28. Sabtu, 16 September 2017 Monitoring pengecoran
kolom pada lantai LG (Lower
Ground) area 2A
29. Minggu, 17 September 2017 Libur
30. Senin, 18 September 2017 Koordinasi persiapan
persentasi hasil pengamatan
kepada koordinator dan
pembimbing kerja praktek
31. Selasa, 19 September 2017 Persentasi hasil pengamatan
dan penyampaian terima
kasih.
Mulai
Persiapan
Shop Drawing
Persetujuan dari MK
dan Pihak Owner Tidak
Ya
Pembesian
Ya
Pemasangan Bekisting
Ya
Pengecoran
Pembuatan
Benda Uji
Ya
Pembongkaran Bekisting
Ya
Tidak keropos
Permukaan halus Tidak
Tidak ada retakan
Dimensi kolom sesuai
dengan Shop Drawing
Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
ZONA 2A
Kode Dimensi (mm) Tulangan Mutu Jumlah Kolom
K1 1000 X 2000 42 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 4 Unit
K3 750 X 2000 38 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K6 1000 X 2500 52 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K7 700 X 1000 24 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K9 800 X 800 24 D25 K-350 (fc'= 29 Mpa) 3 Unit
Tabel 4.2 Klasifikasi kolom Zona 2A
ZONA 2B
Kode Dimensi (mm) Tulangan Mutu Jumlah Kolom
K1 1000 X 2000 42 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 8 Unit
K3 750 X 2000 38 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K5 750 X 2500 48 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K7 700 X 1000 24 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K9 800 X 800 24 D25 K-350 (fc'= 29 Mpa) 3 Unit
d. Sistem Perancah
e. Sistem Bekisting Balok dan Pelat
f. Sistem Bekisting Kolom
2) Material yang Digunakan
a. Korinplex
2) Pemasangan
Pemasangan bekisting adalah salah satu faktor penyebab
kerusakan kolom karena ketika pemasangan tidak presisinya
C) Perawatan (Curring)
Perawatan dilakukan setelah proses pengecoran selesai dan
memasuki tahap pembongkaran bekisting. Pada tahap
pembongkaran bekisting pelat lantai dilakukan secara bertahap
tidak sama halnya dengan pembongkaran bekisting kolom.
Pembongkaran 100% dilakukan pada umur beton ±14 hari untuk
menjaga agar pelat lantai tidak mengalami lendutan.
Tahapan berikutnya yaitu pelesteran permukaan siku joint
kolom dengan pelat lantai apabila terjadi kekroposan karena proses
pengecoran penyetaraan mutu beton. Pelesteran hanya
menggunakan campuran air dan semen.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan sebelumnya, adapun kesimpulan yang dapat
diambil dari pelaksanaan Kerja Praktek di Proyek Pembangunan Grand
Sungkono Lagoon Tower Caspian yaitu:
1. Pelaksanaan pekerjaan proyek Tower Caspian dalam pekerjaan
kolom meliputi pekerjaan persiapan dan shop drawing, kemudian
harus mengajukan persetujuan dari MK dan pihak owner. Jika
disetujui lajut dalam proses pembesian. Tahap berikutnya adalah
rencana kerja dan syarat-syarat dalam pekerjaan pembesian,
pemasangan besi tulangan sesuai dengan shop drawing, dan
persetujuan dari MK dan pihak owner. Lanjut dalam tahap
pemasangan bekisting serta pengecoran. Sesaat sebelum dilakukan
pengecoran material beton cor datang dilakukan cek nilai slump dan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan koordinasi semua pihak, baik pihak owner, kontraktor,
dan konsultan pengawas dengan tujuan untuk meminimalisir
terjadinya kesalahan pada saat perencanaan maupun pelaksanaan di
lapangan, sehingga waktu penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal
perencanaan.
2. Pengawasan terhadap penggunaan alat pelindung diri bagi pekerja
perlu ditingkatkan. Selain itu menyangkut sisa material yang
berserakan di sekitar area kerja seperti besi sisa fabrikasi, perlu