Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KERJA PRAKTIK

D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS JEMBER

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan akan tempat tinggal merupakan kebutuhan primer bagi
semua orang. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus
mengalami peningkatan terutama di pusat perkotaan yang semakin padat,
maka kebutuhan akan tempat tinggal akan mengalami peningkatan juga.
Tetapi mengingat mahalnya harga lahan serta ketersediaan lahan yang
terbatas maka tidak mungkin pembangunan untuk hunian di lahan
tersebut dilakukan secara horizontal, oleh karena itu alternatifnya yaitu
dilakukan secara vertikal. Salah satu pengembangan hunian vertikal yang
sedang berkembang pesat di Indonesia adalah apartemen. Apartemen
merupakan salah satu solusi terbaik bagi masalah hunian karena masalah
ketersediaan lahan.
Semakin pesatnya perkembangan proyek konstruksi berbanding
lurus dengan banyaknya kebutuhan SDM yang berkompetensi dalam
bidang konstruksi khususnya Teknik Sipil. Salah satu tujuan kerja praktik
ini adalah, agar mencetak mahasiswa yang mampu menerapkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan secara profesional baik di bidang
pelaksanaan dan pekerjaan proyek. Untuk mencapai tujuan hal tersebut
tidaklah cukup jika mahasiswa hanya menerima pendidikan di bangku
kuliah saja, maka dalam upaya untuk memperluas pengetahuan dan
menambah pengalaman pada mahasiswa, maka diadakan suatu program
yaitu kerja praktik.
Adapun proyek Apartemen Grand Sungkono Lagoon ini dipilih
sebagai tempat kerja praktik karena proyek ini memenuhi syarat
karakteristik yang telah disyaratkan oleh pihak Jurusan Teknik Sipil
Universitas Jember yaitu luasan areal proyek > 400 m2 ataupun minimum
bangunan dengan pekerjaan jumlah lantai ≥ 4 lantai.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 1
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Proyek pembangunan Apartemen Grand Sungkono Lagoon


dikerjakan oleh kontraktor PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
adalah komplek apartemen dengan 2 (dua) tower. Tower pertama adalah
Tower Venetian sedangkan yang kedua adalah Tower Caspian. Dalam
waktu pelakasanaan kerja praktik terdapat pemabahasan utama yaitu
tentang pekerjaan struktur atas (upper structure). Pekerjaan struktur atas
difokuskan pada struktur kolom mulai lantai B1 s/d LG area pekerjaan
2A dan kolom lantai B3 area pekerjaan 2B, pembahasannya meliputi
pemebesian, pemasangan/pelepasan bekisting, dan pengecoran kolom.
Adapun pekerjaan lain yaitu, pekerjaan pengecoran, pembesian, dan
pemasangan bekisting, meliputi pekerjaan drop panel, plat lantai, dan
dinding geser (shear wall).
Kerja praktik ini dilakukan dalam jangka waktu kurang lebih
selama 31 hari. Dalam pelaksanaan kerja praktik, teori yang didapatkan
di bangku perkuliahan dapat dibandingkan langsung dengan keadaan
secara langsung yang ada dilapangan. Dengan demikian pelaksanaan
kerja praktik di Proyek Apartemen Grand Sungkono Lagoon ini dapat
memberikan pelajaran berupa pengalaman yang nantinya dapat dijadikan
bekal bagi mahasiswa untuk terjun langsung di dunia kerja setelah lulus
dari perkuliahan.

1.2 Rumusan Masalah


Pada laporan Kerja Praktik ini terfokuskan pada permasalahan

pekerjaan yang terkait dengan :


1.2.1 Pembahasan Umum
Metode pelaksanaan pekerjaan pada proyek Tower Caspian

Apartemen Grand Sungkono Lagoon

1.2.2 Pembahasan Khusus


a. Bagaimana proses pekerjaan pembesian struktur atas (kolom,

plat lantai dan shear wall) di proyek Tower Caspian Grand

Sungkono Lagoon.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 2
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

b. Bagaimana proses pekerjaan bekisting meliputi pemasangan dan

pelepasan pada kolom dan pelat lantai di proyek Tower Caspian

Grand Sungkono Lagoon.


c. Bagaimana proses pekerjaan pengecoran kolom dan pelat lantai

di proyek Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon.


1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktik kerja lapangan ini, diantaranya :
a. Mahasiswa dapat mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan

pembesian kolom, plat lantai dan shear wall di proyek Tower Caspian

Grand Sungkono Lagoon.


b. Mahasiswa dapat mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan

pemasangan/pelepasan bekisting kolom dan plat lantai di proyek

Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon.


c. Mahasiswa dapat mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan

pengecoran kolom dan plat lantai di proyek Tower Caspian Grand

Sungkono Lagoon.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktik kerja lapangan ini, diantaranya :
a. Mahasiswa mendapat pengalaman bekerja secara langsung dilapangan

sehingga diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat

untuk digunakan ketika terjun di dunia kerja setelah lulus dari

perkuliahan.

b. Mahasiswa dapat mengetahui permasalahan – permasalahan yang ada


dilapangan yang belum tentu didapatkan ketika berada di perkuliahan.
c. Mahasiswa dapat melihat dan membandingkan secara langsung antara
teori yang didapat pada kegiatan perkuliahan dengan praktik secara
langsung dilapangan.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 3
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

1.5 Ruang Lingkup Pembahasan


Ruang lingkup pembahasan pada laporan kerja praktik ini dibatasi pada :
a. Pelaksanaan pekerjaan pembesian kolom meliputi alat, bahan, dan

metode pekerjaan di proyek Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon.


b. Pelaksanaan pekerjaan bekisting kolom meliputi alat, bahan, dan

metode pekerjaan di proyek Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon.


c. Pelaksanaan pekerjaan pembetonan kolom meliputi metode

pengecoran dan spesifikasi beton yang digunakan di proyek Tower

Caspian Grand Sungkono Lagoon.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1.6.1 Waktu pelaksanaan kerja praktik
Pelaksanaan kerja praktik di Proyek Tower Caspian Grand

Sungkono Lagoon dimulai dari tanggal 19 Agustus s/d 19

September 2017
1.6.2 Tempat pelaksanaan kerja praktik
Kerja praktik ini dilaksanakan pada proyek pembanguan

Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon yang berlokasi di Jln.

Abdul Wahab Siamin No. 9 Surabaya, Jawa Timur.

Gambar 1.1 Lokasi Proyek Apartemen Grand Sungkono Lagoon


( Sumber : https://www.google.co.id/maps/place/Surabaya/@-
7.2889818,112.7030167,16z/data=!4m5!3m4!

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 4
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

1s0x2dd7fc7327c11dff:0x5b9f01b1983c29d8!8m2!3d-7.2893915!
4d112.7065787 )

1.7 Jadwal Kegiatan dan Alokasi Waktu


Kegiatan yang akan dilaksanakan selama kerja praktik meliputi
kegiatan harian selama hari kerja proyek, yaitu setiap hari Senin s/d hari
Sabtu dimulai pukul 08.00 s/d 17.00 WIB atau menyesuaikan dengan
kegiatan yang ada di proyek.
1.8 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktik

Laporan ini disusun berdasarkan hasil dari pengamatan selama


berada di lapangan yang disesuaikan dengan data-data tertulis yang
berupa shop drawing, gambar-gambar perencanaan, jadwal (schedule),
dan data lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang ada di lapangan.
Data tersebut didapatkan dengan metode sebagai berikut :
a. Tanya jawab
Tanya jawab bertujuan untuk mengetahui berbagai hal terkait
pelaksanaan konstruksi, meliputi material yang digunakan dan metode
yang digunakan. Wawancara tersebut dilakukan kepada pihak staff
kontraktor yang berada di lapangan, mandor dan pekerja. Metode
wawancara sangat efektif untuk mengetahui apa yang terjadi di
lapangan, selain itu juga untuk melatih mahasiwa dalam
berkomunikasi dan mencari informasi terkait suatu pekerjaan di
lapangan.
b. Data-data yang diberikan oleh pihak engineering
Data – data yang diberikan oleh pihak engineering berupa
gambar seperti shop drawing. Dengan adanya gambar tersebut kita
dilatih untuk bagaimana cara membaca gambar konstruksi. Sehingga
dapat mempermudah untuk memahami kondisi bangunan yang sedang
diamati.
c. Pengamatan dan dokumentasi berupa foto di lapangan
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mengamati kegiatan
proyek yang sedang berlangsung. Pengamatan yang dilakukan

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 5
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

meliputi pekerjaan bekisting, pembesian, pengecoran (kolom, plat


lantai, shear wall dan lain sebagainya), penerpan K3 secara langsung
di lapangan dan melakukan dokumentasi.
d. Konsultasi dengan pembimbing dari pihak Kontraktor
Konsultasi kepada Dosen Pembimbing Kerja Praktik dan
Pembimbing dari pihak kontraktor di lapangan dengan tujuan untuk
memantau pelaksanaan Kerja Praktik dan mengkonsultasikan
permasalahan-permasalahan yang ditemui di lapangan.
e. Mempelajari Buku Instruksi Kerja (IK)
Buku Instruksi Kerja (IK) adalah sebuah buku yang berisi
tentang seluruh instruksi semua pekerjaan yang terkait pada semua
pekerjaan pada proyek. Dengan mempelajari laporan ini, maka kita
dapat dengan mudah mempelajari bagaimana metode pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Deskripsi Proyek


Proyek pembangunan Grand Sungkono Lagoon merupakan
komplek Apartemen vertikal terdiri dari 2 tower yaitu Tower Venetian
dan Tower Caspian yang berlokasi di Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54
Surabaya, Jawa Timur. Pembangunan hunian vertikal atau apartemen

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 6
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketersedian lahan didaerah


perkotaan yang semakin mengalami kepadatan pertumbuhan akan
kebutuhan tempat tinggal yang layak huni. Untuk pelaksanaan
pembangunan Tower Venetian sudah selesai, sedangkan untuk
pelaksanaan pembangunan Tower Caspian sampai sekrang masih
berjalan. Pembangunannya di perkiraan selesai dalam waktu ± 18 bulan,
terhitung mulai bulan September 2017 s/d April 2018.

2.2 Data Umum Proyek

Berikut ini adalah data umum proyek Tower Caspian Grand


Sungkono Lagoon, sebagai berikut :

1. Nama Proyek Pembangunan Tower Caspian Grand


Sungkono Lagoon Surabaya
2. Lokasi Proyek Jalan Abdul Wahab Siamin No. 54
kav 9-10 Surabaya
3. Pemilik Proyek PT. PP Properti, Tbk
4. Konsultan Perencana 1. Arsitektur : DP ARCHITECT
2. Struktur : BGA CONSULTING
ENGINEERS
5. Konsultan Pengawas CV MANAJEMEN KONSTRUKSI
UTAMA
6. Kontraktor PT. PP (Persero), Tbk
7. Sub Kontraktor 1. PT INDOPORA
2. PT FREYSSINET
8. Waktu Pelaksanaan 18 Bulan ( September 2016 s/d April
2018)
9. Jenis Kontrak Lumsump Fixed Price
10. Nilai Kontrak Rp. 148.254.700.000
Dengan DP 10 %
11. Lingkup Pekerjaan Struktur

Tabel 2.1 Data umum proyek

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 7
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

2.3 Struktur Organisasi Proyek

Adapun struktur organisasi dalam proyek pembangunan Tower


Caspian Grand Sungkono Lagooh adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Proyek Tower Caspian Grand Sungkono


Lagoon

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 8
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

2.4 Struktur Organisasi Kontraktor/ Pelaksana

Unsur-unsur yang terdapat dalam struktur oraganisasi kontraktor


atau pelaksana pada proyek pembangunan Tower Caspian Grand
Sungkono Lagoon adalah sebagai berikut :

1. Project Manager (Manager Proyek)


Project Manager adalah orang yang diberi wewenang dan
tanggung jawab untuk mengatur dan mengelola proyek sesuai
dengan cakupan target yang sudah direncanakan agar dapat
terealisasi dengan baik. Project Manager mempunyai tanggung
jawab dan tugas sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang


mungkin timbul dan dapat diantisipasi secara dini.
b. Melakukan koordinasi ke dalam (team proyek, manajemen, dll)
dan keluar.
c. Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi
proyek meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan
proyek.
d. Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga
operasi proyek dapat berjalan sesuai rencana (on track).
e. Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan
Kemajuan Pekerjaan).
f. Harus mengontrol proyek yang ditanganinya. Proyek harus
selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan
waktu.
g. Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata
terhadap organisasi. Taat kepada kebijakan yang dikeluarkan
organisasi, harus mengambil keputusan dengan wewenang yang
terbatas dari organisasi.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 9
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

2. QC (Quality Control)

Quality Control merupakan penanggung jawab dalam


pengendalian mutu pelaksanaan proyek. Adapun tugas dan tanggung
jawab Quality Control adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana inspeksi dan tes untuk material dating serta


rencana inspeksi dan tes proses pekerjaan di lapangan.
b. Melakukan koordinasi dengan Project Manager, Site Manager,
Owner, dan Safety Officer terkait dengan pekerjaan di lapangan.
c. Mengontrol kualitas material dan ketersediaan peralatan kerja.
d. Memeriksa kualitas setiap item pekerjaan di lapangan.
e. Melakukan analisa terhadap hasil pengujian laboratorium.
f. Melakukan pengecekan terhadap kualitas material yang datang
dan melakukan pengujian sesuai dengan spesifikasi teknik yang
ditetapkan RMP (Rencana Mutu Proyek) bila diperlukan.

3. LABORAT (Laboratorium)
Laborat merupakan divisi yang berperan dalam pengujian
material dan mutu di laboratorium. Adapun tugas dan tanggung
jawab Laborat adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengambilan contoh tanah/ material dan pengujian


tanah/ material di laboratorium
b. Megevaluasi hasil tes tersebut dan bertanggung jawab terhadap
ketelitian dan kebenaran hasil yang diproses.

4. SHE (Seafty Health Environment)


Seafty Health Environment merupakan bagian dari struktur
organisasi proyek yang mempunyai fungsi pokok terhadap
implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). Mulai dari Perencanaan, Pengorganisasian, Penerapan dan
Pengawasan serta Pelaporan. Adapun tugas dan kewajiban Seafty
Health Environment adalah sebagai berikut :

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 10
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

a. Menciptakan lingkungan pekerjaan yang aman, nyaman dan


ramah lingkungan
b. Memasang tanda-tanda keselamatan kerja dan memberi batas
aman area kerja. Seperti tangga emergency, bambu pembatas, dan
rambu-rambu keselamatan kerja
c. Mengevaluasi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan
konstruksi.
d. Memastikan pekerja memakai APD (Alat Pelindung Diri),.
Seperti helm, saftey belt, saftey shoes, google (kacamata
pelindung), air plug (pembatas kebisingan), dll.
e. Mengevaluasi prosedur dan instruksi ketja penerapan ketentuan
K3.
f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi.
g. Mengevaluasi perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi
berbasis K3, jika diperlukan.
h. Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta keadaan darurat.

5. SS (Supervisor Safety)
Supervisor Safety merupakan pihak yang bertanggung jawab
atas terjaminnya keselamatan dan keamanan dari pelaksanaan
pekerjaan. Adapun tugas dan tanggung jawab Supervisor Safety
adalah sebagai berikut :

a. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan


program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3.
b. Memberikan breafing kepada semua pekerja tentang pentingnya
menggunakan APD dilapangan.
c. Bertanggung jawab atas keselamatan para pekerja dilapangan.
d. Memberi motifasi kerja kepada semua pekerja agar menciptakan
lingkungan kerja yang aman.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 11
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

6. CM (Contruction Manager)
Contruction Manager merupakan bagian dalam struktur
oraganisasi proyek yang fokus pada pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan, dengan memperhatikan metode kontsruksi, sistematika
dan tahapan pelaksanaan. Adapun tugas dan tanggung jawab
Contruction Manager adalah sebagai berikut :

a. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan


pengawasan tenis segera setelah kontrak fisik ditandatangani.
b. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan,
untuk menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain,
termasuk data pendukung yang diperlukan.
c. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini
akan dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan major serta pemeliharaan jalan.
d. Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan
pekerjaan.
e. Membantu tim di lapangan delam mengendalikan kegiatan-
kegiatan kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu
pelaksanaan pekerjaan.
f. Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.

7. SAM (Site Administration Manager)


Site Administration Manager memiliki peranan penting dalam
suatu proyek karena terlibat dari tahap persiapan pelaksanaan
pembangunan sampai dengan pemeliharaan dan penutupan kontrak
kerja kerja. Adapn tugas dan tanggung jawab Site Administration
Manager adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan investasi, pemeliharaan dan pengawasan


terhadap pelaksanaan proyek serta perlengkapannya.
b. Menyusun laporan perusahaan

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 12
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

c. Membuat schedule kerja, administrasi perusahaan, keuangan,


dokumentasi, surat menyurat dan logistik.

8. SAK (Administration)

Tugas dan Tanggung jawab SAK (Administrasi) yaitu :

a. Mencatat dan memeriksa status data penjualan mana yang sudah


masud dan yang belum agar memudahkan untuk menindak lajuti
kekurangannya.
b. Melakukan penagihan dan menindak lanjuti pengiriman data
penjualan harian.
c. Melakukan cross check satu kali dalam satu minggu dengan pihak
terkait.
d. Merekap taguhan dari counter per episode.
e. Mendistribusikan salinan faktur konsinyasi ke tiap counter.
f. Merekap return.

9. GA (General Affair)/ Divisi Umum


General Affair memiliki perananan untuk menyediakan barang
dan jasa yang mendukung operasional dan memelihara aset fisik
proyek. Adapun tugas dan tanggung jawab General Affair adalah
sebagai berikut :
a. Mengurus pembiayaan catering makanan para karyawan.
b. Mengurus pengadaan barang-barang kebutuhan dapur, toilet,
ATK, dll.
c. Mengurus mess/tempat tinggal karyawan.
d. Pemeliharaan kesehatan bagi semua karyawan.

10. SOM (Site Operation Manager)


Site Operation Manager merupakan bagian dari struktur
organisasi proyek yang memliki peran mengkoordinasikan setiap
suatu proses pekerjaan supaya mendapatkan hasil sesuai dengan
rencana pengendalian proyek. Adapun tugas dan tanggung jawab
Site Operation Manager adalah sebagai berikut :

a. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan dilapangan.


b. Melaksanakan kegiatansesuai kontrak.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 13
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

c. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan


pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan tingkat
evisiensi dan efektifitas yang tinggi.

11. GSP (General Superintendent)


General Superintendent memiliki peran bertanggung jawab
atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Adapun tugas dan tanggung
jawab General Superintendent adalah sebagai berikut :

a. Mengarahkan kegiatan Subkontraktor agar sesuai dengan yang


telah ditetapkan,
b. Mengkoordinir para pelaksana agar mencapai hasil yang sesuai
dengan yang direncanakan.
c. Memantau dan mengontrol atas hasil kemajuan serta melakukan
tindakan-tindakan koreksi atas terjadinya penyimpangan.
d. Memantau dan mengevaluasi persediaan bahan, peralatan dan
tenaga guna memenuhi kebutuhan operasional.
e. Memantau dan mengarahkan pengguna alat, bahan dan tenaga
agar bisa mencapai hasil yang optimal.
12. SP (Superintendent)
Superintendent memiliki peranan untuk membantu
pengkoordinasian General Superintendent dalam suatu pekerjaan.
Adapun tugas dan tanggung jawab Superintendent adalah sebagai
berikut :
a. Mengatur dan memberikan arahan untuk setiap team supervisi.
b. Bertanggung jawab terhadap seluruh area kerja.
c. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pekerjaan
agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
baik terhadap segi waktu, biaya, dan mutu.
d. Merinci serta menjelaskan maksud dan tujuan suatu jenis
pekerjaan kepada para mandor/pekerja/Subkontraktor
sebagaimana tercantum dalam rencana kerja.
13. Surveyor

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 14
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Surveyor memiliki peranan melakukan pengumpulan data di


lapangan, dengan melakukan riset, menganalisa dan mengambil
keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan akhir yang telah
menjadi kewajibannya. Adapun tugas dan tanggung jawab Surveyor
adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengukuran awal.

b. Menentukan level 0.00 bangunan.

c. Menentukan as bangunan.
d. Melakukan pengukuran sesuai schedule pelaksanaan.
e. Menentukan level bangunan.
f. Pekerjaan marking.
g. Pengecekan secara vertical dan horizontal terhadap struktur
bangunan dan bekisting.
14. SE (Site Engineer)
Site Engineer merupakan pembantu tugas manager proyek
dalam perencanaan teknis dan material yang meliputi menyediakan
seluruh shop drawing, membuat perhitungan konstruksi yang
diperlukan, menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume
pekerjaan. Adapun tugas dan tanggung jawab lain Site Engineer
adalah sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab kepada pemilik proyek.
b. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan
petunjuk – petunjuk atas wewenang yang diberikan pelaksana
kegiatan
c. Mengatur atau menggerakan kegiatan teknisagar dicapai efisiensi
pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani).
d. Mengecek dan menandatangani dokumen tentang pengendalian
mutu dan volume pekerjaan.
15. ST POP (Pengendalian Operasional Proyek)
Site Pengendalian Operasional Proyek merupakan usaha yang
sistematis untuk menentukan standart yang sesuai dengan sasaran
perencanaan, merancang system informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standart, menganalisa kemungkinan terjadi
penyimpangan antara pelaksanaan dengan standart, kemungkinan

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 15
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

mengambil tindakan perbaikan yang perlu dilakukan agar sumber


daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai
sasaran. Adapun tugas dan tanggung jawab lain Site Pengendalian
Operasional Proyek adalah sebagai berikut :

a. Bertugas membuat perencanaan operasional Quality Plan.


b. Melaksanakan pengawasan terhadap pendatang material.

16. ST Metode/ Adkon (Administrasi Kontrak)


Administrasi kontrak merupakan upaya pengelolahan atas
kontrak dalam periode pelaksanaannya sehingga kewajiban dari
masing-masing pihak dapat dijalankan sesuai dengan ketentuan yang
ada pada kontrak tersebut.
17. Logistik
Logistik merupakan bagian dengan tugas pendatangan,
penyimpanan dan penyaluran material atau alat proyek ke bagian
pelaksana lapangan. Adapun tugas dan tanggung jawab Logistik
dalah sebagai berikut :
a. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan
dari beberapa supplier atau took material bangunan sebagai data
untuk memilih harga bahan termurah dan memenuhi standar
kualitas yang telah ditetapkan. Melakukan pencatatan keluar
masuknya barang serta bertanggung jawab atas pendatangan dan
ketersediaan material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembangunan.
b. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format
yang sudah menjadi standar perusahaan kontraktor.
c. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada
waktu material tersebut diperlukan dengan biaya termurah serta
memenuhi persyaratan mutu spesifikasi bahan dalam kontrak
konstruksi.
d. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk
menghindari kesalahan penggunaan akibat tertukar dengan barang
lain.
18. Dafter

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 16
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Drafter memiliki tanggung jawab dalam hal membuat,


mengatur, dan melaksanakan pekerjaan drawing. Adapun tugas dan
tanggung jawab lainnya adalah sebagai berikut :
a. Membuat gambar pelaksanaan/gambar shopdrawing.
b. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata
dilapangan.
c. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
d. Membuat gambar akhir pekerjaan/as built drawing.
19. ARK (Alat Ringan Kendaraan)
Divisi yang mempunyai tugas memenajemen peralatan proyek
sebagai alat untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan dalam
proyek skala besar. Adapun tugas dan tanggung jawab divisi Alat
Ringan Kendaraan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengecekan/kalibrasi pada alat ukur yang digunakan
benar-benar akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
b. Melakukan pengamanan, perbaikan dan penyimpanan peralatan di
proyek serta membuat data inventaris peralatan yang ada di
proyek.
c. Mengoperasikan dan mobilisasi alat sesuai dengan keperluan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
d. Melakukan perawatan, pengecekan, dan pemeliharaan alat-alat
proyek sesuai jadwal yang sudah ditetapkan sehingga alat dapat
berfungsi dengan baik saat digunakan serta pengurangan resiko
kecelakaan akibat alat kondisi tidak baik.
20. QS (Quality Surveyor)
Quality Surveyor meliki peranan dalam perhitungan volume,
penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak sedemikian
sehingga suatu pekerjaan dapat didiskripsikan dan biayanya dapat
diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan, dan
dipercayakan. Adapun tugas dan tanggung jawab Quality Surveyor
adalah sebagai berikut :
a. Menghitung luas (m3) pekerjaan bangunan seperti pekerjaan
beton, plat lantai, dan pekerjaan urugan tanah.
b. Menghitung volume (kg) pada pekerjaan besi beton bertulang,
profil baja, dll.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 17
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

c. Menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap


item pekerjaan bangunan.
d. Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa
yang dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas
quantity surveyor adalah meghitung ulang volume pekerjaan atau
menghitung pada item pekerjaan tambah kurang saja.
e. Bekerjasama dengan logistik atau pengadaan barang umtuk
memberikan informasi kebutuhan material yang harus
didatangkan ke lokasi proyek.
21. PPD (Pusat Pengendalian Dokumen)
Pusat Pengendalian Dokumen merupakan bagian dalam
struktur organisasi proyek yang ditunjuk untuk mengurusi masalah-
masalah penerbitan, pengesahan, pendistribusian, penyimpanan,
pengendalian, dan pemusnahan dokumen. Adapun tugas dan
tanggung jawab Pusat Pengendalian Dokumen adalah sebagai
berikut :
a. Bertanggung jawab untuk membangun sistem majajemen
dokumen yang efektif untuk proyek dan mengelola dokumen
proyek yang diterima dari kontraktor.
b. Membantu departemen SHE untuk menjaga QSHE catatan
disemua situs.
c. Mengatur dan mengambil tindakan membuang dokumen yang
dinyatakan untuk diminta tidak lagi operasional sesuai dengan
prosedur yang disetujui.
d. Mengakses dan salinan kode dari web sebagai bagian dari proyek
untuk diserahkan kepada manajer proyek atau pimpinan proyek.
e. Mempertahankan indek perpustakaan untuk semua gambar dan
dokumen proyek.
f. Mengelola dan memelihara semua dokumen penting proyek.

2.5 Sistem Kerja Proyek


Sistem kerja pada proyek pembangunan Tower Caspian Grand
Sungkono Lagoon ini meliputi:
1. Kontraktor pelaksana dalam proyek ini adalah PT. Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk. sebagai kontraktor struktur yang
menegendalikan seluruh pekerjaan pada bidang struktur dan

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 18
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

penjadwalan (schedule) proyek dan bertanggung jawab langsung


kepada owner.
2. Pengerjaan proyek dilakukan dengan sistem kerja delapan jam kerja
dan satu jam istirahat per hari (mulai jam 08.00-17.00 WIB) dan setiap
minggunya ada enam hari aktif dan satu hari libur. Apabila terjadi
keterlambatan atau terjadi ketidak sesuaian dengan schedule yang
direncanakan pada beberapa item pekerjaan proyek maka dilakukan
sistem kerja lembur pada jenis-jenis pekerjaan tertentu yang
mengalami keterlambatan sampai dengan 22.00 WIB. Selain jam yang
disebutkan diatas ada jam kerja tertentu yaitu pada pekerjaan
pengecoran, dimana jam kerjanya sesuai dengan schedule pelaksanaan
pengecoran yang telah ditentukan.
3. Pekerjaan struktur atas, terdiri dari pekerjaan kolom pada section 2A
dan section 2B. Untuk pekerjaan kolom pada section 2A sudah
mencakup pada lantai B3, B2, B1, LG, dan GF, sedangkan pekerjaan
kolom pada section 2B masih mencakup pekerjaan pada lantai B3.

BAB III

LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Laporan Kegiatan Pelaksanaan Kerja Praktek

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 19
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Kerja praktik yang dilaksanakan di proyek pembangunan Tower


Caspian Grand Sungkono Lagoon adalah proyek yang dikerjakan PT.
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk yang berlokasi di Jl. Abdul
Wahab Siamin No. 54 Surabaya. Kerja praktek dimulai tanggal 19
Agustus s/d 19 Oktober 2017 dengan waktu kerja mulai jam 08.00-17.00
WIB dan untuk kerja tambahan menyesuaikan kondisi pekerjaan yang
ada di proyek.
Pada awal pelaksanaan kerja praktek, progres pekerjaan
pembangunan proyek Tower Caspian telah mencapai ± 25%. Pekerjaan
awal yang dilakukan selama kerja praktek adalah pengenalan kepada
direksi staff, pengenalan proyek yang sedang berlangsung, dan induksi
K3. Untuk pekerjaan yang sedang dikerjakana pada proyek pembangunan
Tower Caspian, yaitu pekerjaan struktur atas meliputi pekerjaan kolom,
plat lantai, drop panel, dan pengecoran pondasi rakit. Selanjutnya adalah
mengawasi proses pekerjaan yang ada dilapangan dan pengaplikasiaan
ilmu yang di dapat dari bangku perkuliahan mengenai penerpan
pekerjaan kostruksi di dunia kerja. Pelaksanaan kegiatan kerja praktek
yang dilakukan, terbagai atas beberapa kegiatan yaitu :
a. Briefing dengan pembimbing lapangan yang telah ditunjuk/
ditugaskan oleh koordinator kerja praktek.
b. Briefing dan pemahaman gambar kerja dan prosedur K3 yang
digunakan di lapangan.
c. Peninjauan secara langsung di lapangan.
d. Melaksanakan kegiatan pengamatan secara langsung di lapangan, dan
e. Melaksanakan kegitan pengecekan secara langsung di lapangan.

3.2 Kegiatan Selama Kerja Praktek


Seluruh kegiatan kerja praktek yang dimulai dari tanggal 19
Agustus s/d 19 Oktober 2017 terangkum dalam tabel berikut :

No. Hari & Tanggal Kegiatan Kegiatan


1. Sabtu, 19 Agustus 2017  Pengenalan pada staff dan
divisi proyek
2. Minggu, 20 Agustus 2017  Pengenalan pada lingkungan
proyek di lapangan
3. Senin, 21 Agustus 2017  Perencanaan perhitungan

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 20
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

struktur Loading Deck


4. Selasa, 22 Agustus 2017  Revisi perhitungan struktur
Loading Deck
5. Rabu, 23 Agustus 2017  Revisi perhitungan struktur
Loading Deck
6. Kamis, 24 Agustus 2017  Revisi perhitungan struktur
Loading Deck
7. Jum’at, 25 Agustus 2017  Revisi perhitungan struktur
Loading Deck
8. Sabtu, 26 Agustus 2017  Pengumpulan perhitungan
Loading Deck
9. Minggu, 27 Agustus 2017  Monitoring pengecoran
pondasi rakit
10. Senin, 28 Agustus 2017  Pengecekan suhu dan
pengujian slumb pada proses
pengecoran pondasi rakit
11. Selasa, 29 Agustus 2017  Mempelajari gambar kerja
12. Rabu, 30 Agustus 2017  Mengikuti evaluasi K3
pekerjaan di lapangan
13. Kamis, 31 Agustus 2017  Cek suhu pondasi rakit umur
3 hari (Monitoring
Termocouple)
14. Jum’at, 1 September 2017  Libur (Idul Adha)
15. Sabtu, 2 September 2017  Libur (Idul Adha)
16. Minggu, 3 September 2017  Libur
17. Senin, 4 September 2017  Menghitung volume besi,
bekisting, dan beton pada
lantai B3 (Basement 3) area
2B
18. Selasa, 5 September 2017  Menghitung volume besi,
bekisting, dan beton pada
lantai B3 (Basement 3) area
2B
19. Rabu, 6 September 2017  Menghitung volume besi,
bekisting, dan beton pada
lantai B2 (Basement 2) area
2B
20. Kamis, 7 September 2017  Menghitung volume besi,
bekisting, dan beton pada
lantai B2 (Basement 2) area
2B
21. Jum’at, 8 September 2017  Menghitung volume besi,
bekisting, dan beton pada
lantai B1 (Basement 1) area

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 21
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

2B
22. Sabtu, 9 September 2017  Menghitung volume besi,
bekisting, dan beton pada
lantai B1 (Basement 1) area
2B
23. Minggu, 10 September 2017  Libur
24. Senin, 11 September 2017  Perhitungan penyetaraan
mutu beton K-300 menjadi
mutu beton K-600 pada
kolom lantai B3, B2, B1, dan
LG.
24. Selasa, 12 September 2017  Perhitungan penyetaraan
mutu beton K-300 menjadi
mutu beton K-600 pada
kolom lantai B3, B2, B1, dan
LG.
25. Rabu, 13 September 2017  Perhitungan penyetaraan
mutu beton K-300 menjadi
mutu beton K-600 pada
kolom lantai B3, B2, B1, dan
LG.
26. Kamis, 14 September 2017  Monitoring pembesian
kolom, plat lantai, bore pile,
dan shear wall
27. Jum’at, 15 September 2017  Monitoring pembesian
kolom, plat lantai, bore pile,
dan shear wall
28. Sabtu, 16 September 2017  Monitoring pengecoran
kolom pada lantai LG (Lower
Ground) area 2A
29. Minggu, 17 September 2017  Libur
30. Senin, 18 September 2017  Koordinasi persiapan
persentasi hasil pengamatan
kepada koordinator dan
pembimbing kerja praktek
31. Selasa, 19 September 2017  Persentasi hasil pengamatan
dan penyampaian terima
kasih.

Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktek

3.3 Diagram Alir Pekerjaan


3.3.1 Tahap Pekerjaan Pekerjaan Kolom

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 22
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Mulai

Persiapan

Shop Drawing

Persetujuan dari MK
dan Pihak Owner Tidak

Ya

Pembesian

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 23
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Rencana Kerja dan Syarat – syarat Tidak


Dalam Pekerjaan Pembesian
Pemasangan Besi Tulangan Sesuai
Dengan Shop Drawing
Persetujuan dari MK dan Pihak
Owner

Ya

Pemasangan Bekisting

Rencana Kerja dan


Tidak
Syarat – syarat Dalam
Pekerjaan Bekisting

Ya

Pengecoran

Pembuatan
Benda Uji

Mutu Beton Menurut RKS = Tidak


K-600 / Fc’ = 50 MPa
Nilai Slump 12 ± 2 cm

Ya

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 24
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Pembongkaran Bekisting

Menurut RKS Bekisting,


pembongkaran dapat dilakukan
setelah 12-24 jam dari waktu
pengecoran.

Ya

Perawatan Beton (Curring)

Tidak keropos
Permukaan halus Tidak
Tidak ada retakan
Dimensi kolom sesuai
dengan Shop Drawing

Selesai

3.1 Diagram Alir Pekerjaan Kolom

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 25
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pekerjaan Persiapan


4.1.1 Pekerjaan Shop Drawing
Shop Drawing merupakan tahapan pekerjaan awal yang membuat
gambar perencanaan pekerjaan yang meliputi gambar perencanaan
dimensi kolom, elevasi kolom, dan diameter ataupun jumlah tulangan
kolom yang digunakan sesuai dengan Rencana Kerja Syarat (RKS). Areal
proyek yang dikerjakan pada proyek pembangunan Tower caspian adalah
±2.500 m². Dengan areal pengerjaan yang dibagi menjadi dua zona.

Gambar 4.1 Layout Pembangunan Tower Caspian

4.1.2 Pekerjaan Struktur Kolom


Proyek pembangunan Tower Caspian ini terdiri dari 48 lantai
dengan elevasi yang bervariasi. Titik pail lantai terletak pada lantai GF
(+0.00 m), sedangkan elevasi basement adalah -14,10 m.

Lantai Elevasi Lantai Elevasi Lantai Elevasi


Basement 4 -14,1 m Lantai 16 +59,6 m Lantai 35 +124,2 m

Basement 3 -11,1 m Lantai 17 +63 m Lantai 36 +127,6 m

Basement 2 -8,1 m Lantai 18 +66,4 m Lantai 37 +131 m

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 26
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Basement LG -5,1 m Lantai 19 +69,8 m Lantai 38 +134,4 m

Lantai GF +0 m Lantai 20 +73,2 m Lantai 39 +137,8 m


Lantai 2 +5 m Lantai 21 +76,6 m Lantai 40 +141,2 m
Lantai 3 +10 m Lantai 22 +80 m Lantai 41 +144,6 m
Lantai 4 +15 m Lantai 23 +83,4 m Lantai 42 +148 m
Lantai 5 +21 m Lantai 24 +86,8 m Lantai 43 +151,4 m
Lantai 6 +25,6 m Lantai 25 +90,2 m Lantai 44 +154,8 m
Lantai 7 +29 m Lantai 26 +93,6 m Lantai 45 +158,2 m
Lantai 8 +32,4 m Lantai 27 +97 m Lantai 46 +161,6 m
Lantai 9 +35,8 m Lantai 28 +100,4 m Lantai 47 +165 m
Lantai 10 +39,2 m Lantai 29 +103,8 m Lantai 48 +169 m
Lantai 11 +42,6 m Lantai 30 +107,2 m Lantai Roof +173 m
Lantai 12 +46 m Lantai 31 +110,6 m Lantai Rooftop +175,25 m
Lantai 13 +49,4 m Lantai 32 +114 m Roof LMR +177,8 m

Lantai 14 +52,8 m Lantai 33 +117,4 m

Lantai 15 +56,2 m Lantai 34 +120,8 m

Tabel 4.1 Elevasi dan jumlah lantai Tower Caspian


Struktur kolom yang digunakan/direncanakan pada proyek
pembangunan Tower Caspian adalah struktur kolom kotak. Pekerjaan
struktur kolom masih dalam tahap pengerjaan yang dimulai dari lantai B3
s/d LG. Areal pekerjaan kolom dibagi menjadi dua yaitu Zona 2B dan
Zona 2A dengan spesifikasi kolom yang berbeda-beda.

ZONA 2A
Kode Dimensi (mm) Tulangan Mutu Jumlah Kolom
K1 1000 X 2000 42 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 4 Unit
K3 750 X 2000 38 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K6 1000 X 2500 52 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K7 700 X 1000 24 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K9 800 X 800 24 D25 K-350 (fc'= 29 Mpa) 3 Unit
Tabel 4.2 Klasifikasi kolom Zona 2A

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 27
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

ZONA 2B
Kode Dimensi (mm) Tulangan Mutu Jumlah Kolom
K1 1000 X 2000 42 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 8 Unit
K3 750 X 2000 38 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K5 750 X 2500 48 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K7 700 X 1000 24 D25 K-600 (fc'= 50 Mpa) 2 Unit
K9 800 X 800 24 D25 K-350 (fc'= 29 Mpa) 3 Unit

Tabel 4.3 Klasifikasi kolom Zona 2A


4.1.3 Mobilisasi Ready Mix
Untuk menghindari terjadinya penambahan jam kerja saat proses
pengecoran karena terjadi penundaan proses keluar masuk kendaraan
ready mix. Perencanaan keluar masuk kendaraan ready mix perlu untuk
dipersiapkan jalur khusus sementara (non-permanen). Jalur bisa berupa
tanda police line yang dibuat menyesuaikan dengan kebutuhan mobilisasi
kendaraan ready mix. Dalam penggunaan jalur khusus tidak
diperbolehkan mengganggu aktifitas pekerjaan lain yang sedang
dikerjakan selama proses pengecoran berlangsung.

Gambar 4.2 Layout Areal Pekerjaan Proyek


( Sumber : Prosedur pelaksanaan mobilisasi kendaraan pengecoran oleh PT. PP
(Persero) Tbk )

4.2 Pekerjaan Pembesian


4.2.1 Alat dan Material yang Digunakan
4.2.1.1 Alat yang Digunakan
1) Bar Cutter
Bar Cutter adalah alat yang digunakan untuk memotong besi
tulangan sesuai dengan ukuran yang direncanakan. Bar cutter pada

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 28
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

proyek pembangunan Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon


memiliki ukuran diameter maksimal untuk besi tulangan agar bisa
dipotong yaitu maksimal besi tulangan yang berdiameter 32 mm.
Keuntungan dari alat ini adalah dapat memotong besi tulangan
yang memiliki ukuran diameter besi yang bervariasi dengan tenaga
mesin, sehingga tidak perlu menghabiskan tenaga lebih bagi
pekerja untuk memotong besi tulangan. Hasil dari potongan alat
bar cutter ini dapat dikatakan rapi dan dapat dikatakan efisien
waktu pekerjaan. Langkah – langkah menggunakan alat bar cutter
adalah sebagai berikut:
a. Siapkan besi yang akan dipotong,
b. Beri tanda pada besi tulangan sesuai dengan dimensi panjang
yang direncanakan,
c. Besi tulangan yang akan dipotong dan sudah diberi tanda
dimasukkan kedalam gigi bar cutter,
d. Kemudian setelah besi sudah berada dalam gigi bar cutter
maka pedal pengendali dipijak agar mesin mulai memotong
besi tulangan.
Untuk diameter besi tulangan yang mempunyai diameter
kecil, maka besi dapat dipotong dengan secara bersama dengan
jumlah yang disesuaikan dengan kapasitas alat. Sedangkan untuk
besi tulangan yang berdiameter besar maka proses pemotongan
oleh bar cutter dilakukan secara satu persatu untuk menghindari
ketidak seragaman pemotongan. Dalam penggunaan bar cutter di
pabrikasi besi, operator diharuskan agar selalu waspada untuk
meminimalisir bahaya yang terjadi ketika alat sedang beroprasi.

Gambar 4.3 Bar Cutter

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 29
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

(Sumber: Dokumen Pribadi)


2) Bar Bender
Setelah besi dipotong dengan menggunakan bar cutter maka
selanjutnya besi dibengkokkan dengan menggunkan bar bender.
Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan
besi tulangan dengan sudut tertentu sesuai dengan perencanaan
(shop drawing). Bar bender pada proyek pembangunan Tower
Caspian Grand Sungkono Lagoon memiliki ukuran diameter
maksimal untuk besi tulangan yang dapat dibengokkan yaitu
maksimal besi tulangan berdiameter 42 mm. Setelah besi dipotong
dengan menggunakan bar cutter, maka selanjutnya besi
dibengkokkan dengan menggunkan bar bender. Keuntungan dari
alat ini adalah dapat membengkokkan besi tulangan dengan sudut
yang sesuai perencanaan (shop drawing) dengan akurat/presisi.
Keuntungan lain dari alat ini adalah membengkokkan besi tulangan
yang memiliki ukuran diameter besi yang bervariasi dengan tenaga
mesin sehingga tidak perlu menghabiskan tenaga lebih bagi pekerja
untuk membengkokkan besi tulangan. Kekurangan dari alat ini
adalah pada saat membengkokkan besi tulangan yang memiliki
diameter ≤10 mm atau berdiameter kecil karena hasil dari
pembengkokannya akan membuat besi tulangan tidak sempurna
untuk digunakan menjadi begel/sengkang. Langkah – langkah
menggunakan alat bar bender adalah sebagai berikut:
a. Siapkan besi yang akan dibengkokkan,
b. Masukkan besi kedalam poros bar bender sesuai dengan
kapasitas dari alat yang disesuaikan jumlahnya dengan tipe
diameter besi tulangan,
c. Atur sudut pembengkokan dan panjang besi yang akan
dibengkokkan sesuai dengan perencanaan,
d. Injak pedal untuk memulai proses pembengkokkan.
Untuk diameter besi tulangan yang mempunyai diameter
kecil maka besi dapat dibengkokkan dengan secara bersama dengan
jumlah yang disesuaikan dengan kapasitas alat. Sedangkan untuk

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 30
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

besi tulangan yang berdiameter besar maka proses pembengkokan


dengan bar bender dilakukan secara satu persatu. Dalam
penggunaan bar bender di pabrikasi besi, operator diharuskan agar
selalu waspada untuk meminimalisir bahaya yang terjadi ketika alat
sedang beroperasi.

Gambar 4.4 Bar Bander


(Sumber: Dokumen Pribadi)
3) Alat Penunjang Pemasangan Besi Tulangan
Selain alat bar cutter dan bar bender yang ada di pabrikasi
besi, alat lain yang berfungsi sebagai penunjang proses perakitan
besi tulangan antara lain:
a. Gunting Besi, untuk memotong besi yang kurang sesuai di
lapangan.
b. Catut, untuk proses pengikatan besi tulangan menggunakan
kawat bendrat.
c. Meteran, untuk proses pengukuran.
d. Sikat Besi, untuk membersihkan karat atau kotoran yang
menempel pada besi tulangan.
4.2.1.2 Material yang Digunakan
1) Besi Tulangan
Besi tulangan yang digunakan pada pembangunan di proyek
pembangunan Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon
menggunakan tulangan tipe ulir. Tujuan menggunakan besi ulir
adalah untuk memperkuat struktur dalam menahan beban gempa
karena adanya ikatan beton dengan tulangan yang baik, bila
dibandingkan dengan menggunakan besi polos. Diameter besi
tulangan utama kolom yang digunakan pada pembangunan Tower
Caspian adalah diameternya bervariasi mualai diameter 13 mm,

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 31
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

diameter 19 mm, dan diameter 25 mm. Besi tulangan berdiameter


10 mm digunakan sebagai sengkang/begel dan kait pengaku.

Gambar 4.5 Besi Tulangan


(Sumber : Dokumen Pribadi)
2) Material Penunjung Pekerjaan Pembesian
Selain besi tulangan, ada juga bahan lain yang digunakan
dalam proses pembesian pada pembangunan villa, diantaranya
adalah:

a. Kawat Bendrat, untuk pengikat antar tulangan.


b. Beton Decking, untuk menempatkan tulangan sesuai dengan
perencanaan sehingga pada saat pengecoran tulangan berada di
bagian dalam beton yang telah direncanakan.

Gambar 4.6 Beton Decking


(Sumber : Dokumen Pribadi)

4.2.2 Pekerjaan Pembesian


4.2.2.1 Fabrikasi
Fabrikasi tulangan dilakukan terpisah ditempat yang telah
direncanakan. Namun, untuk tempat antara fabrikasi dengan
pemotongan/pembengkokan besi harus yang efisien (tidak berjauhan)

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 32
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

untuk memudahkan pekerjaan. Tahap-tahap fabrikasi adalah sebagai


berikut:
a. Pemotongan tulangan utama, sengkang, dan kait yang sesuai
dengan gambar perencanaan (shop drawing).
b. Pembengkokan tulangan yang sesuai dengan gambar perencanaan
(shop drawing).
c. Penyusunan tulangan utama dan didukung oleh sengkang dengan
pengekitan menggunakan kawat bendrat yang sesuai dengan
spesifikasi kolom yang dikerjakan yang beracuan kepada Rencana
Kerja Syarat (RKS).

Gambar 4.7 Proses Fabrikasi Tulangan Kolom


(Sumber : Dokumen Pribadi)
4.2.2.2 Pemasangan Tulangan
Pekerjaan pemasangan tulangan kolom pada posisi kolom yang
sudah direncanakan dilakukan setelah proses fabrikasi tulangan selesai.
Tahapan pemasangan tulangan adalah sebagai berikut:
a. Pengangkatan tulangan menggunakan Tower Crane untuk
mempermudah meletakan tulangan pada posisi yang telah
direncanakan.
b. Proses pemasangan tulangan kait untuk memperkuat struktur
pengikat tulangan.
c. Menyambung tulangan utama yang telah mencapai panjang
maksimum dengan teknik overlap.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 33
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.8 Pemasangan Tulangan Kolom


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 4.9 Overlap Tulangan Kolom


(Sumber : Dokumen Pribadi)

4.3 Pekerjaan Bekisting

Formwork atau bekisting merupakan sarana struktur beton yang


berfungsi sebagai cetakan beton yang akan dilakukan proses pengecoran
baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga
bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa
memikul berat sendiri, berat beton basah, berat beban hidup dan peralatan
kerja. Pekerjaan bekisting baru dapat dilakukan apabila pekerjaan lantai
kerja dan marking oleh surveyor telah selesai. Beberapa persyaratan umum
dalam mendesain bekisting antara lain:
a. Syarat kekuatan, yaitu material yang digunakan tidak mudah patah
ketika menerima beban yang bekerja.
b. Syarat kekakuan, yaitu material yang digunakan tidak mengalami
perubahan bentuk.
c. Syarat stabilitas, yaitu material yang digunakan tidak runtuh secara
tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.
4.3.1 Alat dan Material yang Digunakan
1) Alat yang Digunakan
Dalam proses pembuatan bekisting dibutuhkan beberapa alat
yang digunakan untuk membantu proses pembuatan. Beberapa alat
yang harus dipersiapkan diantaranya adalah:
a. Gergaji
b. Palu
c. Meteran

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 34
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

d. Sistem Perancah
e. Sistem Bekisting Balok dan Pelat
f. Sistem Bekisting Kolom
2) Material yang Digunakan
a. Korinplex

4.3.2 Pekerjaan Pemasangan Bekisting


1) Perakitan
Perakitan adalah proses instalasi profil bekisting yang digunakan
sesuai dengan kebutuhan pabrikasi pembetonan kolom. Proses ini
dilakukan terpisah di bengkel kerja konstruksi dengan bentuk
bekisting model bongkar pasang.

Gambar 4.10 Proses Perakitan Bekisting


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 4.11 Jumlah Ketersedian Bekisting di Terminal Sementara


(Sumber : Metode Bekisting PT. PP (Persero) Tbk.)

2) Pemasangan
Pemasangan bekisting adalah salah satu faktor penyebab
kerusakan kolom karena ketika pemasangan tidak presisinya

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 35
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

penyusunan bekisting. Tahap-tahap pemasangan bekisting adalah


sebagai berikut:
a. Penggunaan spesifikasi bekisting yang sesuai dengan spesifikasi
kolom yang dikerjakan.
b. Pelumasan permukaan bekisting dengan cairan pelumas berupa
oli.
c. Marking yang disesuaikan dengan spesifikasi dimensi kolom.
d. Penyusunan rangkaian profil bekisting dengan metode L
e. Pemasangan kelengkapan pendungkung bekisting seperti sepatu
bekisting dan pipe support sebagai penyangga samping bekisting.
f. Pemasangan ralling sebagai tempat jalur pekerja melakukan
proses pengecoran kolom.
g. Pengecekan kembali pekerjaan pembesian.

Gambar 4.12 Proses Pemasangan Bekisting


(Sumber : Dokumen Pribadi)

4.4 Pekerjaan Pengecoran


Pekerjaan pengecoran dapat dilakukan jika pekerjaan pembesian
dan pekerjaan bekisting telah disetuji oleh pihak konsultan dan
kontraktor. Pekerjaan pengecoran kolom pada proyek pembangunan
Tower Caspian menggunkan beton ready mix yang di pesan dari PT.
Merak Jaya Beton.

KODE KOLOM MUTU BETON NILAI SLUMP


K1 K-600 (fc'= 50 Mpa) 12 ± 2 cm
K2 K-300 (fc'= 25 Mpa) 12 ± 2 cm
K3 K-600 (fc'= 50 Mpa) 12 ± 2 cm
K5 K-600 (fc'= 50 Mpa) 12 ± 2 cm

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 36
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

K6 K-600 (fc'= 50 Mpa) 12 ± 2 cm


K7 K-600 (fc'= 50 Mpa) 12 ± 2 cm
K8 K-300 (fc'= 25 Mpa) 12 ± 2 cm
K9 K-350 (fc'= 29 Mpa) 12 ± 2 cm

Tabel 4.4 Kalsifikasi Mutu Beton Kolom


4.4.1 Tahap Pekerjaan Pengecoran
Pelaksanaan pengecoran kolom dilakukan pada malam hari karena
untuk mempermudah mobilisasi kendaraan ready mix beroperasi. Tahap-
tahap pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:
a. Pendatangan kendaraan ready mix yang telah dipesan dari PT. Merak
Jaya beton sesuai spesifikasi mutu yang direncanakan.
b. Kendaraan ready mix masuk ke dalam areal proyek mengikuti
petunjuk lalu lintas yang telah direncankan.
c. Kendaraan ready mix masuk areal proyek dilakukan pencatatan dan
pengeckan suhu dan uji slump (nilai slump = 12 ± 2 cm).
d. Posisi penuangan beton dari ready mix ke dalam bucket pada pososi
yang sudah direncanakan dan merupakan areal jangkauan tower
crane.
e. Penuangannya dilakukan secara bertahap menyesuaikan kapasitas
bucket yang digunakan.
f. Untuk menghindari terjadinya penumpukan penuangan dari bucket
ke struktur kolom, jarak penuangannya sudah direncanakan
sebelumnya sehingga proses pengerjaannya harus sesaui dengan
Rencana Kerja Syarat (RKS).

Gambar 4.13 Penuangan dari Ready Mix ke Bucket


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 37
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.14 Penuangan dari Bucket ke Struktur Kolom


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 4.14 Benda Uji Mutu Beton Kolom


(Sumber : Dokumen Pribadi)

4.5 Pekerjaan Setelah Pengecoran


Setelah semua pekerjaan selesai mulai dari pekerjaan pembesian,
pekerjaan pemasangan bekisting, dan pekerjaan pengecoran yaitu masuk
tahap pekerjaan setelah pengecoran. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan
pembongkaran bekisting dan curring (perawatan beton).
4.5.1 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
Tahapan pekerjaan pembongkaran bekisting adalah sebagai berikut:
a. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan ± 24 jam setelah pekerjaan
pengecoran selesai.
b. Pelepasan bekisting dilakukan secara bertahap mulai dari sisi yang
mudah pengerjaannya dengan bantuan alat yaitu kunci pas, linggis,
dan sepatu bekisting
c. Setelah bekisting terlepas sebagian, bekisting dapat diangkat
menggunakan tower crane untuk mempermudah pemindahannya.
d. Pengecekan kembali dimensi kolom yang direncanakan harus sesuai
dengan shop drawing dan Rencana Kerja Syarat (RKS).

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 38
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.15 Kolom Setelah Pembongkaran Bekisting


(Sumber : Dokumen Pribadi)
4.5.2 Perawatan (Curring)
Setelah pekerjaan pembongkaran bekisting selesai dilakukan
tahapan pekerjaan perawatan (curring). Perawatan ini bertujuan untuk
menjaga keadaan beton tetap pada kondisi yang baik, karena ketidak
merataan pendistribusian beton sehingga menimbulkan keropos atau
retak retak pada pemukaan luar kolom. Perawatan yang dilakukan yaitu
dengan melapisi permukaan yang keropos dengan campuran semen dan
air.

Gambar 4.16 Pelapisan (Plesteran) Kembali


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 39
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

4.6 Kendala Saat Pelaksanaan Kerja Praktik


4.6.1 Pengecoran Kolom dan Pelat Lantai
Pekerjaan pengecoran merupakan tahap pengerjaan yang
pengaruhnya besar secara visual, karena jika terjadi kesalahan saat
pengecoran bisa menimbulkan masalah seperti, kekuatan kolom, retak,
keropos, permukaan tidak rata, dan sebagainya. Selama pelakasanaan
kerja praktek terjadi kendala yaitu perbedaan mutu beton yang digunakan
pada kolom dan pelat lantai menjadi tercampur. Kolom direncanakan
mutu K-600 dan Pelat lantai K-300.
Namun dalam proses pengecoran dilapangan yang terjadi adalah
mutu kolom tidak sepenuhnya mutu K-600 tapi pada elevasi setebal pelat
lantai menggunakan mutu K-300. Masalah ini nantinya akan berpengaruh
terhadap kekuatan kolom sehingga mengakibatkan daya dukung kolom
mengalami penurunan. Metode yang digunakan saat dilapangan yaitu
dengan cara pembatasan sekeliling tulangan kolom menggunakan jaring-
jaring yang terbuat dari kawat (kawat ayam).

LANTAI ELEVASI (mm) PELAT (mm) PENEBALAN PELAT (mm)


Basement 3 -14100 250 500
Basement 2 -11100 250 500
Basement 1 -8100 250 500
Lower Ground -5100 250 500
Ground Floor 0 250 500

Tabel 4.4 Data Elevasi Lantai B3-GF

Pada saat pelaksanaan kerja praktek pekerjaan pengecoran sudah


mencapai tahap lantai Basement 2 (B2). Pengamatan secara visual hanya
terfokuskan pada proses pekerjaan pengecoran pada lantai B2 area 2A
dan 2B.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 40
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.17 Denah Lantai Basement 2 & Penebalan Pelat


(Sumber : Gambar Kerja PT. PP (Persero) Tbk.)

Gambar 4.18 Perbedaan Mutu Joint Kolom & Pelat Lantai


(Sumber : Dokumen Pribadi)

4.6.1.1 Metode Pekerjaan Pengecoran Joint Kolom dan Pelat Lantai


A) Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan bahan dan alat yang digunakan yaitu
meliputi :
a. Tang Pengikat
b. Tang Potong
c. Kawat Ayam Ukuran 15 mm x 15 mm
d. Beton Ready Mix
e. Bucket
f. Beton Vibrator, dan
g. Alat pendukung lainnya
B) Pelaksanaan Pekerjaan
a. Potong kawat ayam sesuai dengan ukuran kolom yang
direncanakan.
b. Pembuatan marking untuk mempermudah pemasangan kawat
ayam.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 41
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

c. Penyusunan/pemasangan kawat ayam pada joint kolom dengan


pelat lantai.
d. Kedalaman sesuai dengan ketebalan pelat lantai ditambah
dengan ketebalan drop panel.

Gambar 4.19 Pemasangan Kawat Ayam


(Sumber : Dokumen Pribadi)

e. Masuk pada tahap pengecoran, pengecoran dilakukan dengan


bantuan tower crane dan bucket yang diberi tambahan pada
mulut bucket dengan selang yang terbuat dari bahan elastis.
f. Ketinggian bucket pada ketinggian yang sudah direncanakan.
g. Pengecoran dilakukan secara bertahap dengan kecepatan
rendah dan disertai dengan penggunaan beton vibrator.

Gambar 4.19 Proses Pengecoran


(Sumber : Dokumen Pribadi)
h. Proses pengecoran joint selesai, dilanjutkan dengan mengecor
pelat lantai sesuai dengan mutu pelat lantai yaitu K-300.
i. Dilakukan pembobokan pada permukaan batasan akhir
pengecoran joint dengan mutu beton yang direncanakan
kolom.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 42
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

j. Tujuan dilakukan pemerataan agar terjadi kesamaan FAS


(Faktor Air Semen) yang digunakan pada saat pekerjaan
pengecoran struktur joint.

C) Perawatan (Curring)
Perawatan dilakukan setelah proses pengecoran selesai dan
memasuki tahap pembongkaran bekisting. Pada tahap
pembongkaran bekisting pelat lantai dilakukan secara bertahap
tidak sama halnya dengan pembongkaran bekisting kolom.
Pembongkaran 100% dilakukan pada umur beton ±14 hari untuk
menjaga agar pelat lantai tidak mengalami lendutan.
Tahapan berikutnya yaitu pelesteran permukaan siku joint
kolom dengan pelat lantai apabila terjadi kekroposan karena proses
pengecoran penyetaraan mutu beton. Pelesteran hanya
menggunakan campuran air dan semen.

4.6.2 Pekerjaan Pembesian


Pekerjaan pembesian merupakan pekerjaan yang dilakukan pada
terminal sementara yang bertujuan agar pekerjaan pembesian tidak
mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan. Untuk mencapai hal
tersebut pekerjaan pembesian dilakukan ditempat yang terpisah yang
masih dalam jangkaun tower crane yang bertujuan untuk mempermudah
proses pemindahan tulangan dari tempat pabrikasi.
Pekerjaan pembesian dimulai dari pengukuran (panjang dan
dimensi), pemotongan, pembengkokan, dan perakitan dengan bantuan
kawat bendrat sebagai pengikat/penguat antar tulangan. Penempatan dan
penyimpanan sementara merupakan tahapan pekerjaan yang harus
diperhatikan, karena besi tulangan mudah untuk korosi. Namun, biasanya
penyimpanan sementara hanya dilakukan dengan menutup besi tulangan
dengan kain penutup (terpal).

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 43
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.20 Terminal Sementara Besi Tulangan


(Sumber : Dokumen Pribadi)

A) Penyimpanan Jangka Pendek


Penyimpanan jangka pendek dilakukan jika besi tulangan
dapat dipabrikasi secara berkelanjutan dengan rentang hari yang
tidak terlalu panjang ± 2 minggu pengerjaan. Selama proses
pabrikasi besi tulangan dapat memasuki tahap pemotongan dan
pembengkokan. Besi tulangan yang disimpan adalah besi tulangan
yang udah siap perakitan atau pengikatan tulangan.
Tahapan perencanaan proses penyimpanan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
a. Persiapkan bahan untuk menutup tulangan yang ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Bahan bisa berupa kain terpal yang elastis.
c. Persiapan bantalan atau tumpuan untuk penempatan besi tulangan
agar tidak menyentuh permukaan tanah/lantai secara langsung.
d. Penutupan dilakukan mengelilingi seluruh permukaan tulangan
hingga menutup dengan sempurna.
e. Pengecekan kembali, jika ada kemungkinan masuknya air hujan.
B) Penyimpanan Jangka Panjang
Penyimpanan jangka panjang dilakukan jika besi tulangan
persediaan pada terminal sementara masih mencukupi/sesuai dengan
kebutuhan. Faktor lain yang mempengaruhi banyaknya ketersediaan
besi adalah faktor harga ataupun lokasi proyek yang tidak
memungkinkan pembelian secara bertahap. Untuk mengatasi
masalah tersebut dilakukan proses penyimpanan jangka panjang

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 44
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

dengan tempat penyimpanan yang netral dari unsur yang dapat


menyebabkan korosi.
Tahapan perencanaan proses penyimpanan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
a. Persiapan tempat yang masih dalam areal proyek pelaksanaan
konstruksi, bertujuan agar tidak menambah biaya dan waktu
mobilitas pengangkutan besi tulangan
b. Tempat yang digunakan bisa berupa ruangan yang kapasitasnya
mencukupi untuk penyimpanan besi tulangan.
c. Permukaan lantai ruangan harus selalu kering dan tingkat
kelembaban rendah.
d. Perencanaan elesvasi tinggi permukaan lantai ruangan atau
bantalan/tumpuan penempatan besi tulangan.
e. Tersedia alat berat untuk membantu pengangkatan besi tulangan
dari kendaraan pengangkut ke gudang penyimpanan atau
sebaliknya.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan sebelumnya, adapun kesimpulan yang dapat
diambil dari pelaksanaan Kerja Praktek di Proyek Pembangunan Grand
Sungkono Lagoon Tower Caspian yaitu:
1. Pelaksanaan pekerjaan proyek Tower Caspian dalam pekerjaan
kolom meliputi pekerjaan persiapan dan shop drawing, kemudian
harus mengajukan persetujuan dari MK dan pihak owner. Jika
disetujui lajut dalam proses pembesian. Tahap berikutnya adalah
rencana kerja dan syarat-syarat dalam pekerjaan pembesian,
pemasangan besi tulangan sesuai dengan shop drawing, dan
persetujuan dari MK dan pihak owner. Lanjut dalam tahap
pemasangan bekisting serta pengecoran. Sesaat sebelum dilakukan
pengecoran material beton cor datang dilakukan cek nilai slump dan

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 45
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

pengambilan sampel untuk pembuatan benda uji. Setelah pengecoran


dilakukan pembongkaran bekisting. Perlu juga melakukan perawatan
beton agar permukaan halus, tidak keropos, tidak ada retakan, dan
dimensi kolom sesuai dengan shop drawing. Proses pekerjaan kolom
ini sudah sesuai seperti pada diagram alir pekerjaan kolom.
2. Pembesian terdiri dari alat dan material. Alat utama meliputi bar
cutter dan bar bender, sedangkan alat penunjangnya yaitu gunting
besi, catut, meteran, serta sikat besi. Untuk materialnya antara lain
kawat bendrat dan beton decking. Untuk pekerjaan pembesian ada
fabrikasi dan pemasangan tulangan. Tahap fabrikasi yang pertama
adalah pemotongan tulangan utama, sengkang, dan kait. Tahap yang
kedua pembengkokan tulangan sesuai dengan perencanaa. Tahap
yang ketiga penyusunan tulangan utama dan didukung oleh
sengkang dengan menggunakan kawat bendrat yang sesuai dengan
spesifikasi kolom. Tahap pemasangan tulangan yang pertama adalah
pengangkatan tulangan menggunakan Tower Crane untuk
mempermudah meletakkan tulangan pada posisi yang telah
direncanakan. Tahap yang kedua proses pemasangan tulangan kait
untuk memperkuat struktur pengikat tulangan. Tahap yang ketiga
menyambung tulangan utama yang telah mencapai panjang
maksimum dengan teknik overlap.
3. Pekerjaan bekisting merupakan sarana struktur beton yang berfungsi
sebagai cetakan beton yang akan dilakukan proses pengecoran baik
ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga
bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang
bisa memikul berat sendiri, berat beton basah, berat beban hidup dan
peralatan kerja. Beberapa persyaratan umum dalam mendesain
bekisting antara lain syarat kekuatan, syarat kekakuan, dan syarat
stabilitas. Pekerjaan pemasangan bekisting ada dua, yaitu perakitan
dan pemasangan. Perakitan adalah proses instalasi profil bekisting
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pabrikasi pembetonan
kolom. Tahap-tahap pemasangan bekisting antara lain penggunaan

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 46
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

spesifikasi yang sesuai rencana, pelumasan permukaan bekisting,


marking, penyusunan rangkaian profil bekisting, pemasangan
kelengkapan bekisting seperti sepatu bekisting dan pipe support,
pemasangan ralling, serta pengecekan kembali.
4. Pekerjaan pengecoran kolom dan pelat lantai antara lain potong
kawat ayam sesuai dengan ukuran kolom yang direncanakan.
Pembuatan marking untuk mempermudah pemasangan kawat ayam.
Penyusunan/pemasangan kawat ayam pada joint kolom dengan pelat
lantai. Kedalaman sesuai dengan ketebalan pelat lantai ditambah
dengan ketebalan drop panel. Masuk pada tahap pengecoran,
pengecoran dilakukan dengan bantuan tower crane dan bucket yang
diberi tambahan pada mulut bucket dengan selang yang terbuat dari
bahan elastis. Ketinggian bucket pada ketinggian yang sudah
direncanakan. Pengecoran dilakukan secara bertahap dengan
kecepatan rendah dan disertai dengan penggunaan beton vibrator.
Proses pengecoran joint selesai, dilanjutkan dengan mengecor pelat
lantai sesuai dengan mutu pelat lantai yaitu K-300. Dilakukan
pembobokan pada permukaan batasan akhir pengecoran joint dengan
mutu beton yang direncanakan kolom. Tujuan dilakukan pemerataan
agar terjadi kesamaan FAS (Faktor Air Semen) yang digunakan pada
saat pekerjaan pengecoran struktur joint.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan koordinasi semua pihak, baik pihak owner, kontraktor,
dan konsultan pengawas dengan tujuan untuk meminimalisir
terjadinya kesalahan pada saat perencanaan maupun pelaksanaan di
lapangan, sehingga waktu penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal
perencanaan.
2. Pengawasan terhadap penggunaan alat pelindung diri bagi pekerja
perlu ditingkatkan. Selain itu menyangkut sisa material yang
berserakan di sekitar area kerja seperti besi sisa fabrikasi, perlu

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 47
LAPORAN KERJA PRAKTIK
D3 TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

disediakan tempat khusus sehingga dapat memperkecil terjadinya


kecelakaan kerja.
3. Pada kegiatan safety talk diharapkan semua pihak, baik pekerja,
pelaksana, kontraktor, dan konsultan pengawas wajib mengikuti. Hal
itu bertujuan agar semakin meminimalisir terjadinya tingkat
kecelakaan kerja.
4. Pemeriksaan terhadap mutu beton ready mix yang datang lebih
diperhatikan, karena kemarin hanya terkesan formalitas. Apalagi
bagian yang melakukan pengecekan slump dan suhu dari pihak
penyedia ready mix, bukan dari pihak kontraktor.

Grand Sungkono Lagoon Caspian Tower


Jl. Abdul Wahab Siamin No. 54 Surabaya 48

Anda mungkin juga menyukai