Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Konstruksi ISSN : 2085-8744

UNSWAGATI CIREBON

JURNAL KONSTRUKSI
ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL DIALOG GRAGE
CIREBON MENGGUNAKAN STRUKTUR BETON SNI 2013

Rury Mahendra Persada*, Sumarman**

*) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Swadaya Gunung Jati
**) Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati

ABSTRAK
Analisis struktur merupakan ilmu untuk menentukan efek dari beban pada struktur fisik dan
komponennya. Adapun cabang pemakaiannya meliputi analisis bangunan, jembatan, perkakas, mesin,
tanah, dll. Analisis struktur menggabungkan bidang mekanika teknik, teknik material dan matematika
teknik untuk menghitung deformasi struktur, kekuatan internal, tekanan, reaksi tumpuan, percepatan,
dan stabilitas. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memverifikasi kekuatan struktur yang akan
maupun telah dibangun. Dengan demikian analisis struktur merupakan bagian penting dari desain
rekayasa struktur.
Berdasarkan data yang diperoleh dari PT Dialog Grage Cirebon, penulis akan meredesain
sebuah Gedung Hotel dengan menggunakan material struktur beton yang terdiri dari 11 lantai, dimana
luas lahan nya adalah 2035,124 m2, luas bangunan ± 20.400,287 m2
Analisis struktur digunakan software SAP2000, material beton bertulang digunakan untuk
balok, kolom , pelat atap serta pelat lantai. Hasil yang didapat berupa analisis dan gambar desain
struktur Gedung Hotel Dialog Grage Cirebon

Kata Kunci : Analisis, Hotel, Beban, Beton Bertulang, Kolom, Balok, dan Plat.

ABSTRACT
Analysis of the structure is the science of determining the effect of the load on the physical
structure and its components. The branches of its use include the analysis of buildings, bridges, tools,
machines, land, etc. Analysis of the structure combines the fields of engineering mechanics, material
engineering and mathematical techniques for calculating the deformation of the structure, internal
strength, pressure, support reaction, acceleration, and stability. The results of this analysis are used
to verify the strength of the structure to be or has been constructed. Thus the analysis of the structure
of an important part of the engineering design of the structure.
Based on data obtained from PT Dialog Grage Cirebon, the author will redesign a hotel
building using concrete structure material consisting of 11 floors, where its land area is 2035.124 m2,
building area of ± 20400.287 m2.
SAP2000 structural analysis software used, the material used for the reinforced concrete
beams, columns, roof plates and floor slabs. Results obtained in the form of analysis and design
drawings Building structure Dialog Grage Hotel Cirebon.

Keywords : Analysis, Hotel, Weights, Concrete, Columns, Beams, and Plat.

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 463


Analisis Perencanaan Struktur Hotel Dialog Grage Cirebon ...

1. PENDAHULUAN 1.2 Rumusan Masalah


1.1 Latar Belakang Penulisan tugas akhir ini membahas
Industri perhotelan merupakan salah satu tentang analisis kerja struktur Bangunan
investasi pembangunan kepariwisataan yang Gedung Hotel Dialog Grage Cirebon dengan
merupakan bagian integral dari pembangunan menggunakan bantuan program SAP2000,
Nasional. Lingkungan hijau dan berkelanjutan yang meliputi:
adalah salah satu aspek dalam pembangunan 1. Berapamomen, gaya geser, dan defleksi
kepariwisataan yang harus dikembangkan yang terjadi padabalok, kolom,
dengan memperhatikan aspek-aspek pelatlantai, dan Pondasi
pertumbuhan ekonomi, peningkatan 2. Membandingkan momen maksimal,
kesejahteraan dan pelestarian lingkungan dan gaya geser, dan defleksi dari pedoman
sumber daya alam. SAP 2000 analisis bangunan yang
Kota Cirebon sendiri merupakan kota diperhitungkan
lintasan yang menghubungkan Jawa Barat
dan Jawa Tengah. kondisi ini berpotensi 1.3 Tujuan Penulisan
menarik wisatawan untuk berkunjung. Serta Maksud dan tujuan dari penelitian ini
sejarah dari budaya yang dimiliki Kota antara lain :
Cirebon adalah yang paling menarik bukan 1. Mempelajari aspek-aspek
hanya wisatawan lokal, bahkan wisatawan perencanaan gedung bertingkat beton
asing pun kini sering berkunjung. Karena bertulang untuk diterapkan dalam suatu
sejarah dan keunikan yang dimiliki Kota desain konstruksi.
Cirebon, melihat potensi tersebut para 2. Membandingkan gaya geser, momen dan
investor yang bergerak dibidang pengembang gaya normal dari berbagai macam
property pun tertarik untuk menanamkan alternatif.
investasi di Kota Cirebon. 3. Membandingkan antara deformasi yang
Potensi yang cukup besar ini dihasilkan dan berbagai macam
menyebabkan pertumbuhan bisnis hotel di
Kota Cirebon meningkat dengan pesat. 1.4 Ruang Lingkup Penulisan
Sehingga mendorong para pebisnis untuk Dalam tugas akhir ini akan membahas
mendirikan bisnis perhotelan. Itu juga yang tentang tinjauan perhitungan Bangunan
mendorong di PT Dialog Grage City untuk Gedung Hotel Dialog Grage Cirebon dengan
membangun hotel di kota Cirebon. menggunakan bantuan program SAP2000.
Dengan konsep yang mewah menjadikan Ruang lingkup permasalahan dalam
Hotel Dialog Grage Cirebon menjadi pilihan tugas akhir ini adalah :
para wisatawan untuk bermalam ataupun 1. Pemodelan struktur gedung Hotel Dialog
menginap di Hotel Dialog Grage Cirebon, Grage Cirebon yang berupa struktur
serta memiliki fasilitas cukup mumpuni akan beton bertulang.
menjadi pertimbangan para wisatawan untuk 2. Dalam penelitian ini hanya meninjau
menginap di Hotel Dialog Grage Cirebon. struktur atas.
Atas dasar kriteria keselamatan dan 3. Struktur terdiri dari 12 lantai.
layanan prima maka proses perencanaan 4. Analisa gaya gempa yang dipakai adalah
pembebanan harus sesuai dengan SNI 1727 - berdasarkan Standar Perencanaan
2013 serta perencanaan struktur gedung ini Ketahanan Gempa Untuk Struktur
harus mengacu dengan SNI - 2847-2013 Bangunan Gedung (SNI 03- 1726-2002).
beton bertulang, yang merupakan peratuaran
terbaru yang disesuaikan dengan 1.5 Sistematika Penulisan
perkembangan teknologi material terkini Sistematika penulisan laporan TugasAkhir
dengan mengacu pada AISC, selain itu dalam ini dibagi menjadi 5 bagian, yaitu sebagai
perhitungan rekayasa gempa juga harus berikut :
mengacu pada SNI 1726 - 2012.

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 464


Rury Mahendra Persada, Sumarman.

BAB I. PENDAHULUAN aksial tekan vertikal. Sebagai bagian dari suatu


Pada bab ini, dibahas mengenai latar kerangka bangunan dengan fungsi dan peran
belakang, disertai perumusan masalah, tujuan seperti tersebut, kolom menempati
penulisan, ruang lingkup penulisan, dan posisipenting dalam sistem struktur bangunan.
sistematika penulisan yang digunakan dalam (Sumber: Dipohusodo, Istimawan.Struktur
laporan TugasAkhir. Beton Bertulang, Penerbit Gramedia Pustaka
Utama).Secara garis besar ada 3 jenis kolom
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA beton bertulang yaitu sebagai berikut:
Bab ini berisi informasi bersifat umum, 1. Kolom menggunakan pengikat Sengkang.
tentang dasar teori yang berkaitan dengan Kolom ini merupakan beton yang ditulangi
Perencanaan struktur, pembebanan dan analisa dengan batang tulangan pokok memanjang,
perhitungan struktur yang ditinjau. yang ada pada jarak spasi tertentu dengan
pengikat sengkang lateral, sedemikian rupa
BAB III.METODELOGI sehingga penulangan keseluruhan
Bab ini menjelaskan rumus-rumus yang membentuk rangka.
digunakan atau metode yang digunakan dalam 2. Kolom menggunakan pengikat Spiral.
perhitungan. Bentuknya sama dengan pertama hanya saja
sebagai pengikat tulangan pokok
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN memanjang adalah tulangan spiral yang
Bab ini berisi analisa perhitungan dan dililitkan membentuk heliks menerus
hasil yang didapat. disepanjang kolom.
3. Struktur Kolom Komposit.
BAB V. PENUTUP Merupakan komponen struktur tekan yang
Bab ini berisi tentang kesimpulan diperkuat pada arah memanjang dengan
berdasarkan hasil perhitungan dengan program gelagar baja profil atau pipa, dengan atau
dan saran yang berkaitan dengan hal tersebut. tanpa diberi batang tulangan pokok
memanjang.
2. TINJAUAN PUSTAKA (Sumber: Dipohusodo, Istimawan.Struktur
2.1 Struktur Bangunan Tinggi Beton Bertulang, Penerbit Gramedia Pustaka
Beban yang bekerja pada suatu struktur Utama).
bangunan tinggi ditimbulkan secara langsung Selanjutnya disyaratkan bahwa tulangan
oleh gaya-gaya alamiah atau manusia, dengan sengkang atau kait pengikat harus dipasang
kata lain terdapat dua sumber dasar beban dan diatur sedemikian rupa sehingga sudut-
bangunan yaitu geofisik dan buatan manusia. sudutnya tidak dibengkokkan dengan sudut
Beban geofisik inisendiri terbagi atas tiga lebih besar dari 135o. Sengkang dan kait
yaitu gravitasi, metereologi dan seismologi. pengikat harus cukup kokoh untuk
Yang termasuk beban gravitasi adalah beban menopang batang tulangan pokok
mati, beban ini akan tetap sepanjang usia memanjang, baik yang letaknya dipojok
bangunan. Yang termasuk beban meteorologi maupun disepanjang sisi kearah lateral.
adalah beban yang berubah menurut waktu Untuk itu batang tulangan pokok memanjang
yaitu angin, hujan dan salju. Yang termasuk harus dipasang dengan jarak bersih
beban seismologi adalah beban gempa. antaranya tidak lebih dari 150 mm
Sedangkan beban yang ditimbulkan atau dibuat disepanjang sisi kolom agar dukungan lateral
oleh manusia adalah berupa pergerakan dapat berlangsung dengan baik. (Sumber:
manusia itu sendiri (beban hidup). (Schueller Dipohusodo, Istimawan.Struktur Beton
Wolfgang, 2001). Bertulang, Penerbit Gramedia Pustaka
Utama, Hal. 293-294).
2.2 Kolom
Kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menahan beban

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 465


Analisis Perencanaan Struktur Hotel Dialog Grage Cirebon ...

2.3 Balok persegi, sebagian dari pelat akan


Balok adalah batang horizontal dari bekerja sama dengan bagian atas balok
rangka struktural yang memikul beban tegak untuk memikul tekan. Perencanaan
lurus sepanjang batang tersebut (biasanya balok T adalah proses menentukan
berasal dari dinding, pelat atau atap dimensi tebal dan lebar flens, lebar dan
bangunan) dan menyalurkannya pada tinggi efektif badan balok dan luas
tumpuan atau struktur dibawahnya. Balok tulangan baja tarik.
juga berfungsi sebagai pengekang dari
struktur kolom. Dalam perencanaannya, (Sumber: Dipohusodo, Istimawan. Struktur
suatu balok dapat mempunyai bermacam- Beton Bertulang. Gramedia Pustaka Utama)
macam ukuran atau dimensi sesuai dengan Berdasarkan tumpuannya ada
jenis dan besar beban yang akan dipikul beberapa macam bentuk balok beton
oleh balok itu sendiri. Namun dimensi bertulang, antara lain :
tersebut harus memiliki efisiensi tinggi agar a. Balok Induk
dapat memenuhi persyaratan yang telah Balok induk adalah balok yang
ditetapkan sebagai standard perhitungan bertumpu pada kolom dan balok yang
struktur beton diIndonesia saat ini. menghubungkan tarik kolom dengan kolom
Balok berfungsi menahan kondisi lainnya. Balok ini berguna untuk
pembebanan yang rumit seperti tekuk atau memperkecil tebal pelat dan mengurangi
lentur. Kombinasi gaya tekan dan gaya tarik besarnya lendutan yang terjadi. Balok induk
disebut lentur dan tegangannya tersebar direncanakan berdasarkan gaya maksimum
tidak merata pada potongan melintang. yang bekerja pada balok yang berdimensi
Elemen-elemen yang berkaitan pada sama. Untuk merencanakan Balok induk,
struktur dihubungkan dengan balok. Kuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
hubungan struktural bertambah jika jaraknya diantaranya:
diperbesar. Gaya lentur bertambah jika  Menentukan mutu beton yang
beban pada balok berlebih sehingga pada akan digunakan
daerah yang bertegangan tinggi terjadi aksi  Menghitung pembebanan yang
sendi (balok patah dan terdapat sendi pada terjadi (Beban Mati, Beban Hidup,
titik ini). Beban Sendiri balok)
Berdasarkan perencanaan lentur ada b. Balok Anak
beberapa macam bentuk balok beton Balok anak adalah balok yang
bertulang, antara lain : betumpu pada balok induk atau tidak betumpu
1. Balok Persegi dengan Tulangan langsung pada kolom. Balok anak ini berguna
Tunggal Balok persegi dengan untuk memperkecil tebal pelat dan
tulangan tunggalmerupakan balok yang mengurangi besarnya lendutan yang terjadi.
hanya mempunyai tulangan tarik saja (Sumber: Dipohusodo, Istimawan. Struktur
dan dapat mengalami keruntuhan Beton Bertulang. Gramedia Pustaka Utama)
akibat lentur. c. Balok Bagi
2. Balok Persegi dengan Tulangan Balok bagi adalah balok yang
Rangkap Apabila besar penampang menghubungkan balok dengan balok anak
suatu balokdibatasi, mungkin dapat lainnya / balok anak dengan balok induk.
terjadi keadaan dimana kekuatan tekan
beton tidak dapat memikul tekanan 2.4. Pelat lantai.
yang timbul akibat bekerjanya Pelat adalah suatu elemen pada
momen lentur.Makadari itu di pasang struktur yang memiliki ketebalan yang relatif
tulangan dibagian serat tertekan. kecil dibandingkan lebar dan panjangnya.
3. Balok T Dalam suatu konstruksi beton, pelat
Balok T merupakan balok yang digunakan untuk mendapatkan permukaan
berbentuk huruf T dan bukan berbentuk yang rata. Biasanya pelat beton bertulang

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 466


Rury Mahendra Persada, Sumarman.

dipakai sebagai lantai, atap, dan dinding. luasnya lebih dari 50% luas seluruh lantai
Sistem lantai suatu konstruksi tingkat, akan mengalami deformasi dalam
mempunyai bentuk yang bermacam-macam, bidangnya akibat beban gempa horisontal,
seperti pelat padat dicor setempat, pelat yang harus diperhitungkan pengaruhnya
berusuk atau satuan-satuan pracetak. Tumpuan terhadap pembagian beban gempa horisontal
pelat pada umumnya dapat berupa balok beton tersebut kepada seluruh sistem struktur
bertulang, struktur baja, kolom- kolom dan tingkat yang ada. (Sumber:
bisa juga bertumpu langsung pada permukaan Dipohusodo, Istimawan.Struktur
tanah. Beton Bertulang, Penerbit Gramedia Pustaka
Utama)
(Sumber: Dipohusodo, Istimawan.Struktur 1. Pembebanan Pada Bangunan
Beton Bertulang, Penerbit Gramedia Pustaka Perencanaan pembebanan
Utama) dimaksudkan untuk memberikan pedoman
Jika ditinjau secara umum, pelat dapat dalam menentukan beban-beban yang bekerja
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: pada bangunan. Secara umum beban
1. Pelat membentang satu arah direncanakan sesuai pedoman perencanaan
Pelat membentang dalam satu arah untuk rumah dan gedung sebagai berikut:
adalah pelat yang ditumpu sepanjang dua tepi
yang sejajar. Terdapat dua metode untuk 2.1.1 Beban Mati
menghitung gaya dan momen pada pelat satu Beban mati merupakan gaya statis
arah, yaitu dengan teori elastis dan dengan yang disebabkan oleh berat setiap unsur di
teori pendekatan. Selain dua cara tersebut ada dalam struktur. Beban mati juga merupakan
juga cara yang bisa digunakan untuk berat sendiri bangunan yang senantiasa
menhitung momen yaitu dengan cara koefisien bekerja sepanjang waktu selama bangunan
momen. tersebut ada atau sepanjang umur bangunan.
2. Pelat membentang dua arah Gaya-gaya yang menghasilkan beban mati
Pelat membentang dalam dua arah terdiri dari berat unsur pendukung beban dari
adalah pelat yang menumpu pada keempat bangunan, lantai, penyelesaian langit-langit,
tepinya. Pada pelat bujur sangkar gaya-gaya dinding partisi tetap, balok, kolom, dan
aksi tersebut adalah sama besar untuk masing- seterusnya. Beban mati dapat dinyatakan
masing arah. sebagai gaya statis yang disebabkan oleh
Pada pelat persegi panjang gaya aksi berat setiap unsur di dalam struktur.
pada arah bentang pendek (lx) adalah lebih (Schueller Wolfgang, 2001)
besar dari aksi pada bentang panjang (ly). Pada perhitungan berat sendiri ini,
Bila perbandingan antara bentang panjang seorang analisis struktur tidakmungkin
dengan bentang pendek lebih dari dua ( ly/lx > dapat menghitung secara tepat seluruh
elemen yang ada dalam konstruksi, seperti
2 ) maka praktis gaya aksi akan dipikul
berat plafond, pipa-pipa, dan lain-lain. Oleh
seluruhnya oleh tumpuan bentang pendek.
karena itu, dalam menghitung berat sendiri
Menurut peraturan SNI 03-2847-2002
konstruksi ini dapat meleset sekitar 15 % -
menerangkan bahwa lantai tingkat, atap beton
20 % (Soetoyo, 2000).
dan sistem lantai dengan ikatan suatu struktur
gedung dapat dianggap sangat kaku dalam
2.1.2 Beban Hidup
bidangnya dan karenanya dapat dianggap
Beban hidup merupakan semua
bekerja sebagai diafragma terhadap beban
beban yang terjadi akibat penghunian atau
gempa horisontal.
penggunaan suatu gedung, dan juga
Lantai tingkat, atap beton dan sistem
termasuk beban-beban pada lantai yang
lantai dengan ikatan suatu struktur gedung
berasal dari barang-barang yang dapat
yang tidak kaku dalam bidangnya, karena
berpindah, misalnya mesin-mesin serta
mengandung lubang-lubang atau bukaan yang
peralatan yang tidak merupakan bagian yang

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 467


Analisis Perencanaan Struktur Hotel Dialog Grage Cirebon ...

tidak terpisahkan dari gedung dan dapat 3. METODOLOGI PENELITIAN


diganti selama masa hidup dari gedung itu,
Desain penelitian dimulai dengan
sehingga mengakibatkan perubahan dalam
mengumpulkan dan mempelajari literatur yang
pembebanan lantai dan atap tersebut.
berkaitan dengan perencanaan. Mengumpulkan
(Schueller Wolfgang,2001)
data yang akan digunakan sebagai data dalam
2.1.3 Beban Gempa obyek. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Pengaruh gempa rencana sesuai sebagai berikut:
ketentuan SNI 03–1726–2002 pasal 7.1, 1. Mencari data-data berupa,data eksisting
pada struktur- struktur gedung yang tidak berupa luas tanah luas bangunan serta fungsi
beraturan atau struktur dengan ketinggian bangunan yang akan direncanakan
lebih dari 40 meter, harus ditentukan melalui 2. Studi literatur dengan mengumpulkan
analisa respon dinamik tiga dimensi. Dalam reverensi dan metode yang dibutuhkan
hal pengaruh gempa pada struktur gedung sebagai tinjauan pustaka baik dari buku
ditentukkan berdasarkan suatu analisa maupun media lain (internet).
dinamik, maka yang diartikan dengan beban 3. Pengolahan dan analisa data-data yang
gempa di sini adalah gaya-gaya di dalam didapat.
struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan 4. Perencanaan Gedung Hotel Dialog Grage
tanah akibat gempa. Atau dengan kata lain Cirebon
beban gempa adalah besarnya getaran yang 5. SNI pembebanan 2013 (SNI-1727-2013) dan
terjadi di dalam struktur rangka bangunan SNI Beton Bertulang (SNI-2847-2013).
akibat adanya pergerakan tanah oleh gempa. 6. Pengambilan kesimpulan dan saran dari hasil
kajian
Daktilitas struktur bangunan gedung
tidak beraturan harus ditentukan yang
representatif mewakili daktilitas struktur 3.1 Tinjauan Umum
Metodologi yang digunakan dalam
3D.Tingkat daktilitas tersebut dapat
dinyatakan dalam faktor reduksi gempa R penelitian ini adalah studi pustaka. Adapun
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
representatif, yang nilainya dapat dihitung
nilai rerata berbobot dari faktor reduksi pengerjaaan tugas akhir ini adalah:
gempa untuk 2 arah sumbu koordinat
orthogonal dengan gaya geser dasar yang 3.1.1 Studi Literatur
dipikul oleh struktur bangunan gedung Ini adalah teknik pengumpulan data
dalam masing-masing arah tersebut sebagai dengan cara merangkum dari buku-buku,
besaran jurnal yang bersangkutan dengan pembuatan
tugas akhir ini, dan tugas akhir terdahulu
Metode ini hanya boleh dipakai yang memiliki kaitan yang erat dengan
apabila rasio antara nilai-nilai faktor reduksi permasalahan yang sedang dibahas, yaitu
gempa untuk dua arah pembebanan gempa yang berhubungan dengan masalah
tersebut tidak lebih dari 1,5. Bila persyaratan perencanaan bangunan tinggi tahan gempa
tersebut tidak dipenuhi maka harus dan juga yang memiliki dinding geser. Hal ini
digunakan metode rasional lainnya yang bertujuan untuk membantu memberikan
dapat dipertanggungjawabkan. penjelasan isi dan proses analisa pada laporan
Nilai akhir respon dinamik struktur ini sehingga pengerjaan laporan tugas akhir
bangunan gedung terhadap pembebanan ini dapat berjalan lancar.
gempa nominal dalam suatu arah tertentu, Selain itu untuk kelengkapan diambil
tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai dari data proyek, pedoman dari rencana kerja,
respon ragam pertama. Bila respon dinamik syarat- syarat pekerjaan, serta gambar-gambar
struktur bangunan gedung dinyatakan dalam rencana (DED).
gaya geser dasar nominal V.

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 468


Rury Mahendra Persada, Sumarman.

3.2 Pemodelan Struktur


Mengenai metode dan cara pengolahan
data yang akan digunakan akan dibahas lebih
detail dalam bab tersendiri. Hal ini dilakukan
karena tahap ini sangat penting dan menentukan
dalam perencanaan desain suatu gedung.
Pembahasan yang diulas akan lebih mendetail
dan spesifik sehingga diperlukan bab tersendiri
dalam usaha penarikan kesimpulan.
Tahapan analisis data yang digunakan dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan pembebanan
1) Beban mati
2) Beban hidup
3) Beban Struktur
4) Beban Gempa Gambar 3.2 Portal Arah Y
b. Perhitungan struktur gedung
1) Dimensi Plat
2) Dimensi Balok
3) Dimensi Kolom dan
4) Pondasi.

3.3. Lokasi Penelitian


Lokasi proyek pembangunan Hotel Dialog
Grage terletak di Jl. Ahmad Yani Pegambiran
Cirebon.

Gambar 3.3 Portal Arah X

Gambar 3.1. Lokasi Proyek

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 469


Analisis Perencanaan Struktur Hotel Dialog Grage Cirebon ...

Kolom Lantai GF K1 = 50 x 125


K2 = 70 x 100
Kolom Lantai 1 K1 = 55 x 105
K2 = 70 x 100
Kolom Lantai K1 = 55 x 90
2–4
K2 = 60 x 100
Kolom Lantai K1 = 55 x 75
5–7
K2 = 50 x 90
Kolom Lantai 8 – K1 = 55 x 60
11
K2 = 50 x 70
Gambar 3.4. Denah Struktur Tampak Atas
4.2. Kombinasi Pembebanan
4. Analisa dan Pembahasan
4.1 Data Umum Struktur Desain gedung asrama mahasiswa pada
Fungsi Gedung : Gedung Perhotelan Jenis tugas akhir ini direncanakan dengan kombinasi
Struktur : Beton Bertulang pembebanan menggunakan metode SNI -1727-
Jenis Tanah : Tanah Lunak 2013 yang akan dijabarkan sebagai berikut :
Letak Wilayah Gempa : Wilayah Gempa 2 Kombinasi 1 : 1,4 DL
Mutu Beton : (fc’= 30 MPa- 45 MPa) Kombinasi 2 : 1,2 DL + 1,6 LL
Mutu Baja : BJTD-40 (fy = 400 MPa) Kombinasi 3 :1,2 DL + 0,5 LL + 1 Ex + 0,8
& BJTP-24 (fy=240 MPa) Ey
Berat Jenis Beton : 2400 kg/m3 Kombinasi 4 : 1,2 DL + 0,5 LL - 1 Ex + 0,8
Tinggi Bangunan : 12 Lantai Ey
Lantai Dimensi
Kombinasi 5 : 1,2 DL + 0,5 LL + 1 Ex - 0,8
Pelat Lantai Ey
12 cm
Atap Atap Kombinasi 6 : 1,2 DL + 0,5 LL - 1 Ex - 0,8
Pelat Lantai 1- Ey
13 cm
Lantai 11 Kombinasi 7 : 1,2 DL + 0,5 LL + 0,8 Ex + 1 Ey
Pelat Kombinasi 8 : 1,2 DL + 0,5 LL - 0,8 Ex + 1
Lantai GF 15 cm
Lantai Ey

Balok Lantai 1 40 x 80 Kombinasi 9 : 1,2 DL + 0,5 LL + 0,8 Ex - 1


Ey
40 x 80
Kombinasi 10 : 1,2 DL + 0,5 LL - 0,8 Ex - 1
Lantai 2 – Ey
Balok 40 x 80
atap
35 x 70
30 x 60

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 470


Rury Mahendra Persada, Sumarman.

4.3. Penampilan hasil Design

Gambar 4.4. Hasil Joint


Gambar 4.1. Hasil Design

Gambar 4.2. Hasil Assign Pada Setiap Struktur Gambar 4.5. Hasil Pembebanan Pada Plat

Gambar 4.3. Hasil Momen Gambar. 4.6 Hasil Gaya Gempa

4.4. Hasil Analisis Struktur


4.4.1. Cek defleksi / Deflection Check
Defleksi / lendutan adalah salah satu
jenis kerusakan yang biasa terjadi pada suatu
struktur bangunan gedung dan dampak dari
lendutan ini dikhwatirkan menjadi faktor

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 471


Analisis Perencanaan Struktur Hotel Dialog Grage Cirebon ...

penyebab menurunnya kekuatan struktur Hasil Perhitungan Pelat Atap Arah Y


bangunan secara keseluruhan. Arah Y
Dari hasil analisis yang dilakukan As As
berdasarkan data yang saya dapatkan , Jenis Tulang Tula
Lapa Tum
menunjukan bahwa struktur bangunan an ngan
gedung sudah memenuhi ijin maksimum ngan puan
lendutan sesuai SNI 2847 – 2013 , namun Pelat
terjadi lendutan yang besar tetapi masih bisa D10- D10-
Atap 393 449
di toleransi sesuai sni pembebanan SNI 2847- 200 175
2013 yang terjadi pada bentangan-bentangan A
balok yang panjangnya 9 m. Pelat
392. D10- D10-
4.4.2. Perhitungan Tulangan Pelat Atap 449
(Output Table) 5 200 175
B
Pelat lantai direncanakan dari beton
yang dicor dengan tebal plat pada lantai 1
Hasil Perhitungan Pelat Lantai 1 -12 Arah X
setebal 15 cm , lantai 2 dan setebal 13 cm
dan untuk Plat atapnya setebal 10 cm . Arah X
Pembebanan pada plat didasarkan pada As As
penggunaan atau kegunaan lantai tersebut Jenis Tula Tulang
Lapan Tump
dan disesuaikan dengan SNI 1726 – 2013 ngan an
tentang Pembebanan Untuk Struktur Gedung. gan uan
Perancanaan plat ditinjau dari dua arah yaitu Pelat Lantai D10- D10-
X dan Y , dari lx /ly akan didapatkan 393 449
1- 11(A) 200 175
koefisien momen sehingga dapat dilakukan
perhitungan untuk mendapat tulangan yang Pelat Lantai D10- D10-
393 449
dibutuhkan dan untuk proses perhitungannya 1 -11 (B) 200 175
dapat dilihat pada lampiran.
Pelat Lantai D13- D13-
Hasil Perhitungan Pelat Atap Arah X 442.2 530.6
GF (A) 300 250
Arah X
Pelat Lantai D13- D13-
As As 442.2 530.6
Jenis Tula Tulang GF (B) 300 250
Lapa Tumpu
ngan an
ngan an
Hasil Perhitungan Pelat Lantai 1-12 Arah Y
Pelat
D10- D10- Arah Y
Atap 393 449
200 175 As As
A Jenis Tula Tulang
Lapan Tump
Pelat ngan an
392. D10- D10- gan uan
Atap 449
5 200 175 Pelat Lantai D10- D10-
B 393 449
1 - 11(A) 200 175
Pelat Lantai D10- D10-
393 449
1 -11 (B) 200 175
Pelat Lantai 442.2 D13- 530.6 D13-
GF (A) 300 250

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 472


Rury Mahendra Persada, Sumarman.

Pelat Lantai 442.2 D13- 530.6 D13- 4.4.4. Analisa Perhitungan Tulangan Kolom
GF (B) 300 250 Hasil Perhitungan Tulangan Kolom
Tulangan
LANTAI DIMENSI As Perlu yang
4.4.3. Analisa Perhitungan Tulangan Balok
digunakan
Momen rencana balok harus ditentukan
K1 = 50 x
berdasarkan kombinasi pembebanan dan momen Lantai GF 15585.94 20 D 32
125
yang dipergunakan dari hasil analisa SAP 2000. K2 = 70 x
20482 26 D 32
100
K1 = 55 x 14962.5
Lantai 1 24 D 29
Hasil Perhitungan Balok 105
Ø Tulangan K2 = 70 x 18154.5
JENIS UKURAN As Perlu 22 D 32
STATION 2
yang 100
BALOK BALOK (mm )
digunakan Lantai 2 – 4 K1 = 55 x 10533.6
16 D 29
Tulangan 90
387 2 D 22
Tarik K2 = 60 x 14364
TIPE A 25 x 50 22 D 29
Tulangan 100
193 2 D 22
Tekan Lantai 5 – 7 K1 = 55 x
7680.75 16 D 25
Tulangan 75
1369 4 D 22
Tarik K2 = 50 x
TIPE B 35 x 70 7780.5 16 D 25
Tulangan 90
685 2 D 22
Tekan Lantai 8 – 11 K1 = 55 x
6583.5 14 D 25
Tulangan 60
783 3 D 22
Tarik K2 = 50 x
TIPE C 35 x 70 6517 14 25
Tulangan 70
391 2 D 22
Tekan
Tulangan
Tarik
820 4 D 22 4.4.5. Analisa Perhitungan Gaya Gempa
TIPE D 35 x 70
Tulangan Waktu getar alami struktur ( T )
410 2 D 22
Tekan
Tulangan T = 0,06 H¾( Struktur Beton )
783 3 D 22
Tarik
TIPE E 35 x 70 = 0,06 (44.5)¾
Tulangan
391 2 D 22 =1,033 det
Tekan
Tulangan Koefisien gempa alami ( C )
1035 4 D 22
Tarik
TIPE F 40 x 80
Tulangan
517 2 D 22
Dari tabel 6 : “ Spektrum respons Gempa
Tekan
Rencana” didapatkan :
Tulangan
847 3 D 22
Tarik Wilayah gempa
TIPE G 35 x 70
Tulangan = Cirebon - Jabar
424 2 D 22
Tekan
Periode struktur, T
Tulangan
568 2 D 22
Tarik = 1,033 det
TIPE H 30 x 60
Tulangan
284 2 D 22
Tekan
Waktu getar alami sudut ( Tc )
Tulangan
1425 4 D 22
Tarik = 0,6 (tanah Sedang)
TIPE I 30 x 60
Tulangan
712 2 D 22 Percepatan respons max (Am)
Tekan
= 0,90

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 473


Analisis Perencanaan Struktur Hotel Dialog Grage Cirebon ...

Percepatan respons rencana ( Ar ) = 0,54 4 ,969


Karena T ≥ Tc, maka gunakan rumus :
Lantai 5961
3,6 21463,088 325,763
3 ,969

Lantai 5961
Faktor Keutamaan ( l ) 3,6 21463,088 325,763
2 ,969

I =1 Lantai 6088
3,6 21917,206 332,655
Faktor reduksi gempa representatif ( R ) 1 ,113

R = 8,5 ( Detail Penuh ) Lantai 7240


8 57922,44 879,137
Berat Bangunan ( Wt ) dari output SAP GF ,305
2000 288918,076 4384,846

Wt =71405,77 Kn-m
Beban gempa dasar ( V ) 4.4.6. Perhitungan Pondasi
Rencana Dimensi Tiang, Tiang Pondasi
bored pile direncanakan dengan dimensi

 Gaya Geser Tingkat Hasil Perhitungan Tulangan Pondasi

KOLOM Tulangan
Jumlah
YANG As Perlu yang
Menentukan gaya geser tingkat Tiang
DITOPANG digunakan
Story Wi Hi Wi * Hi Fi
Kolom K1
Lantai 5513 25 1607,68 8 D 16
3,6 19848,402 301,256 (50 x 125 )
11 ,445
Kolom K2
Lantai 5654 36 1496,25 8 D 16
3,6 20355,786 308,856 (70 x 100)
10 ,385
Lantai 5654
3,6 20355,786 5. KESIMPULAN
308,856
9 ,385
A. KESIMPULAN
Lantai 5654 Setelah dilakukan pengumpulan data,
3,6 20355,786 308,856
8 ,385 pembahasan dan analisis pada bab-bab

Lantai 5904 sebelumnya berdasarkan data yang ada, maka


3,6 21257,802 322,647 dapat di tarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
7 ,945
1. Penentuan Pembebanan disesuaikan fungsi
Lantai 5904
3,6 21257,802 322,647 dari bangunan yang mengacu SNI 2013
6 ,945
khususnya beban hidup
Lantai 5904
3,6 21257,802 322,647 2. Perencanaan bangunan 11 lantai dengan
5 ,945
fungsi utama sebagai Ruangan Hotel
Lantai 5961 3,6 21463,088 325,763
memiliki luas bangunan sekitar ±

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 474


Rury Mahendra Persada, Sumarman.

20.400,287 m2 dengan menggunakan 3. Untuk perencanaan pondasi sebaiknya


dimensi kolom, untuk lantai Ground Floor dilakukan penyondiran untuk mengetahui
ialah kolom 50 x 125 dan kolom 70 x 100 jenis tanah supaya bisa menentukan jenis
,untuk lantai 1 adalah 55 x 105 dan 70 x pondasi yang akan digunakan dalam
100 , untuk lantai 2 – 4 ialah kolom 55 x 90 pembangunan gedung
dan kolom 60 x 100, untuk lantai 5 – 7 ialah
kolom 55 x 75 dan kolom 50 x 90, untuk DAFTAR PUSTAKA
lantai 8 – 11 ialah kolom 55 x 60 dan
kolom 50 x 70 , kemudian untuk balok Badan Standardisasi Nasional. “Persyaratan
dengan dimensi 40 x 80 cm, 35 x 70 cm dan beton Struktural untuk Bangunan gedung
30 x 60 cm, dengan tebal pelat lantai 13 cm (SNI 2847: 2013)”
dan atap menggunakan plat dengan tebal
12 cm. Cahya, Indra. 1999. “Beton Bertulang”. Malang.
3. Dari hasil perhitungan pada pelat lantai
memakai tulangan D 10. Untuk balok portal Harviani, Cahya Ruslina. 2011. “Pembangunan
dan balok anak menggunakan tulangan D Asrama SMK BHAKTI HUSADA
22, dan untuk tulangan gesernya berjarak, Kuningan”. (Skripsi) Universitas Swadaya
150mm, 100mm, 170mm. Pada Gunung Jatu Cirebon.
perhitungan kolom memakai tulangan D 25
, D29 , dan D32 dengan tulangan geser Saefudin dan Djamaluddin. 1999. “Konstruksi
berjarak 100mm dan 150mm. Beton Bertulang”. Bandung : Angkasa.
4. Pemilihan pondasi menggunakan pondasi
tiang pancang, ini didasarkan pada Salim, Roni. 2105. “Analisis Kinerja Bangunan
pengamatan yang sudah dilakukan . Beton Bertulang dengan berbentuk L yang
Mengalami Beban Gempa Terhadap Efek
B. SARAN Soft – Storey”. (Skripsi) Universitas
1. Konsep perencanaan harus disesuaikan Swadaya Gunung Jati Cirebon.
dengan fungsi bangunan tersebut yang
mengacu Standar yang sudah disesuaikan Satyorno, Iman. 2009. “SAP 2000 untuk
(SNI–1727-2013), Dengan demikian Struktur 2D dan 3D”. Universitas Gadja
kekuatan dari bangunan tersebut bisa mada yogyakarta
menampung beban sesuai dengan
kapasitasnya. Sunggono. 1984. “Teknik Sipil”. Bandung :
2. Peninjauan lebih lanjut dalam penentuan Nova.
dimensi struktur baikpelat, balok, kolom
maupun pondasi yang direncanakan Peraturan undang – undang No 8 tahun 2002
berdasarkan pembebanan yang diterima tentang bangunan gedung
masing – masing profil.

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 475


Analisis Perencanaan Struktur Hotel Dialog Grage Cirebon ...

Yusuf. 2105. “Analisis Perencanaan Gedung


Aula dan Rektorat Universitas Swadaya
Gunung Jati Cirebon dengan Menggunakan
Struktur Beton”. (Skripsi) Universitas
Swadaya Gunung Jati Cirebon.

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 476

Anda mungkin juga menyukai