Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Konstruksi ISSN : 2085 - 8744

UNSWAGATI CIREBON

JURNAL KONSTRUKSI
ANALISIS DAN PERENCANAAN GEDUNG PT. MULTI USAHA
PRIMA INDONESIA XL DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR
BETON SNI : 2847 - 2013
Ramin*, Sumarman**

*) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
**) Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

ABSTRAK
Di era globalisasi perkembangan teknologi dan infrastruktur yang begitu pesat harus di imbangi
dengan sarana telekomunikasi yang baik. Untuk menunjang akses komunikasi yang lebih baik,
dibangunnya gedung xl ini bertujuan untuk mempermudah serta meningkatkan akses komunikasi
masyarakat khususnya kota Cirebon.
Pada tahun 2013 terbit peraturan terbaru yaitu SNI 2847-2013 tentang tata cara perhitungan
struktur beton. SNI 1727-2013 tentang pembebanan bangunan gedung. Atas dasar kriteria keselamatan
maka semua proses pembangunan gedung xl ini mengacu kepada peraturan tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Prima Multi Usaha Indonesia XL penulis meredesain
sebuah gedung dengan menngunakan material struktur beton yang terdiri dari 4 lantai. Lantai dasar
diperuntukan untuk lobby, tempat meeting, ruang admin, ruang tamu, musholah. Lantai 2 ruang IT, cctv,
HRD. Lantai 3 ruang arsip, akunting, pajak. Lantai 4 ruang komisaris dan direktur.
Analisis struktur digunakan software SAP, perencanaan menggunakan material beton. Hasil yang
didapat berupa analisis dan gambar desain struktur gedung xl.

Kata Kunci : SNI 2847-2013, SNI 1727-2013, dan software SAP.

ABSTRACT
In the era of globalization and technological development is so rapid infrastructure must be
balanced with good telecommunication facilities. To support access to better communication,
construction xl building aims to simplify and improve access to public communications, especially the
city of Cirebon.
In 2013 published the latest regulations on procedures ISO 2847-2013 calculation of concrete
structures. ISO 1727-2013 on the imposition of the building. On the basis of safety criteria then all xl
building process refers to the regulation.
Based on data obtained from PT. Prima Multi Usaha Indonesia XL author redesign a building
with material menngunakan concrete structure consists of 4 floors. The ground floor is intended for
lobbies, meeting, admin room, living room, small mosque. Level 2 IT space, cctv, HRD. The 3rd floor of
the archives, accounting, tax. 4th floor room commissioners and directors.
Analysis of the structure used SAP software, planning using concrete materials. Results obtained
in the form of analysis and design drawings xl building structure.

Keywords : ISO 2847-2013, ISO 1727-2013, and SAP software.

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 425


Analisis Dan Perencanaan Gedung PT. Multi Usaha Prima Indonesia Xl ...

1. PENDAHULUAN Usaha Indonesia XL sesuai dengan


A. LATAR BELAKANG SNI – 2847 – 2013 Beton bertulang
Di era globalisasi ini setiap negara dan SNI – 1727 – 2013 pembebanan.
mengalami perkembangan teknologi dan 2. Merencanakan struktur hanya areal
infrastruktur yang cukup pesat termasuk pembangunan PT. Prima Multi Usaha
Indonesia. Untuk membuat Indonesia Indonesia XL.
menjadi lebih maju, pembangunan jaringan 3. Tidak merencanakan instalasi listrik
telekomunikasi serta sarana infrastruktur 4. Mengvisualisasikan melalui
terus dilakukan diseluruh wilayah Indonesia penggambaran 2D.
salah satunya adalah Kota Cirebon.
Untuk membuat Kota Cirebon lebih 2. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN
baik, pembangunan jaringan TEORI
telekomunikasi serta infrastrukturnya terus A. KAJIAN PUSTAKA
dilakukan. Ini terbukti dari perusaahaan 1. Perencanaan Sejenis
swasta telekomunikasi XL yang Penelitian yang pernah dilakukan
membangun Kantor 4 lantai di jalan cipto sebelumnya dengan studi kasus yang
No. 133. memiliki permasalahan analisis dan
Atas dasar kriteria kesalamatan dan pembahasan dengan memiliki kemiripan
layanan prima maka proses perencanaan yang nantinya bisa menjadi bahan sebagai
pembebanan harus sesuai dengan SNI 1727 referensi dalam penyusunan yang akan
- 2013 serta perencanaan struktur gedung dilakukan, dibawah ini ada beberapa
ini harus mengacu dengan SNI - 2847- analisis kajian yang pernah dilakukan
2013 beton bertulang, yang merupakan sebelumnya, antara lain adalah sebagai
peratuaran terbaru yang disesuaikan dengan berikut :
perkembangan teknologi material terkini Pertama analisis perencanaan yang
dengan mengacu pada AISC, selain itu dilakukan oleh Dede Agi Kusuma
dalam perhitungan rekayasa gempa juga (Universitas Muhammadiyah Surakarta
harus mengacu pada SNI 1726 – 2012. 2015) melakukan perencanaan. Dengan
Agar gedung tidak mengalami judul penelitian yaitu Analisis
kegagalan konstruksi seperti yang terjadi di Perencanaan Gedung 5 lantai + 1
proyek pembangkit listrik menara Basement Dengan Prinsip Daktial
pendingin Willow Island pada tahun 1978 Parsial Di Wilayah Gempa 3 SNI 1727-
di West Virginia Amerika. Yang mengalami 2002.Permasalahan yang dihadapi
runtuhnya konstruksi bangunan karena bangunan tidak mampu lagi untuk
proses perencanaan yang buruk. menampung berbagai aktifitas yang
dilakukan.
B. FOKUS PERMASALAHAN Kedua Perencanaan yang dilakukan
Pada penelitian ini difokuskan oleh Arifin Setiawanmelakukan analisis
mendesain dan menganalisis pembangunan struktur. Judul penelitian yaitu
gedung PT. Prima Multi Usaha Indonesia perencanaan Struktur Gedung Lantai
XL Tinggi (Kantor PT. Halim Sakti Jl. HR
Muhammad Surabaya) memakai
C. BATASAN MASALAH sistem struktur Special Moment
Dalam skripsi dengan judul Resisting Frame SNI 03-2847-2002
“ANALISIS PERENCANAAN GEDUNG dikenal dengan nama sistem rangka
PT. PRIMA MULTI USAHA INDONESIA pemikul moment khusus. Permasalahan
XL DENGAN MENGGUNAKAN yang dihadapi adalah bagaimanakah
STRUKTUR BETON SNI 2013” akan merencanakan gedung bertingkat tersebut
menjelaskan permasalahan yang ada pada sesuai dengan konsep Spesial Moment
daerah kajian, sehingga dicarikan solusi Resisting Frame dan melakukan
pada permasalahan tersebut. Maka dari itu modifikasi letak bangunan pada wilayah
perlu adanya batasan penulisan yang gempa yang berbeda.
bertujuan untuk penyusunan Skripsi, Berdasarkan hasil kajian penulis
batasan masalah yang di angkat sebagai dari kedua perencanaan di atas mengenai
berikut : perencanaan suatu struktur gedung.
1. Hanya merencanakan dan mendesign Penulis menilai bahwa yang paling
konstruksi gedung PT. Prima Multi mendekati dan mempunyai persamaan

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 426


Ramin, Sumarman.

dalam hal perencanaan struktur dengan 3. Dasar Perencanaan


perencanaan yang Penulis lakukan adalah A. Pembebanan
perencanaan yang kedua. Tujuan utama dari rancang
B. LANDASAN TEORI bangun struktur adalah untuk
1. Bangunan Gedung menyediakan ruang agar dapat
Berdasarkan Undang-Undang digunakan untuk berbagai macam
Republik Indonesia No. 28 tahun 2002 fungsi, aktifitas atau keperluan (SNI-
tentang bangunan gedung. Bangunan 1727-2013). Contoh dari pemanfaatan
gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan struktur antara lain adalah:
konstruksi yang menyatu dengan tempat 1) Struktur bangunan gedung
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya (building) yang digunakan untuk
berada di atas atau di dalam tanah yang tempat hunian atau beraktifitas.
berfungsi sebagai tempat manusia 2) Struktur jembatan (bridge) atau
melakukan kegiatan, baik untuk hunian terowongan (tunnel) yang
atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, digunakan untuk menghubungkan
kegiatan usaha, kegiatan sosial budaya, suatu tempat dengan tempat
maupun kegiatan khusus. Terdapat 3 pasal lainnya.
pengaturan bangunan gedung dengan 3) Struktur bendungan, yang
tujuan untuk: digunakan untuk penampungan
a. Mewujudkan bangunan gedung dan pengelolaan/pemanfaatan air,
yang fungsional dan sesuai dengan dan masih banyak lagi bentuk
tata bangunan gedung yang serasi struktur.
dan selaras dengan lingkungan.
b. Mewujudkan tertib penyelenggaraan B. Beban Mati
bangunan gedung yang menjamin Beban mati adalah berat seluruh
keandalan teknis bangunan gedung bahan bangunan gedung yang terpasang,
dari segi keselamatan, kesehatan, termasuk dinding, atap, plafon, tangga,
kenyamanan, dan kemudahan. dinding partisi tetap, finishing, klading
c. Mewujudkan kepastian hukum gedung dan komponen arsitektural dan
dalam penyelenggaraan bangunan struktural lainnya serta peralatan lain-
gedung. lainnya yang terpasang termasuk keran.
Tujuh fungsi bangunan gedung (SNI-1727-2013 pasal 3)
berdasarkan pasal 5, tepat pada ayat 4
diantaranya adalah mengenai pasar dan 1) Bahan Bangunan
jajaranya. Menyatakan bahwa bangunan
gedung dengan fungsi usaha Tabel 2.3 Berat Sendiri Bahan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Bangunan
meliputi bangunan gedung untuk Keterang
No. Material Berat
perkantoran, perdagangan, an
perindustrian, wisata dan rekreasi, 7850kg
1. Baja
terminal, dan penyimpanan. /m3
Batu 2600kg
2.
2. Beton Bertulang alam /m3
Beton adalah suatu campuran Batu
yang terdiri dari pasir, kerikil, batu belah,
pecah, atau agregat-agregat lain yang batu 1500 Berat
3.
dicampur menjadi satu dengan suatu bulat, kg/m3 tumpuk
pasta yang terbuat dari semen dan air batu
membentuk suatu massa mirip batuan. gunung
Terkadang, satu atau lebih bahan aditif Batu 700 Berat
4.
ditambahkan untuk menghasilkan beton karang kg/m3 tumpuk
dengan karakteristik tertentu, seperti Batu 1450
5.
kemudahan pengerjaan (workability), pecah kg/m3
durabilitas dan waktup engerasan. (Mc Batu 7250kg
Cormac, 2004:1). 6.
tuang /m3
2200
7. Beton
kg/m3

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 427


Analisis Dan Perencanaan Gedung PT. Multi Usaha Prima Indonesia Xl ...

Batu 2400 cm tebal :


8.
bertulang kg/m3
1000 Dinding
9. Kayu Kelas 1 pasangan
kg/m3 450kg/m
Kering batako 2
3.
udara  Satu batu
250
Krikil, 1650 sampai  Setengah
10. kg/m2
koral kg/m3 lembab, batu
tanpa Dinding
diayak pasangan
Pasangan batako :
1700
11. batu Berlubang
kg/m3
merah :
Pasangan Tebal
atu belah, dinding 20 200
batu 2200 cm (HB kg/m2
12.
bulat, kg/m3 20)
batu Tebal
gunung 4. dinding 10 120
Pasangan cm (HB kg/m2
2200
13. batu 10)
kg/m3
cetak Tanpa 300
Pasangan lubang : kg/m2
1450
14. batu Tebal 200
kg/m3
karang dinding 15 kg/m2
Kering cm
1600 udara Teal
15. Pasir
kg/m3 sampai dinding 10
lembab cm
1800
16. Pasir Jenuh air Langit-langit
kg/m3 Terma
& dinding,
Kering suk
Pasir terdiri :
1850 udara 11 rusuk-
17. kerikil,
kg/m3 sampai  Semen
koral kg/m2 rusuk,
lembab asbes
tanpa
Kering 5. (eternit),T
Tanah, 10 pengg
ebal maks
18. lempung
1700 udara kg/m2 antung
kg/m3 sampai 4 mm
atau
dan lanau
lembab  Kaca, penga
Sumber : SNI–1727-2013 tebal 3-5 ku
mm
2) Komponen Gedung Tanpa
langit-
Tabel 2.4 Berat Sendiri langit,
Komponen Gedung bentan
Material Keter Lantai kayu g
No Berat
angan sederhana 2 maks
6. 40 kg/m
Adukan, per dengan 5 m,
cm tebal : balok kayu beban
 Dari hidup
semen 21 kg/m2 maks
1.
 Dari 17 kg/m2 200
kapur, kg/m2
semen Penggantung Benta
merah/tras 7. langit-langit 7 kg/m2 ng
2. Aspal, per 14 kg/m2 (kayu) maks

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 428


Ramin, Sumarman.

5 m, 1) Beban Hidup Pada Lantai Gedung


jarak
s.k.s Tabel 2.5 Beban Hidup Pada
min Lantai Gedung
0,80 NO Hunian Berat Ketera
m ngan
Denga Gedug
n reng perkantoran
dan - Ruang
Penutup atap 2 usuk/k kantor
8. 50 kg/m
genteng aso - Korid 240k
per m2 1.
or di g/m2
bidang atas
atap lantai
Denga pertam
n reng a
Penutup atap
9. 40 kg/m2 dan Ruang Kursi
sirap
usuk/k Pertemuan tetap
aso Lobi 479k dan
Penutup atap 2.
Panggung g/m2 tidak
seng Tanpa pertemuan sama
10. 10 kg/m2
gelombag usuk Lantai podium saja
(BJLS-25) 3. Ruang makan 479k
Ubin, dan Restoran g/m2
semen 4. Tempa
, t
portla Ruang 359k bowlin
Penutup nd, olahraga g/m2 g,
11. lantai ubin, 7 24 kg/m2 teraso kolam
cm tebal dan renang
beton, 5. 479k
tanpa Ruang dansa
g/m2
aduka 6. Masjid
n ,
Semen asbes
12. 11 kg/m2 gereja,
gelombang ruang
pagela
Sumber :SNI–1727-2013 Lantai dan ran/rap
balkon dalam 479k at,
C. Beban Hidup dari ruang g/m2 biosko
Beban hidup adalah beban yang pertemuan p
diakibatkan pengguna dan penghuni denga
bangunan pedung atau struktur lain yang n
tidak termasuk beban konstruksi beban tempat
lingkungan, seperti beban angin, beban duduk
hujan, beban gempa, beban banjir atau tetap
beban mati. (SNI-1727-2013 pasal 4.1) 7.
Korido
r di
383k
Rumah sakit atas
g/m2
lantai
pertam
a
8. Tangg
Tangga, dan 479k
a
jalan keluar g/m2
perkan

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 429


Analisis Dan Perencanaan Gedung PT. Multi Usaha Prima Indonesia Xl ...

toran Persiapan
9. Lantai
192k
Tangga, untuk
g/m2 Studi Literatur Lingkup
rumah tinggal
10. Ruang 287k
perpustakaan g/m2 Pengumpulan Data

11. Toko Eceran 479 Minim Data Primer Data Skunder


Grosir 600 um

Perencanaan
12. 250
Hotel kg/m Desain
2

13. Gambar cad Pembebanan Dimensi


Sekolah 192k struktur
Ruang kelas g/m2 Plat
Minim
Di atas lantai 383
um Balok
pertama kg/m
2
kolom

Pondasi
Sumber:SNI-1727-2013
ok Analisis
Tidak
3. METODE DAN OBYEK PENELITIAN Kesimpulan
A. Metode Penelitian
Desain penelitian dimulai dengan
mengumpulkan dan mempelajari literatur
yang berkaitan dengan perencanaan. Gambar 3.1 Kerangka Alur Penelitian
Mengumpulkan data yang akan digunakan
sebagai data dalam obyek. Desain yang B. LOKASI PENELITIAN
digunakan dalam penelitian ini sebagai Lokasi proyek gedung PT. Prima
berikut: Multi Usaha Indonesia XL di jalan
Dr.Cipto Mangun Kusumo No.133
1. Mencari data-data berupa,data
Cirebon:
eksisting berupa luas tanah luas
bangunan serta fungsi bangunan yang
akan direncanakan
2. Studi literatur dengan mengumpulkan
reverensi dan metode yang dibutuhkan
sebagai tinjauan pustaka baik dari
buku maupun media lain (internet).
3. Pengolahan dan analisa data-data yang
didapat.
4. Perencanaan gedung bertingkat
5. SNI pembebanan 2013.
6. Pengambilan kesimpulan dan saran
dari hasil kajian Gambar 1.1 Lokasi penelitian

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 430


Ramin, Sumarman.

4. HASIL PENELITIAN DAN Gambar 4. Denah Lantai


PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Dari hasil analisis, pembangunan
gedung xl ini penting untuk menunjang
kemajuan jaringan telekomunikasi di
nusantara khususnya di Cirebon.
Dan dalam perencanaan bangunan
gedung xl yang menggunakan struktur
Beton, serta menerapkan SNI 2013 dalam
acuan pembebanan didapatkan penggunaan
profil struktur pada pembangunannya
adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Profil struktur gedung xl

Lantai Dimensi
Atap - Dak beton 11
cm
pelat 4-2 13 cm Gambar 4.2 Denah Lantai 2

Balok 4-2 90x 40


Portal 1
Balok 4-2 60 x 30
Portal 2
Balok Anak 4-2 40 x 20
Balok 4-2 50 x 30
Induk
Kolom 1 1-2 60 x 40
Kolom 2 3-4 40 x 40
Gambar 4.3 Denah Lantai 3

B. PEMBAHASAN
1. Desain Struktur
Bangunan yang direncanakan terdiri
dari 4 lantai berdasarkan data pada bab
sebelumnya dengan perencanaan bangunan
lantai dasar pada gedung xl diperuntukan
untuk lobby, ruang tamu, tempat meeting,
ruang admin, ruang pick up, ruang SME,
ruang ASMBM, ruang promo, war room,
gudang, ruang khazanah dan mushola. Gambar 4.4 Denah Lantai 4
Lantai 2 diperuntukan untuk ruang
meeting, ruang IT, ruang cctv, HRD, pantry
ruang server dan coffee break.
Lantai 3 ruang arsip, ruang akunting,
ruang pajak dan gudang suplaiyer.
Lantai 4 untuk ruang meeting, ruang
tunggu, ruang komisaris dan ruang direktur.

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 431


Analisis Dan Perencanaan Gedung PT. Multi Usaha Prima Indonesia Xl ...

C. Merencang Struktur Dengan SAP


1. Menentukan bentuk struktur
Cara menentukan grid pada SAP
yaitu klik new, pilh satuan KN,m,C setelah
itu pilih grid only. Seperti yang tergambar
di bawah ini

Gambar 4.9 Pengesetan untuk bahan materia


4. Mendesain balok
Klik define, pilih section
properties lalu klik frame section, lalu
klik add new property. Isikan nama
Gambar 4.7 Tampilan New Model dan Grid balok portal pada section name, pilih
Only beton pada material, isi depth 0.45 dan
width 0.35, lalu klik concrete
2. Menentukan garis grid reinforcemen, lalu ganti design type
Cara memasukan grid pada SAP dengan beam, ganti selimut beton 0.04
yaitu isi number 0f story = 4, arah X = 2, (terlindungi) lalu OK dan OK.
dan Y = 7, story height =16.5, arahX = 11, Setelah itu lakukan hal yang sama
Y= 40.15, dan lalu klik OK. untuk mendesain balok anak dan balok
induk. Untuk balok induk isi depth 0.40
dan width 0.30,untuk balok anak isi
depth 0.40 dan width 0.27

Gambar 4.8 Tampilan pengisian informasi


bentang

3. Mendesain Material Gambar 4.10 Pengesetan untuk Frame


Klik define, klik material, lalu klik material balok
add new material. Isikan nama beton pada
material. Ganti tipe material dengan
concrete, isikan satuan KN,m,c. Isikan 24
pada weight per unit volume, isikan
modulus elastis E = 23500000 atau
(4700√fc), dan isikan fc’ = 30000 lalu klik
OK.

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 432


Ramin, Sumarman.

5. Mendesain kolom mengacu SNI 2013 khususnya


Klik define, pilih section beban hidup
properties lalu klik frame section, lalu 2. Perencanaan bangunan 4 lantai
klik add new property. Isikan nama dengan luas bangunan sekitar 1766
Kolom pada section name, pilih beton m2 dengan menggunakan dimensi
pada material, isi depth 0.60 dan width kolom 40 x 40 cm, 60 x 40 cm dan
0.40, klik concrete balok anak dengan dimensi 20 x 40
reinforcemen, lalu isi selimut beton cm, balok induk 30 x 50, kemudian
menjadi 0.04 lalu (terlindungi) isi balok portal 30 x 60 cm, 40 x 90
jumlah tulangan 4 dan 3, ganti bar size cm dengan tebal pelat atap 11 cm
menjadi 19d (diameter 25 milimeter). dan pelat lantai 13 cm.
Lalu klik OK. Seperti Gambar Berikut 3. Dari hasil perhitungan pada pelat
atap dan lantai memakai tulangan Ø
10. Untuk balok portal, balok
induk, balok anak menggunakan
tulangan D16, dan untuk tulangan
gesernya berjarak,100 mm,150 mm
hingga 250 mm.
4. Pemilihan pondasi menggunakan
pondasi tiang pancang, ini
didasarkan pada pengamatan yang
sudah dilakukan

B. SARAN
Gambar 4.11 Pengesetan untuk frame 1. Konsep perencanaan harus
material kolom disesuaikan dengan fungsi
bangunan tersebut yang mengacu
6. Mendesain plat Standar yang sudah disesuaikan
Klik define, pilih section properties (SNI–1727-2013) maupun (SNI-
lalu klik area section, lalu klik add new 2847-2013), Dengan demikian
property. Isikan nama plat pada section kekuatan dari bangunan tersebut
name, pilih beton pada material, isi bisa menampung beban sesuai
membrane 0.13 dan bending0.13,lau klik ok dengan kapasitasnya.
2. Perlu adanya peninjaun lanjut
dalam penentuan dimensi baik plat,
balok, maupun kolom yang
direncankan berdasarkan
pembebanan yang diterima masing-
masing profil. Dengan harapan agar
gedung tidak runtuh setelah terjadi
gempa kuat (yang berulang-ulang
dalam kurun waktu 500 tahun) akan
terwujud.
.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 4.12 Pengesetan untuk material Plat Analisis perencanaan yang dilakukan oleh Dede
Agi Kusuma (Universitas Muhammadiyah
5. KESIMPULAN DAN SARAN Surakarta 2015 ( Dengan judul penelitian
A. KESIMPULAN yaitu Analisis Perencanaan Gedung 5
Setelah dilakukan pengumpulan lantai + 1 Basement Dengan Prinsip
data, pembahasan dan analisis pada bab-bab Daktial Parsial Di Wilayah Gempa 3 SNI
sebelumnya berdasarkan data yang ada, 1727-2002 ).
maka dapat di tarik suatu kesimpulan
sebagai berikut: Arifin Setiawan melakukan analisis struktur.
1. Penentuan Pembebanan disesuaikan Judul penelitian yaitu perencanaan
fungsi dari bangunan yang Struktur Gedung Lantai Tinggi (Kantor

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 433


Analisis Dan Perencanaan Gedung PT. Multi Usaha Prima Indonesia Xl ...

PT. Halim Sakti Jl. HR Muhammad


Surabaya) memakai sistem struktur
Special Moment Resisting Frame SNI 03-
2847-2002.

Amdhani Prihatmoko Wibowo perencanaan


struktur rusunnawa 2 twin blok priwulung
sleman yogyakarta dengan menggunakan
sistem rangka pemikul momen khusus
(SRPMK) dan sistem rangka pemikul
momen menengah (SRPMM).

Badan Standardisasi Nasional. Persyaratan


beton Struktural untuk Bangunan gedung
( SNI 2847: 2013 ).

Badan Standardisasi Nasional. Beban minimum


untuk Perencanaan bangunan gedung dan
struktur lain ( SNI 1727: 2013 ).

Departemen Pekerjaan Umum. Pedoman


Perencanaan PembebananUntuk Rumah
dan Gedung ( SKBI - 1.3.53.1987 ).

Peraturan undang – undang No 8 tahun 2002


tentang bangunan gedung.

Yusuf. 2016. SAP 2000 untuk Struktur 2D dan


3D. Universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon.

Jurnal Konstruksi, Vol. VI, No. 5, April 2017 | 434

Anda mungkin juga menyukai