Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gagal J
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gagal J
1. Khaerul fahmi
2. Lady diana
3. Baiq seriani
4. Hardianto
5. Bayu candra susanto
TA. 2021
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Gagal jantung adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa
oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curahjantung) tidak mampu memenuhi
kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan. Kadang orang salah
mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung. Sebenarnya istilah gagal jantung
menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan beban
kerjanya.
2. Epidemiologi
Prevalensi gagal jantung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ada dua
faktor utama yang memberi kontribusi terhadap peningkatan insidens gagal jantung pada
beberapa dekade terakhir. Yang pertama, meningkatnya umur harapan hidup membuat
proporsi penduduk usia lanjut bertambah besar. Yang kedua, di era modern ini inovasi
terapi membuat berbagai kasus kegawatan kardiovaskular dapat diselamatkan, namun
menyisakan masalah berupa gangguan fungsi pompa jantung akibat rusaknya sebagian
otot jantung. Meskipun berbagai pendekatan terapi gagal jantung meliputi terapi
farmakologis, prosedur intervensi dan pembedahan telah banyak ditawarkan, kematian
penderita gagal jantung masih sangat tinggi apabila penyebabnya tidak teratasi. Ketika
diagnosa gagal jantung ditegakkan, maka dapat diramalkan berapa lamakah seseorang
akan bertahan hidup. Telah dilaporkan, bahwa ketahanan hidup seorang penderita gagal
jantung bahkan lebih buruk dari penderita kanker ganas. Pada tahun ketiga, hanya 24
persen penderita gagal jantung yang masih bertahan hidup.
3. Penyebab
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab
kelainan fungsi otot mencakup arterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit
otot degeneratif atau inflamasi.
- Aterosklerosis Koroner
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
- Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan peningkatan curah
jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat
menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit juga dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
4. Patofisiologi
Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel
kiri paling sering mendahului gagal ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim
dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan/ sinkron, maka kegagalan
salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
5. Klasifikasi
1. Derajat 1: Tanpa keluhan – Anda masih bisa melakukan aktivitas fisik sehari-hari
tanpa disertai kelelahan ataupun sesak napas
2. Derajat 2: Ringan – aktivitas fisik ringan/sedang menyebabkan kelelahan atau sesak
napas, tetapi jika aktivitas ini dihentikan maka kluhan pun hilang
3. Derajat 3: Sedang – aktivitas fisik ringan/sedang menyebabkan kelelahan atau sesak
napas, tetapi keluhan akan hilang jika aktivitas dihentikan
4. Derajat 4: Berat – tidak dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari, bahkan pada saat
istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika melakukan aktivitas.
Menurut lokasi terjadinya :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak mampu
memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
menyebabkan cairan terdorong kejaringan paru. Manifestasi klinis yang terjadi meliputi
dispnu, batuk, mudah lelah, takikardi dengan bunyi jantung S3, kecemasan dan
kegelisahan.
Bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti visera dan jaringan perifer. Hal
ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan
adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali
dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang tampak meliputi : edema akstremitas bawah
yang biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali
(pembesaran hepar), distensi vena leher, asites (penimbunan cairan didalam rongga
peritonium), anoreksia dan mual, nokturia dan lemah.
6. Komplikasi
- Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah.
7. Gejala Klinis
Sesak napas
Merasa lelah
Tidak ada nafsu makan
Bengkak di pergelangan kaki, kaki, tungkai (kadang perut)
Batuk (yang semakin memburuk pada malam hari atau ketika berbaring)
Berat badan bertambah
Sering berkemih
Nyeri dada, angina akut/kronis
Nyeri abdomen kanan atas
Insomnia
8. Pemeriksaan Fisik
- Auskultasi nadi apikal, biasanya terjadi takikardi (walaupun alam keadaan berustirahat)
- Bunyi jantung, S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama
gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke atrium yang distensi. Murmur
dapat menunjukkan inkompetensi / stenosis katup.
- Palpasi nadi perifer, nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan
pulsus alternan (denyut kuat lain dengan denyut lemah) mungkin ada.
- Tekanan darah
- Pemeriksaan kulit : kulit pucat (karena penurunan perfusi perifer sekunder) dan
sianosis (terjadi sebagai refraktori Gagal Jantung Kronis). Area yang sakit sering berwarna
biru/belang karena peningkatan kongesti vena
- Haluaran urine biasanya menurun selama sehari karena perpindahan cairan ke jaringan
tetapi dapat meningkat pada malam hari sehingga cairan berpindah kembali ke sirkulasi
bila pasien tidur.
9. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
10. Diagnosis
Kriteria Mayor
- Kardiomegali
- Irama derap S3
Kriteria Minor
- Hepatomegali
Kriteria Mayor/Minor
11. Therapy
1. Pengkajian
Airway
Penilaian akan kepatenan jalan nafas, meliputi pemeriksaan mengenai adanya obstruksi
jalan nafas, adanya benda asing. Pada klien yang dapat berbicara dapat dianggap jalan
nafas bersih . Dilakukan juga pengkajian adnya suara nafas tambahan seperti snooring.
Breathing
Frekwensi nafas, apakah ada penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi dinding dada,
adanya sesak nafas. Palpasi pengembangan paru, auskultasi suara nafas, kaji adanya
suara nafas tambahan seperti ronchi, wheezing, dan kaji adanya trauma pada dada.
Circulation
Dilakukan pengkajian mengenai volume darah dan cardiac output serta adanya
perdarahan. Pengkajian juga meliputi status hemodinamik, warna kulit, nadi.
Disability
Nilai tingkat kesadaran, serta ukuran dan reaksi pupil.
- Anamnesis dapat menggunakan pola AMPLE ( Alergi, Medikasi, Past Illness, last meal,
environment.)
- Pemeriksaan fisik dimulai dari kepala hingga kaki dan dapat pula ditambahkan
pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik seperti foto thoraks, dll.
Kumpulan data :
a. Identitas
c. Data Bio-psiko-sosial-spiritual
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : kesadaran, bangun tubuh, postur tubuh, warna kulit, turgor kulit.
- Suhu
- Nadi
Frekwensi
Irama
Ciri denyutan
- Tensi
- Respirasi
2. Analisa Data
- Data subyektif
- Data obyektif
3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan dispnu akibat oksigenasi yang tidak
adekuat.
2. Aktivitas terganggu berhubungan dengan kelelahan akibat dispnu.
3. Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan pitting edema.
4. Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia &
mual.
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pitting edema.
4. Rencana Tindakan
D1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan dispnu akibat oksigenasi yang tidak
adekuat.
D5. Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia & mual.
Tujuan : Nafsu makan pasien meningkat, supan nutrisi pasien adekuat.
Tindakan/ intervensi Rasional
Pasien distres pernapasan akut sering anoreksia karena
Mandiri :
dispnea, produksi sputum, dan obat. Selain itu, banyak
pasien PPOM mempunyai kebiasaan makan buruk,
Kajji kebiasaan diet, masukan
meskipun kegagalan pernapasan membuat status
makanan saat ini. Catat
hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan kalori.
derajat kesulitan makan.
Sebagai akibat, pasien sering masuk RS dengan beberapa
Evaluasi berat badan dan
derajat malnutrisi. Orang yang mengalami emfisema
ukuran tubuh.
serig kurus dengan perototan kurang.
Penurunan/ hipoaktif bising usus menunjukkan
penurunan motilitas gaster dan konstipasi (komplikasi
Auskultasi bunyi usus. umum) yang berhubungan dengan pembatasan
pemasukan cairan, pilihan makanan buruk, penurunan
aktivitas, dan hipoksemia.
Berikan perawatan oral
Rasa tak enak, bau dan penampilan adalah pencegah
sering, buang sekret, berikan
utama terhadap nafsu makan dan dapat membuat mual
wadah khusus untuk sekali
dan muntah dengan peningkatan kesulitan napas.
pakai dan tisu.
Dorong periode istirahat
Membantu menurunkan kelemahan selama waktu
semalam 1 jam sebelum dan
makan dan mamberikan kesempatan untuk
sesudah makan. Berikan
meningkatkan masukan kalori total.
makan porsi kecil tapi sering.
Dapat menghasilkan distensi abdomen yang
Hindari makanan penghasil
mengganggu napas abdomen dan gerakan diafragma,
gas dan minuman karbonat.
dan dapat meningkatkan dispnea.
Hindari makanan yang sangat Suhu ekstrem dapat mencetuskan/ meningkatkan
panas atau sangat dingin. spasme batuk.
Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun
tujuan berat badan, dan evaluasi keadekuatan rencana
Timbang berat badan sesuai
nutrisi. Catatan : penurunan berat badan dapat
indikasi.
berlanjut, meskipun masukan adekuat sesuai teratasinya
edema.
Berikan tekanan alternatif/ kasur, kulit Menurunkan tekanan pada kulit, dapat
domba, perlindungan siku/ tumit. memperbaiki sirkulasi.
5. Evaluasi
Diagnosa evaluasi
S : Pasien sudah tidak mengeluh sesak
nafas lagi.
Gangguan pola nafas berhubungan dengan
O : Nafas pasien mulai normal (RR 16-20
dispnu akibat oksigenasi yang tidak adekuat.
kali permenit).
A : Masalah teratasi.
P:-
S : Pasien mengatakan bisa melakukan
aktivitas ringan tanpa bantuan orang lain
(BAB & BAK sendiri).
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelelahan akibat dispnu. O : Pasien sudah dapat beraktivitas
kembali.
A : Masalah teratasi
P:-
Gangguan keseimbangan volume cairan S : Pasien mengatakan edemanya sudah
mulai mengempis.
P:-
S : Pasien mengatakan sudah tidak mual
lagi.
Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan
O : Nafsu makan paien sudah mulai
tubuh berhubungan dengan anoreksia &
meningkat, pemasukan nutrisi sudah
mual.
adekuat.
A : Masalah teratasi
P:-
S : Pasien mengatakan elastisitas kulitnya
sudah mulai membaik.
Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan pitting edema. O : Edema pada pasien mulai hilang.
A : Masalah tertasi
P:-