Anda di halaman 1dari 11

I.

Identitas Asesi

Nama Asesi : Syahdina Anjela Yusal

Kelas : XII.3

NIS : 165231

Asesor : Masna Ainul, S.T

Tanggal Asesmen : 18 April 2019

II. TUJUAN :

1. Agar dapat memahami cara dan penggunaan prinsip ekstraksi padat cair metode
soxhletasi

2. Agar dapat mengetahui prosedur kerja dalam ekstraksi minyak kemiri

3. Agar dapat mengetahui rendemen minyak hasil ekstraksi padat-cair

4. Agar mengetahui neraca massa proses ekstraksi padat-cair

III. TEORI DASAR :

A.    Kemiri

Kemiri (aleuritas moluccana) adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai


sumber minyak dan rempah – rempah.Kemiri terutama ditanam untuk bijinya, yang setelah
diolah sering digunakan dalam masakan Indonesia. Kemiri memiliki kesamaan dalam rasa
dan tekstur dengan macadamia yang juga memeiliki kandungan minyak yang hampir sama.
Inti biji kemiri mengandung 60 – 66% minyak.Penanaman kemiri modern kebanyakan hanya
untuk memperoleh minyaknya. Dalam setiap penanaman masing – masing pohon akan
menghasilkan sekitar 30 – 80 kg kacang kemiri dan sekitar 15 – 20% dari berat tersebut
merupakan minyak yang didapat. Minyak kemiri terutama megandung
asam oleostearat.Minyak yang lekas mongering ini biasa digunakan untuk mengawetkan
kayu, sebagai pernis atau cat, melapisi kertas agar anti air. Bahan sabun, bahan campuran
isolasi, pengganti karet dan lain – lain.

Dalam penulisan lontar, bii  kemiri yang telah dibakar digunakan untuk menghitamkan
tulisan pada lebaran – lembaran lontar. Kemiri mempunyai sifat untuk mengatasi dan
mengobati peyakit diare, disentri,msakit perut, sembelit, demam, dan juga sariawan.
Manfaat kemiri disebabakan karena kandungan yang ada di dalamnya seperti sponin,
falvonoida, dan polifenol. Komponen tersebut merupakan komponen  yang baik bagi
manusia.  Terdapat kandungan gi di dalam kemiri seperti protein, lemak, dan
jugabkarbohidrat. Kandungannya yang penting di dalam kemiri adalah vitamin , asam
sulfate, serta foto sentrol yang bias membantu menghambat terjadinya pembentukan
kolesterol.

B.     Minyak

Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organikyang tidak larut atau bercampur
dengan air, tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang
dikenal awam, awam adalah terasa licin saat dipegang.

Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam, serta tidak larut pada air, larut dalam pelarut organik non –
polar, misalnya dietil eter( C2H5OC2H5), benzene dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya
sama.

Jadi minyak juga merupakan senyawa ester.Hasil hidrolisis minyak adalah asam
karboksilat dan gliserol.Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai
rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. Dalam pembentukan minyak, enzim
denaturase akan membantu memasukan ikatan rangkap pada posisi tertentu dirantai asam
lemak. Enzim akan terus bekerja berurutan hingga menghasilkan produk akhir yaitu minyak.

C.    Ekstraksi

 Pengertian Proses Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat ke dalam komponen – komponennya


berdasarkan perbedaan kelarutannya dengan mengguankan zat pelarut atau solven sebagai
pemisah atau “ separating agent” dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut
yang tidak bercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satunpelarut ke pelarut
yang lain.

Apabila komponen yang dipisahhkan berada dalam fase padat, maka proses tersebut
dinamakan pelindihan atau ”LEACHING”, sedangkan istilah “ EKSTRAKSI” umum dipakai
jika soluter berada dalam fase cair. Seringkali campuran bahan padat dan cair ( misalnya
bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanisn
atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur
secara sangat erat, peka terhadap  panas, beda sifat – sifat fisiknya terlalu kecil, atau
tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.

Berikut adalah istilah – istilah yang umumnya digunakan dalma proses ekstraksi   

Bahan ekstraksi          : campuran bahan yang akan diekstraksi

Pelarut        : cairan yang digunakan untuk melangsungkan ekstraksi Ekstrak


: bahan yang dipisahkan dari bahan ekstaksi ( hasil)

Larutan ekstrak           : pelarut setelah proses pengambilan ekstrak

Rafiant                        : bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya ( residu)

Ekstraktor                   : alat ekstraksi

Ekstraksi padat – cair  : ekstraksi dari bahan padat

Ekstraksi cair – cair     : ekstraksi dari bahan cair

 Penerapan Teknologi Ekstraksi

Penerapan teknologi ekstraksi diantaranya adalah dalam industri – industri berikut:

1. Dalam produksi bahan bakar pada industry nuklir, proses cairan – cairan coal tar.

2. Pemisahan hidrokarbon pada industry petrokimia

3.Pemisahan aromatik dari minyak bakar berbasis kerosin untuk meningkatkan kuallitas
pembakaran.

4.Pemisahan aromatik dari senyawa parifin atau nafta untuk meningkatkan karakter
viscositas suhu suatu minyak pelumas.

5.Pengambilan senyawa relative murni seperti benzena, toluene dan xylene dari reformat
yang dihasilkkan secara katalistis pada industri.

6. Produksi asam asetat anhidrat.

7. Ekstraksi fenol dari larutan coal tar

8. Permurnian penisilin
 Tahap Tahap Ekstraksi

1. Mencampur bahan ekstraksi dan pelarut dan membiarkannya saling berkontak. Dalam hal
ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan ekstraksi
dan pelarut. Dengan demikian terjadi ekstraksi yang sebenarnaya, yaitu pelarut ekstrak.

2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau
filtrasi.

3. Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarut, umumnya
dilakukan dengan menguapkan pelarut. Dalam hal – hal tertentu, larutn ekstrak dapat
langsung diolah lebih lanjut atau diolah setelah dipekatkan.

Dalam pelaksanaan proses ekstraksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:

·         Tipe persiapan sampel

·         Waktu ekstraksi

·         Kuantitas pelarut

·         Suhu pelarut

·         Tipe pelarut

 Penyiapan  Bahan  yang akan Diekstrak dan Pelarut

Di dalam pemilihan solven untuk operasi ekstraksi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu:

1.      Selektivitas solven

2.      Kemampuan tidak saling campur

3.      Kelarutan

4.      Densitas

5.      Titik didih

6.       Kemudahan pemungutan kembali solven

7.      Tegangan antarmuka

8.      Reaktivitas kimia
9.      Sifat – sifat lain.

 Macam – Macam Ekstraksi

1.      Ekstraksi cair – cair

Ekstraksi  cair – cair adalah proses ekstraksi  yang dilakukan untuk memisahkan larutan
( cair) dengan pelarut atau solven yang juga berupa cairan. Prinsip metode ekstraksi cair –
cair adalah berdasarkan pada perbedaan koefisien distribusi zat telarut dalam dua larutan
yang berbeda fasa dan tidak saling campur.Bila suatu zat terlarut terdistribusi diantara dua
larutan larutan yang tidak saling bercampur, berlaku hukum mengenai konsentrasi zat
terlarut dalam kedua fase kesetimbangan. Prinsip kerjanya adalah pemisahan berdasarkan
perbedaan kelarutan.contoh proses ekstraksi cairan adalah campuran aseton dan air
diekstraksi dengan metil isobuti keton dan masih bannyak lagi.

2.      Ekstraksi padat -  cair

Ekstraksi padat cair adalah proses ekstraksi yang dilakukan untuk memisahkan padatan
dengan pelarut yang juga berupa cairan. Ekstraksi padat cair disebut jugapengurasan
(leaching). Sebagai  contoh pembuatan ester( essence) untuk bau – bauan dalam
pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji
coklat dan yang dapat dilihat sehari – hari ialah pelarutan komponen – komponen kopi
dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.

Leaching dibagi menjadi dua yaitu,

1.      Percolation ( liquid added into solids)

Pelarut dikontakan dengan padatan melalui proses tunak ataupun tak tunak. Metode ini lebih
banyak digunakan untuk pemisahan campuran solid – liquid dimana jumlah padatan sangat
besar dibandingkan fase liquid.

2.      Dispersed solids ( solids added into liquid)

Pada metode ini,padatan dihancurkan terlebih dahulu menjadi pecahan kecil sebelum
dikontakan dengan pelarut. Metode ini  populer karena tingkat kemurnian hasil prosses
sehingga dapat menyeimbangi biaya operasi pemisahan yang tinggi.
IV. ALAT DAN BAHAN

A.   Alat

No ALAT SPESIIFIKASI JUMLAH

1. Labu alas bulat leher 2/3 500-1000 mL 1 buah

2. Hot plate stirer 350 W 1 buah

3. Kondensor leibiegh Standar 1 buah

4. Aparatus soxlate 500 mL 1 buah

5. Selang plastik Ukuran disesuaikan 2 buah

6. Pompa air 1 buah

7. Standar 1 buah

8. klem 2 buah

9. Gelas piala 250 mL 1 buah

10. Erlenmeyer 1 buah

11. Corong kaca 1 buah

12. Batang pengaduk 1 buah

13. Gelas ukur 250 mL 2 buah

14. Cutter 1 buah

15. Blender 1 buah

16. Neraca 1 buah

17. Cawan penguap 1 buah

B.    Bahan

No BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH

1. Kemiri Kemiri yang sudah dikupas -


2. Pelarut N-Heksan -

V. PROSEDUR KERJA

Pelaksanaan Ekstraksi

1.  Siapkan alat dan bahan

2.  Haluskan biji kemri

3.  Timbang massa kemiri 50 gram, bungkus kemiri dengan kertas saring dan

masukan ke dalam soxhlet.

4. Masukan batu didih ke dalam labu ekstraksi, masukan pelarut n – heksan

sebanyak200 ml

5. Merangkai alat ekstraksi

6.  Pastikan pending lancer

7.  Lakukan ekstraksi selama 2 jam setelah mendidih

8.  Setelah 2 jam rafinat dikeluarkan dan diperas

9.  Timbang rafinat terlebih dahulu, lakukan pengovenan selama 30 menit dengan

temperature suhu 80-850C

10.  Dinginkkan di desikator selama 15 menit

11.  Lakukan penimbangan rafinat

12.  Hasil ekstrak diukur dan dilakukan pemurnian dengan destilasi

Pelaksanaan Destilasi

1.      Masukan ekstrak ke dalam labu destilasi, tambahkan batu didih

2.      Susun rangkaian alat destilasi

3.      Lakukan destilasi ± 1 jam


4.      Setelah proses destilasi, pelarut n – heksan dimasukan kembali ke dalam botol
bekas n – heksan

5.      Minyak yang diperoleh diukur , masukan ke dalam cawan dan di ovenselama 30


menit dengan suhu 800C

6.      Diamkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang

7.      Lakukan pengovenan kembali hingga volume minyak kemiri konstan

8.      Lakukan perhitungan

VII.SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN DAN PRODUK

A. N- Heksana CH3(CH2)4CH3 / Pelarut yang digunakan

KARAKTERISTIK SYARAT
Bobot molekul 82,6 gr/mL

Warna Tidak berwarna ( bening)

Wujud Cair

Titik lebur -950C

Titik didih 690C ( pada tekanan 1 atm)

Densitas 0,6603 gr/mL (pada 200C)

B. Kemiri

KARAKTERISTIK SYARAT

FFA (%) 0,10 - 1.50

Bilangan iodine (g, 12/100g sampel) 136 -167

Bilangan penyabunan (mg KOH/g sampel) 184 202

Warna Normal

Densitas (gr / cm3) 0.9240 - 0,9290

Indeks bias 1,4730 - 1,4790

C. Minyak Kemiri

KARAKTERISTIK SYARAT

Bilangan penyabunan 188 - 202 (mg KOH / g sampel)

Bilangan asam 6,3 - 8,0

Bilangan iodine 136 - 167

Bilangan thiocynogen 97 - 107

Bilangan hidroksil Tidak ada

warna Kuning kecerahan - kuning pucat

VIII.Gambar Alat Ekstraksi


LAPORAN ASESMEN MANDIRI DAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

“EKSTRAKSI PADAT-CAIR DENGAN METODA SOKHLETASI”


OLEH

SYAHDINA ANJELA YUSAL


XII.3
NIS.165231

SMK-SMTI PADANG

2018-2019

Anda mungkin juga menyukai